IDENTIFIKASI OBAT
Rumus Struktur
• Bentuk Sediaan
Tablet 0,25 mg, 0,5 mg, 1 mg, 2 mg (Anonim, 2010).
• Evaluasi Organoleptis Zat Aktif
0
Serbuk hablur putih sampai hampir putih, melebur pada lebih kurang 225 .
• Evaluasi Kelarutan
Tidak larut dalam air, sukar larut dalam etil asetat, agak sukar larut dalam
aseton, larut dalam metanol, mudah larut dalam kloroform
• Evaluasi Mikroskopik
Spektrum serapan inframerah zat yang disipersikan dalam minyak mineral
P menunjuka maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Alprazolam BPFI, Kecuali pada daerah 880 cm hingga 890 cm
maksimum akan berbeda dengan perbandingan dari polimorf alparazolam.
(Farmakope Indonesia Edisi IV)
4. MEKANISME KERJA OBAT
Berikatan dengan reseptor benzodiasepin pada saraf post sinap GABA di
beberapa tempat di SSP, termasuk sistem limbik dan formattio retikuler.
Peningkatan efek inhibisi GABA menimbulkan peningkatan permiabilitas
terhadap ion klorida yang menyebabkan terjadinya hiperpolarisasi dan stabilisasi.
5. KEGUNAAN OBAT
Kegunaan obat ini terutama untuk Anti-anxietas dan anti panik. Pada saat
keadaan cemas dan panik terjadi penurunan sensitivitas terhadap reseptor 5HT1A,
5HT2A/2C, meningkatnya sensitivitas discharge dari reseptor adrenergic pada saraf
pusat, terutama reseptor alfa-2 katekolamin, meningkatnya aktivitas locus
coereleus yang mengakibatkan teraktivasinya aksis hipotalamus-pituitari-adrenal
(biasanya berespons abnormal terhadap klonidin pada pasien dengan panic
disorder), meningkatnya aktivitas metabolic sehingga terjadi peningkatan laktat
(biasanya sodium laktat yang kemudian diubah menjadi CO2(hiperseansitivitas
batang otak terhadap CO2), menurunnya sensitivitas reseptor GABA-A sehingga
menyebabkan efek eksitatorik melalui amigdala dari thalamus melalui nucleus
intraamygdaloid circuitries, model neuroanatomik memprediksikan panic
attack dimediasi oleh fear network pada otak yang melibatkan amygdale,
hypothalamus, dan pusat batang otak.
Sehingga, terapi yang diberikan pada kecemasan yaitu anxiolitik atau
antianxietas yang bekerja pada reseptor GABA dengan memperkuat aksi
inhibitor GABA-ergic neuron sehingga hiperaktivitas mereda.
6. METODE PENELITIAN
Analisa Kualitatif dan Kuantitatif
Sesuai Farmakope Indonesia Edisi IV untuk mengetahui kemurnian dan
Alprazolam dapat mengunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) .
7. Kromatografi
tahun 1903 yang bernama Michael Tswett untuk memisahkan pigmen warna
dalam tanaman dengan cara perkolasi ekstrak petroleum eter dalam kolom gelas
yang berisi kalsium karbonat. Saat ini kromatografi merupakan teknik pemisahan
yang paling umum dan paling sering digunakan dalam bidang kimia analisis dan
kuantitatif, atau preparatif dalam bidang farmasi, industri dan lain sebagainya.
(stationary phase) dan fase gerak (mobile phase) (Rohman dan Gandjar, 2007).
KCKT merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis
dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah bidang antara
lain: farmasi, lingkungan dan industri-industri makanan (Munson, 1991).
Kegunaan umum KCKT adalah untuk pemisahan sejumlah senyawa organik,
anorganik, maupun senyawa biologis, analisis ketidakmurnian (impurities) dan
analisis senyawa-senyawa yang tidak mudah menguap (nonvolatil). KCKT paling
sering digunakan untuk menetapkan kadar senyawa-senyawa tertentu seperti
asam-asam amino, asam-asam nukleat dan protein-protein dalam cairan fisiologis,
menentukan kadar senyawa-senyawa aktif obat dan lain-lain (Munson, 1991).
− Resolusinya baik
− Mudah melaksanakannya
operasional seperti jenis kolom, fase gerak, panjang dan diameter kolom,
kecepatan alir fase gerak, suhu kolom, dan ukuran sampel (Rohman dan
Gandjar, 2007
Wadah fase gerak harus bersih dan inert. Wadah pelarut kosong ataupun
labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak. Wadah ini biasanya
dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut. Fase gerak sebelum
digunakan harus dilakukan degassing (penghilangan gas) yang ada pada fase
gerak, sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain terutama
dipompa dan detektor sehingga akan mengacaukan analisis (Rohman dan Gandjar,
2007).
Pompa
mempunyai syarat sebagaimana syarat wadah pelarut yakni : pompa harus inert
terhadap fase gerak. Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja
tahan karat, teflon, dan batu nilam. Pompa yang digunakan sebaiknya mampu
memberikan tekanan sampai 6000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak dengan
kecepatan alir 0,1-10 ml/menit. Aliran pelarut dari pompa harus tanpa denyut
untuk menghindari hasil yang menyimpang pada detektor (Rohman dan Gandjar,
2007)
Injektor
Katup putaran (loop valve), tipe injektor ini umumnya digunakan untuk
(Meyer, 2004).
Kolom
semua tipe senyawa. Suatu kepekaan yang rendah terhadap aliran dan
Stevenson, 1991).
Pengolahan Data
1. Kualitatif
2. Kuantitatif
Stevenson, 1991).
Fase Gerak
Dalam kromatografi cair komposisi pelarut atau fase gerak adalah satu
dari fase gerak yang digunakan dalam semua mode KCKT, tetapi ada
• Melarutkan cuplikan
Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah metanol grade for HPLC dan
akuabides Alprazolam BPFI, tablet Alprazolam 0,5 mg