Anda di halaman 1dari 27

BAB 3

TUNJAUAN KASUS
Asuhan Keperawatan Pada Nn. A Dengan Orif Tibia
di Ruang Instalasi Bedah
Rumah Sakit William Booth Surabaya

3.1. Pengkajian Keperawatan


Nama Mahasiswa : Marcelina Aprisia
NIM : 2014.01.017
Ruang : Instalasi Bedah
Tanggal pengkajian : 03 Desember 2016, jam 10.00 WIB
Tanggal MRS : 02 Desember 2016
Diagnosa medis : maluniun tibia 1/3 medial sinistra

3.1.1 Biodata Pasien :


Nama Pasien : Nn. A No. RM : 100.28.21.68
Nama Panggilan : Nn. A
Umur : 23 th
Jenis kelamin : perempuan
Status : Belum Menikah
Agama : Kristen
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : belum bekerja
Penghasilan :-
Alamat : Jl. dampo

3.1.2Keluhan Utama :
Pre Operatif : cemas
Intra Operatif : hipotermi
Post Operatif : nyeri

3.1.3 Riwayat Penyakit Sekarang :


Pada tanggal 14 Desember 2015, pasien mengalami kecelakaan
sehingga harus dibawa ke RSUD Salatiga,saat CT-scan terdapat fraktur
sehingga harus dipasang GIF dan diberi obat oleh dokter. Pasien
mengatakan, awalnya ia hanya tidak bisa berdiri tapi lama-kelamaan kaki

20
pasien bengkak dan jalannya pincang juga terasa sakit. Karena hal itu,
pasien melakukan konsultasi ke RSWB, oleh dokter disarankan untuk
dilakuakan tindakan bedah, pasien menyetujui dilakukan tindakan bedah
pada tanggal 03 Desember 2016, jam 10.00 WIB.
Saat dilakukan pengkajian sebelum operasi, pasien mengatakan
cemas karena sebelumnya tidak pernah menjalani operasi. Pukul 11.00
Wib, pasien dilakukan SAB, pukul 11.30 WIB, pasien dilakukan tindakan
pembedahan. Saat proses tindakan bedah, pasien menggigil terus menerus.
Pukul 14.00 WIB, tindakan operasi selesai dan pasien dibawa kerecovery
room, saat diRR, pasien mengeluh lelah karena selama operasi tidur terus,
pasien juga mengeluh nyeri pada luka pasca operasi. Pukul 15.00 WIB,
karena kondisi pasien telah stabil akhirny pasien dipindahkan keruang
inap.
3.1.4 Riwayat Penyakit Masa Lalu :
3.1.4.1 Pernah Dirawat
Pasien mengatakan pernah dirawat sebelumnya di RSUD Salatiga saat
kecelakaan yang dialaminya terjadi.
3.1.4.2 Riwayat Penyakit Kronik dan Menular
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat DM, HIV/AIDS, kanker,
Hipertensi, asma, Jantung dan Paru-paru.
3.1.4.3 Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan, obat,
ataupun obat.
3.1.4.4 Riwayat Operasi
Pasien mengatakan bahwa ini pertama kalinya pasien menjalani tidakan
operasi.

3.1.5 Riwayat Kesehatan Keluarga :


Pasien mengatakan bahwa orang tuanya memiliki riwayat penyakit
hipertensi.
3.1.6 Genogram :

21
23
th

Keterangan:
: Perempuan
: Laki-Laki
: Orang Terdekat Pasien
: Pasien
: Orang Yang Tinggal Serumah Dengan Pasien

3.2 ROS (Review Of System)


Pre Intra Post
Keadaan umum Baik, BB: 66kg, Baik Baik
TB: 160cm
TD:110/70 TD:112/68 TD:114/68 mmHg,
mmHg, mmHg, nadi:74x/mnt,
nadi:76x/mnt, nadi:65x/mnt, suhu: 36,1C,
suhu: 36,66̊C, SPO2:99, RR:14x/mnt
RR:15x/mnt RR:11x/mnt
Kesadaran Composmentis Somnolen composmentis
Masalah Kep Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
3.2.1 B1 (Breath)
Pre Intra Post
Bentuk dada Normo chest Normo chest Normo chest

Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Batuk tidak ada tidak ada tidak ada
Ekspansi paru Simetris, Simetris, Simetris,
RR:15x/mnt RR:11x/mnt RR:14x/mnt
Irama napas teratur teratur teratur
Suara napas vesikuler vesikuler vesikuler
Alat bantu nafas pasien tidak Pasien memakai pasien tidak
menggunakan alat nasal kanul 2 lpm menggunakan alat
bantu napas bantu napas

22
Deviasi trakea - - -
Pernapasan cuping Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
hidung pernapasan pernapasan pernapasan cuping
cuping hidung cuping hidung hidung
Masalah tidak ada masalah tidak ada masalah tidak ada masalah
Keperawatan keperawatan keperawatan keperawatan
3.2.2 B2 (Blood)
Pre Intra Post
Keluhan nyeri dada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Irama jantung reguler reguler reguler
S1/S2 : tunggal Tidak ada suara - -
tambahan
Bunyi jantung Normal (lub-dub) Normal (lub-dub) Normal (lub-dub)
Palpitasi Tidak Tidak Tidak
Edema Tidak Tidak Tidak
CRT 1 detik 1 detik 1 detik
Akral Hangat Hangat Hangat
Lokasi PMI ICS 4,5 TD:112/68 TD:114/68
TD:110/70 mmHg, mmHg,
mmHg, nadi:65x/mnt nadi:74x/mnt
nadi:76x/mnt
Perdarahan - 250 cc Alat draine 100cc
Masalah tidak ada masalah Hipotermi tidak ada masalah
keperawatan keperawatan keperawatan
3.2.3 B3 (Brain)
Pre Intra Post
GCS E: 4 V: 5 M: 6 E: 4 V: 5 M: 5 E: 4 V: 5 M: 6
Refleks fisiologis Reflek patella + Reflek patella - Reflek patella
Reflek bicep Reflek bicep sinistra – dextra +
tricep + tricep + Reflek bicep
tricep +
Keluhan vertigo Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Pupil Isokor 3mm++/ Isokor 2mm++/ Isokor 3mm++/
3mm++ 2mm++ 3mm++
Sklera+konjungtiva Putih + merah Putih + merah Putih + merah
muda muda muda
Gangguan Miopi Miopi Miopi
pandangan
Gangguan Tidak ada Tidak ada Tidak ada

23
pendengaran
Istirahat,tidur ±7 jam/hari ±2,5 jam/hari ±7 jam/hari
Gangguan saraf Tidak ada Tidak ada (pasien Tidak ada
cranialis SAB)
Gangguan memori Tidak ada Tidak ada, pasien Tidak ada
kedinginan
Gangguan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
penciuman
Kejang Pasien tidak Pasien tidak Pasien tidak
kejang kejang kejang
Suhu & skala nyeri 36,66̊C (skala 5) 21,76̊C (skala 0) 35,66̊C (skala 3)
Masalah Kep Tidak ada Hipotermi Tidak ada

3.2.4 B4 (Bladder)
Pre Intra Post
Kebersihan Bersih Bersih Bersih
Keluhan kencing Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Produksi urine ±200cc, warna - -
kuning pucat
Alat bantu kateter Tidak memakai Tidak memakai Tidak memakai
kateter kateter kateter
Kandung kemih Normal Normal Normal
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Intake cairan Puasa - Puasa
RL 500 cc 20 tpm RL 500 cc 20 tpm
Masalah Kep Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
3.2.5 b5 (Bowel)
Pre Intra Post
Mulut Bersih Bersih Bersih
Mukosa bibir Kering Kering Kering
Gigi Lengkap Lengkap Lengkap
Tenggorokan Kesulitan Kesulitan Kesulitan
menelan: - menelan: - menelan: -
Pembesaran tonsil: Pembesaran tonsil: Pembesaran tonsil:
- - -
Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran

24
Diit/nafsu makan Puasa BU - Puasa BU
(8x/mnt) (8x/mnt)
NGT - - -
Mual/muntah - - -
Masalah tidak ada masalah tidak ada masalah tidak ada masalah
keperawatan keperawatan keperawatan keperawatan

3.2.6 B6 (Bone)
Pre Intra Post
Kemampuan Terbatas Terbatas Terbatas
pergerakan sendi
Kelainan Pasien memakai Terpasang Terdapat luka post
ekstremitas pembalut kasa drainage vaccum op luas luka 15 cm
Kelainan tulang pada kaki (s) dengan 1 selang arah vertical
belakang Infus RL 500cc dikaki (s) ditutup 4 buah
kasa steril + elastis
(bandage) 4 inci
Fraktur Hasil foto rontgen: tibia 1/3 medial tibia 1/3 medial
malunion tibia 1/3 sinistra sinistra

medial sinistra
Traksi/spalk/gips Tidak terpasang Tidak terpasang Terpasang gips
Kulit,luka Terdapat luka Insisi Luka insisi pada
pada ekstremitas ekstremitas bawah
bawah (sinistra) sinistra
Edema Terdapat edema Pasien dalam op -
pada ekstremitas terpasang inplant
bawah (sinistra) + secruw
Masalah Kep Gangguan rasa Tidak ada masalah Gangguan rasa
nyaman nyaman
3.2.7 Endokrin
Pre Intra Post
Pembesaran tiroid Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Pembesaran Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelenjar limfe
Hiperglikemi Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Hipoglikemi Tidak ada Tidak ada Tidak ada

25
Luka gangren Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Masalah Kep Tidak ada Tidak ada Tidak ada

3.2.8 Data Psiko-Sisio-Spiritual


3.2.8.1 reaksi saat interaksi
Pasien tampak tenang dan kooperatif meskipun pasien mengatakan cemas
akan menjalani operasi.
3.2.8.2 orang yang paling dekat
Pasien mengatakan orang yang palinng dekat dengannya ialah orang
tuanya.
3.2.8.3 hubungan dengan orang lain:
Pasien mengatakan hubungan dengan teman, tetangga dan lingkungan
sekitarnya baik.
3.2.8.4 kegiatan ibadah
Pasien mengatakan sebelum kecelakaan dan sesudah kecelakaan yang
dialaminya, pasien tetap beribadah kegereja tiap minggu.
Masalah Keperawatan: Cemas

3.3 Riwayat Pola Sehari-hari :

No Pola sehari-hari Di rumah Di rumah sakit

1. Makan dan minum 3x/hari Pasien puasa


(nasi,lauk,sayur,bua),
minum ±8gls/hari air
putih.
2. Istirahat tidur ±7jam/hr, jarang tidur Pasien mengatakan
siang, malam tidur jam tetap bisa tidur dikamar
22.00 WIB. inap RS
3. Eliminasi urine ±6x/hr BAK warna Pasien mengatakan di
kuning jernih RS BAK 1x.

4. Eliminasi Alvi 1x/hr, tiap pagi hari, Pasien megatakan


eksistensi lunak sudah BAB sebelum

26
masuk kamar operasi

5. Kebersihan diri Pasien mengatakan Pasien mengatakan


mandi 2x/hari, gosok sebelum datang ke RS
gigi 3x/hari, keramas sudah mandi sore
3x/minggu memotong
kuku jika panjang atau
kotor.
3.4 Data Penunjang :
No. Parameter Nilai Nilai rujukan
1. Hb 12,1 g/dl 12,3 – 15,3
2. Leukosit 6.00 4,4 – 11,3
3. Trombosit 301.000 150.000-400.000
4. CT Scan (foto tibia sinistra) Hasil: fraktur tibia 1/3 medial sinistra
3.5 Tabel Pemberian Obat Pre Operatif:
No Nama Obat Dosis Obat Golongan Indikasi / Fungsi Obat
1 Ceftriaxone 2x1 Antibiotik Mencegah infeksi MO
sebelum, selama dan
sesudah operasi
2 RL 500 cc Isotonis Membantu
menyeimbangkan
kandungan cairan dan
elektrolit tubuh
3 Antrain 3x1 antinyeri Menghilangkan rasa nyeri
3.6 Tabel Pemberian Obat Intra Operatif:
No Nama Obat Dosis Obat Golongan Indikasi / Fungsi Obat
1 Lidocain 1 Amp Antinyeri Menghilangkan rasa nyeri
2 Naropin 1 Obat anastesi Menghambat persepsi nyeri
3 Medazolam 1 Sedative Menenangkan otak dan
syaraf
4 Ketorolac 1 Antinyeri Menghilangkan rasa nyeri
5 Ranitidin 1 Antihistamin Mengurangi produksi asam
lambung
6 Ondancentron 1 Amp Antagonis Mencegah mual dan
muntah
7 Petidin 1 Analgesik Penghilang rasa nyeri
8 Propofol 1 Obat anastesi Mengurangi tingkat
kesadaran

27
3.7 Tabel Pemberian Obat Post Operatif:
No Nama Obat Dosis Obat Golongan Indikasi / Fungsi Obat
1 Ranitidin 1 Antihistamin Mengurangi produksi asam
lambung
2 Ceftriaxone 1 Antibiotik Mencegah infeksi MO
sebelum, selama dan
sesudah operasi

3.8 Persiapan Pre Operatif


1. Inform consent (untuk mendapatkan persetujuan mengenai tindakan yang
akan dilakukan dokter)
2. Puasa (untuk membersihkan lambung/mengosongkan lambung)
3. Pasien dimandikan sebelum operasi (guna memberikan kenyamanan dan
mengurangi resiko kontaminasi dengan bakteri)
4. Mencukur rambut pubis disekitar genetalia/kelamin (untuk mengurangi
resiko kontaminasi dengan bakteri)
5. Memberikan terapi cairan infus RL 500cc (untuk memenuhi kebutuhan
cairan pasien)
6. Premedikasi diinjeksi ceftriaxone dan antrain (untuk minimalkan infeksi
dan rasa nyeri)
7. Pasien diantu mengenakan baju dan topi operasi (mencegah kontaminasi
bakteri)
8. Observasi TTVdan pemeriksaan fisik (untuk memantau kondisi umum
pasien)
9. Membantu pasien melepas perhiasan atau aksesoris yang dikenakan pasien
10. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap (untuk memantau kondisi
pasien)
11. Pasien dikirim kekamar operasi menggunakan brankat

3.9 Intra Operatif Orif Tibia


Persiapan alat dasar
1. Jas/gaun operasi
2. Pengangkat+SMO

28
3. Sprei lubang
4. Kom+bengkok
5. Alat suction
6. Diatermi
Alat tambahan:
- alat tulang
- spredeur
- boor listrik
- redaction
Instrumen yang dibutuhkan untuk operasi Orif. Tibia
1. Sarung tangan steril no. 6 ½ : 1, 7: 2, 7 ½ : 1
2. Scort plastik : 4
3. J spinal 2 G : 1
4. Handsaplast : 1
5. Electroda : 4
6. Spuit 10/5 : 2/2
7. Spuit 2,5 : 2
8. Aquades 25 : 1
9. Unimec white : 1
10. Cup yankuan : 1
11. Suction connection : 1
12. Polysorc 1 : 1
13. Spuit 20 cc : 1
14. Underpad on : 1
15. Underpad steril : 1
16. Biosyn 410 : 1
17. Bethadine 300cc : 1
18. Transofix : 1
19. Sikut op (steril) : 4
20. Elastic G nc : 1
21. Valban G nc : 1
22. Buctingkas : 1

29
Alat tambahan:
1. Kotak implant plat + Secruw (Nerrow Plate)
2. KAI
- plate narrow LCDCP 08 : 1
- screw contex Ø 4,5 no. 28 : 1
No. 30 : 6
No. 32 : 1
3. polivac 12 : 1
3.10 Tindakan Operasi Orif Tibia
1. Pasien masuk ruang OK I dengan menggunakan brankat dalam lalu
dipindahkan ke meja operasi dengan posisi supine
2. Pasien dikenakan elektrode, saturasi dan tensi yang disambungkan
kemonitor
3. Pasien dengan dibantu perawat, diposisikan lateral (knee chest) untuk
dilakukan anastesi spinal/SAB oleh dokter anastesi
4. Setelah itu pasien diposisikan kembali supine
5. Perawat instrumen mempersiapkan alat-alat bedah yang digunakan
6. Setelah instrumen siap, perawat instrumen, asisten dan operator
menggunakan skort lalu melakukan scrubing dan menggunakan jas operasi
beserta handskun steril
7. Operator dibantu perawat melakukan disinfeksi dengan betadine 10% pada
area yang akan ditutup dengan duk sterik yaitu area femur sampai ke
cranial
8. Memperkenalkan tim operasi
9. Operator bedah memastikan kedokter anastesi bahwa pasien siap untuk
dilakukan tindakan operasi Orif. Tibia
10. Operator melakukan insisi pada kaki kiri pasien, lapisan pertama yang
dilakukan insisi ialah kulit yang kedua ialah jaringan lemak lalu akan
terlihat bagian tulang (tibia) medial
11. Operator merapikan bagian tulang tibia dengan menggunakan redattion +
ferburg

30
12. Lalu operator memotong tulang tibia bagian medial pasien menggunakan
show boor
13. Lalu perawat instrumen menyiapkan plate ukuran 8 untuk dipasang diluar
tulang tibia yang telah dipotong, lalu tipa lubang yang telah dibuat diukur
untuk menentukan ukuran secruw yang akan dipakai
14. Setelah setiap lubang plate dilubangi, pasang secruw sesuai ukuran
15. Setelah dipasang, bersihkan area sekitar tulang dari sisa-sisa tulang dan
bersihkan dari perdarahan dengan menggunakan suction, lalu pasang alat
drainase untuk mengeluarkan perdarahan
16. Setelah bersih, tutup luka insisi menggunakan benang jahit polysorb (2.0)
dan biosyn (3.0)
17. Setelah itu bekas luka jahitan dibersihkan dan ditutup dengan kasa steril +
velban + elastis
18. Lalu bersihkan area luka pasien menggunakan savlon dari sisa disinfektan
(bethadine)
19. Lalu pindahkan pasien ke RR menggunakan brankat dalam

Daftar masalah keperawatan :


1. Ansietas b.d tindakan pembedahan yang akan dilakukan
2. Hipotermi b.d paparan lingkungan dingin
3. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d prosedur invasif: alat pembedahan, luka
jahitan pasca op, pemasangan plate+secruw

3.2 ANALISA DATA

Nama Pasien : Nn. A


Umur : 23 Tahun
No. RM : 100.28.21.68

NO. Data Etiologi Masalah

31
1. S= pasien mengatakan bahwa Tindakan bedah Ansietas

ini adalah pertama
Pre Operasi
kalinya ia menjalani ↓
Defisit pengetahuan
operasi, ia merasa

khawatir karena tidak Cemas (ansietas)
tahu seperti apa proses
operasi akan berlangsung
nantinya.
O= pasien terlihat khawatir,
tidak banyak bicara, saat
diajak bicara pasien
banyak bertanya kepada
perawat tentang proses
operasi.
2. S= pasien mengatakan kalau Tindakan bedah Hipotermi

ia merasa dingin.
Intra operasi
O= pasien saat diruang

operasi terus menggingil, Paparan lingkungan operasi
s: 35,96̊C, akral dingin dingin

Hipotermi
3. S= pasien megatakan setelah Tindakan bedah Gangguan

operasi ia merasa capek rasa
Post operasi
karena selama operasi ↓ nyaman
Luka jahitan post op,
berlangsung, pasien tidur nyeri
pemasangan plate + scruw
terus dan berbaring lama,

ia mengatakan merasa Gangguan rasa nyaman
tidak nyaman.
O= pasien terlihat terus
berabaring ditempat tidur,
pasien terlihat tidak
nyaman dengan posisinya
sehingga meminta
perawat untuk

32
meninggikan kepala
tempat tidur 306̊, pasien
memakai alat drainase
dan balutan elastis pada
kaki kirinya. Skala nyeri
3 (ringan).

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Nn. A


Umur : 23 Tahun
No Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan yang akan dilakukan ditandai
dengan pasien mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya ia menjalani operasi, ia
merasa khawatir karena tidak tahu seperti apa proses operasi akan berlangsung
nantinya.pasien terlihat khawatir, tidak banyak bicara, saat diajak bicara pasien
banyak bertanya kepada perawat tentang proses operasi.
2. Hipotermi berhubungan dengan paparan lingkungan dingin ditandai dengan pasien
mengatakan kalau ia merasa kedinginan, pasien saat diruang operasi terus menggigil,
akral dingin. Saat dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil: TD
112/68 mmHg, nadi: 65x/mnt, RR: 11x/mnt, suhu: 35,96̊C

33
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan prosedur invasif: alat
pembedahan;luka jahitan pasca op;plate+scruw yang ditandai dengan pasien
megatakan setelah operasi ia merasa capek karena selama operasi berlangsung,
pasien tidur terus dan berbaring lama, ia mengatakan merasa tidak nyaman. pasien
terlihat terus berabaring ditempat tidur, pasien terlihat tidak nyaman dengan
posisinya sehingga meminta perawat untuk meninggikan kepala tempat tidur 306̊,
pasien memakai alat drainase dan balutan elastis pada kaki kirinya. Skala nyeri 3
(ringan).

34
3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
dx
1 Ansietas berhubungan dengan tindakan Tupen : 1. Lakukan komunikasi 1. Menjalin hubungan lebih
pembedahan yang akan dilakukan ditandai Setelah dilakukan tindakan terapeutik. dekat dan dipercaya oleh
dengan pasien mengatakan bahwa ini keperawatan selama 30 pasien.
adalah pertama kalinya ia menjalani menit diharapkan pasien 2.Dorong pasien untuk 2.Mengtahui perasaan yang
operasi, ia merasa khawatir karena tidak terlihat tenang. mengungkapkan dirasakn pasien.
tahu seperti apa proses operasi akan Tupan : perasaannya.
berlangsung nantinya.pasien terlihat Setelah dilakukan tindakan 3.Dengarkan dengan penuh 3.Membuat pasien merasa
khawatir, tidak banyak bicara, saat diajak keperawatan selama 2 jam, perhatian. dipedulikan.
bicara pasien banyak bertanya kepada diharapkan pasien tidak 4.Jelaskan semua prosedur 4.Membuat pasien
perawat tentang proses operasi. merasa cemas atau cemas dan apa yang akan memahami jalannya
pasien berkurang. dirasakan selama prosedur. prosedur dan menurunkan
Kriteria Hasil : tingkat kecemasan pasien.
1.Pasien mampu 5.Nyatakan dengan jelas 5.Pasien menjadi lebih

mengidentifikasi dan harapan terhadap perilaku rileks agar jalannya operasi

mengungkapkan pasien tidak terhambat.

kecemasannya.

35
6.Kaji tingkat kecemasann 6.Mengetahui tingkat
pasien. kecemasan pasien.

2.Pasien mampu
mengungkapkan rasa
cemasnya.
3.pasien mampu mengontrol
kecemasannya.

36
INTERVENSI KEPERAWATAN

No
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Dx
2 Hipotermi berhubungan dengan paparan Tupen : 1. Observasi TTV. 1.Mengetahui keadaan
lingkungan dingin ditandai dengan pasien Setelah dilakukan tindakan umum pasien.
mengatakan kalau ia merasa kedinginan, keperawatan selama 30 menit 2. Berikan selimut 2.Menjaga pasien tetap
pasien saat diruang operasi terus menggigil, diharapkan pasien tidak tambahan bagi pasien. hangat.
akral dingin. Saat dilakukan pemeriksaan menggigil. 3.Informasikan kepada 3.Menjaga suhu pasien tetap

tanda-tanda vital didapatkan hasil: TD Tupan : pasien jika merasa stabil.

112/68 mmHg, nadi: 65x/mnt, RR: 11x/mnt, Setelah dilakukan tindakan kedinginan segera
suhu: 35,96̊C keperawatan selama 2 jam beritahukan kepada
diharapkan dapat perawat.
pasien
4. Observasi pasien: Akral 4. Akral hangat dan tidak
beradaptasi dengan paparan
dan pasien menggigil atau menggigil adalah indikasi
lingkungan dingin.
tidak. pasien tidak mengalami
Kriteria Hasil :
hipotermi

37
5. Naikkan suhu Air 5. Meningkatkan suhu pada
Conditionor diruang paparan lingkungan
operasi disekitar pasien.

1.Pasien tidak menggigil


2.pasien mengatakan tidak
merasa kedinginan
3.TTV dalam rentang normal.
Suhu : 36-37,5oC, nadi : 60-
100 x/menit, RR : 16-20

38
INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
dx
3 Gangguan rasa nyaman Tupen : 1.Observasi skala neri 1.Pengkajian PQRST dapat
nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan menggunakan metode pengkajian membantu mengidentifikasi
prosedur invasif: alat keperawatan selama 30 menit, PQRST kebutuhan nyeri dan dapat
pembedahan;luka jahitan diharapkan nyeri pasien merencanakan asuhan
pasca op;plate+scruw yang berkurang. keperawatan yang tepat.
2.jelaskan pada pasien penyebab 2.Cara mengatasi nyeri dapat
ditandai dengan pasien Tupan :
nyeri dan cara mengatasi nyeri dan membantu pasien untuk
megatakan setelah operasi Setelah tindakan keperawatan
minta pasien menjelaskan kembali memanajemen nyeri dirasa.
ia merasa capek karena selama 2 jam diharapkan pasien
3.Ajarkan dan anjurkan pasien 3.Teknik relaksasi dapat
selama operasi berlangsung, dapat beradaptasi dengan nyeri
menggunakan teknik relaksasi membantu menurunkan
pasien tidur terus dan yang dirasa.
(napas dalam) dan teknik distraksi ketegangan otot dan teknik
berbaring lama, ia Kriteria hasil :
(mengalihkan perhatian atas nyeri distraksi dapat mengalihkan focus
mengatakan merasa tidak 1.Pasien dapat menjelaskan
yang dirasa). perhatian pasien supaya tidak
nyaman. pasien terlihat kembali tentang cara mengatasi
terus terfokus pada rasa nyeri
terus berabaring ditempat nyeri
yang dirasa.

39
4.Motivasi pasien untuk melakukan 4.Memberikan dukungan pada
teknik relaksasi dan teknik distraksi pasien untuk melakukan anjuran
jika nyeri timbul perawat

5.Kolaborasi pemberian terapi obat 5.Pemberian obat golongan


analgesik analgesic dapat membantu
meredakan rasa nyeri.
tidur, pasien terlihat tidak 2.pasien mengatakan nyerinya
6.Observasi tanda –tanda vital. 6.Observasi TTV dapat
nyaman dengan posisinya berkurang
membantu kondisi umum pasien.
sehingga meminta perawat 3.pasien mengatakan tidak nyeri
untuk meninggikan kepala saat mobilisasi
tempat tidur 306̊, pasien 4. pasien mampu melakukan
memakai alat drainase dan teknik relaksasi dan teknik
balutan elastis pada kaki distraksi

40
3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Nn. A


Umur : 23 Tahun
Tanggal No Jam Tindakan Keperawatan TTD
dx
03/12/2016 I 10.00 1. Mengajak bicara pasien mengenai fraktur yang dialaminya,
WIB penyebab fraktur yang dialaminya, dan upaya yang sudah
dilakukan oleh pasien
Respon : Pasien menceritakan pengalamannya pada penulis
bagaimana terjadi fraktur yang dialaminya dan upaya yang
10.10 sudah dilakukan oleh pasien.
WIB 2. Menanyakan bagaimana perasaan pasien saat ini, sebelum
menjalani operasi
Respon: pasien mengatakan khawatir karena ini pertama
kalinya ia menjalani operasi.
10.12 3. Menjelaskan pada pasien bahwa saat masuk ruang operasi,
WIB pasien akan disuntik bius dipunggung agar saat operasi pasien
tidak terasa sakit, setelah operasi selesai pasien akan
dipindahkan keruang pulih sadar untuk diobservasi keadaannya
jika sudah stabil maka pasien akan dipindahkan kekamar inap.
Respon : Pasien terlihat fokus mendengarkan penjelasan
perawat dan mengerti penjelasan dari perawat.
10.15 4. Meminta pasien, saat operasi untuk tidur saja karena operasi
WIB berlangsung cukup lama sehingga pasien dapat tidur disaat
diruang operasi agar operasi berjalan dengan lancar.
Respon : Pasien mengatakan paham mengenai yang dikatakan
perawat.
10.16 5. Menanyakan bagaimana perasaan pasien setelah diajak
WIB bicara dengan perawat.
Respon: pasien mengatakan meskipun tetap cemas tapi setelah
dijelaskan oleh perawat, pasien merasa agak tenang.

41
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Nn. A


Umur : 23 Tahun
Tanggal Nodx Jam Tindakan Keperawatan TTD
03/12/2016 II 11.30 1. Menanyakan pada pasien apakah pasien merasa kedinginan
WIB Respon : Pasien menngatakan terasa dingin. Pasien terlihat
menggigil.

11.30 2. Menaikkan suhu Air Conditionor diruang operasi.


WIB Respon : Perawat mematikan salah satu AC yang terpapar
kepasien diruang operasi.
.
12.30 3. Meraba tangan pasien
WIB Respon : tangan pasien teraba dingin, pasien tetap menggigil
meskipun tidak seperti sebelumnya.

14.00 4. Memberikan selimut lagi kepada pasien setelah operasi


WIB selesai
Respon : Pasien terlihat lega karena diberi selimut tambahan.

12.50 5. Mengobservasi suhu pasien


WIB Respon: Suhu 35,96̊C, TD: 106/66 mmHg, nadi 67x/mnt, RR
14x.mnt.

42
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Nn. A


Umur : 23 Tahun
Tanggal Nodx Jam Tindakan Keperawatan TTD
03/12/2016 III 14.00 1. Menanyakan apa yang dirasakn pasien saat ini
WIB setelah menjalani operasi.
Respon : Pasien mengatakan merasa capek dan tidak
nyaman dengan posisinya. Pasien mengatakan terasa
nyeri pada kakinya sebelah kiri pasca operasi.
P: luka jahitan operas + alat drainase
Q: nyeri tumpul
R: tibia 1/3 medial sinistra
S: 3 (ringan)
T: saat bergerak
14.00 2. Mengatakan pada pasien bahwa sakit yang
WIB dirasakan pasien karena luka jahitan setelah operasi
dan rasa tidak nyaman pasien karena ada alat
drainage dikaki pasien untuk mengeluarkan
perdarahan ditulang pasien.
Respon : Pasien mengangguk mengerti penjelasan
perawat.
14.05 1. Mengajarkan pada pasien bila nyeri/sakit timbul
WIB pasien bisa napas panjang melalui hidung, tahan
lalu hembuskan melalui mulut sebanyak 3 kali.
Respon: pasien mengerti penjelasan perawat dan
menggunakan cara yang diajarkan perawat.
14.15 4. Mengajak bicara pasien saat sedang merintih
WIB menahan sakit.
Respon : ekspresi pasien terlihat lebih rileks dan rasa
sakit pasien teralihkan karena diajak bicara pasien.
14.25 5. Mengajak pasien untuk mengobrol dan tarik napas
WIB bila nyeri timbul
Respon: pasien mengobrol dengan perawat dan
43
menghembuskan napas dalam saat nyeri timbul.
14.00 6. Memberikan obat analgesik 1 vial
WIB Respon pasien mendapatkan obat melalui triway
14.00 7. Mengobservasi pasien di RR
WIB Respon: pasien terpasang RL sisa 350 cc, terpasang
alat drainage pada kaki (s)
GCS: 4,5,6 pupil 3mm++/ 3mm++ isokor
Pasien tidak merasa mual muntah, skala nyeri 3, skor
bromage 3, SPO2: 100, nadi: 74x/mnt, RR:15x/mnt,
TD:114/64 mmHg, suhu 366̊C
14.15 8. Mengobservasi TTV
WIB Repon: TD: 111/58 mmHg, nadi 68x/mnt, suhu:
36,26̊C, RR: 14x/mnt, SPO2:100, skor bromage: 3,
GCS: 4,5,6 skala nyeri : 3
14.30 9. Mengobservasi TTv
WIB Repon: TD: 118/64 mmHg, nadi 72x/mnt, suhu:
36,26̊C, RR: 15x/mnt, SPO2:99, skor bromage: 2,
GCS: 4,5,6 skala nyeri : 3
14.45 10. Mengobservasi TTv
WIB Repon: TD: 121/72 mmHg, nadi 74x/mnt, suhu:
36,36̊C, RR: 15x/mnt, SPO2:100, skor bromage: 1,
GCS: 4,5,6 skala nyeri : 2
15.00 11. Mengobservasi TTv
WIB Repon: TD: 118/68 mmHg, nadi 64 x/mnt, suhu:
36,36̊C, RR: 15x/mnt, SPO2:99, skor bromage: 1,
GCS: 4,5,6 skala nyeri : 2
Perdarahan pada drainage vaccum ±100cc.

44
3.6 EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Nn. A
Umur : 23 Tahun
Tanggal : 03/12/2016
No dx Jam Evaluasi Keperawatan TTD
I 14.00 S : Pasien mengatakan setelah menjalani operasi, pasien merasa sedikit lega.
WIB Pasien juga mengatakan cemasnya sedikit berkurang setelah perawat
memberi penjelasan kepadanya sebelum pasien masuk kamar operasi.
14.00 O : Pasien terlihat lega, pasien tampak tenang dibandingkan saat sebelum
WIB masuk kamar operasi.
14.05 A: Masalah ansietas teratasi sebagian.
WIB P : Pertahankan kondisi umum pasien
II 14.05 S : Pasien mengatakan setelah keluar dari kamar operasi keruang pulih sadar,
WIB pasien tetap merasa kedinginan meskipun tidak sedingin saat diruang operasi.
14.05 O : akral pasien dingin, pasien tidak terlihat menggigil, pasien tampak
WIB menggunakan selimut tambahan, saat dikaji pemeriksaan TTV didapatkan
hasil: TD: 116/64 mmHg, RR: 15x/mnt, Nadi: 68x/mnt, suhu:366̊C
14.10 A : Masalah Hipotermi teratasi sebagian .
WIB P : Lanjutkan tindakan keperawatan.
1. Menaikkan suhu AC diruang pulih sadar
2. Mengobservasi akral pasien
3. Mengobservasi TTV pasien
III 14.00 S : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang, pasien mulai merasa
WIB nyaman dengan posisinya, pasien mengatakan nyerinya timbul hanya saat
kaki kirinya bergerak.
O : pasien terlihat bergerak sedikit, pasien sering napas dalam, pasien mulai
merasa nyaman.
A : Masalah Gangguan rasa nyaman teratasi sebagian
P : Lanjutkan tindakan keperawatan.
1. menganjurkan pasien untuk melakukan teknik distraksi dan relaksasi
2. memotivasi pasien untuk melakukan teknik distraksi dan relaksi
3. mengobservasi TTV

3.7 CATATAN PERKEMBANGAN

45
Nama Pasien : Nn. A
Umur : 23 Tahun
Tanggal : 03/12/2016
No DX Jam Catatan Perkembangan TTD
I 14.30 WIB S : Pasien mengatakan tidak mengalami cemas lagi karena
operasi yang dilakukan telah selesai.
O : pasien terlihat tenang dan kooperatif.
14.30 WIB A : Masalah Ansietas teratasi.
14.30 WIB P : Pertahankan kondisi umum pasien.

II 14.30 WIB S : Pasien mengatakan saat diruang pulih sadar, pasien merasa
14.30 WIB tidak kedinginan seperti saat diruang operasi
O : akral hangat, pasien tidak terlihat menggigil, saat
14.35 WIB dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan hasil: : TD: 112/54
mmHg, RR: 11x/mnt, Nadi: 64x/mnt, suhu:36,26̊C.
A : Masalah Hipotermi teratasi
P : Pertahankan kondisi umum pasien.

III 14.40 WIB S : Pasien mengatakan ingin kembali kekamarnya karena


14.45 WIB pasien merasa sudah pulih dari efek anastesi, pasien
15.00 WIB mengatakan sudah terbiasa dengan alat yang terpasang
dikakinya dan nyeri yang dirasa mulai berkurang.
O : skala nyeri 2 (ringan), pasien tampak lebih berhati-hati
saat bergerak.
A : Masalah Gangguan rasa nyaman teratasi sebagian
P : Pasien dipindahkan ke kamar inap.

46

Anda mungkin juga menyukai