TUNJAUAN KASUS
Asuhan Keperawatan Pada Nn. A Dengan Orif Tibia
di Ruang Instalasi Bedah
Rumah Sakit William Booth Surabaya
3.1.2Keluhan Utama :
Pre Operatif : cemas
Intra Operatif : hipotermi
Post Operatif : nyeri
20
pasien bengkak dan jalannya pincang juga terasa sakit. Karena hal itu,
pasien melakukan konsultasi ke RSWB, oleh dokter disarankan untuk
dilakuakan tindakan bedah, pasien menyetujui dilakukan tindakan bedah
pada tanggal 03 Desember 2016, jam 10.00 WIB.
Saat dilakukan pengkajian sebelum operasi, pasien mengatakan
cemas karena sebelumnya tidak pernah menjalani operasi. Pukul 11.00
Wib, pasien dilakukan SAB, pukul 11.30 WIB, pasien dilakukan tindakan
pembedahan. Saat proses tindakan bedah, pasien menggigil terus menerus.
Pukul 14.00 WIB, tindakan operasi selesai dan pasien dibawa kerecovery
room, saat diRR, pasien mengeluh lelah karena selama operasi tidur terus,
pasien juga mengeluh nyeri pada luka pasca operasi. Pukul 15.00 WIB,
karena kondisi pasien telah stabil akhirny pasien dipindahkan keruang
inap.
3.1.4 Riwayat Penyakit Masa Lalu :
3.1.4.1 Pernah Dirawat
Pasien mengatakan pernah dirawat sebelumnya di RSUD Salatiga saat
kecelakaan yang dialaminya terjadi.
3.1.4.2 Riwayat Penyakit Kronik dan Menular
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat DM, HIV/AIDS, kanker,
Hipertensi, asma, Jantung dan Paru-paru.
3.1.4.3 Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan, obat,
ataupun obat.
3.1.4.4 Riwayat Operasi
Pasien mengatakan bahwa ini pertama kalinya pasien menjalani tidakan
operasi.
21
23
th
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-Laki
: Orang Terdekat Pasien
: Pasien
: Orang Yang Tinggal Serumah Dengan Pasien
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Batuk tidak ada tidak ada tidak ada
Ekspansi paru Simetris, Simetris, Simetris,
RR:15x/mnt RR:11x/mnt RR:14x/mnt
Irama napas teratur teratur teratur
Suara napas vesikuler vesikuler vesikuler
Alat bantu nafas pasien tidak Pasien memakai pasien tidak
menggunakan alat nasal kanul 2 lpm menggunakan alat
bantu napas bantu napas
22
Deviasi trakea - - -
Pernapasan cuping Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
hidung pernapasan pernapasan pernapasan cuping
cuping hidung cuping hidung hidung
Masalah tidak ada masalah tidak ada masalah tidak ada masalah
Keperawatan keperawatan keperawatan keperawatan
3.2.2 B2 (Blood)
Pre Intra Post
Keluhan nyeri dada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Irama jantung reguler reguler reguler
S1/S2 : tunggal Tidak ada suara - -
tambahan
Bunyi jantung Normal (lub-dub) Normal (lub-dub) Normal (lub-dub)
Palpitasi Tidak Tidak Tidak
Edema Tidak Tidak Tidak
CRT 1 detik 1 detik 1 detik
Akral Hangat Hangat Hangat
Lokasi PMI ICS 4,5 TD:112/68 TD:114/68
TD:110/70 mmHg, mmHg,
mmHg, nadi:65x/mnt nadi:74x/mnt
nadi:76x/mnt
Perdarahan - 250 cc Alat draine 100cc
Masalah tidak ada masalah Hipotermi tidak ada masalah
keperawatan keperawatan keperawatan
3.2.3 B3 (Brain)
Pre Intra Post
GCS E: 4 V: 5 M: 6 E: 4 V: 5 M: 5 E: 4 V: 5 M: 6
Refleks fisiologis Reflek patella + Reflek patella - Reflek patella
Reflek bicep Reflek bicep sinistra – dextra +
tricep + tricep + Reflek bicep
tricep +
Keluhan vertigo Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Pupil Isokor 3mm++/ Isokor 2mm++/ Isokor 3mm++/
3mm++ 2mm++ 3mm++
Sklera+konjungtiva Putih + merah Putih + merah Putih + merah
muda muda muda
Gangguan Miopi Miopi Miopi
pandangan
Gangguan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
23
pendengaran
Istirahat,tidur ±7 jam/hari ±2,5 jam/hari ±7 jam/hari
Gangguan saraf Tidak ada Tidak ada (pasien Tidak ada
cranialis SAB)
Gangguan memori Tidak ada Tidak ada, pasien Tidak ada
kedinginan
Gangguan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
penciuman
Kejang Pasien tidak Pasien tidak Pasien tidak
kejang kejang kejang
Suhu & skala nyeri 36,66̊C (skala 5) 21,76̊C (skala 0) 35,66̊C (skala 3)
Masalah Kep Tidak ada Hipotermi Tidak ada
3.2.4 B4 (Bladder)
Pre Intra Post
Kebersihan Bersih Bersih Bersih
Keluhan kencing Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Produksi urine ±200cc, warna - -
kuning pucat
Alat bantu kateter Tidak memakai Tidak memakai Tidak memakai
kateter kateter kateter
Kandung kemih Normal Normal Normal
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Intake cairan Puasa - Puasa
RL 500 cc 20 tpm RL 500 cc 20 tpm
Masalah Kep Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
3.2.5 b5 (Bowel)
Pre Intra Post
Mulut Bersih Bersih Bersih
Mukosa bibir Kering Kering Kering
Gigi Lengkap Lengkap Lengkap
Tenggorokan Kesulitan Kesulitan Kesulitan
menelan: - menelan: - menelan: -
Pembesaran tonsil: Pembesaran tonsil: Pembesaran tonsil:
- - -
Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran
24
Diit/nafsu makan Puasa BU - Puasa BU
(8x/mnt) (8x/mnt)
NGT - - -
Mual/muntah - - -
Masalah tidak ada masalah tidak ada masalah tidak ada masalah
keperawatan keperawatan keperawatan keperawatan
3.2.6 B6 (Bone)
Pre Intra Post
Kemampuan Terbatas Terbatas Terbatas
pergerakan sendi
Kelainan Pasien memakai Terpasang Terdapat luka post
ekstremitas pembalut kasa drainage vaccum op luas luka 15 cm
Kelainan tulang pada kaki (s) dengan 1 selang arah vertical
belakang Infus RL 500cc dikaki (s) ditutup 4 buah
kasa steril + elastis
(bandage) 4 inci
Fraktur Hasil foto rontgen: tibia 1/3 medial tibia 1/3 medial
malunion tibia 1/3 sinistra sinistra
medial sinistra
Traksi/spalk/gips Tidak terpasang Tidak terpasang Terpasang gips
Kulit,luka Terdapat luka Insisi Luka insisi pada
pada ekstremitas ekstremitas bawah
bawah (sinistra) sinistra
Edema Terdapat edema Pasien dalam op -
pada ekstremitas terpasang inplant
bawah (sinistra) + secruw
Masalah Kep Gangguan rasa Tidak ada masalah Gangguan rasa
nyaman nyaman
3.2.7 Endokrin
Pre Intra Post
Pembesaran tiroid Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Pembesaran Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelenjar limfe
Hiperglikemi Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Hipoglikemi Tidak ada Tidak ada Tidak ada
25
Luka gangren Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Masalah Kep Tidak ada Tidak ada Tidak ada
26
masuk kamar operasi
27
3.7 Tabel Pemberian Obat Post Operatif:
No Nama Obat Dosis Obat Golongan Indikasi / Fungsi Obat
1 Ranitidin 1 Antihistamin Mengurangi produksi asam
lambung
2 Ceftriaxone 1 Antibiotik Mencegah infeksi MO
sebelum, selama dan
sesudah operasi
28
3. Sprei lubang
4. Kom+bengkok
5. Alat suction
6. Diatermi
Alat tambahan:
- alat tulang
- spredeur
- boor listrik
- redaction
Instrumen yang dibutuhkan untuk operasi Orif. Tibia
1. Sarung tangan steril no. 6 ½ : 1, 7: 2, 7 ½ : 1
2. Scort plastik : 4
3. J spinal 2 G : 1
4. Handsaplast : 1
5. Electroda : 4
6. Spuit 10/5 : 2/2
7. Spuit 2,5 : 2
8. Aquades 25 : 1
9. Unimec white : 1
10. Cup yankuan : 1
11. Suction connection : 1
12. Polysorc 1 : 1
13. Spuit 20 cc : 1
14. Underpad on : 1
15. Underpad steril : 1
16. Biosyn 410 : 1
17. Bethadine 300cc : 1
18. Transofix : 1
19. Sikut op (steril) : 4
20. Elastic G nc : 1
21. Valban G nc : 1
22. Buctingkas : 1
29
Alat tambahan:
1. Kotak implant plat + Secruw (Nerrow Plate)
2. KAI
- plate narrow LCDCP 08 : 1
- screw contex Ø 4,5 no. 28 : 1
No. 30 : 6
No. 32 : 1
3. polivac 12 : 1
3.10 Tindakan Operasi Orif Tibia
1. Pasien masuk ruang OK I dengan menggunakan brankat dalam lalu
dipindahkan ke meja operasi dengan posisi supine
2. Pasien dikenakan elektrode, saturasi dan tensi yang disambungkan
kemonitor
3. Pasien dengan dibantu perawat, diposisikan lateral (knee chest) untuk
dilakukan anastesi spinal/SAB oleh dokter anastesi
4. Setelah itu pasien diposisikan kembali supine
5. Perawat instrumen mempersiapkan alat-alat bedah yang digunakan
6. Setelah instrumen siap, perawat instrumen, asisten dan operator
menggunakan skort lalu melakukan scrubing dan menggunakan jas operasi
beserta handskun steril
7. Operator dibantu perawat melakukan disinfeksi dengan betadine 10% pada
area yang akan ditutup dengan duk sterik yaitu area femur sampai ke
cranial
8. Memperkenalkan tim operasi
9. Operator bedah memastikan kedokter anastesi bahwa pasien siap untuk
dilakukan tindakan operasi Orif. Tibia
10. Operator melakukan insisi pada kaki kiri pasien, lapisan pertama yang
dilakukan insisi ialah kulit yang kedua ialah jaringan lemak lalu akan
terlihat bagian tulang (tibia) medial
11. Operator merapikan bagian tulang tibia dengan menggunakan redattion +
ferburg
30
12. Lalu operator memotong tulang tibia bagian medial pasien menggunakan
show boor
13. Lalu perawat instrumen menyiapkan plate ukuran 8 untuk dipasang diluar
tulang tibia yang telah dipotong, lalu tipa lubang yang telah dibuat diukur
untuk menentukan ukuran secruw yang akan dipakai
14. Setelah setiap lubang plate dilubangi, pasang secruw sesuai ukuran
15. Setelah dipasang, bersihkan area sekitar tulang dari sisa-sisa tulang dan
bersihkan dari perdarahan dengan menggunakan suction, lalu pasang alat
drainase untuk mengeluarkan perdarahan
16. Setelah bersih, tutup luka insisi menggunakan benang jahit polysorb (2.0)
dan biosyn (3.0)
17. Setelah itu bekas luka jahitan dibersihkan dan ditutup dengan kasa steril +
velban + elastis
18. Lalu bersihkan area luka pasien menggunakan savlon dari sisa disinfektan
(bethadine)
19. Lalu pindahkan pasien ke RR menggunakan brankat dalam
31
1. S= pasien mengatakan bahwa Tindakan bedah Ansietas
↓
ini adalah pertama
Pre Operasi
kalinya ia menjalani ↓
Defisit pengetahuan
operasi, ia merasa
↓
khawatir karena tidak Cemas (ansietas)
tahu seperti apa proses
operasi akan berlangsung
nantinya.
O= pasien terlihat khawatir,
tidak banyak bicara, saat
diajak bicara pasien
banyak bertanya kepada
perawat tentang proses
operasi.
2. S= pasien mengatakan kalau Tindakan bedah Hipotermi
↓
ia merasa dingin.
Intra operasi
O= pasien saat diruang
↓
operasi terus menggingil, Paparan lingkungan operasi
s: 35,96̊C, akral dingin dingin
↓
Hipotermi
3. S= pasien megatakan setelah Tindakan bedah Gangguan
↓
operasi ia merasa capek rasa
Post operasi
karena selama operasi ↓ nyaman
Luka jahitan post op,
berlangsung, pasien tidur nyeri
pemasangan plate + scruw
terus dan berbaring lama,
↓
ia mengatakan merasa Gangguan rasa nyaman
tidak nyaman.
O= pasien terlihat terus
berabaring ditempat tidur,
pasien terlihat tidak
nyaman dengan posisinya
sehingga meminta
perawat untuk
32
meninggikan kepala
tempat tidur 306̊, pasien
memakai alat drainase
dan balutan elastis pada
kaki kirinya. Skala nyeri
3 (ringan).
33
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan prosedur invasif: alat
pembedahan;luka jahitan pasca op;plate+scruw yang ditandai dengan pasien
megatakan setelah operasi ia merasa capek karena selama operasi berlangsung,
pasien tidur terus dan berbaring lama, ia mengatakan merasa tidak nyaman. pasien
terlihat terus berabaring ditempat tidur, pasien terlihat tidak nyaman dengan
posisinya sehingga meminta perawat untuk meninggikan kepala tempat tidur 306̊,
pasien memakai alat drainase dan balutan elastis pada kaki kirinya. Skala nyeri 3
(ringan).
34
3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
dx
1 Ansietas berhubungan dengan tindakan Tupen : 1. Lakukan komunikasi 1. Menjalin hubungan lebih
pembedahan yang akan dilakukan ditandai Setelah dilakukan tindakan terapeutik. dekat dan dipercaya oleh
dengan pasien mengatakan bahwa ini keperawatan selama 30 pasien.
adalah pertama kalinya ia menjalani menit diharapkan pasien 2.Dorong pasien untuk 2.Mengtahui perasaan yang
operasi, ia merasa khawatir karena tidak terlihat tenang. mengungkapkan dirasakn pasien.
tahu seperti apa proses operasi akan Tupan : perasaannya.
berlangsung nantinya.pasien terlihat Setelah dilakukan tindakan 3.Dengarkan dengan penuh 3.Membuat pasien merasa
khawatir, tidak banyak bicara, saat diajak keperawatan selama 2 jam, perhatian. dipedulikan.
bicara pasien banyak bertanya kepada diharapkan pasien tidak 4.Jelaskan semua prosedur 4.Membuat pasien
perawat tentang proses operasi. merasa cemas atau cemas dan apa yang akan memahami jalannya
pasien berkurang. dirasakan selama prosedur. prosedur dan menurunkan
Kriteria Hasil : tingkat kecemasan pasien.
1.Pasien mampu 5.Nyatakan dengan jelas 5.Pasien menjadi lebih
kecemasannya.
35
6.Kaji tingkat kecemasann 6.Mengetahui tingkat
pasien. kecemasan pasien.
2.Pasien mampu
mengungkapkan rasa
cemasnya.
3.pasien mampu mengontrol
kecemasannya.
36
INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Dx
2 Hipotermi berhubungan dengan paparan Tupen : 1. Observasi TTV. 1.Mengetahui keadaan
lingkungan dingin ditandai dengan pasien Setelah dilakukan tindakan umum pasien.
mengatakan kalau ia merasa kedinginan, keperawatan selama 30 menit 2. Berikan selimut 2.Menjaga pasien tetap
pasien saat diruang operasi terus menggigil, diharapkan pasien tidak tambahan bagi pasien. hangat.
akral dingin. Saat dilakukan pemeriksaan menggigil. 3.Informasikan kepada 3.Menjaga suhu pasien tetap
112/68 mmHg, nadi: 65x/mnt, RR: 11x/mnt, Setelah dilakukan tindakan kedinginan segera
suhu: 35,96̊C keperawatan selama 2 jam beritahukan kepada
diharapkan dapat perawat.
pasien
4. Observasi pasien: Akral 4. Akral hangat dan tidak
beradaptasi dengan paparan
dan pasien menggigil atau menggigil adalah indikasi
lingkungan dingin.
tidak. pasien tidak mengalami
Kriteria Hasil :
hipotermi
37
5. Naikkan suhu Air 5. Meningkatkan suhu pada
Conditionor diruang paparan lingkungan
operasi disekitar pasien.
38
INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
dx
3 Gangguan rasa nyaman Tupen : 1.Observasi skala neri 1.Pengkajian PQRST dapat
nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan menggunakan metode pengkajian membantu mengidentifikasi
prosedur invasif: alat keperawatan selama 30 menit, PQRST kebutuhan nyeri dan dapat
pembedahan;luka jahitan diharapkan nyeri pasien merencanakan asuhan
pasca op;plate+scruw yang berkurang. keperawatan yang tepat.
2.jelaskan pada pasien penyebab 2.Cara mengatasi nyeri dapat
ditandai dengan pasien Tupan :
nyeri dan cara mengatasi nyeri dan membantu pasien untuk
megatakan setelah operasi Setelah tindakan keperawatan
minta pasien menjelaskan kembali memanajemen nyeri dirasa.
ia merasa capek karena selama 2 jam diharapkan pasien
3.Ajarkan dan anjurkan pasien 3.Teknik relaksasi dapat
selama operasi berlangsung, dapat beradaptasi dengan nyeri
menggunakan teknik relaksasi membantu menurunkan
pasien tidur terus dan yang dirasa.
(napas dalam) dan teknik distraksi ketegangan otot dan teknik
berbaring lama, ia Kriteria hasil :
(mengalihkan perhatian atas nyeri distraksi dapat mengalihkan focus
mengatakan merasa tidak 1.Pasien dapat menjelaskan
yang dirasa). perhatian pasien supaya tidak
nyaman. pasien terlihat kembali tentang cara mengatasi
terus terfokus pada rasa nyeri
terus berabaring ditempat nyeri
yang dirasa.
39
4.Motivasi pasien untuk melakukan 4.Memberikan dukungan pada
teknik relaksasi dan teknik distraksi pasien untuk melakukan anjuran
jika nyeri timbul perawat
40
3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
41
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
42
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
44
3.6 EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Nn. A
Umur : 23 Tahun
Tanggal : 03/12/2016
No dx Jam Evaluasi Keperawatan TTD
I 14.00 S : Pasien mengatakan setelah menjalani operasi, pasien merasa sedikit lega.
WIB Pasien juga mengatakan cemasnya sedikit berkurang setelah perawat
memberi penjelasan kepadanya sebelum pasien masuk kamar operasi.
14.00 O : Pasien terlihat lega, pasien tampak tenang dibandingkan saat sebelum
WIB masuk kamar operasi.
14.05 A: Masalah ansietas teratasi sebagian.
WIB P : Pertahankan kondisi umum pasien
II 14.05 S : Pasien mengatakan setelah keluar dari kamar operasi keruang pulih sadar,
WIB pasien tetap merasa kedinginan meskipun tidak sedingin saat diruang operasi.
14.05 O : akral pasien dingin, pasien tidak terlihat menggigil, pasien tampak
WIB menggunakan selimut tambahan, saat dikaji pemeriksaan TTV didapatkan
hasil: TD: 116/64 mmHg, RR: 15x/mnt, Nadi: 68x/mnt, suhu:366̊C
14.10 A : Masalah Hipotermi teratasi sebagian .
WIB P : Lanjutkan tindakan keperawatan.
1. Menaikkan suhu AC diruang pulih sadar
2. Mengobservasi akral pasien
3. Mengobservasi TTV pasien
III 14.00 S : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang, pasien mulai merasa
WIB nyaman dengan posisinya, pasien mengatakan nyerinya timbul hanya saat
kaki kirinya bergerak.
O : pasien terlihat bergerak sedikit, pasien sering napas dalam, pasien mulai
merasa nyaman.
A : Masalah Gangguan rasa nyaman teratasi sebagian
P : Lanjutkan tindakan keperawatan.
1. menganjurkan pasien untuk melakukan teknik distraksi dan relaksasi
2. memotivasi pasien untuk melakukan teknik distraksi dan relaksi
3. mengobservasi TTV
45
Nama Pasien : Nn. A
Umur : 23 Tahun
Tanggal : 03/12/2016
No DX Jam Catatan Perkembangan TTD
I 14.30 WIB S : Pasien mengatakan tidak mengalami cemas lagi karena
operasi yang dilakukan telah selesai.
O : pasien terlihat tenang dan kooperatif.
14.30 WIB A : Masalah Ansietas teratasi.
14.30 WIB P : Pertahankan kondisi umum pasien.
II 14.30 WIB S : Pasien mengatakan saat diruang pulih sadar, pasien merasa
14.30 WIB tidak kedinginan seperti saat diruang operasi
O : akral hangat, pasien tidak terlihat menggigil, saat
14.35 WIB dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan hasil: : TD: 112/54
mmHg, RR: 11x/mnt, Nadi: 64x/mnt, suhu:36,26̊C.
A : Masalah Hipotermi teratasi
P : Pertahankan kondisi umum pasien.
46