Anda di halaman 1dari 26

PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang


Bandar udara sebagai prasarana perhubungan udara memegang peranan yang sangat
penting di dalam suatu sistem transportasi udara, dimana semua kegiatan penerbangan
akan berawal dan berakhir di tempat ini.
Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Denpasar, Bandar Udara Internasional Sultan
Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan dan Bandar Udara Internasional
Ahmad Yani Semarang merupakan bandar udara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura
I (Persero) dan memiliki arus pergerakan penumpang yang terus meningkat dari tahun
ke tahun. Mengingat fungsi bandar udara sebagai salah satu pintu masuk propinsi,
maka dilaksanakan pengembangan bandar udara di lingkungan PT. Angkasa Pura I
(Persero).
Pengembangan bandar udara di Denpasar dan Balikpapan mengakibatkan sebagian
pandangan dari arah bangunan tower eksisting terhalang oleh gedung terminal dan
pengembangan bandar udara di Semarang berdampak perlunya dibuat tower baru pada
sisi selatan runway.
Sebagai implementasi pelaksanaan pengembangan tersebut di atas, Perum LPPNPI
memandang perlu untuk mengadakan kontrak tunggal terintegrasi antara Konsultan
Perencana dan Kontraktor (Konstruksi) fisik pembangunan Tower ATC yang
dimaksud, selanjutnya disebut sebagai Design and Build yang melakukan pekerjaan
desain dan konstruksi secara satu kesatuan. Hal ini dimaksud agar waktu yang
dibutuhkan proses tender design & build secara bersamaan lebih singkat dan fleksibel,
serta tanggung jawab design dan konstruksi diemban sepenuhnya oleh satu pihak.
Sehubungan dengan hal tersebut, design-builder secara professional harus mampu
memberikan jasa yang dalam norma standar, peraturan dan manual bangunan /sistem
sesuai dengan operasi sistem navigasi penerbangan.

1.2 Maksud dan Tujuan


a. Maksud
1. Maksud dari diadakannya Pekerjaan Rancang Bangun (Desain & Build)
Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya di Denpasar, Balikpapan
dan Semarang adalah untuk menjamin kelancaran dan ketepatan waktu
pelaksanaan proyek mulai dari tahap perencanaan (design), tahap pelaksanaan
konstruksi (build) dan tahap finalisasi proyek untuk persiapan operasional.
2. Memastikan pekerjaan design & build ini dilaksanakan dengan metoda yang
tepat untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan mutu, waktu dan anggaran
yang direncanakan sesuai RKAP Perum LPPNPI.
b. Tujuan
1. Memberikan keleluasaan bagi peserta pelelangan untuk dapat menampilkan
metode pelaksanaan konstruksi terbaik yang mampu mengakomodir pelayanan
kepada pengguna jasa berdasarkan anggaran yang telah ditetapkan;
2. Mengoptimalkan dana yang tersedia dalam RKAP Perum LPPNPI tahun 2016
dengan target dapat segera dioperasionalkan pada tahun 2016;
3. Menghilangkan resiko perusahaan dari kemungkinan pembengkakan biaya
pembangunan yang disebabkan hal-hal yang tidak dapat terprediksi
sebelumnya.

Perum LPPNPI 1
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
1.3 Informasi Proyek
a. Nama Proyek
Nama proyek adalah Pekerjaan Rancang Bangun (Desain & Build) Pembangunan
Tower ATC beserta Kelengkapannya di Denpasar, Balikpapan dan Semarang.
b. Pemilik Pekerjaan
Pemilik Pekerjaan (Owner) adalah Perum LPPNPI, yang telah ditampung dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Investasi Direktorat Teknik
tahun 2016.
c. Penyedia Jasa
Penyedia Jasa Pekerjaan Rancang Bangun (Desain & Build) Pembangunan
Tower ATC beserta Kelengkapannya di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
adalah badan usaha /perusahaan yang dipilih melalui suatu proses pelelangan.
d. Lokasi Pembangunan
1. Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Denpasar
Lokasi pembangunan Tower berada di sisi Selatan Runway pada koordinat
0845’5,074”S 11510’5.138”E (tentative). Luas lahan ±10.000 m2.

Perum LPPNPI 2
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
Lokasi Pembangunan Gedung Tower di Denpasar

2. Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan


Balikpapan
Lokasi pembangunan Tower di Balikpapan berada di area ex. Gedung Radar
lama pada koordinat 01° 16’ 0,06” S 116° 53’ 22.46” E (tentative). Luas lahan
±37.090m2.

Lokasi Pembangunan Gedung Tower di Balikpapan


Perum LPPNPI 3
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
3. Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang
Lokasi pembangunan Tower di Semarang berada pada koordinat 06°58’
06.0”S 110° 22’ 37.0” E (tentative). Luas lahan ± 3.273m2.

Lokasi Pembangunan Gedung Tower di Semarang

Perum LPPNPI 4
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
RUANG LINGKUP 2

2.1 Lingkup Proyek


a. Perencanaan (design)
1. Perencanaan Gedung Tower ATC lengkap dengan fasilitas penunjangnya
termasuk perencanaan peralatan telekomunikasi penunjang operasional
gedung tower;
2. Perencanaan Gedung Operasi;
3. Perencanaan Gedung Administrasi;
4. Perencanaan Gedung Penunjang lainnya.
(Gedung genset/ power house, GWT, WTP, STP dan lain lain);
4. Perencanaan Tata Landscape dan drainase Kawasan;
5. Perencanaan area parkir;
6. Perencanaan gate serta system keamanan kawasan dan gedung.

b. Pelaksanaan konstruksi (build)


1. Balikpapan dan Denpasar
a) Gedung Tower ATC lengkap dengan fasilitas penunjangnya termasuk
perencanaan peralatan telekomunikasi penunjang operasional gedung
tower;
b) Gedung Penunjang (Gedung genset/ power house, GWT, WTP, STP dan
lain lain);
c) Landscape dan drainase kawasan;
d) Area parkir;
e) Gate serta system keamanan kawasan dan gedung.
2. Semarang
a) Gedung Tower ATC lengkap dengan fasilitas penunjangnya termasuk
perencanaan peralatan telekomunikasi penunjang operasional gedung
tower;
b) Gedung Operasi dan Administrasi;
c) Gedung Penunjang (Gedung genset/ power house, GWT, WTP, STP dan
lain lain);
d) Landscape dan drainase kawasan;
e) Area parkir;
f) Gate serta system keamanan kawasan dan gedung.

2.2 Lingkup Pekerjaan Perencanaan (Design)


Lingkup pekerjaan dalam kegiatan ini adalah:
a. Survey lokasi;
b. Pengukuran Lahan dan Pembuatan Peta Topografi dengan kontur serta potongan
pada daerah tertentu;
c. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait di lokasi pekerjaan, maupun di Kantor
Pusat;
d. Kesesuaian design dengan master plan Bandar Udara;
e. Approval design Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
f. Soil test / penyelidikan tanah;
g. Penyelidikan tanah dilakukan sekurang-kurangnya 4 titik untuk boring dan 5 titik
untuk sondir;
h. Penyusunan data dukung dalam pembuatan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
1. Data dukung pembentuk harga satuan upah dilengkapi dengan data dukung
dari sumber resmi atau data lain yang dapat dipertanggungjawabkan;
Perum LPPNPI 5
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
2. Data dukung pembentuk harga satuan alat kerja yang dilengkapi dengan data
dukung dari sumber resmi atau minimal 3 (tiga) supplier / vendor;
3. Data dukung pembentuk harga satuan material yang dilengkapi dengan data –
data berupa penawaran dari minimal 3 (tiga) supplier / vendor;
4. Daftar analisa satuan pekerjaan untuk semua item pekerjaan baik Struktur,
Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal dan Elektronika Bandara dan dilengkapi
dengan data dukung dari sumber resmi atau data lain yang dapat
dipertanggungjawabkan;
5. Matrik perbandingan harga satuan material dari tiap supplier / vendor dan
acuan penentuan harga satuan pembentuk HPS.
i. Dalam pelaksanaan lingkup tugas diatas, perencana harus berkoordinasi &
konsultasi secara rutin dengan tim teknis Perum LPPNPI;
j. Perancangan Bangunan / konstruksi :
1. Sistem Struktur/konstruksi terdiri dari :
a) Sistem struktur pondasi;
b) Sistem struktur bangunan;
c) Sistem struktur atas.
2. Rancangan Arsitektur Gedung terdiri dari :
a) Melakukan studi regulasi yang berlaku serta implementasinya dalam
perencanaan;
b) Melakukan studi geometric dan analisa kebutuhan fasilitas berdasarkan
implementasi secara operasional;
c) Melakukan investigasi/penilaian ulang kebutuhan fasilitas utama dan
fasilitas penunjang untuk Tower ATC;
d) Membuat perencanaan Gedung Tower beserta sarana pendukungnya yang
terdiri dari :
 Perencanaan Gedung Tower ATC lengkap dengan fasilitas
penunjangnya;
 Perencanaan Gedung Operasi;
 Perencanaan Gedung Administrasi;
 Perencanaan Pembangunan Gedung Penunjang lainnya.
(Gedung genset, Ground Water Tank, WTP, STP dan lain lain);
 Perencanaan Tata Landsekap dan drainase Kawasan;
 Perencanaan area parkir;
 Perencanaan gate.
3. Rancangan Mekanikal dan Elektrikal terdiri dari :
a) Instalasi Fire Alarm Sistem;
b) Instalasi Air Conditioning (AC) dan ventilasi mekanik;
c) Instalasi air bersih dan penampungan air;
d) Instalasi pembuangan air kotor & system pengolahannya;
e) Instalasi penyambungan system catu daya listrik & pendistribusiannya
untuk seluruh fasilitas navigasi penerbangan;
f) Instalasi kelistrikan dan lampu penerangan;
g) Instalasi penyambungan daya cadangan (genset);
h) Instalasi protection & grounding system;
i) Sistem Pembuangan Air Hujan;
j) Building Automation System (BAS).
4. Fasilitas Elektronika (semua peralatan terintegrasi) terdiri dari :
a) Telephone System (PABX & SaluranTelepon);
b) Sistem Tata suara (sound system);
c) Sistem Fire alarm (pengindera api);
d) Security System;
Perum LPPNPI 6
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
e) Instalasi kabel data;
f) Security Equipment.
5. Fasilitas Communication, Navigation, Surveilance dan ATS system;
6. Signage/petunjuk indoor dan outdoor;
a) Signage bersifat information
b) Signage bersifat Direction
c) Signage bersifat Locator
i. Pelaksanaan Konstruksi terdiri dari :
1. Pengawasan berkala;
2. Penyesuaian desain.
Dalam pelaksanaan konstruksi apabila terdapat ketidaksesuaian perencanaan
dengan kondisi di lapangan yang menimbulkan penyesuaian desain, penyedia
jasa wajib melakukan segala bentuk perbaikan perencanaan demi tercapainya
maksud dan tujuan dilaksanakannya proyek ini tanpa adanya
biaya/kompensasi tambahan.

2.3 Lingkup Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi (Build)


a. Umum
1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi /sistem peralatan sesuai DED yang
dirancang;
2. Melaksanakan tahap-tahap pekerjaan sesuai persyaratan konstruksi yang
berlaku seperti halnya:
a) Kalibrasi perlatan yang digunakan;
b) Penyiapan Peralatan sesuai dengan jenis pekerjaan yang diperlukan;
c) Melaksanakan setiap bagian konstruksi sesuai syarat pelaksanaan yang
dikeluarkan oleh Manajemen Konstruksi berupa SOP pelaksaaan
pekerjaan, dan persetujuan pelaksanaan bagian pekerjaan oleh Pemberi
Tugas dan MK.
b. Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Konstruksi dan Pengadaan Peralatan
1. Jadwal Bar Chart dan Network Plan harus mencerminkan proses design and
build terutama sistem pelaksanaan “fast track”;
2. Jadwal Bar Chart mensertakan kurva S sebagai data untuk melakukan evaluasi
terhadap progress konstruksi.
c. Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjaan ini penyedia jasa harus mengadakan koordinasi dengan
MK yang terlibat di dalam kegiatan pekerjaan ini. Seluruh aktifitas yang
menyangkut bagian pekerjaan lainnya harus dikoordinasikan lebih dahulu dan
diperoleh izin bekerja (approval) untuk memulai pekerjaan agar gangguan dan
konflik satu dengan lainnya, termasuk melokalisasi /memperinci setiap pekerjaan
sampai dengan detail (termasuk Shop Drawings) untuk mendapatkan persetujuan
dan ijin mulai pekerjaan dari MK dab Pemberi Tugas.
d. Proteksi
1. Seluruh material harus dengan sempurna diproteksi secara memadai oleh
penyedia jasa, sebelum atau selama pekerjaan dan selama masa pemeliharaan;
2. Merial yang mengalami kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang
ceroboh /salah dan sistem proteksi yang tidak memadai tidak dapat diterima
dan segera diganti atas biaya penyedia jasa.
e. Kebersihan Lapangan
Penyedia Jasa harus membersihkan seluruh kotoran /sampah dan sisa-sisa material
yang tidak terpakai yang diakibatkan oleh pekerjaan dan harus diseelesaikan tiap

Perum LPPNPI 7
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
bagian secara teratur serta rapi dan dikoordinasikan atas persetujuan MK dan
Pemberi Tugas;
f. Pada pelaksanaan konstruksi penyedia jasa wajib mengacu kepada seluruh
peraturan yang berlaku maupun peraturan dari PERUM LPPNPI sebagai Pemberi
Tugas. Beberapa hal pada tahap pelaksanaan konstruksi yang diurai dalam KAK
yang harus diikuti yaitu:
1. Pelaksanaan konstruksi harus mengacu pada spesifikasi teknis dan batasan
waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan konstruksi harus
didukung oleh SDM dan mitra kerja yang baik dari segi jumlah, pengalaman
maupun kualifikasinya;
2. Penyedia jasa wajib memberikan pendampingan serta penyediaan keperluan
lainnya untuk memenuhi kewajiban PERUM LPPNPI dalam rangka
pemenuhan persyaratan administrasi pelaksanaan konstruksi maupun
operasional ATS /ATM yang dipersyaratkan oleh regulator /pemerintah;
3. Segala biaya yang terkait dengan perizinan, serta testing dan commisioning
menjadi beban biaya penyedia jasa rancang bangun;
4. As Built Drawing, yang dibuat oleh penyedia jasa, sudah harus selesai pada
saat serah terima pertama dilengkapi dengan jaminan keaslian, Manual Book,
dari material dan peralatan khusus, serta data rekanan yang ikut terlibat dalam
pelaksanaan pembangunan.
g. Pekerjaan Persiapan
1. Pengukuran site;
2. Pelaksanaan witz/ bowplank;
3. Pekerjaan pembersihan dan perataan site area;
4. Pembuatan Direksi Keet;
5. Pembuatan papan nama proyek;
6. Pembuatan Gudang Penyimpanan Material;
7. Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja;
8. Mobilisasi dan demobilisasi alat kerja;
9. Pengadaan sumber air;
10. Pengadaan tenaga listrik;
11. Pagar pengaman proyek;
12. Administrasi dan dokumentasi proyek;
13. Asuransi (CAR, Jamsostek, dll);
14. Testing material;
15. K3 dan Manajemen K3;
16. Penyiapan Pass Bandara.
h. Izin menggunakan Tower Crane /Mobile Crane
Disebabkan bahwa kawasan bandara dan khususnya kawasan ATC ini merupakan
kawasan yang sangat terjaga terhadap ketinggian bangunan dan fungsi bangunan
maka Kontraktor wajib memasukan jadwal pelaksanaan pekerjaan dan untuk
perlatan Tower Crane dipersyaratkan untuk memasukan lokasi pemasangan Tower
Crane, jadwal pemasangan Tower Crane dan Jadwal pembongkaran Tower Crane
untuk memperoleh Izin menggunakan Tower Crane tersebut ke LPPNPI.
i. Kegiatan Proses Pelaksanaan Pemesanan dan Pemasangan Peralatan
FT, FAT, ST, SAT untuk pelaksanaan Pekerjaan sistem ATS pekerjaan ini
dipersyaratkan peralatan Navigasi dan Kespen dilakukan Factory Training (FT),
Factory Acceptance Test (FAT), , Site Training (ST), Site Acceptance Test (SAT),
Commisioning dari pada peralatan Navigasi Penerbangan /Sistem ATS untuk
Bandara ini. Untuk penjabaran pekerjaan ini lihat dalam lampiran KAK ini.

Perum LPPNPI 8
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
j. Uji Coba, Assesment, Shadow Operations
Sebelum dilakukan Site Training dan Site Acceptance Test akan diadakan Uji
Coba, Assesment dan Shadow Operation oleh pejabat dan staf Perum LPPNPI.
Uraian biaya uji Coba, assesment dan shadow operation terlampir dalam KAK ini.
k. Masa Pemeliharaan
Penyedia Jasa bertanggung jawab melakukan pemeliharaan rutin atas seluruh hasil
pekerjaan yang telah diserahterimakan sehingga masa pemeliharaan berakhir.
Segala ketidaksesuaian pekerjaan dan kerusakan pekerjaan yang timbul diluar
faktor kesengajaan maupun “force majeur” menjadi tanggung jawab penyedia jasa
untuk melaksanakan perbaikan hingga sesuai dengan DED /Shop Drawings dan
disetujui oleh Pemberi Tugas /MK.
2.4 Tugas Penyedia Jasa Tahap Perencanaan (Design)
a. Kriteria Umum
Pekerjaan yang dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud
dalam KAK ini harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu:
1. Persyaratan peruntukan dan Intensitas terdiri dari :
a) Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya;
b) Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
2. Persyaratan arsitektur dan lingkungan terdiri dari :
a) Menjamin terwujudnya tata ruang yang dapat memberikan keseimbangan
dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya;
b) Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan baik tidak
menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan.
3. Persyaratan struktur bangunan terdiri dari :
a) Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia;
b) Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka
yang disebabkan oleh kegagalan arsitektur bangunan;
c) Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda
yang disebabkan oleh perilaku struktur;
d) Menjamin perlindungan property lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur.
4. Persyaratan ketahanan terhadap kebakaran terdiri dari :
a) Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia;
b) Menjamin terwujudnya bangunan yang dibangun sedemikian rupa, secara
struktur stabil selama kebakaran sehingga:
 Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman;
 Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk
memadamkan api;
 Dapat menghindari kerusakan pada roperty lainnya.
5. Persyaratan instalasi listrik, dan penangkal petir terdiri dari :
a) Menjamin terpasangnya instalasi listrik bangunan dan lift secara cukup
aman bagi penggunanya maupun pemeliharaannya;
b) Menjamin terwujudnya keamanan bangunan dan penghuninya dari bahaya
akibat petir.
6. Persyaratan pencahayaan terdiri dari :
a) Menjamin terpenuhinya pencahayaan yang cukup, baik alam maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan sesuai
dengan fungsinya;
Perum LPPNPI 9
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
b) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang
udara secara baik;
c) Pencahayaan disekitar daerah pintu lift harus diberikan cahaya alami
ataupun buatan.
7. Persyaratan mekanikal (lift) terdiri dari :
a) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan lift secara baik;
b) Menjamin perancangan konstruksi pintu dan peralatannya untuk
memperkecil resiko kerusakan dan kecelakaan;
c) Menjamin terpasangnya lift dan peralatannya cukup aman bagi
penggunanya dan proses pemeliharaannya.

b. Kriteria khusus
1. Pembuatan Rancangan Teknik Terinci dan Basic Design untuk setiap
komponen fasilitas yang akan dibangun dalam gambar desain sesuai dengan
program ruang yang telah ditentukan;
2. Membuat perhitungan konstruksi masing - masing pekerjaan dengan
memperhitungkan faktor keamanan tertentu, sebagai dasar pembuatan desain
konstruksi bangunan;
3. Menyusun gambar desain sebagai dokumen tender masing – masing
kelompok pekerjaan sebagai acuan pembangunan oleh kontraktor pelaksana;
4. Menyusun spesifikasi teknis, yang memuat antara lain ketentuan umum
pelaksanaan pekerjaan, bahan konstruksi, tatacara pelaksanaan konstruksi;
5. Menyusun Rencana Anggaran Biaya pelaksanaan pekerjaan dan menyiapkan
dokumen ‘bill of quantity’;
6. Menyusun rencana kerja dan syarat - syarat, yaitu dokumen yang diperlukan
sebagai pedoman untuk proses pengadaan pelaksanaan pekerjaan;
7. Menyusun waktu pelaksanaan pekerjaan, lengkap dengan detail
pentahapan pelaksanaan konstruksi, sehingga pelaksanaan pekerjaan secara
keseluruhan tidak mengganggu operasional;
8. Membantu dalam pelaksanaan Aanwijzing tender pekerjaan;
9. Melaksanakan pengawasan berkala pada tahap konstruksi termasuk
penyesuaian desain apabila terjadi perubahan;
10. Melaksanakan koordinasi secara berkala selama masa konstruksi, baik di
lokasi pekerjaan maupun di kantor pusat;
11. Melakukan revisi gambar dan perubahan pekerjaan (apabila diperlukan);
12. Pekerjaan Pengukuran dan Pembuatan Peta Topografi :
Pekerjaan meliputi pengukuran lahan dan penyiapan pembuatan Peta
Topografi di daerah rencana pembuatan Gedung Tower ATC beserta Fasilitas
Penunjangnya.
a) Konsultan bertugas mempelajari data yang ada, baik berupa gambar, data
kawasan pengembangan bandara, data tanah, dan untuk kemudian
dijadikan sebagai dasar pekerjaan pengukuran;
b) Menyiapkan peta pengukuran dan topografi/kontur di daerah rencana
pembangunan, dengan luas total ± 1 Ha, pada lokasi yang akan ditunjukkan
oleh Pemberi Tugas;
c) Hasil Pekerjaan :
 Gambar/peta ukur ketinggian tanah;
 Gambar Profil melintang lahan eksisting;
 Gambar Profil memanjang lahan eksisting;
 Laporan Akhir Pengukuran;
 Foto-foto dokumentasi.
Perum LPPNPI 10
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
13. Pekerjaan Penyelidikan Tanah :
a) Pekerjaan penyelidikan tanah (Geoteknik) bertujuan untuk mendapatkan
parameter design dari tanah pondasi dan tanah timbunan di daerah
sepanjang rencana pekerjaan, sebanyak 4 titik untuk boring dan 5 titik untuk
sondir, sehingga diperoleh informasi/gambaran secara menyeluruh
mengenai :
 Macam/jenis lapisan tanah/batuan di bawah permukaan, daya dukung
tanah pondasi dan sifat phisik dan teknik lainnya yang dapat dipakai
sebagai parameter design;
 Pengelompokan dan analisa sifat tanah dasar/rencana Subgrade
hubungannya dengan analisa pada lokasi rencana pekerjaan;
 Untuk mendapatkan parameter geoteknik seperti nilai kohesi tanah,
sudut geser dalam, berat jenis tanah, susunan gradasi, tinggi muka air
tanah, nilai CBR, nilai moudulus subgrade reaction, nilai poison ratio
dan parameter lainnya yang diperlukan untuk analysis ketebalan
perkerasan fleksibel maupun rigid.
b) Teknis Penyelidikan.
Penyelidikan terutama dilakukan dengan melakukan uji pemboran, uji CBR
lapangan, Uji Plate Bearing Test dan Uji Test Pit di lokasi rencana.
Dari uji pemboran dan test pit diambil contoh tanah guna penyelidikan
laboratorium dalam rangka mencari parameter-parameter yang diperlukan
dalam analisa stabilitas, perhitungan tebal perkerasan dan daya dukung
bangunan terminal yang diperlukan.
Untuk mendapatkan data-data termaksud di atas, maka teknis penyelidikan
dibagi menjadi :
 Penyelidikan Lapangan
1) Pekerjaan Pemboran
Pekerjaan pemboran inti dilakukan sampai kedalaman 10 m,
menggunakan sistem rotary drilling. Pada saat pemboran dilakukan
uji SPT dengan interval setiap 1.0 m kedalaman. Contoh tanah tak
terganggu atau contoh batuan harus diambil 3 contoh tanah setiap
lubang bor, untuk uji laboratorium.
Hasil pemboran disajikan dalam bentuk borlog, termasuk diskripsi
macam tanah, nilai uji SPT, nilai uji pocket penetrometer, persentasi
core yang diperoleh, nilai RQD (untuk batuan) dan lain sebagainya.
Pemboran dilakukan dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:
 Diameter
 Pengambilan contoh inti pemboran dilakukan dengan peralatan
tabung penginti “single atau double core barel”. Mata bor yang
digunakan adalah mata bir jenis tungstem dan mata bor intan
khususnya untuk lapisan yang sangat keras, dengan ukuran 76
mm (NX size).
 Kedalaman Pemboran
 Pemboran yang telah selesai dilakukan sesuai kedalaman yang
direncanakan harus di chek dengan cara memasukkan stang bor
sampai menyentuh dasar lubang bor.
 Contoh Tanah/batuan Pemboran Inti
 Contoh tanah atau batuan hasil pemboran disimpan dalan kotak
inti (core box) yang kuat, tidak mudah rusak dan disimpan di
tempat yang aman dari pengaruh cuaca.

Perum LPPNPI 11
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
 Bagian luar dan bagian dalam core box dilapisi cat sehingga core
box tidak mudah rusak. Kotak-kotak tersebut harus disimpan
ditempat yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas.
 Contoh tanah dan batuan yang diambil untuk keperluan pengujian
dikirim ke laboratorium geoteknik.
 Penempatan Contoh Tanah
 Contoh tanah menerus hasil pemboran ditempatkan dan disusun
secara urut dan teratur serta diberi tanda kedalaman yang sesuai
dan jelas, kemudian contoh tanah/batuan tersebut diambil
gambarnya (di photo).
 Pemberian Label
 Tiap kotak penyimpan contoh tanah/batuan menerus, diberi label.
Informasi yang tercantum dalam label meliputi:
(a) Nama Proyek
(b) Lokasi
(c) No Bore
(d) Box No
(e) Kedalaman
(f) Laporan hasil pemboran disajikan dalam borlog, yang
berisi informasi antara lain:
o Tanggal pelaksanaan
o Lokasi dan nomor titik bor
o Jenis/type mesin bor yang digunakan
o Diameter lubang bor
o Diskripsi macam tanah/batuan sepanjang pemboran
o Nama Drilling Master
o Tinggi muka air tanah dan lain sebagainya.
o Pemberian Label
(g) Uji Penetrasi Standard (SPT) dilakukan untuk memperoleh
nilai N SPT lapisan tanah. Pengujian harus mengacu pada
prosedure ASTM D 1586.
(h) Nilai SPT didifinisikan sebagai jumlah pukulan palu seberat
63.5 kg yang dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 76.2
cm, untuk memasukkan tabung penginti (split spoon
sampler) sedalam 30 cm kedalam lapisan tanah.
(i) Uji penetrasi standard dilakukan pada setiap lubang bor,
dengan interval setiap 1.0 meter. Data uji penetrasi standard
dicantumkan dalam boring log.

2) Pekerjaan Uji CBR Lapangan


Pekerjaan Uji CBR Lapangan dimaksudkan untuk memperoleh nilai
CBR lapisan rencana subgrade. Parameter ini dibutuhkan untuk
mendesain perkerasan flexible di sepanjang rencana apron yang
akan dibangun. Uji CBR di Lapangan dilakukan pada rencana
subgrade yang berada kurang lebih 2-3 m dibawah tanah asli.
Penggalian sampai elevasi subgrade diperlukan sebelum
pelaksanaan pekerjaan ini.

3) Pekerjaan Uji Test Pit


Pekerjaan Uji Test Pit dimaksudkan untuk memperoleh contoh tanah
galian yang akan digunakan sebagai material timbunan. Test Pit
dilakukan sampai kedalaman 1.5 meter dibawah muka tanah asli.
Perum LPPNPI 12
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
Contoh tanah (Bulk sample) seberat kurang lebih 60 kg harus
diambil untuk keperluan uji laboratorium. Pengambilan contoh tanah
dari test pit dilakukan pada kedalaman 0-0.5 m, 0.50-1.0 m dan 1.0
s/d 1.50 m.
Pada setiap Test Pit yang dilakukan pengamatan / deskripsi stuktur
dan jenis tanahnya.

4) Pekerjaan CPT (sondir)


Pekerjaan CPT/sondir dimaksudkan untuk mengetahui kedalaman
tanah lapisan keras dan sifat dari daya dukung masing-masing
resistensi kedalaman. Uji CPT/sondir dilakukan dengan membaca
manometer setiap interval kedalaman 20 cm & dengan kecepatan
penetrasi konus berkisar antara 10 mm/s hingga 20 mm/s ± 5.
Pengujian dilakukan hingga jarum manometer menunjukan angka
250kg/cm2.

 Penyelidikan Laboratorium
Test Laboratorium dilakukan pada contoh tanah tidak terganggu (30 US)
yang diperoleh dari uji pemboran meliputi:
(a) Grain Size Analysis;
(b) Unit weight;
(c) Specific Gravity;
(d) Atteberg limit;
(e) Unconfined compression pada kondisi natural maupun remolded,
sehingga diperoleh nilai sensitivitasnya.
Test Laboratorium dilakukan pada contoh tanah terganggu yang
diperoleh dari uji test pit (6 bulk sample) meliputi:
(a) Grain Size Analysis;
(b) Unit weight;
(c) Specific Gravity;
(d) Atterberg limit;
(e) Standard compaction test;
(f) CBR Test;
(g) Direct shear test pada contoh tanah yang telah dipadatkan sampai 80
% MDD dan 90 % MDD (Maksimum Dry Density, standard).

c) Laporan Geoteknik
Laporan geoteknik yang harus disajikan mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Hasil boring yang telah dilakukan di sajikan dalam bentuk boring log;
2) Hasil uji Field CBR;
3) Hasil uji laboratorium;
4) Penampang memanjang profil tanah di sepanjang rencana pekerjaan;
5) Rekomendasi Nilai CBR berdasarkan hasil uji field CBR, termasuk
rekomendasi nilai CBR subgrade berdasarkan hasil uji N SPT
(pemboran);
6) Rekomendasi nilai CBR subgrade pada timbunan berdasarkan hasil uji
CBR contoh tanah bulk sample;
7) Daya dukung tanah pada galian dan timbunan;
8) Slope stability analysis timbunan, dan rekomendasi slope yang aman;
9) Analysis penurunan akibat timbunan, waktu penurunan dan lain
sebagainya;
10) Hasil test Sondir.
Perum LPPNPI 13
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
14. Survey Hidrologi
a) Survey Hidrologi bertujuan untuk mencari data yang diperlukan dalam
analisa hidrologi dan selanjutnya dapat dipakai dalam perencanaan drainase.
Sedangkan perencanaan drainase sangat diperlukan untuk penentuan jenis
dan dimensi dari bangunan-bangunan drainase, disamping untuk penentuan
bentuk potongan jalan itu sendiri.
b) Kegiatan-kegiatan yang diperlukan meliputi :
1) Menganalisa pola aliran pada daerah rencana gedung tower dan jalan
untuk mendapatkan desain yang paling aman dilihat dari pengaruh pola
aliran tersebut;
2) Mengambil data curah hujan dan banjir tahunan dari sumber-sumber
yang bersangkutan dan menentukan hujan rencana yang selanjutnya
dapat dipakai untuk menentukan banjir rencana dengan metoda-metoda
yang diperlukan;
3) Dari data lapangan dan hasil perhitungan tersebut di atas, selanjutnya
menentukan jenis dan dimensi bangunan drainase yang diperlukan
seperti jenis saluran drainase dan dimensinya, jenis dan dimensi
gorong-gorong, dan jenis jembatan yang diperlukan;
4) Membuat laporan lengkap mengenai perihal tersebut di atas yang
meliputi perhitungan-perhitungan, grafik-grafik, tabel-tabel, gambar-
gambar / sket dan saran-saran yang diperlukan.
15. Menyempurnakan rancangan dasar yang telah dipresentasikan oleh Tim Leader
pada saat evaluasi teknis;
16. Pembuatan Rancangan Teknik Terinci untuk setiap komponen fasilitas tower
ATC dan fasilitas penunjangnya yang akan dibangun dalam gambar desain
sesuai dengan program ruang yang telah ditentukan;
17. Membuat perhitungan konstruksi masing-masing pekerjaan dengan
perhitungan dan faktor keamanan tertentu, sebagai dasar pembuatan desain
konstruksi bangunan;
18. Menyusun gambar desain sebagai dokumen tender masing-masing kelompok
pekerjaan sebagai acuan pembangunan oleh kontraktor pelaksana;
19. Menyusun spesifikasi teknis, yang memuat antara lain ketentuan umum
pelaksanaan pekerjaan, bahan konstruksi, tata cara pelaksanaan konstruksi;
20. Menyusun Rencana Anggaran Biaya pelaksanaan pekerjaan dan menyiapkan
dokumen ‘bill of quantity’;
21. Menyusun rencana kerja dan syarat-syarat, yaitu dokumen yang diperlukan
sebagai pedoman untuk proses pengadaan pelaksanaan pekerjaan;
22. Menyusun waktu pelaksanaan pekerjaan, lengkap dengan detail pentahapan
pelaksanaan konstruksi, sehingga pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan
tidak mengganggu operasional Bandara;
23. Membantu dalam pelaksanaan Aanwijzing tender pekerjaan;
24. Melaksanakan pengawasan berkala pada tahap konstruksi termasuk
penyesuaian desain apabila terjadi perubahan;
25. Melaksanakan koordinasi secara berkala selama masa konstruksi, baik di
lokasi pekerjaan maupun di kantor pusat;
26. Melakukan revisi gambar dan perubahan pekerjaan (apabila diperlukan).
2.5 Tugas Penyedia Jasa Tahap Pelaksanaan Konstruksi (Build)
Pada pelaksanaan konstruksi penyedia jasa wajib mengacu kepada seluruh peraturan
yang berlaku maupun peraturan yang dimiliki oleh Perum LPPNPI sebagai pemberi
tugas. Beberapa hal pada tahap pelaksanaan konstruksi yang dapat dijelaskan dalam
KAK ini adalah sebagai berikut :
Perum LPPNPI 14
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
a. Pelaksanaan konstruksi harus Mengacu pada spesifikasi teknis dan batasan waktu
pelaksanaan yang telah ditetapkan dengan didukung SDM dan mitra kerja yang
memadai baik dari segi jumlah maupun kualifikasinya;
b. Penyedia jasa wajib memberikan pendampingan serta penyediaan keperluan
lainnya untuk memenuhi kewajiban Perum LPPNPI dalam rangka pemenuhan
persyaratan adminstrasi pelaksanaan konstruksi maupun operasional yang
ditetapkan oleh regulator/pemerintah;
c. Segala biaya yang terkait dengan perijinan, serta testing dan commisioning menjadi
beban biaya penyedia jasa rancang bangun.
d. Penyedia jasa membuat Dokumen ‘as built drawing’ yang sudah harus diselesaikan
pada saat serah terima pertama dilengkapi dengan jaminan keaslian dari material
dan peralatan khusus, serta data rekanan yang ikut terlibat dalam pelaksanaan
pembangunan;
e. Strategi Pentahapan Pekerjaan mengacu pada kondisi lapangan dan batasan waktu
pelaksanaan yang telah ditetapkan dengan didukung metode pelaksanaan serta
SDM dan mitra kerja yang memadai baik dari segi jumlah maupun kualifikasinya;
f. Metode konstruksi dibuat agar dapat memberikan gambaran yang jelas tentang
tahapan pelaksanaan kerja, jadwal, sistem mutu dan jaminan keselamatan &
kesehatan kerja.

2.6 Jangka Waktu Pelaksanaan


a. Jangka waktu pelaksanaan penyediaan jasa Rancang Bangun adalah maksimal 9
(sembilan) bulan / 270 hari kalender sejak dikeluarkannya kontrak/ Surat Perintah
Mulai Kerja;
b. Masa waktu pemeliharaan adalah 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak
ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima Pertama pekerjaan konstruksi.

2.7 Tenaga Ahli


Tenaga ahli dan tenaga pendukung yang dibutuhkan dalam Pekerjaan Rancang
Bangun (Desain & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya di
Denpasar, Balikpapan dan Semarang terdiri atas:
Tahap Perencanaan
a. Team Leader : 1 Orang (untuk 3 Lokasi)
b. Ahli Sipil : 1 Orang (untuk 3 Lokasi)
c. Ahli Arsitektur : 1 Orang (untuk 3 Lokasi)
d. Ahli Elektrikal : 1 Orang (untuk 3 Lokasi)
e. Ahli Mekanikal : 1 Orang (untuk 3 Lokasi)
f. Ahli Elektronika : 1 Orang (untuk 3 Lokasi)
g. Ahli Quantity Surveyor : 1 Orang (untuk 3 Lokasi)
h. Ahli Teknik Navigasi Penerbangan : 1 Orang (untuk 3 Lokasi)
i. Ahli Landscape : 1 Orang (untuk 3 Lokasi)
j. Asisten Teknik Sipil : 1 Orang (untuk masing-masing Lokasi)
k. Asisten Teknik Arsitektur : 1 Orang (untuk masing-masing Lokasi)
l. Asisten Teknik Elektrikal : 1 Orang (untuk masing-masing Lokasi)
m. Asisten Teknik Mekanikal : 1 Orang (untuk masing-masing Lokasi)
n. Asisten Teknik Elektronika : 1 Orang (untuk masing-masing Lokasi)
o. Asisten Quantity Surveyor : 1 Orang (untuk masing-masing Lokasi)
p. Asisten Teknik Navigasi Penerbangan : 1 Orang (untuk masing-masing Lokasi)
q. Asisten Tenaga Ahli Landscape : 1 Orang (untuk masing-masing Lokasi)
r. Drafter : 4 Orang (untuk masing-masing Lokasi)
s. Administrasi /Sekretaris : 1 Orang (untuk masing-masing Lokasi)

Perum LPPNPI 15
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
Persyaratan tenaga ahli dan personil adalah sebagai berikut :
a. Team Leader, berpendidikan minimal sarjana Teknik Sipil (S1) lulusan
universitas/ perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi minimal
B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non perumahan
sekurang–kurangnya 12 (dua belas) tahun, berpengalaman sebagai Team Leader
minimal sebanyak 2 (dua) kali, memiliki sertifikat keahlian (SKA).
b. Tenaga ahli Sipil, berpendidikan minimal sarjana teknik sipil (S1) lulusan
universitas/ perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi minimal
B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non perumahan
sekurang – kurangnya 8 (delapan) tahun, berpengalaman sebagai tenaga ahli
Sipil minimal sebanyak 2 (dua) kali, memiliki sertifikat keahlian (SKA).
c. Tenaga ahli Arsitektur, berpendidikan minimal sarjana teknik arsitektur (S1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi
minimal B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non
perumahan sekurang– kurangnya 8 (delapan) tahun, berpengalaman sebagai
tenaga ahli Arsitektur minimal sebanyak 2 (dua) kali, memiliki sertifikat
keahlian (SKA).
d. Tenaga ahli Mekanikal, berpendidikan minimal sarjana teknik mesin (S1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi minimal
B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non perumahan
sekurang– kurangnya 8 (delapan) tahun, berpengalaman sebagai tenaga ahli
Mekanikal minimal sebanyak 2 (dua) kali, memiliki sertifikat keahlian (SKA).
e. Tenaga ahli Elektrikal, berpendidikan minimal sarjana teknik elektro (S1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi minimal
B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non perumahan
sekurang– kurangnya 8 (delapan) tahun, berpengalaman sebagai tenaga ahli
Elektrikal minimal sebanyak 2 (dua) kali, memiliki sertifikat keahlian (SKA).
f. Tenaga ahli Elektronika, berpendidikan minimal sarjana teknik elektro (S1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi
minimal B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non
perumahan sekurang– kurangnya 8 (delapan) tahun, berpengalaman sebagai
tenaga ahli Elektrikal minimal sebanyak 2 (dua) kali, memiliki sertifikat keahlian
(SKA).
g. Tenaga ahli Quantity Surveyor, berpendidikan minimal sarjana teknik sipil (S1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi
minimal B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non
perumahan sekurang– kurangnya 8 (delapan) tahun, berpengalaman sebagai
tenaga ahli quantity surveyor minimal sebanyak 2 (dua) kali, memiliki sertifikat
keahlian (SKA).
h. Tenaga ahli Teknik Navigasi Penerbangan, berpendidikan minimal S1/D4 Teknik
Navigasi Udara. Berpengalaman dalam perencanaan Bangunan bertingkat non
perumahan sekurang– kurangnya 8 (delapan) tahun.
i. Tenaga ahli Landscape, berpendidikan minimal sarjana Landscape atau teknik
Arsitektur (S1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang
telah terakreditasi minimal B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan
bertingkat non perumahan sekurang– kurangnya 8 (delapan) tahun,
berpengalaman sebagai tenaga ahli Landscape minimal sebanyak 2 (dua) kali,
memiliki sertifikat keahlian (SKA).
j. Asisten Teknik Sipil, berpendidikan minimal sarjana teknik sipil (S1) lulusan
universitas/ perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi minimal

Perum LPPNPI 16
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non perumahan
sekurang–kurangnya 4 (empat) tahun.
k. Asisten Teknik Arsitektur, berpendidikan minimal sarjana teknik arsitektur (S1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi
minimal B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non
perumahan sekurang–Kurangnya 4 (empat) tahun.
l. Asisten Teknik Mekanikal, berpendidikan minimal sarjana teknik mesin (S1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi
minimal B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non
perumahan sekurang– kurangnya 4 (empat) tahun.
m. Asisten Teknik Elektrikal, berpendidikan minimal sarjana teknik elektro (S1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi
minimal B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non
perumahan sekurang–kurangnya 4 (empat) tahun.
n. Asisten Teknik Elektronika, berpendidikan minimal sarjana teknik elektro (S1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi
minimal B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non
perumahan sekurang–kurangnya 4 (empat) tahun.
o. Asisten Quantity Surveyor, berpendidikan minimal sarjana teknik sipil (S1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi
minimal B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat
nonperumahan sekurang– kurangnya 4 (empat) tahun.
p. Asisten Navigasi Udara, berpendidikan teknik elektro minimal S1 yang
menguasai elektronika. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat
non perumahan sekurang–kurangnya 4 (empat) tahun.
q. Asisten Tenaga Ahli Landscape, berpendidikan Sarjana Landscape / Teknik
Arsitektur minimal S1. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat
non perumahan sekurang–kurangnya 4 (empat) tahun.
r. Drafter/CAD operator, berpendidikan S1 teknik lulusan universitas /perguruan
tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi minimal B. Berpengalaman
dalam perencanaan bangunan bertingkat non perumahan sekurang–kurangnya 3
(tiga) tahun.
s. Tenaga pendukung seperti sekretaris / administrasi, berpendidikan S1 semua
jurusan lulusan universitas / perguruan tinggi negeri atau swasta yang
terakreditasi, minimal B. Berpengalaman sekurang – kurangnya 3 (tiga) tahun.

Tahap pelaksanaan konstruksi


a. Project Manager / Construction Manager (Ahli Kepala/ S1-13 th)
b. Site Manager (Ahli Utama/ S1-10 th)
c. Ahli Teknik Arsitektur (Ahli/ S1-8 th)
d. Ahli Teknik Struktur (Ahli/ S1-8 th)
e. Ahli Teknik Geoteknik (Ahli/ S1-8 th)
f. Ahli Teknik Mekanikal (Ahli/ S1-8 th)
g. Ahli Teknik Elektrikal (Ahli/ S1-8 th)
h. Ahli Teknik Elektronika (Ahli/ S1-8 th)
i. Ahli Teknik Arsitektur Lansekap (Ahli/ S1-8 th)
j. Ahli Prosedur ATS (Air Traffic Services) (Ahli/ S1/DIV-8th)
k. Ahli Teknik Fasilitas Keselamatan Penerbangan (Ahli/ S1/DIV-8th)
l. Ahli Quantity Surveyor (Ahli/ S1-8 th)

Perum LPPNPI 17
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
Kebutuhan tenaga untuk tahapan pembangunan dengan kualifikasi keahlian dan
pengalaman profesional di bidangnya:
a. Personil lapangan diutamakan memiliki sertifikat keahlian yang dikeluarkan oleh
Lembaga Sertifikasi syah, serta berpengalaman sesuai dengan kualifikasi jabatan
tersebut di atas, disertai dengan Curriculum Vitae (CV) dan Sertipikat Keahlian
(SKA) yang bersangkutan.
b. Dalam menyampaikan data Personil Lapangan, Kontraktor harus menguraikan
tugas dan tanggung jawab masing-masing Personil yang diajukan.

2.8 Dokumen dan Pelaporan


Dalam pekerjaan ini penyedia jasa wajib membuat dan menyerahkan kepada pemberi
tugas dokumen-dokumen sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan.
1. Laporan Pendahuluan.
2. Dokumen Skematik Desain lengkap dengan kronologis revisi perubahan dan
risalah (minute of meeting) pembahasannya berupa hardcopy & softcopy.
Terdiri dari :
a) Gambar perencanaan floorplans (denah bangunan), Potongan dan elevasi
untuk menentukan dimensi ruang, kegunaan ruang, hubungan antar ruang
dan konsep alur sirkulasi lengkap dengan penempatan signage;
b) Gambar Lay out ruangan, furniture, sanitair dan lain-lain;
c) Outline rencana awal pemilihan material;
d) Gambar konsep awal desain dalam bentuk tampilan 3 dimensi;
e) Gambar perencanaan sistem M/E, P;
f) Perkiraan Biaya Awal.
3. Dokumen Konstruksi secara lengkap berupa berupa hardcopy & softcopy yang
terdiri dari :
a) Gambar Konstruksi,
b) Spesifikasi Teknis dan Syarat-syarat kerja,
c) Metode Konstruksi,
d) Bill of Quantity,
e) Rencana Anggaran Biaya.
b. Tahap Pelaksanaan Konstruksi.
1. Gambar kerja/shop drawing
2. Laporan Harian
3. Laporan Mingguan
4. Foto-foto & Video dokumentasi pekerjaan.
5. Seluruh risalah (minute of meeting) pelaksanaan pekerjaan.
6. As Built Drawing
c. Kriteria dokumen.
1. Dokumen menggunakan ukuran kertas A4 menggunakan format penulisan
yang berlaku di lingkungan Perum LPPNPI atau yang disetujui oleh Pemberi
tugas.
2. Dokumen gambar menggunakan kertas A3 dalam unit Satuan Internasional
(SI) dengan kop yang disetujui oleh pemberi tugas.
3. Dokumen dalam bentuk softcopy harus disampaikan dalam format aplikasi
yang dapat diedit (editable app.).
d. Kepemilikan Dokumen.
Seluruh Dokumen yang dihasilkan dalam pekerjaan ini merupakan properti dan hak
milik Perum LPPNPI sebagai pemilik pekerjaan.

Perum LPPNPI 18
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
2.9 Rapat dan Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini penyedia jasa wajib melaksanakan koordinasi dan
rapat-rapat, baik yang merupakan inisiasi penyedia jasa maupun permintaan dari
pemberi tugas dengan penyiapan agenda rapat sebelum pelaksanaannya serta notulis
(minute of meeting) setelah pelaksanaannya. Rapat dan Koordinasi yang harus
dilakukan antara lain meliputi dan tidak terbatas pada :
1. On site Predesign Coordination meeting
2. Schematic Design Review Meeting
3. Development Design Review Meeting
4. On site Pre Construction Coordination/Kick Off meeting
5. Weekly Construction Meeting
6. Monthly Construction Meeting
7. Progress Performance Meeting
8. Dan lain-lain.

Perum LPPNPI 19
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
KONSEP PERANCANGAN 3

1.1 KRITERIA DESAIN


Dalam membuat desain agar diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kriteria desain ketinggian gedung tower dari threshold
a. Ketinggian optimal tower baru Denpasar : 32,5 meter;
b. Ketinggian optimal tower baru Balikpapan : 35,2 meter;
c. Ketinggian optimal tower baru Semarang : 31,6 meter.
2. Perencanaan Tata Ruang;
a. Mengacu pada philosophy kegiatan operasional bandara;
b. Mengacu kepada aturan keselamatan penerbangan Bandara;
c. Adanya keselarasan dan kesinambungan flow kegiatan;
d. Adanya pemisahan yang tegas antara ruang-ruang untuk Area Publik (public
area), Area Publik Terbatas (restricted public area) dan Area Non Publik
(non public area);
3. Perencanaan Akses Pencapaian;
a. Adanya jaminan Sirkulasi yang aman di area Land Side antara kendaraan
dengan pejalan kaki;
b. Adanya kemudahan pencapaian antar ruang, berkaitan dengan kegiatan
Operasional Bandara;
c. Adanya jaminan Sirkulasi yang aman di area Air Side antara kendaraan
dengan pejalan kaki;
d. Adanya pemisahan yang jelas antara area parkir kendaraan pegawai dan
parkir kendaraan pengunjung;
e. Jarak antara gedung harus aman.
4. Arsitektur
a. Keselarasan arsitektural bangunan dengan kombinasi konsep modern dan
tradisional;
b. Keselarasan dalam penggunaan material terkait dengan disain eksterior
bangunan;
c. Memberikan sentuhan arsitektur setempat pada elemen-elemen bangunan
tertentu;
d. Pemilihan material finishing dikaitkan dengan kemudahan pemeliharaan.
5. Struktur
a. Struktur tidak mengganggu kegiatan operasional;
b. Struktur yang dapat mengantisipasi kemudahan pengembangan bangunan
dimasa-masa yang akan datang;
c. Memperhatikan Batas Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), terutama
untuk ketinggian bangunan dan jarak dari restricted area.
6. Sistem Listrik
a. Sumber Daya Listrik  melalui Penyambungan Daya Listrik PLN dan
Genset;
b. Distribusi Listrik  memperhatikan pemisahan beban antara beban essensial
dan beban non essensial;
c. Sistem Proteksi  sistim distribusi dilindungi oleh sistem proteksi;
d. Standar dan persyaratan  referensi dan standar material serta pengerjaannya
harus mengikuti ketentuan yang berlaku

Perum LPPNPI 20
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
7. Sistem Tata Udara
a. Distribusi Tata Udara  memperhatikan pemisahan beban antara beban
essensial dan beban non essensial;
b. Standar dan Persyaratan  referensi dan standar material serta
pengerjaannya harus mengikuti ketentuan yang berlaku.
8. Sistem Plumbing
a. Sistem Pemadam Kebakaran  disesuaikan dengan fungsi ruangan;
b. Sistem Penyediaan Air Bersih  berasal dari Air Tanah (deep well)
dilengkapi dengan water treatment/ PDAM;
c. Sistem Pembuangan Air Kotor  dapat dilengkapi dengan Sewage
Treatment Plant (STP).
9. Teknis konstruksi yang disyaratkan oleh perencana hendaknya menggunakan
teknologi tinggi atau high-tech, karena merupakan bangunan bertingkat tinggi dan
waktu pelaksanaannya sangat terbatas dari pekerjaan pondasi sampai dengan
finishing;
10. Lokasi pekerjaan yang tersedia sangat terbatas, sehingga perencana wajib
menjelaskan rencana pekerjaan yang bersifat fabrikasi harus dilaksanakan di luar
lokasi;
11. Lokasi pekerjaan berada di lingkungan bandara, sehingga untuk pelaksanaan
dan pengadaan material ke lokasi proyek harus mengikuti peraturan yang berlaku.

1.2 STANDART DAN PERATURAN- PERATURAN


1. Arsitektur
a. SNI (Standart Nasional Indonesia)
b. SII (Standart Industri Indonesia)
c. PUBI (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia) 1982
d. PBN (Peraturan Bangunan Nasional) 1978
e. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972
f. ASTM (American Societyfor Testing and Material)
g. ANSI (American National Standard Institute)
h. JIS (Japanese Industrial Standard)
i. BS (British Standard)
j. DIN (Deutsches Institutfür Normung/ German Institute for Standardization)
k. ISO (International Organizationfor Standardization)
l. JASS (Japanese Architectural Standard Specification)
m. AAMA (American Architectural Manufacturers Association)
n. AWI (Architectural Wood Work Institute)
o. AA (Aluminum Association)
p. BHMA (Builders Hardware Manufacturers Association)
q. NAAMM (National Association Of Architectural Metal Manufacturers)
r. SDI (Steel Door Institute)
s. NFPA (National Fire Protection Association)
t. UL (Underwriters Laboratories)
u. AWS (American Welding Society)
v. TCA (Tile Council of America)

2. Struktur
a. SNI (Standard Nasional Indonesia)
b. SII (Standard Industri Indonesia)
c. PUBI (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia) 1982
d. PBI (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) 1971
Perum LPPNPI 21
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
e. PBN (Peraturan Bangunan Nasional) 1978
f. PKKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia)
g. PPBBI (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia)
h. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972
i. ASTM (American Society for Testing and Material)
j. ANSI (American National Standard Institute)
k. ACI (American Concrete Institute)
l. JIS (Japanese Industrial Standard)
m. BS (British Standard)
n. DIN (Deutsches Institut für Normung/GermanInstitute for Standardization)
o. ISO (International Organization for Standardization)
p. AISC (American Institute of Steel Construction)
q. UL (Underwriters Laboratories)
r. AWS (American Welding Society)
s. PCA (Portland Cement Association)

3. Mekanikal
a. Peraturan bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan berlaku secara
nasional.
b. SNI (Standar Nasional Indonesia)
c. Tentang Tata cara perancangan konservasi energi pada bangunan gedung.
d. Tentang Pedoman teknik dan rekomendasi dari instansi yang berwenang
mengenai jenis instalasi yang dirancang.
e. SNI 03-6481-2000 Sistem plumbing
f. SNI 03-1736-2000 Tata cara perencanaan sistem protekasi pasif untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
g. ASTM (American Society for testing and Materials)
h. BS (British Standar)
i. JIS (Japanese Industrial Standar)
j. DIN (Deutsches Institutfür Normung/ German Institute for Standardization)
k. AWWA (American Water Works Association)
l. SMACNA (Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National
Association)
m. NFPA (National Fire Protection Association)
1) NFPA13 : Standard for the Installation of Sprinkler Systems
2) NFPA14 : Standard for the Installation of Stand pipe and House Systems
3) NFPA20 : Standard for the Installation of Stationary Pumps for Fire
Protection
4) NFPA 92A : Standard for Smoke-Control Systems Utilizing Barriers and
Pressure Differences
5) NFPA92B : Standard for Smoke Management Systems
6) NEMA (National Electrical Manufacturers Association)

4. Elektrikal
a. PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) serta pedoman teknik dan
rekomendasi dari Instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi yang
dirancang.
b. PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir) untuk bangunan yang
berlaku.

Perum LPPNPI 22
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
c. SNI (Standar Nasional Indonesia)
1) Tentang Persyaratan umum instalasi listrik.
2) Tentang Tata cara perancangan konservasi energi pada bangunan gedung.
3) Tentang Pedoman teknik dan rekomendasi dari instansi yang berwenang
mengenai jenis instalasi yang dirancang.
d. SLI (Standard Listrik Indonesia) yang berlaku.
1) Standard penerangan buatan dalam gedung.
2) Standard penerangan dekorasi dan pencahayaan sisi luar bangunan.
e. ICAO (International Civil Aviation Organization) Annex 14 Volume I,
Aerodrom Design and Operasional, Third Edition, July (1999).
1) Aerodrome Design Manual, Part 4, Visual Aid.1993
2) Aerodrome Design Manual, Part 5, Electrical System 1993
f. IEC (Internasional Electro-technical Commission)
g. Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang
memiliki Surat Ijin Instalasi dari instansi yang berwenang dan telah biasa
mengerjakannya dan suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan
dalam surat penawaran.

5. Navigasi Penerbangan
a. Dokumen ICAO Annex 10 Aeronautical Telecommunication;
b. Dokumen ICAO 9426 tentang Air Traffic Service Planning Manual;
c. Dokumen ICAO 9517 tentang Aerodrome Design Manual;
d. SKEP Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. SKEP/113/VI/2002 tentang
Kriteria Penempatan Fasilitas Elektronika dan Listrik;
e. CASR Part 171 Aeronautical Telecommunication Service and Radio
Navigation Service Provider.

Perum LPPNPI 23
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
PENUTUP 4

4.1 DOKUMEN TEKNIS


1. Peserta Pelelangan diwajibkan menyampaikan Dokumen Teknis yang terdiri
atas:
a. Proposal Teknis, yang memuat pemahaman dan tanggapan atas Kerangka
acuan kerja, Metodologi, Hasil Kerja dan Program Kerja Konsultan;
b. Perancangan Dasar yang terdiri dari :
1) Konsep dan filosofi Disain
2) Sketsa Rancangan Dasar Bangunan
3) Artist Impression
c. Organisasi Proyek berikut tugas dan tanggung jawab tenaga ahli (tahap
perencanaan dan pelaksanaan konstruksi);
d. Daftar Tenaga Ahli dilampiri dengan CV, Copy Certificate, Copy KTP,
Sertifikat Keahlian profesi;
e. Jadual Kegiatan Proyek (Barchart dan Kurva “S”) berikut Rencana Penugasan
tenaga Ahli;
f. Pengalaman perusahaan 5 tahun terakhir sub bidang struktur, arsitektur,
mekanikal dan elektrikal bangunan non perumahan (untuk perencanaan dan
pelaksanaan konstruksi);
g. Dokumen/ materi/ Informasi lainnya yang ditetapkan dalam Penjelasan
Pekerjaan.
2. Bagi Peserta Pelelangan yang telah lulus Evaluasi Administrasi, pada saat
Evaluasi Teknis diwajibkan memaparkan rancangan dasar (oleh Team Leader
didampingi tenaga Ahli) yang akan dinilai oleh Juri sebagai komponen nilai
utama. Jadual waktu pemaparan akan ditentukan kemudian.

4.2. LAIN - LAIN


1. Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana harus mencari informasi
yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pemberi tugas
termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini;
2. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pemberi Tugas, maupun yang
dicari sendiri. Kesalahan/kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat
kesalahan informasi menjadi tanggung jawab Konsultan Perencana;
3. Penyedia jasa (Design and Build) bertanggung jawab secara professional atas jasa
yang diberikan dan dilakukan sesuai ketentuan dan kode etik serta tata laku
profesi yang berlaku. Pemberi Tugas dan Pelaksana Konstruksi dijamin oleh
penyedia jasa terhadap segala tuntutan Hukum dari pihak ketiga dalam pekerjaan
ini;
4. Resiko yang mungkin terjadi dalam perencanaan maupun pelaksanaan
pembangunan menjadi tanggung jawab kontraktor rancang bangun;
5. Segala tuntutan hukum pihak ketiga menjadi tanggung jawab Kontraktor Rancang
Bangun;
6. Hal – hal yang belum ditentukan dalam Kerangka Acuan ini akan diatur lebih
lanjut dalam rapat penjelasan pekerjaan dan dituangkan dalam bentuk Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
dokumen pelelangan.

Perum LPPNPI 24
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
Perum LPPNPI 25
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
Lampiran
A. Persyaratan Teknis
A.I Persyaratan Teknis Umum
A.II Spesifikasi Material dan Peralatan
B. Skematik Design Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah – Di Bandar Udara
Internasional Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang, Bandar Udara Depati Amir
Pangkalpinang Dan Bandar Udara Supadio Pontianak, meliputi :
 Master Plan
 Site Plan
 Skematik Design Arsitektur
 Skematik Design Struktur
 Skematik Design Mekanikal
 Skematik Design Elektrikal
 Skematik Design Elektronik
 Skematik Design Peralatan Navigasi Penerbangan
 Table of Compliance
 Data /Analisa hasil Soil Investigation
 Data Topografi
 Uraian Pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai