PENDAHULUAN
1
1.2 Maksud dan Tujuan
2
Tabel tersebut juga menginformasikan bahwa rata-rata harga sapi potong
bakalan adalah sebesar Rp 7.800.000.- dan sapi siap potong sebesar Rp 9.480.000.-.
Berarti selama proses penggemukan ternak yang berkisar sekitar 3 bulan terdapat selisih
harga ternak sebesar Rp 1.680.000.- atau sebesar 55.87% dibanding dengan harga sapi
bakalan.
Di samping itu. nilai tambah yang dihasilkan dari usaha penggemukan ini
sebesar Rp 1.181.391.- per ekor. Dengan demikian. bila dibandingkan dengan harga sapi
bakalan. maka diperoleh rasio nilai tambah bruto per ekor sapi bakalan adalah sebesar
32.765 (Rp 1.148.396.- dibagi Rp 7.800.000.-).
Tabel 1. Struktur Biaya Usaha Penggemukan Ternak Sapi Potong di Jawa Barat
Tahun 2003.
No Uraian Persentase
1 Biaya pakan 25.35
2 Biaya obat-obatan 1.27
3 Pengeluaran bahan bakar dan pelumas 2.00
4 Keperluan kantor 0.13
5 Listrik yang digunakan dan dibangkitkan 1.23
6 Pengeluaran lain-lain 6.42
7 Jumlah biaya antara 36.39
8 Nilai tambah bruto 63.61
9 Nilai output 100.00
10 Rata-rata harga sapi bakalan (Rp) 7.800.000
11 Rata-rata output per ekor sapi bakalan (Rp) 1.805.511
12 Rata-rata harga sapi siap potong (Rp) 9.480.000
13 Selisih harga bakalan dan siap potong (Rp) 1.680.000
14 Rata-rata nilai tambah bruto per ekor (Rp) 1.148.396
15 Rasio nilai tambah terhadap harga sapi bakalan (Rp) 32.76
1.5 Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi saat ini antara lain:
3
1. Usaha ternak sapi potong (penggemukan) belum dapat dikelola secara
komersial. sebagai akibat masih sedikitnya skala kepemilikan ternak yang
dilatarbelakangi minimnya permodalan dan pemahaman manajerial usaha. serta
masih rendahnya inovasi/ input teknologi yang sampai ke tangan masyarakat;
2. Kader usaha peternakan (khususnya yang berasal dari kalangan generasi muda)
masih terbatas. baik secara kuantitas maupun kualitas;
3. Rantai tata niaga ternak sapi saat ini masih menempatkan pedagang pengumpul
ternak sebagai penentu harga. Hal ini menyebabkan rendahnya posisi tawar
bargaining position) peternak ternak sebagai pemilik barang;
4. Di tingkat peternakan rakyat. penggunaan konsentrat (pakan penguat) sebagai
pakan tambahan guna mengoptimalkan/ memacu pertambahan bobot badan
ternak persatuan waktu pada usaha penggemukan ternak. masih menjadi
permasalahan sebagai akibat masih bersaing dengan upaya untuk mencukupi
kebutuhan hidup sehari-hari. Sehingga diperlukan upaya-upaya untuk
menghasilkan pakan konsentrat yang harganya relatif terjangkau namun dengan
kualitas nutrisi yang cukup baik.
4
BAB II
PENGORGANISASIAN USAHA
2.1 Organisasi
Nama Organisasi : Mandiri
Bentuk Usaha : Kelompok Tani Ternak
Alamat Usaha : Dusun Limusnunggal Desa Bangunjaya Kecamatan
Langkaplancar Kabupaten Ciamis
5
2.4 Pembinaan Agribisnis Kelompok
Pembinaan penggemukan sapi potong inj akan dilaksanakan bekerja sama
dengan Dinas Peternakan Kabupaten Ciamis sebagai institusi yang membidangi
peternakan di Kabupaten Ciamis.
6
BAB III
RENCANA USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG
Peralatan yang dibutuhkan meliputi peralatan untuk sanitasi kanda ng, alat untuk
menyiapkan pakan ternak, alat untuk membersihkan ternak dan alat kesehatan
ternak.
7
Jumlah ternak yang dipelihara dalam penggemukan ini sebanyak 30 ekor sapi PO
dan persilangannya. Usia sapi bakalan sekitar 1,5 – 2 tahun dengan berat kurang
lebih 250 kg.
5. Pembuatan kontrak pemasaran dan suplier sapronak.
Untuk menjamin penjualan ternak dengan harga yang menguntungkan dilakukan
kontrak pemasaran dengan pedagang pengumpul atau rumah potong hewan.
Pengadaan sapronak terutama konsentrat dibuat komitmen ketersediaan dan harga
dengan supplayer.
Kegiatan produksi
1. Kegiatan produksi yang utama adalah penggemukan sapi potong. Lama
produksi/penggemukan adalah 4 bulan; Penggemukan sapi dilakukan secara
intensif dalam kandang individual untuk memudahkan pemeliharaan dan memantau
perkembangan ternak. Kegiatan produksi menggunakan system all in all out dimana
semua sapi bakalan mulai dipelihara dalam waktu yang sama juga semua ternak
dijual dalam waktu yang sama.
2. Pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik. Hasil yang dijual berupa pupuk
organik sesuai standar dalam kemasan.
8
BAB IV
ASPEK FINANSIAL DAN PEMASARAN SAPI POTONG
Investasi
600.000,0
1 Pembuatan kandang 112,5 m2 67.500.000,00
0
Pembuatan kebun 500,0
2 10000 m2 5.000.000,00
hijauan makanan ternak 0
Pengadaan peralatan
3 1 paket 2.000.000,00 2.000.000,00
kandang
Pembuatan bangunan
pengolah pupuk organik
4 24 m2 600.000,00 14.400.000,00
dan gudang
pakan/peralatan
Jumlah Investasi 88.900.000,00
Modal Kerja
1 Pembelian bibit ternak 30 ekor 7.800.000.00 234.000.000,00
2 Pengadaan konsentrat 14400 kg 2.000.00 28.800.000,00
Pengadaan obat-obatan
3 1 paket 4.000.000.00 4.000.000,00
ternak
4 Biaya tenaga kerja 600 HOK 25.000.00 15.000.000,00
Biaya penguatan
5 1 Paket 5.000.000.00 5.000.000,00
kelembagaan
286.800.000,00
Jumlah 375.700.000,00
9
Penjualan
No Uraian Volume Satuan Harga Jumlah
1 Penjualan Ternak 30 Ekor 10.380.000.00 311.400.000,00
2 Penjualan Puluk kompos 2000 Kg 2.000.00 4.000.000,00
Jumlah 315.400.000,00
Biaya Produksi
1 Pengadaan bibit ternak 30 ekor 7.000.000,00 210.000.000,00
2 Tenaga Kerja 600 HOK 25.000,00 15.000.000,00
3 Konsentrat 14400 kg 2.000,00 28.800.000,00
4 Obat-obatan 1 paket 4.000.000,00 4.000.000,00
5 Penyusutan kandang 1 paket 2.250.000,00 2.250.000,00
6 Penyusutan alat-alat 1 paket 333.333,33 333.333.33
7 Pemeliharaan HMT 1 paket 1.000.000,00 1.000.000,00
Jumlah 261.383.333.33
LABA RUGI 54,016,666.67
ANALISIS USAHA
1 Return On Investment 20,67% per 4 bulan Rata-rata 5,17% per bulan
2 Break Event Point 0,83 periode atau 3 bulan 10 hari
290,43 kg bobot hidup
Pay Back Periode 6,96 periode dibulatkan 7 periode x 4 bulan = 28 bulan
2. Parameter Teknis
Berat awal bakalan rata-rata 250 kg per ekor;
Berat akhir rata-rata 346 kg per ekor;
Pertambahan bobot badan 0.8 kg per ekor per hari;
Lama pemeliharaan 4 bulan atau 120 hari;
Pemberian konsentrat per ekor per hari = 4 kg
Pemberian hijauan makanan ternak per ekor per hari = 20 kg;
Air minum diberikan secara adibitum (senantiasa tersedia);
Harga bobot hidup sapi bakalan Rp 31.000,00 per kg;
Harga bobot hidup sapi setelah penggemukan Rp 30.000,00 per kg;
Kotoran sapi diasumsikan 80% dimanfaatkan untuk diolah menjadi
pupuk organik.
4.2 Aspek Pemasaran
Pemasaran sapi potong hasil penggemukan akan memperhatikan kebutuhan
lokal pasar Kabupaten Ciamis sebanyak 9.000 ekor per tahun. Dalam kegiatan
pemasaran sapi potong ini nantinya akan bekerjasama dengan para pedagang besar atau
10
petunjuk dari Dinas Peternakan. Sedangkan untuk pemasaran pupuk organik
diupayakan untuk mendukung program peternakan yang ramah lingkungan.
11
BAB V
PENUTUP
Demikian proposal singkat ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi para
pemangku kebijakan. Secara khusus proposal ini dibuat dalam rangka ikut serta
berperan aktif dalam mensukseskan pencapaian salah tujuan pemerintah dalam program
swasembada daging sapi tahun 2014 melalui kegiatan Sarjana Membangun Desa
(SMD). Mudahan-mudahan segala harapan kami untuk mendapatkan bantuan dapat
dikabulkan.
12