AKUNTANSI
AKUNTANSI
Puji syukur kepada Allah SWT yang kita ucapkan atas nikmat yang diberikan Allah sehingga kami
sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beriringan salam kita kirimkan buat nabi
Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita mampu menjadi menjadi pengikut setia Nabi, amin…
Selanjutnya, ucapan terima kasih penulis kepada dosen pembimbing, yang telah memberikan tugas dalam
membuat makalah tentang “KONSEP BIAYA DAN ARUS BIAYA “ dalam mata pelajaran Akuntansi
Biaya, sehingga dengan makalah ini memberikan banyak ilmu dan pengalaman baru bagi penulis sendiri.
Semoga dengan adanya makalah ini memberikan banyak manfaat bagi pembaca maupun penulis. Dan
penulis berharap masukan dan kritik untuk makalah ini agar bisa lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………
1.3 Tujuan Makalah……………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………
2.1 Pengertian konsep biaya dan objek biaya ………………………………………...
2.2 Ketelusuran Biaya…………………………………………………………………
2.3 Penggolongan Biaya………………………………………………………………
2.4 Perbedaan Akuntansi Biaya perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur................
2.5 Akuntansi Biaya untuk perusahaan Manufaktur…………………………………
2.6 Arus Biaya………………………………………………………………………
2.7 Laporan Harga Pokok Produksi Perusahaan Manufaktur....................................
2.8 Laporan Rugi Laba Perusahaan Manufaktur.......................................................
BAB III PENUTUPAN………………………………………………………………………
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………...
3.2 Saran……………………………………………………………………………..
REFERENSI………………………………………………………………………………....
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bilamana seseorang menanyakan sesuatu hal berkaitan dengan biaya (Cost), maka reaksi pertama
hendaknya mencari tahu untuk apa informasi biaya tersebut hendak digunakan. Angka-angka biaya dapat
diartikan bervariasi tergantung pada tujuannya.
Suatu filosofi berorientasi pasar membutuhkan informasi biaya yang cepat, dimulai dari konsepsi produk
sampai distribusi akhir, pelayanan, dan purnajual. Para manajer menggunakan informasi biaya produk
untuk berbagai keputusan strategis, termasuk penetapan harga, penerimaan dan menolak pesanan
penjualan dan memilih produk mana yang akan dibuat. Jika system akuntansi menghasilkan data biaya
yang tidak akurat, perusahaan mungkin menjual produknya lebih rendah dari biayanya. Tanpa informasi
biaya yang akurat, perancangan produk mungkin memilih rancangan yang tidak memberikan nilai tambah.
BAB II
PEMBAHASAN
2. penelusuran penggerak, adalah suatu proses pengidentifikasian yang menggunakan dalil-dalil sebab
akibat untuk mengidentifikasi berbagai faktor.
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubgungannya dengan sesuatu yang
dibiayai, biaya dapat dikelompokan menjadi dua golongan:
Dan dalam hubungannya dengan departemen, biaya dibagi menjadi dua golongan, yaitu
a. Biaya Langsung Departemen
Biaya langsung departemen adalah semua biaya yang terjadi di dalam departemen tertentu. Contohnya
adalah biaya tenaga kerja yang bekerja dalam Departemen Pemeliharan merupakan biaya langsung
departemen bagi Departemen Pemeliharaan.
b. Biaya tidak langsung departemen.
a. Pengeluaran modal( capital expenditures) adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode
akuntansi.
Contohnya adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk promosi besar-besaran, dan
pengeluaran untuk riset dan pengeluaran suatu produk.
b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam
satu periode akuntansi. Contohnya adalah biaya iklan, biaya telex, dan biaya tenaga kerja.
Manfaat Penggolongan Biaya Menurut Mulyadi (1993, hal. 165), manfaat penggolongan biaya sebagai
berikut:
c. Untuk mengetahui harga pokok produk yang diproduksi dalam bulan tertentu.
Menurut Murti dan John (1998, hal. 424), manfaat penggolongan biaya adalah:
1. Memberikan kemudahan pendistribusian biaya secara merata.
2. Memberikan keadilan atau beban yang pantas terhadap suatu produk.
Menurut Charles (1997, hal. 328) manfaat penggolongan biaya adalah untuk mengadakan penilaian
persediaan dan untuk pengambilan keputusan seperti penentuan harga, menambah produk dan
mempromosikan produk.
Masing-masing industri tersebut mempunyai laporan keuangan pokok yang sama; umumnya laporan itu
terdiri , dan dari neraca( laporan posisi keuangan) dan laporan laba-rugi, laba ditahan arus kas yang
terkait.
1. Pedagang eceran (retail) dan perusahaan dagang lainnya, menjual barang pada dasarnya berbentuk fisik
sama dengan barang yang telah mereka beli. Retailer umumnya hanya memiliki satu akun persediaan,
yang disebut Persediaan Barang Dagang.
2. Perusahaan manufaktur mengubah bahan menjadi barang jadi dan secara umum mempunyai 4 akun
persediaan : Persediaan barang langsung, Persediaan Perlengkapan Pabrik, Persediaan Barang Dalam
Proses dan persediaan barang jadi.
Bahan langsung menunjukan harga yang tersedia untuk diproses; Barang dalam proses, harga pokok
barang yang tersedia untuk diproses; barang dalam proses, harga pokok barang yang belum diselesaikan
dan barang jadi, harga pokok barang yang telah diselesaikan.
3. Perusahaan Jasa mempunyai beberapa atau tidak mempunyai persediaan dan outputnya seringnya tidak
berwujud, seperti jasa kesehatan. Sedangkan perusahaan jasa yang memiliki output berwujud, contohnya
adalah kantor akuntan dan konsultan publik,yang outputnya adalah laporan audit.
Perbedaan Akuntansi Biaya Perusahaan Jasa, Dagang, dan Manufaktur dapat terlihat pada contoh laporan
keuangan dibawah ini.
Laporan keuangan perusahaan manufaktur hampir sama dengan laporan keuangan perusahaan dagang.
Perbedaannya terletak pada bagian Aktiva Lancar di Neraca dan Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-
Laba.
Neraca
Perbandingan Neraca Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:
Perusahaan Dagang
Neraca sebagian
31 Desember 2005 Perusahaan Manufaktur
Neraca sebagian
31 Desember 2005
Aktiva Lancar: Aktiva Lancar:
Kas XXX Kas XXX
Piutang (bersih) XXX Piutang (bersih) XXX
Persediaan Barang Dagangan XXX Persediaan:
Sewa Dibayar di Muka XXX Barang Jadi XXX
25.900 Barang Dalam Proses XXX
Bahan Baku XXX
XXX
Sewa Dibayar di Muka XXX
XXX
Laporan Rugi-Laba
Perbandingan bagian Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba antara Perusahaan Dagang dan
Perusahaan Manufaktur:
Perusahaan Dagang
Laporan Rugi-Laba sebagian
Periode Tahun 2005
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang Dagangan 1 Januari ………… XX
(+) Pembelian Bersih …………………..…………… XXX
Barang Tersedia Untuk Dijual ……………………… XXX
(-) Persediaan Barang Dagangan 31 Desember … XXX
Harga Pokok Penjualan ……………………………. XXX
Perusahaan Manufaktur
Laporan Rugi-Laba sebagian
Periode Tahun 2005
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang Jadi 1 Januari …………………. XXX
(+) Harga Pokok Produksi …………… XXX
Barang Tersedia Untuk Dijual ………………………. XXX
(-) Persediaan Barang Jadi 31 Desember …………. XXX
Harga Pokok Penjualan XXX
Perusahaan Manufaktur:
Nama Perusahaan
LAPORAN LABA RUGI
(Perusahaan Manufaktur)
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31/12/20xx
Penjualan................................................................xxxx
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan Barang Jadi, 01/01/20xx............xxxx
Harga Pokok Produksi.................................xxxx
Barang tersedia untuk dijual.......................(xxxx)
Persediaan Barang Jadi, 31/12/20xx............(xxxx)
Harga Pokok Penjualan............................................(xxxx)
Laba Kotor................................................................xxxx
Beban operasional :
Beban Pemasaran........................................xxxx
Beban Administrasi.......................................xxxx
Total beban usaha..................................................(xxxx)
Laba Operasional.....................................................xxxx
Pendapatan/Beban lain :
Pendapatan-pendapatan lain.........................xxxx
Beban-beban lain.........................................(xxxx)
Total Pendapatan/Beban lain..................................xxxx(+/-)
Laba Neto (sebelum pajak).....................................xxxx
Laporan Laba Rugi seperti dicontohkan diatas adalah laporan laba rugi multiple step karena perhitungan
dilakukan secara bertahap. Para pengguna laporan laba rugi ini tentu lebih senang membaca laporan laba
rugi dengan multiple step ini karena lebih informatif ketimbang laporan laba rugi dengan single step.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap perusahaan memerlukan konsep biaya yang baik sehingga menghasilkan informasi biaya produk
untuk berbagai keputusan strategis, termasuk penetapan harga, penerimaan dan menolak pesanan
penjualan dan memilih produk mana yang akan dibuat. Jika system akuntansi menghasilkan data biaya
yang tidak akurat, perusahaan mungkin menjual produknya lebih rendah dari biayanya. Tanpa informasi
biaya yang akurat, perancangan produk mungkin memilih rancangan yang tidak memberikan nilai tambah.
REFFERENSI
Rayburrn,L.Gayle (R), Cost Accounting: Using a Cost Management Approach, 6th ed.
Mulyadi, Akuntansi Biaya,Edisi 5, Universitas Gajah Mada, Jogyakarta.
Herawati, Akuntansi Biaya LKMS, BUNG HATTA UNIVERSITY PRESS, Padang.
Thomson, Cost Accounting, Buku 1 – edisi 13- 2006, Salemba Empat .
http://www.managementaccountingsystems.com/60/pengertian-objek-pendekatan-dan-fungsi-sistem-
akuntansi-biaya.htm Diakses, hari Jum’at tanggal 21 September 2012
http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/32-penggolongan-biaya.pdf Diakses, hari
Jum’at tanggal 21 September 2012
http://www.ask.com/web?l=dis&o=14595cr&qsrc=2869&q=ARUS%20BIAYA Diakses, hari
Jum’at tanggal 21 September 2012
http://www.ask.com/web?qsrc=2417&o=14595cr&l=dis&locale=in_ID&tpr=2&q=AKUNTANSI+BIAY
A+UNTUK+PERUSAHAAN+MANUFAKTUR Diakses, hari Jum’at tanggal 21 September 2012
http://solusiakun.blogspot.com/2009/11/laporan-laba-rugi-perusahaan-manufaktur.html Diakses, hari
Senin, tanggal 24 Sepember 2012.
http://www.anneahira.com/laporan-laba-rugi-perusahaan-manufaktur.htm Diakses, hari Senin, tanggal 24
Sepember 2012.
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada TUHAN yang MAHAESA, karena atas berkat
dan limpahan rahmatNya lah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat
waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul " KONSEP BIAYA DAN
SISTEM AKUNTANSI BIAYA ", yang menurut kami dapat memberikan manfaat besar bagi
kita untuk dipelajari.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila
mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau
menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
TUHAN yang MAHA ESA memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat
kepada kami dan kepada pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Konsep Biaya
Konsep Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda yaitu
biaya dalam artian cost dan biaya dalam artian expense. Biaya (cost) Biaya atau cost adalah
pengorbanan sumber ekonomis yang belum habis masa pakainya, dan digolongkan sebagai aktiva
yang dimasukkan dalam neraca.
Contoh : persediaan produk dalam proses, persediaan produk selesai, aktiva yang belum
digunakan. Beban (Expense) Biaya atau expense adalah biaya yang telah memberikan manfaat
dan telah habis masa pakainya. Contoh : beban penyusutan, beban pemasaran, beban yang
tergolong sebagai biaya operasi.
2.2.Objek Biaya
Objek biaya atau tujuan biaya adalah tempat dimana biaya atau aktivitas diakumulasikan atau
diukur.
Unsur aktivitas-aktivas yang dapat dijadikan sebagai objek biaya antara lain :
1. Produk
2. Produksi
3. Departemen
4. Divisi
5. Batch dari unit-unit sejenis
6. Lini produk
7. Kontrak
8. Pesanan pelanggan
9. Proyek
10. Proses
11. Tujuan strategis
2.3.Penelusuran Biaya ke Objek Biaya
Pengukuran biaya tergantung pada kemampuan untuk menelusuri biaya tersebut ke objek
biaya. Penelusuran biaya ke objek biaya dapat dibedakan menjadi Biaya Langsung adalah biaya
yang dapat ditelusuri langsung ke sasaran biaya atau objek biaya Biaya Tidak Langsung adalah
biaya yang tidak dapat ditelusuri langsung ke sasaran biaya atau objek biaya.
Sistem Akuntansi biaya adalah sistem yang membantu manajemen dalam menetapkan
sasaran laba perusahaan, mengungkapkan kegagalan dan keberhasilan tanggung jawab yang
spesifik dan menganalisis serta memutuskan penyesuaian dan perbaikan yang diperlukan agar
tujuan atau sasaran organisasi dapat dicapai.
Informasi biaya yang baik dapat dipenuhi jika :
1. Informasi biaya yang digunakan secara sistematis dan komparatif.
2. Informasi yang digunakan terkoordinasi dan terintegrasi.
3. Informasi tersebut mencerminkan otoritas.
4. Informasi sebaiknya dapat memfokuskan perhatian manajemen.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari pembahasan tersebut maka dapat diambil kesimpulan berikut :
1. Konsep Biaya sumber ekonomis yang belum habis masa pakainya, dan digolongkan sebagai
aktiva yang dimasukkan dalam neraca.
2. Sistem informasi Akuntansi biaya adalah sistem yang membantu manajemen dalam menetapkan
sasaran laba perusahaan, mengungkapkan kegagalan dan keberhasilan tanggung jawab yang
spesifik dan menganalisis serta memutuskan penyesuaian dan perbaikan yang diperlukan agar
tujuan atau sasaran organisasi dapat dicapai.
3. Objek biaya atau tujuan biaya adalah tempat dimana biaya atau aktivitas diakumulasikan atau
diukur.
4. Manajer prusahaan menggunakan data biaya dalam pengambilan keputusan, evaluasi kinerja dan
pengendalian operasi perusahaan. Seperti : Perencanaan Perusahaan, Penetapan Harga
Pertimbangan,dan lain – lain.
5. Biaya dalam Hubungan dengan Produk dikelompokan dalam 2 bagian :
a. Biaya Produksi
b. Biaya Non Produksi
6. Klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses pengelompokkan biaya secara
sistematis ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas.
7. Biaya dalam hubungan dengan volume produksi dikelompokkan menjadi :
a. Biaya variable
b. Biaya tetap
c. Biaya semi
3.2.SARAN
Dengan adanya konsep biaya dan sistem akuntansi biaya dalam suatu
organisasi/perusahaan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja
organisasi/perusahaan tersebut. Asalkan pelaksanaannya masih memegang teguh tanggung jawab
utamanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www. Supriyono.com/2012/01/Makalah-konsep-biaya-dan-sistem-akuntansi-biaya.html
http://www.HenrySimamora.com/2012/01/Makalah-konsep-biaya-dan-sistem-akuntansi-
biaya.html
http://www Mulyadi.com/2012/01/Makalah-konsep-biaya-dan-sistem-akuntansi-biaya.html
http://www.scribd.com/doc/26804232/Makalah-konsep-biaya-dan-sistem-akuntansi-biaya.html
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Akuntansi biaya merupakan suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses
pelacakan dan analisa terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi
untuk menghasilkan barang dan jasa.Biaya didefinisikan sebagai waktu dan sumber daya yang
dibutuhkan dan menurut konvensi diukur dengan satuan uang.Pengguna kata beban adalah pada
saat biaya sudah habis terpakai.
Definisi akuntansi biaya yang diutarakan oleh Kartadinata (2000:22) adalah “patner
manajemen yang utama dalam kegiatan perencanaan dan pengawasan dengan memberikan
kepada manajemen alat-alat yang diperlukan untuk merencanakan, mengawasi dan melakukan
penilaian atas kegiatan-kegiatan perusahaan”. Menurut Usry dan Carter (2004:11) yang
dialihbahasakan oleh Krista, akuntansi biaya adalah “perhitungan biaya yang diperlukan untuk
aktivitas-aktivitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas dan efisiensi, serta
membuat keputusan-keputusan yang bersifat rutin maupun strategis”. Menurut Schaum
pengertian dari Akuntansi biaya adalah “suatu prosedur untuk mencatat dan melaporkan hasil
pengukuran dari biaya pembuatan barang atau jasa”. Fungsi utama akuntansi biaya adalah
melakukan akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan pendapatan. Berdasarkan
definisi-definisi di atas dapat dikatakan bahwa akuntansi biaya merupakan suatu proses kegiatan
di bidang akuntansi dalam menetapkan biaya suatu produk atau jasa dengan tujuan untuk
mendapatkan laba yang maksimal dan manfaat, sedangkan biaya menyediakan salah satu
informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaannya, yaitu untuk
perencanaan dan pengendalian laba, penentuan harga pokok produk dan jasa, serta bagi
pengambilan keputusan oleh manajemen.
Definisi biaya sendiri memiliki kemajemukan karena konsepnya berasal dari istilah
umum, sehingga tidak mudah untuk memberikan suatu batasan yang pasti tanpa meninggalkan
keraguan mengenai pengertiannya. Para ahli ekonomi, akuntan dan pihak-pihak yang dihadapkan
pada masalah biaya ini memiliki pengembangan mengenai konsep dan istilah biaya menurut
kebutuhan meraka.
Objek dari akuntansi biaya adalah biaya itu sendiri, ini dapat dilihat dari definisi biaya
yang dikemukakan oleh para ahli. Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk
suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku,
baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi dua, yaitu biaya
eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat secara fisik, misalnya
berupa kas. Sementara itu, yang dimaksud dengan biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat
secara langsung, misalnya biaya kesempatan dan penyusutan barang modal.
Menurut Hansen Mowen (2000:38) yang dialihbahasakan oleh Ancella A. Hermawan,
mendefinisikan biaya sebagai “kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau
jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa ini dan masa datang untuk organisssi.Di sisi
lain, Carter dan Usry (2004:29) biaya didefinisikan sebagai “Nilai tukar, pengeluaran,
pengorbanan untuk memperoleh manfaat”.
Menurut Bastian, dkk. (2006:4) biaya adalah “pengorbanan sumber ekonomis yang diukur
dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan
tertentu”.
Dalam akuntansi, yang dimaksud dengan biaya adalah aliran sumber daya yang dihitung
dalam satuan moneter yang dikeluarkan untuk membeli atau membayar persediaan, jasa, tenaga
kerja, produk, peralatan, dan barang lainnya yang digunakan untuk keperluan bisnis atau
kepentingan lainnya.
Berdasarkan definisi-definisi di atas biaya adalah pengorbanan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mendapatkan laba yang maksimal dimasa yang akan datang.
Sampai saat ini banyak orang yang terjebak dalam kata-kata biaya (cost) dan beban
(expense) yang digunakan dalam akuntansi. Dalam akuntansi terdapat perbedaan yang mendasar
antara dua kata tersebut.
Biaya (cost) merupakan bahan olah dasar akuntansi (pengukuran yang dilekatkan pada
suatu objek cost). Dengan pengertian tersebut semua objek yang dapat diukur merupakan objek
cost,dan hasil pengukuran tersebutlah yang disebut cost.
Biaya merupakan harga yang dibayarkan untuk mendapatkan, menghasilkan, atau
memelihara barang atau jasa. Misalnya harga-harga yang dibayarkan untuk bahan, tenaga kerja,
dan biaya overhead pabrik.
Beban (expense) adalah “penurunan manfaat ekonomi selama satu periode dalam bentuk
arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal”.
Beban merupakan hasil dari penggunaan sebuah aktiiva, misalnya penyusutan, beban juga
lebih banyak diterapkan terhadap hal-hal rutin, misalnya beban gaji.
Biaya adalah upaya yang dilakukan untuk mendapatkan pendapatan (hasil). Sedangkan
kata beban tidak selaras dengan konsep upaya dan hasil, karena beban mempunyai makna akan
sesuatu yang harus ditanggung (seakan-akan pendapatan didapat dahulu, dan karena
mendapatkan pendapatan tersebut kita harus menanggung beban). Dari beberapa pengertian biaya
(cost) dan beban (expense) dapat dilihat perbedaan antara biaya dan beban.
c. Biaya Periode
Biaya pemasaran/penjualan + Biaya administratif dan umum
Biaya produk :
Persediaan barang dagangan, 1/1/2006 ….Rp. xxx.xxx
Pembelian barang dagangan ………………Rp. xxx.xxx (+)
Biaya Periode :
Gaji …………………………………………. Rp. xxx.xxx
Komisi wiraniaga ………………………….. Rp. xxx.xxx
Sewa ……………………………………….. Rp. xxx.xxx
Periklanan …………………………………. Rp. xxx.xxx
Utilitas ………………………………………. Rp. xxx.xxx
Asuransi ……………………………………. Rp. xxx.xxx
Keperluan kantor ………………………….. Rp. xxx.xxx (+)
PT Cahaya Abadai
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2006
Pendapatan Jasa Konsultasi Rp. 18.000.000
Akuntansi biaya merupakan bagian yang integral dengan financial accounting. Akuntansi
biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan
merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikannya informasi biaya dalam bentuk
laporan biaya. Biaya (cost) berbeda biaya beban (expense), cost adalah pengorbanan ekonomis
yang dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa, sedangkan beban (expense) adalah expired
cost yaitu pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban ini
dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan. Pengorbanan yang tidak ada hubungannya
dengan perolehan aktiva, barang atau jasa dan juga tidak ada hubungannya dengan realisasi hasil
penjualan, maka tidak digolongkan sebagai cost ataupun expense tetapi digolongkan sebagai loss.
3.2 Saran
Adanya konsep dan klasifikasi biaya akan mempermudah pemimpin perusahaan dalam
mengelola perusahaanya secara efisien dan efektif. Untuk itu penulis menyarankan kepada
pembaca dan calon pemimpin perusahaan pada khususnya, untuk lebih mendalami semua aspek
yang berkaitan dengan akuntansi biaya. Khususnya tentang biaya produksi atau operasional, di
sistem industri memainkan peran yang sangat penting, karena ia menciptakan keunggulan
kompetitif dalam persaingan antar industri dalam pasar global. Hal ini disebabkan proporsi biaya
produksi dapat mencapai sekitar 70% – 90% dari biaya total penjualan secara keseluruhan,
sehingga reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan membuat harga jual yang
ditetapkan oleh produsen menjadi lebih kompetitif.
DAFTAR PUSTAKA
Hamanto, M.Soc.Sc., Akt., Drs., 1992, Akuntansi Biaya untuk Perhitungan Biaya
Matz-Usry, 1991, Akuntansi Biaya- Perencanaan dan Pengendalian, Jakarta : Erlangga.
Mulyadi, 2007, Akuntansi Biaya. Yogyakarta : BPFE-UGM.
Pokok Produksi (Sistem Biaya Historis), Yogyakarta:BPFE-UGM.
Tresno Lesmono, MSPA., AKT., Drs., 1998, Akuntansi Biaya, Cetakan Pertama , Yogyakarta :
Pusat penerbitan Akaderni YKPN.
Konsep Dasar Akuntansi Biaya
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gaji dan upah adalah komponen biaya yang secara rutin terjadi dalam penyelenggaraan
perusahaan dan sangat penting, karena berkaitan dengan motivasi karyawan. Pada perusahaan yang
bergerak di sektor jasa, gaji dan upah merupakan biaya yang paling dominan. Untuk memudahkan
pelaksanaan administrasinya maka diperlukan suatu sistem, yaitu sistem akuntansi gaji dan upah.
Dengan adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan perusahaan dapat
menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para pemilik atau pemegang saham,
kreditur dan para pemakai laporan keuangan lain. Sistem Akuntansi tersebut dapat digunakan oleh
manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Sehingga dapat mencapai
Gaji dan upah merupakan bagian dari kompensasi-kompensasi yang paling besar yang diberikan
perusahaan sebagai balas jasa kepada karyawannya. Dan bagi karyawan ini merupakan nilai hak dari
Sedangkan bagi perusahaan jasa, gaji dan upah merupakan komponen biaya yang mempunyai
dampak besar dalam mempengaruhi laba, sehingga harus terus menerus diawasi pengelolaannya.
B. Landasar Teoritis
5. Bagaimana standar upah yang telah di tentukan dalam konsep akuntansi biaya?
C. Tujuan Pembahasan
1. Memahami konsep dasar akuntansi biaya tentang Upah tenaga kerja langsung
2. Mengetahui arti pentingnya sistem akuntansi dalam konsep upah tenaga kerja langsung
BAB II
PEMBAHASAN
Akuntansi biaya biasanya hanya dianggap berlaku untuk operasi pabrikase, namun dalam dunia
ekonomi dewasa ini setiap jenis organisasi dari berbagai ukuran dapat mengambil manfaat dari
penggunaan konsep dan teknik akuntansi biaya. Dalam hal ini penulis hanya menerapkan akuntansi biaya
sesuai dengan judul skripsi yang ditulis dalam memecahkan suatu masalah-masalah yang terjadi di
lapangan.
Akuntansi biaya juga dapat diartikan sebagai kunci atau alat yang penting guna membantu
manajemen dalam melakukan pertimbangan, perencanaan, pengawasan serta sebagai penilaian terhadap
kegiatan perusahaan.
Menurut Mulyadi bahwa pengertian Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa dengan cara-cara tertentu serta
penafsiran terhadapnya.[1]
“Cost accounting sometime call management accounting, should be considered the key managerial
partner, furnishing management with the necessary accounting tools to plan and control activities.” [2]
“Akuntansi biaya adalah akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok (cost) dari suatu
produk yang diproduksi (atau dijual di pasar) baik untuk memenuhi pesanan dan pemesan maupun untuk
menjadi persediaan barang dagangan. yang akan dijual.” [3]
Selanjutnya dikemukakan pula definisi akuntansi biaya menurut R. A. Supriyono dalam bukunya
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen untuk memonitor
dan merekam transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan
biaya.[4]
Jadi akuntansi biaya merupakan penentuan harga pokok suatu produk dengan melakukan suatu
proses pencatatan, penggolongan dan penyajian transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan
informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Akuntansi biaya dinyatakan oleh Fess and Warren dalam
bukunya adalah :
“Cost accounting emphasizes the determination and the control of costs. It is concerned primarily with the
costs of manufacturing processes and of manufactured products. In addition, one of the most important
duties of the cost accountant is to gather and explain cost data, both actual and prospective. Management
uses these data in controlling current operations and in planning for the future. [5]
Dari definisi di atas, jelaslah bahwa fungsi akuntansi biaya adalah sebagai alat informasi bagi
seorang pimpinan dalam rangka pengambilan keputusan. Disamping itu, dikemukakan juga bahwa
akuntansi biaya pada umumnya identik dengan manajerial dan sebagai alat bagi seorang manajer dalam
2. Penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dengan tepat dan teliti.
Adapun menurut Matz and Usry, Akuntansi Biaya mempunyai peranan sebagai berikut :
1. Menyusun dan melaksanakan rencana dan anggaran operasi perusahaan dalam kondisi yang
2. Menetapkan metode kalkulasi biaya dan prosedur yang menjamin adanya pengendalian biaya dan
3. Menentukan nilai persediaan dalam rangka kalkulasi biaya dan penetapan harga, dan sewaktu-
4. Menghitung biaya dan laba perusahaan untuk periode akuntansi tahunan atau periode yang lebih
singkat.
5. Memilih alternatif terbaik yang bisa menaikkan pendapatan atau menurunkan biaya.[7]
Akuntansi biaya memberikan klasifikasi dan pembagian biaya yang tepat dalam mengontrol bahan
baku, bahan penolong, upah tenaga kerja dan biaya-biaya tak langsung menetapkan standar untuk
mengukur efisiensi, memberikan data dan menyusun anggaran serta untuk menetapkan harga pokok
Adapun tujuan dari akuntansi biaya adalah untuk menyediakan informasi biaya bagi manajemen
Penentuan harga pokok produk juga merupakan tujuan dari pada perusahaan pabrikase hanya dapat
dilakukan jika diadakan pemisahan antara biaya produksi dan biaya non produksi
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka biaya-biaya yang terjadi di dalam perusahaan harus dicatat
dan digolongkan sedemikian rupa, sehingga jelas yang mana biaya langsung dan biaya tak langsung yang
termasuk biaya produksi dan apa saja yang merupakan biaya non produksi, dengan demikian
memungkinkan untuk menentukan harga pokok atau menetapkan biaya produksi secara baik dan teliti.
Akuntansi biaya bukanlah tujuan tetapi merupakan alat dari manajemen untuk berbagai tujuan dan
keperluan yang dibutuhkan manajemen termasuk pengawasan dan penekanan biaya produk yang
dihasilkan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya itu sendiri dapat membantu
2. Pengendalian biaya.
3. Pengendalian data biaya bagi pengambilan keputusan khusus, perumusan kebijaksanaan dan
Tujuan atau manfaat lain akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu informasi yang
atau data biaya masa lalu yang diperlukan untuk menyusun perencanaan, dan
2. Penentuan Harga Pokok Produk atau Jasa. Penetapan harga pokok akan dapat
membantu dalam :
b. penetapan harga jual terutama harga jual yang didasarkan kontrak, walaupun tidak selamanya penentuan
4. Klasifikasi Biaya
disesuaikan dengan tujuan tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menggolongkan biaya
diantaranya :
Capital Expenditure (Pengeluaran Modal). Pengeluaran ini akan memberi manfaat pada beberapa
periode akuntansi. Jenis pengeluaran ini dikapitalisirdan dicantumkan sebagai harga perolehan. Suatu
pengeluaran dikelompokkan sebagai capital expenditure jika pengeluaran ini memberi manfaat lebih dari
satu periode akuntansi, jumlahnya relatif besar, dan pengeluaran ini sifatnya tidak rutin.
Pengeluaran ini akan memberi manfaat pada periode akuntansi dimana pengeluaran ini terjadi.
Pengeluaran ini menjadi beban pada periode tersebut, dan dicantumkan dalam income statement. Suatu
pengeluaran dikelompokkan sebagai revenue expenditure jika pengeluaran tersebut memberi manfaat pada
periode terjadinya pengeluaran tersebut, jumlahnya relatif kecil, dan umumnya pengeluaran ini sifatnya
rutin.
Biaya Terkendali (Controllable Cost). Adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang
C. Pengertian Upah
Gaji dan upah merupakan bagian dari kompensasi-kompensasi yang paling besar yang diberikan
perusahaan sebagai balas jasa kepada karyawannya. Dan bagi karyawan ini merupakan nilai hak dari
Sedangkan bagi perusahaan jasa, gaji dan upah merupakan komponen biaya yang mempunyai
dampak besar dalam mempengaruhi laba, sehingga harus terus menerus diawasi pengelolaannya.
Untuk dapat memahami lebih lanjut arti dari gaji dan upah perlu diketahui terlebih dahulu
beberapa defenisi dari gaji dan upah menurut pendapat para ahli di bawah ini.
Istilah gaji (salary) biasanya digunakan untuk pembayaran atas jasa manajerial, administratif, dan jasa-jasa
yang sama. Tarif gaji biasanya diekspresikan dalam periode bulanan. Istilah upah (wages) biasanya
digunakan untuk pembayaran kepada karyawan lapangan (pekerja kasar) baik yang terdidik maupun tidak
terdidik. Tarif upah biasanya diekspresikan secara mingguan atau perjam.[8]
Gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang
mempunyai jenjang jabatan manajer, sedangkan upah umumnya merupakan pembayaran atas penyeraha
jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh). Umumnya gaji dibayarkan secara tetap perbulan,
sedangkan upah dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja atau jumlah satuan produk yang di
hasilkan.[9]
Standar biaya upah langsung adalah adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya
dikeluarkan untuk membuat satu-satuan ptroduk. Penentuan standar biaya tenaga kerja langsung
- Menghitung waktu rata-rata yang digunakan untuk membuat satu satuan produk yang sejenis masa lalu
Standar tarif upah adalah tarif upah yang harus dikeluarkan berdasarkan waktu setiap jam kerja
- Rata-rata upah karyawan yang terjadi pada masa lalu dengan menggunakan rata-rata hitung, rata-rata
tertimbang, upah.
Untuk mengatasi adanya kesalahan dan penyimpangan dalam perhitungan dan pembayaran gaji
dan upah maka perlu dibuat suatu sistem penggajian dan pengupahan. Sistem akuntansi gaji dan upah juga
dirancang oleh perusahaan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai gaji dan upah karyawan
Menurut Mulyadi (2001:382) fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi gaji dan upah adalah:
Fungsi kepegawaian. Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi
calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji dan upah
karyawan, kanaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan dan pemberhentian karyawan.
Fungsi pencatat waktu. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan waktu
hadir bagi semua karyawan perusahaan. Fungsi pencatatan waktu hadir karyawan tidak boleh
dilaksanakan oleh fungsi operasi atau oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah.
Fungsi pembuat daftar gaji dan upah bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji dan upah yang
berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan
selama jangka waktu pembayaran gaji dan upah. Daftar gaji dan upah diserahkan oleh pembuat daftar gaji
dan upah kepada fungsi akuntansi guna pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar
Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya
dengan pembayaran gaji dan upah karyawan (misalnya utang gaji dan upah karyawan, utang pajak, utang
dana pensiun). Fungsi akuntansi yang menangani sistem akuntansi penggajian dan pengupahan berada
Fungsi keuangan bertanggung jawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan upah dan
menguangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji dan
upah setiap karyawan untuk selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang berhak.
Fungsi-fungsi tersebut diatas, saling bekerja sama dan terkait satu dengan yang lainnya sehingga
Sistem akuntansi biaya (cost system) dapat dikelompokkan menjadi dua sistem yaitu :
1. Actual Cost System (Sistem Harga Pokok Sesungguhnya). Yaitu sistem pembebanan harga pokok kepada
produk atau pesanan yang dihasilkan sesuai dengan harga pokok yang sesungguhnya dinikmati. Pada
sistem ini, harga pokok produksi baru dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya sesungguhnya
dikumpulkan.
2. Standard Cost System (Sistem Harga Pokok Standar). Yaitu sistem pembebanan
harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sebesar harga pokok
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan perusahaan dapat
menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para pemilik atau pemegang saham,
kreditur dan para pemakai laporan keuangan lain. Sistem Akuntansi tersebut dapat digunakan oleh
manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Sehingga dapat mencapai
Gaji dan upah merupakan bagian dari kompensasi-kompensasi yang paling besar yang diberikan
perusahaan sebagai balas jasa kepada karyawannya. Dan bagi karyawan ini merupakan nilai hak dari
Sedangkan bagi perusahaan jasa, gaji dan upah merupakan komponen biaya yang mempunyai
dampak besar dalam mempengaruhi laba, sehingga harus terus menerus diawasi pengelolaannya.
Akuntansi biaya biasanya hanya dianggap berlaku untuk operasi pabrikase, namun dalam dunia
ekonomi dewasa ini setiap jenis organisasi dari berbagai ukuran dapat mengambil manfaat dari
penggunaan konsep dan teknik akuntansi biaya. Dalam hal ini penulis hanya menerapkan akuntansi biaya
sesuai dengan judul skripsi yang ditulis dalam memecahkan suatu masalah-masalah yang terjadi di
lapangan.
Akuntansi biaya juga dapat diartikan sebagai kunci atau alat yang penting guna membantu
manajemen dalam melakukan pertimbangan, perencanaan, pengawasan serta sebagai penilaian terhadap
kegiatan perusahaan.
Akuntansi biaya memberikan klasifikasi dan pembagian biaya yang tepat dalam mengontrol bahan
baku, bahan penolong, upah tenaga kerja dan biaya-biaya tak langsung menetapkan standar untuk
mengukur efisiensi, memberikan data dan menyusun anggaran serta untuk menetapkan harga pokok
Adapun tujuan dari akuntansi biaya adalah untuk menyediakan informasi biaya bagi manajemen
Penentuan harga pokok produk juga merupakan tujuan dari pada perusahaan pabrikase hanya dapat
dilakukan jika diadakan pemisahan antara biaya produksi dan biaya non produksi
B. Daftar Pustaka
1. Masiyah Kholmi, Yuningsih. 2001. Akuntansi Biaya. Edisi 1. UMM Press. Malang
2. Matz, Adolph, Ursy, Millon. 1990. Akuntansi Biaya – Perencanaan dan Pengendalian. Edisi 8.
Erlangga. Jakarta
3. Mulyadi. 1993. Akuntansi Biaya – Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Biaya. Edisi 5. STIE
YKPN. Yogyakarta
4. Supriyono, R.A. 1993. Akuntansi Biaya – Perencanaan dan Pengendalian Biaya Serta Pembuatan
6. Rahmad, Jalaludin. 1988. Metodologi Penelitian Komunikasi. Edisi 5. CV Karya Agung. Bandung UNM.
7. Baridwan, Zaki. 1999. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode. Yogyakarta: BPFE
8. Fakultas Ilmu Sosial. 2005. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Program S1. Medan: Universitas
Negeri Medan.
1.3 Manfaat
a. Mengetahui Perbedaan anatara Produk bersama dengan Produk Sampingan
b. Mengetahui metode-metode yang digunakan dalam Pruduk tersebut
c.Mengetahui Perhitungan harga pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan
d. Mengetahui Pendapatan Harga Pokok produk Bersama dan Produk Sampingan
BAB II
PEMBAHASAN
Penyelesaian :
Produk Jumlah unit Harga unit Nilai jual Rasio Alokasi HPP/ unit
Alfa 5.000 1000 5.000.000 22,62% 4.524.000 904,8
Beta 10.000 800 8.000.000 36,20% 7.240.000 724
Gamma 7.000 1300 9.100.000 41,18% 8.236.000 1.176,5
Jumlah 22.100.000 100% 20.000.000
Produk Hrg Biaya Nilai jual Jmlh Nilai jual Rasio Alokasi** HPP /kg
bersama jual/ kg Tmbhan Hipotesis* Prduk (20.000.000)
Metode ini memperlakukan penjualan produk sampingan berdasarkan penjualan kotor. Hal ini
dilakukan karena biaya persediaan final dari produk utama dianggap terlalu tinggi sehingga menanggung
biaya yang seharusnya dibebankan pada produk sampingan. Dalam metode ini penjualan atau pendapatan
produk sampingan dalam laporan laba rugi dapat dikategorikan sebagai berikut :
Terdapat beberapa kekurangan pada metode pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai
penghasilan diluar usaha, yaitu:
- Apabila pada akhir periode akuntansi terdapat persediaan pokok sampingan, maka timbul masalah
penilaian persediaan untuk tujuan pembuatan neraca perusahaan. Pada umumnya persediaan akhir produk
sampingan tidak diadakan penilaian sehingga mengakibatkan harga pokok persediaan produk utama lebih
besar.
- Dapat mengakibatkan perbandingan pendapatan dan biaya yang kurang tepat karena perbedaan periode
akuntansi. Pada saat produk sampingan selesai diproduksi tidak ada pencatatan jurnal, pencatatan
dilakukan ketika produk dijual. Apabila produksi dan penjualannya tidak dalam satu periode maka
perhitungan pendapatan dan biaya menjadi kurang tepat.
- Tidak adanya pengawasan dari terhadap persediaaan produk sampingan mengakibatkan rawan terjadi
penggelapan.
- Dapat mengaburkan gambaran menyeluruh tentang hasil usaha perusahaan.
Contoh : Diketahui data dari kegiatan operasional perusahaan “ABC” sebagai berikut:
Metode ini merupakan variasi dari metode pertama. Semua biaya produksi dikurangkan dari
pendapatan penjualan semua produk (baik utama maupun sampingan) untuk mendapatkan laba bruto.
Dalam metode ini tidak ada alokasi biaya bersama seperti dalam metode pertama.
Dengan menggunakan data perusahaan “ABC”, maka laporan laba-rugi menggunakan metode ini
akan tampak sebagai berikut:
Penjualan Rp 10.125.000
Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 600.000+
Penjualan bersih Rp 10.725.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500xRp 500) Rp 250.000
Total biaya produksi (16.200 x Rp 500) Rp 8.100.000 +
Tersedia dijual Rp 8.350.000
Persediaan akhir (3.200 xRp 500) Rp 1.600.000 -
Rp 6.750.000-
Laba Kotor Rp 3.975.000
Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000-
Laba operasi Rp 1.050.000
Dari laporan laba rugi diatas, ditampilkan Rp600.000 dari penjualan produk sampingan sebagai
tambahan penjualan produk utama. Akibatnya total pendapatan menjadi Rp 10.725.000,00. Sedangkan
angka lainnya tetap sama.
c) Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai pengurang harga pokok penjualan.
Dari data perusahaan “ABC”, jika dibuat laporan laba-rugi dengan metode in maka akan menjadi:
Penjualan Rp 10.125.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500xRp 500) Rp 250.000
Total biaya produksi (16.200 x Rp 500) Rp 8.100.000 +
Tersedia dijual Rp 8.350.000
Persediaan akhir (3.200 x Rp 500) Rp 1.600.000 -
Harga pokok penjualan Rp 6.750.000
Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 600.000 -
Rp 6.150.000 -
Laba Kotor Rp 3.975.000
Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000 -
Laba operasi Rp 1.050.000
Dalam kasus ini, hasil penjualan produk sampingan sebesar Rp600.000 dikurangkan pada harga
pokok penjualan sehingga HPP menjadi Rp6.150.000 (HPP sebelum dikurangkan sebesar Rp 6.750.000).
d) Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai pengurang total biaya produksi.
Pada metode ini, hasil penjualan produk sampingan sebesar Rp600.000 dikurangkan pada total biaya
produksi sebesar Rp 8.100.000 sehingga menghasilkan biaya produksi netto sebesar Rp7.500.000.
Pegurangan ini menyebabkan biaya per unit rata-rata menjadi Rp464,07 (7.500.000+250.000 : 16.700)
Konsekuansinya persediaan akhir sebesar Rp 1.600.000,00 menjadi Rp1.485.024,00
Laporan laba rugi akan tampak sebagai berikut :
Penjualan Rp 10.125.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500x500) Rp 250.000
Total biaya produksi (16.200 x 500) Rp 8.100.000
Pendapatan penjualan PS Rp 600.000-
Rp 7.500.000+
Tersedia dijual Rp 7.750.000
Persediaan akhir (3.200 x 464,07) Rp 1.485.024 -
Rp 6.264.976 -
Laba Kotor Rp 3.860.024
Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000 -
Laba operasi Rp 935.024
2. Produk sampingan memerlukan proses lanjutan setelah dipisah dari produk utama atau pengakuan
atas pendapatan bersih.
Dalam metode ini disadari kebutuhan untuk membebankan sebagian biaya ke produksi sampingan.
Tetapi bukan berarti mengalokasikan biaya produk utama ke produk sampingan. Biaya pemrosesan dan
pemasaran produk sampingan setelah pemisahan dicatat dalam perkiraan yang berbeda dengan produk
utama. Angka-angka yang ada tetap akan diperhitungkan didalam laporan laba-rugi sesuai dengan metode
yang ada pada metode pertama.
Ayat jurnal dalam metode ini juga terdiri atas pembebanan biaya setelah pemisahan (proses lanjutan)
terhadap hasil penjualan produk sampingan. Beban pemasaran dan administrasi juga dialokasikan kedalam
produk sampingan sesuai tarif yang telah direncanakan sebelumnya.
Dalam metode ini hasil penjualan bersih produk sampingan dapat dihitung, yaitu :
Pendapatan bersih produk sampingan inilah yang nantinya akan dimaksukkan pada perhitungan
laporan laba-rugi.
Seperti metode pertama, dalam menghitung harga pokok produk sampingan metode kedua juga bisa
dilkaukan dengan metode-metode yang ada pada metode pertama, yaitu:
1. Diperlakukan sebagai penghasilan diluar usaha atau pendapatan lain-lain.
2. Diperlakukan sebagai penambah penjualan atau pendapatan produk utama.
3. Diperlakukan sebagai pengurang harga pokok penjualan.
4. Diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi.
Contoh:
Misalkan diketahui data sebagai berikut :
Jumlah biaya produksi untuk 10.000kg produk utama 700.000
Biaya pengganti produk sampingan yang digunakan dalam pengolahan produk utama 50.000
2. Metode pasar
Metode pasar juga disebut dengan metode pembatalan biaya (reversal cost methods). Metode ini
sebenarnya hampir sama dengan metode tanpa harga pokok-pendapatan produk sampingan mengurangi
biaya produksi. Tetapi ada seedikit perbedaan yaitu kalau pada metode pertama (metode tanpa harga
pokok-pendapatan produk sampingan mengurangi biaya produksi) yang dikurangkan dari total biaya
produksi adalah pendapatan penjualan sesungguhnya produk sampingan, sedangkan pada metode nilai
pasar yang dikurangkan adalah taksiran nilai pasar produk sampingan. Metode ini berusaha untuk
menaksir biaya produk sampingan berdasarkan nilai pasarnya.
Contoh :
Misalkan diketahui perusahaan XYZ memproduksi produk utama sebanyak 900 buah dan produk
sampingan sebanyak 100 buah. Produk sampingan jika dijual akan laku sebesar Rp 500/buah. Biaya
bersama yang dikeluarkan sebanyak Rp1.600.000. hitunglah harga pokok produk utama dan produk
sampingan!
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biaya produk bersama muncul dari produksi secara simultan atas berbagai produk dalam proses yang
sama. Ketika dua atau tiga produk di produksi dari sumber daya yang sama maka akan terbentuk biaya
gabungan. Biaya gabungan terjadi sebelum titik pisah (split-off). Titik pisah adalah saat dihasilkannya dua
atau lebih produk bersama, dimana pada saat itu produk bersama bisa langsung dijual atau diproses lebih
lanjut.
Pengakuan adanya produk sampingan ini menyangkut perlakuan terhadap harga pokok produk sampingan,
biaya untuk memproses produk sampingan, dan hasil penjualan produk sampingan. Alokasi biaya bersama
kepada produk utama dan produk sampingan pada umumnya dianggap tidak perlu, karena nilai produk
sampingan relatif rendah bila dibandingkan dengan produk utama.
3.2 Saran
Biaya Produk bersama juga bisa diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula
bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Hal ini
menjadikan masalah baru bagi perusahaan dalam perhitungan akuntansinya jika sesuatu perusahaan tidak
memahami hal ini, Oleh sebab itu sangat penting untuk bias memahai makalah ini karena makalah ini
sudah membahas tentang Biaya Produk bersama dan Produk Sampingan.