Perum LPPNPI 1
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
1.3 Informasi Proyek
a. Nama Proyek
Nama proyek adalah Pekerjaan Rancang Bangun (Desain & Build) Pembangunan
Tower ATC beserta Kelengkapannya di Denpasar, Balikpapan dan Semarang.
b. Pemilik Pekerjaan
Pemilik Pekerjaan (Owner) adalah Perum LPPNPI, yang telah ditampung dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Investasi Direktorat Teknik
tahun 2016.
c. Penyedia Jasa
Penyedia Jasa Pekerjaan Rancang Bangun (Desain & Build) Pembangunan
Tower ATC beserta Kelengkapannya di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
adalah badan usaha /perusahaan yang dipilih melalui suatu proses pelelangan.
d. Lokasi Pembangunan
1. Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Denpasar
Lokasi pembangunan Tower berada di sisi Selatan Runway pada koordinat
0845’5,074”S 11510’5.138”E (tentative). Luas lahan ±10.000 m2.
Perum LPPNPI 2
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
Lokasi Pembangunan Gedung Tower di Denpasar
Perum LPPNPI 4
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
RUANG LINGKUP 2
Perum LPPNPI 7
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
bagian secara teratur serta rapi dan dikoordinasikan atas persetujuan MK dan
Pemberi Tugas;
f. Pada pelaksanaan konstruksi penyedia jasa wajib mengacu kepada seluruh
peraturan yang berlaku maupun peraturan dari PERUM LPPNPI sebagai Pemberi
Tugas. Beberapa hal pada tahap pelaksanaan konstruksi yang diurai dalam KAK
yang harus diikuti yaitu:
1. Pelaksanaan konstruksi harus mengacu pada spesifikasi teknis dan batasan
waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan konstruksi harus
didukung oleh SDM dan mitra kerja yang baik dari segi jumlah, pengalaman
maupun kualifikasinya;
2. Penyedia jasa wajib memberikan pendampingan serta penyediaan keperluan
lainnya untuk memenuhi kewajiban PERUM LPPNPI dalam rangka
pemenuhan persyaratan administrasi pelaksanaan konstruksi maupun
operasional ATS /ATM yang dipersyaratkan oleh regulator /pemerintah;
3. Segala biaya yang terkait dengan perizinan, serta testing dan commisioning
menjadi beban biaya penyedia jasa rancang bangun;
4. As Built Drawing, yang dibuat oleh penyedia jasa, sudah harus selesai pada
saat serah terima pertama dilengkapi dengan jaminan keaslian, Manual Book,
dari material dan peralatan khusus, serta data rekanan yang ikut terlibat dalam
pelaksanaan pembangunan.
g. Pekerjaan Persiapan
1. Pengukuran site;
2. Pelaksanaan witz/ bowplank;
3. Pekerjaan pembersihan dan perataan site area;
4. Pembuatan Direksi Keet;
5. Pembuatan papan nama proyek;
6. Pembuatan Gudang Penyimpanan Material;
7. Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja;
8. Mobilisasi dan demobilisasi alat kerja;
9. Pengadaan sumber air;
10. Pengadaan tenaga listrik;
11. Pagar pengaman proyek;
12. Administrasi dan dokumentasi proyek;
13. Asuransi (CAR, Jamsostek, dll);
14. Testing material;
15. K3 dan Manajemen K3;
16. Penyiapan Pass Bandara.
h. Izin menggunakan Tower Crane /Mobile Crane
Disebabkan bahwa kawasan bandara dan khususnya kawasan ATC ini merupakan
kawasan yang sangat terjaga terhadap ketinggian bangunan dan fungsi bangunan
maka Kontraktor wajib memasukan jadwal pelaksanaan pekerjaan dan untuk
perlatan Tower Crane dipersyaratkan untuk memasukan lokasi pemasangan Tower
Crane, jadwal pemasangan Tower Crane dan Jadwal pembongkaran Tower Crane
untuk memperoleh Izin menggunakan Tower Crane tersebut ke LPPNPI.
i. Kegiatan Proses Pelaksanaan Pemesanan dan Pemasangan Peralatan
FT, FAT, ST, SAT untuk pelaksanaan Pekerjaan sistem ATS pekerjaan ini
dipersyaratkan peralatan Navigasi dan Kespen dilakukan Factory Training (FT),
Factory Acceptance Test (FAT), , Site Training (ST), Site Acceptance Test (SAT),
Commisioning dari pada peralatan Navigasi Penerbangan /Sistem ATS untuk
Bandara ini. Untuk penjabaran pekerjaan ini lihat dalam lampiran KAK ini.
Perum LPPNPI 8
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
j. Uji Coba, Assesment, Shadow Operations
Sebelum dilakukan Site Training dan Site Acceptance Test akan diadakan Uji
Coba, Assesment dan Shadow Operation oleh pejabat dan staf Perum LPPNPI.
Uraian biaya uji Coba, assesment dan shadow operation terlampir dalam KAK ini.
k. Masa Pemeliharaan
Penyedia Jasa bertanggung jawab melakukan pemeliharaan rutin atas seluruh hasil
pekerjaan yang telah diserahterimakan sehingga masa pemeliharaan berakhir.
Segala ketidaksesuaian pekerjaan dan kerusakan pekerjaan yang timbul diluar
faktor kesengajaan maupun “force majeur” menjadi tanggung jawab penyedia jasa
untuk melaksanakan perbaikan hingga sesuai dengan DED /Shop Drawings dan
disetujui oleh Pemberi Tugas /MK.
2.4 Tugas Penyedia Jasa Tahap Perencanaan (Design)
a. Kriteria Umum
Pekerjaan yang dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud
dalam KAK ini harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu:
1. Persyaratan peruntukan dan Intensitas terdiri dari :
a) Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya;
b) Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
2. Persyaratan arsitektur dan lingkungan terdiri dari :
a) Menjamin terwujudnya tata ruang yang dapat memberikan keseimbangan
dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya;
b) Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan baik tidak
menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan.
3. Persyaratan struktur bangunan terdiri dari :
a) Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia;
b) Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka
yang disebabkan oleh kegagalan arsitektur bangunan;
c) Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda
yang disebabkan oleh perilaku struktur;
d) Menjamin perlindungan property lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur.
4. Persyaratan ketahanan terhadap kebakaran terdiri dari :
a) Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia;
b) Menjamin terwujudnya bangunan yang dibangun sedemikian rupa, secara
struktur stabil selama kebakaran sehingga:
Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman;
Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk
memadamkan api;
Dapat menghindari kerusakan pada roperty lainnya.
5. Persyaratan instalasi listrik, dan penangkal petir terdiri dari :
a) Menjamin terpasangnya instalasi listrik bangunan dan lift secara cukup
aman bagi penggunanya maupun pemeliharaannya;
b) Menjamin terwujudnya keamanan bangunan dan penghuninya dari bahaya
akibat petir.
6. Persyaratan pencahayaan terdiri dari :
a) Menjamin terpenuhinya pencahayaan yang cukup, baik alam maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan sesuai
dengan fungsinya;
Perum LPPNPI 9
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
b) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang
udara secara baik;
c) Pencahayaan disekitar daerah pintu lift harus diberikan cahaya alami
ataupun buatan.
7. Persyaratan mekanikal (lift) terdiri dari :
a) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan lift secara baik;
b) Menjamin perancangan konstruksi pintu dan peralatannya untuk
memperkecil resiko kerusakan dan kecelakaan;
c) Menjamin terpasangnya lift dan peralatannya cukup aman bagi
penggunanya dan proses pemeliharaannya.
b. Kriteria khusus
1. Pembuatan Rancangan Teknik Terinci dan Basic Design untuk setiap
komponen fasilitas yang akan dibangun dalam gambar desain sesuai dengan
program ruang yang telah ditentukan;
2. Membuat perhitungan konstruksi masing - masing pekerjaan dengan
memperhitungkan faktor keamanan tertentu, sebagai dasar pembuatan desain
konstruksi bangunan;
3. Menyusun gambar desain sebagai dokumen tender masing – masing
kelompok pekerjaan sebagai acuan pembangunan oleh kontraktor pelaksana;
4. Menyusun spesifikasi teknis, yang memuat antara lain ketentuan umum
pelaksanaan pekerjaan, bahan konstruksi, tatacara pelaksanaan konstruksi;
5. Menyusun Rencana Anggaran Biaya pelaksanaan pekerjaan dan menyiapkan
dokumen ‘bill of quantity’;
6. Menyusun rencana kerja dan syarat - syarat, yaitu dokumen yang diperlukan
sebagai pedoman untuk proses pengadaan pelaksanaan pekerjaan;
7. Menyusun waktu pelaksanaan pekerjaan, lengkap dengan detail
pentahapan pelaksanaan konstruksi, sehingga pelaksanaan pekerjaan secara
keseluruhan tidak mengganggu operasional;
8. Membantu dalam pelaksanaan Aanwijzing tender pekerjaan;
9. Melaksanakan pengawasan berkala pada tahap konstruksi termasuk
penyesuaian desain apabila terjadi perubahan;
10. Melaksanakan koordinasi secara berkala selama masa konstruksi, baik di
lokasi pekerjaan maupun di kantor pusat;
11. Melakukan revisi gambar dan perubahan pekerjaan (apabila diperlukan);
12. Pekerjaan Pengukuran dan Pembuatan Peta Topografi :
Pekerjaan meliputi pengukuran lahan dan penyiapan pembuatan Peta
Topografi di daerah rencana pembuatan Gedung Tower ATC beserta Fasilitas
Penunjangnya.
a) Konsultan bertugas mempelajari data yang ada, baik berupa gambar, data
kawasan pengembangan bandara, data tanah, dan untuk kemudian
dijadikan sebagai dasar pekerjaan pengukuran;
b) Menyiapkan peta pengukuran dan topografi/kontur di daerah rencana
pembangunan, dengan luas total ± 1 Ha, pada lokasi yang akan ditunjukkan
oleh Pemberi Tugas;
c) Hasil Pekerjaan :
Gambar/peta ukur ketinggian tanah;
Gambar Profil melintang lahan eksisting;
Gambar Profil memanjang lahan eksisting;
Laporan Akhir Pengukuran;
Foto-foto dokumentasi.
Perum LPPNPI 10
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
13. Pekerjaan Penyelidikan Tanah :
a) Pekerjaan penyelidikan tanah (Geoteknik) bertujuan untuk mendapatkan
parameter design dari tanah pondasi dan tanah timbunan di daerah
sepanjang rencana pekerjaan, sebanyak 4 titik untuk boring dan 5 titik untuk
sondir, sehingga diperoleh informasi/gambaran secara menyeluruh
mengenai :
Macam/jenis lapisan tanah/batuan di bawah permukaan, daya dukung
tanah pondasi dan sifat phisik dan teknik lainnya yang dapat dipakai
sebagai parameter design;
Pengelompokan dan analisa sifat tanah dasar/rencana Subgrade
hubungannya dengan analisa pada lokasi rencana pekerjaan;
Untuk mendapatkan parameter geoteknik seperti nilai kohesi tanah,
sudut geser dalam, berat jenis tanah, susunan gradasi, tinggi muka air
tanah, nilai CBR, nilai moudulus subgrade reaction, nilai poison ratio
dan parameter lainnya yang diperlukan untuk analysis ketebalan
perkerasan fleksibel maupun rigid.
b) Teknis Penyelidikan.
Penyelidikan terutama dilakukan dengan melakukan uji pemboran, uji CBR
lapangan, Uji Plate Bearing Test dan Uji Test Pit di lokasi rencana.
Dari uji pemboran dan test pit diambil contoh tanah guna penyelidikan
laboratorium dalam rangka mencari parameter-parameter yang diperlukan
dalam analisa stabilitas, perhitungan tebal perkerasan dan daya dukung
bangunan terminal yang diperlukan.
Untuk mendapatkan data-data termaksud di atas, maka teknis penyelidikan
dibagi menjadi :
Penyelidikan Lapangan
1) Pekerjaan Pemboran
Pekerjaan pemboran inti dilakukan sampai kedalaman 10 m,
menggunakan sistem rotary drilling. Pada saat pemboran dilakukan
uji SPT dengan interval setiap 1.0 m kedalaman. Contoh tanah tak
terganggu atau contoh batuan harus diambil 3 contoh tanah setiap
lubang bor, untuk uji laboratorium.
Hasil pemboran disajikan dalam bentuk borlog, termasuk diskripsi
macam tanah, nilai uji SPT, nilai uji pocket penetrometer, persentasi
core yang diperoleh, nilai RQD (untuk batuan) dan lain sebagainya.
Pemboran dilakukan dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Diameter
Pengambilan contoh inti pemboran dilakukan dengan peralatan
tabung penginti “single atau double core barel”. Mata bor yang
digunakan adalah mata bir jenis tungstem dan mata bor intan
khususnya untuk lapisan yang sangat keras, dengan ukuran 76
mm (NX size).
Kedalaman Pemboran
Pemboran yang telah selesai dilakukan sesuai kedalaman yang
direncanakan harus di chek dengan cara memasukkan stang bor
sampai menyentuh dasar lubang bor.
Contoh Tanah/batuan Pemboran Inti
Contoh tanah atau batuan hasil pemboran disimpan dalan kotak
inti (core box) yang kuat, tidak mudah rusak dan disimpan di
tempat yang aman dari pengaruh cuaca.
Perum LPPNPI 11
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
Bagian luar dan bagian dalam core box dilapisi cat sehingga core
box tidak mudah rusak. Kotak-kotak tersebut harus disimpan
ditempat yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas.
Contoh tanah dan batuan yang diambil untuk keperluan pengujian
dikirim ke laboratorium geoteknik.
Penempatan Contoh Tanah
Contoh tanah menerus hasil pemboran ditempatkan dan disusun
secara urut dan teratur serta diberi tanda kedalaman yang sesuai
dan jelas, kemudian contoh tanah/batuan tersebut diambil
gambarnya (di photo).
Pemberian Label
Tiap kotak penyimpan contoh tanah/batuan menerus, diberi label.
Informasi yang tercantum dalam label meliputi:
(a) Nama Proyek
(b) Lokasi
(c) No Bore
(d) Box No
(e) Kedalaman
(f) Laporan hasil pemboran disajikan dalam borlog, yang
berisi informasi antara lain:
o Tanggal pelaksanaan
o Lokasi dan nomor titik bor
o Jenis/type mesin bor yang digunakan
o Diameter lubang bor
o Diskripsi macam tanah/batuan sepanjang pemboran
o Nama Drilling Master
o Tinggi muka air tanah dan lain sebagainya.
o Pemberian Label
(g) Uji Penetrasi Standard (SPT) dilakukan untuk memperoleh
nilai N SPT lapisan tanah. Pengujian harus mengacu pada
prosedure ASTM D 1586.
(h) Nilai SPT didifinisikan sebagai jumlah pukulan palu seberat
63.5 kg yang dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 76.2
cm, untuk memasukkan tabung penginti (split spoon
sampler) sedalam 30 cm kedalam lapisan tanah.
(i) Uji penetrasi standard dilakukan pada setiap lubang bor,
dengan interval setiap 1.0 meter. Data uji penetrasi standard
dicantumkan dalam boring log.
Penyelidikan Laboratorium
Test Laboratorium dilakukan pada contoh tanah tidak terganggu (30 US)
yang diperoleh dari uji pemboran meliputi:
(a) Grain Size Analysis;
(b) Unit weight;
(c) Specific Gravity;
(d) Atteberg limit;
(e) Unconfined compression pada kondisi natural maupun remolded,
sehingga diperoleh nilai sensitivitasnya.
Test Laboratorium dilakukan pada contoh tanah terganggu yang
diperoleh dari uji test pit (6 bulk sample) meliputi:
(a) Grain Size Analysis;
(b) Unit weight;
(c) Specific Gravity;
(d) Atterberg limit;
(e) Standard compaction test;
(f) CBR Test;
(g) Direct shear test pada contoh tanah yang telah dipadatkan sampai 80
% MDD dan 90 % MDD (Maksimum Dry Density, standard).
c) Laporan Geoteknik
Laporan geoteknik yang harus disajikan mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Hasil boring yang telah dilakukan di sajikan dalam bentuk boring log;
2) Hasil uji Field CBR;
3) Hasil uji laboratorium;
4) Penampang memanjang profil tanah di sepanjang rencana pekerjaan;
5) Rekomendasi Nilai CBR berdasarkan hasil uji field CBR, termasuk
rekomendasi nilai CBR subgrade berdasarkan hasil uji N SPT
(pemboran);
6) Rekomendasi nilai CBR subgrade pada timbunan berdasarkan hasil uji
CBR contoh tanah bulk sample;
7) Daya dukung tanah pada galian dan timbunan;
8) Slope stability analysis timbunan, dan rekomendasi slope yang aman;
9) Analysis penurunan akibat timbunan, waktu penurunan dan lain
sebagainya;
10) Hasil test Sondir.
Perum LPPNPI 13
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
14. Survey Hidrologi
a) Survey Hidrologi bertujuan untuk mencari data yang diperlukan dalam
analisa hidrologi dan selanjutnya dapat dipakai dalam perencanaan drainase.
Sedangkan perencanaan drainase sangat diperlukan untuk penentuan jenis
dan dimensi dari bangunan-bangunan drainase, disamping untuk penentuan
bentuk potongan jalan itu sendiri.
b) Kegiatan-kegiatan yang diperlukan meliputi :
1) Menganalisa pola aliran pada daerah rencana gedung tower dan jalan
untuk mendapatkan desain yang paling aman dilihat dari pengaruh pola
aliran tersebut;
2) Mengambil data curah hujan dan banjir tahunan dari sumber-sumber
yang bersangkutan dan menentukan hujan rencana yang selanjutnya
dapat dipakai untuk menentukan banjir rencana dengan metoda-metoda
yang diperlukan;
3) Dari data lapangan dan hasil perhitungan tersebut di atas, selanjutnya
menentukan jenis dan dimensi bangunan drainase yang diperlukan
seperti jenis saluran drainase dan dimensinya, jenis dan dimensi
gorong-gorong, dan jenis jembatan yang diperlukan;
4) Membuat laporan lengkap mengenai perihal tersebut di atas yang
meliputi perhitungan-perhitungan, grafik-grafik, tabel-tabel, gambar-
gambar / sket dan saran-saran yang diperlukan.
15. Menyempurnakan rancangan dasar yang telah dipresentasikan oleh Tim Leader
pada saat evaluasi teknis;
16. Pembuatan Rancangan Teknik Terinci untuk setiap komponen fasilitas tower
ATC dan fasilitas penunjangnya yang akan dibangun dalam gambar desain
sesuai dengan program ruang yang telah ditentukan;
17. Membuat perhitungan konstruksi masing-masing pekerjaan dengan
perhitungan dan faktor keamanan tertentu, sebagai dasar pembuatan desain
konstruksi bangunan;
18. Menyusun gambar desain sebagai dokumen tender masing-masing kelompok
pekerjaan sebagai acuan pembangunan oleh kontraktor pelaksana;
19. Menyusun spesifikasi teknis, yang memuat antara lain ketentuan umum
pelaksanaan pekerjaan, bahan konstruksi, tata cara pelaksanaan konstruksi;
20. Menyusun Rencana Anggaran Biaya pelaksanaan pekerjaan dan menyiapkan
dokumen ‘bill of quantity’;
21. Menyusun rencana kerja dan syarat-syarat, yaitu dokumen yang diperlukan
sebagai pedoman untuk proses pengadaan pelaksanaan pekerjaan;
22. Menyusun waktu pelaksanaan pekerjaan, lengkap dengan detail pentahapan
pelaksanaan konstruksi, sehingga pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan
tidak mengganggu operasional Bandara;
23. Membantu dalam pelaksanaan Aanwijzing tender pekerjaan;
24. Melaksanakan pengawasan berkala pada tahap konstruksi termasuk
penyesuaian desain apabila terjadi perubahan;
25. Melaksanakan koordinasi secara berkala selama masa konstruksi, baik di
lokasi pekerjaan maupun di kantor pusat;
26. Melakukan revisi gambar dan perubahan pekerjaan (apabila diperlukan).
2.5 Tugas Penyedia Jasa Tahap Pelaksanaan Konstruksi (Build)
Pada pelaksanaan konstruksi penyedia jasa wajib mengacu kepada seluruh peraturan
yang berlaku maupun peraturan yang dimiliki oleh Perum LPPNPI sebagai pemberi
tugas. Beberapa hal pada tahap pelaksanaan konstruksi yang dapat dijelaskan dalam
KAK ini adalah sebagai berikut :
Perum LPPNPI 14
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
a. Pelaksanaan konstruksi harus Mengacu pada spesifikasi teknis dan batasan waktu
pelaksanaan yang telah ditetapkan dengan didukung SDM dan mitra kerja yang
memadai baik dari segi jumlah maupun kualifikasinya;
b. Penyedia jasa wajib memberikan pendampingan serta penyediaan keperluan
lainnya untuk memenuhi kewajiban Perum LPPNPI dalam rangka pemenuhan
persyaratan adminstrasi pelaksanaan konstruksi maupun operasional yang
ditetapkan oleh regulator/pemerintah;
c. Segala biaya yang terkait dengan perijinan, serta testing dan commisioning menjadi
beban biaya penyedia jasa rancang bangun.
d. Penyedia jasa membuat Dokumen ‘as built drawing’ yang sudah harus diselesaikan
pada saat serah terima pertama dilengkapi dengan jaminan keaslian dari material
dan peralatan khusus, serta data rekanan yang ikut terlibat dalam pelaksanaan
pembangunan;
e. Strategi Pentahapan Pekerjaan mengacu pada kondisi lapangan dan batasan waktu
pelaksanaan yang telah ditetapkan dengan didukung metode pelaksanaan serta
SDM dan mitra kerja yang memadai baik dari segi jumlah maupun kualifikasinya;
f. Metode konstruksi dibuat agar dapat memberikan gambaran yang jelas tentang
tahapan pelaksanaan kerja, jadwal, sistem mutu dan jaminan keselamatan &
kesehatan kerja.
Perum LPPNPI 15
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
Persyaratan tenaga ahli dan personil adalah sebagai berikut :
a. Team Leader, berpendidikan minimal sarjana Teknik Sipil (S1) lulusan
universitas/ perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi minimal
B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non perumahan
sekurang–kurangnya 12 (dua belas) tahun, berpengalaman sebagai Team Leader
minimal sebanyak 2 (dua) kali, memiliki sertifikat keahlian (SKA).
b. Tenaga ahli Sipil, berpendidikan minimal sarjana teknik sipil (S1) lulusan
universitas/ perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi minimal
B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non perumahan
sekurang – kurangnya 8 (delapan) tahun, berpengalaman sebagai tenaga ahli
Sipil minimal sebanyak 2 (dua) kali, memiliki sertifikat keahlian (SKA).
c. Tenaga ahli Arsitektur, berpendidikan minimal sarjana teknik arsitektur (S1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi
minimal B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non
perumahan sekurang– kurangnya 8 (delapan) tahun, berpengalaman sebagai
tenaga ahli Arsitektur minimal sebanyak 2 (dua) kali, memiliki sertifikat
keahlian (SKA).
d. Tenaga ahli Mekanikal, berpendidikan minimal sarjana teknik mesin (S1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi minimal
B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non perumahan
sekurang– kurangnya 8 (delapan) tahun, berpengalaman sebagai tenaga ahli
Mekanikal minimal sebanyak 2 (dua) kali, memiliki sertifikat keahlian (SKA).
e. Tenaga ahli Elektrikal, berpendidikan minimal sarjana teknik elektro (S1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi minimal
B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non perumahan
sekurang– kurangnya 8 (delapan) tahun, berpengalaman sebagai tenaga ahli
Elektrikal minimal sebanyak 2 (dua) kali, memiliki sertifikat keahlian (SKA).
f. Tenaga ahli Elektronika, berpendidikan minimal sarjana teknik elektro (S1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi
minimal B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non
perumahan sekurang– kurangnya 8 (delapan) tahun, berpengalaman sebagai
tenaga ahli Elektrikal minimal sebanyak 2 (dua) kali, memiliki sertifikat keahlian
(SKA).
g. Tenaga ahli Quantity Surveyor, berpendidikan minimal sarjana teknik sipil (S1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi
minimal B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non
perumahan sekurang– kurangnya 8 (delapan) tahun, berpengalaman sebagai
tenaga ahli quantity surveyor minimal sebanyak 2 (dua) kali, memiliki sertifikat
keahlian (SKA).
h. Tenaga ahli Teknik Navigasi Penerbangan, berpendidikan minimal S1/D4 Teknik
Navigasi Udara. Berpengalaman dalam perencanaan Bangunan bertingkat non
perumahan sekurang– kurangnya 8 (delapan) tahun.
i. Tenaga ahli Landscape, berpendidikan minimal sarjana Landscape atau teknik
Arsitektur (S1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang
telah terakreditasi minimal B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan
bertingkat non perumahan sekurang– kurangnya 8 (delapan) tahun,
berpengalaman sebagai tenaga ahli Landscape minimal sebanyak 2 (dua) kali,
memiliki sertifikat keahlian (SKA).
j. Asisten Teknik Sipil, berpendidikan minimal sarjana teknik sipil (S1) lulusan
universitas/ perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi minimal
Perum LPPNPI 16
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non perumahan
sekurang–kurangnya 4 (empat) tahun.
k. Asisten Teknik Arsitektur, berpendidikan minimal sarjana teknik arsitektur (S1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi
minimal B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non
perumahan sekurang–Kurangnya 4 (empat) tahun.
l. Asisten Teknik Mekanikal, berpendidikan minimal sarjana teknik mesin (S1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi
minimal B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non
perumahan sekurang– kurangnya 4 (empat) tahun.
m. Asisten Teknik Elektrikal, berpendidikan minimal sarjana teknik elektro (S1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi
minimal B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non
perumahan sekurang–kurangnya 4 (empat) tahun.
n. Asisten Teknik Elektronika, berpendidikan minimal sarjana teknik elektro (S1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi
minimal B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non
perumahan sekurang–kurangnya 4 (empat) tahun.
o. Asisten Quantity Surveyor, berpendidikan minimal sarjana teknik sipil (S1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi
minimal B. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat
nonperumahan sekurang– kurangnya 4 (empat) tahun.
p. Asisten Navigasi Udara, berpendidikan teknik elektro minimal S1 yang
menguasai elektronika. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat
non perumahan sekurang–kurangnya 4 (empat) tahun.
q. Asisten Tenaga Ahli Landscape, berpendidikan Sarjana Landscape / Teknik
Arsitektur minimal S1. Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat
non perumahan sekurang–kurangnya 4 (empat) tahun.
r. Drafter/CAD operator, berpendidikan S1 teknik lulusan universitas /perguruan
tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi minimal B. Berpengalaman
dalam perencanaan bangunan bertingkat non perumahan sekurang–kurangnya 3
(tiga) tahun.
s. Tenaga pendukung seperti sekretaris / administrasi, berpendidikan S1 semua
jurusan lulusan universitas / perguruan tinggi negeri atau swasta yang
terakreditasi, minimal B. Berpengalaman sekurang – kurangnya 3 (tiga) tahun.
Perum LPPNPI 17
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
Kebutuhan tenaga untuk tahapan pembangunan dengan kualifikasi keahlian dan
pengalaman profesional di bidangnya:
a. Personil lapangan diutamakan memiliki sertifikat keahlian yang dikeluarkan oleh
Lembaga Sertifikasi syah, serta berpengalaman sesuai dengan kualifikasi jabatan
tersebut di atas, disertai dengan Curriculum Vitae (CV) dan Sertipikat Keahlian
(SKA) yang bersangkutan.
b. Dalam menyampaikan data Personil Lapangan, Kontraktor harus menguraikan
tugas dan tanggung jawab masing-masing Personil yang diajukan.
Perum LPPNPI 18
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
2.9 Rapat dan Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini penyedia jasa wajib melaksanakan koordinasi dan
rapat-rapat, baik yang merupakan inisiasi penyedia jasa maupun permintaan dari
pemberi tugas dengan penyiapan agenda rapat sebelum pelaksanaannya serta notulis
(minute of meeting) setelah pelaksanaannya. Rapat dan Koordinasi yang harus
dilakukan antara lain meliputi dan tidak terbatas pada :
1. On site Predesign Coordination meeting
2. Schematic Design Review Meeting
3. Development Design Review Meeting
4. On site Pre Construction Coordination/Kick Off meeting
5. Weekly Construction Meeting
6. Monthly Construction Meeting
7. Progress Performance Meeting
8. Dan lain-lain.
Perum LPPNPI 19
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
KONSEP PERANCANGAN 3
Perum LPPNPI 20
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
7. Sistem Tata Udara
a. Distribusi Tata Udara memperhatikan pemisahan beban antara beban
essensial dan beban non essensial;
b. Standar dan Persyaratan referensi dan standar material serta
pengerjaannya harus mengikuti ketentuan yang berlaku.
8. Sistem Plumbing
a. Sistem Pemadam Kebakaran disesuaikan dengan fungsi ruangan;
b. Sistem Penyediaan Air Bersih berasal dari Air Tanah (deep well)
dilengkapi dengan water treatment/ PDAM;
c. Sistem Pembuangan Air Kotor dapat dilengkapi dengan Sewage
Treatment Plant (STP).
9. Teknis konstruksi yang disyaratkan oleh perencana hendaknya menggunakan
teknologi tinggi atau high-tech, karena merupakan bangunan bertingkat tinggi dan
waktu pelaksanaannya sangat terbatas dari pekerjaan pondasi sampai dengan
finishing;
10. Lokasi pekerjaan yang tersedia sangat terbatas, sehingga perencana wajib
menjelaskan rencana pekerjaan yang bersifat fabrikasi harus dilaksanakan di luar
lokasi;
11. Lokasi pekerjaan berada di lingkungan bandara, sehingga untuk pelaksanaan
dan pengadaan material ke lokasi proyek harus mengikuti peraturan yang berlaku.
2. Struktur
a. SNI (Standard Nasional Indonesia)
b. SII (Standard Industri Indonesia)
c. PUBI (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia) 1982
d. PBI (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) 1971
Perum LPPNPI 21
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
e. PBN (Peraturan Bangunan Nasional) 1978
f. PKKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia)
g. PPBBI (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia)
h. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972
i. ASTM (American Society for Testing and Material)
j. ANSI (American National Standard Institute)
k. ACI (American Concrete Institute)
l. JIS (Japanese Industrial Standard)
m. BS (British Standard)
n. DIN (Deutsches Institut für Normung/GermanInstitute for Standardization)
o. ISO (International Organization for Standardization)
p. AISC (American Institute of Steel Construction)
q. UL (Underwriters Laboratories)
r. AWS (American Welding Society)
s. PCA (Portland Cement Association)
3. Mekanikal
a. Peraturan bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan berlaku secara
nasional.
b. SNI (Standar Nasional Indonesia)
c. Tentang Tata cara perancangan konservasi energi pada bangunan gedung.
d. Tentang Pedoman teknik dan rekomendasi dari instansi yang berwenang
mengenai jenis instalasi yang dirancang.
e. SNI 03-6481-2000 Sistem plumbing
f. SNI 03-1736-2000 Tata cara perencanaan sistem protekasi pasif untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
g. ASTM (American Society for testing and Materials)
h. BS (British Standar)
i. JIS (Japanese Industrial Standar)
j. DIN (Deutsches Institutfür Normung/ German Institute for Standardization)
k. AWWA (American Water Works Association)
l. SMACNA (Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National
Association)
m. NFPA (National Fire Protection Association)
1) NFPA13 : Standard for the Installation of Sprinkler Systems
2) NFPA14 : Standard for the Installation of Stand pipe and House Systems
3) NFPA20 : Standard for the Installation of Stationary Pumps for Fire
Protection
4) NFPA 92A : Standard for Smoke-Control Systems Utilizing Barriers and
Pressure Differences
5) NFPA92B : Standard for Smoke Management Systems
6) NEMA (National Electrical Manufacturers Association)
4. Elektrikal
a. PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) serta pedoman teknik dan
rekomendasi dari Instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi yang
dirancang.
b. PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir) untuk bangunan yang
berlaku.
Perum LPPNPI 22
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
c. SNI (Standar Nasional Indonesia)
1) Tentang Persyaratan umum instalasi listrik.
2) Tentang Tata cara perancangan konservasi energi pada bangunan gedung.
3) Tentang Pedoman teknik dan rekomendasi dari instansi yang berwenang
mengenai jenis instalasi yang dirancang.
d. SLI (Standard Listrik Indonesia) yang berlaku.
1) Standard penerangan buatan dalam gedung.
2) Standard penerangan dekorasi dan pencahayaan sisi luar bangunan.
e. ICAO (International Civil Aviation Organization) Annex 14 Volume I,
Aerodrom Design and Operasional, Third Edition, July (1999).
1) Aerodrome Design Manual, Part 4, Visual Aid.1993
2) Aerodrome Design Manual, Part 5, Electrical System 1993
f. IEC (Internasional Electro-technical Commission)
g. Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang
memiliki Surat Ijin Instalasi dari instansi yang berwenang dan telah biasa
mengerjakannya dan suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan
dalam surat penawaran.
5. Navigasi Penerbangan
a. Dokumen ICAO Annex 10 Aeronautical Telecommunication;
b. Dokumen ICAO 9426 tentang Air Traffic Service Planning Manual;
c. Dokumen ICAO 9517 tentang Aerodrome Design Manual;
d. SKEP Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. SKEP/113/VI/2002 tentang
Kriteria Penempatan Fasilitas Elektronika dan Listrik;
e. CASR Part 171 Aeronautical Telecommunication Service and Radio
Navigation Service Provider.
Perum LPPNPI 23
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
PENUTUP 4
Perum LPPNPI 24
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
Perum LPPNPI 25
Pekerjaan Rancang Bangun (Design & Build) Pembangunan Tower ATC beserta Kelengkapannya
di Denpasar, Balikpapan dan Semarang
Lampiran
A. Persyaratan Teknis
A.I Persyaratan Teknis Umum
A.II Spesifikasi Material dan Peralatan
B. Skematik Design Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah – Di Bandar Udara
Internasional Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang, Bandar Udara Depati Amir
Pangkalpinang Dan Bandar Udara Supadio Pontianak, meliputi :
Master Plan
Site Plan
Skematik Design Arsitektur
Skematik Design Struktur
Skematik Design Mekanikal
Skematik Design Elektrikal
Skematik Design Elektronik
Skematik Design Peralatan Navigasi Penerbangan
Table of Compliance
Data /Analisa hasil Soil Investigation
Data Topografi
Uraian Pekerjaan