Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
PENDAHULUAN
AIHA bervariasi mulai dari gejala ringan hingga gejala yang fatal. Insiden AIHA
AIHA diperantarai oleh antibodi dan sebagian besar adalah IgG, tipe
AIHA ini disebut sebagai AIHA tipe hangat karena IgG merupakan antibodi yang
berikatan pada temperatur suhu tubuh. AIHA tipe dingin di mediasi oleh antibodi
yang stimulus antigen nya terletak pada respon imun. AIHA aloimun terjadi pada
kehamilan, tansfusi darah, dan transplantasi. AIHA diinduksi obat terjadi karena
antibodi mengenal intrinsik antigen eritrosit atau ikatan eritrosit dengan obat
tersebut.
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
sebelum 120 hari (umur eritrosit normal). Anemia hemolitik dapat terjadi
lain IgG, IgM atau IgA dan bekerja pada suhu yang berbeda-beda.
2.2. Epidemiologi
AIHA terjadi sebagai akut self limited illness, dan memberikan respon
bagus melalui terapi steroid pada 80% pasien. Onset AIHA baik pada
respon imun yang tidak sesuai terhadap antigen eritrosit atau terhadap
antigen epitop yang serupa dengan antigen eritrosit. Agen infeksius dapat
host.3
1. Obat-obatan:
Alpha-methyldopa
L-dopa
2. Infeksi
Infeksi virus
Mycoplasma pneumonia
3. Keganasan
Leukemia
2.4. Klasifikasi
2.5. Patofisiologi
Sistem komplemen diaktifkan melalui 2 jalur, yaitu jalur klasik dan jalur
hemoglobinuria.
adalah IgM, IgG1,IgG2, IgG3. IgM disebut sebagai aglutinin tipe dingin
eritrosit pada suhu dibawah suhu tubuh, sedangkan IgG disebut aglutinin
hangat oleh karena bereaksi dengan antigen permukaan sel eritrosit pada
suhu tubuh.
membelah menjadi C3d,g dan C3c. C3d dan C3g akan tetap berikatan
pada membran sel darah merah dan merupakan produk final aktifasi
Aktifator jalur alternatif akan mengaktifkan C3, dan C3b yang terjadi
dan Bb. Bb merupakan suatu protease serin, dan tetap melekat pada
C3b. Ikatan C3bBb lalu akan memecah molekul C3 lagi menjadi C3a
dan C3b. C5 akan berikatan dengan C3b dan oleh Bb dipecah menjadi
membran.
Jika sel darah disensitasi dengan IgG yang tidak berikatan dengan
tejadi aktifasi komplemen lebih lanjut, maka sel darah tersebut akan
sangat penting bagi perusakan sel eritrosit yang diperantarai oleh sel.
menyebabkan fagositosis.
bereaksi secara optimal pada suhu 37oC. Kurang lebih 50% AIHA tipe
hangat disertai penyakit lain. Pada AIHA tipe hangat onset penyakit
terjadi secara masif dan berulang setelah terpapar suhu dingin. Hemolisis
berperan maka hemolisis akan terjadi secara berat, mendadak dan disertai
gagal ginjal. Bila pasien sudah pernah terpapar obat tersebut, maka
Hemolisis yang paling berat adalah reaksi transfusi akut yang disebabkan
serum) yang akan menimbulkan DIC dan infark ginjal. Dalam beberapa
menggigil, mual, muntah, dann syok. Reaksi transfusi tipe lambat terjadi
Sel eritrosit pasien dicuci dari protein-protein yang melekat dan direaksikan
dengan antiserum atau antibodi monoclonal terhadap berbagai immunoglobulin
dan fraksi komplemen, terhadap IgG dan C3d. Bila pada permukaan sel terdapat
salah satu atau kedua IgG dan Cd3 maka akan terjadi aglutinasi.
`
2.9. Prognosis anemia hemolitik autoimun
a. Anemia hemolitik autoimun tipe hangat
Hanya sebagian kecil pasien mengalami penyembuhan komplit dan
sebagian besar memiliki perjalanan penyakit yang berlangsung kronik,
tetapi terkendali. Survival 10 tahun berkisar 70%. Anemia, DVT, emboli
pulmo, infark lien, dan kejadian kardiovaskuler lain bisa terjadi selama
periode penyakit aktif. Mortalitas 5-10 tahun sebesar 15-25%. Prognosis
pada AIHA sekuder tergantung penyaikit yang mendasari.
b. Anemia hemolitik imun tipe dingin
Pasien dengan sindroma kronik akan memiliki survival baik dan cukup
stabil.
c. Paroxysmal cold hemoglobulinuri
Pengobatan penyakit yang mendasari akan memperbaiki prognosis.
Prognosis pada kasus-kasus idiopatk pada umumnya juga baik dengan
survival yang panjang