Anda di halaman 1dari 3

Ekstrapyramidal Syndrome

Definisi

Ekstrapyramidal syndrome merupakan suatu kumpulan gejala berupa gangguan pergerakan yang
diakibatkan efek samping penggunaan Anti psikotik. Berdasarkan waktunya Ekstrapyramidal syndrome
dibagi menjadi fase akut dan fase kronis. Fase akut merupakan gejala EPS yang muncul dalam beberapa
jam atau minggu pasca memulai terapi anti psikotik atau menaikkan dosis antipsikotik, gejala berupa
akut dystonia, akathisia, dan parkinsonism, sedangkan fase kronik merupakan delayed-onset syndrome
yang munculnya diakibatkan oleh penggunaan antipsikotik yang berkepanjangan.

Epidemiologi

Dari penelitian didapatkan Anti psikotik Typical yang murni system kerjanya adalah antagonis
dopamine D2 reseptor tidak hanya memberikan efek anti psikotik saja, tapi juga Ekstrapyramidal
syndrome, khususnya akut Ekstrapyramidal syndrome, dengan presentase peluang terjadinya adalah 75-
80 %.

Gejala-gejala Ekstrapyramidal :
 Dystonia
Dystonia adalah suatu gangguan pergerakan yang ditandai dengan kontraksi otot sesaat /
berkepanjangan yang mengakibatkan suatu postur atau pergerakan yang abnormal. Pada akut
dystonia kontraksi hanya berlangsung sementara (hilang dalam waktu < 24 jam) sedangkan pada
tardive dystonia bersifat menetap dan biasanya terjadi bertahun-yahun setelah penggunaan
antipsikotik/ High-dose antipsikotik. Gejalanya biasanya bersifat fokal, dalam kasus yang jarang
dapat melibatkan beberapa grup otot, manifestasinya biasanya pada area kranial, faring, cervical
dan otot-otot axial yang menyebabkan krisis oculogyric, rahang yang kaku, protursio lidah,
disfagia dan dysarthtria, kesulitan bernafas. Dystonia jarang terjadi pada anggota gerak.
Penanganan : Antikolinergik Ib : Biperide 2 mg IV dan PO, atau cegah Ekstrapyramidal
syndrome khususnya tardive dyskinesia dengan menggunakan antipsikotik atypical sebagai lini
pertama ditambah Antikolinergik jika mulai timbul gejala-gejala awal Ekstrapyramidal
syndrome, ex : Clozapine dan Tryhexipenidil.
 Akathisia
Akathisia merupakan suatu syndrome dimana pasien merasa gelisah disertai hasrat
bergerak yang tak tertahankan, pergerakannya bersifat complex, berulang, stereotipik, yang tidak
bertujuan, biasanya bersifat general, jika hanya bagian kaki manifestasinya berupa myoclonus
feet. Ex : pasien yang semula menyilangkan kakinya, lalu secara cepat balik ke posisi semula
(tidak menyilangkannya lagi), berdiri secara , kemudian duduk kembali ke posisi semula.
Berdasarkan waktu akathisia dibagi 3, akut akathisia, tardive akathisia, kronik akathisia.
Akut akathisia terjadi setelah inisiasi atau peningkatan dosis dari antipsikotik dalam 2 minggu,
tardive akathisia biasanya muncul dalam waktu 3 bulan, chronic akathisia merupakan akathisia
yang bertahan > 3 bulan. Akathisia bisa menjadi gejala yang muncul akbiat efek samping obat
serotonergic, SSRI, dan cocaine.
Penanganan : B-blocker (Propanolol initially 30 mg/day dalam 3 dosis), benzodiazepine
(lorazepam 1,5-3 mg/hari), atau mnggunakan atypical agent sejak onset awal penyakit, ex :
Clozapin.
 Parkinsonism
Merupakan efek samping dari antupsikotik yang menimbulkan gejala-gejala Parkinson.
Onset gejala bisa terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa bulan pasca konsumsi antipsikotik.
Terdapat 3 tanda gejala utama Parkinson : bradykinesia, kekuatan otot, dan tremor, dengan gejala
penyerta berupa unsteady gait, festination, rabbit syndrome, hypomimmia, sialorrhea dan
seborrhea. Perbedaan antara parkinson’s disease dan AP induced parkinsonism : pada AP induced
parkinsonism tremornya bersifat postural tremor, bersifat bilateral dan simetris.
Patofisiologi : blockade reseptor D2 dopaminergik dan serotonin 5-HT2A reseptor. Serta
afinitas yang rendah dari bagian antipsikotik pada reseptor asetilkolin.
Penanganan : jika muncul gejala bisa berikan trihexypenidil, untuk mencegahnya bisa
berikan clozapine.
 Tardive Dyskinesia
Tardive Dyskinesia manifestasinya berupa choreoathetoid involunter (gerakan berupa
kombinasi kedutan, kontraksi dan pergerakan yang tak dapat diprediksi, bersifat involunter yang
dapat terjadi pada region orofacial, ekstrimitas dan otot-otot pernapasan, gejala meningkat dengan
aktifitas, dan menghilang ketika tidur.
Patofisiologi : menurut penelitian yang paling dipercaya, TD merupakan syndrome yang
diakibatkan oleh blockade reseptor D2 yang super sensitive terhadap AP induced dose-dependent
Penanganan : menghentikan Antipsikotik, jika tetap harus diberikan bisa menurunkan
dosis ke dosis minimum, atau ganti ke atypical agent. Ex: clozapine.

Footnote : Ekstrapyramidal Syndrome juga merupakan bagian dari NMS ( Neuroleptic Malignant
Syndrome) efek samping antipsikotik lainnya yang mematikan, gejalanya selain Ekstrapyramidal
Syndrome ialah demam tiba-tiba, instabilitas system syaraf otonom, dan penurunan kesadaran,. Selain itu,
dari pemeriksaan laboraturium dapat ditemukan peningkatan serum kreatinin level, gangguan fungsi hati,
leukositosis, terganggunya keseimbangan elektrolit, koagulasi, serta perubahan abnormal pada ekg.

Anda mungkin juga menyukai