Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

GANGGUAN PSIKOLOGI PADA MASA


KEHAMILAN

DISUSUN OLEH:
SUCIANI
02171278

TUGAS
PSIKOLOGI KEBIDANAN
DOSEN : ANDI SITTI UMRAH, S.ST., M.Keb.

AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH


PALOPO
2018
i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas
limpahan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Gangguan psikologi pada masa kehamilan”. Makalah ini kami susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kebidanan yang diampu oleh ibu Andi
Sitti Umrah, S.ST., M.Keb., prodi DIII Kebidanan Akbid Muhammadiyah
Palopo.
Dalam makalah ini kami membahas tentang gangguan psikologi pada
masa kehamilan. Kami berharap makalah ini dapat dijadikan sumber informasi
lebih lanjut oleh tenaga kesehatan khususnya Bidan.
Kami meyakini di dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
sehinggga kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan isi dan kualitas
makalah ini.

Palopo, 20 Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN
KATA PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………….…………………. 1
A. Latar Belakang………………………………………………………... 1
B. Tujuan Penulisan……………………………………………………... 2
C. Manfaat Penulisan…………………………………………………… 2
D. Sistematika Penulisan………………………………………………... 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………… 4
A. Kemandulan………………………………………………………….. 4
B. Hamil Di Luar Nikah………………………………………………… 7
C. Pseudosiesis………………………………………………………….. 10
D. Keguguran…………………………………………………………….. 11
E. Hamil Yang Tidak Dikehendaki……………………………………… 12
F. Hamil Dengan Janin Mati…………………………………………….. 14
G. Hamil Dengan Ketergantungan Obat………………………………… 15
BAB III PENUTUP………………………………………………………. 16
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 16
B. Saran …………………………………………………………………. 16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi berasal dari kata yunani ‘pshyce’ yang artinya jiwa dan
‘logia’ yang berarti ilmu, jadi psikologi diartikan sebagai studi yang
mempelajari tentang jiwa (Pietter & Lubis, 2016).
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan selama 20 tahun oleh
Tiffani Field, Ph. D dari Universitas of Miami Medical School, anak yang
dilahirkan oleh ibu yang mengalami depresi berat selama kehamilan akan
memiliki kadar hormon stress tinggi, aktivitas otak yang peka terhadap
depresi, menunjukkan sedikit ekspresi, dan mengalami gejala depresi lain,
seperti sulit makan dan tidur. Depresi pada ibu yang sedang mengandung
disebabkan banyak hal. Pertama, adanya perubahan hormon yang
mempengaruhi mood ibu secara keseluruhan sehingga si ibu sering merasa
kesal, jenuh, atau sedih (Jhaquin, 2010).
Penyebab lainnya adalah, keadaan fisik yang berubah saat hamil.
Menjelang usia kehamilan tertenti, ibu mengalami sulit tidur. Ini tentu
menyebabkan si ibu keesokan harinya akan merasa amat letih, ada
lingkaran hitam di mata, dan kulit muka menjadi kusam. Adanaya
masalah-masalah pada kandungan seperti kandungan lemah, sering
muntah pada awal kandungan, dan masalah-masalah lain juga bisa
menyebabkan depresi. Ibu akan terus-menerus mengkhawatirkan keadaan
anak dan ini akan membuat dia merasa tertekan (Jhaquin, 2010).
Berdasarkan penelitian yang sudah ia lakukan selama 20 tahun. Ia
menemukan anak yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami depresi berat
selama kehamilanakan memiliki kadar hormon stress tinggi, aktivitas otak
yang peka terhadap depresi, menunjukkan sedikit ekspresi, dan mengalami
gejala depresi lain, seperti sulit makan dan tidur. Berbahaya bila

1
2

gejala depresi pada bayi baru lahir tidak segera ditangani, anak
berkembang menjadi anak yang tidak bahagia. Mereka sulit belajar
berjalan, berat badan kurang, dan tidak responsif terhadap orang lain. Bila
keadaan ini tetap tidak tertanggulangi, anak akan tumbuh menjadi balita
yang depresi. Saat mulai sekolah mereka mengalami masalah tingkah laku,
seperti agresif dan mudah stress (Jhaquin, 2010).

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gangguan psikologi pada masa kehamilan yang
meliputi:
a. Kemandulan
b. Hamil di luar nikah
c. Pseudosiesis
d. Keguguran
e. Hamil yang tidak dikehendaki
f. Hamil dengan janin mati
g. Hamil dengan ketergantungan obat

C. Manfaat Penulisan
Manfaat pembuatan makalah gangguan psikologi pada masa
kehamilan agar kita dapat mempelajari dengan seksama mengenai
gangguan – gangguan psikologi pada ibu hamil sehingga kita dapat
memahami dan mengenal apa yang di rasakan,dibutuhkan dan di inginkan
oleh wanita hamil.

D. Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang
b. Tujuan penulisan
c. Manfaat penulisan
3

d. Sistematika penulisan
2. BAB II PEMBAHASAN
a. Kemadulan
b. Hamil diluar nikah
c. Pseudosiesis
d. Keguguran
e. Hamil yang tidak dikehendaki
f. Hamil dengan janin mati
g. Hamil dengan ketergantungan obat
3. BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kemandulan
Istilah kemandulan selalu ditujukan kepada wanita akibat
ketidakmampuannya untuk melahirkan anak. Kemandulan juga dianggap
sebagai inferioritas dari seorang wanita, sebab wanita itu baru bisa
menerima status warga masyarakat manakala dia mampu melahirkan anak
(Marmi & Margiyati, 2013).
Tetapi, pandangan tersebut telah berubah seiring dengan
perkembangan teknologi dan kemajuan. Kemandulan tidak lagi dianggap
inferioritas wanita. Secara umum timbulnya kemandulan pada wanita atau
pria adalah akibat kegagalan pada fungsi organ reproduksi dan kondisi
psikisnya, seperti depresi atau stress berat (Marmi & Margiyati, 2013).
1. Faktor penyebab kemandulan
a. Faktor fisik
Merupakan kegagalan fungsi ginekologis pada salah satu
pasangan atau keduanya. Gangguan fungsi ginekologi berkaitan
dengan gangguan hormon kehamilan, kegagalan reproduksi pria
untuk memberikan sel-sel sperma optimal, impotensi, dan
abnormalitas psikogenesis.
b. Faktor psikis
Merupakan kemandulan yang disebabkan kompensasi takut
hamil, ketakutan yang berhubungan dengan organ reproduksi
wanita, perasaan berdosa, sterilisasi psikogenesis dan neorotic
obsesive, psikosomatis, ketakutan pembedahan, persalinan,
inflantilisme, defence mechanisme, karier atau ketakutan
kehilangan dalam keharmonisan pada hubungan coitus (Marmi &
Margiyati, 2013).

4
5

2. Tipe wanita yang berkaitan pada kemandulan


a. Tipe unmarried
Merupakan tipe kemandulan yang disebabkan wanita atau
pria yang sama sekali tidak menginginkan perkawinan secara
biologis. Tipe ini lebih banyak terjadi pada wanita akibat ketakutan
akan kehamilan, rasa sakit melahirkan, penderitaan saat kehamilan,
atau melahirkan. Wanita yang mandul pun unmarried lebih senang
mencari profesi sehingga cenderung alkoholic work dan sebagai
bentuk dari konpensasi ketakutan dan perasaan berdosa jika ia
menikah.
b. Tipe wanita karier
Perbedaan antara kemandulan tipe wanita karier dengan
tipe unmarried ialah bahwa wanita karier dia menikah dan masih
mau melakukan hubungan perkawinan biologis. Akan tetapi, akibat
lebih mengutamakan kegiatan profesi dan karier sehingga dia tidak
menginginkan untuk hamil. Secara sadar tau tidak sadar mereka
ingin menghindari konflik interes atau profesinya sebagai ibu.
c. Tipe agresif maskulin
Merupakan kemandulan yang ditandai adanya sikap
menolak penuh sifat kewanitaan dan tidak menghendaki anak.
Awalnya dia mandul secara psikis, namun lambat laun menjadi
mandul fisik.
d. Tipe steril akibat gangguan emosional
Merupakan tipe kemandulan akibat ketakutan kehadiran
anak karena dianggap menambah beban, obsesif, kompulsif
terhadap ketidakmampuan diri wanita, takut menjalani kehamilan,
perasaan impotensi pada kehamilan dan takut tuk mampu
memelihara anak (Marmi & Margiyati, 2013).
6

3. Pengaruh psikis pada kemandulan


a. Ketakutan-ketakutan yang tidak disadari (dibawah alam sadar)
b. Ketakutan yang bersifat inflantile (kekanak-kanakan)
c. Ketakutan tersebut tidak hanya berkaitan dengan fungsi reproduksi
saja, akan tetapi berhubungan dengan segala aspek kegiatan
seksual. Adapun sebab-sebab dari ketakutan tersebut biasanya
dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman sejak pubertas (Marmi
& Margiyati, 2013).
4. Contoh ketakutan tersebut berupa:
a. Ketakutan oleh fantasi-fantasi kehamilan, antara lain berupa gejala
muntah-muntah dan perut menjadi kembung
b. Ketakutan pada menstruasi hingga merasakan gejala nyeri dan
sakit waktu mendapatkan menstruasi.
Sehingga faktor-faktor ketakutan tersebut ialah rasa bersalah disadari
dan mempengaruhi kehidupan psikis pada masa kemandulan (Marmi
& Margiyati, 2013).
Banyak faktor yang menyebabkan mengapa sepasang suami-istri
tidak atau sukar menjadi hamil setelah kehidupan seksual normal yang
cukup lama. Pada umumnya faktor-faktor organic atau fisiologi yang
menjadi sebab utama. Tapi telah menjadi pendapat umum bahwa
ketidakseimbangan jiwa dan kecemasan atau ketakutan yang berlebihan
(emotional stress) dapat pula menurunkan derajat kesuburan wanita atau
suaminya. Ketegangan jiwa dalam hal ini menyebabkan spasme dari
deretan antara uterus dan tuba (Marmi & Margiyati, 2013).
Menurut penyelidikan oleh Dinie dkk pada 678 kasus dengan
keluhan mandul, mereka menemukan bahwa pada 554 kasus (81,6%)
infertilisasi disebabkan oleh kelainan organik, dan pada 124 kasus (18,4%)
oleh psikologi. Setelah diketahui dan ditemukan sebabnya, maka kemudian
dengan psikoterapi suami-istri disebabkan dari tekanan psikologik atau
emosional, maka kemudian si istri menjadi hamil (Marmi & Margiyati,
2013).
7

Kesulitan psikologis biasanya mengakibatkan ketidakmampuan


wanita untuk menjadi hamil atau menjadi seorang ibu. Sumber-sumber
utama kemandulan disini dikatakan sebagai akibat gangguan psikologis
yang kemudian sering mengganggu proses fisiologis. Contoh: gejala
sterilisasi psikogenesis pada diri wanita menyebabkan kemandulan. Gejala
tersebut banyak distimulir oleh peristiwa psikis, yaitu sistem hormonal
yang tidak stabil (Marmi & Margiyati, 2013).

B. Hamil Di Luar Nikah


Hamil diluar nikah adalah hamil diluar ikatan perkawinan. Pada
umunya terdapat pada wanita pubertas atau adolsen. Prosesnya adalah
permainan seksual yang belum matang yang merupakan perbuatan seksual
sebagai eksperimen atau coba-coba yang dilakukan para remaja (Marmi &
Margiyati, 2013). (Suryani & Widyasih, 2009)
Kehamilan diluar nikah biasanya diakibatkan oleh pergaulan bebas
yang diakibatkan oleh didikan dari keluarganya berupa :
1. Kekurangan kasih sayang yang diberikan oleh keluarga terhadap anak
perempuannya akibat orang tua sibuk kerja, perceraian dan broken
home.
2. Keluarga yang terlalu disiplin sehingga anak tersebut membrontak
untuk menunjukkan kedewasaannya (Suryani & Widyasih, 2009).
Wanita yang mengalami hamil diluar nikah mengalami reaksi
psikologik dan emosional pertama-tama terhadap segala akibat yang akan
ditimbulkannya. Dapat dipahami bahwa mereka yang hamil sebelum
menikah menolak kehamilannya dan mencari pertolongan untuk
menggugurkan kandungannya atau mereka menjadi putus asa dan
berusaha bunuh diri (Marmi & Margiyati, 2013).
Dengan terjadinya hamil diluar nikah ini mengakibatkan timbulnya
dampak buruk. Demikian juga kehamilan pra nikah yang terjadi pada
remaja dapat mengakibatkan timbulnya masalah-masalah sebagaimana
berikut ini;
8

1. Masalah kesehatan reproduksi


Kesehatan reproduksi sangat penting bagi remaja (putri) yang
kelak akan menikah dan menjadi orang tua. Kesehatan reproduksi yang
prima akan menjamin generasu yang sehat dan berkualitas. Dikalangan
remaja telah terjadi semacam revolusi hubungan seksual yang
menjurus ke arah liberalisasi dan berakibat timbulnya berbagai
penyakit menular seksual yang merugikan alat reproduksi antara lain
sifilis, gonorhoe, herpes alat kelamin, condiloma akuminata, Human
Immunodeficiency Virus(HIV) dan pada akhirnya Acquired Immuno
Deficiency Syndrome (AIDS).
Jika suatu saat ingin hamil normal maka besar kemungkinan alat
reproduksi sudah tidak baik dan menimbulkan berbagai komplikasi
dalam kehamilan baik bagi ibu maupun janin yang dikandung (Marmi
& Margiyati, 2013).
2. Masalah psikologis pada kehamilan remaja
Remaja yang hamil diluar nikah, menghadapi berbagai masalah
tekanan psikologis. Yaitu ketakutan, kecewa, menyesal dan rendah
diri. Dampak terberat adalah ketika pasangan yang menghamili tidak
mau bertanggung jawab. Perasaan bersalah membuat mereka tidak
berani berterus terang pada orang tua. Pada beberapa kasus seringkali
ditemukan remaja yang hamil pra nikah menjadi frustasi. Lalu nekad
berusaha melakukan pengguguran kandungan dengan pijat ke dukun.
Biasanya mereka mendapat referensi dari teman-teman sebaya agar
minum obat-obatan tertentu untuk menggugurkan kandungan padahal
mereka tidak tahu bahwa obat tersebut sangat berbahaya bagi
keselamatan jiwa. Sementara dampak psikologis dari pihak orang tua
adalah perasaan malu dan kecewa. Merasa gagal untuk mendidik putri
mereka terutama dalam hal moral dan agama. Kehamilan diluar nikah
masih belum bisa diterima di masyarakat indonesia. Sehingga anak
yang dilahirkan nantinya juga akan mendapat stigma sebagai anak
haram hasil perzinahan. Kendati ada juga yang kemudian dinikahkan,
9

kemungkinan besar pernikahan tersebut banyak yang gagal karena


belum ada persiapan mental dan jiwa yang matang (Marmi &
Margiyati, 2013).
3. Masalah sosial ekonomi
Keputusan untuk melangsungkan pernikahan diusia dini yang
bertujuan menyelesaikan masalah pasti tidak akan lepas dari kemelut
seperti; penghasilan terbatas atau belum mampu mandiri dalam
membiayai keluarga baru, putus sekolah, tergantung pada orang tua.
Remaja yang hamil dan tidak menikah sering kali mendapat dunjingan
dari tetangga. Masyarakat di Indonesia masih belum bisa menerima
single parent. Kontrol sosial dan moral dari masyarakat ini memang
tetap diperlukan sebagai rambu-rambu dalam pergaulan (Marmi &
Margiyati, 2013)
4. Dampak kebidanan
Penyulit pada kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan dengan
“kurun waktu reproduksi sehat” antara umur 20 sampai dengan 30
tahun. Hal ini karena belum matangnya sistem reproduksi yang
berpengaruh besra terhadap kesehatan ibu maupun janin (Marmi &
Margiyati, 2013)
Berbagai permasalahan kompleks tersebut diatas memudahkan
terjadi:
a. Pengguguran kandungan dengan sengaja atau sering disebut
abortus provocatus.
Selain melanggar agama dan hukum juga berakibat
membahayakan keselamatan jiwa. Tindakan aborsi ilegal
mengakibatkan terjadi infeksi, perdarahan dan sebagai akibat lanjut
adalah kemandulan (Marmi & Margiyati, 2013)
b. Terjadi berbagai komplikasi kesehatan yang buruk bagi janin
dalam kandungan.
Antara lain persalinan prematur dan berat badab bayi yang
rendah karena kurang gizi. Gangguan pertumbuhan organ atau bayi
10

cacat akibat pernah mengkonsumsi obat-obatan dan akibat


penggunaan korset untuk menutupi kehamilan dengan menekan
perut (Marmi & Margiyati, 2013).
c. Terjadinya komplikasi kehamilan pada ibu yang mengandung
1) Anemia (kekurangan sel darah merah atau hemoglobin) karena
kebutuhan gizi selama hamil tidak diperhatikan.
2) Akibat stress berlebihan menimbulkan hiperemesis gravidarum
(mual muantah yang berlebihan).
3) Terjadi kenaikan tekanan darah atau keracunan kehamilan yang
disebut pre eklampsia atau berlanjut menjadi eklampsia dan
dapat mengancam jiwa.
4) Terjadi infeksi baik saat hamil maupun masa nifas, terutama
pada kehamilan dengan latar belakang sosial ekonomi rendah.
5) Meningkatkan angka kematian ibu. Angka kematian ini
terutama disebabkan karena percobaan pengguguran secara
ilegal oleh dukun dan mengakibatkan infeksi, perdarahan
(Marmi & Margiyati, 2013).

C. Pseudosiesis
Pseudosiesis adalah kehamilan imaginer atau kehamilan palsu,
secara psikis lebih berat gangguannya daripada peristiwa abortus.
Pseudosiesis adalah wanita yang tidak hamil tapi merasa bahwa dirinya
hamil diikuti dengan munculnya gejala dan tanda(dugaan) kehamilan.
Gejala dan tanda (dugaan) yang muncul adalah amenorrhea (tidak datang
haid), mual muntah dan gejala kehamilan yang tidak pasti karena adanya
gejala dan tanda itu, maka wanitaitu merasa bahwa ia benar-benar hamil.
Hal ini banyak dijumpai pada wanita yang ingin sekali mempunyai anak
dan juga terhadap seorang istri yang infertil yang ingin tetap dicintai oleh
suaminya. Adapun tanda-tanda kehamilan pseudosiesis:
1. Berhentinya haid
2. Membesarnya perut
11

3. Payudara membesar
4. Panggul melebar
5. Terjadi perubahan pada endokrin (Marmi & Margiyati, 2013).
Pada kehamilan pseudosiesis secara psikologis ada sikap yang
ambivalen terhadap kehamilannya yaitu ingin sekali menjadi hamil,
sekaligus dibarengi ketakutan untuk merealisir keinginanan punya anak,
sehingga terjadi proses inhibisi (Suryani & Widyasih, 2009).
Keinginan-keinginan tersebut dibarengi rasa bersalah dan dorongan
untuk menghukum diri sendiri yang kemudian dikompensasikan dalam
bentuk agresivitas. Secara simultan berbarengan muncul kesediaan untuk
tidak mau menyadari bahwa kehamilannya ilusi belaka. Oleh komponen
yang kontradiktif ini wanita yang bersangkutan biasanya tidak mau
kedokter untuk memeriksakan dirinya (Suryani & Widyasih, 2009).

D. Keguguran
Suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana janin belum
mampu hidup diluar rahim, dengan kriteria usia kehamilan <20 minggu
atau berat janin <500 g (Crishdiono M, 2004).
Biasanya bukan karena trauma badan yang menjadi sebab
timbulnya perdarahan dan kontraksi uterus, tapi lebih sering rasa kaget
yang hebat memegang peranan. Konflik emosional yang telah ada sebelum
dan selama kehamilan muda dapat menjadi sebab (Marmi & Margiyati,
2013).
Pemikiran atau ketakutan akan beban-beban dan tanggung jawab
berhubungan dengan kehamilan dan ada perasaan tidak sanggup dalam
menghadapi tugas sebagai istri dan ibu yang menimbulkan pertentangan
emosional yang hebat pada seorang wanita yang masih muda usianya dan
juga bisa dikarenakan kurangnya bantua moril dari pihak keluarga dan
kawan-kawannya (Marmi & Margiyati, 2013).
12

Reaksi wanita terhadap keguguran kandungannya itu sangat


bergantung pada konstitusi psikisnya sendiri. Maka tak bisa dipungkiri,
bahwa janin atau bayi yang dikandungnya itu dirasakan sebagai bagian
dari jasmani dan rohaninya sendiri. Dan berkepentingan terhadap ego
wanita yang mengandung embrio tersebut.
1. Faktor penyebab terletak pada psikis dan jiwa.
2. Wanita hamil yang bersangkutan, mencari bantuan pada faktor
penyebab tersebut, melakukan abortus secara tidak sadar. Semua
peristiwa berlangsung diluar kemauan sendiri, didorong oleh harapan
yang tidak disadari (Suryani & Widyasih, 2009).
Beberapa sebab keguguran menurut pendapat psikiater:
1. Adanya penolakan dari ayah bayi
2. Adanya penolakan dari ibu bayi
3. Ketakutan untuk menjadi ibu
4. Kecemasan yang disebabkan dari stress pekerjaan atau perselisihan
dengan suami maupun dengan anggota keluarga lain (Suryani &
Widyasih, 2009).

E. Hamil yang tidak dikehendaki


1. Kalangan remaja
Remaja bisa bilang kalau seks bebas pranikah itu aman untuk
dilakukan. Akan tetapi, bila remaja melihat, memahami ataupun
merasakan akibat dari perilaku itu, ternyata hasilnya lebuh banyak
merugikan. Salah satu resiko dari seks pranikah atau seks bebas itu
adalah Kehamilan yang Tidak Diharapkan (KTD). Kehamilan yang
tidak direncanakan sebelumnya bisa merampas “kenikmatan” masa
remaja yang seharusnya dinikmati oleh remaja laki-laki maupun
perempuan. Walaupun kehamilan itu sendiri dirasakan langsung oleh
perempuan, tetapi remaja pria pria juga akan merasakan dampaknya
karena harus bertanggung jawab. Ada dua hal yang bisa dan bisa
13

dilakukan remaja jika mengalami Kehamilan Tidak Dikehendaki


(KTD) (kartini, 1992):
a. Mempertahankan kehamilan
Semua dampak tersebut dapat membawa resiko baik fisik,
psikis maupun sosial. Bila kehamilan dipertahankan resiko psikis
yang timbul yaitu ada kemungkinan pihak perempuan menjadi ibu
tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya atau tidak
mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kalau mereka menikah,
hal ini juga bisa mengakibatkan perkawinan bermasalah yang
penuh konflik karena sama-sama belum dewasa dan belum siap
memikul tanggung jawab sebagai orang tua. Selain itu, pasangan
muda terutama pihak perempuan akan sangat dibebani oleh
berbagai perasaan yang tidak nyaman, seperti dihantui rasa malu
yang terus menerus, rendah diri, bersalah atau berdosa, depresi atau
tertekan, pesimis dan lain-lain (Marmi & Margiyati, 2013).
b. Mengakhiri kehamilan (aborsi)
Bila kehamilan diakhiri bisa mengakibatkan dampak
negatif secara psikis. Oleh karena itu, itu pelaku aborsi sering kali
mengalami perasaan-perasaan takut, panik, tertekan atau stress,
trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan, kecemasan karena
rasa bersalah atau dosa akibat aborsi (Marmi & Margiyati, 2013).
2. Wanita dewasa atau ibu yang sudah menikah
Seorang ibu yang tidak menghendaki kehadiran anak disebabkan
karena mereka merasa akan mengganggu karirnya karena akan
membuatnya terikat atau karena ia sudah terlampau sibuk merawat
anak-anak yang lain. Selain itu mereka merasa tidak dapat membagi
waktu antara kesibukan pekerjaan atau dengan merawat anak.
Penyebab terjadinya KTD pada wanita atau ibu yang telah menikah
antara lain karena kegagalan alat kontrasepsi yang dipakai (Marmi &
Margiyati, 2013).
14

F. Hamil dengan janin mati


Hamil dengan janin mati adalah kematian janin dalam kandungan
yang dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti;
1. Kurang gizi
2. Stess yang berkepanjangan
3. Infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya (Marmi & Margiyati,
2013).
Ibu dari janin yang meninggal pada periode perinatal akan
mengalami penderitaan. Selama kehamilan mereka telah mulai untuk
mengenali dan merasa dekat dengan janinnya, ibu yang mengalami proses
kehilangan atau kematian janin dalam kandungan akan merasa kehilangan.
Pada proses berduka ibu memperlihatakan perilaku yang khas dan merasa
emosional tertentu. Hal ini dikelompokkan dalam berbagai tahapan
meliputi:
1. Syok dan menyangkal
Ketika disampaikan janinnya mati reaksi orang tua/ibu pertama
kali adalah syok, tidak percaya dan menyangkal.
2. Marah dan bergeming
Beberapa ahli menyebut ini sebagai tahap pencarian karena orang
tua mencari alasan tentang kematian. Mereka biasanya mencari hal-hak
yang mungkin mereka lakukan dengan berbeda.
3. Disorientasi dan depresi
Emosi perdominan pada fase ini adalah kesedihan berduka
dibarengi dengan kehilangan, mereka menolak dan menarik diri, orang
tua mungkin mengalami kesulitan untuk kembali ke kehidupan normal
sehari-hari.
4. Reorganisasi dan penerimaan
Fase akhir dari berduka meliputi penerimaan rasa kehilangan dan
kembali ke aktifitas normal sehari-hari. Hal yang sangat individu ini
mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan. Hal ini membutuhkan
waktu berduka proses dari mengalami rasa yang menyakitkan terhadap
15

kehilangan, merelakan objek yang telah hilang dan mereorganisasi


hidup tanpa orang yang telah tiada. Energi emosional ditinggalkan dan
dikurangi serta menjalani kembali hubungan baru serta aktifitas baru
(Suryani & Widyasih, 2009).

G. Hamil dengan ketergantungan obat


Ketergantungan obat adalah suatu keadaan kebutuhan fisik atau
mental (psikologis) atau kedua-duanya yang terjadi sebagai akibat.
Kondisi ini dapat terjadi akibat pergaulan bebas, kurang perhatian dan
kasih sayang dari suami dan keluarga, serta kurang rasa percaya diri
(Marmi & Margiyati, 2013).
Penggunaan obat-obatan oleh wanita hamil dapat menyebabkan
masalah baik pada ibu maupun janinnya. Janin akan mengalami cacat fisik
dan emosional. Pertumbuhan janin akan terhambat, sehingga dapat
menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR). Bahkan
dapat menyebabkan anak terhambat proses belajar nantinya dan bahkan
ibu-ibu yang ketergantungan obat maka anaknya juga bisa ketergantungan
obat. Selain itu penggunaan obat-obatan atau ketergantungan obat ini juga
dapat menyebabkan terjadinya abortus, partus prematurus, dan abratio
plasenta. Tidak hanya itu, wanita dengan ketergantungan obat ini memiliki
efek stres yang tinggi karena pemikiran-pemikiran yang berupa khayalan
yang bukan-bukan terhadap janinnya. Memikirkan janinnya lahir nanti
dalam keadaan cacat dan atau meninggal dalam perutnya (Marmi &
Margiyati, 2013).
16

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada beberapa gangguan psikologi pada masa kehamilan yaitu,
kemandulan, hamil diluar nikah, pseudosiesis, keguguran, hamil yang
tidak dikehendaki, hamil dengan janin mati, dan hamil dengan
ketergantungan obat. Kemandulan merupakan ketidakmampuan wanita
untuk melahirkan anak. Ada dua faktor yang menyebabkan kemandulan
yaitu, faktor fisik dan faktor psikis. Hamil diluar nikah adalah hamil diluar
ikatan perkawinan. Pada umunya terdapat pada wanita pubertas atau
adolsen. Pseudosiesis adalah wanita yang tidak hamil tapi merasa bahwa
dirinya hamil diikuti dengan munculnya gejala dan tanda(dugaan)
kehamilan. Keguguran merupakan suatu proses berakhirnya suatu
kehamilan, dimana janin belum mampu hidup diluar rahim, dengan
kriteria usia kehamilan <20 minggu atau berat janin <500 g. Keguguran
biasanya bukan karena trauma badan yang menjadi sebab timbulnya
perdarahan dan kontraksi uterus, tapi lebih sering rasa kaget yang hebat
memegang peranan. Hamil yang tidak dikehendaki adalah kehamilan yang
tidak sama sekali diingankan oleh seorang wanita. Hamil dengan janin
mati adalah kematian janin dalam kandungan yang dapat disebabkan oleh
beberapa hal seperti; Kurang gizi, Stess yang berkepanjangan, Infeksi
yang tidak terdiagnosis sebelumnya. Penggunaan obat-obatan oleh wanita
hamil dapat menyebabkan masalah baik pada ibu maupun janinnya.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memahami makna
yang terkandung didalamnya, dan dapat mengetahui lebih banyak tentang
gangguan psikologi pada masa kehamilan.

16
17

DAFTAR PUSTAKA

Crishdiono M, A. (2004). Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.

Jhaquin, A. (2010). Psikologi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha medika.

Marmi, & Margiyati. (2013). Pengantar Psikologi Kebidanan. Yogyakarta:


Pustaka pelajar.

Pietter, H. Z., & Lubis, N. L. (2016). Pengantar Psikologi untuk Kebidanan.


Yogyakarta: Prenadamedia group.

Suryani, E., & Widyasih, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak. Yogyakarta:
Fitramedia.

Anda mungkin juga menyukai