Penghambat Kanal Ca2
Penghambat Kanal Ca2
PENDAHULUAN
sekelompok obat yang bekerja dengan menghambat masuknya ion Ca2+ melewati
slow channel yang terdapat pada membrane sel (sarkoolema). Obat ini pertama
kali dilaporkan mempunyai efek kronotropik dan inotropik negatif oleh Hass &
Hartfelder yang terjadi karena terhambatnya arus masuk ion Ca2+ ke dalam sel
jantung.
3. Benzotiazepin : diltiazem
II. FARMAKODINAMIK
Pada otot jantung dan otot polos vaskular, ion Ca2+ terutama berperan dalam
meningkatkan kontraksi. Masuknya ion Ca2+ dari ruang ekstrasel ke dalam ruang
intrasel dipacu oleh perbedaan kadar (kadar Ca2+ ekstrasel 10.000 kali lebih tinggi
daripada kadar Ca2+ intrasel sewaktu diastol) dan karena ruang intrasel bermuatan
negatif. Pada otot jantung mamalia, masuknya Ca2+ meningkatkan kadar Ca2+
sitosol dan mencetuskan pelepasan Ca2+ dalam jumlah cukup banyak dari depot
intrasel (reticulum sarkoplasmik) sehingga aparat kontraktil (sarkomer) bekerja.
Masuknya Ca2+ terutama beralngsung lewat slow channel. Slow channel berbeda
dengan fast Na channel yang melewatkan ion Na+ dari ruang ekstrasel menuju
ruang intrasel dan dihambat oleh tetrodoksin. Kanal Ca2+ tidak dihambat oleh
tetrodoksin.
Secara umum ada 2 jenis kanal Ca2+. Pertama voltage-sensitive (VSC) atau
potential-dependent calcium channels (PDC). Kanal Ca2+ jenis ini akan membuka
(ROC) yang membuka bila suatu agonis menempati reseptor dalam kompleks
Selain kanal Ca2+ di atas, pengaturan kontraksi otot polos vascular dan
peristiwa yang terjadi tanpa depolarisasi membran ini, terjadi pelepasan inositol
depot intraselular akan memacu masuknya Ca2+ lebih lanjut dari ruang ekstrasel.
Pada otot jantung dan vascular, masuknya Ca2+ lewat kanal lambat dan
sebaliknya otot rangka relatif tidak memerlukan Ca2+ ekstrasel karena sistem
kanal Ca2+, tetapi otot rangka tidak. Atas dasar perbedaan konduktansi dan
Pada jantung dan otot polos jenis yang dominan adalah subtype-L.
Penghambat kanal Ca2+ mempunyai reseptor pada membran sel, dimana reseptor
terjadi relaksasi otot polos vascular, menurunnya kontraksi otot jantung dan
Ca2+ menyebabkan relaksasi otot polos arterial, tetapi efek hambatan ini kurang
preload. Ketiga penghambat kanal Ca2+ mempunyai efek yang berbeda terhadap
fisiologi kanal Ca2+. Verapamil dan diltiazem terikat pada protein kanal terutama
dependent, hal ini menerangkan efek yang kuat kedua obat ini terhadap sel system
konduksi jantung.
cara 1) dilatasi koroner, 2) penurunan tekanan darah dan denyut jantung yang
relaksasi terhadap otot polos vascular yang jelas pada dosis rendah, maka di
karena waktu paruh yang panjang sehingga kadar puncak dan kadar lembah otot
menjadi rendah.’
III. FARMAKOKINETIK
pertama dalam hati. Efek obat tampak setelah 30-60 menit pemberiaan, kecuali
pada derivat yang mempunyai waktu paruh panjang seperti amlodipin, isradipin,
Pemberiaan nifedipin kerja singkat karena mula kerja yang cepat dapat
sebagian besar terikat pada protein plasma (70%-98%) dengan waktu paruh
eliminasi 13-64 jam. Metabolit utama diltiazem adalah desasetil diltiazem yang
Pada pasien sirosis hepatis dan orang tua, sirosis obat perlu dikurangi.
Waktu paruh penghambat kanal Ca2+ mungkin memanjang pada usia lanjut.
IV. INDIKASI
1. Angina Varian
digunakan.
verapamil dan diltiazem karena efek vasodilatasi perifer dan reflex takikardi
yang lebih kecil. Untuk mengurangi kemungkinan ini dapat diberikan
Obat yang biasa digunakan untuk pengobatan angina tidak stabil adalah
nitrat organik, β-bloker, heparin dan aspirin. Penghambat kanal Ca2+ dapat
4. Penggunaan lain
Terapi Kombinasi
Bila efek antiangina nitrat organic atau β-blocker kurang memadai, maka
blocker.
V. EFEK SAMPING
mual, muntah, edema perifer, batuk, edema paru, dan sebagainya. Verapamil lebih
rash, somnolen dan kenaikkan enzim hati. Dihidropiridin karena efek hipotensi
berat dan penurunan perfusi koroner atau reflex simpatis dapat menimbulkan
blok dan depresi berat fungsi ventrikel. Penghambat kanal Ca2+ dapat
meningkatkan kadar digoksin plasma dan verapamil tidak boleh digunakan untuk
berat.