PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan adalah disiplin praktik klinis. Manajer perawat efektif menyadari ini dan
praktisnya secara sesuai. Ini berarti bahwa manajer perawat akan mempermudah kerja
perawat klinis, satu tujuan yang sulit untuk hubungan penyelia-pekerja pada
organisasi birokratis. Perawat profesional menginginkan autonomi pada praktik
mereka sendiri. Mereka ingin menerapkan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan mereka tanpa pengaruh dari manajer perawat, dokter atau orang lain. Ini
adalah tindakan terbaik dari manajer perawat dengan mempraktikan perawat
profesional. Hubungan ini tidak menghilangkan hubungnan penyelia pekerja. Manajer
perawat profesional untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dengan benar
dalam merawat kelompok pasien. Pada gilirannya perawat klinis mempercayai
manajer perawat untuk mengkoordinasikan suplai, peralatan, dan sisitem dukungan
dengan personel dari departemen lain
B. Rumusan Masalah :
C. Tujuan
D. Manfaat
Makalah tentang Model Keperawatan Primer ini guna untuk menambah pengetahuan
para pembaca, khususnya Mahasiswa Unuversitas Malahayati Bandar Lampung.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Grant dan Massey (1997) serta Marquis dan Huston (1998), terdapat lima
model asuhan keperawatan professional (MAKP) yang sudah ada dan akan terus
dikembangkan di masa depan, dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan. Salah
satunya adalah keperawatan primer. Keperawatan primer ialah metode penugasan di
mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan
keperawatan pasien. Hal ini dilakukan mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah
sakit. Keperawatan primer mendorong praktik kemandirian perawat, karena ada
kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai
dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan mengkoordinasi asuhan keperawatan
selama pasien dirawat.
Secara garis besar, sistem keperawatan primer memiliki kelebihan sebagai berikut
1. Bersifat kontinu dan komperhensif
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri.
Keuntungannya antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit (Gillies,
1989).
1. pasien merasa dihargai karena terpenuhi kebutuhannya secara individu.
2. Asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan akan tercapai pelayanan yang efektif
terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.
3. Meningkatkan komunikasi informasi dengan dokter Dokter juga merasakan
kepuasan dengan sistem/model primer karena senantiasa mendapatkan informasi
tentang kondisi pasien yang selalu diperbaharui dan komperhensif.Meningkatkan
komunikasi informasi dengan dokter
4. Meningkatan autonomi pada pihak perawat sehingga meningkatkan motivasi,
tanggung jawab, tanggung gugat.
D. Kelemahan Keperawatan Primer
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang
memadai dengan kriteria asertif, self direction, memiliki kemampuan untuk mengambil
keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akuntabel asertif, self direction,
memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan
klinik, akuntabel, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin
Metode yang paling baik untuk saat ini adalah Metode Primer karena merupakan
perluasan dari prinsip desentralisai autoritas, dimana Autoritas primer untuk semua
keputusan diserahkan kepada individu perawat profesional. Perawat primer ditugaskan
untuk merawat kebutuhan total pasien selama dirawat di Rumah Sakit, tanggung jawab
mencakup 24 jam dengan perawat kolega yang memberikan perawatan selama perawat
primer tidak ada.
1. Perawat primer mempunyai tanggung jawab asuhan keperwatan selama 24 jam dari
penerimaan sampai pemulangan.
2. Pengkajian kebutuhan asuhan keperawatan, kolaborasi dengan pasien dan
profesional lain serta penyusunsan rencana ada ditangan perwat primer
3. Pelaksanaan rencana asuhan keperwatan didelegasikan oleh perwat primer kepada
perawat sekunder selama shift lain.
4. Perawat primer berkonsultasi dengan perawat kepala dan penyelia
5. Autoritas, tanggung gugat, dan autonomi ada pada perwat primer
G. Konsep dasar keperawatan primer
Membuat daftar dinas Mengadakan pre dan post Mengikuti pre dan post
konferens dengan perawat comference dengan
associate perawat primer
Bessie, Carol. (2003). Kepemimpinan Dan Manajemen keperawatan Edisi 4. EGC: Jakarta.
Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Roussel, Linda. (2006). Nursing Management And Leadership. Jones and Bartlett
Publisher.canada.
Suarli, Bahtial. (2011). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta:
Erlangga.