“Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah MSDM Internasional”
Dosen Pengampu:
Dr. Faisal Marzuki, M.Pd.,CHCP
Anggota Kelompok I :
Puji syukur kami hantarkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sourcing Human Resources
For Global Markets Staffing, Recruitment and Selection ” tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Internasional.
Kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bpk Dr. Faizal
Marzuki, M.Pd ; Bpk. Prof. Yudi Nur Supriadi, S.Sos.I, MM ; dan Bpk Dr. Johan Maulana, M.Pd
yang mengajar, mendidik, dan membimbing kami dalam mengampu mata kuliah Manajemen
Sumber Daya Manusia Internasional selama semester 6 ini. Tanpa dukungan, bimbingan, dan
didikannya, kami tidak akan mampu mengembangkan pengetahuan saya terkait Manajemen
Sumber Daya Manusia Internasional sebaik ini. Kami juga hendak berterimakasih kepada
teman-teman yang selalu sedia membantu kami dalam menyusun makalah ini sehingga
makalah ini bisa terselesaikan dengan lebih baik lagi.
Makalah ini mungkin jauh dari kata sempurna. Akan tetapi penulis berharap agar
makalah ini bisa berguna bagi seluruh orang yang membacanya, terutama bagi sesama
mahasiswa dan juga dapat berguna untuk perkembangan dunia pendidikan. Akhir kata, kami
mengucapkan kata maaf yang sebesar-besarnya apabila terjadi kesalahan penulisan dan kami
juga menerima segala kritik maupun saran yang membangun agar kedepannya kami bisa
menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok I
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................................
1.3 Tujuan.............................................................................................................................................................
BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................................................................
2.1 Approaches to Staffing...................................................................................................................................
2.2 Transferring Staff for International Business Activities.................................................................................
2.3 Peran Ekspatriat..............................................................................................................................................
2.4 The Roles of NonExpatriates..........................................................................................................................
2.5 The Roles of Inpatriates..................................................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN KAJIAN TEORI...........................................................................................................
3.1 Approaches to Staffing...................................................................................................................................
3.2 Transferring Staff for International Business Activities.................................................................................
3.2.1 Pentingnya Penugasan Internasional.....................................................................................................
3.2.2 Alasan Penugasan Internasional............................................................................................................
3.2.3 Tipe Penugasan Internasional................................................................................................................
3.3 Peran Ekspatriat..............................................................................................................................................
3.4 The Roles of NonExpatriates..........................................................................................................................
3.5 The Roles of Inpatriates..................................................................................................................................
3.6 Studi Kasus.....................................................................................................................................................
3.7 Kesimpulan.....................................................................................................................................................
3.8 Saran...............................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
5. Bagaimana peran karyawan ekspatriat dalam unit lokal perusahaan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dirumuskan tujuan dari penulisan makalah ini,
yaitu:
1. Untuk mengetahui sikap dalam menghadapi masalah kepegawaian
2. Untuk mengetahui bagaimana penugasan internasional yang dilaksanakan oleh staf untuk
aktivitas bisnis internasional
3. Untuk mengetahui faktor sistematis dalam mempengaruhi praktek kepegawaian
4. Untuk mengetahui faktor pendorong dalam menciptakan hubungan antara perusahaan
induk dan anak perusahaan
5. Untuk mengetahui peran ekspatriat
4
BAB II
KAJIAN TEORI
Schuler et. al (2020) menyebutkan dalam teori ini, pendekatan manajemen sumber daya
manusia yang difokuskan pada lingkup bisnis global, dengan penekanan pada perlunya
memahami dan mengelola sumber daya manusia dalam konteks tersebut. Teori ini mencakup
aspek-aspek seperti proses seleksi, pelatihan, pengembangan, dan kompensasi untuk
karyawan yang beroperasi di luar negeri.
5
2.3 Peran Ekspatriat
Ekspatriat merupakan individu yang bekerja di luar negeri atas nama perusahaan atau
organisasi yang berbasis dari di negara asal dengan jangka waktu tertentu. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, ekspatriat merupakan orang yang melepaskan kewarganegaraannya;
orang yang meninggalkan negara asalnya dan menetap di sebuah negara; serta tenaga kerja
asing.
Non ekspatriat, yaitu orang-orang yang tidak dianggap ekspatriat karena mereka belum
bermigrasi ke negara lain, namun melakukan perjalanan ke luar negeri. Non-ekspatriat
disebut sebagai petualang bisnis internasional, yaitu karyawan yang menghabiskan sebagian
besar waktunya menjelajahi pasar, unit anak perusahaan, dan proyek luar negeri. Terdapat
beberapa istilah untuk karyawan tersebut, yaitu pejuang jalanan, globetrotters, frequent
fliers dan flexpatriates.
Beberapa tugas mobilitas global jangka pendek dijalankan oleh pelancong bisnis non-
ekspatriat. Mereka tetap terikat pada pekerjaan dan penggajian oleh perusahaan di negara
asal, dengan tempat kerja yang tetap berada di negara tersebut selama penugasan di luar
negeri. Jika seorang pelancong bisnis tinggal di luar negeri terlalu lama, sesuai dengan
hukum negara tuan rumah, tempat kerja pada suatu saat mungkin berpindah ke negara tuan
rumah dan pelancong bisnis tersebut berisiko menjadi apa yang disebut sebagai ekspatriat
"Stealth" atau "Accidental".
Inpatriat merupakan karyawan yang ditempatkan dari lokasi asing ke negara asal
perusahaan multinasional (MNE), umumnya ke kantor pusat utama perusahaan, dengan tujuan
untuk berbagi pengetahuan lokal mereka, belajar budaya perusahaan, dan mempersiapkan diri
6
untuk tugas manajemen di masa depan dalam organisasi. Strategi inpatriasi menegaskan bahwa
peran strategis markas besar tetap mendominasi. Ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang
budaya, struktur, dan proses khusus kantor pusat utama masih menjadi syarat penting untuk
kemajuan karir secara vertikal.
Penugasan ke kantor pusat utama pada umumnya bertujuan melatih manajer agar dapat
mengisi posisi manajemen puncak kembali di cabang internasional. Dalam banyak MNE,
penugasan inpatriate seringkali menjadi langkah karier pertama yang terbatas, mencerminkan
pendekatan yang cenderung etnosentris. Menurut Harvey dan Buckley, dalam beberapa kasus,
'impatriasi dapat menjadi proses yang berbahaya'. Meskipun mungkin lebih sulit bagi inpatriates
daripada bagi PCNs untuk mencapai kemajuan karier secara vertikal di kantor pusat utama,
mereka mengalami masalah integrasi dan repatriasi yang serupa dengan ekspatriat selama dan
setelah penugasan internasional mereka. Akibatnya, mereka mungkin tidak memperoleh tingkat
pengembalian investasi yang setara dengan ekspatriat. Tingkat tersebut hanya dapat terjamin jika
terdapat peluang karir untuk impatriat HCNs atau TCNs di kantor pusat utama dan di seluruh
organisasi secara luas. Dalam konteks ini, inpatriation dapat menjadi langkah penting dalam
mendorong orientasi geosentris dalam MNE, menciptakan 'langit terbuka' (di mana kesuksesan
karier tidak tergantung pada kewarganegaraan karyawan) bagi manajer HCN dan TCN.
BAB III
PEMBAHASAN KAJIAN TEORI
7
karena konteks internasional dimana kegiatan ini berlangsung. Empat konsep digunakan
dalam literatur IHRM untuk mengkarakterisasi strategi kepegawaian dan manajemen MNE
untuk anak perusahaan mereka. Istilah ini berasal dari karya inovatif Perlmutter, yang
menyatakan bahwa pengidentifikasian tiga sikap utama yaitu etnosentris, polisentris, dan
geosentris di antara para eksekutif internasional terkait dengan pembangunan perusahaan
multinasional atas keputusan-keputusan produk, fungsional, dan geografis utama yang
diambil. Kemudian perlmutter menyertakan 'perpetuation', yang didefinisikan sebagai
rekrutmen, penempatan staf, pengembangan. Kemudian sikap keempat regiosentris
ditambahkan.
● Etnosentris
Dalam perusahaan yang bersikap etnosentris, sedikit anak perusahaan asing yang
memiliki otonomi dan keputusan strategis diambil di pusat perusahaan. Manajer dari
pusat perusahaan menduduki posisi kunci baik di operasi domestik maupun asing,
dan staf dari negara asal (PCN) yang mengelola anak perusahaan. Beberapa alasan
yang digunakan perusahaan ketika menerapkan kebijakan etnosentris:
1. Persepsi terhadap kurangnya tenaga kerja lokal yang memenuhi syarat (HCNs)
2. Dalam tahap awal internasionalisasi, penting untuk menjaga komunikasi,
koordinasi, dan kontrol yang baik dengan kantor pusat perusahaan. Pendekatan
etnosentris dapat mengurangi risiko tinggi yang dirasakan dalam lingkungan baru
ini. Saat sebuah perusahaan multinasional mengakuisisi perusahaan di negara lain,
mereka mungkin ingin menggantikan manajer lokal dengan staf dari negara asal
(PCN) untuk memastikan kepatuhan terhadap tujuan dan kebijakan korporat
secara keseluruhan.
Namun, kebijakan etnosentris memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
1. Pembatasan peluang promosi bagi HCN dapat mengakibatkan penurunan
produktivitas dan peningkatan pergantian karyawan di dalam kelompok tersebut.
2. Proses adaptasi manajer ekspatriat ke negara tujuan sering memakan waktu yang
lama, selama periode tersebut, PCN sering membuat kesalahan dan keputusan
yang buruk.
8
3. Perbandingan paket kompensasi antara PCN dan HCN menunjukkan kesenjangan
pendapatan yang sering kali signifikan untuk kepentingan PCN, yang mungkin
dianggap tidak adil oleh HCN.
4. Bagi banyak ekspatriat, posisi kunci di luar negeri berarti mendapatkan status
baru, otoritas, dan peningkatan standar hidup. Perubahan ini dapat mempengaruhi
sensitivitas ekspatriat terhadap kebutuhan dan harapan bawahan di negara tujuan
yang mungkin berbeda dengan persepsi manajer PCN.
● Polisentris
Menerapkan pendekatan polisentris melibatkan MNE yang memperlakukan setiap anak
perusahaan sebagai entitas nasional yang berbeda dengan sebagian otonomi dalam
pengambilan keputusan. Anak perusahaan umumnya dikelola oleh warga lokal (HCNs),
yang jarang dipromosikan ke posisi di perusahaan pusat, dan jarang pula PCNs
dipindahkan ke anak perusahaan di luar negeri. Keuntungan utama dari kebijakan
polisentris adalah:
1. Menggunakan karyawan lokal (HCNs) mengatasi hambatan bahasa; menghindari
masalah penyesuaian manajer ekspatriat dan keluarga mereka, serta
meminimalisir program pelatihan budaya yang mahal.
2. Menggunakan karyawan lokal (HCNs) memungkinkan perusahaan multinasional
untuk tetap rendah profilnya dalam situasi politik yang sensitif.
3. Menggunakan karyawan lokal (HCNs) seringkali lebih ekonomis, meskipun
kadang perusahaan harus memberikan insentif lebih untuk menarik pelamar lokal
yang berkualitas.
4. Pendekatan ini memastikan kelangsungan manajemen anak perusahaan asing dan
etnosentris.
1. Menyamakan perbedaan antara manajer anak perusahaan HCN dan manajer PCN
di perusahaan pusat adalah tugas yang sulit. Bahasa yang berbeda, loyalitas
9
2. Manajer dari negara asal juga memiliki sedikit kesempatan untuk mendapatkan
oleh PCN, manajemen senior korporat akan memiliki paparan yang terbatas
● Geosentris
dalam operasinya, mengakui bahwa setiap bagian (baik anak perusahaan maupun markas
dengan bisnis terpadu secara global, dan faktor kewarganegaraan menjadi kurang penting
perspektif global dan menciptakan sumber daya manusia internal yang dapat
'federasi'.
3. Mendorong kerjasama dan pembagian sumber daya di antara berbagai unit dalam
organisasi.
program pelatihan bagi tenaga kerja lokal untuk menggantikan pekerja asing
10
mempekerjakan pekerja asing daripada warga lokal. Hal ini dapat memakan
3. Memerlukan biaya yang lebih tinggi karena meningkatnya biaya pelatihan dan
relokasi. Struktur gaji internasional yang standar juga mungkin diperlukan, yang
4. Sejumlah besar warga negara asal, warga negara pihak ketiga, dan warga negara
tuan rumah mungkin perlu dikirim ke luar negeri untuk mendirikan dan menjaga
memerlukan waktu yang cukup lama dan lebih banyak kontrol terpusat atas
proses kepegawaian.
● Regiosentris
Serupa dengan pendekatan geosentris, pendekatan regiosentris menggunakan sumber
daya manajer yang lebih luas, meskipun dengan cara yang terbatas. Personel dapat
dipindahkan ke luar negeri namun biasanya terbatas pada wilayah geografis tertentu.
Manajer regional mungkin tidak naik ke posisi di markas besar tetapi memiliki tingkat
otonomi regional dalam pengambilan keputusan. Keuntungan dari mengadopsi
pendekatan regiosentris termasuk:
1. Mendorong kolaborasi antara manajer yang dipindahkan ke markas besar regional
dari anak perusahaan di wilayah tersebut dan warga negara asal yang ditugaskan
ke markas besar regional.
2. Menunjukkan kesadaran terhadap kondisi lokal, mengingat anak perusahaan lokal
biasanya didominasi oleh warga negara tuan rumah.
Namun, ada beberapa kekurangan dari kebijakan regiosentris:
1. Dapat menghasilkan federalisme pada tingkat regional daripada pada tingkat
negara dan membatasi kemampuan MNE untuk mengembangkan perspektif
global yang lebih luas.
2. Meskipun pendekatan ini meningkatkan peluang karir di tingkat nasional, namun
hanya memindahkan hambatan ke tingkat regional. Meskipun manajer berbakat
11
dapat maju ke posisi di markas besar regional, mereka lebih sedikit
kemungkinannya untuk naik ke posisi di markas besar MNE.
12
3.2.3 Tipe Penugasan Internasional
Durasi perpindahan setiap karyawan ke luar negeri berbeda ditentukan
berdasarkan alasan perpindahan dan jenis pekerjaan yang perlu dilakukan. MNE
biasanya mengkategorikan jenis berdasarkan durasi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas:
1. Jangka Pendek
Durasi maksimal tiga bulan. Biasanya, digunakan untuk pengawasan
proyek, pemecahan masalah, atau sebagai perbaikan sementara hingga solusi yang
lebih permanen dapat ditemukan.
2. Extended
Durasi maksimal satu tahun. Tugas serupa dengan tugas jangka pendek
mungkin termasuk di dalamnya.
3. Jangka Panjang
Berlangsung antara satu dan lima tahun dan memerlukan pekerjaan yang
secara spesifik ditentukan dalam operasi perusahaan tujuan (misalnya peran
manajemen senior di anak perusahaan). Istilah "penugasan ekspatriat tradisional"
juga digunakan untuk menggambarkan penugasan yang diperluas.
13
Karyawan melakukan perjalanan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan dari negara asalnya ke tempat kerja di negara lain, kemudian istirahat
kembali ke negaranya. Keluarga karyawan biasanya tinggal di negara asalnya.
Contoh, Di sektor pertambangan internasional, jenis ini sering digunakan pada rig
minyak dan di area sulit.
14
bahasa yang memadai, pikiran yang terbuka, dan keinginan yang kuat untuk
menghadapi tantangan di luar negeri.
15
Ekspatriat sebagai simpul bahasa juga menekankan peran penting mereka tidak
hanya dalam memfasilitasi komunikasi tetapi juga dalam mendorong integrasi budaya,
berbagi pengetahuan, dan kolaborasi dalam organisasi multinasional. Kemampuan
linguistik merupakan aset berharga dalam meningkatkan efektivitas organisasi dan
mempromosikan keberagaman tenaga kerja global yang padu.
16
bernegosiasi dengan pejabat pemerintah tuan rumah, mitra aliansi, subkontraktor, dan
pemasok asing.
Pelancong bisnis yang tidak tinggal di luar negeri juga menjalankan banyak peran
ekspatriat, termasuk agen sosialisasi, pembangun jaringan, pelintas batas, dan pusat bahasa.
Namun, dari terbatasnya bukti yang tersedia, tampak bahwa kendali atas staf yang
menggunakan bentuk pengaturan ini terletak pada departemen atau manajer lini terkait, dan
bukan pada departemen sumber daya manusia. Kemungkinan strategi SDM yang dapat
memenuhi kebutuhan flexpatriat dengan lebih baik disarankan oleh Demel dan
Meyerhoofer.
Mereka menyarankan bahwa situasi spesifik dari para flexpatriat harus dipertimbangkan
dalam deskripsi pekerjaan dan kontrak kerja, dan dapat menjadi bagian dari pedoman
MSDM khusus untuk kelompok sasaran ini. Misalnya, kriteria seleksi harus mencakup tidak
hanya pengetahuan khusus dan keterampilan antar budaya, namun juga aspek kesehatan
seperti kebugaran fisik. Masalah waktu kerja dan perjalanan juga harus ditangani, dengan
mempertimbangkan kebutuhan pemulihan karyawan dari perjalanan internasional
(menyesuaikan diri dengan jet lag, perubahan pola makan, dll). Mempertimbangkan aspek-
aspek ini, Flexpatriat dapat menjadi solusi alternatif yang lebih berharga bagi likuiditas
internasional.
Inpatriat merupakan karyawan yang ditempatkan dari lokasi asing ke negara asal
perusahaan multinasional (MNE), umumnya ke kantor pusat utama perusahaan, dengan tujuan
untuk berbagi pengetahuan lokal mereka, belajar budaya perusahaan, dan mempersiapkan diri
untuk tugas manajemen di masa depan dalam organisasi. Inpatriat sendiri diharapkan dapat
berbagi pengetahuan kontekstual lokal dengan staf kantor pusat utama perusahaan untuk
memfasilitasi kegiatan perusahaan yang efektif di pasar lokal tersebut. Tidak hanya itu, inpatriat
juga memiliki tugas untuk mempelajari rutinitas dan perilaku khusus perusahaan di kantor pusat
utama dengan tugas manajemen dalam organisasinya di masa depan. Intinya, inpatriat memiliki
peran sebagai pengirim dan penerima pengetahuan.
Collings dan Scullion sendiri mengidentifikasi beberapa pendorong utama untuk
merekrut dan mentransfer manajer inpatriat :
17
1. Adanya keinginan untuk menciptakan kompetensi inti global dan keragaman budaya dari
perspektif strategis dalam tim manajemen puncak, sehingga meningkatkan kemampuan
organisasi untuk berpikir dan bertindak global maupun lokal
2. Adanya keinginan untuk memberikan peluang karir bagi karyawan berpotensi tinggi di
negara tuan rumah, yakni Host Country National (HCN) dan Third Country National
(TCN)
3. Munculnya pasar berkembang yang seringkali merupakan lokasi sulit bagi ekspatriat
dalam hal kualitas hidup dan penyesuaian budaya.
Namun, strategi inpatriasi menegaskan bahwa peran strategis kantor pusat utama tetap
mendominasi. Ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang budaya, struktur, dan proses khusus
kantor pusat utama masih menjadi syarat penting untuk kemajuan karir vertikal. Penugasan ke
kantor pusat utama pada umumnya bertujuan melatih manajer agar dapat mengisi posisi
manajemen puncak kembali di cabang internasional. Dalam banyak MNE, penugasan inpatriate
seringkali menjadi langkah karier pertama yang terbatas, mencerminkan pendekatan yang
cenderung etnosentris.
Menurut Harvey dan Buckley, dalam beberapa kasus, 'inpatriation dapat menjadi proses
yang berbahaya'. Meskipun mungkin lebih sulit bagi inpatriates daripada bagi PCNs untuk
mencapai kemajuan karier vertikal di kantor pusat utama, mereka mengalami masalah integrasi
dan repatriasi yang serupa dengan ekspatriat selama dan setelah penugasan internasional mereka.
Akibatnya, mereka mungkin tidak memperoleh tingkat pengembalian investasi yang setara
dengan ekspatriat. Tingkat tersebut hanya dapat terjamin jika terdapat peluang karier untuk
inpatriate HCNs atau TCNs di markas besar dan di seluruh organisasi secara luas.
18
ABC Asian Business Consultants, sebuah konsultan manajemen dari Korea Selatan yang
spesialis dalam seleksi karyawan internasional.
Permasalahan dari case tersebut adalah tingginya kompleksitas dalam proses seleksi
karena kualifikasi kandidat yang tinggi dan perlunya menjaga kerahasiaan informasi. lalu
adapula penggunaan metode identifikasi calon potensial melalui cerita sampul yang dapat
mempersulit proses. Penggunaan wawancara jarak jauh melalui perangkat lunak, seperti ICQ,
Skype, atau Windows Live Messenger, dapat menciptakan tantangan dalam evaluasi kandidat
juga menjadi permasalahan dalam case tersebut.
3.7 Kesimpulan
Pasar global tentunya juga terdapat manajemen sumber daya manusia (HRM) di
dalamnya dan menjadi semakin penting. Di era globalisasi ini, taktik perusahaan dalam
merekrut, memilih, dan menempatkan karyawan sangat penting untuk membangun
keunggulan kompetitif. Tenaga kerja yang berkualitas dan kompeten tidak hanya merupakan
aset yang berharga, tetapi juga merupakan dasar yang penting bagi keberhasilan bisnis dalam
mengatasi kesulitan yang rumit di pasar global. Oleh karena itu, pengembangan tim
membutuhkan pendekatan yang terencana dan strategis dari perusahaan. Menciptakan
strategi perekrutan yang sukses sangat penting dalam situasi ini. Prosedur perekrutan yang
efektif menjamin bahwa bisnis akan mendapatkan karyawan yang memiliki nilai dan budaya
yang tepat, di samping keahlian dan kemampuan yang diperlukan.
Prosedur perekrutan yang baik diperlukan untuk menjamin bahwa hanya pekerja terbaik
yang dapat berkontribusi secara signifikan terhadap pencapaian tujuan organisasi di pasar
dunia yang bergerak cepat. Selain itu, menciptakan tim yang solid dan produktif
19
membutuhkan kecocokan budaya yang kuat. Budaya perusahaan yang efektif dapat
menumbuhkan motivasi dan kolaborasi karyawan dengan membantu mereka berhubungan
dengan cita-cita perusahaan. Oleh karena itu, untuk menjamin tim yang kuat dan produktif,
pemberi kerja perlu mempertimbangkan tidak hanya kemampuan teknis calon karyawan
tetapi juga seberapa baik mereka cocok dengan budaya organisasi. Manajemen sumber daya
manusia global, secara umum, membutuhkan strategi komprehensif yang mempertimbangkan
kecocokan budaya organisasi di samping teknik perekrutan, seleksi, dan penempatan yang
cerdik.
3.8 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Dowling, Peter., Festing, Marion., & Engle, A. D. (2013). International Human Resource
Management. Cengage Learning.
20
LAMPIRAN
21