Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH BISNIS INTERNASIONAL

“MEMAHAMI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN, PRODUKTIVITAS,


PERUSAHAAN INTERNASIONAL DAN MAMPU MENGANALISIS
CARA PERUSAHAAN INTERNASIONAL MENGENDALIKAN
INFORMASI”

Dosen Pengampu : Rapida Nuriana S.Pd., M.M.

Disusun

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5
AMELYA RAHMAWATI (20612207)
ANDINI DONNA LESTARI (20612046)
FILLIKA MILLENIA (20612216)
MHD. IZWAN SEPRIYADI (20612225)
MUHAMMAD RAFIQ (20612229)
SINTIA NAYANGSARI (20612128)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) PEMBANGUNAN
TANJUNGPINANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kesempatan pada kami untuk dapat menyelesaikan penulisan
makalah tentang “MEMAHAMI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN,
PRODUKTIVITAS, PERUSAHAAN INTERNASIONAL DAN MAMPU
MENGANALISIS CARA PERUSAHAAN INTERNASIONAL
MENGENDALIKAN INFORMASI”
Penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas kelompok yang
diberikan oleh dosen pengampu, juga untuk lebih menambah
wawasan/pengetahuan bagi pembaca dan para mahasiswa. Kami telah berusaha
untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun makalah ini masih jauh
dari kata sempurna.
Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi
teknik penulisan, maupun dari isi, maka saya memohon maaf dan kritik serta
saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh saya
untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita
bersama.

Tanjungpinang, 22 November 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB 1......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................5
BAB 2......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
2.1 Manajemen Rantai Pasokan dan Integrasi Vertikal..................................6
A Manajemen Rantai Pasokan......................................................................6
B Daya Saing Manajemen Rantai Pasok.......................................................9
C Ciri Manajemen Rantai Pasok Yang Baik...............................................10
D Tantangan Manajemen Rantai Pasok......................................................12
E Definisi Integrasi Vertikal.......................................................................18
F Jenis - jenis Integrasi Vertikal.................................................................19
G Keuntungan Integrasi Vertikal untuk Bisnis...........................................21
H Kelemahan Metode Integrasi Vertikal....................................................24
I Industri yang Mendapat Manfaat dari Integrasi Vertikal........................25
2.2 Mengelola produktivitas dalam Bisnis Internasional..............................27
A Definisi Produktivitas..............................................................................27
B Dampak Rendahnya Produktivitas..........................................................28
C Pengaruh Mengelola Produktivitas Terhadap Bisnis Internasional........29
2.3 Mengelola Kualitas dalam Bisnis Internasonal.......................................31
A Definisi Kualitas......................................................................................31
B Kualitas dan Strategi...............................................................................31
C Pengaruh Kualitas....................................................................................32

2
D Etika dan Manajeman Kualitas................................................................34
E Total Quality Management (TQM).........................................................34
F Manfaat Program TQM...........................................................................35
G Mengelola Kualitas Berpengaruh kepada Bisnis Internasional...............35
2.4 Mengelola Informasi dalam Bisnis Internasional....................................36
A Definisi Informasi....................................................................................36
B Pertumbuhan Sistem Informasi Internasional.........................................37
C Mengembangkan Arsitektur Sistem Informasi Internasional..................37
D Lingkungan Global : Penggerak dan Tantangan Bisnis..........................37
E Tantangan Bisnis.....................................................................................38
F Sistem Global Untuk Menyesuaikan Strategi.........................................39
G Mengidentifikasi Proses Bisnis Inti.........................................................39
BAB 3....................................................................................................................40
PENUTUP..............................................................................................................40
3.1 Kesimpulan..............................................................................................40
3.2 Saran........................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................42
DOKUMENTASI..................................................................................................43

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hubungan internasional tidak akan berjalan tanpa aktor di
dalamnya. Di sini, rantai diibaratkan sebagai aktor dan roda merupakan
kepentingan yang membutuhkan “penggerak” dan “pengikat” antara
kepentingan satu dengan yang lain agar terkontrol dengan baik.
Sederhananya, aktor dapat diibaratkan sebagai substansi penggerak mendasar
yang dibutuhkan dalam hubungan internasional.
Menurut Conway Henderson (1998), aktor merupakan kunci utama
dalam interaksi hubungan internasional. Aktor utama yang ditekankan
Henderson adalah negara. Henderson mendefinisikan negara sebagai aktor
yang memiliki kedaulatan dan pusat pemerintahan yang berfungsi sebagai
pengatur penduduk, wilayah kedaulatan, dan perwakilan rakyat dalam
hubungan internasional. Setiap negara juga memerjuangkan kepentingan
negara masing-masing dan saling membutuhkan bantuan dari negara lain,
atau biasa disebut interdependensi. Contoh nyata yang seringkali terjadi
adalah, Indonesia membutuhkan bantuan Thailand untuk mengisi pasokan
beras rakyat Indonesia. Maka, Thailand mengekspor beras untuk Indonesia
sehingga kebutuhan pokok seperti beras dapat terpenuhi.
Hal tersebut tidak menutup kemungkinan hubungan internasional
diinterpretasikan sebagai hubungan antar negara. Apalagi kedaulatan sebuah
negara menjadi sebuah “tiket masuk” esensial kedalam hubungan
internasional bagi sebuah negara (Herz, 1999). Sedangkan aktor lain berupa
non-negara adalah kepentingan sekunder, pendekatan ini disebut juga sebagai
Realisme. Selain realisme, ada pendekatan teori yang lebih terbuka yaitu
Pluralisme. Pluralisme berasumsi bahwa segala tipe aktor, baik negara
maupun non-negara, mampu memengaruhi politik internasional (Willetts,

4
2001). Dalam realita saat ini, hubungan internasional semakin terbuka seiring
dengan kebutuhan masyarakat internasional yang semakin kompleks. Maka
dari itu, negara membutuhkan aktor lain untuk memasok kebutuhan
penduduknya.
Walaupun sejak abad ketujuh belas, negara telah menjadi aktor
yang mendominasi hubungan internasional selama kurang lebih dua setengah
abad (Minix dan Hawley, 1998). Saat ini, terdapat pula aktor non-negara,
sehingga, negara tidak lagi dianggap sebagai aktor dominan, negara hanyalah
aktor primer diantara aktor berpengaruh lainnya (Henderson, 1998). Dewasa
ini, jumlah aktor non-negara membludak dan menjadi sangat aktif dalam
menjalankan perannnya. Berikut ini beberapa aktor non-negara dalam
hubungan internasional.
Manajemen rantai pasok merupakan integrasi aktivitas-aktivitas
yang berawal dari pengadaan barang dan jasa, mengubah bahan baku
menjadi barang dalam proses dan barang jadi, serta mengantarkan barang-
barang tersebut kepada para pelanggannya dengan cara yang efisien. Dalam
definisi tersebut, secara umum pemahaman rantai pasok akan mengandung
makna terjadinya aliran material dari awal sampai ke konsumen dengan
memperhatikan faktor ketepatan waktu, biaya, dan jumlah produknya.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa itu manajemen rantai pasokan dan integrasi vertikal?
2) Bagaimana cara mengelola produktivitas dalam bisnis internasional?
3) Bagaimana cara mengelola kualitas dalam bisnis internasional?
4) Bagaimana cara mengelola informasi dalam bisnis internasional?

1.3 Tujuan Penelitian


1) Untuk mengetahui manajemen rantai pasokan dan integrasi vertical.
2) Untuk mengetahui cara mengelola produktivitas dalam bisnis
internasional.

5
3) Untuk mengetahui cara mengelola kualitas dalam bisnis internasional.
4) Untuk mengetahui cara mengelola informasi dalam bisnis
internasional.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Rantai Pasokan dan Integrasi Vertikal


A Manajemen Rantai Pasokan
Apa Supply Chain Management (SCM) itu? Dalam bahasa
Indonesia adalah Manajemen Rantai Pasok atau Pengelolaan Rantai
Pasok. Rantai pasokan apa? Adalah rantai pasokan barang, dimana
barang itu mengalir dari hulu ke hilir sebagai sebuah rantai mengikuti
sejumlah pelaku atau sejumlah pihak.
PRAHU-HUB, (2021) Manajemen rantai pasokan juga diartikan
sebagai suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara berurutan dan
sistematis yang mana dari membuat planning yang kemudian
pengadaan pasokan bahan yang kemudian diproduksi dan setelah itu
akan didistribusikan hingga sampai ke konsumen terakhir.
Penerapan Supply chain Management (SCM) atau dalam bahasa
Indonesia adalah Pengelolaan Rantai Pasok dilakukan oleh berbagai
macam perusahaan manufaktur untuk menciptakan daya saing mereka
dalam memproduksi produk/ barang dipasar.
Tidak ada suatu perusahaan satupun yang memproduksi produk/ barang
guna memenuhi kebutuhan konsumen dan melempar ke pasarakan lepas
dari praktek-praktek SCM atau Pengelolaan Rantai Pasok.

6
Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang sangat besar yang
dengan biaya logistiknya masih mahal dengan infrastruktur yang tidak
terlalu bagus.
Maka melaksanakan SCM dan logistik yang baik sangat diperlukan
apabila kita ingin beraing dalam memproduksi barang.
Ada sejumlah pemain atau organisasi yang terlibat di dalam SCM,
setiap pemain/ organisasi bertempat yang sama atau berbeda. Bisa
berbeda propinsi, pulau, negara maupun benua.
Sucahyowati, (2011) mengatakan bahwa dalam supply chain
manajemen ada beberapa pelaku atau pihak utama yang merupakan
perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama dan saling
terhubung, yaitu:
1) Supplies
2) Manufactures
3) Distribution
4) Retail Outlet
5) Customers
1. Chain 1: Supplier
Jaringan bermula dari sini, yang merupakan sumber yang
menyediakan bahan pertama, dimana rantai penyaluran baru akan
mulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah,
bahan penolong, barang dagangan, suku cadang dan lain-lain.
2. Chain 1-2-3: Supplier-Manufactures- Distribution
Barang yang sudah dihasilkan oleh manufactures sudah mulai harus
disalurkan kepada pelanggan. Walaupun sudah tersedia banyak cara
untuk menyalurkan barang kepada pelanggan, yang umum adalah
melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar
supply chain.
3. Chain 1-2-3-4: Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet
Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau
dapat juga menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk

7
menyimpan barang sebelum disalurkan lagi ke pihak pengecer. Disini
ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk jumlah
inventoris dan biaya gudang dengan cara melakukan desain kembali
pola pengiriman barang baik dari gudang manufacture maupun ke toko
pengecer.
4. Chain 1-2-3-4-5: Supplier-Manufactures Distribution-Retail Outlet-
Customer.
Para pengecer atau retailer menawarkan barang langsung kepada
para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang langsung. Yang
termasuk retail outlet adalah toko kelontong, supermarket, warung-
warung, dan lain-lain.
Jadi SCM bisa sangat kompleks melewati batas negara maupun
batas benua yang berjarak sangat panjang beribu kilometer, sehingga
pelaksanaan SCM membutuhkan suatu metode, kecermatan dan kerja
sama yang baik antara pelaku yang satu dengan yang lain.
Perusahaan apapun yang bisa mengelola rantai pasok dengan
baik, mereka akan kompetitif di pasar dan mereka akan menang dalam
persaingan. Sebagai contoh diambil suatu perusahaan yang memproduksi
garmen.
Pihak yang terlibat dalam memproduksi garmen dapat dikelompokkan
menjadi 3 yaitu:
1) Pihak pertama: Pihak yang memproduksi barang baku,
yaitu perusuhaan benang dan sebagainya.
2) Tahap kedua: Pihak yang memproduksi kain yaitu perusahaan
tekstil.
3) Tahap ketiga: Pihak yang merubah tekstil menjadi pakaian
yaitu perusahaan garmen.
Setelah menjadi pakaian kemudian didistribusikan oleh perusahaan yang
mempunyai brand atau brand owner. Perusahaan brand owner yang akan
menjual produk garmen tersebut ke Negara-negara manapun mereka

8
beroperasi. Bisa saja barang diproduksi di Indonesia kemudian dipasarkan
ke benua Eropa atau Amerika melalaui jaringan toko atau jaringan retail.
Aliran barang adalah aliran fisik dari hulu ke hilir. Sebenarnya aliran yang
terjadi di manajemen rantai pasok ada 3, yaitu aliran barang, informasi dan
uang. Dari ketiganya yang sangat penting dalam suatu perusahaan adalah
aliran informasi.
Perusahaan yang bisa mengirim barang lebih cepat, memiliki on
time delivery lebih tinggi adalah perusahaan yang mampu menangani
aliran informasi dengan baik.
Bila suatu produsen atau pabrik memantau perkembangan penjualan di
toko, dan mengetahui berapa stok yang tersisa di toko, maka kebutuhan
kedepan bisa diramal lebih akurat. Kebutuhan barang yang harus dikirim
ke toko bisa ditentukan dan berapa barang yang harus diproduksi saat ini.
Aliran informasi material dari pemasok juga sangat dibutuhkan.
Status pemesanan sudah sampai dimana, apa kemungkinan terlambat atau
on time, ini akan sangat membantu dalam menentukan keputusan-
keputusan bagi pengelola pabrik. Syarat kunci dalam pengelolaan rantai
pasok adalah bagaimana mengelola informasi. Pergerakan barang
sepenuhnya diatur oleh informasi.

B Daya Saing Manajemen Rantai Pasok


Mengapa rantai pasok sangat penting untuk menciptakan daya
saing suatu perusahaan? Mengapa harus mengimplementasikan
manajemen rantai pasok dengan membuat produk menjadi available pada
tempat yang tepat, dalam jumalh yang benar, dan waktu yang tepat.
Setidaknya ketiga hal ini harus dipenuhi. Apabila waktu siklus produksi
tambah pendek berarti barang sampai ke konsumen lebih cepat. Jika
kualitasnya lebih bagus bagus maka quality competitiveness di pasar akan
lebih baik. Gartner adalah suatu perusahaan konsultan yang setiap tahun
membuat ranking perusahaan yang dianggap memiliki pelaksanaan

9
pengelolaan rantai pasok yang baik. Hasil pada tahun 2014 adalah sebagai
berikut :

a) Apple
b) Mc Donald
c) Amazon
d) Unilever
e) P&G
f) Samsung Electronic
g) Dll 25 perusahaan

C Ciri Manajemen Rantai Pasok Yang Baik


Ciri perusahaan yang mempunyai manajemen rantai pasok yang
baik, menurut Supply chain Council yang mempunyai metodologi yang
disebut SCOR, singkatan dari Supply chain Operation Reference. Ada 5
aspek agar manajemen rantai pasok suatu perusahan berjalan dengan
baik, yaitu:
a) Reliability
Yang berarti handal, barang yang diproduksi sampai ke
tangan konsumen harus berkualitas sesuai dengan spesifikasi yang
diharapkan konsumen. Reliability atau kehandalan juga berarti
kemampuan unyuk mengirimkan barang ke konsumen secara tepat
waktu. Janji 2 minggu harus ditepati 2 minggu.
b) Responsiveness
Yang berarti kecepatan memenuhi permintaan pelanggan
dengan lebih cepat. Kalau tahun yang lalu siklus waktu pemesanan
2 hari, maka sekarang harusnya bisa kurang dari 2 hari.
c) Agility
Yang artinya ukuran kemampuan untuk fleksibel dan adatif.
Deman atau permintaan bisa naik dan bisa turun dan itu pun bisa

10
mendadak. Pertanyaannya apakah perusahaan bisa mampu untuk
menyesuaikan diri namun tetap bisa berkelanjutan secara bisnis.Ini
sangat penting sebab ada perusahaan yang menaikturunkan
kapasitas produksi sangat sulit, tapi juga ada yang yang sangat
mudah atau relative lebih mudah. Ini menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam agilitas dan fleksibilitas dalam merespon
perubahan yang terjadi di lapangan.
d) Efficiency
Yang artinya efisien, manajemen rantai pasok yang bagus
juga dicirikan oleh proses effisiensi. Proses pembelian material,
proses produksi, proses pengiriman sedapat mungkin dibuat
rendah. Untuk menunjang daya saing harga dipasar, maka
harus efisien disepanjang rantai pasok.
e) Asset Productivity
Manajemen rantai pasok adalah mengelola asset. Ada
pabrik, ada mesin produksi yang ada, ada bangunan, ada forklift
yang mungkin ada di gudang, kapal, truk dan alat transportasi yang
lain. Ini yang dinamakan asset. Persoalannya bagaimana bisa
mendapatkan revenu atau penghasilan yang lebih besar dengan aset
yang lebih kecil. Ini juga merupakan hal penting supaya aset
perusahaan produktif menghasilkan revenue.

Dari 5 ciri manajemen rantai pasok di suatu perusahaan seperti


diatas dapat dikelompokkan menjadi 2 yang memenuhi kepentingan
pelanggan dan yang memenuhi kepentingan perusahaan.
Yang memenuhi kepentingan pelanggan adalah:
a) Reliability
b) Responsiveness
c) Agility
Yang memenuhi kepentingan perusahaan adalah:
a) Efficiency

11
b) Asset productivity
Pelanggan bisa mendapatkan barang sesuai dengan janji, dari sisi
waktu dan kualitas. Pelanggan ingin merespon perubahan. Itulah sifat
pelanggan. Namun disisi lain perusahaan tidak mau merespon semua itu
dengan biaya yang terlalu tinggi, pemanfaatan aset perusahaan akhirnya
sangat rendah dan lain sebagainya. Sehingga dari sisi produsen yang
mengelola manajemen rantai pasok ini, mereka ingin mengirimkan apa
yang diinginkan pelanggan, tetapi dengan proses yang efisien artinya
dengan biaya yang rendah dan aset yang dimiliki menjadi produktif.
Jadi dua hal diatas cukup penting. Sangat penting bagi perusahaan
untuk memuaskan pelanggan dengan nilai pengiriman kepada
pelanggan dengan baik tetapi disisi lain harus tetap efisien, tetap
bisa menjaga, tetap memenuhi dari sisi produktivitas aset dan efisiensi

D Tantangan Manajemen Rantai Pasok


a. Tantangan Pertama: Adanya Model Outsourcing
Proses manajemen rantai pasok merupakan proses yang sangat
kompleks, melibatkan kegiatan-kegiatan yang seringkali menyebabkan
stress. Harus menangani barang di gudang, harus mengirimkan produk
dengan cepat, harus mendapatkan material dengan cepat dari pemasok
dan pemasok itu mungkin tersebar di berbagai negara, melewati proses
impor dan ekspor yang bisa jadi sangat kompleks. Banyak pekerjaan-
pekerjaan kasar yang terlibat di dalamnya.
Transportasi yang melibatkan, tentu saja, berbagai macam modal
transportasi, seperti kapal, pesawat, truk dan lain sebagainya yang
sehari-harinya merupakan proses yang penuh dengan tantangan. Jadi,
manajemen rantai pasok ini sebetulnya di atas terlihat sangat menarik,
sangat berpengaruh terhadap strategi kinerja perusahaan, tetapi di
bawah adalah proses-proses yang sangat rumit, banyak melibatkan
pekerjaan-pekerjaan yang kasar, berbagai macam tantangan ada di
dalamnya.

12
Seiring dengan semakin kompleksnya rantai pasok, juga dengan
tekanan kompetisi yang semakin ketat di pasar, semakin ketat di
lapangan, banyak perusahaan yang mencari cara yang inovatif, cara
yang lebih baik dalam mengelola aliran dari produk ini supaya bisa
dinikmati dengan lebih baik oleh pelanggan.
Salah satu yang dilakukan oleh berbagai macam perusahaan adalah
model yang disebut sebagai outsourcing. Outsourcing ini sebetulnya
adalah bagaimana kita mengalihkan sebagian proses yang tadinya
dikerjakan di dalam, kemudian dilemparkan kepada pihak ketiga
atau diserahkan kepada pihak ketiga yang dianggap sebagai pihak yang
lebih mampu untuk mengerjakannya.
Sebetulnya secara tradisional perusahaan-perusahaan mengelola rantai
pasok dengan pendekatan yang disebut sebagai integrasi vertikal. Apa
arti integrasi vertikal? Hampir semua proses dari hulu sampai ke hilir
dikerjakan oleh perusahaan yang memiliki ikatan kepemilikan yang
sama.
Seseorang punya pabrik, punya pemasok material, punya
distributor, punya armada transportasi. Dari hulu sampai hilir, dia yang
mengerjakan semuanya. Ini yang kita sebut sebagai integrasi
vertikal.
Plus dan minusnya tentu saja ada jika bicara soal integrasi vertikal.
Tentu saja, jika bicara soal hal positifnya, bisa dilihat dari sisi kontrol
akan lebih baik. Karena kita mengerjakan semua, manajer kita yang
mengerjakan atau mengelola semua atau anak buah kita yang
mengerjakan semuanya, maka, kendali kita terhadap proses-proses tadi
akan lebih baik.
Pada model outsourcing, di mana melibatkan pihak ketiga,
misalnya, dalam menyimpan barang, dalam mendistribusikan, bahkan,
dalam memproduksi, maka, kontrol ini akan mulai sedikit demi sedikit
melemah karena melepaskan kegiatan itu kepada pihak ketiga,
tetapi kemudian muncul tantangan baru.

13
Bagaimana dengan melibatkan pihak ketiga yang lebih banyak
namun tetap bisa mensinkronkan kegiatan-kegiatan di dalam rantai
pasok ini? Jadi, perubahan dari integrasi vertikal menuju ke model
outsourcing di satu sisi akan membawa kebaikan, karena mungkin akan
bisa memilih pemain-pemain yang terbaik yang ada di luar sana,
misalnya dari pemilik gudang yang mampu mengelola kegiatan
pergudangan yang lebih baik dari yang dikerjakan secara internal,
armada transportasi yang ada mungkin tidak akan bisa mengerjakan
sebaik perusahaan logistik yang ada di luar sana. Jadi, kita akan
mendapatkan best talent, artinya mereka-mereka yang bisa
mengerjakan pekerjaan yang lebih baik dari kita. Itu hal positifnya.
Namun kita akan sedikit kehilangan kontrol, oleh karena itu, tantangan
yang kita hadapi ketika pindah dari integrasi vertikal menuju
outsourcing adalah bagaimana dengan melibatkan pihak ketiga, kita
tetap bisa mensinkronkan kegiatan-kegiatan atau proses-proses dari
hulu sampai hilir ini.

b. Tantangan Kedua: Semakin Panjangnya Rantai Pasok


Tantangan yang kedua adalah karena kita melihat rantai pasok
semakin panjang. Melibatkan global movement dari barang. Barang
yang mungkin materialnya ada di satu negara, kemudian proses
menjadi barang setengah jadi ada di negara yang lain, kemudian
menjadi produk jadi ada di negara lain lagi serta dipasarkan di
negara yang berbeda juga. Sebagai contoh produk yang sederhana
sebetulnya, yaitu sepatu. Ada sepatu yang diproduksi di Indonesia
hanya sebagian dari sepatu itu sendiri. Bukan seluruh sepatunya
dikerjakan atau diproduksi di Indonesia. Hanya bagian bawah dari
sepatunya. Kemudian barang dipindah ke negara lain untuk digabung
dengan bagian yang lain menjadi sepatu yang utuh, dari situ
kemudian dipasarkan ke berbagai negara yang akan membutuhkan
atau yang akan membeli sepatu tadi. Jadi, ini akan melibatkan global

14
proses atau pergerakan dari material yang melibatkan berbagai macam
negara dan ini adalah satu tantangan sendiri karena bisa jadi dengan
adanya perpindahan produk lintas negara, akan terlibat dengan aturan
perdagangan yang berbeda. Kita akan terlibat dengan time zone yang
berbeda. Misal kita bekerja di sebuah perusahaan di mana kita membeli
material dari Eropa, kemudian kita gunakan material itu di Indonesia.
Kita tahu bahwa beda waktu antara Indonesia dan Eropa antara sekitar
tujuh sampai delapan jam, sehingga kita misalnya pagi di sini bekerja,
mereka masih tidur di sana. Kemudian, jika kita ada masalah, kita
menunggu sampai besok karena mereka belum bangun saat kita
menemukan masalah itu di sini. Ini adalah salah satu tantangan
karena kita bekerja lintas negara, kita membuat rantai pasok itu
mengalir dengan jarak yang sangat jauh melewati batas-batas negara
yang berbeda zona waktunya dan perbedaan zona waktu itu mungkin
cukup jauh antara satu dengan yang lainnya.
Pertanyaannya, kenapa perusahaan-perusahaan sudah tahu bahwa
ini hal yang kompleks dan tidak mudah ditangani, tapi kenapa
perusahaan-perusahaan masih melakukan ini? Kenapa rantai pasok
cenderung akan mengglobal? Kenapa perusahaan- perusahaan
menyebarkan proses-proses ini di berbagai negara? Tentu ada
alasannya. Salah satu alasannya adalah untuk mencari yang disebut
sebagai persaingan biaya/ harga.
Jadi, kita ingin supaya total biaya dalam rantai pasok kita lebih rendah.
Karena ternyata jika kita lihat seperti misalnya biaya untuk
memproduksi satu buah baju. Jika dilakukan di negara maju seperti
Amerika, biayanya bisa sangat tinggi. Sehingga banyak sekali
perusahaan-perusahaan yang menjual garment di Amerika atau di
Eropa, mereka mengerjakan proses produksinya di negara-negara ketiga
seperti Indonesia, Vietnam, Bangladesh dan lain sebagainya.
Perusahaan yang membeli garment dari Bangladesh bisa
mendapatkan harga per bajunya hanya sekitar, katakanlah, di bawah

15
empat dolar. Namun, jika produksi itu dilakukan di Amerika, mungkin
biaya produksinya sendiri sudah di atas sepuluh dolar atau di atas 12
dolar. Jadi, jika dihitung-hitung, memproduksi, misalnya, di
Bangladesh, ditambah biaya kirim ke Amerika masih lebih murah
dibandingkan jika baju itu diproduksi di Amerika. Ini yang menjadi
salah satu alasan kenapa rantai pasok itu sekarang cenderung untuk
bekerja lintas negara, karena untuk menciptakan daya saing harga. Ini
tentu saja adalah sebuah tantangan.
Bagaimana kita mengelola aliran dari barang yang melintas negara,
beda zona waktu, kemudian barangkali negara-negara ini juga
punya beda budaya agar bisa lancar mulai dari ujung hulu sampai ke
ujung hilir? Itulah tantangan yang kedua, yaitu karena rantai pasok itu
panjang dan melewati batas-batas negara.

c. Tantangan Ketiga: Variasi Produk yang Semakin Banyak


Pada saat ini, banyak sekali perusahaan-perusahaan yang awalnya
hanya memiliki lima atau enam jenis produk, sekarang karena tuntutan
pelanggan, keinginan pelanggan yang semakin bervariasi, mereka
kemudian menciptakan produk menjadi 20, 30 jenis dan lain
sebagainya. Begitu produk semakin bervariasi, semakin banyak, kita
sebagai pelanggan mungkin suka. Ada banyak pilihan pada saat kita
berbelanja.
Kita pergi ke supermarket dan ada banyak pilihan sikat gigi yang
tersedia, banyak pasta gigi yang tersedia, sabun ada bermacam
jenis, makanan ada bermacam-macam. Variasi itu menyenangkan
pelanggan. Namun, jangan lupa, variasi itu sebetulnya menciptakan
kompleksitas yang luar biasa dalam rantai pasok. Contoh misalnya kita
bicara soal produksi. Antara pabrik yang memproduksi satu jenis
barang dengan pabrik yang memproduksi tiga jenis barang,
kompleksitasnya jauh berbeda. Karena ketika kita memproduksi tiga
jenis barang, maka, yang terjadi adalah mungkin ketika kita akan

16
memproduksi produk yang kedua, lintasan untuk yang pertama
dimatikan lebih dulu. Ada proses persiapan untuk mengganti dari satu
produk ke produk yang lain. Begitu proses persiapan terjadi kita akan
kehilangan waktu karena waktu persiapan itu adalah waktu yang tidak
produktif. Kemudian, skala ekonomi kita akan turun. Jika kita
memproduksi satu barang sebanyak 1000 unit, dengan masing-masing
barang 300, 300 dan 400 unit, jumlahnya sama- sama 1000 unit,
tetapi biaya per unit akan lebih rendah jika memproduksi 1000 barang
dalam satu jenis karena skala ekonominya lebih bagus. Jadi,
variasi dari produk menciptakan kompleksitas juga berpotensi
menciptakan biaya yang lebih tinggi. Itu adalah tantangan yang ketiga.
Variasi yang lebih banyak menciptakan kompleksitas di dalam
rantai pasok, di dalam kegiatan produksi, di dalam kegiatan pengiriman,
mereka yang mengelola gudang, inventaris dan sebagainya. Semua
pekerjaannya akan lebih kompleks jika variasi produknya meningkat.
Itu juga tantangan.

d. Tantangan Keempat: Ketidak Pastian


Di dunia ini hampir tidak ada yang pasti jika bicara soal rantai
pasok. Barang datang dari pemasok tidak bisa kita pastikan. Apakah
akan datang hari ini pukul sepuluh atau besok atau mungkin lusa? Kita
tidak bisa pastikan. Karena ini melewati proses yang sangat
panjang, melewati berbagai hambatan yang saya sampaikan tadi, maka,
kedatangan material dari supplier itu tidak pasti. Waktunya tidak pasti.
Setelah barang itu datang, mungkin juga setelah kita cek, ada yang
rusak. Kualitasnya juga mungkin tidak pasti. Tidak 100% bisa kita
gunakan. Kemudian jika kita bicara soal membeli material dari
pemasok, harganya ada yang naik dan turun juga. Ada ketidakpastian
harga. Jadi, jika kita bicara soal hulu saja, sudah ada ketidakpastian
waktu kedatangan, ada ketidakpastian kualitas dari barang yang kita
terima dari pemasok, ada juga ketidakpastian dari sisi, misalnya,

17
kualitas tadi, kemudian dari sisi harga. Harga bisa naik turun jika kita
bicara soal harga dari pemasok. Itu di hulu. Di hilir ada lebih banyak
ketidakpastian. Jika kita bicara soal ketidakpastian pasar juga ada
banyak ketidakpastian yang terjadi. Permintaan barang naik dan turun.
Demand bisa naik, bisa turun. Itu adalah salah satu bentuk
ketidakpastian yang sangat besar pengaruhnya terhadap rantai pasok.
Ketika permintaan kita turun, pertanyaannya, masih bisakah kita
memproduksi secara efisien jika volume produksi kita turun 20%? Di
beberapa industri, ini sangat sulit. Ambil contoh, misalnya di
industri semen yang kapasitas produksinya sulit dinaikkan atau
diturunkan, maka, permintaan yang naik turun ini akan menimbulkan
biaya yang cukup besar jika ini akhirnya berakibat pada
pengurangan kapasitas. Jadi, ada kebutuhan tak tentu.
Ketidakpastian itu bisa dari sisi jumlahnya, bisa dari jenisnya
jika kita mengirim berbagai macam produk yang berbeda. Bisa juga
mungkin suatu saat barang itu dibutuhkan di wilayah A, tetapi tidak
dibutuhkan di wilayah B, jadi, ada mixed of region yang mungkin akan
membutuhkan barang yang Anda produksi, barang yang Anda jual dan
kebutuhan itu tidak sama antara satu wilayah dengan wilayah yang
lainnya. Ambil contoh misalnya saat di satu wilayah itu panas, di
wilayah yang lain dingin, maka, kebutuhan pakaian akan berbeda
mengikuti musim ini. Jadi, ada ketidakpastian dari sisi kebutuhan di
masing-masing wilayah. Ada dimesi ruang, yaitu dimensi wilayah. Ada
dimensi kuantitas. Ada dimensi waktu. Itu jika kita bicara soal sisi hilir.
Secara internal pun masih ada ketidakpastian. Pabrik mungkin tiba-tiba
breakdown atau rusak, misalnya. Lalu tidak ada suku cadang. Itu adalah
ketidakpastian. Tenaga kerja tiba-tiba menjadi tidak produktif dan tiba-
tiba berdemonstrasi karena tidak puas, misalnya. Inilah sesuatu yang
tidak pasti secara internal. Kemudian, mungkin di luar sana ada
ketidakpastian politik, regulasi dan lain sebagainya.

18
Sebenarnya jika kita mengelola rantai pasok, kita harus sangat
mengerti berbagai macam ketidakpastian yang bisa terjadi di sepanjang
rantai pasok ini. Ada yang terjadi di hilir, ada yang terjadi di tengah,
ada yang di hulu, sehingga mengelola rantai pasok membutuhkan cara-
cara untuk mengatasi ketidakpastian dan salah satu yang biasanya
dilakukan oleh perusahaan adalah melalui apa yang disebut sebagai
manajemen risiko. Jadi, mereka memiliki manajemen pengelolaan
risiko.

E Definisi Integrasi Vertikal


Integrasi vertikal adalah strategi di mana perusahaan memperoleh
operasi bisnis dalam produksi vertikal yang sama. Dan integrasi vertikal
merupakan kumpulan dari beberapa perusahaan yang menyangkut
semua tahap produksi mulai dari bahan baku hingga menjadi produk di
suatu organisasi. Itu bisa maju atau mundur. Integrasi vertikal dapat
membantu perusahaan mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi
dengan mengurangi biaya transportasi dan mengurangi waktu
penyelesaian, di antara keunggulan lainnya. Namun, kadang-kadang
lebih efektif bagi perusahaan untuk mengandalkan keahlian yang mapan
dan skala ekonomi vendor lain daripada mencoba menjadi terintegrasi
secara vertikal.
Lebih tepatnya integrasi vertikal terjadi ketika perusahaan
mengambil kendali atas beberapa langkah produksi atau distribusi yang
terlibat dalam penciptaan produk atau layanannya dalam vertikal pasar.
Integrasi vertikal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu integrasi ke
belakang dan integrasi ke depan. Perusahaan yang melakukan ekspansi
ke belakang di jalur produksi ke manufaktur mengasumsikan integrasi
ke belakang, sedangkan perusahaan yang memperluas jalur produksi ke
distribusi melakukan integrasi ke depan.

19
F Jenis - jenis Integrasi Vertikal
Integrasi vertikal memiliki dua jenis yang keduanya menggabungkan
setidaknya dua dari empat fase rantai pasokan. Berikut 2 jenis dari
Integrasi vertikal:

1. Integrasi ke depan
ketika sebuah perusahaan di awal rantai pasokan
mengendalikan tahapan lebih jauh. Contohnya termasuk
perusahaan pertambangan besi yang memiliki kegiatan "hilir"
seperti pabrik baja. Jika perusahaan manufaktur terlibat dalam
penjualan atau industri purnajual, maka ia mengejar strategi
integrasi ke depan. Strategi ini diterapkan ketika perusahaan
ingin mencapai skala ekonomi yang lebih tinggi dan pangsa
pasar yang lebih besar. Strategi integrasi ke depan menjadi
sangat populer dengan meningkatnya tampilan internet. Banyak
perusahaan manufaktur telah membangun toko online mereka
dan mulai menjual produk mereka langsung ke konsumen,
melewati pengecer. Strategi integrasi ke depan efektif ketika:

 Hanya sedikit distributor berkualitas yang tersedia di


industri ini.
 Distributor atau pengecer memiliki margin laba yang tinggi.
 Distributor sangat mahal, tidak dapat diandalkan, atau tidak
dapat memenuhi kebutuhan distribusi perusahaan.
 Industri ini diharapkan tumbuh secara signifikan.
 Ada manfaat dari produksi dan distribusi yang stabil.
 Perusahaan memiliki sumber daya dan kemampuan yang
cukup untuk mengelola bisnis baru.

2. Integrasi ke belakang

20
ketika sebuah bisnis di akhir rantai pasokan melakukan
kegiatan "hulu." Contohnya adalah ketika distributor film,
seperti Netflix, juga memproduksi konten. Ketika perusahaan
manufaktur yang sama mulai membuat barang setengah jadi
untuk dirinya sendiri atau mengambil alih pemasok
sebelumnya, ia mengejar strategi integrasi mundur. Perusahaan
menerapkan strategi integrasi mundur untuk mengamankan
input sumber daya yang stabil dan menjadi lebih efisien.
Strategi integrasi mundur sangat bermanfaat ketika:
 Pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, mahal, atau tidak
dapat memasok input yang dibutuhkan.
 Hanya ada beberapa pemasok kecil tetapi banyak pesaing di
industri.
 Industri berkembang dengan cepat.
 Harga input tidak stabil. Pemasok mendapatkan margin
keuntungan yang tinggi.
 Perusahaan memiliki sumber daya dan kemampuan yang
diperlukan untuk mengelola bisnis baru.
 Strategi integrasi yang seimbang hanyalah kombinasi dari
integrasi ke depan dan ke belakang.
Pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, mahal, atau tidak dapat
memasok input yang dibutuhkan. Hanya ada beberapa pemasok kecil
tetapi banyak pesaing di industri. Industri berkembang dengan cepat.
Harga input tidak stabil. Pemasok mendapatkan margin keuntungan
yang tinggi. Perusahaan memiliki sumber daya dan kemampuan yang
diperlukan untuk mengelola bisnis baru. Strategi integrasi yang
seimbang hanyalah kombinasi dari integrasi ke depan dan ke belakang.
Contoh integrasi vertikal yang pertama adalah:
 Pengecer, seperti Target, yang memiliki merek toko sendiri. Itu
memiliki manufaktur, mengontrol distribusi, dan pengecer.

21
Karena memotong perantara, ia dapat menawarkan produk
seperti produk merek dengan harga yang jauh lebih rendah.
 Sebuah perusahaan tenaga surya yang menghasilkan produk
fotovoltaik dan juga memproduksi sel yang digunakan untuk
membuat produk-produk tersebut adalah contoh lain dari bisnis
yang terintegrasi secara vertikal. Dalam hal ini, perusahaan
bergerak di sepanjang rantai pasokan untuk memikul tugas
manufaktur, melakukan integrasi ke belakang.

G Keuntungan Integrasi Vertikal untuk Bisnis


Ada sejumlah keuntungan integrasi vertikal untuk bisnis. Beberapa
keuntungan utama dari integrasi vertikal meliputi:

1. Menghilangkan Ketergantungan pada Pemasok Eksternal


Integrasi vertikal memberikan kemandirian bisnis dari pemasok
eksternal. Saat Anda memiliki pemasok, Anda mengurangi risiko
kekurangan pasokan dan tidak dikenakan biaya kenaikan harga sesuai
keinginan pemasok.
Integrasi vertikal antara bisnis dan pemasok memberi Anda lebih
banyak kontrol atas produksi, memberi Anda lebih banyak kekuatan
untuk memastikan pasokan Anda memenuhi standar dan spesifikasi
yang Anda butuhkan.
2. Menghemat Waktu
Bila Anda memiliki satu perusahaan yang mengendalikan beberapa
langkah produksi, Anda tidak bergantung pada perusahaan lain untuk
menyelesaikan prosesnya. Manfaat utama dari ini adalah kemampuan
untuk menjual produk lebih cepat. Integrasi vertikal memungkinkan
komunikasi dan kolaborasi yang lebih baik antara berbagai divisi
perusahaan, yang meningkatkan kemampuan untuk merespons
perubahan di pasar. Anda juga memiliki kekuatan untuk menerapkan
perubahan dan peningkatan yang membuat produksi lebih efisien. Jika
integrasi vertikal juga melibatkan logistik, Anda dapat menghemat

22
lebih banyak waktu dengan merampingkan transportasi dan
penyimpanan produk.
3. Mengurangi Biaya
Salah satu daya tarik integrasi vertikal bagi banyak perusahaan adalah
kesempatan untuk mengurangi biaya. Integrasi vertikal dapat
mengurangi biaya dengan memastikan pemasok dan distributor tidak
menaikkan harga mereka tanpa menawarkan nilai tambahan apa pun
untuk bisnis. Tahap lain dari rantai di mana dapat menghemat uang
adalah biaya distribusi dan transportasi. Integrasi vertikal juga
memungkinkan Anda mengurangi biaya dengan memungkinkan proses
produksi yang lebih efisien. Penghematan ini dapat menghasilkan
penurunan harga bagi konsumen Anda dan keuntungan yang lebih
tinggi untuk bisnis Anda.
4. Produk yang Lebih Baik
Memiliki kontrol lebih banyak tahapan proses produksi dapat
menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih tinggi. Perusahaan
yang berintegrasi secara vertikal lebih baik ditempatkan untuk
mempertahankan standar mengenai kualitas produk mereka.
Selain itu, ketika satu perusahaan memiliki pemasok dan fasilitas
produksi, mereka sering kali memiliki lebih banyak fleksibilitas untuk
merespons perubahan di pasar.
Integrasi vertikal juga memberi perusahaan lebih banyak kendali atas
kuantitas yang mereka hasilkan. Integrasi vertikal dapat menyediakan
platform untuk inovasi antara divisi yang berbeda dan menciptakan
lebih banyak ruang untuk penelitian dan pengembangan.
5. Keahlian yang Meningkat
Memiliki berbagai bagian rantai pasokan di bawah satu payung
dapat memberi perusahaan peningkatan pengetahuan tentang bisnis
mereka. Terlibat dalam rantai pasokan dari awal hingga akhir dapat
memberikan pemahaman yang lebih kuat kepada perusahaan tentang
pengembangan produk mereka.

23
Integrasi vertikal juga dapat meningkatkan keahlian di berbagai
bidang. Hal ini menguntungkan karena memberikan perusahaan
keunggulan kompetitif dan menambah nilai lebih lanjut untuk bisnis.
6. Meningkatkan Daya Jual
Integrasi vertikal dapat meningkatkan daya jual bisnis, karena
Anda dapat menggunakan banyak manfaat dari integrasi vertikal
sebagai alat pemasaran. Misalnya, bisnis yang mengendalikan
pemasoknya memiliki kontrol lebih besar atas kualitas dan produksi
dari apa yang masuk ke dalam produknya. Perusahaan dapat
memanfaatkan ini dalam periklanan untuk membangun reputasi karena
memiliki produk berkualitas tinggi dan hubungan yang kuat dengan
sumber produk mereka. Ini mungkin yang dibutuhkan bisnis untuk
berhasil di pasar yang sangat kompetitif.
7. Peningkatan Penguasaan/Pangsa Pasar
Karena perusahaan yang terintegrasi secara vertikal mengendalikan
seluruh proses produksi, mereka memiliki pangsa pasar yang lebih
besar daripada perusahaan yang hanya terlibat dalam langkah-langkah
tertentu dari proses tersebut. Hal ini dapat menghasilkan kesadaran
merek yang lebih tinggi dan loyalitas merek antara bisnis dan
konsumennya. Faktor-faktor seperti ini memungkinkan perusahaan
yang terintegrasi secara vertikal memiliki kontrol yang lebih baik atas
kesuksesan mereka dan meningkatkan pengaruh pasar.
8. Menciptakan Skala Ekonomi
Istilah ‘skala ekonomi’ mengacu pada biaya yang lebih rendah dan
peningkatan efisiensi yang berasal dari bisnis yang beroperasi pada
skala yang lebih tinggi. Integrasi vertikal dapat menciptakan skala
ekonomi karena menyatukan berbagai tahap produksi dapat
meningkatkan efisiensi. Hal ini menyebabkan biaya rata-rata jangka
panjang yang lebih rendah.

24
H Kelemahan Metode Integrasi Vertikal
Selain mempunyai beberapa kelebihan, integrasi vertikal juga
mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut:
1. Modal Awal yang Besar
Perusahaan harus menginvestasikan banyak modal untuk
mendirikan atau membeli pabrik. Mereka kemudian harus menjaga agar
pabrik tetap berjalan untuk menjaga efisiensi dan margin keuntungan.
2. Menghambat Fleksibilitas
Integrasi vertikal mengurangi fleksibilitas perusahaan dengan
memaksa mereka untuk mengikuti tren di segmen yang mereka
integrasikan. Misalkan sebuah perusahaan mengakuisisi pengecer untuk
produk mereka dan menciptakan toko outlet yang membawa barang
dagangan lama juga.
Persaingan pengecer itu mulai menggunakan teknologi baru yang
mendongkrak penjualan mereka. Perusahaan induk baru sekarang perlu
memperoleh teknologi itu agar tetap relevan di pasar itu. Teknologi yang
berubah dengan cepat dapat memiliki efek besar pada integrasi. Teknologi
yang berbeda di berbagai tahap pasokan juga dapat membuat integrasi
menjadi sulit dan lebih mahal.
3. Hilangnya Fokus
Menjalankan bisnis ritel yang sukses, misalnya, membutuhkan
serangkaian keterampilan yang berbeda dari pabrik yang menguntungkan.
Sulit untuk menemukan tim manajemen yang baik di keduanya. Integrasi
dapat menyebabkan manajemen kurang fokus pada kompetensi inti
mereka, dan lebih pada aset yang baru diperoleh.

I Industri yang Mendapat Manfaat dari Integrasi Vertikal


Secara teoritis, setiap perusahaan yang memiliki rantai pasokan
dapat memperoleh manfaat dari integrasi vertikal. Tetapi karena biaya
untuk membeli perusahaan lain, integrasi vertikal adalah strategi yang
paling sering terlihat di perusahaan besar yang memiliki modal untuk

25
melakukan hal ini. Berikut adalah beberapa industri yang memanfaatkan
integrasi vertikal dengan contoh:
 Produksi Minyak
Produsen minyak memiliki beberapa tahapan proses produksi
minyak, mulai dari eksplorasi hingga ritel. Hal ini memungkinkan
mereka untuk mengontrol harga minyak di setiap tahap dan menjaga
harga agar tetap kompetitif.
 Industri Mobil
Seperti banyak produsen mobil, Toyota memiliki pabrik mobil dan
dealer mobil. Pada akhir 2009, Toyota mengungkapkan rencana untuk
menjadi perusahaan kendaraan listrik terintegrasi vertikal pertama,
yang melibatkan pembangunan stasiun pengisian tenaga surya untuk
mengisi kendaraan listrik mereka.
 Ritel
Zara terintegrasi secara vertikal karena mereka memiliki banyak
pabrik pakaian mereka sendiri. Hal ini memudahkan Zara untuk
dengan cepat memproduksi dan memasukkan lini pakaian baru ke toko
mereka, memungkinkan mereka untuk tetap berada di puncak industri
mode jalanan yang bergerak cepat.
 Minuman
Selain kedai kopi di seluruh dunia, Starbucks memiliki perkebunan
kopi yang memasok biji kopi mereka. Starbucks menggunakan ini
dalam upaya pemasaran mereka untuk menunjukkan bagaimana
mereka memastikan kualitas kopi mereka.
 Makanan
McDonald’s memiliki beberapa pertanian yang menanam kentang
mereka dan fasilitas produksi yang mengubahnya menjadi kentang
goreng di banyak restoran di seluruh dunia. Integrasi vertikal adalah
kunci untuk kualitas, rasa, dan harga yang konsisten yang diandalkan
oleh bisnis mereka.
 Teknologi

26
Samsung menikmati keunggulan kompetitif dengan memproduksi
banyak komponen untuk elektronik konsumennya. Integrasi vertikal
memungkinkan mereka untuk memiliki kontrol lebih besar atas setiap
langkah proses produksi daripada pesaing mereka dan telah membantu
perusahaan meningkatkan pangsa pasarnya sambil mempertahankan
kualitas produknya.
 Furnitur
Ikea telah membeli hutan di Rumania yang memasok sebagian
kayu yang mereka gunakan untuk memproduksi furnitur mereka. Ini
memastikan bahwa mereka memiliki cukup kayu untuk memenuhi
permintaan produk mereka.
 Film/TV
Untuk memerangi biaya program yang tinggi dan meningkatkan
margin keuntungannya, Netflix telah menggunakan strategi integrasi
vertikal yang memerlukan kepemilikan konten dan
mendistribusikannya ke pelanggan. Memiliki studio produksi sendiri
tidak hanya membuat Netflix lebih mengontrol konten di
perpustakaannya, tetapi juga menghilangkan persyaratan untuk
membayar royalti lisensi kepada produser TV dan film eksternal.
 Supermarket
Morrisons Supermarket memiliki pusat distribusi pengemasan
produk segar dan sejak tahun 2005 telah memiliki toko roti, toko
bunga, dan pabrik pengolahan makanan laut. Dengan mengendalikan
sebagian besar rantai pasokannya, Morrisons dapat memproduksi dan
menjual makanan berkualitas tinggi dengan biaya lebih rendah
daripada pesaingnya, membantunya menjadi salah satu jaringan
supermarket terkemuka.

2.2 Mengelola produktivitas dalam Bisnis Internasional

27
A Definisi Produktivitas
Menurut Lawlor produktivitas artinya hubungan yang ada antara
barang yang diproduksi dan barang yang terjual, atau jasa-jasa yang
diberikan yaitu keluaran dengan sumber daya yang dikonsumsi selama
produksi (pemasukan). Menurut Steven Son produktivitas disebut sebagai
indeks untuk mengukur seberapa jauh keluaran bisa dicapai dengan
mendayagunakan masukan yang bisa dikombinasikan

Produktivitas adalah ukuran efisiensi ekonomi yang menyatakan


nilai output dibandingkan dengan nilai input yang digunakan untuk
menciptakan output tersebut. Menurut Herjanto, produktivitas merupakan
suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan
dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal.
Produktivitas dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan
suatu industri atau UKM dalam menghasilkan barang atau jasa. Sehingga
semakin tinggi perbandingannya, berarti semakin tinggi produk yang
dihasilkan. Untuk menjaga kelangsungan dan berkembangnya usaha
produksi kue diperlukan langkah-langkah untuk dapat mengalokasi bahan
baku serta meningkatkan laba. Oleh sebab itu diperlukan suatu usaha
menggunakan suatu metode dalam menentukan kombninasi yang tepat
pengunaan faktor produksi dari produk yang di buat serta kombinasi dari
produk yang dihasilkan. Ukuran-ukuran produktivitas bisa bervariasi,
tergantung pada aspek-aspek output atau input yang digunakan sebagai
agregat dasar, misalnya: indeks produktivitas buruh, produktivitas biaya
langsung, produktivitas biaya total, produktivitas energi, produktivitas
bahan mentah, dan lain-lain. Cara meningkatkan/memperbaiki
produktivitas:
 Meningkatkan riset dan pengembangan (Research
&Development – R & D)
 Memperbaiki operasi
 Meningkatkan keterlibatan karyawan
 Mengelola Kualitas dalam Bisnis Internasional

28
B Dampak Rendahnya Produktivitas
1. Pangsa Pasar
Daya saing antar perusahaan terminal petikemas ekspor impor khususnya
di wilayah semakin meningkat, namun hal itu tidak didukung dengan
ketersediaan pangsa pasar yang semakin sempit karena salah satu
faktornya berawal dari penunuran tingkat produktivitasnya, faktor alat
juga bertanggung jawab ataspenurunan kegiatan bongkar muat
2. Penurunan Jumlah Kapal
Dampak yang dirasakan selanjutnya penurunan jumlah kapal yang
masuk merupakan salah satu dampak dari produktivitas bongkar muat,
dengan rendahnya tingkat produktivitas akan membuat pelanggan enggan
untuk sandar perusahaan
3. Penurunan Pangsa Pasar

Tingkat produktivitas yang rendah juga akan berdampak pada


penurunan pangsa pasar, para pelanggan yang dalam hal ini merupakan
perusahaan pelayaran menuntut setiap perusahaan terminal petikemas
harus mempunyai tingkat produktivitas bongkar muat yang tinggi,
sehingga apabila suatu terminal petikemas yang memilki tingkat
produktivitas bongkar muat yang rendah tidak menutup kemungkinan
pangsa pasar yang dimiliki juga akan berkurang dan akan berpindah
kepada terminal lain yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi.
Apabila hal ini tidak mendapat perhatian dari perusahaan maka juga kan
berpengaruh terhadap keberlangsungan perusahaan khusunya di bidang
pemasaran, mengingat persaingan antar perusahaan terminal petikemas
semakin meningkat. Dari beberapa dampak diatas menjelaskan bahwa
tingkat produktivitas bongkar muat suatu perusahaan mempunyai peran
penting terhadap siklus perusahaan, khusunya di bidang pemasaran.

Maka dari itu berbagai strategi dilakukan untuk meningkatkan


tingkat produktivitas bongkar muat dan bertahan pada daya saing antar
perusahaan terminal petikemas. Selain itu apabila mempunyai tingkat
produktivitas bongkar muat yang baik, maka akan mendapat kesempatan
yang lebih besar dalam mengambil sebuah peluang

29
C Pengaruh Mengelola Produktivitas Terhadap Bisnis Internasional
Dalam melakukan penelitian tentunya diperlukan suatu metode
yang sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Secara umum
metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2012: 3). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode
penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perdagangan internasional dalam
perekonomian. (Sugiyono, 2012 : 107).
Produktivitas memiliki pengaruh yang sangat penting dari
perdagangan luar negeri terhadap sektor produksi berupa peningkatan
produktivitas dan efisiensi pada umumnya. Kita bisa membedakan tiga
sumber utama dari peningkatan produktivitas dan efisiensi yang
ditimbulkan oleh adanya perdagangan luar negeri.
1. Economies of scale berarti makin luasnya pemasaran produksi bisa
diperbesar dan dilakukan dengan cara yang lebih murah dan efisien
(Economies of scale menurunkan Long Run Average Cost dari suatu
sector industri).
2. Teknologi baru berarti perdagangan internasional dan hubungan luar
negeri pada umumnya dikatakan sebagai media yang penting bagi
penyebaran teknologi dari negara – negara maju ke negara yang
belum berkembang. Bentuk yang langsung dari penyebaran teknologi
ini adalah apabila dengan dibukanya hubungan dengan luar negeri
suatu negara bisa mengimpor barang misalnya mesin yang bisa
meningkatkan produktivitas didalam negeri. Sebagai contoh, suatu
negara sedang berkembang mengimpor komputer untuk memperbaiki
produktivitas aparat pemerintannya. Sebetulnya disini yang dimpor
adalah “teknologi baru” yang terkandung dalam computer tersebut.
Bentuk penyebaran teknologi yang bersifat tidak langsung tetapi
kadang sangat penting. Apabila para produsen dalam negeri
memperoleh pengetahuan mengenai produk baru. Cara – cara yang

30
dilakukan akan lebih efisien dalam produksi, pemasaran dan
manajemen perusahaan pada umumnya, semangat dan motivasi baru
untuk melakukan inovasi. Misalnya dimasa lalu petani Indonesia
memperoleh manfaat dari perkebunan Belanda berupa pengetahuan
mengenai produk baru seperti kopi, teh, tembakau, karet dan gula
yang laku dipasaran dunia dan cara penanamannya yang baik.
“belajar” teknologi baru seperti ini lebih memiliki manfaat yang besar
dan berdifat lebih lestari daripada hanya “membeli” teknologi seperti
dalam contoh di atas.
3. Rangsangan persaingan berarti peningkatan efisiensi tidak hanya
terjadi lewat teknologi baru melainkan juga “lewat pasar”. Dikatakan
bahwa dibukanya perdagangan internasional tidak jarang membuat
sektor – sector tertentu didalam perekonomian yang semula “tertidur”
dan tidak efisien menjadi sector yang lebih dinamis berkat adanya
pengaruh persaingan dari luar. Sebagai contoh, jika suatu pasar
domestic yang dikuasai oleh sebuah perusahaan monopoli yang tidak
efisien. Kerugian yang ditanggung masyarakat dengan adanya sector
ini akan lebih tinggi. Namun, karena berbagai hal tidak ada
perusahaan dalam negeri yang bisa masuk ksektor ini dan menggeser
posisi perusahaan monopoli tersebut. Apabila kemudian hubungan
kluar negeri dibuka, bisa diharapkan bahwa barang – barang yang
sama atau serupa dengan hasil produksi sector tersebut tetapi dijual
dengan harga yang lebih murah dan kualitas yang lebih baik akan
mengalir masuk kedalam negeri. Dalam hal ini dibukanya
perdagangan mempunyai pengaruh yang serupa dengan masuknya
perusahaan – perusahaan baru yang lebih efisien ke sektor tersebut.
Jadi perdagangan luar negeri bisa meningkatkan efisiensi suatu sektor
melalui peningkatan persaingan. Dalam prakteknya, Apabila keadaan
seperti ini terjadi maka bisa diharapkan bahwa perusahaan monopoli
yang merasa kelangsungan hidupnya dibahayakan akan berusaha
untuk menghalang – halangi mengalirnya barang – barang ke luar

31
negeri. Misalnya dengan menuntut pengenaan bea masuk yang tinggi.
Dalam hal ini pemerintah harus mempertimbangkan berbagai
kepentingan termasuk kepentingan konsumen, produsen, buruh dan
kepentingan masyarakat pada umumnya. Seringkali masalahnya
menjadi sulit dan rumit karena argumentasi ekonomi sering
dikacaukan dengan argumentasi politis dan kepentingan golongan
atau sektoral.

2.3 Mengelola Kualitas dalam Bisnis Internasonal


A Definisi Kualitas
Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan dalam
hal ini, yang pertama kualitas berbasis pengguna dimana kualitas
tergantung kepada audiensnya. Pendekatan ini biasanya digunakanoleh
orang pemasaran dan pelanggan. Yang kedua, kualitas berbasis
manufaktur yang biasanya diterapkan oleh manajer produksi. Dalam
pendekatan ini kualitas suatu barang berarti pemenuhan standar
danmembuat produk dengan benar sejak awal. Yang ketigaadalah
kualitas itu berbasis produk yang memandang bahwa kualitas sebagai
variabel yang pesisi dan dapat dihitung.

B Kualitas dan Strategi


Arnold Palmer Hospital menemukan bahwa kualitas merupakan
obat kuat untukmemperbaiki operasi. Mengelola kualitas membantu
mambangun strategi diferensiasi, biayarendah, dan respon cepat
sukses. Kualitas adalah faktor penentu keberhasilan bagi perusahaan-
perusahaan. Peningkatan kualitas membantu perusahaan meningkatkan
penjualandan mengurangi biaya yang kemudian akan meningkatkan
keuntungan. Peningkatan penjualan sering terjadi saat perusahaan
mempercepat respon mereka, merendahkan harga jual, dan
meningkatkan reputasi mereka dengan produk-produk yang

32
berkualitas.Meningkatkan kualitas menurunkan biaya turun karena
perusahaan meningkatkan produktivitas dan menurunkan rework ,
bahan yang terbuang, dan biaya garansi.Perusahaan dengan kualitas
terbaik lima kali lebih produktif di bandingkan dengankualitas yang
paling rendah. Kualitas yang rendah berpengaruh terhadap organisasi
secarakeseluruhan. Namun dalam hal ini yang terpenting adalah
membangun sebuah organisasiyang dapat mencapai kualitas dan
mempengaruhi organisasi secara keseluruhan. Suatustrategi kualitas
yang berhasil dimulaidengan lingkungan organisasi yang membantu
perkembangan kualitas yang berhasil dan diikuti oleh pemahaman
prinsip kualitas; upaya Manajemen Operasional untuk melibatkan
para pekerja dalam aktivitas yang dibutuhkan untuk
mengimplementasikan kualitas

C Pengaruh Kualitas
Kualitas merupakan elemen yang penting dalam operasi, ada tiga
alasan kualitas itu penting,yaitu:

 Reputasi Perusahaan.
Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk baru
perusahaan,kebiasaan pekerjanya, dan hubungan pemasoknya.
 Kehandalan Produk.
Pengadilan terus berusaha menghukum organisasi-
organisasi yang merancang,memproduksi, atau mengedarkan
produk atau jasa yang penggunaannyamengakibatkan
kerusakan atau kecelakaan. Contohnya:
Consumer Product Safety Act.
 Keterlibatan global.
Kualitas adalah suatu perhatian internasional. Produk-
produk perusahaan yangakan bersaing di pasar internasional
harus memenuhi ekspetasi akan kualitas, desain,dan harganya
secara global.

33
 Biaya Kualitas
Biaya kualitas adalah biaya akibat melakukan hal yang
salah, yaitu harga yang harus dibayarkarena tidak sesuai dengan
standar. Ada empat kategori utama yang dikaitkan dengan
biaya kualitas, yaitu:
 Biaya Pencegahan
Biaya yang terkait dengan mengurangi kemungkinan
komponen atau jasamengalami kerusakan. Contoh: pelatihan,
program peningkatan kualitas.
 Biaya Penaksiran
Biaya yang dikaitkan dengan proses evaluasi produk,
proses, komponen, dan jasa. Contoh: biaya pengujian,
laboraturium, dan pemriksa.
 Kegagalan internal
Biaya yang diakibatkan oleh produksi komponen atau
jasayang rusak sebelumdiantarkan ke pelanggan. Contoh:
rework, scrap, dan waktu tunggu akibat mesin rusak
 Biaya eksternal
Biaya yang terjadi setelah pengiriman barang atau jasa yang
cacat. Contoh: rework, barang yang dikembalikan, kewajiban,
kehilangan kepercayaan, dan biaya pada masyarakat.Tiga biaya
pertama yang disebutkan diatas dapat diperkirakan, namun
untuk biaya eksternal sangat sulit untuk dihitung. Pada kondisi
keseimbangan, biaya produkyang berkualitas hanyalah sebagian
dari keuntungan. Philip Crosby dan Genichi berpendapat bahwa
organisasi yang kalah adalah organisasi yang gagal
berupayaagresif di bidang kualitas.

D Etika dan Manajeman Kualitas


Bagi seorang manajer operasi, memberikan produk dan jasa yang
sehat, aman, dan berkualitas kepada pelanggan adalah salah satu

34
pekerjaan yang terpenting. Kurangnya prosesdesain dan produksi,
pengembangan produk-produk berkualitas rendah tidak
hanyamengakibatkan biaya produksi yeng lebih tinggi tetapi juga dapat
menimbulkan kecelakaan,tuntutan hukum, dan bertambahnya
peraturan pemerintah.Jika sebuah perusahaan yakin telah
memperkenalkan sebuah produk yang layakdipertanyakan, maka
tindakan tanggung jawab harus didasari oleh perbuatan etis. Sebuah
perusahaan manufaktur harus menerima tangggung jawab untuk setiap
produk berkualitasrendah atau produk-produk yang terkontaminasi
yang mereka pasarkan kepada masyarakat.
Ada banyak pihak berkepentingan yang terlibat dalam produksi
dan pemasaran produk-produk berkualitas rendah, termasuk pemegang
saham, para pekerja, pelangan, pemasok, distributor dan kreditor.
Dalam hal etika, setiap perusahaan harusmengembangkan nilai inti
yang menjadi panduan sehari-hari untuk semua orang.

E Total Quality Management (TQM)


Total Quality Management (TQM) mengacu pada penekanan
kualitas yang meliputiorganisasi keseluruhan, mulai dari pemasok
hingga pelanggan. TQM menekankan komitmenmanajemen untuk
mendapatkan arahan perusahaan yang ingin terus meraih
keunggulandalam semua aspek produk dan jasa penting bagi
pelanggan. Ada beberapa elemen bahwasesuatu dikatakan
berkualitas,yaitu :

 Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan


pelanggan
 Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
 Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang
dianggap berkualitas saatini mungkin dianggap kurang berkualitas
pada saat yang lain).

35
 Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa,manusia, proses, dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan.

F Manfaat Program TQM


TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun
bagi staforganisasi.Manfaat TQM bagi pelanggan adalah:
 Kepuasan pelanggan menjadi meningkat karena sekarang
perusahaan punya produk barang dan jasa yang lebih baik
dibanding perusahaan kompetitor
 Produk yang cacat pun berkurang karena TQM berorientasi
pada peningkatan kualitas dalam proses produksi
 Biaya pun jadi lebih hemat sehingga nilai keuntungan pun
semakin meningkat
 Membantu perusahaan bertahan dan tetap berdiri kokoh di
tengah persaingan yang semakin meningkat pesat. Caranya
adalah TQM akan membuat dan mengembangkan suatu strategi
yang sangat efektif untuk memenangkan kompetisi dagang.
Selain itu, TQM juga akan membantu memahami keinginan
pelanggan dan pasar

G Mengelola Kualitas Berpengaruh kepada Bisnis Internasional


Mengelola Kualitas sangat diperlukan karena setiap hasil produksi
yang berkualitas akan terus meningkatkan jumlah ekspor negara tujuan
sehingga perusahaan akan terus menerima pesanan dari konsumen atau
pelanggan dan produk yang dijual dipasaran tidak mengecewakan
konsumen dan produk akan semakin dikenal di negara luar. Pemasaran
ekspor yang ada diperusahaan akibat dari kualitas yang dihasilkan oleh
bagian produksi sehingga konsumen dari Eropa tidak merasa kecewa
dengan barang yang dihasilkan, dan pengiriman produk pakaian yang
telah dipesan oleh pelanggan tidak pernah melebihi tanggal waktu atau
masih dalam jangka ETD (estimation time delivered) yang telah
ditentukan sampai kedatangan ketempat distribusi negara tujuan.

36
2.4 Mengelola Informasi dalam Bisnis Internasional
A Definisi Informasi
Informasi adalah data dalam bentuk yang memiliki nilai bagi
manajer untuk mengambil keputusan dan mengerjakan tugas. Manajer
memakai informasi untuk membantu manajer memutusakan cara
merespon lingkungan. Pertemuan, laporan, rangkuman data, panggilan
telepon dan pesan surat elektronik semuanya dipakai oleh manajer
ketika menyusun sasaran strategis dan memetakan rencana strategis.
Informasi juga sangat penting untuk proses implementasi rencana-
rencana strategis itu. Memiliki akses informasi yang bisa dipakai untuk
mengukur kinerja dan pencapaian sesungguhnya merupakan bagian
penting dari kemampuan manajer untuk menjalankan fungsinya secara
efektif.
Semakin lama perusahaan semakin gencar mengembangkan sistem
informasi terintegrasi sehingga bisa mengelola informasi itu lebih
efektif. Sistem informasi adalah metodologi yang disusun oleh
perusahaan untuk memperoleh, mengolah, dan menyajikan data dalam
bentuk yang bermanfaat bagi para manajer. Perusahan memakai sistem
informasi untuk menghubungkan operasi – operasi sehingga para
manajer di seluruh dunia bisa memeroleh akses informasi dan
berkomunikasi dengan rekannya dari bagian lain operasi perusahaan
itu. Informasi sangat vital bagi setiap perusahaan. Manajer
menggunakan informasi ini dalam setiap fase pekerjaan karena
informasi sangatlah diperlukan dalam proses pengambilan keputusan.
Manajer memakai informasi yang akurat dan tepat waktu sangat
penting bagi perusahaan internasional untuk memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang lingkungan perusahaan – pelanggan, pesaing
dan pemasok. Jadi suatu sistem informasi yang baik sangat dibutukan
perusahaan untuk mendapatkan semua akses informasi yang
dibutuhkan perusahaan baik internal maupun eksternal.

37
B Pertumbuhan Sistem Informasi Internasional
Munculnya sistem perekonomian global dan tatanan dunia global
yang dipicu oleh jaringan dan sistem informasi yang canggih.
Pertumbuhan perdagangan Internasional telah mengubah
perekonomian lokal di seluruh dunia dengan sangat hebat.

C Mengembangkan Arsitektur Sistem Informasi Internasional


Arsitektur sistem informasi terdiri atas sistem informasi dasar yang
dibutuhkan oleh organisasi dalam mengordinasikan perdagangan dunia
dan berbagai aktivitas lainnya. Penggerak bisnis (business driver)
adalah kekuatan dalam lingkungan yang harus direspon perusahaan
dan yang memengaryuhi arah gerak perusahaan. Dimensi dimensi
utama dari pengembangan arsitektur bsistem informasi internasional
adalah lingkungan global, strategi global perusahaan, struktur
organisasi, proses bisnis dan manajemen dan platform teknologi.

D Lingkungan Global : Penggerak dan Tantangan Bisnis


Penggerak bisnis global dibagi menjadi dua kelompok ; faktor
budaya umum dan faktor bisnis khusus.

a. Faktor Budaya umum

 Teknologi transprotasi dan komunikasi global

  Perkembangan dari budaya global

 Munculnya norma sosial global

 Stabilitas politik.

  Dasar ilmu pengethauan global

b. Faktor Bisnis Khusus

 Pasar Global

  Produksi dan operasi global

 Koordinasi global

 Tenaga kerja global

38
 Skala ekonomi global

E Tantangan Bisnis
Tantangan dan rintangan bagi sistem bisnis global terbagi menjadi
2,yaitu:

Umum:

 Partikularisme budaya : Regionalisme, nasionalisme,


perbedaan budaya.

 Ekspektasi sosial : Ekspektasi merk, jam kerja.

 Undang-undang politik : peraturan mengenai data lintas batas


dan privasi , peraturan komersial.

Khusus:

 Standar : Pertukaran data elektronik, e-mail, standar


telekomunikasi yang berbeda.

  Reliabilitas : Jaringan telepon tidak semuanya dapat


diandalkan.

  Kecepatan : kecepatan transfer data, banyaj yang lebih lambat


dari Amerika Serikat.

  Personel : Langkanya konsultan yang memiliki keahlian

Aliran data lintas batas disefinisikan sebagai perpindahan


informasi yang melewati batas internasional dalam bentuk apapun.

F Sistem Global Untuk Menyesuaikan Strategi


Yang dimaksud istilah sistem adalah berbagai aktivitas yang
dilibatkan dalam pembuatan dan operasi sistem informasi: konspsi dan
keslearasan dengan rencana bisnis strategis, pengembangan sistem,
serta aktivitas yang dilakukan terus meneurs dan perawatan. Sistem
terdesentralisasi adalah sistem dimana pengembangan dan operasi
sepenuhnya berlangsung di tempat asal. Sistem jaringan adlaah sitsem
yang pengembangan dan operasinya berlangsung secara terintegrasi
dan terkoordinasi pada sleuruh intinya.

39
G Mengidentifikasi Proses Bisnis Inti
Langkah pertama adalah menetapkan daftar pendek berisi prose
proses bisnis inti yang penting. Cara mengidentifikasinya yaitu
melakukan analisis proses bisnis. Lalu mengidentifikasi pusat
keunggulan bagi prosesbisnis. Ketika kita memahami proses bisnis
perushaan, anda dapat menentukan peringkat proses bisnis tersebut.
Dengan mengiderntifikasi proses bisnis inti yang penting, anda akan
mulai melihat kesempatan unutk menggunakan sistem lintas negara.
Langkah kedua adfalah mengatasi sistem inti dan mendefis=nisikan
sistem ini sebagai benar benar lintas negara.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konsep manajemen rantai pasokan adalah proses mengordinasi dan
mengintegrasi aliran bahan baku, informasi, keuangan, dan jasa di dalam dan
antar perusahaan dalam rantai nilai, dari pemasok hingga pengguna akhir.
Manajemen rantai pasokan adalah bagian tak terpisahkan untuk mencapai

40
tujuan biaya dan kualitas dalam perusahaan dan untuk daya saing
internasional. Hubungan antara rancangan dan manajemen rantai pasokan.
Rancangan produk dan jasa perusahaan memiliki hubungan fundamental
dengan jenis input yang akan dibutuhkan oleh perusahaan, termasuk tenaga
kerja, bahan baku, informasi dan keuangan.

Menggambarkan lima pengaturan pencarian sumber global. Sebuah


perusahaan bisa mendirikan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki di
Negara dengan biaya tenaga kerja rendah untuk memasok komponen ke
pabrik di Negara asal atau untuk memasok produk yang tidak diproduksi di
Negara asal. Peningkatan peranan pembelian secara elektronik terhadap
pencarian sumber global. Penetapan sistem pembelian secara eletronik dalam
sebuah perusahaan atau industry bisa memengaruhi jumlah dan jenis pemasok
internasional untuk perusahaan.

Mengapresiasi pentingnya biaya tambahan pencarian sumber


global. Pengiriman internasional, asuransi, dan pengemasan bisa
menambahkan 10 hingga 12 persen ke dalam harga yang ditetapkan,
tergantung persyaratan penjualan yang digunakan. Menjelaskan potensi
standarisasi global proses dan prosedur produksi, serta mengidentifikasi
hambatan-hambatan upaya standardisasi. Standar membantu memastikan
bahwa bahan baku, produk, proses, dan layanan sesuai dengan tujuan mereka,
membantu perusahaan memenuhi permintaan pasar dan daya saing.

Mengetahui dua kelompok umum aktivitas yang harus dilakukan


dalam seluruh sistem manufaktur, yaitu aktivitas produktif dan pendukung.
Sistem manufaktur pada dasarnya adalah sekelompok ativitas yang terkait
fungsi untuk menciptakan nilai

3.2 Saran
Saran yang kami berikan di dalam makalah ini adalah untuk
memahami lebih dalam manajemen rantai pasok agar dapat mengordinasi dan
mengintegrasi aliran bahan baku, informasi, keuangan, dan jasa di dalam dan
antar perusahaan. Selain itu untuk mempertahankan dan meningkatkan bahan
baku dan manajemen rantai pasokan secara berkesinambungan agar proses
produksi berjalan dengan lancar secara maksimal sehingga mutu atau kualitas
dan kuantitas barang yang dihasilkan tetap terjaga dengan baik. Manajemen
rantai pasok dalam pelaksanaan kegiatan produksi ketepatan pengadaan bahan

41
baku, menjamin lini produksi berfungsi dengan baik sesuai dengan standar
operasional perusahaan, dilakukan pengawasan dalam produksi, tersedianya
kartu persediaan untuk mendata dan mengetahui jumlah produk yang tersedia
di gudang.

DAFTAR PUSTAKA
PRAHU-HUB, B. (2021). APA & BAGAIMANA PENGERTIAN SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT? Prahu-Hub. /www.prahu-hub.com/apa-bagaimana-
pengertian-supply-chain-management/
Sucahyowati, H. (2011). Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain
Management). Majalah Ilmiah Gema Maritim, 13(1), 20–28.
https://doi.org/10.37612/gema-maritim.v13i1.19

42
Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas Apa Dan Bagaimana, (Jakarta : Bumi
Aksara,2009), hlm. 9.
Melayu S.P Hasibuan, Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas,
(jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.127
Asnawi, A. (2018). Produktivitas Rakyat dan Daya Saing Indonesia di Pasar
Internasional Sebagai Upaya Mendukung Tercapainya Pembangunan
Nasional. Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis Dan Inovasi, 2(1), 195–208.
https://doi.org/10.25139/jai.v2i1.1151
Dailami. (2018). Sistem Informasi dalam Pengendalian Manajemen Perusahaan.
Jurnal Ilman, 6(1), 53–60.
http://journals.synthesispublication.org/index.php/ilman53
Hasoloan, J. (2013). Peranan Perdagangan Internasional dalam Produktifitas dan
Perekonomian. 1(2), 102–112.
Ningrum, N. L., & Irawan, D. H. (2019). Strategi Peningkatan Produktivitas
Bongkar Muay dalam Kegiatan Ekspor Impor Sebagai Upaya Perluasaan
Ruang Lingkup Pemasaran di PT. Mustika Alam Lestari Tahun 2018. 1(1),
23–31.

DOKUMENTASI

43
44

Anda mungkin juga menyukai