Anda di halaman 1dari 44

TUGAS RANGKUMAN

INDIVIDU
‘’ FITOTERAPI’’

Oleh :

Nama : Titin Rahmawati


Nim : F201501002
Kelas/kelompok : D1 Farmasi/1

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES MANDALA WALUYA
KENDARI
2018
1. Sistem saraf otonom
a. Definisi
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi
yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh
bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut.
Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang bergantung pada sistem saraf
pusat, dan antara keduanya dihubungkan urat-urat saraf aferen dan eferen. Juga
memiliki sifat seolah olah sebagai bagian sistem saraf pusat, yang telah bermigrasi
dari saraf pusat guna mencapai kelenjar, pembuluh darah, jantung, paru-paru, dan
usus. Karena sistem saraf otonom itu terutama berkenaan dengan engendalian
organ-organ dalam secara tidak sadar, kadang-kadang disebut juga susunan saraf
tidak sadar.
b. Penyakit Gangguan Sistem Saraf Otonom
ü  Stroke, merupakan penyakit yang timbul karena pembuluh darah di otak
tersumbat atau pecah sehingga otak menjadi rusak. Penyebab penyumbatan ini
ialah adanya penyempitan pembuluh darah (arteriosklerosis). Selain itu, bisa juga
karena penyumbatan oleh suatu emboli. Ciri yang tampak dari penderita stroke
misalnya wajah yang tak simetris.
ü  Neuritis, merupakan gangguan sistem saraf yang disebabkan tekanan, pukulan,
patah tulang, dan keracunan/kekurangan vitamin B. Adanya penyakit ini
menjadikan penderita sering kesemutan.
ü  Amnesia, merupakan gangguan yang terjadi pada otak karena disebabkan
goncangan batin atau cidera. Ciri gangguan ini yakni hilangnya kemampuan
seseorang mengenali dan mengingat kejadian masa lampau dalam kurun waktu
tertentu.
ü  Transeksi, merupakan gangguan pada sistem saraf terutama medula spinalis
karena jatuh atau tertembak. Akibat yang timbul yakni penderita akan kehilangan
segala rasa (mati rasa).
ü  Parkinson, merupakan penyakit yang terjadi karena kekurangan
neurotransmiter dopamine pada dasar ganglion. Secara fisik, penderita ini
memiliki ciri tangan gemetaran saat istirahat, gerak susah, mata sulit berkedip, dan
otot kaku sehingga salah satu cirinya adalah langkah kaki menjadi kaku.
ü  Epilepsi, merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya luka, infeksi,
tumor, atau lainnya terutama pada jaringan-jaringan otak, sehingga terjadi letusan-
letusan listrik (impuls) pada neuronneuron di otak.
ü  Poliomielitis, ialah penyakit yang menyerang neuron-neuron motorik sistem
saraf pusat terutama otak dan medula spinalis oleh infeksiVIRUS
c. Tanaman
1. Tapak Dara
Nama indonesia : Tapak Dara
Nama latin : Catharanthus roseus
Famili : Apocynaceae
Senyawa berkhasiat : Vinkristin
Rumus struktur :

Interaksi : Amprenavir dapat Meningkatkan kadar serum


vinkristin
Mekanisme kerja senyawa : mencegah polimerisasi tubulin menjadi mikrotubulus.
Cepat terdistribusi ke jaringan, dimetabolisme luas di
hati, ekskresi terutama melalui saluran empe

Cara penggunaan : petik lima belas daun tapak dara dan sepuluh lembar
daun beling. Semuanya dicuci bersih lalu direbus
dengan tiga gelas air hingga tersisa setengah, Minum
dua kali sehari, pagi dan sore.
Toksisitas :. vinkristin menimbulkan efek periferal neurotoksik
seperti mialgia, parestesia, kehilangan refleks tendon,
depresi dan sakit kepala serta kesulitan bernapas. Efek
lainnya meliputi alopesia, distres gastrointestinal
(konstipasi) ulkus, amenorrhea, dan azoospermia.
2. Temu hitam

Nama Indonesia : Temu ireng


Nama latin : Curcuma Aeruginosa Rosb
Senyawa berkhasiat : flavonoid
Famili : Zingiberaceae
Rumus Struktur :
Interaksi : Belum diketahui adanya interaksi temu hitam dengan
obat-obatan atau bahan-bahan yang lain
Meanisme kerja senyawa : Mekanisme flavonoid dalam mengatasi antiinflamasi
adalah melali beberapa jalur yaitu dengan
penghambatan enzim COX dan lipooksigenase,
penghambatan akumulasi leukosit, penghambatan
degranulasi neutrofil, penghambatan pelepasan histamin
Cara penggunaan : Cuci rimpang segar temu hitam (25 g), lalu potong
tipis-tipis. Rebus dengan dua gelas air sampai mendidih
selama 20 menit. Setelah dingin, saring, lalu bagi dua
sama banyak untuk diminum pada pagi dan sore hari.
Bisa pula dengan menambahkan jahe.

Toksisitas :-

3. Temulawak

Nama indonesia : Temulawak


Nama latin : Curcuma xanthorrhiza.
Famili : Zingiberaceae
Senyawa berkhasiat : Minyak atsiri
Rumus struktur :

Interaksi : Belum diketahui adanya interaksi temulawak dengan


obat-obatan atau bahan-bahan yang lain
Meanisme kerja senyawa : Kandungan zat aktif minyak atsiri yang bekerja
dengan cara merusak sitoplasma
Cara penggunaan : Di ambil umbi temulawak, tidak dengan diparut
melainkan dengan cara dihancurkan tidak sampai halus
atau di geprek, umbi yang sudah pecah dan hancur tadi
di masukkan ke dalam 2-3 gelas air dalam panci untuk
direbus, sisakan rebusan air ]kurang lebih 1 gelas, lalu
air sisa rebusan tadi sudah dapat dikonsumsi langsung
Toksisitas : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak
rimpang temu lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
tidak memberikan efek toksik pada karakteristik
hematologis dan sistem reproduksi mencit jantan
4. Cerme
Nama indonesia : Ceremai
Nama latin : Phyllanthus acidus (L.)
Senyawa berkhasiat : Flavonoid
Rumus struktur :

Interaksi :-
Meanisme kerja senyawa : flavonoid mampu menghambat fosfodiesterase,
aldoreduktase, monoamine oksidase, protein kinase,
DA polimerase, lipoksigease.
Cara penggunaan : Beberapa akar kering (1 gr) digiling halus, seduh
dengan air panas, minum (hati hati karena akarnya agak
beracun).
Toksisitas :-
5. Alang – alang
Nama indonesia : Alang – alang
Family : Poaceae
Nama latin : Imperata cylindrica(L)
Senyawa berkhasiat : Cylindol A
Rumus struktur :-
Interaksi :-
Meanisme kerja senyawa : Menghambat enzim 5- lipoksigenase. Dengan
terhambatnya 5-lipoksigenase maka pembentukan
prostaglandin yang menimbulkan rasa sakit atau nyeri
pada otot dapat terhalangi.
Cara penggunaan : Diseduh, dibuat infus atau pil. Diminum 1 kali sehari,
tiap kali minum 100 ml. Untuk yang berbentuk pil
diminum 3 kali sehari 9 pil.
Toksisitas : Berdasarkan hasil penelitian mengatakan bahwa
walaupun toksisitas ekstrak fraksi etil asetat kurang dari
toksisitas ekstrak fraksi etanol, namun berdasarkan studi
yang dilakukan [9] senyawa kimia dikatakan berpotensi
aktif apabila mempunyai nilai LC50 kurang dari 1000
ppm.
6. Bawang putih

Nama indonesia : Bawang putih


Nama latin : Allium sativum Linn
Famili : Amaryllidaceace (Liliaceae)
Senyawa berkhasiat : Allisin
Rumus struktur :

Interaksi :-
Meanisme kerja senyawa : Senyawa- senyawa tersebut dapat mereduksi sistein
dalam tubuh mikrobia sehingga mengganggu ikatan
disulfida dalam proteinnya
Cara penggunaan : Bawang putih 5 g; Kayu mesoyi 1 g; Herba patikan
kebo 2 g; Adas 1 g; Kapulaga 3 g; Air 110, Ditumbuk
kemudian tambahkan air; diperas kemudian disaring;
dididihkan, Diminum 2 kali sehari; tiap kali 100 ml;
diulang sampai sembuh; untuk pemeliharaan cukup 2
hari sekali 100 ml.
Toksisitas :-
7. Cabai jawa

Nama indonesia : Cabai jawa


Nama latin : Piper retrofractum Vahl
Famili : Piperaceae
Senyawa berkhasiat : capsaisin
Rumus struktur :

Interaksi :
Meanisme kerja senyawa : capsaisin meredakan sebagain rasa sakit dengan
menghabiskan pasokan substansi P dalam tubuh, sebuah
komponen kimia sel-sel saraf yang terlibat dalam
memancrkan sinyal rasa nyeri ke otak. Ia juga bekerja
dengan melumpuhkan kepekaan reseptor sensorik pada
kulit.
Cara penggunaan : Buah mentah dan kering 6 g; Madu secukupnya, Buah
cabe jawa ditumbuk halus lalu ditambahkan madu,
Diminum setiap hari
Toksisitas : -
8. Ki Tolod
Nama indonesia : Ki Tolod
Nama latin : Isotoma longiflora (L.)
Famili : Campanulaceae
Senyawa berkhasiat : Flavonoid
Rumus struktur :

Interaksi :
Meanisme kerja senyawa : Senyawa flavonoid bekerja secara signifikan dengan
mekanisme menghambat p–glycoprotein

Cara penggunaan : Tiga lembar daun dicuci bersih lalu direbus dengan 2
gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin
di saring lalu di minum. Lakukan 2 kali sehari, pagi dan
sore.
Toksisitas :
9. Senggugu

Nama indonesia : Senggugu


Nama latin : Clerodendrum serratum (L.)
Famili : Verbenaceae,
Senyawa berkhasiat : Alkaloid
Rumus Struktur :
Interaksi :-
Meanisme kerja senyawa : Daun senggugu yang mengandung alkaloid dapat
menghambat pertumbuhan bakteri gram positif
(Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus) dan
bakteri gram negatif (Escherihia coli dan Pseudomonas
aeruginosa)

Cara penggunaan : Sebanyak 10-15 g direbus atau digiling menjadi bubuk


dan diseduh, lalu diminum.
Toksisitas :-
10. Semanggi

Nama indonesia : Semanggi


Nama latin : Hydrocotyle sibthorpiodes Lamk
Famili : Apiaceae
Senyawa berkhasiat : Terpenoid
Rumus Struktur :

Interaksi :
Meanisme kerja senyawa : Terpenoid sebagai antioksidan mekanismenya ialah
menghambat oksidasi atau menghentikan reaksi
berantai pada radikal bebas dari lemak yang teroksidasi,
dapat disebabkan oleh 4 macam mekanisme reaksi
yaitu: (1) pelepasan hidrogen dari antioksidan; (2)
pelepasan elektron dari

Cara penggunaan : Daun semanggi secukupnya; Air secukupnya,


Dimasak, Dimakan sebagai sayuran.
Toksisitas : -
2. Hipertensi
a. Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas)
dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat
pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer)
ataupun alat digital lainnya. Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran
tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum
adalah 120/80 mmHG. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya
adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan
tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau
berolahraga.
b. Penyebab dapat diklasifikasikan sebagai : 
- Hipertensi primer :Hipertensi primer didefinisikan sebagai hipertensi yang
tidak disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti faktor keturunan, pola hidup
yang tidak seimbang, keramaian, stress, dan pekerjaan. Sikap yang dapat
menyebabkan hipertensi seperti konsumsi tinggi lemak, garam,  aktivitas yang
rendah, kebiasaan merokok,  konsumsi alkohol dan kafein. Sebagian besar
hipertensi primer disebabkan oleh faktor stress.
- Hipertensi sekunder :Hipertensi yang disebabkan oleh gangguan ginjal,
endokrin, dan kekakuan dari aorta.
c. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. 
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin
d. 10 Tanaman yang berkhasiat sebagai Antihipertensi
1. Nama : Daun Seledri
Nama latin : Apium graveolens L.
Gambar tanaman :

Senyawa yang berkhasiat : senyawa Apigenin dan senyawa Phthalides


Rumus struktur :

Mekanisme kerja senyawa :. Zat tersebut yang mengatur aliran darah sehingga
memungkinkan pembuluh darah membesar dan mengurangi tekanan darah. Selain itu,
apigenin berfungsi sebagai beta blocker yang dapat memperlambat detak jantung dan
menurunkan kekuatan kontraksi jantung sehingga aliran darah yang terpompa lebih
sedikit dan tekanan darah menjadi berkurang. Manitol dan apiin, bersifat diuretik yaitu
membantu ginjal mengeluarkan kelebihan cairan dan garam dari dalam tubuh,
sehingga berkurangnya cairan dalam darah akan menurunkan tekanan darah
Interaksi : hidrochlorothiazid (HCT) dan furosemid penggunaan bersama – sama dapat
mengakibatkan turunnya cairan tubuh dan kadar ion tubuh sehingga menurunkan
keseimbangan.
Cara penggunaan : Diambil daun seledri segar sebanyak kurang lebih 40 lembar.
Daun seledri dicuci, lalu direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas.
Setelah dingin, air disaring lalu diminum sekaligus pada malam hari. Lakukan rutin
setiap hari untuk hasil yang memuaskan.
Toksisitas : Jika mengonsumsinya secara berlebihan maka dapat
mengakibatkan tekanan darah naik lebih banyak, hal ini dikarenakan daun seledri juga
mengandung natrium.
2. Nama : Kumis kucing
Nama latin : Orthosiphon stamineus
Gambar tanaman :
Senyawa yang berkhasiat : Senyawa Quersetin
Rumus struktur :

Mekanisme kerja senyawa : mempunyai kemampuan mengurangi kadar natrium


dan kalium pada hewan uji. Kandungan quercetin dari daun kumis kucing mampu
menurunkan tekanan darah dengan mencegah terjadinya agregasi platelet dan thrombus
Interaksi : Pada tanaman seledri terdapat kandungan favonoid apiin dan
apigenin yang bekerja sebagai vasodilator sehingga tekanan darah turun. Flavonoid
sinensetin, eupatorin bersifat spasmolitik dan hasilnya adalah diuretika. Garam kalium
besifat retensi air dan hasilnya adalah diuretika. Inositol sendiri bersifat dieresis. Kedua
tanaman menghasilkan penurunan tekanan darah dan efeknya menjadi optimal.
Cara penggunaan : Disiapkan daun kumis kucing kemudian cuci sampai bersih.
Direbus air hingga mendidih. Dimasukan daun kumis kucing tadi kedalam rebusan air
yang sudah mendidih. Diaduk-aduk sampai air tersisa setengahnya. Ditunggu sampai
dingin, kemudian ramuan siap untuk diminum. Diminum ramuan secara teratur setiap
pagi dan malam hari, masing-masing 1 gelas.
Toksisitas :-
3. Nama : Mengkudu
Nama latin : Morinda citifolia
Gambar tanaman :
Senyawa yang berkhasiat : Senyawa Scopoletin dan Xeronine
Rumus struktur : scopoletin

Mekanisme kerja senyawa : Mekanisme kerja scopoletin untuk menurunkan


tekanan darah adalah sebagai vasodilator yang menurunkan tekanan darah dengan
merelaksasikan otot polos vaskuler sehingga tekanan darah arteri menurun tekanan
darah juga menurun. Selain itu, mengkudu juga mengandung xeronine yang
berfungsi sebagai zat diuretik yaitu dengan mengurangi volume darah dengan
mengeluarkan simpanan natrium dari dalam tubuh (Afa Kehaati Palu, Et al, 2008)
Cara penggunaan : Pilihlah buah mengkudu yang sudah matang dan ambil airnya
dengan cara di blender. Kemudian air mengkudu di campur dengan madu dan minum
setiap pagi sebelum sarapan
4. Nama : Rosella
Nama latin :  Hibiscus sabdariffa L.
Senyawa yang berkhasiat : Senyawa anthocyanins
Mekanisme kerja senyawa: Rosella  juga memiliki efek diuretik, yang mekanisme
kerjanya serupa dengan obat penurun tekanan kelompok diuretik dan efek penghambatan
pada  Angiotensin Converting Enzyme (ACE), yang mekanisme kerjanya serupa dengan
obat penurun tekanan kelompok ACE inhibitor (Ojeda et al, 2010). Kandungan
anthocyanins yang terkandung dalam rosella berperan dalam efek antihipertensi.
Interaksi :-
Toksisitas :-
5. Nama : Manggis
Nama latin : Garcinia x mangostana L.
Senyawa yang berkhasiat : fenol
Mekanisme kerja senyawa: mekanisme kerja manggis sebagai antihipertensi melalui
antagonis ion kalsium (Hemshekhar et al, 2011). Komponen fenolik dari manggis dapat
mencegah terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah melalui mekanisme vasodilatasi
langsung dan pembangkitan nitrit oksida (Abdallah et al, 2016)
Interaksi :-
Cara penggunaan : memilih buah yang masih segar, kemudian dikonsumsi
Toksisitas :-
6. Nama : Daun salam
Nama latin : Syzygium polyanthum (Wight) Walp.
Senyawa yang berkhasiat : senyawa Quarcertin
Mekanisme kerja senyawa: Mekanisme kerja daun salam sebagai antihipertensi
melalui pelibatan reseptor beta adrenergik dan kolinergik dengan produksi nitrit oksida
(Ismail et al, 2013), dan melalui penghambatan ACE (Puspitasari et al, 2015).
Berdasarkan penelitian Yunus (2015), daun salam mengandung senyawa flavonoid,
yang mana flavonid mengandung Quarcertin memberikan pengaruh sebagai
vasodilator, antipletelet dan antipoliferative dan menurunkan tekanan darah, hasil
dari oksidasi dan perbaikan terhadap organ tubuh yang sudah rusak akibat dari
hipertensi
Interaksi :-
Cara penggunaan : penggunaan untuk daun salam sebagai obat antihipertensi
yakni dengan merebus daun salam sebanyak 10 lembar dengan 3 gelas air, dididihkan
hingga 1 gelas.
Toksisitas :-
7. Nama : Sirsak
Nama latin : Annona muricata L.
Senyawa yang berkhasiat : coreximine, anomurine, dan reticulin
Mekanisme kerja senyawa: melalui mekanisme perifer yang melibatkan antagonis
ion kalsium dengan blokade kanal ion kalsium (Nwokocha et al, 2012). Efek
hipotensif daun sirsak disebabkan oleh kandungan alkaloid seperti coreximine,
anomurine, dan reticulin
Interaksi :-
Cara penggunaan : memakana buahnya
Toksisitas :-

8. Nama : Semangka
Nama latin : Citrullus lanatus (Tunb)
Senyawa yang berkhasiat : Sitrulin & Kandungan karetenoid
Mekanisme kerja senyawa: Buah semangka mengandung asam amino sitrulin yang
berperan dalam menurunkan tekanan darah, selain itu kandungan karetenoid pada buah
semangka dapat mencegah pengerasan dinding arteri maupun pembuluh vena, sehingga
dapat mengurangi tekanan darah.
Interaksi :-
Cara penggunaan : Pilihlah buah semangka yg matang & segar untuk di
konsumsi.
Toksisitas :-
9. Nama : Daun dewandaru
Nama latin : Eugenia uniflora
Senyawa yang berkhasiat : senyawa
Mekanisme kerja senyawa: Flavanoid dapat menurunkan resistensi sistem
vaskuler (SVR) karena menyebabkan vasodilatasi dan juga mempengaruhi kerja
ACE (Angiotensin Converting Enzyme) yang dapat menghambat perubahan
angiotensin I menjadi angiotensin II. Efek vasodilatasi dan ACE inhibitor dapat
menurunkan tekanan darah sehingga daun dewandaru dapat menurunkan tekanan
darah.
Interaksi :-
Cara penggunaan : penggunaan untuk daun dewandaru sebagai obat
antihipertensi yakni dengan merebus daun dewandaru sebanyak 10 lembar dengan 3
gelas air, dididihkan hingga 1 gelas.
Toksisitas :-
10. Nama : Kunyit
Nama latin : Curcuma longa
Senyawa yang berkhasiat : senyawa Curcumin
Mekanisme kerja senyawa: Kandungan curcumin dalam kunyit dapat menurunkan
kolesterol dalam tubuh dan dapat menurunkan tekanan darah. Kurkumin memiliki
kemampuan dalam mencegah pengumpalan darah, mencegah oksidasi kolesterol
LDL, serta mampu menghambat pembentukan plak didalam pembuluh darah
(Maryam & Shanin,2011)
Interaksi : Interaksi antara kunyit dengan bawang putih dapat
menurunkan kolesterol total, penurunan kadar LDL, trigliserida, glukosa darah dan
peningkatan kadar HDL.
Cara penggunaan : kunyit diparut, diperas dan disaring kemudian direbus hingga
mendidih.
Toksisitas : Penggunaan secara berlebihan dan dalam waktu yang panjang
dapat mengakibatkan keringnya rahim

3. Amandel
a. Definisi

Radang amandel (bahasa Inggris: tonsillitis) adalah infeksi pada amandel


yang kadang mengakibatkan sakit tenggorokan dan demam. Secara klinis
peradangan ini ada yang akut (baru), ditandai dengan nyeri menelan (odinofagi),
dan tidak jarang disertai demam. Sedangkan yang sudah menahun biasanya tidak
nyeri menelan, tetapi jika ukurannya cukup besar (hipertrofi) akan menyebabkan
kesulitan menelan (disfagia).
b. Penyebab
Yang umum menyebabkan sebagian besar tonsilitis adalah virus pilek
( adenovirus, rhinovirus, influenza, coronavirus, RSV ). Hal ini juga dapat
disebabkan oleh virus Epstein-Barr, herpes simpleks virus, cytomegalovirus, atau
HIV. Yang paling umum menyebabkan kedua adalah bakteri. Para bakteri
penyebab tonsilitis yang paling umum adalah Group A-hemolitik streptokokus β
( GABHS ), yang menyebabkan radang tenggorokan. 
c. Gejala
Gejala umum tonsilitis meliputi:

 merah dan / atau bengkak amandel


 putih atau kuning patch pada amandel
 tender, kaku, dan / atau leher bengkak
 sakit tenggorokan
 sulit menelan makanan
 batuk
 sakit kepala
 sakit mata
 tubuh sakit
 otalgia
 demam
 panas dingin
 hidung mampet Kliegman, Richard E. Behrman, Hal B. Jenson, Bonita F.
Stanton. Philadelphia:
d. Tanaman
1. Stachytarpheta mutabilis (keji beling)
 Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kalas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Magnolidae
Ordo : Scrophulariales
Keluarga : Acanthaceae
Genus : Strobilanthes
Spesies :Strobilanthes crispa (L.) Blume, Stachytarpheta mutabilis
Vahl, Sericocalyx crispus (Linn) (Agoes dan cronquist, 1981).
 Kandungan Kimia
Daun keji beling mengandug unsur-unsur karbonat dan mineral yang
sangat tinggi, seperti kalium, natrium, kalsium, ferum, fosfor, asam silikat, asam
kafeat, asam vanilat, asam gentinat, dan asam sirinat.(Agoes, 2010).
 Kegunaan :
Tanaman ini digunakan oleh sebagian masyarakat Indonesia sebagai obat batuk,
obat sakit tenggorokan dan sebagai antibakteri.
 Mekanisme kerja obat :
Mekanisme kerja antibakteri meliputi menghambat dan mengganggu metabolisme
sel bakteri, menghambat sintesis dinding sel bakteri, mengganggu permeabilitas
membran sel bakteri, menghambat atau merusak sintesis nukleat selbakteri (Jawetz,
2008).
 Rumus Struktur Tanin :

 Toksisitas : Ekstrak etanol daun kejibeling cukup aman, tidak menyebabkan


keracunan maupun kerusakan organ-organ penting, seperti jantung, paru, hati,
ginjal, lambung dan usus.
2. Merremia mammosa (bidara upas)
Genus : Merremia
Spesies : Merremia mammosa Hall. f.
 Kandungan kimia:
Ekstrak air umbi bidara upas mengandung senyawa golongan folifenol, ekstrak n-
heksan mengandung senyawa golongan triterpenoid dan rerpenoid, sedangkan
ekstrak metanolmengandung senyawa golongan polifenol dan flafanoid (Agil, dkk.
2010 : 88).
 Mekanisme Kerja obat :
Mekanisme senyawa fenolik sebagai antioksidan dijelaskan oleh Janeiro dan Brett
(2004) yaitu melalui kemampuan dari gugus fenol untuk mengikat radikal bebas
dengan memberikan atom hidrogennya melalui proses transfer elektron, sehingga
fenol berubah menjadi radikal fenoksil. Radikal fenoksil yang terbentuk sebagai
hasil reaksi fenol dengan radikal bebas kemudian akan menstabilkan diri melalui
efek resonansi. Karena alasan ini maka derivat dari fenol merupakan donor
hidrogen yang baik yang dapat menghambat reaksi yang terjadi oleh senyawa
radikal.Senyawa fenol disebut juga sebagai inhibitor radikal (Togo, 2004).
 Rumus Struktur Polifenol

 Toksisitas :
Efek toksisitas akut dan sub akut akibat konsumsi bidara upas punsudah diteliti.
Hasilnya yaitu menunjukkan bahwa pascabemberian ekstrak bidara upas, organ
hati hewan uji tetap dalam kondisi baik.Jadi umbi bidara tidak memiliki efek
toksisitas yang merugikan (Prepti utami, buku umbi ajaib).
3. Kaempferia galanga (Kencur)
Genus : Kaempferia
Spesies : Kaempferia galanga
 Kandungan Kimia:
Tanaman kencur mempunyai kandungan kimia yaitugolongan flavonoid,
polifenol, tanin, kuinon, dan monoterpen/ seskuiterpen. Selain itu hasil isolasi
dari rimpang kencur yaitu etil p-metoksisinamat diduga memiliki khasiat sebagai
analgesik dan antiinflamasi.
 Kegunaan:
Secara empirik, kencur berkhasiat sebagai obat untuk batuk, gatal-gatal pada
tenggorokan, perut kembung, mual, masuk angin, pegal-pegal, pengompres
bengkak/radang, tetanus dan penambah nafsu makan (Miranti, 2009).ini juga
melaporkan bahwa ekstrak air daun kencur mempunyai aktivitas antiinflamasi
yang diuji pada radang akut yang diinduksi dengan karagenan (Nurmala sara, Uji
toksisitas akut senyawa etil pmetoksisinamatdari rimpang kencur) .
 Rumus Struktur Flavanoid

 Toksistas :
Hasil penelitian dari rimpang kencur memiliki senyawa etil pmetoksisinamat
adalah 3,6523 (3,1715– 4,2060) g/Kg BB, yang senyawa merupakan senyawa
dengan kategori toksik sedang (Nurmala sara, Uji toksisitas akut senyawa etil
pmetoksisinamatdari rimpang kencur) .
4. Biji jinten hitam
Genus : Nigella
Spesies : Nigella sativa
 Kandungan kimia:
Kandungan kimia jinten hitam telah banyak diteliti.Jinten hitam dilaporkan
mengandung minyak atsiri, minyak lemak, limonen, simena, glukosida, saponin,
karvakol, zat pahit, nigelin, nigelon, timokuinon, ditimokuinon, p-simen dan
αpinen, thymoquinone, dithymoquinone (Ditjen POM, 2009).
 Kegunaan:
Jinten hitam (Nigella sativa L.) merupakan salah satu tanaman obat yang
digunakan untuk mengobati berbagai penyakit.Bijinya dapat digunakan sebagai
obat untuk mengatasi sesak nafas karena alergi dan asma karena alergi.adapun
zat berkhasiat untuk mengobati penyakit ini adalahKristal thymoquinone,
dithymoquinone (Depkes RI, 1995), sebagai sitotoksik dan imunostimulan
(Swamy dan Tan, 2000).
 Mekanisme Kerja
Kristal thymoquinone, dithymoquinone, nigellon yang dikandung oleh jinten
hitam dapat menghambat protein kinase C sbg pemicu pelepasan histamin,
leukotrien, dan memiliki efek relaksan
 Rumus struktur

Thymoquinone Dithymoquinone

 Toksisitas :
Uji keamanan secara oral dari minyak atsiri dan fixed oil telah dilakukan pada
tikus Sprague Dewley dengan indikator serologi dan hemologi pada konsentrasi
0,3-4% dan hasilnya seluruh dosis dinyatakan aman untuk digunakan (Tauseef
SM et al., 2009).
5. Abrus pretacorius (saga rambat)
Suku : Leguminosae
Marga : Abrus
Jenis : Abrusprecatorius Linn
 Kandungan kimia:
Glisirhizin; Prekatorina; Abrin; Trigonelina; Kholina; Zat beracun toksalbumin
glikosida; Hemoglutinin; Zat racun abrulin (Buku Tanaman Herbal).
 Kegunaan:
Dapat digunakan sebagai Antiinflamasi; Diuretik; Antitusif; Parasitisida (Buku
Tanaman Herbal).
 Mekanisme kerja obat :
Mekanisme kerja daun saga rambat sebagai antiinflamasi yaitu senyawa asetat
dalam ekstrak mampu menghambat senyawa penyebab inflamasi.
 Toksisitas :
Adapun toksisitas dari bunga pukul empat ini belum diketahui toksisitasnya
dikarenakan belum dilakukan penelitian lebih lajut.
6. Bunga Pagoda
Suku : Verbenaceae
Marga : Clerodendrum
Spesies : Clerodendrum paniculatum L.
 Kandungan kimia:
Kandungan kimia dari bunga, daun dan batang tanaman pagoda adalah saponin,
polifenol, alkoloida dan flavanoida.
 Kegunaan:
Selain digunakan sebagai tanaman hias, bunga ini juga mempunyai banyak manfaat
sehingga banyak digunakan sebagai obat tradisional, dari akar hingga bunganya
masingmasing mempunyai manfaat tersendiri bagi kesehatan tubuh.Tanaman
pagoda memilii kegunaan seperti Antiradang; Diuretik; Sedatif; Hemostatis.
 Mekanisme kerja obat :
Mekanismenya yaitu dengan menghambat pelepasan asam arakidonat sebelum
diubah menjadi prostaglandin sehingga tidak terjadi peradangan.
Rumus Struktur :
Struktur kimia alkaloid menurut sirait,2007yaitu :

 Toksisitas :
Adapun toksisitas dari bunga pagoda ini belum diketahui toksisitasnya
dikarenakan belum dilakukan penelitian lebih lajut.
7. Bunga Pukul Empat
Suku : Caryophyllales
Famili : Nyctaginaceae
Marga : Mirabilis
Spesies :Mirabilis jalapa
 Kandungan kimia:
Bunga pukul empat memiliki kandungan kimia yaitu Alkaloid trigonelia yang
memiliki khasiat sebagai antiinflamasi dan Diuretik
 Kegunaan:
Bunga pukul empat digunakan sebagai anti radang dan diuretik.
 Cara penggunaan:
Radang amandel, Radang prostat: Akar bunga pukul empat segar 10 g; Air
secukupnya, Dibuat jus atau dipipis, Dikompreskan padabagian yang sakit.
 Mekanisme kerja obat :
Mekanismenya yaitu dengan menghambat pelepasan asam arakidonat sebelum
diubah menjadi prostaglandin sehingga tidak terjadi peradangan.
 Rumus Struktur :
Struktur kimia alkaloid menurut sirait,2007yaitu :

 Toksisitas :
Adapun toksisitas dari bunga pukul empat ini belum diketahui toksisitasnya
dikarenakan belum dilakukan penelitian lebih lajut.
8. Kapulaga
 Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Seper Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Amomum
Spesies : Amomum compactum Soland.
 Kandungan kimia:
Kapulaga mengandung (Elettaria cardamomum Maton) mengandung
senyawa golongan alkaloid, tanin, terpenoid dan flavonoid.Pada ekstrak metanol
dan fraksi kapulaga lokal tidak terdeteksi adanya alkaloid.Selain itu juga tanaman
herbal ini diketahui mengandung antioksidan misalnya senyawa fenolik (asam
fenolat, flavonoid, kuinon, kumarin, lignin, stilbenes, tannin), senyawa nitrogen
(alkaloid, amina, betalin), vitamin, terpenoid dan beberapa metabolit endogen
(Winarsi, 2014: 1-5). Menurut Cowan (18), senyawa fenol, fenolat atau polifenol
merupakan salah satu golongan senyawa metabolit sekunder yang memiliki
aktivitas antimikroba.
 Kegunaan:
Tanaman rempah-rempah ini banyak mengandung senyawa kimia yang
berfungsi sebagai anti-oksidan yang dapat membantu mencegah penyakit dan
menjaga kesehatan.Selain itu kapulaga juga diketahui memiliki kahasiat sebagai
antimikroba.
 Cara penggunaan :
Batuk, Radang tenggorakan, Suara parau : Umbi bidara upas segar 8 g;
Rimpang kencur 6 g; Daun sirih 3 helai; Buah kapulaga 3 g; Air secukupnya,
Dipipis, Beningan untuk berkumur kemudian diminum 2 kali sehari; pagi dan sore.
Radang amandel, gangguan haid, kejang perut, obat kumur, influenza, radang
lambung, sesak napas, badan lemah (sebagian tonikum) : Buah direbus lalu
dimakan.
 Mekanisme kerja obat :
Mekanisme senyawa fenolik sebagai antioksidan dijelaskan oleh Janeiro
dan Brett (2004) yaitu melalui kemampuan dari gugus fenol untuk mengikat
radikal bebas dengan memberikan atom hidrogennya melalui proses transfer
elektron, sehingga fenol berubah menjadi radikal fenoksil. Mekanisme
penghambatan bakteri oleh senyawa fenol dengan cara mengganggu komponen
penyusun peptidoglikan sel bakteri, sehingga lapisan sel bakteri tidak terbentuk
secara utuh. Mekanisme senyawa fenol sebagai antibakteri pada konsentrasi rendah
dengan merusak membran sitoplasma dan menyebabkan kebocoran inti sel,
sedangkan pada konsentrasi tinggi senyawa fenol akan berkoagulasi dengan protein
seluler.

 Rumus Struktur :

 Toksisitas :
Toksisitas dari kapulaga ini belum diketahui toksisitasnya dikarenakan belum
dilakukan penelitian lebih lajut.
9. Bunga Putri Malu

Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Mimosa L.
Spesies :Mimosa pundica L.
 Kandungan kimia:
Sebuah penelitian terdahulu telah berhasil mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa
yang terkandung dalam putri malu, yaitu senyawa flavonoid golongan flavon dan
flavanol dalam ekstrak metanol daunnya.
 Penggunaan :
Daun bunga putri malu memiliki efek sebagai antibakteri.
 Mekanisme kerja obat :
Kemampuan dan mekanisme kerja ekstrak daun putri malu dalam menghambat
pertumbuhan bakteri masih belum di-pahami dengan jelas.Untuk itu masih diperlukan
penelitian lanjut tentang mekanisme kerja efek antimikroba dari ekstrak daun putri
malu dan bagian-bagian lainnya dari tanaman ini yang diharapkan dapat membuahkan
hasil yang bermanfaat bagi manusia.
 Toksisitas :
Toksisitas dari daun bunga putri malu ini belum diketahui toksisitasnya dikarenakan
belum dilakukan penelitian lebih lajut.
10. Mengkudu
Tanaman mengkudu diklasifikasikan sebagai berikut (Djauhariya, 2003):
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia
 Kandungan kimia dan Kegunaan:
Sirait (2007) menyatakan bahwa alkaloid yang terkandung dalam buah mengkudu
sering digunakan dalam bidangpengobatan yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri gram positif dan gram negatif (Karou et al., 2006).
 Mekanisme kerja obat :
Robinson (1995) menyatakan bahwa senyawa alkaloid dapat mengganggu
terbentuknya jembatan seberang silang komponen penyusun peptidoglikan pada
sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan
menyebabkan kematian sel.
 Rumus Struktur :
Struktur kimia alkaloid menurut sirait,2007yaitu :

 Toksisitas :
Toksisitas dari buah mengkudu ini belum diketahui toksisitasnya dikarenakan
belum dilakukan penelitian lebih lanjut.
4. Gastrointestinal
a. Definisi
Diare adalah adalah kondisi di mana terjadi frekuensi defekasi yang
abnormal (lebih dari 3 kali per hari) serta perubahan dalam isi (lebih dari 200
gram per hari) dan konsistensi (feses cair). Pada definisi ini jelas menyebutkan
frekuensi diare terjadi lebih dari 3 kali dalam sehari. (Smeltzer,2002).
Diare juga merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4
kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer
dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir
saja (WHO,1980).
b. Patofisiologi
1. Diare adalah ketidakseimbangan antara absorpsi air dan sekresi air atau
elektrolit. Pada keadaan normal, absorpsi air dan elektrolit lebih besar di
bandingkan ekskresi.
2. Empat mekanisme yang menyebabkan ketidakseimbangan dan elektrolit,
adalah :
- Perubahan transfor aktif yang berakibat pada pengurangan absorpsi sodium
(Na) dan peningkatan sekresi klorida
- Perubahan motilitasnsaluran pencernaan.
- Peningkatan osmolaritas luminal saluran pencernaan
- Peningkatan tekanan hidrostatik jaringan
c. Penyebab
1. Infeksi virus ( rotavirus adenovirus )
2. Bakteri ( Shigella, Salmonella, E.coli, Vibrio )
3. Parasit ( protozoa, E. Histolytica, Balantidium coli )
4. Cacing perut ( Ascariasis, Tichuris, Stongyloides dan jamur Candida )
5. Malabsorbsi : karbohidrat ( intoleransi laktosa), lemak atau protein
6. Makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
7. Immunodefisiensi
8. Psikologis, rasa takut dan cemas
d. Tanaman
1. Temulawak
Ordo : Zingiberales

Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma xanthorrhiza ROXB

1. Kandungan senyawa temulawak


Kandungan zat yang terdapat pada rimpang temulawak terdiri atas pati, abu,
serat, dan minyak atsiri.
2. Mekanisme Kerja
Curcuma xanthorriza Roxb mampu sebagai gastroprotektor terhadap
kerusakan histologis lambung mencit akibat pemberian aspirin pada dosis 0,1
ml/20 gBB. Aktivitas kurkumin sebagai antiulcer, dijelaskan melalui mekanisme
penurunan sekresi dari asam lambung.Kurkumin dapat meningkatkan produksi
mukus pada mukosa selain itu mineral temulawak diketahui dapat menetralisir
asam lambung. (Sulistyoningrum, 2008)
3. Rumus Struktur

4. Toksisitas
Pemberian oral dari ekstrak etanol curcuma xanthorrhiza menunjukan tidak
menimbulkan kematian pada tikus dengan dosis sampai 5g/kg. Tidak ada
perubahan perilaku pada salvias, pola tidur, diare atau letargi yang ditemukan
pada hewan coba.
2. Pegagan
Ordo : Umbillales
Famili : Umbilliferae (Apiaceae)
Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica
 Kandungan Senyawa Pegagan
Pegagan yang simplisianya dikenal dengan sebutan Centella Herba memiliki
kandungan asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside,
brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol,
centelloside, carotenoids, hydrocotylin.
 Mekanisme Kerja
Herba pegagan dapat menstimulasi pembentukan pembuluh darah
(angiogenesis) dan regenerasi sel mukosal pada tahap penyembuhan tukak
lambung, memfasilitasi proliferasi epitel dan menekan aktifitas mieloperoksidase
yang berperan dalam pembentukan tukak lambung.
 Rumus Struktur
 Toksisitas
Dilaporkan uji toksisitas akut menunjukkan bahwa pegagan tidak toksik
sampai dengan dosis 2000 mg/kgBB karena tidak ada hewan uji yang mati dan
tidak ada gejala klinis ketoksikan bermakna yang tampak pada seluruh kelompok
hewan uji (Anonim 2010).
3. Bunga kana

Ordo : Zingiberales
Famili : Cannaceae
Genus : Canna
Spesies : Canna indica L
 Kandungan senyawa
Pati ganyong merah dan ganyong putih mempunyai perbedaan komposisi
makronutrien dan mikronutrien komponen protein, lemak, pati dan amilosa
ganyong merah berbeda nyata terhadap ganyong putih (P<0,05), sedangkan
komponen amilopektin dan abu keduanya tidak berbeda nyata (P>0,05).
 Rumus Struktur

4. Boesenbergia rhizoma
 Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Boesenbergia
Spesies : Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlect
 Senyawa Kimia
Minyak atsiri (terdiri dari kamfer, sineol, metil sinamat, dan hidromirsen),
d-borneol, d-pinen sesquiterpen,Kurkumin,Tannin,Saponin,Flavonoid
 Toksisitas

Praktis tidak toksik

 Efek  Biologi dan Farmakologi


Minyak atsiri rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata) berefek pada
pertumbuhan Entamoeba coli, Staphyllococus aureus dan Candida albicans, selain
itu dapat berefek pada pelarutan batu ginjal kalsium secara in vitro (Sasmita, E.,
1992).

 Toksisitas
dapat mempunyai efek menggugurkan, resorpsi dan ber-pengaruh pada berat
janin tikus (Pudjiastuti, B.W., Widowati, L., 1993).
5. Jambu biji
Nama Tanaman : Jambu biji (Psidium guajavaL)
Famili/Suku : Myrtaceae
Bagian yang digunakan : Daun (Folium)

Zat Aktif : Zat tanin


Rumus Struktur :

Mekanisme Kerja: Dapat menghambat pelepasan asetilkolin yang merupakan


penyebab diare di saluran cerna, dan dapat  memperlambat
waktu lintas usus.

Cara Penggunaan : Daun Jambu biji segar seberat 30gr ditambah segenggam tepung
beras dan air 1-2 gelas direbus, minum airnya 2 kali sehari. Cara
lainnya kunyah 3 lembar daun jambu biji muda yang segar
dengan sedikit garam lalu ditelan,  lakukan 2 kali sehari.

Kandungan Senyawa : Pada jambu biji yang memberikan efek antidiare adalah  zat
tannin (Kumalaningsih, 2006), flavoniod, minyak atsiri, dan
alkaloid (Fratiwi, 2015).
6. Nama Tanaman : Pepaya (Carica Pepaya L)
Famili/Suku :Caricaceae
Bagian yang digunakan : Biji (Semen) Pepaya

Zat aktif : Zat Tanin


Rumus struktur :

Mekanisme Kerja : Dengan mengkelat dan protektif dimana tanin akan


mengendap pada mukosa sepanjang dinding saluran
pencernaan dan secara tidak langsung juga menciutkan                                                   usus
saat terjadi diare sehingga menekan gerak peristaltik                                                  usus dan
mengurangi rangsang terhadap aktivitas                                                  peristaltik yang
meningkat

Cara Penggunaan : Mentah: Cara paling sederhana ialah dengan


mengambil bijinya langsung dari potongan
buahnya dan  memakannya bersama buahnya.

 Ditumbuk: Anda juga bisa mengumpulkan semua


biji papayadan tumbuk menggunakan mortar
dan alu. Biji  pepaya yang sudah ditumbuk
dapat disimpan  dalam toples kecil di kulkas
hingga kurang-   lebih 1 minggu. Anda juga
bisa menyimpannya di dalam   freezer agar
tahan lebih lama, dan cairkan dulu  sebelum
menggunakannya untuk campuran salad,  jus,
atau sup.
Kandungan Senyawa : Biji buah pepaya juga mengandung senyawa aktif seperti
tanin, fenol, saponin dan alkaloid.
7. Nama Tanaman : Daun Beluntas (Pluchea indica L)
Famili/Suku : Asteraceae
Bagian yang digunakan : Daun (Folium)

Zat Aktif : Zat Tanin

Rumus struktur :

Mekanisme Kerja : Senyawa tanin bersifat sebagai astringent, mekanisme


tanin sebagai astringen adalah dengan menciutkan                                                   permukaan
usus atau zat yang bersifat proteksi terhadap                                                   mukosa usus dan
dapat menggumpalkan protein. Oleh                                                   Karena itu senyawa tanin
dapat membantu menghentikan                                                  diare.Daun beluntas juga
mempunyai aktivitas                                                  farmakologi daya antiseptik terhadap
bakteri penyebab                                                 diare yaitu Staphylococcus aureus,
Escherichia coli, dan                                                        Salmonella typhimurium.

Cara Penggunaan : Direbus = Untuk merebus, siapkan segenggam daun


beluntas yang masih segar, cuci sampai bersih, lalu                                                   rebuslah
bersama 1 – 1,5 gelas air selama minimal 30                                                   menit. Kemudian
saring dan minumlah ½ gelas air                                                    rebusan itu sebanyak 3 kali,
disarankan setengah jam                                                    sebelum makan. Bila gejala-gejala
dari masalah                                                    kesehatan yang ingin diatasi sudah hilang atau
jika                                                    tida ada perubahan setelah 3 hari, hentikan konsumsi
herbal ini.
Kandungan Senyawa : Golongan senyawa aktif yang teridentifikasi dalam daun
beluntas antara lain fenol hidrokuinon, tanin, alkaloid, steroid
dan minyak atsiri.

8. Nama tanaman : Lidah buaya (Aloe Vera)


Famili : Liliaceae
Bagian yang digunakan :Daging lidah buaya

Zat aktif : Aloe-emodin-anthrone dan Barbaloin


Rumus truktur :

Cara penggunaan : Ambil satu batang lidah buaya, kupas kulitnya,


kemudian cuci lalu iris kecil-kecil. Seduh dengan air panas,
untuk menyamarkan rasa getirnya Anda dapat menambahkan
madu.Minum saat masih hangat.
Kandungan senyawa : Senyawa yang terkandung dalam tanaman lidah buaya
berupa aloin, emodin, resin, lignin, saponin, antrakuinon,
vitamin, mineral, dan lainsebagainya. (Suryowidodo, 1988)

9. Nama tanaman : Rimpang bangle (Zingiber montanum)


Famili : Zingiberaceae
Bagian yang digunakan : rimpanng
Zat aktif : Minyak atsiri (sineol, pinen dan seskuiterpen)
Rumus struktur :

Cara penggunaan : Rimpang dibersihkan dari kotoran kemudian dirajang


tipis dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu
40ºC.   Setelah kering rimpang digiling menjadi serbuk
halus.Kemudian serbuk rimpang dibuat seduhan 20%
dengan menambahkan aquadest sesuai dengan
Farmakope  Indonesia III.
Kandungan senyawa : kandungan senyawa dari rimpang bangle adalah
Rimpang bangle mengandung minyak atsiri (sineol,
pinen dan seskuiterpen), damar, pati, tannin, saponin,
flavonoid, triterpenoid, steroid, alkaloid, dan glikosida
(Padmasari,dkk. 2013).
Mekanisme kerja : Merangsang Peristaltik usus dan sekresi lender usus
dengan jalan meransang pleksus saraf intramuskural atau
dapat juga merangsang otot polos usus. Sehingga
menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit ke dalam
lumen usus dan aktifitas motor usus diubah dengan
banyaknya massa dalam lumen usus.

10. Sambung Nyawa


Famili: Asteraceae

Bagian yang digunakan pada tanaman sambung nyawa adalah daun

Kandungan kimia :senyawa flavonoid, tanin, saponin, steroid, triterpenoid, asam


klorogenat, asam kafeat, asam vanilat, asam para kumarat, asam
p-hidroksi benzoat (Suganda et al., 1988), asparaginase
(Mulyadi, 1989). Sedangkan hasil analisis kualitatif dengan
metode kromatografi lapis tipis yang dilakukan Sudarsono et
al. (2002) mendeteksi adanya sterol, triterpen, senyawa fenolik,
polifenol, dan minyak atsiri. Sugiyanto et al. (2003).

Rumus Struktur Flavonoid :

Cara penggunaan :Daun mentah segar3 lembar dicuci lalu dimakan sebagai lalapan
(atau dijuice dan diminum) setiap hari dan dilakukan secara
teratur, setiap kali makan. Pantangan: makanan yang pedas dan
asam.
Efek samping :
- Menimbulkan asam urat
- Memicu risiko stroke dan serangan jantung
- Memicu penyakit arthritis
- Menghambatnya system sirkulasi darah
- Tidak stabilnya system endokrin tubuh
Mekanisme kerja :didapatkan kandungan metabolit sekunder pada tanaman daun
sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour.)Merr.)yaitu
alkaloid, saponin, dan flavonoid. yang memiliki aktivitas
antibakteri. Alkaloid mempunyai aktivitas sebagai antibakteri
dengan menginterkelasi dinding sel DNA bakteri (Tiwari, et al.,
2011).

5. Obesitas
a. Definisi
Obesitas didefinisikan sebagai kandungan lemak berlebih pada jaringan adiposa.
Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi
lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat
mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).
b. Penyebab
Menurut Fauci, et al., (2009), obesitas dapat disebabkan oleh peningkatan masukan
10 energi, penurunan pengeluaran energi, atau kombinasi keduanya. Obesitas
disebabkan oleh banyak faktor, antara lain genetik, lingkungan, psikis, kesehatan,
obat-obatan, perkembangan dan aktivitas fisik (Sherwood, 2012).
c. Patofisiologi
Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan masukan dan keluaran kalori dari
tubuh serta penurunan aktifitas fisik (sedentary life style) yang menyebabkan
penumpukan lemak di sejumlah bagian tubuh (Rosen, 2008). Penelitian yang
dilakukan menemukan bahwa pengontrolan nafsu makan dan tingkat kekenyangan
seseorang diatur oleh mekanisme neural dan humoral (neurohumoral) yang
dipengaruhi oleh genetik, nutrisi,lingkungan, dan sinyal psikologis. Pengaturan
keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses fisiologis, yaitu
pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energi dan
regulasi sekresi hormon. Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi
melalui sinyal-sinyal eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan
sinyal aferen dari perifer (jaringan adiposa, usus dan jaringan otot). Sinyal-sinyal
tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasa lapar serta menurunkan pengeluaran
energi) dan dapat pula bersifat katabolik 13 (anoreksia, meningkatkan pengeluaran
energi) dan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang. Sinyal
pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu makan, serta berhubungan dengan
faktor distensi lambung dan peptida gastrointestinal, yang diperankan oleh
kolesistokinin (CCK) sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang
diperankan oleh fat-derived hormon leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan
dan keseimbangan energi (Sherwood, 2012).
d. Tanaman
1. Kelapa
Klasifikasi Tanaman Kelapa 

 Ordo: Arecales 
 Famili : Arecaceae 
 Genus: Cocos 
 Spesies : Cocos nucifera L.

Kandungan senyawa
Kandungan MCFA yang terdapat dalam minyak kelapa murni (VCO). MCFA
adalah kandungan asam lemak terbesar dalam minyak kelapa.
Mekanisme kerja
Minyak kelapa murni yang mengandung asam lemak rantai sedang ini lebih
dikenal dengan nama MCFA, sebuah senyawa yang gampang diserap oleh tubuh
karena molekulnya yang relatif kecil dibandingkan dengan asam lemak lainnya.
MCFA memiliki sifat metabolisme yang hampir sama dengan karbohidrat,namun
tidak menaikkan kadar gula darah.
Minyak kelapa murni atau VCO ini akan mampu mendorong tubuh untuk
melakukan pembakaran kalori dan lemak dari dalam tubuh yang sifatnya tidak
memaksa sehingga prosesnya pun tidak drastis sehingga sangat aman
Cara penggunaaan
Cara memakai VCO harus dilakukan dengan cara oral (diminum). Rata-rata
penggunaannya bisa dilakukan dengan dosis satu sendok makan VCO dicampur air
putih. Pemakaian rata-rata perhari bisa sampai tiga kali. Namun, jika ingin
maksimal bisa ditambah dosisnya, karena pada prinsipnya semakin banyak VCO
diminum , maka asupan asam laurat dalam tubuh akan semakin tinggi, yang tentu
saja akan mempercepat proses penyembuhan penyakit.
2. Lidah Buaya (Aloe Vera)

 Ordo : Asparagales
 Famili : Asphodelaceae
 Genus : Aloe
 Spesies : Aloe vera L.
 Kandungan senyawa
Lidah buaya kaya akan vitamin, klorofil, asam amino, sehingga merupakan bahan
makanan untuk diet yang ideal. Lidah buaya juga mengandung Glikosida,
Flavonoid, dan Saponin (Andriani,Ary 2011)
 Mekanisme kerja
Flavonoid dipercaya sebagai senyawa yang diduga mempunyai peranan
antiobesitas dengam mekanisme melalui penghambatan aktivitas enzim lipase
pankreas (Shimura et al. 1992 dalam Ruiz et al. 2005), yang menghidrolisis lemak
menjadi monogliserida dan asam lemak (Rahardjo et al. 2005). Monogliserida ini
selanjutnya akan diserap oleh usus halus yang akan disimpan sebagai cadangan
lemak dalam jaringan adiposa.
 Rumus kimia dari aloe vera :

3. Caffeine
 Klasifikasi Tanaman Kopi
 Ordo : Rubiales
 Family : Rubiaceae
 Genus : Coffea
 Species : Coffea Sp

 Mekanisme kerja
Kafein bekerja sebagai antiobesitas dengan menstimulasi sistem saraf pusat
simpatis yang dapat menekan rasa lapar dan memperlambat rasa kenyang sehingga
terjadi penekanan pada asupan makanan (Belza et al., 2007; Diepvens et al., 2007;
Hursel and WesterterpPlantenga, 2013; Westerterp-Plantenga, 2010).

 Rumus kimia kopi :


Aturan Pakai : 3 kantong sehari. Rendam 1 kantong teh dalam air mendidih
sewaktu 5-10 menit. Tiap-tiap bungkus bisa diseduh jumlahnya 2-3
kali.
4. RED PEPPER (Capsicum)
 Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
 Sub Kelas : Asteridae
 Ordo : Solanales
 Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
 Genus : Capsicum
 Spesies : Capsicum annum L.

 Mekanisme kerja
Ekstrak etanol biji hot pepper (Capsicum annuum L.) memiliki aktivitas anti-
adipogenesis, akan menurunkan aktivitas glycerol-3-phosphate dehydrogenase
secara signifikan. Ekspresi C/EBP4, C/EBP4, dan PPARA, suatu adipogenic
transcription factors yang penting, berkurang secara signifikan dengan pemberian
ekstrak etanol biji hot pepper pada hari ke 0- ke 6 jika dbandingan dengan kontrol.
Hal ini mengindikasikan pemberian ekstrak etanol biji hot pepper memiliki efek
kesehatan, karena mempunyai aktivitas anti obesitas yang baik.”

5. Ephedra
 Order : Ephedrales
 Family : Ephedraceae
 Genus : Ephedra
 Species : E. Sinica

 Kandungan senyawa
Ephedra (Ephedra sinica) mengandung amfetamin substansi yang mirip efedrin dan
merupakan bentuk alamiah dari phenyl propanolamine (PPA).

6. Cassia Senna
 Ordo : Fabales
 Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
 Genus : Cassia
 Spesies : Cassia angustifolia Vahi.

 Kandungan senyawa
tannin yang terkandung dalam daun Cassia fistula dan Senna alata.
 Mekanisme kerja
Penelitian memperlihatkan bahwa pemberian ekstrak daun Cassia fistula dan Senna
alata efektif menurunkan berat badan dan berat lemak parametrial pada hewan
coba mencit secara signifikan. Hal ini diduga merupakan efek tannin yang
terkandung dalam daun Cassia fistula dan Senna alata. Tannin yang terkandung
dalam ekstrak memiliki potensi menghambat aktivitas lipase, sehingga dapat
menurunkan lemak tubuh. Baik daun Cassia fistula maupun daun Senna alata
tampaknya memiliki potensi sebagai agen anti obesitas dan agen hipolipidemik.

7. BANABA (Lagerstroemia speciosa Linn)


 Klasifikasi BANABA
 Kingdom : Plantae
 Divisi : Magnoliophyta
 Kelas : Magnoliopsida
 Ordo : Myrtales
 Famili : Lythraceae
 Genus : Lagerstroemia Linnaeus

Banaba telah diteliti untuk penggunaannya sebagai terapi diabetes Banaba


memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah karena memiliki
kandungan corrosolic acid. Penelitian ekstrak Lagerstroemia speciosa dengan hewan
coba mencit memperlihatkan adanya penurunan kadar glukosa dan penurunan
hemoglobin Alc.“ Mencit yang diberi ekstrak Banaba akumulasi trigliseridnya akan
menurun, dan mengindikasikan Lagerstroemia speciosa memilki efek antiobesitas.

8. Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk, var. Tomentosa Schum)


 Klasifikasi Jati Belanda
 Regnum : Plantae
 Divisio : Spermatophyta
 Sub Divisio : Angiospermae
 Kelas : Dicotyledoneae
 Sub Kelas : Dialypetalae
 Bangsa : Malvales/Colunniferae
 Famili : Sterculiaceae
 Genus : Guazuma
 Spesies : Guazuma ulmifolia Lamk.

 Kandungan senyawa
Secara umum, zat utama yang terkandung dari seluruh bagian tanaman adalah
tanin dan musilago. Kandungan lainnya yaitu resin, flavonoid, karotenoid, asam
fenolat, zat pahit, karbohidrat, kafein, terpen, juga senyawa — senyawa lain seperti
sterol, beta-sitosterol, friedelin-3-alfa-asetat, friedelin -3-beta-ol,alkoloida serta
karbohidrat dan minyak lemak.

 Mekanisme kerja
Tanin yang banyak terkandung di bagian daun, mampu mengurangi penyerapan
makanan dengan cara mengendapkan mukosa protein yang ada dalam permukaan
usus. Sementara itu, musilago yang berbentuk lendir bersifat sebagai pelicin.
Dengan adanya musilago, absorbsi usus terhadap makanan dapat dikurangi. Hal ini
yang yang menjadi alasan banyaknya daun jati belanda yang dimanfaatkan sebagai
obat susut perut dan pelangsing.
Daun jati belanda antara lain berisi flavonoid, tannin, alkaloid dan saponin. Hanya
alkaloid yang struktur kimianya mempunyai kemiripan dengan orlistat di mana
keduanya mengandung unsur N (Nitrogen). Sehingga kemungkinan alkaloid yang
memiliki efek menghambat aktivitas enzim lipase seperti mekanime kerja orlistat
9. Ekstrak Teh Putih
 Klasifikasi teh putih
 Kingdom : Plantae
 Devisio : Magnoliophyta
 Class : Magnoliopsida
 Ordo : Guttieferales
 Familia : Theaceae
 Genus : Camalia
 Spesies : Camalia sinensis

 Kandungan senyawa
Kandungan bahan-bahan kimia yang terdapat dalam daun teh antara lain: (1)
Flavanol, merupakan polifenol utama pada teh berupa katekin. Derivat dari katekin
adalah katekin (C), Epikatekin (EC), galokatekin (GC), epigalokatekin (EGC),
epikatekin galat (ECG), galokatekin 3-galat (GCG) dan epigalokatekin 3-galat
(EGCG). Dimana EGCG merupakan komponen utama katekin (59%).

 Mekanisme kerja
Penghambatan pada COMT menyebabkan reduksi degradasi norepinefrin,
sehingga menghasilkan penambahan kerja norepinefrin pada sistem saraf simpatis.
Aktivasi pada sistem saraf simpatis akan menstimulasi pengeluaran energi dengan
menyebabkan peningkatan termogenesis dan oksidasi lemak. Oleh karena itu,
pemberian ekstrak teh putih akan menyebabkan peninggian pengeluaran energi
(energy expenditure) selama 24 jam, karena EGCG menstimulasi termogenesis dan
oksidasi lemak serta dapat menurunkan kadar trigilserida yang berimplikasi
terhadap penurunan berat badan.

10. Caralluma fimbriata

Caralluma fimbriata merupakan salah satu tumbuhan herbal di India yang


digunakan sebagai terapi tradisional untuk menurunkan berat badan pasien obesitas.
Caralluma fimbriata berupa kaktus yang dapat dimakan, berasal dari famili
Asclepiadaceae. Lebih sering dikenal sebagai penekan nafsu makan dan tumbuh liar
hampir di semua daerah di India.
Berdasarkan penelitian, Caralluma fimbriata mengandung pregnane glycoside
yang mem punyai mekanisme kerja mencegah penumpukan lemak dengan cara
memblok citrate lyase. Caralluma fimbriata merupakan inhibitor ATP-citrate lyase
kompetitif, sebagai tambahan enzim mitokondrial meliputi 25 tahap lipogenesis de
novo. Caralluma fimbriata juga mempunyai komponen aktif hydroxycitrate (HCA).
HCA dilaporkan dapat menyebabkan penurunan berat badan pada manusia tanpa
merangsang sistem saraf pusat. HCA akan menurunkan transformasi sitrat menjadi
asetil ko-A, yang merupakan satu tahapan yang dibutuhkan untuk pembentukan asam
lemak di hati.
Selain efeknya pada citrate lyase, Caralluma fimbriata juga dapat menghambat
malonil ko-A, sehingga menurunkan pembentukan lemak. Sel lemak baru dibentuk
menjadi preadiposit. Caralluma fimbriata akan menghambat pembentukan sel lemak
baru dengan mengaktifkan koenzim malonil. Caralluma fimbriata juga menghambat
mekanisme sensorik lapar di hipotalamus. Pregnane glycoside yang terkandung di
dalam Caralluma fimbriata akan mengganggu sinyal dan membuat sinyal sendiri,
seakan menipu otak untuk berpikir bahwa perut terasa penuh, meskipun orang
tersebut tidak makan dalam jumlah banyak. Lebih khusus, pregnane glycoside
dipercaya dapat menghambat mekanisme sensor lapar di hipotalamus. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas penekan nafsu makan dari Caralluma
fimbriata akibat kandungan pregnane glycoside.

Anda mungkin juga menyukai