DISUSUN OLEH:
FUTRI DWIYANTI
170810114
Dosen Pengampu:
FAKULTAS HUMANIORA
2018-2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk bekerja sama untuk menyelesaikan
makalah ini. dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah yaitu
PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. saya menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan
semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-
teman. Amin
Demikianlah yang saya dapat paparkan dalam makalah ini kalau ada kata yang
kurang mohon di maafkan sekian dan terima kasih.
Futri dwiyanti
Daftar isi
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 2
Bab1 .......................................................................................................................................... 4
1.1Pendahuluan ..................................................................................................................... 4
2.1 Latar belakang masalah................................................................................................... 5
3.1 Tujuan penulisan ............................................................................................................. 7
4.1 Rumusan masalah ........................................................................................................... 7
Bab2 .......................................................................................................................................... 8
Pembahasan.......................................................................................................................... 8
1.2 perbedaan regional atau budaya dalam kondisi tenaga kerja .......................................... 8
a. Pemecatan di jepang .................................................................................................... 8
b. Perbedaan Upah di Jerman dan Polandia .................................................................... 8
c. Buruh Anak-anak ........................................................................................................ 8
d. Pekerja di Negara berkembang ................................................................................... 9
2.2 Sumber-sumber manajer ................................................................................................. 9
A. Negara asal ................................................................................................................... 9
B. Warga Negara dari Negara tuan rumah (Host-Country Nationals) ........................... 10
C. Warga Negara dari Negara ketiga (Third-country Nationals) ................................... 10
3.2 Penyeleksian dan pelatihan ........................................................................................... 10
Seleksi dengan tes psikometrik: perekrutan yang di modifikasi secara genetik ............. 11
Pelatihan bahasa .............................................................................................................. 14
Tugas internasional untuk perempuan ............................................................................ 14
4.2kompensasi ..................................................................................................................... 14
Bab 3 ....................................................................................................................................... 19
Penutup ............................................................................................................................... 19
Daftar pustaka ..................................................................................................................... 20
Bab1
1.1Pendahuluan
Secara garis besar manajemen sumber daya manusia merupakan bagian yang
paling mendominasi dari pekerjaan karena apabila perusahaan mampu untuk
memiliki atau mendapatkan perkerja yang berkualitas maka kualitas perusahaan dapat
meningkat hal inilah yang menyebabkan pencarian atau kemampuan memanajemen
sumber daya manusia menjadi salah satu faktor krusial dalam suatu perusahaan.
adapun apa yang di maksud dengan manajemen sumber daya manusia adalah
pengaturan terhadap tenaga kerja perusahaan dan interaksinya antar anggota dengan
sistem manajemen yang baik akan membuat pekerja merasakan kepuasan dan hal ini
dapat meningkatkan kinerja para pekerja yang menghasilkan naiknya nilai
perusahaan.oleh karena itu saya membuat makalah ini yang membahas mengenai
manajemen sumber daya manusia atau MSDM adapun yang dimaksud dengan
MSDM dan tujuannya adalah perumusan kebijakan dan prosedur-prosedur dalam hal
(1)perkiraan kebutuhan tenaga kerja (2) rekrutment dan seleksi (3) pelatihan dan
pengembangan (4) motivasi (5) kompensasi (6) disiplin dan (7) pemberhentian
karyawan,pada umumnya adalah tanggung jawab bagian personalia yang bekerjasama
dengan eksekutif pemasaran,eksekutif produksi,eksekutif keuangan,dan juga dengan
pengacara perusahaan.
2.1 Latar belakang masalah
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi.
Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk
kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh
manusia.
Foulkes (1975) memprediksi bahwa peran SDM dari waktu ke waktu akan semakin
strategis dengan ucapan berikut :
“For many years it has been said that capital is the bottleneck for a developing
industry. I don’t think this any longer holds true. I think it’s the work force and the
company’s inability to recruit and maintain a good work force that does constitute
the bottleneck for production. …I think this will hold true even more in the future.”
Tidak heran jika sekarang untuk SDM yang handal digunakan terminologi human
capitalyang semakin santer kita dengar.
Saat ini manajemen SDM berubah dan fungsi spesialisasi yang berdiri sendiri
menjadi fungsi yang terintegrasi dengan seluruh fungsi lainnya di dalam organisasi,
untuk bersama-sama mencapai sasaran yang sudah ditetapkan serta memiliki fungsi
perencanaan yang sangat strategik dalam organisasi, dengan kata lain fungsi SDM
lama menjadi lebih bersifat strategik.
Pembahasan
a. Pemecatan di jepang
“ Nerves” adalah tanda yang terdapat diluar klinik psikiater Takashi Sumioka
mengunjungi psikiater merupakan hal yang jarang diakui oleh orang jepang,tetapi
praktik sumioka menjadi sangat ramai.ia mengkhususkan dirinya pada penyembuhan
“Sindrom Restrukrisasi.” Para penderita ini di berhentikan dari pekerjaannya atau
berhenti dalam keaadaan tertekan.
c. Buruh Anak-anak
Anak-anak banyak dipekerjakan di Brasil, India, Nepal dan Meksiko. Anak-anak
dibawah 16 tahun dipaksa untuk bekerja diproduksi.
d. Pekerja di Negara berkembang
Perusahaan –perusahaan internasional Negara-negara maju harus menyesuaikan
praktik perburuhan mereka dinegar-negara berkembang supaya bisnis mereka
berhasil. Penduduk dinegara berkembang dipandang perusahaan-perusahaan
internasional cepat mempelajari keterampilan industrial.
A. Negara asal
Negara tempat kantor pusat suatu IC berada disebut dengan Negara asal; dan
para pekerja yang merupakan warga Negara tersebut di sebut dengan warga Negara
asal.
4.2kompensasi
Perusahaan dapat menggunakan paket kompensasi untuk meningkatkan
efektifitas tugasekspatriat. Namun, kebijakan kompensasi dapat menjadi konflik jika
karyawan lokal membandingkan kompensasi dan menyimpulkan bahwa mereka
diberlakukan tidak adil. Perencanaan kompensasi untuk ekspatriat mengharuskan
menajemen untuk mengikuti tiga pedoman penting;
a. Mempertahankan pendapatan yang setara dengan yang akan diterima di negara asal.
Hal ini biasanya dengan memberikan karyawan asing untuk perbedaan dari
perumahan, makanan, dan barang-barang konsumen lainnya. Tunjangan untuk
sekolah anak-anak dan perawatan medis seluruh keluarga juga mungkin diperlukan.
b. Memberikan tambahan insentif atas penerimaan tugas internasional
Perusahaan dapat memberikan tanda bonus sebelum keberangkatan atau
mungkin menawarkan karyawan sebuah kenaikan gaji atau mungkin memberikan
insentif lain setelah berhasil menyelesaikan tugas internasional. Beberapa perusahaan
menawarkan kombinasi insentif ini. Secara umum, insentif terbesar ditawarkan untuk
lokasi yang paling tidak diinginkan. Sebagai contoh, perusahaan multinasional
berharap dapat memikat manajer Barat ke EropaTimur, dimana kualitas udara buruk,
politik yang tidak stabil, dan kekurangan perumahan yang berkualitas membuat tugas
tidak menarik, sering manawarkan paket perumahan dibayarkan perusahaan.
c. Hindari penempatan posisi ekspatriat sama dengan karyawan lokal dengan jabatan
rendah
Karyawan lokal cenderung membandingkan gaji mereka dan standar hidup
dengan karyawan ekspatriat dan perasaan tidak adil jika terdapat ekspatriatdalam
posisi yang sama atau dibawahnya. Akan tetapi sulit untuk mencegah perasaan
ketidaksamaan, terutama jika perusahaan AS mengirimkan salah satu eksekutif
puncak ke luar negeri. Dibandingkan negara Eropa Barat, misalnya, eksekutif AS
mungkin akan mendapatkan sebanyak 20 kali lipat dari seorang eksekutif yang sama
dari karyawan lokal.
Journal (ferlianto )
Konsep MSDM menuju loyalitas karyawan yang tinggi
Dari berbagai konsep MSDM yang ada, manajer dapat menentukan bagian-
bagian yang dipandang penting dan strategis untuk meningkatkan kepuasan kerja dan
loyalitas karyawan. Hal ini sebaiknya dipandu dengan hasil survei yang valid. Namun
sebelumnya manajer juga harus memahami tren yang terjadi di dunia kerja yang
dapat menjadi hambatan dalam pengelolaan SDM. Beberapa tren tersebut adalah (1)
munculnya berbagai bidang pekerjaan baru, (2) pergeseran pengertian menjadi loyal
terhadap profesi, (3) mundurnya generasi baby boomers karena pensiun sehingga
membuka jalan lebar bagi para generasi muda, (4) para talent lebih memandang dunia
sebagai borderless world. Menurut Anthony (et.el. 2002), untuk mewujudkan hal
tersebut ada beberapa konsep MSDM yang dapat digunakan antara lain adalah: 1.
Memberikan peluang yang sama bagi karyawan Perlakuan yang sama bagi karyawan
berkaitan dengan persepsi terhadap perusahaan. Jika persepsinya buruk maka hal ini
akan membuat karyawan merasa tidak puas dan tidak betah untuk bekerja di
perusahaan tersebut. Untuk itu manajer harus memahami isu-isu sentral di sekitar
keadilan seperti diskriminasi, glass ceiling dan diversity. Kunci pemahaman terdapat
isu-isu tersebut adalah semua karyawan memiliki potensi masing-masing dan oleh
karenanya harus kesempatan yang sama untuk berkembang. Misalnya bagi karyawan
wanita dan kalangan minoritas diberikan kesempatan untuk mengikuti training,
networking dan mentoring. 2. Penyediaan training dan pengembangan karyawan
Training dan pengembangan karyawan paling tidak harus memenuhi kebutuhan
perusahaan (strategis) dan kebutuhan karyawan. Manajer harus dapat menjaring
aspirasi karyawan misalnya tentang kebutuhan untuk pengembangan diri dan
kemudian dicocokkan dengan strategi 108 Farlianto, Memelihara Kepuasan Kerja
Karyawan , No. 01/Th VIII/April/2012 hal. 102-110 / perusahaan. Dengan
pemenuhan kebutuhan untuk training dan pengembangan diri diharapkan karyawan
akan merasakan kepuasan kerja. Tidak sedikit karyawan yang loyal karena faktor ini
seperti Intel dan Disney. 3. Sistem karir Sistem karir tradisional yang tidak
memberikan kebebasan bagi karyawan untuk memenuhi aspirasinya juga dapat
menyebabkan rendahnya loyalitas. Perusahaan dapat menerapkan sistem protean yang
memberikan peluang bagi karyawan untuk memenuhi nilai-nilai yang dianutnya
(value driven). Hal ini tentunya juga dilakukan melalui komunikasi antara perusahaan
dan karyawan. Perusahaan juga dapat sebaiknya memberikan peluang karir yang
lebih baik bagi karyawan berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, profesionalitas
dan equity. Hal ini dilakukan untuk memperkecil jurang pemisah antara ekspetasi
karyawan dengan realitas yang dihadapinya. 4. Manajemen kinerja (performance
management) Manajemen kinerja melibatkan penetapan tujuan, penilaian kinerja dan
sistem reward yang menyesuaikan perilaku kerja karyawan dengan srategi bisnis,
keterlibatan karyawan dan teknologi tempat kerja (Cummings & Worley 2005).
Penetapan tujuan dilakukan dengan melibatkan manajer dan karyawan. Kegiatan ini
sebaiknya dapat menghasilkan tujuan-tujuan yang menantang bagi karyawan serta
menetapkan pengukurannya. Bagi perusahaan tertentu seperti SAS Institute, tujuan
yang menantang (challenging) justru lebih disukai karyawan karena akan
menstimulasi kreatifitas mereka sehingga turnover karyawan hanya 3-5% (rata-rata
industri 20%) begitu pula di perusahaan-perusahaan lain yang memberikan perhatian
besar pada kreatifitas (Florida & Goodnight 2005). Sedangkan penilaian kinerja harus
dipilih metode yang sesuai dengan sasaran dan situasinya, misal jika data kinerja
oebyektif tersedia maka metode MBO dapat diterapkan. Manajer juga harus
menghindari kesalahan-kesalahan dalam melakukan penilaian. 5. Sistem kompensasi
Kompensasi merupakan faktor yang selalu muncul dalam hubungannya dengan
kepuasan kerja dan loyalitas karyawan. Untuk menentukan sistem kompensasi yang
tepat, manajer harus mempertimbangkan berbagai variabel baik eksternal maupun
internal. Manajer harus membuat kebijakan berkaitan dengan sistem kompensasi
dalam tiga hal yaitu kebijakan level upah, struktur upah dan tipe reward. Misalnya
untuk perusahaan tertentu instrinsik reward seperti recognition barangkali lebih
dihargai oleh karyawan daripada ekstrinsik reward. Selain itu manajer harus
memahami hubungan antara kompensasi dengan motivasi karena motivasi berkaitan
dengan kepuasan kerja melalui teori-teori motivasi seperti teori equity, teori Herzberg
dan teori ekspetasi. Farlianto, Memelihara Kepuasan Kerja Karyawan hal. 102-110 ,
No. 01/Th VIII/April/2012 109 Oleh karena itu apapun pilihan yang akan dibuat,
menajer harus dapat menangkap apa yang dibutuhkan oleh karyawan dan kemudian
disesuaikan dengan strategi perusahaan dan situasi. 6. Pemberian benefit Mirip
dengan sistem kompensasi diatas, pemberian benefit juga harus mempertimbangkan
kebutuhan karyawan disamping tentunya juga kemampuan keuangan perusahaan.
Secara teori terdapat berbagai jenis benefit yang dapat dipilih oleh perusahaan namun
perusahaan dapat mempertimbangkan kesesuaian (fitness) antara keuangan dan
kebutuhan karyawan serta tren yang terjadi saat ini misalnya dengan makin
meningkatnya kebutuhan untuk menjaga keluarga maka peruahaan dapat memberikan
waktu kerja yang fleksibel kepada karyawan wanita yang mempunyai anak. Manajer
sebaiknya memberikan pengertian kepada karyawan tentang nilai dari benefit yang
mereka terima dan menerima feedback dari karyawan tentang benefit yang diberikan
sebagai bahan evaluasi tahunan. 7. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan
sehat Lingkungan kerja yang kondusif akan berpengaruh terhadap kepuasan dan
loyalitas karyawan.
Lingkungan kerja juga dapat mempengaruhi tingkat stres (physical stressor).
Sebagai contoh Emmis Communication sebagai perusahaan boadcasting terkemuka
telah membuktikan bahwa kebiasaan berpindahnya karyawan yang tinggi di industri
ini dapat dihindari dengan mencipatakan tempat kerja yang menyenangkan bagi
karyawan (pengembangan employment brand).
Bab 3
Penutup
Kepuasan kerja dan loyalitas karyawan yang tinggi mempunyai berbagai
dimensi yang harus dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif. Seorang
manajer tidak dapat hanya menggunakan satu atau dua konsep untuk meningkatkan
kepuasan dan loyalitas tetapi juga menggunakan semua konsep yang saling terkait
dan saling mengisi.
Sedikitnya terdapat lima model umum dari kepuasan kerja yang memberi
perhatian pada berbagai sebab antara lain: (1) pemenuhan kebutuhan, kepuasan
ditentukan oleh seberapa besar karakter dari pekerjaan memungkinkan individu untuk
memenuhi kebutuhannya, (2) ketidaksesuaian, kepuasan adalah sebuah hasil dari
seberapa besar seseorang menerima sesuatu yang dia harapkan dari suatu pekerjaan,
(3) pencapaian nilai, yakni bahwa suatu pekerjaan memungkinkan pemenuhan nilai-
nilai pekerjaan yang penting dari seseorang, (4) keadilan, kepuasan diartikan sebagai
sebuah fungsi dari seberapa adil seseorang atau individu diperlakukan di tempat
kerja, dan (5) komponen genetik atau watak, yang mendasarkan pada keyakinan
bahwa kepuasan kerja merupakan sebuah fungsi parsial dari sifat seseorang dan
faktor genetik. 110 Farlianto, Memelihara Kepuasan Kerja Karyawan , No. 01/Th
VIII/April/2012 hal. 102-110 / Manajer juga harus dapat menciptakan kesesuaian
(fitness) antara apa yang dibutuhkan dan diharapkan oleh karyawan dan strategi
perusahaan tentunya dengan mempertimbangkan tren di dunia kerja yang dapat
menjadi hambatan dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia. Beberapa tren tersebut
antara lain: (1) munculnya berbagai bidang pekerjaan baru, (2) pergeseran pengertian
menjadi loyal terhadap profesi, (3) mundurnya generasi baby boomers karena pensiun
sehingga membuka jalan lebar bagi para generasi muda, (4) para talent lebih
memandang dunia sebagai borderless world.
Daftar pustaka