Dokumen - Tips - Abses Submandibula 55bd17c368298
Dokumen - Tips - Abses Submandibula 55bd17c368298
Pendahuluan
Abses submandibula merupakan salah satu bentuk abses leher dalam. Nyeri tenggorok dan
demam yang disertai dengan terbatasnya gerakan membuka mulut dan leher, harus dicurigai
kemungkinan disebabkan oleh abses leher dalam. Abses leher dalam terbentuk di dalam ruang
potensial di antara fasia leher dalam sebagai akibat penjalaran infeksi dari berbagai sumber,
seperti gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga tengah, dan leher. Gejala dan tanda klinik
biasanya berupa nyeri dan pembengkakan di ruang leher dalam yang terlibat. Kebanyakan
kuman penyebab adalah golongan Streptococcus, Staphylococcus, kuman anaerob Bacteriodes
atau kuman campuran. Abses leher dalam dapat berupa abses peritonsil, abses retrofaring, abses
submandibulla, dan ludovici (Ludwig’s Angina).(1)
Abses Submandibula 1
ANATOMI
Pengetahuan tentang ruang-ruang dileher dan hubunganya dengan fasia penting untuk
mendiagnosis dan mengobati infeksi pada leher. Ruang yang dibentuk oleh berbagai fasia pada
leher ini adalah merupakan area yang berpotensi untuk terjadinya infeksi. Invasi dari bakteri
akan menghasilkan selulitis atau abses, dan menyebar melalui berbagai jalan termasuk melalui
saluran limfe.(2)
1. Di bawah hyoid:
Carotid Sheath
Ruang Pretrakeal
Ruang Retroviseral
Ruang Viseral
Ruang prevertebral.
2. Di atas hyoid:
Ruang submandibula
Ruang submaxilla
Ruang masticator
Ruang parotid
3. Area perifaring:
Ruang retrofaring
Ruang parafaring (lateral Pharyngeal)
Ruang submandibula
4. Area intrafaring:
Ruang paratonsil
Abses paling sering mengenai ruang retrofaring, ruang parafaring (lateral pharyngeal),
dan ruang submandibula.(3)
Abses Submandibula 2
Otot milohioid yang memisahkan ruang sublingual dan submental.
Ruang submndibula terletak diantara mukosa dasar mulut (sebagai batas superior) dan lapisan
superficial pada fasia servikalis bagian dalam ( sebagai batas inferior). Di bagian inferiornya
dibentuk oleh otot digastrikus. Batas lateralnya berupa kulit, otot platysma, dan korpus
Abses Submandibula 3
mandibula. Sedangkan dibagian medialnya berbatasan dengan hyoglosus dan milohioid. Di
bagian anteriornya, ruang ini berbatasan dengan otot digastrikus anterior dan milohioid. Bagian
posteriornya berbatasan dengan ligamentum submandibula dan otot digastrikus posteriornya.
(2,3,4,5,6,7)
Ruang submandibula merupakan ruang di atas hyoid yang terdiri dari ruang sublingual dan ruang
submaksila. Ruang sublingual dipisahkan dari ruang submaksila oleh otot milohioid. Ruang
submaksila selanjutnya dibagi atas ruang submental dan ruang submaksila (lateral) oleh otot
digastrikus anterior tetapi kedua ruang ini berhubungan secara bebas. Namun ada pembagian lain
yang tidak menyertakan ruang sublingual kedalam ruang submandibula, dan membagi ruang
submandibula atas ruang submental dan ruang submaksila saja.(1,4,6)
Ruang sublingual mengandung kelenjar sublingual, duktus Wharton, dan saraf hipoglosal. Ruang
ini terletak dia atas otot milohioid tetapi masih dianterior lidah, dan dilateral otot intrinsic lidah
Abses Submandibula 4
(genioglosus dan geniohioid) dan superior dan medial dengan otot milohioid. Dibagian
anteriornya, berbatasan dengan sepanjang genu mandibula dan bagian posteriornya berhubungan
bebas dengan ruang submaksila.(4,6,8)
Ruang submaksila berada di bawah otot milohioid, dan mengandung kelenjar submandibula dan
kelenjar getah bening. Ruang submksila ini berhubungan bebas dengan ruang sublingual
sepanjang tepi posterior otot milohioid. Kelenjar submandibula terletak diantara kedua ruang
tersebut.(2,4)
Ruang submental merupakan ruang yang terbentuk segitiga yang terletak di garis tengah dibawah
mandibula dimana batas superior dan lateralnya dibatasi bagian anterior otot digastricus. Dasar
pada ruangan ini adalah otot milohyoid sedangkan atapnya adalah kulit, facia superficial, otot
platysma. Ruang submental mengandung beberapa nodus limfe dan jaringan lemak fibrous.(2)
ETIOLOGI
Kebanyakan abses disebabkan oleh banyak mikroba, sebagai contoh mereka mengandung
flora campuran, dan dalam studi didapatkan ada lebih dari 5 spesies yang dapat di isolasi dari
satu kasus. (6)
Pada ruang submandibula, infeksi dapat bersumber dari gigi, dasar mulut, faring, tonsil,
sinus, dan kelenjar liur atau kelenjar limfe submandibula. Mungkin juga sebagian kelanjutan
infeksi ruang leher dalam lainnya. Kuman penyebab biasanya campuran kuman aerob dan
anaerob. (1,5)
Proliferasi bakteri dan invasi bakteri melalui organ enamel menyebabkan nekrosis tulang
di sekeliling akar gigi. Biasanya ini terjadi pasien yang sedang menjalani pengobatan gigi dan
drainase abses akar gigi. Jika absen akar gigi tidak di drainase dan tidak diperiksa, infeksi dapat
menyebar dengan abses ke bagian leher dan mediastinum. Infeksi kebanyakan menyebar dari
gigi mandibula. Dan di beberapa kasus dari luka mukosa mulut. Abses dapat juga disebabkan
oleh trauma,tonsilitis lidah atau penyakit kelenjar ludah. Infeksi dapat menyebar keruang leher
dalam, ke ruang submandibula, ruang parafaring dan ruang retrofaring. Ruang prevertebral dapat
juga terlibat. Infeksi ruang leher dalam dapat menyebabkan komplikasi berbeda yang dapat
menganca nyawa seperti obstruksi saluran nafas atas dan mediastinitis. Dan ketika ketiga ruang
Abses Submandibula 5
submandibula (bilateral submandibula dan ruang sublingual) terinfeksi maka disebut dengan
Ludwig’s angina. (9)
PATOGENESA
Berawal dari etiologi diatas seperti infesi gigi. Nekrosis pulpa karena karies dalam yang
tidak terawat dan periodontal pocket dalam merupakan jalan bakteri untuk mencapai jaringan
periapikal. Karena jumlah bakteri yang banyak, maka infeksi yang terjadi akan menyebar ke
tulang spongiosa sampai tulang cortical. Jika tulang ini tipis, maka infeksi akan menembus dan
masuk ke jaringan lunak. Penyebaran infeksi ini tergantung dari daya tahan jaringan dan tubuh.
Keterangan :
a. Abses submukosa.
b. Abses bukal
c. Abses submandibula
d. Abses perimandibula
e. Abses subkutan
f. Sinusitis maksilaris.
GEJALA KLINIS
Nyeri
Bengkak
Eritema pada jaringan
Trismus
Demam
Terasa nyeri
Panas
Kurang dari 2 minggu
Berkembang sangat cepat
Disertai sakit gigi atau terlihat karies gigi (9)
Gejala klinis abses submandibula meliputi demam tinggi, nyeri leher disertai pembengkakan di
bawah mandibula dan atau di bawah lidah, mungkin berfluktuasi. Dapat juga terjadi sakit pada
dasr mulut, trismus, indurasi submandibula dan kulit di bawah dagu eritema dan oedem. (1,9)
DIAGNOSIS
a. Anamnesis
Sesuai etiologi yang paling sering mengakibatkan abses submandibula, dari anamnesis di
dapatkan adanya riwayat sakit gigi, mengorek atau mencabut gigi atau adanya riwayat
higiene gigi yang buruk. Dari anamnesis juga didapatkan gejala berupa sakit pada dasar
mulut dan sukar membuka mulut. (1,5,9)
Abses Submandibula 7
b. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan tanda vital biasa ditemukan demam. Selain itu juga ditemukan adanya
pembengkakan di bawah dagu. Bila di palpasi, akan terasa kenyal dan terdapat pus. (1,9,10)
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dapat berupa CT scan. CT scan merupakan
pencitraan pilihan yang dipakai untuk infeksi leher dalam karena dapat mengetahui
lokalisasi kumpulan abses yang tidak dapat diperiksa. CT scan menunjukkan lokasi,
batas-batas, dan hubungan infeksi ke struktur neurovascular sekitarnya. Pada CT scan
abses terlihat sebagai lesi densitas rendah, ataupun gambaran air fluid level. Selain itu
foto panoramik rahang juga dapat membantu untuk menentukan tempat fokal infeksinya.
(4,12)
Abses Submandibula 8
Dapat juga dilakukan kultur darah bila terjadi sepsis dan kultur abses untuk pengobatan
yang tepat terhadap kuman penyebab. (4)
PENATALAKSANAAN
Antibiotik dosis tinggi terhadap kuman aerob dan anaerob harus diberikan secara
parenteral. Abses submandibula sering disebabkan oleh infeksi gigi dan paling sering
Abses Submandibula 9
menyebabkan trismus. Maka sesegera mungkin setelah trismus hilang, sebaiknya pengobatan
terhadap penyebab segera dilakukan.
Abses Submandibula 10
Evakuasi abses dapat dilakukan dalam anastesi lokal untuk abses yang dangkal dan
terlokalisasi atau eksplorasi dalam narkosis bila letak abses dalam dan luas.
Insisi dibuat pada tempat yang paling berfluktuasi atau setinggi os hyoid, tergantung letak
dan luas abses.
Pasien dirawat inap sampai 1-2 hari gejala dan tanda infeksi reda.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi adalah Ludwig’s angina. Ludwig’s angina adalah infeksi
berat yang melibatkan dasar mulut, ruang submental, dan ruang submandibula. Penyebab dari
Ludwig’s angina ini pun bisa karena infeksi lokal dari mulut, karies gigi, terutama gigi molar dan
premolar, tonsilitis, dan karena trauma ekstraksi gigi. Dapat juga disebabkan oleh kuman aerob
maupun anaerob.(5,13)
Abses Submandibula 11
Ludwig’s angina merupakan peradangan selulitis atau flegmon dari bagian superior ruang
suprahioid. Ruang potensial ini berada antara otot-otot yang melekatkan lidah pada tulang hioid
dan otot milohioideus. Peradangan ruang ini menyebabkan kekerasan yang berlebihan pada
jaringan dasar mulut dan mendorong lidah ke atas dan ke belakang. Dengan demikian dapat
menyebabkan obstruksi jalan nafas secara potensial.(14)
Gejalanya sangat cepat. Dapat menyebabkan trismus, disfagia, leher membengkak secara
bilateral berwarna kecoklatan. Dan pada perabaan akan terasa keras. Yang paling berakibat fatal
adalah Ludwig’s angina tersebut dapat menyebabkan lidah terdorong ke atas dan belakang
sehingga menimbulkan sesak nafas dan asfiksia karena sumbatan jalan nafas yang kemudian
dapat menyebabkan kematian.(2,4,5,13,14)
PENCEGAHAN
Pencegahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan gigi ke dokter secara rutin dan teratur,
penanganan infeksi gigi dan mulut yang tepat dapat mencegah kondisi yang akan meningkatkan
terjadinya Ludwig’s angina.(2)
Abses Submandibula 12
PROGNOSIS
Pasien dengan infeksi leher dalam yang diobati dapat sembuh sempurna bila infeksi
ditangani dengan baik dan tepat waktu. Pasien yang mendapat pengobatan yang terlambat dapat
mengakibatkan terjadinya komplikasi dan penyembuhan yang lama. Sekali infeksi leher dalam
ditangani secara sempurna, maka tidak ada kecenderungan untuk kambuh lagi.(4)
Abses Submandibula 13
KESIMPULAN
Abses submandibula adalah abses yang berlokasi pada ruang submandibula. Biasanya
disebabkan oleh infeksi yang dapat bersumber dari gigi, dasar mulut, faring, tonsil, sinus, dan
kelenjar liur atau kelenjar limfa submandibula. Mungkin juga sebagian kelanjutan infeksi ruang
leher dalam lainnya. Kuman penyebab biasanya campuran kuman aerob dan anaerob. Gejala
klinis abses submandibula meliputi demam tinggi, nyeri leher disertai pembengkakan di bawah
mandibula dan atau di bawah lidah, mungkin berfluktuasi. Dapat juga terjadi sakit pada dasar
mulut, trismus, indurasi submandibula dan kulit di bawah dagu eritema dan oedem. Pada
pengobatan dapat diberikan antibiotik dosis tinggi dan dapat juga dilakukan insisi dan drainase
abses sesegera mungkin agar tidak terjadi komplikasi. Prognosis umumnya baik bila ditangani
secara tepat dan cepat.
Abses Submandibula 14
DAFTAR PUSTAKA
1. Fachruddin, D. Abses Leher Dalam. In: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J eds.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi ke-6.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007. Hal 229
2. Ludwig’s Angina. Available in: http:/dilamhealth.blogspot.com/2010/03/angina-
ludwig.html
3. Hibbert J. Laryngology and Head and Neck Surgery. Oxford: Butterworth-Heinemann.
1997. Page 5,16,17
4. Murray AD, Marcincuk MC. Deep Neck Infection. Available in:
http:/emedicine.medscape.com./article/837048-overview
5. Lee KJ. Essential Otolaryngology. Head and Neck Surgery. New York: McGraw-Hill.
2003. Page 422-432
6. Bailey BJ, Johnson JT, Newlands SD. Head and Neck Surgery-Otolaryngology. 4th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2006. Page 668-680
7. Ruckenstein MJ. Comprehensive Review of Otolaryngology. Philadelphia: Saunders.
2004. Page 178-179
8. Cummings CW, Robbins KT. Otolaryngology Head and Neck Surgery. 4th Ed.
Pennsylvania: Elsevier Mosby. 2005. Page 64-67
9. Anniko M, Sprekelsen Mb, Bonkowsky V, dkk. Otorhinology Head and Neck Surgery.
New York: Springer. Page 414-415. Available in:
http://books.google.co.id/books?id=13fPEPZQqoQC&pg=PA414&dq=submandibular+s
pace+abcess,+otorhinolaryngology&hl=id&ei=I1ttTJ7FGou4vgOqvJC3DQ&sa=X&oi=b
ook_result&ctbook-
thumbnail&resnumb=1nfed=0CCjQ6wEwAA#v=onepage&q=submandibular%20space
%20abscess%2c%20otorhinolaryngology&f=false
10. Mansjoer A, Trianti K, Savitri R, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Ed 3. Jakarta: Penerbit
Media Aesculapius. 2001. Page 149-150
11. Dental Health International Netherland. Available in: http.//www.dhin.nl/boh_part4.htm
12. Treatment. Available in:
http.//www.ebmedicine.net/topics.thp?pactionshowtopicseg&topics_id=32&seg_id=577
Abses Submandibula 15
13. Ballenger JJ. Disease of Nose, Throat and Ear. 12th Ed. Philadelphia: Lea & Febiger;
1980. Page 280-290
14. Adams JL, Boies LR, Higler PA. Boeis Buku Ajar Penyakit THT. Ed 6. Jakarta: EGC;
2007. Page 345-346
Abses Submandibula 16
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMU PENYAKIT TELINGA,HIDUNG,TENGGOROK BEDAH KEPALA
LEHER
RSU DR.PIRNGADI
I. ANAMNESA PRIBADI
Nama : Sherty ardina
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswi
Suku : Minang
Agama : Islam
Alamat : Jln. Kapten muslim solo tengah 190 Medan
II.ANAMNESA PENYAKIT
Abses Submandibula 17
RPT : tidak ada
RPO : tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Abses Submandibula 18
Pendengaran : Normal Normal
Tinnitus : (-) (-)
Mengunyah sakit : (-) (-)
ANAMNESA PENYAKIT : Asma : (-), Alergi hidung : (-), Kulit gatal : (-), Migren: (-)
ANAMNESA UMUM : Demam : (+), Batuk : (-), Pilek : (-), Sering minum obat : (-)
a) Status Present
b) PEMERIKSAAN UMUM
Kepala
Abses Submandibula 19
Mata : RC +/+, pupil isokor, Conj.palp.inf anemis (-).Sclera ikterik(-)
c) STATUS LOKALISATA
Abses Submandibula 20
Luas : Normal Normal
Benjolan : (-) (-)
Cairan : (-) (-)
Encer : (-) (-)
Nanah : (-) (-)
Darah : (-) (-)
Serumen : (-) (-)
Granulasi : (-) (-)
Polip : (-) (-)
Fistel : (-) (-)
Tumor : (-) (-)
Nyeri Tekan : (-) (-)
Hiperemis : (-) (-)
Membran Tympani
Abses Submandibula 21
2. HIDUNG
Bentuk : Normal
Luka : (-)
Cairan : (-)
Krusta : (-)
Bisul : (-)
Fraktur : (-)
Kavum nasi
Secret : (-) (-)
Selaput lendir
Warna : biasa biasa
Permukaan : Licin Licin
Konka inferior : Normal Normal
Konka media : SDN SDN
Konka superior : SDN SDN
Septum Nasi
Deviasi : (-) (-)
Abses : (-) (-)
Krusta : (-) (-)
Cairan
Darah : (-) (-)
Nanah : (-) (-)
Rhinoskopi Posterior
Abses Submandibula 22
Tuba eustachius : Tidak dilakukan pemeriksaan
Fosa roascrunuller : Tidak dilakukan pemeriksaan
Adenoid : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tumor : Tidak dilakukan pemeriksaan
Sinus Paranasal
MULUT
Bibir
Bentuk :Normal
Luka : (-)
Gigi
Caries : (+)
Lidah
Bentuk : Normal
Selaput : (-)
Luka : (-)
Pallatum molle
Bentuk : SDN
Warna : SDN
Uvula : SDN
Gerakan : SDN
Faring
Abses Submandibula 23
Selaput lendir : SDN
Luka : SDN
Selaput : SDN
Tonjolan : SDN
Tonsil
Permukaan : SDN
Besar : SDN
Selaput : SDN
Sikatrik : SDN
Plika anterior : SDN
Perlengketan : SDN
Kripta : SDN
Lakuna : SDN
Laringoskopi Indirek :Tidak dilakukan Pemeriksaan
Plika vokalis
Bentuk : Tidak dilakukan Pemeriksaan
Warna : Tidak dilakukan Pemeriksaan
Luka : Tidak dilakukan Pemeriksaan
Beslag : Tidak dilakukan Pemeriksaan
Gerakan : Tidak dilakukan Pemeriksaan
Tumor : Tidak dilakukan Pemeriksaan
Corpus alienum: Tidak dilakukan Pemeriksaan
Sinus piriformis : Tidak dilakukan Pemeriksaan
Trakea : Tidak dilakukan Pemeriksaan
IV. LABORATORIUM :
Abses Submandibula 24
DARAH RUTIN
HB : 14,11 g/dl
Leukosit : 14110/mm3
Ht : 42,7%
Trombosit : 412.000/mm3
LED : 68 mm/jam
KGD Ad Random : 126 mg/dl
LFT
SGOT : 17 U/I
SGPT : 21 U/I
RFT
Ureum : 48 mg/dl
Creatinin : 0,36 mg/dl
Elektolit
Natrium : 132 mmol/dl
Kalium : 4,3 mmol/dl
Chlorida : 110 mmol/dl
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada tanggal 27 agustus 2012 dilakukan Foto Colli, dengan hasil sebagai berikut :
Pada tanggal 27 agustus 2012 dilakukan foto thoraks, dengan hasil sebagai berikut :
Cor dan paru dalam batas normal.
VI. KESIMPULAN
Telah datang seorang pasien Perempuan, 25 tahun dengan keluhan
utama Bengkak dibawah dagu sejak 3 hari yang lalu. Hal ini telah dialami
pasien sejak ± 11 hari yang lalu. Awalnya os menderita sakit gigi kemudian tiba-
tiba bengkak pada daerah dibawah dagu kemudian bengkak tersebut di rasakan
semakin membesar, bengkak dan nyeri. Kemudian mengoleskan daerah yang
bengkak dengan Gentian Violet. Nyeri tenggorokan (+), sakit menelan (+)
dialami OS sejak 11 hari yang lalu.Demam(+) dialami OS sejak 11 hari yang
lalu. Sukar membuka mulut dialami OS sejak 10 hari yang lalu.Riwayat sakit gigi
(+) dialami sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.Batuk (-), Pilek (-).
Abses Submandibula 25
Karena nyeri semakin memberat maka OS memutuskan untuk berobat ke
RSUPM
VII.DIAGNOSA BANDING
VIII.DIAGNOSA SEMENTARA
IX. TERAPI
IVFD RL 20 gtt/i
Abses Submandibula 26
FOLLOW UP
Abses Submandibula 27
Abses Submandibula 28