Anda di halaman 1dari 87

BUKU PINTAR

PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT

DIHIMPUN OLEH
ZAINUL ARIFIN

http://bukupintarpom.blogspot.co.id/2014/08/pabrik-minyak-kelapa-sawit.html

Buku Pintar Pabrik Minyak Kelapa Sawit ini merupakan himpunan catatan penulis selama 32 tahun
berkarier di Pabrik Minyak Sawit. Didalam tulisan ini terdapat beberapa istilah sepadan dengan Pabrik
Minyak Kelapa Sawit ( PMKS ), yaitu: Pabrik Minyak Sawit ( PMS ), Palm Oil Mill ( POM ) serta Pabrik
Kelapa Sawit ( PKS ) . PKS walapun sangat sering dipakai oleh umum namun penulis mencoba
menghindarinya dengan alasan bahwa penamaan itu janggal , karena biasanya penamaan pabrik itu
berdasar pada produk utamanya bukan bahan bakunya.
Contoh, pabrik gula karena produk utamanya gula dan bukan pabrik tebu dan banyak contoh lain.
Untuk kelenkapan buku ini diharapkan para pengunjung situr ini yang berminat untuk untuk
menambah isi dapat memberikan komentarnya juga bila ada yang sudah ketinggalan jaman atau
datanya kurang pas.
Masing-masing isi dari 5 bab buku ini adalah :
Bab I : KELAPA SAWIT,umum.
1.01. Kelapa Sawit riwayatmu dulu.
1.02. Jenis / Varietas Kelapa Sawit.
1.03. Material Balance D x P ( Tenera ).
1.04. Strategi Perusahaan Kebun Kelapa Sawit.
1.05. Faktor Ramdemen.
1.06. Komposisi beberapa asam lemak dalam tiga jenis minyak nabati.
1.07. Kandungan kolesterol pada beberapa minyak nabati dan lemak daging.
1.08. Analisa gizi pada bebrapa minyak nabati per 100 gram.
1.09. Kriteria matang panen , randemen dan alb varietas Tenera.
1.10. Angka Nilai Panen.
1.11. Keumggulan penting minyak sawit.
1.12. Pohon Industri Kelapa Sawit.

Bab II : Pembangunan Palm Oil Mill.


2.01. Kebutuhan lahan untuk POM 30 ton
tbs/jam extandable to 60 ton tbs/jam.
2.02 Penentuan Lokasi Pabrik dengan
Pembobotan
2.03 Komposisi biaya pembangunan POM.
2.04. Jadwal pembangunan POM.
2.05. Project Organization.
2.06. Perhitungan kapasitas,
2.07. Rancangan kapasitas alay ( umumnya ).
2.08. Struktur Organisasi POM.

BAB III. TEKNOLOGI PENGOLAHAN.


3.01. Pendahuluan.
1
3.02. Prosedur Pengolahan.
3.03. Menjalankan dan Menghentikan Operasi
Pabrik.
3.04, Kinerja Pengolahan.
3.05. Kapasitas penyaringan Amco Vibra
Screen 60 inchi.
3,06. Diluted Crude Oil.
3.07. Sterizing.
3.08. Setting Automatic Sterilizer.
3.09. Kebutuhan Uap PMS 30 ton tbs/jam.
3.10. Kebutuhan Air PMS 30 ton tbs/jam.
3.11. Mutu air umpan dan air Boiler.
3.12. Kapasitas pengeringan Kernel.
3.13. Pengeringan Noten/biji.
3.14. Angka – angka Pengolahan.
3.15. Pemakaian bahan kimia.
3.16. Pedoman Mutu CPO & PK.
3.17. Process Trouble Shooting.
3.18. Perhitungan Produksi.
3.19. Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid).
3.20. Perhitungan Blending CPO.
3.21. Hubungan Suhu dengan Berat Jenis CPO.
3.22. POM Flow Chart.

BAB IV. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR.

4.01. Perencanaan Kolam Libah.


4.02. Aplikasi Lahan.
4.03. Limbah Cair PMKS.
4.04. Prosedur Pembiakan.
4.05. Petunjuk Pelaksanaan Pemanfaatan
Limbah Cair POM dengan system Aplikasi
Lahan.
4.06. Gambar Pond.
4.07. Proper.

BAB V. SUMBER ENERGI POM DAN BESARAN –


BESARAN PRAKTIS.

5.01. Analisis Neraca Panas dan Daya Listrik


POM.
5.02. Koreksi Faktor Daya ( Cos phi ).
5.03. Pemakaian bahan bakar/bahan untuk
Pembangkit Listrik / uap.
5.04. Niali Kalor.
5.05. Besaran – besaran praktis.
5.06. Berat material tiap m3.

BAB I. KELAPA SAWIT


1.01. Kelapa sawit , riwayatmu dulu .
2
Kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq ) diyakini berasal dari Afrika Barat,walaupun demikian ,kelapa
sawit ternyata cocok dikembangkan diluar daerah asalnya ,termasuk di Indonesia.
Tahun1848, Pemerintah colonial Belanda mendatangkan empat batang bibit kelapa sawit dari
Mauritius , Afrika Barat dan Amsterdam masing-masing dua batang yang kemudian ditanam di Kebun
Raya Bogor. Selanjutnya hasil anakannya dipindahkan ke Deli , Sumatera Utara. Di Deli ini selama
beberapa puluh tahun kelapa sawit telah berkembang biak namun hanya berperan sebagai tanaman
hias disepanjang jalan sehingga potensi yang sesungguhnya belum tergali.
Tercatat beberapa percobaan pembudidayaan kelapa sawit dilakukan di MUara Enum tahun 1869,
Musi Hulu tabun1870, dan di Belitung tahun 1890,hasilnya belum memuaskan karena masyarakat
pekebun ragu-ragu terhadap prospek ekonomis perkebunan kelapa sawit .
Mulai 1911 , barulah kelapa sawit dibudidayakan secara komersial . Orang yang merintis usaha
ini adalah Adrien Hallet , seorang Belgia yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit di Afrika. Ia
mengusahakan perkebunan kelapa sawitnya di Sungai Liput ( Aceh ) dan di Pulu Radja ( Asahan ).
Rintisan Hallet kemudian diikuti oleh K. Schadt di daerah Tanah Itam Ulu ,Kabupaten Batu Bara ,
Sumatera Utara. Budidaya kelapa sawit yang diusahakan secara komersil oleh A.Hallet dan kemudian
diikuti K. Schadt ,menandai lahirnya perkebunan kelapasawit di Indonesia.
Perkebunan kelapasawit di Indonesia berkembang pesat di daerah Aceh dan Pantai Timur Sumatera (
Deli ), ekspor perdana minyak dan intisawit ke Eropa dilakukan tahun 1919.
Pasang surut industri kelapa sawit di Indonesia sejak masa penjajahan Belanda, masa pendudukan
Jepang, masa revolusi fisik , sampai pemberotakan PRRI/Permesta , pengambil alihan perusahaan
asing oleh Negara, rongrongan politik dari PKI, telah merubah posisi Indonesia yang semula sebagai
pemasok minyak sawit dunia terbesar tergeser oleh Malaysia .
Barulah pada masa awal orde baru pengusahaan kelapa sawit dilakukan oleh dua perusahaan,yaitu
Perusahaan Perkebunan Negara dan Perusahaan Besar Swasta Nasional / Asing.
Dominasi perusahaan perkebunan atas kelapa sawit berakhir pada tahun 1975 ketika pemerintah
memberikan kesempatan kepada masyarakat tani Aek Nabara, Labuhan Batu , Sumatera Utara ,untuk
membudidayakan kelapa sawit dengan menjadi peserta Proyek Pengembangan Perkebunan Rakyat
Sumatera Utara ,P3RSU, pada proyek tersebut tiap petani peserta mendapat jatah 2 ha lahan kebun
kelapa sawit.
Setelah itu pada tahun 1977/1978 diperkenalkan Pola Perusahaan Inti Rakyat dalam bentuk proyek
NES/PIR , yaitu PIR Lokal, PIR Khusus, PIR Trans, selanjutnya bermunculan perkebunan rakyat
swadaya seperti sekarang ini.(disarikan dari buku Kelapasawit, usaha budidaya, pemanfaatan hasil
dan aspek pemasaran ,penerbit Penebar Swadaya,1992 )

Professional :
Seseorang yang mempunyai sekumpulan nilai – nilai kecakapan, kejujuran dan loyalitas
yang tinggi terhadap perusahaan , serta punya visi dan misi.

Bekerja yang baik ( paradigma baru tentang bekerja ):


 Bukan mencari uang.
 Melayani orang lain dengan sepenuh hati
 Bukan sekedar menyelesaikan tugas.
 Ikut memikirkan kepentingan perusahaan.

1.02. Jenis/Varietas Kelapa Sawit.


(OIL PALM = ELAIS GUINEENSIS JACQ )

Parameter Dura Tenera Pisifera


Tebal cangkang ( mm) 2 - 8 0,5 – 4 0

3
% daging buah thd buah 33- 35 66 - 90 100

1. Peralihan TBM => TM.


- umur tanaman telah 28 – 36 bulan.
- 60% telah berbuah dengan berat min. 3kg.
2. Jarak tanaman 9,0 x 7,8 m, bentuk segitiga
sama sisi.
3. Jumlah pohon / ha = 143 pohon.
4. Umur bibit terseleksi = 8 - 12 bulan.

% terhadap Dura Dura Tenera Tene Pisi


TBS Congo Deli Came ra Co fera
run ngo
Mesocarp 40 60 72 80 100
Nut 60 40 28 20 0
Fresh Kernel 12 8 10 8 0
Shell 48 32 18 12 0
Palm Oil 19,6 29,4 35,3 39,2 49
PK Oil 5,3 3,6 4,5 3,6 0
Sumber : porim

1.03. Material Balance DXP ( Tenera )

1. Bila anda ingin dianggap penting oleh orang lain , maka layani
kepentingan orang lain dengan sepenuh hati.
2. Ikhlas dalam bekerja sebagai ibadah semata – mata mencari ridho Allah
swt
1.04.Strategi Perusahaan Kebun Kelapasawit.

1 Sasaran produksi kebun yang disebut dengan produksi minyak per ha akan merangsang perlakuan
panen mengarah pada pemotongan buah matang & menghindari buah mentah.
2. Minyak dan Inti Sawit yang dihasilkan oleh pabrik merupakan resultante antara kualitas buah
dan kinerja pabrik.
3. Analisis kinerja pabrik merupakan dasar bagi manajemen pabrik dalam upaya efisiensi
pengutipan minyak dan inti sawit serta penurunan biaya olah.
4. Manajemen mutu terpadu dalam pengelolaan pabrik minyak sawit sangat dibutuhkan dalam
pencapaian sasaran.

5. Analisis Kinerja Pabrik.

5.1. Proses Pengolahan.


5.1.1. Kapasitas Olah sesuai kapasitas terpasang.
5.1.2. Stagnasi dibawah 3 %.
5.1.3. Randemen minyak dan Inti.
5.1.4. Kehilangan minyak dan inti.
5.1.5. Indeks Produktivitas Pabrik.
5.1.6. Mutu mampu bersaing.

4
5.2. Pengendalian Proses.
5.3. Pengawasan mutu.
5.4. Pembinaan SDM
5.5. Efisiensi Mesin dan Peralatan .
5.5.1. Pengoperasian Mesin / Peralatan / Instalasi.
5.5.2. Pemeliharaan mesin / Peralatan / Instalasi.
5.5.3. Kalibrasi alat.
5.5.4. Pengadaan barang / bahan.

1.05. Faktor Randemen.

Umur Tanaman ( Faktor Minyak Faktor Kernel


Tahun ) ( %) ( %)

3 0,60 0,75
4 0,70 0,84
5 0,79 0,90
6 0,85 0,94
7 0,89 0,97
8 0,92 0,99
9 0,94 1,00
10 0,96 1,00
11 0,97 1,00
12 0,98 1,00
13 0,99 1,00
14 1,00 1,00
>15 1,00 1,00
Potensi Randemen :
Varietas Tanaman = DxP
Randemen maksimum minyak = 25 %
Kernel = 6 %

1.06. Komposisi beberapa asam lemak dalam tiga jenis minyak nabati.

Asam lemak Jumlah Minyak Minyak Inti Minyak Kelapa


Atom C Sawit % Sawit % %
Asam lemak jenuh

Oktanoat 8 - 2–4 8
Dekanoat 10 - 3–7 7
Laurat 12 1 41 – 55 48
Miristat 14 1–2 14 – 19 17
Palmitat 16 32 – 47 6 – 10 9
Stearat 18 4 - 10 1-4 2
Asam lemak tidak jenuh

5
Oleat 18 38 – 50 10 – 20 6
Linoleat 18 5 – 14 1–5 3
Linolenat 18 1 1-5 -

1.07. Kandungan kolesterol pada bbrp minyak nabati dan lemak daging

No Jenis minyak Kadar Rata- Golongan


Kolesterol(ppm) rata
(ppm)
1 Minyak sawit 12 – 19 16 Bebas
2 Minyak kedelai 20 – 35 28 Bebas
3 Minyak rape 25 – 30 28 Bebas
4 Minyak jagung 10 – 95 57 Bebas
5 Mentega 1400 – 3200 1300 Tinggi
6 Lemak daging 800 - 1400 1100 Tinggi

1.08. Analisis gizi beberapa minyak nabati per 100 gram.

Zat makanan Minyak Minyak Minyak Minyak


Sawit kelapa K. Tanah Wijen
Kalori ( kal ) 900 886 900 900
Protein (g ) 0 1 0 0
Lemak ( g) 100 98 100 100
Vitamin A ( SI) 60.000 0 0 0

1.09. Kriteria matang panen ,randemen dan alb varietas Tenera.

Kematangan Fra Berondolan luar TBS Randemen ALB


Panen ksi Lepas % Dipane Minyak % %
n%
Sangat F00 0 0 14 1,5
mentah
Mentah F0 1 - 12,5 0 18 1,6
Kurang F1 12,5 - 25 20 21,6 1,7
matang
Matang I F2 25 - 50 35 22,6 1,8
Matang II F3 50 - 75 30 23,1 2,1
Lewat F4 75 - 100 10 22,9 2,6
matang I
Lewat F5 Bh dlm lepas 5 21 3,8
matang II
Brondolan 45 3,5-4,6
segar
Brondolan 35 15
busuk
Norma pengutipan berondolan 12,5% terhadap total TBS

Bukan kewajibanlah yang membuat orang berhasil dalam hidup tapi rasa
indah dan kasih sayang.
6
Dengan mempelajari Falsafah Kodok rebus dan manajemen atap bocor,
berguna untuk implementasi pada pekerjaan.

1.10.Angka Nilai Panen.

1. Definisi
Angka nilai panen (ANP) adalah angka yang menggambarkan tingkat kualitas panen dari
suatu Divisi.
2. Metode
Metodenya adalah penghitungan berdasarkan hasil sortasi di POM dengan menggunakan
factor penalty pada setiap kualifikasi TBS.
3. Kegunaan
- Mendeteksi tingkat kualitas panen di Divisi.
- Sebagai dasar penilaian Staf Divisi dan penilaiannya akan semakin Kuantitatif.
- Dapat mendorong perbaikan kualitas panen
4. Kelas angka nilai panen.
Kelas ANP Nilai
A > 85 Baik
B 71 - 84 Sedang
C <70 Buruk

5. Kriteria Mutu TBS dan Faktor Penalty


Faktor
No Kondisi Kualifikasi %
Penalty
1. Tidak ada buah memberondol, buah masih hitam Sangat mentah 0 -2
2. 1 bh - 12,5 % buah lapis luar memberondol Mentah 0 -1
3. 12,5 - 25 % buah lapis luar memberondol Mengkal 20 0,7
4 25 - 50 % buah lapis luar memberondol
Masak Normal 67 1
5. 50 -75 % buah lapis luar memberondol
6. 75 -100 % buah lapis luar memberondol
Terlalu masak 10 0,7
7. Buah lapis dalam ikut membrondol
8. Buah sudah lembek, berair, bau busuk. Busuk 0 -2
Buah sudah berwarna jingga tapi tidak
9. Abnormal 3 0
memberondol
10 Panjang tangkai lebih dari 2,5 cm Tangkai panjang 0 -2
11 Tidak ada buah pada tandan Tandan kosong 0 -2

6. Contoh Perhitungan
Faktor
No Kualifikasi Hasil Sortasi Nilai
Penalty
1 Mentah 1.72 -2 - 3,44
2 Mengkal 9.44 + 0,7 6,608

7
3 Masak Normal 83.26 +1 83,26
4 Terlalu Masak 3.86 +0,7 2,702
5 Busuk 0.43 -2 - 0,86
6 Kosong 0 -2 0
7 Abnormal 3 0 0
8 Tangkai Panjang 0.86 -2 - 1,72
Angka Nilai Panen 86,55
Kelas A Baik

1.11.Keunggulan penting minyak sawit


Minyak sawit mempunyai beberapa keunggulan penting dibanding minyak nabati lainnya :

1. Produktivitas per ha lebih tinggi, 6,5 ton dibanding kedelai 0,4 ton, lobak 0,51 ton,
bunga matahari 4 ton, kelapa 4 ton, zaitun 3 ton , rapeseed 1,5 ton.

2. Sosok tanamannya cukup tangguh, terutama bila terjadi perobahan musim, jika
dibanding dengan tanaman penghasil minyak nabati lain yang umumnya berupa tanaman
semusim.

Keluwesan dan keluasan dalam keragaman kegunaan bidang pangan maupun non pangan, diantara
minyak nabati sifat interchangeable minyak sawit cukup menonjol

BAB II. PEMBANGUNAN PALM OIL MILL.

BAB II. PEMBANGUNAN PALM OIL MILL.

2.01. Kebutuhan Lahan untuk POM 30 ton TBS/ jam extandable to 60 ton TBS / jam.

No Uraian Luas ( ha)


1 Pabrik + fasilitas 7
2 Effluent Treatment 5
3 Bangunan sosial dll 3
4 Perumahan Staf 2
5 Perumahan Karyawan 4
Jumlah 21

2.02. Penentuan Lokasi Pabrik dengan Pembobotan

No Uraian Bobot N1 N2 N3 H1 H2 H3
1 Sumber air 30 70 60 70 2100 1800 2100
2 Kotur tanah 20 70 70 60 1400 1400 1200
3 Lahan Ponding 15 60 70 80 900 1050 1200
4 Bukit Untuk 10 70 60 80 700 600 800
Loading ramp
8
5 Akses jalan 1o 80 70 60 800 700 600
Produksi
6 Ahses jalan TBS 10 70 60 50 700 600 500
7 Lahan 5 80 70 80 400 350 400
Perumahan
Jumlah 100 7000 6500 6800

2.03. KOMPOSISI BIAYA PEMBANGUNAN POM.

Komposisi Biaya Pembangunan POM


30 ton tbs / jam extandable to 60 ton tbs / jam

No Uraian % Catatan
1 Engineering 5 Lokasi
2 Procurement 72 Kalimantan
3 Construction 21 Timur Total
4 Training / Commissioning 2 cost USD
6,747,916

2.04.Jadwal pembangunan POM.

Activity Monhts Critical Point


ENGINEERING WOORK
1.Process 3
2.Civil 3
3.Mechanical 3
4.Piping 3
5.Electrical / Instrument 3
PROCUREMENT WORK
1.Civil 9 Steel structure
2.Mechanical 11,5 Steam Boiler
3.Piping 9,5 Pipes
4Electrical 8,5 SteamTurbin Alternator,instr&cable
5.Instrument 10
CONSTRUCTION WORK
1.Civil
1.1.Site Levelling 3
1.2.Earth work 2
1.3.Steel Structure 6
1.4.Roofing & Siding 4
1.5.Foundation machinery 3
2.Mechanical.
2.1.Steriliser Station
2.2.Threshing Station
4
2.3.Pressing Station
5
2.4.Clarification station
4,5
2.5.CPO storage tank
5
2.6.Steam plant
4
2.7.Water Treatm plant
3
2.8.Effluent Treat plant
2,5
3.Pipng
2
4.Electrical , grounding ,
3
4

9
TRAINING & cOMMISSIONING 2
TOTAL SCHEDULE 18

2.06. PERHITUNGAN KAPASITAS.

1. Kapasitas Olah Pabrik ( design) dengan Kebun Sendiri.

LxPx I
K= ------------
J x H
K = kapasitas olah pabrik ( ton tbs / jam ).
L = luas lahan ( ha )
P = produktivitas kebun ( ton tbs / ha )
I = intensitas panen pada penen puncak (%/ bulan)
J = jam olah sehari.
H = hari olah sebulan
Penetapan kapasitas olah pabrik sesuai kapasitas POM pada umumnya :15 , 30 , 45 , 60, 90 atau 120
ton tbs / jam.
Contoh perhitungan :
Perusahaan A punya kebun 12.000 ha asumsi produktivitasnya 29 ton tbs / ha, intensitas panen 12%
/ bulan pada panen puncak dengan 20 jam olah senari dan 25 hari olah sebulan, didapatkan :

12.000 ha x 29 ton tbs/ha x 12%/bulan.


K =-----------------------------------------------------
20 jam/hari x 25 hari /bulan
41.760
K = ------------- = 83,52 ton tbs / jam
500
K = diambil kapasitas 90 ton tbs/jam.

2. Kapasitas Steriliser.

L x I x S x 60
Ks =-------------------
Wr + Km
Ks = Kapasita sterilizer ( ton tbs / jam.)
L = Jumlah lori dalam steriliser
I = Isian lori rata-rata ( ton tbs )
S = Jumlah sterilizer dipakai
Wr = Waktu rebus ( menit )
Km = Waktu keluar masuk lori dari sterilser ( menit ). 60 = angka konversi dari menit ke jam.

Contoh perhitungan :

Pabrik A , punya 4 unit sterilizer dengan kapasitas 3 lori tiap sterilizer dan isian lori rata –
rata 15 ton tbs,waktu rebus 90 menit dan waktu keluar masuk lori 10 menit didapatkan :
3 x 15 x 4 x 60
Ks =-------------------- = 108 ton tbs / jam
90 + 10

10
3. Kapasitas Elevator .

J x Ib x N x 60
Ke = ----------------------
P

Ke = Kapasitas elevator. ( kg / jam ).


J = jumlah bucket
Ib = isian bucket ( kg )
N = kecepatan bucket ( m / menit )
P = panjang lintasan ( m )

Contoh perhitungan :
Sebuah elevator mempunyai 25 unit bucket dengan isian rata – rata 5 kg ,kecepatan bucket 9,6 meter
/ menit dengan panjang lintasan 12 m, didapatkan :

25 x 5 kg x 9,6 m/menit x 60
Ke =-------------------------------------- = 6.000 kg/jam
12m

Bila ingin dikonversi ke ton tbs / jam maka kapasitas tersebut dikalikan dengan material balance
bahan yang diangkut , misal cracked mixture 12 % terhadap tbs, kapasitas elevator dalam ton tbs /
jam adalah :

6.000kg/jam
Ke =--------------------- = 50.000 kgtbs /jam
12 m
= 50 ton tbs / jam.

4. Kapasitas Scrapper bar conveyor

2.07. Rancangan Kapasitas Alat ( umumnya)

No Nama Alat Kapasitas Keterangan


/Retention time
1 Loading ramp 4 x kapasitas olah
2. Steriliser 1,5 x kapasita olah
3. Thresher 30-40 tankos keluar drum
tandan/menit
4 Digester 30 menit Retention time ( rt )
5 CST 5 – 6 jam rt
6 CO tank 30 menit rt
7 Hot water tank 30 menit rt
8 Boiler feed water tank 5 – 6 x kap. Boiler
9 Nut silo dryer 4 - 5 jam rt
10 Kernel silo dyer 7 - 8 jam rt Minimal 2 unit
11 Oil storage tank 20 – 30 hari olah Minimal dua unit
12 Incenerator 2 – 4 hari olah Sebaiknya 2 unit.
13 Fat pit 10 – 12 jam rt
14 Effluent treatment 80 – 100 hari rt

11
2.08.Struktur Organisasi POM.

BAB III. Teknologi Pengolahan (bag. 1)


3.01. Pendahuluan,

Teknologi pengohan buah kelapa sawit pada Palm Oil Mill mengalami perubahan dari waktu
kewaktu. Sasaran perubahan pada umumnya adalah efisiensi yang semakin baik. Untuk mendapat
efisiensi pabrik yang baik biasanya dengan melakukan :

- Penambahan kapasitas olah.

- Meningkatkan randemen.

- Meminimalkan losses.

- Meminimalkan pemakaian sumber daya air, listrik dan uap.

- Meningkatkan mutu produksi.

Pengolahan buah kelapa sawit dimulai sekitar awal tahun 1900 di pantai barat Afrika dengan
teknologi yang sangat sederhana yaitu dengan merebus buah kelapa sawit - yang populer di
Indonesia dengan sebutan Tandan Buah Segar disingkat TBS - langsung didalam air kemudian
diperas dengan manual. Losses dengan cara ini sangat tinggi, kapasitas olah yang sangat rendah
sekitar 5 ton per hari, sampai kepada teknologi saat ini merebus dengan uap bertekanan, losses yang
sangat rendah dan kapasitas olah bisa mencapai 2400 ton TBS per hari.

Proses pengolahan TBS sampai menjadi minyak sawit (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Palm Kernel)
umumnya adalah proses mekanik dan pisik (alami) dan perlakuan yang diberikan adalah pemanasan,
pemisahan, pengeringan serta pengangkutan material dari satu alat ke alat yang berikut.

Tempat pengolahan TBS disebut Palm Oil Mill di Indonesia biasa disebut PKS (Pabrik Kelapa Sawit),
tetapi istilah ini kurang tepat karena biasanya penamaan pabrik diberikan sesuai produk utamanya,
sebab itu lebih tepat bila disebut Pabrik Minyak Sawit (PMS) atau Pabrik Minyak Kelapa Sawit
(PMKS).

Palm Oil Mill (POM) biasanya terdiri dari beberapa fasilitas :

1. Penerimaan TBS.

2. Sumber daya air, uap dan listrik serta Workshop.

3. Pengolahan.

4. Penimbunan Produksi.

5. Penimbunan Limbah dan Pengolahannya.

Beberapa hal mendasar yang perlu benar-benar dipahami dalam pengolahan kelapa sawit adalah :

- POM berfungsi mengutip minyak dan kernel dari TBS, itu berarti bahwa keberhasilan meningkatkan
produksi minyak dan kernel adalah tergantung pada kematangan TBS.

12
- POM mengolah TBS tidak dapat mengutip 100% minyak dan kernel yang terdapat pada TBS,
karena pada limbah pengolahan masih terdapat minyak dan kernel yang terikut (losses).

Losses CPO dan PK mengacu pada angka standard yang ditetapkan.

POM dikatakan mempunyai effisiensi yang tinggi bila :

1. Mampu mengolah pada atau diatas kapasitas terpasang.

2. Mampu menekan losses CPO dan PK dibawah standard.

3. Mampu mengolah dengan stagnasi (down time) dibawah 3%.

4. Mampu memproduksi CPO dan PK dengan mutu dalam ambang batas standard.

5. Mampu mengendalikan biaya olah dengan wajar.

Untuk mengoperasikan instalasi pengolahan kelapa sawit diperlukan pengetahuan dan penguasaan
terhadap proses pengolahan tersebut, kinerja mesin dan alat kemampuan mengoperasikannya serta
kemampuan mendiagnosa suatu penyimpangan.

Instalasi POM dikelompokkan dalam beberapa stasion pengolahan sebagai berikut :

No. Stasiun Mesin/Alat Fungsi

1 Penerimaan TBS - Jembatan Timbang - Menimbang TBS dan


Produksi

- Penimbunan TBS dan


- Loading Ramp pengisian lori

- Pemuatan dan transport


- Lori - Memindahkan jalur rel lori
- Transfer Car Buah

Mentah

2 Rebusan - Sterilizer - Memasak TBS

- Capstand / Bollard - Menarik lori

- Transfer Car Buah - Memindah jalur rel lori

Masak

13
3 Penebah / - Tippler - Menuang TBS Masak
Pemipil/Bantingan
- Timba Buah Masak - Menaikkan TBS Masak

- Penebah/Bantingan - Memisahkan buah dan


tandan

- Memindahkan buah
- Conveyor / Ularan
- Mengirim tankos ke hopper
- Empty Bunch Conveyor
(EBC) - Menimbun tankos

- Hopper - Membakar Tankos

- Incenerator

No. Stasiun Mesin/Alat Fungsi

4 Kempa / Pressan - Digester / Adukan - Melumat buah menjadi


massa buah

- Memisahkan fraksi padat


- Kempa / Pressan dan fraksi cair dari massa
buah

- Pengutipan pasir

- Penyaringan minyak /
- Sand Trap
padatan
- Vibro Separator
- Penampungan hasil saringan
sebelum dikirim ke stasiun
klarifikasi
- Crude Oil Tank

5 Klarifikasi - Continous Settling - Memisahkan minyak dan


Tank lumpur

- Pure Oil Tank - Penampungan dan


pemanasan minyak

- Penampungan Sludge
- Sludge Tank
- Pemurnian minyak
- Oil Purifier
- Pengering minyak dengan

14
- Vacuum Drier sistem vacuum

- Mengirim minyak ke tangki


timbun
- Transfer Pump
- Menimbun minyak produksi

- Pengutipan pasir sistem


- Tangki Timbun siklon

- Memisahkan minyak, air dan


padatan
- Pre Cleaner Cyclone
- Pengering padatan Decanter
- Decanter
- Memisahkan padatan
halus dan kasar
- Decanter Solid Drier - Pengarungan dan
penimbangan padatan

- Vibrating Grate - Penampungan minyak kotor


/ sludge

- Penampungan dan
- Solid Bin Bagging & pemisahan minyak dan
Weighing Sludge / lumpur

- Reclaim Oil Tank - Memanaskan air untuk


kebutuhan proses

- Menampung dan memis


- Fatpit ahkan minyak dan Sludge

- Pengiriman CPO ke
pelabuhan

- Hot Water Tank

- Sludge Settling Tank

- Oil Loading Bay

No. Stasiun Mesin/Alat Fungsi

6 Pengupas Biji / - Cake Breaker - Memecah dan mengering


Depericarper Conveyor (CBC) kan sampah pressan sehi
ngga mudah dipisahkan

- Memisahkan partikel ringan


15
- Depericarping Vertical (cangkang, fibre dan abu
Column ditarik ke fibre cyclone)
dengan parrtikel berat (biji,
inti pecah) turun ke polishing
drum

- Membersihkan biji dari fibre


yang melekat

- Menarik dan menurunkan


- Polishing Drum fibre

- Fibre Cyclone & Air


Lock

7 Pabrik Biji - Pneumatic Nut - Menaikkan biji dari polishing


Transport/Destoner drum ke silo biji

- Nut Silo / Silo Biji - Menyimpan dan


mengeringkan biji

- Memecah biji
- Ripple Mill
- Memisahkan inti sawit
- Cracked Mixture dengan abu, inti pecah,
Separator cangkang halus
Column 1 & 2 - Memisahkan inti sawit dan
cangkang dengan media
- Clay Bath Separator
lumpur

- Memisahkan inti sawit dan


cangkang dengan media air

- Hydrocyclone - Mengeringkan inti sawit

- Memisahkan inti sawit


dengan sampah halus

- Penimbunan dan
- Kernel Silo / Silo Inti penimbangan inti sawit

- Kernel Winnower &


Cyclone

- Kernel Hopper

16
8 Ketel Uap / - Ketel Uap - Menghasilkan uap
Boiler bertekanan 21 kg/cm2atau
lebih

- Menampung air dari blow


down ketel uap
- Boiler Blow Down Pit
- Pemurnian air untuk ketel
uap
- Demineraliser
- Tangki air umpan ketel

- Boiler Feed Water


- Pompa air umpan ketel
Tank

- Feed Water Pump

No. Stasiun Mesin/Alat Fungsi

9 Kamar Mesin / - Turbo Alternator - Pembangkit listrik tenaga


Power House uap

- Pembangkit listrik tenaga


- Diesel Generator diesel

- Tangki solar harian


- Diesel Service Tank - Tangki timbun solar
- Diesel Storage Tank - Menampung uap bekas
turbine tekanan 3,5 kg
- Back Pressure Vessel
/cm2 dan mendistribusi-
kannya keinstalasi yang
membutuhkan (proses)

- Panel pembagi tenaga listrik

- Panel untuk menjalankan


- Distribution Board motor

- M.C.C

10 Penjernihan - Raw Water Intake - Pengambilan air baku dari


Air / Water (RWI) sungai

17
Treatment - Water Concrete - Untuk menampung air dari
Storage Pond (bak air sungai
kotor)

- Pompa Kimia
- Memasukkan bahan kimia
penjernih air ke saluran pipa

- Pengendapan lumpur secara


kontinyu
- Clarifier
- Penampungan air bersih

- Clarified Water Basin


(bak air bersih) - Untuk mengambil kotoran di
dalam air
- Pressure Filter
- Penimbunan air untuk
disalurkan ke pemakai
- Elevated Water
Storage Tanks

11 Unit - Deoiling Pond - Pengutipan minyak


Pengolahan
Air - Premary Anaerobic - Pengolahan limbah dengan
Limbah (UPAL) Pond dan Secondary sistem anaerobic dengan
Anaerobic Pond menggunakan mikro bio

- Pompa Sirkulasi - Untuk sirkulasi air limbah

- Aerator Tower - Menara aerasi air limbah

- Aeration Pond - Kolam aerasi

- Sedimentation Pond - Kolam sedimentasi

11 Unit Pengolahan - Deoiling Pond - Pengutipan minyak


Air Limbah (UPAL)
- Premary Anaerobic - Pengolahan limbah dengan

18
Pond dan Secondary sistem anaerobic dengan
Anaerobic Pond menggunakan mikro bio

- Pompa Sirkulasi - Untuk sirkulasi air limbah

- Aerator Tower - Menara aerasi air limbah

- Aeration Pond - Kolam aerasi

- Sedimentation Pond - Kolam sedimentasi

3.02. PROSEDUR PENGOLAHAN

1. Penerimaan Bahan Baku

a. Penimbangan TBS

Tandan buah segar (TBS) yang masuk ke pabrik, mula-mula ditimbang dijembatan timbang untuk
mengetahui jumlah berat TBS yang diterima oleh pabrik.

b. Penimbunan TBS

Setelah ditimbang, TBS dipindahkan ke loading ramp sebagai tempat penimbunan sementara
sebelum tandan buah dimasukkan ke dalam lori rebusan. Untuk mengetahui mutu TBS yang akan
diolah perlu dilakukan sortasi di loading ramp.

c. Pengisian buah ke dalam lori

Lori diisi penuh dengan buah yang akan diolah. Pengisian yang baik jika lori dapat memuat tandan
buah sebanyak kapasitas nominal. Pengisian yang tidak penuh akan menyebabkan penurunan
kapasitas oleh sterilizer atau sebaliknya pengisian yang terlalu penuh akan mengakibatkan pintu
maupun pelat (wear plate) rusak atau buah jatuh dalam rebusan.

d. Pengisian lori kedalam sterilizer

Lori yang telah penuh berisi buah dimasukkan kedalam sterilizer dengan menggunakan capstand.
Kemudian pintu sterilizer ditutup rapat-rapat dan dikunci dengan menggunakan “handle” sehingga
kemungkinan terbuka saat poses perebusan tidak terjadi.

2. Perebusan

19
Pola perebusan yang umum digunakan ada dua yaitu double peak (dua puncak) atau tripple peak (tiga
puncak). Jumlah puncak dalam pola perebusan ditunjukkan dari jumlah pembukaan atau penutupan
dari uap masuk atau uap keluar selama perebusan berlangsung yang diatur secara manual atau
secara otomatik.

Perebusan tripple peak (tiga puncak)

Waktu perebusan 80 – 85 menit yaitu terdiri dari :

= Deaerasi= 2,5 menit

= Pemasukan uap dan pembuangan pada

puncak I,II = 25 menit

= Penahanan tekanan 2,8 – 3 kg/cm2= 50

menit

= Pembuangan uap akhir =7,5 menit

Total waktu = 85 menit

=a. Deaerasi

Pipa uap masuk dibuka, katup deaerasi dan atau katup kondensat dibuka, udara dibuang dengan cara
memasukkan uap, karena udara lebih berat, maka udara akan berada dilapisan bawah, dibuang
melalui katup deaerasi atau melalui pipa kondensat. Deaerasi akan berlangsung pada saat
pembuangan air kondensat selama sistem perebusan berlangsung.

=b. Pemasukan Uap dan Pembuangan

Puncak I dan II

Frekwensi pembuangan air kondensat dan pembuangan uap bekas selama proses perebusan
tergantung pada pola perebusan. Puncak pertama dicapai dengan membuka kran uap masuk selama
7 menit (umumnya tekanan dicapai 1,5 kg/cm 2) kemudian kran tersebut ditutup dan kran kondensat,
kran buang (exhaust valve) dibuka dengan tiba-tiba sehingga tekanan turun sampai 0.5 kg/cm 2 (± 3
menit), kemudian kran kondensat ditutup. Kran uap masuk dibuka setelah 10 menit puncak kedua
dicapai (tekanan 2 – 2,5 kg/cm2), kemudian kran uap masuk ditutup dan kran kondensat & exhaust
valve dibuka hingga tekanan 1 kg/cm 2 (± 3 menit).

=c. Penahanan Tekanan

Setelah melalui satu puncak atau dua puncak awal maka pemasakan dapat dilanjutkan dengan
membuka kran uap masuk dan kran kondensat “by pass” untuk membuang air kondensat. Masa
penahanan tekanan dihitung setelah mencapai puncak tertinggi hingga awal pembuangan uap
terakhir.

20
Skema proses perebusan 3 puncak.

=d. Pembuangan Uap Akhir

Setelah penahanan tekanan uap selesai maka uap yang berada dalam sterilizerdibuang dengan
membuka kran kondensat, kemudian setelah tekanan menjadi 2,5 kg/cm 2 maka kran pembuangan
uap yang berada di atas sterilizer dibuka dengan tiba-tiba. Setelah tekanan sama dengan
tekanan atmosfer maka pintu rebusan dibuka.

=e. Pengeluaran Lori dari Sterilizer

Buah yang telah masak dikeluarkan dari dalam sterilizer dengan membuka pintu rebusan secara
perlahan-lahan agar “packing door” lebih aman, kemudian lori ditarik dengan tali bersamaan dengan
pemasukan buah yang akan direbus.

3. Penebahan Buah

Buah rebusan dari sterilizer diangkat dengan hoisting crane atau melalui tipplerdituang
ke thresher melalui hopper yang berfungsi untuk menampung buah rebus, kemudian autofeeder akan
mengatur meluncurnya buah agar tidak masuk sekaligus. Penebahan buah dilakukan dengan
membanting buah dalam drum berputar dengan putaran (23 – 25 rpm). Buah lepas akan masuk
melalui kisi-kisi dan ditampung oleh fruit elevator untuk didistribusikan ke setiap unit Digester oleh
“distributing conveyor”, selanjutnya tandan kosong melalui “empty bunch conveyor” dibawa ke
“incenerator” atau ke “empty bunch hopper”.

4. Pelumatan Buah

Buah yang masuk ke dalam digester disebut sebagai material passing to digester (MPD), diaduk
sedemikian rupa sehingga sebagian besar daging buah sudah terlepas dari biji.

Proses pengadukan dan pelumatan buah dapat berlangsung dengan baik bila isidigester selalu
dipertahankan penuh. Minyak bebas dibiarkan keluar secara kontinu melalui lubang dasar digester.
Terhambatnya pengeluaran minyak akan menyebabkan minyak berfungsi sebagai pelumas pisau
sehingga mengurangi efektifitas pelumatan pisau digester. Suhu massa digester harus selalu
dipertahankan 90 – 95oC.

5. Pengempaan Buah

Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada tekanan cone 30 – 50 Bar dengan
menggunakan air pengencer screw press bersuhu 90 – 950C sebanyak 15 – 20% TBS. Untuk
menurunkan viskositas minyak, penambahan air dapat pula dilakukan di oil gutter ke stasion klarifikasi.
Sedangkan ampas kempa dipecahkan dengan menggunakan cake breaker conveyor untuk
mempermudah pemisahan biji dan serat.

6. Pemecahan Ampas Kempa (Cake Breaker Conveyor)

Ampas press yang masih bercampur biji berbentuk gumpalan-gumpalan, dipecah dan dibawa untuk
dipisah antara ampas dan biji. Alat ini terdiri dari pedal-pedal yang diikat pada poros yang berputar.
Kemiringan pedal diatur sehingga pemecahan gumpalan-gumpalan terjadi dengan sempurna, sambil
mendorongnya pelan-pelan menuju depericarper dan penguapan air dapat berlangsung dengan
lancar.

21
7. Pemisahan Ampas dan Biji (Depericarper)

Depericarper adalah alat untuk memisahkan ampas dengan biji, serta membersihkan biji dari sisa-sisa
serabut yang masih melekat pada biji. Alat ini terdiri dari kolom pemisah (separating column) dan drum
pembersih (polishing drum). Ampas dan biji dari konveyor pemecah ampas kempa (cake breaker
conveyor) masuk kedalam kolom isapan blower. Sistem pemisahan terjadi oleh isapan blower. Ampas
kering (berat jenis kecil) masuk kedalam siklon ampas ke dalam conveyor bahan bakar, sedangkan biji
yang berat jenisnya lebih besar jatuh kebawah dan dihantar oleh conveyor kedalam drum pembersih.

8. Klarifikasi Minyak Sawit.

8.1. Pemisahan Pasir

Minyak yang keluar dari screw press melalui oil gutter dialirkan ke dalam sand trap tank dengan tujuan
untuk mengendapkan pasir.

8.2. Penyaringan Bahan Padatan

Crude Oil yang telah diencerkan dialirkan ke vibrating screen yang berukuran 20 – 40 mesh untuk
memisahkan bahan asing seperti pasir, serabut, bahan-bahan lain yang masih mengandung minyak
dan dapat dikembalikan ke digester. Untuk mengetahui ketepatan penambahan air pengencer maka
setiap dua jam sekali diambil sampel crude oil sebelum masuk vibrating creen untuk selanjutnya
denganhand centrifuge/electric centrifuge dapat diketahui komposisi, minyak, NOS dan air. Komposisi
yang tepat jika perbandingan minyak dan sludge 1 : 2 (konvensional) dan jika
dengan decanter perbadingan minyak dan sludge 1 : 1. Minyak kasar yang telah disaring dialirkan
kedalam crude oil tank dan suhu dipertahankan 90 – 950C, selanjutnya crude oil dipompa ke continous
settling tank.

8.3. Pemisahan minyak dengan continous settling tank/clarifier tank.

Fungsi continous settling tank adalah untuk mengendapkan sludge yang terkandung dalam crude oil.
Temperatur minyak dalam continous settling tankharus dipertahankan 90 – 950C. Minyak yang berada
pada lapisan atas dikutip dengan bantuan skimmer ke oil tank sedangkan sludge yang masih
mengandung minyak dialirkan ke sludge tank. Secara periodik sesuai kondisi masing-masing
pabrik, sludge dan pasir di dasar bejana harus dibuang (flushed out) dengan maksud agar pemisahan
minyak dapat berjalan dengan baik.

8.4. Pemurnian Minyak (oil purifier)

Fungsi oil purifier adalah untuk memisahkan sludge yang melayang dalam minyak dan mengurangi
kadar air yang terkandung dalam minyak sehingga kadar kotoran minyak produksi menjadi 0.02%.
Suhu minyak dalam oil purifier 90 – 950C, akhirnya minyak dari oil purifier dimasukkan ke dalam
vacuum oil dryer.

8.5. Pengeringan Minyak (oil dryer)

Minyak dari oil purifier dengan suhu 90 – 950C dipompa dan ditampung dalam float tank untuk
seterusnya diisap oleh vacuum dryer. Dibawah pelampung terpasang “Top Spindle” untuk mengatur
minyak yang disalurkan ke dalam bejana vacuum dryer sehingga kehampaan dalam vacuum
dryer tetap terkendali < 50 TORR. Kemudian melalui nozzle, minyak akan disemburkan ke dalam
bejana sehingga penguapan air akan lebih sempurna. Untuk menjaga keseimbangan minyak masuk
dan keluar dari bejana digunakan float valve dibagian bawah bejana.

22
8.6. Penimbunan Minyak Produksi

Minyak yang terkumpul didasar bejana akan disalurkan ke pompa dilantai bawah selanjutnya
dipompakan ke tangki timbun. Tangki timbun secara periodik dilakukan pengurasan mengikuti
standard prosedur pencucian tangki. Suhu penyimpanan berkisar antara 40 – 500C

9. Pengolahan Sludge

9.1. Sand Cyclone (Pre Cleaner)

Sludge dari sludge tank sebelum dimasukkan ke sludge separator dipompakan kesand
cyclone dimana pasir halus akan terpisah oleh adanya gaya centrifugal. Pasir halus yang berhasil
dipisahkan akan di blow down secara otomatis Sand Cyclone berfungsi dengan baik jika perbedaan
tekanan inflow dan outflow sludgemenunjukkan 2 Bar. Untuk memisahkan/mengambil minyak yang
masih terkandung pada sludge, selanjutnya sludge diproses pada sludge separator.

9.2. Pemisah Lumpur (sludge separator)

Cairan sludge yang telah melalui pre cleaner , dimasukkan ke dalam sludge separator, untuk dikutip
minyaknya. Dengan gaya sentrifugal minyak yang berat jenisnya lebih kecil bergerak menuju ke poros
dan terdorong keluar menujuReclaim Oil Tank. Cairan dan padatan yang mempunyai berat jenis lebih
berat dari minyak, terdorong kebagian dinding bowl, dan keluar melalui nozzle. Padatan yang
menempel pada dinding bowl dibersihkan/dicuci secara manual atau secara otomatis.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

a. Suhu “Sludge” dijaga 90 – 95oC


b. Penggunaan air untuk balancing harus dengan air panas (90 – 950C) dengan besarnya
aliran 10 – 150C pada gelas duga (alfa laval) atau berpedoman pada pelampung (wesfalia).
c. Pembebanan baru dapat dilaksanakan setelah mesin berputar normal dengan
menghitung petunjuk putaran (Revolution Counter).
d. Pencucian Bowl dilakukan secara periodik sesuai dengan kebutuhan.
e. Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilaksanakan setiap hari.

9.3. Penampung Limpahan Minyak (Reclaim Oil Tank).

Endapan-endapan dari clarifier tank, oil tank, sludge tank yang di “drain” setiap pagi sebelum
mengolah, ditampung di dalam tangki ini. Demikian juga minyak kutipan dari bak penampungan sludge
(Fat Pit), jika ALB masih memenuhi syarat. Tangki ini dilengkapi dengan sistem pemanas uap injeksi
untuk tujuan pemanasan. Minyak yang terapung dibagian atas dialirkan ke clarifier tank sedangkan
lumpur pekat dibuang ke bak penampung sludge yaitu Fat Pit. Pembersihan dan pemeriksaan
keseluruhan dilakukan seminggu sekali.

9.4. Pengutipan Minyak Parit (Fat Pit)

Fat Pit dipergunakan untuk menampung cairan-cairan yang masih mengandung minyak yang berasal
dari air condensate dan stasion klarifikasi. Minyak yang terkutip akan dipompa ke reclaim oil tank.
Pembersihan bak dan pemeriksaan dilakukan setiap 1 (satu) bulan.

10. Pengolahan Biji

23
10.1. Pemeraman Biji (nut silo)

Alat ini berfungsi sebagai tempat pemeraman biji. Biji yang telah keluar daridepericarper, perlu
diperam agar lebih mudah dipecah dan kernel lekang dari cangkang.

Lapisan biji dalam alat umumnya terdiri dari 3 (tiga) tingkat suhu yang berbeda :

a. Bagian atas 700C


b. Bagian tengah 600C
c. Bagian bawah 500C
10.2. Pemecahan Biji

Alat pemecah biji terdiri dari dua tipe yaitu tipe nut cracker dan ripple mill. Nut cracker hendaknya
dioperasikan dengan kecepatan putar yang sesuai dengan ukuran biji :

i. Fraksi kecil < 13 mm : 1400 rpm

ii. Fraksi sedang 13 – 15 mm : 1300 rpm

iii. Fraksi besar > 15 mm : 1250 rpm

Jika pemecahan biji menggunakan ripple mill maka magnit yang terdapat pada corong pemasukan
harus sering dibersihkan dari logam yang melekat. Effisensi nut cracker atau ripple mill dinyatakan
dengan persentase biji yang dapat dipecah terhadap umpan.

10.3. Pemisahan basah atau kering

Kernel yang masih campur dengan cangkang dipisahkan satu dengan yang lain melalui cara
pemisahan basah atau kering yaitu :

a. Pemisahan kering dengan menggunakan hisapan angin.

b. Pemisahan basah dengan menggunakan tanah liat (Claybath) atau air pusingan (Hydrocyclone).

=a. Pemisahan kering (Cracked Mixture Separator)

Sering juga disebut LTDS (Light Tenera Dust Separator) biasanya dengan dua tingkat. LTDS 1
memisahkan kernel bulat dengan cangkang/kernel pecah dan abu. Kernel bulat dikirim ke silo kernel,
cangkang/kernel pecah menuju LTDS dan abu dikirim ke boiler.

LTDS 2 memisahkan cangkang besar ke sheel bin, cangkang halus/kernel pecah ke Pemisah Basah
dan abu dikirim ke Boiler.

b.1. Pemisahan Basa Pemisahan dengan Hydrocyclone

Cracked mixture dengan gaya berat, kernel dan cangkang masuk ke dalam bak airhydrocyclone.
Prinsip kerja hydrocyclone adalah pemisahan cangkang dan kernel dalam pusaran air yang kuat.
Kernel yang berat jenis lebih rendah terkumpul ditengah dan keluar melalui vortex finder ke dewatering
drum/vibrating screen, sedangkan cangkang yang berat terlempar kepinggir tabung dan keluar
melaluicones ke dewatering drum/vibrating screen. Sampah-sampah yang melekat padadewatering
drum harus selalu dibersihkan. Penambahan air dilakukan secara kontinu agar permukaan air tetap
pada batas yang ditentukan, jika persentase kernel dalam cangkang terlalu tinggi maka vortex

24
finder diturunkan, sebaliknya jika persentase cangkang dalam kernel tinggi maka vortex
finder dinaikkan.

b.2. Pemisahan dengan Clay Bath

Cracked Mixture dipisahkan dengan menggunakan larutan tanah liat dengan berat jenis 1.13 yaitu
dengan mencampurkan tanah liat (kaolin) dengan air. Campuran kernel dimasukkan ke dalam bak
dengan massa yang memiliki berat jenis lebih dari 1.13 (cangkang) akan turun menuju dasar cone dan
secara gravitasi ke alat penapis cangkang untuk selanjutnya dikirim ke shell hopper. Sedangkan
kernel yang mengapung karena berat jenisnya kurang dari 1.13 dialirkan melalui talang penapis dan
dikirim ke kernel dryer untuk dikeringkan. Pemisahan kernel dapat berlangsung dengan baik jika berat
jenis cairan 1.13 dan tetap menggunakan tanah liat yang dapat membentuk larutan koloid.

10.4. Pengeringan Kernel

=a. Pengeringan kernel sawit yang dilakukan pada dryer model segi empat secara bertingkat, yaitu
pada kernel hasil pemisahan cara basah suhu pada tingkat atas, tengah dan bawah berturut-turut 60 –
700C, 70 – 800C dan 50 – 600C, sedangkan suhu alat pengering yang mengeringkan kernel hasil
pemisahan kering adalah 60 – 700C, 70 – 800C, 50 – 600C.

=b. Pengeringan kernel sawit pada silo dengan bentuk bulat dilakukan pada suhu sekitar 70 – 800C,
karena kernel dengan cara pemisahan kering dan basah tidak dipisah, maka yang perlu diperhatikan
adalah agar air tidak sampai terkait ke silo.

10.5. Penimbunan Kernel

Produksi kernel ditimbun dalam kernel bin selanjutnya disimpan dalam karung goni yang kelembaban
udara diatur tidak lebih dari 70% atai ditimbun di silo kernel dimana pengiriman ketempat penjualan
dengan sistem curah.

Tabel 1

Angka Kerja Pengolahan

Norma-
No Uraian Satuan
norma

1 Tekanan Perebusan Kg/cm2 2,8 - 3

2 Masa Rebus Triple Paek Menit 80 - 85

3 Pola Rebusan Puncak 2 atau 3

4 Suhu Massa dalam Digester oC 90 – 95

5 Tekanan Kerja Single Pressing bar 30 – 50

6 Tekanan Kerja Double Pressing : First Pressing bar 30 – 40

Tekanan Kerja Double Pressing : Second Pressing bar 40 – 50

7 Suhu Kerja Stasiun Klarifikasi oC 90 – 95

25
8 Tekanan Vacuum Dryer TOR 50

9 Suhu Hot Water Tank oC 90 – 95

10 Pemakaian Air Pengencer di Screw Press thd TBS % 15 – 20

11 Kebutuhan Air Stasiun Klarifikasi thd TBS % 5 – 10

12 Kebutuhan Air Pabrik tiap Ton TBS M3 1,2 – 1,5

13 Kebutuhan Listrik tiap Ton TBS KWH 15 – 17

500 –
14 Kebutuhan Uap tiap Ton TBS Kg
600

Suhu Nut Silo : Atas oC


15 70

oC
Suhu Nut Silo : Tengah 60

oC
Suhu Nut Silo : Bawah 50

16 Nut Cracker il : Fraksi Kecil (<13mm) rpm 1400

Suhu Nut Silo : Fraksi Sedang (13 – 15 mm) rpm 1300

Suhu Nut Silo : Fraksi Besar (> 15 mm) rpm 1250

Suhu Nut Silo : Effisiensi % >95

Ripple Mill : Effisiensi % >98

17 Suhu Kernel Dryer

a. Sistem Basah : Atas oC 60 – 70

a. Sistem Basah : Tengah oC 70 – 80

a. Sistem Basah : Bawah oC 50 – 60

a. Sistem Kering : Atas oC 60 – 70

a. Sistem Basah : Tengah oC 60 – 70

a. Sistem Basah : Bawah oC 50 – 60

Tabel 2

Persyaratan Mutu TBS

No Uraian Satuan Persyaratan

1 Buah Sangat Mentah (Fraksi 00) % 0

2 Buah Mentah (Fraksi 0) % 3 maks

%
3 Buah Kurang Matang (Fraksi I)

26
4 Buah Matang I (Fraksi II) %

5 Buah Matang II ( Fraksi III) %

6 Buah Lewat Matang (Fraksi IV) % 10 maks

7 Buah Sangat Matang (Fraksi V) % 2 maks

8 IPB - 80 min

9 TANKOS % 0

10 Buah Busuk % 0

11 Tandan Bertangkai Panjang > 2,5 cm % 0

12 NSP - 85

13 Brondolan Terkutip % 12 maks

Tabel 3

Spesifikasi Mutu CPO

Untuk meningkatkan daya saing, minyak sawit yang dihasilkan harus memenuhi spesifikasi mutu sebagai berikut :

No Parameter Satuan Persyaratan

1 ALB % 2,5 – 3,5

2 Air % 0,15 maks

3 Kotoran % 0,02 maks

4 Bil Peroksida % 5,0 maks

5 Bil Anisida % 5,0 maks

6 DOBI % 2,5 min

7 Bil iod % 51 min

8 Fe (Besi) rpm 5 maks

9 Cu (Tembaga) rpm 0,3 maks

10 Titik Air oC 39 – 41oC

27
Tabel 4

Spesifikasi Mutu Palm Kernel

No Parameter Satuan Persyaratan

1 Air % 7 maks

2 Kotoran % 6 maks

3 Kernel Pecah % 15 maks

4 Kernel Berubah Warna % 40 maks

5 ALB Minyak Kernel % 2 maks

6 Kandungan Minyak Kernel % 46 maks

Tabel 5. Angka Kehilangan Minyak Sawit dan Kernel Sawit

No Uraian Satuan Norma-norma

1 Kehilangan Minyak

a Drab Akhir Fat Pit (NOS) % 14 maks

b Drab Akhir Fat Pit (Contoh) % 0,5 – 0,7

c Ampas Kempa (NOS) % 7–8

d Ampas Kempa (Contoh) % <= 4,5

e Tandan Kosong (NOS) % 4–5

f Tandan Kosong (Contoh) % 2,5 – 3

g Buah Ikut Tandan Kosong (Contoh) % 2,3 – 2,5

h Minyak Dalam Buah Ikut Tandan Kosong (Contoh) % 0,5 – 1,2

i Biji (Contoh) % 0,8 maks

j Solid Decanter (NOS) % 12 maks

k Solid Decanter (Contoh) % 2,5 maks

l Total Kehilangan Minyak terhadap TBS % 1,65 maks

2 Kehilangan Kernel

28
a Serabut (Contoh) % 2 maks

b Cangkang Proses Kering (Contoh) % 5 maks

c Cangkang Proses Basang (Contoh)

 Hydrocyclone % 5 maks

 Claybath % 1,5m,s

d Kernel dalam Buah Ikut Tandan Kosong % 0,2 maks

e Total Kehilangan Kernel terhadap TBS % 0,6 maks

3.02. MENJALANKAN DAN MENGHENTIKAN OPERASI PABRIK


Untuk menjaga kelancaran proses produksi dan keamanan baik material maupun personil, maka untuk
menjalankan dan memberhentikan pesawat-pesawat pabrik perlu dipedomani hal berikut :

1. Assistant pabrik bertanggung jawab atas pengoperasian pesawat-pesawat di pabrik.

2. Sebelum pesawat-pesawat dan mesin-mesin dioperasikan terlebih dahulu dilaksanakan hal-


hal :

2.1. Pemeriksaan kondisi antara lain pelumasan, alat keamanan, baut pondasi dan lain-lain.

2.2. Setiap kepala kerja melakukan pemeriksaan dengan menggunakan formulir pemeriksaan (check
list) yang pengisiannya dilakukan oleh kepala kerja sendiri dan kemudian diserahkan kepada Assistant
pabrik.

2.3. Assistant pabrik menetapkan seluruh atau sebahagian stasiun yangBOLEH dijalankan. Pada
umumnya ketika panen rendah pabrik dioperasikan dengan 1 (satu) line instalasi. Sementara itu
bengkel umum mengadakan perbaikan menyeluruh terhadap instalasi line yang tidak bekerja guna
menghadapi masa panen puncak.

3. Sewaktu mesin-mesin bekerja, Assistant pabrik harus melakukan tindakan pengawasan.


Pencatatan data dilakukan oleh para operator harus cermat dan tepat, misalnya pencatatan data
dikamar mesin mengenai tekanan uap, suhu uap, tegangan serta beban listrik.

4. Jika terjadi kerusakan, segera diperbaiki dan kerusakan yang tidak dapat diatasi segera
dilaporkan kepada Mill Manager.

5. Segala kerusakan dan perbaikan di pabrik adalah tanggung jawab langsung Assistant pabrik.

6. Penyediaan bahan-bahan seperti minyak pelumas, minyak gemuk, bahan bakar, suku cadang di
gudang harus cukup untuk menghindari terjadinya stagnasi.

7. Dalam buku jurnal pabrik dicatat data pabrik, misalnya jam mulai bekerja, pabrik berhenti,
kerusakan-kerusakan yang terjadi, perbaikan yang dilakukan, data-data teknis seperti suhu, tekanan,
tegangan listrik dan lain-lain.

8. Tidak dibenarkan Assistant pabrik meninggalkan pabrik yang sedang bekerja.

29
9. Mill Manager dan Assistant Bengkel Umum / Maintenance secara periodic dan teratur mengadakan
pemeriksaan pada mesin-mesin yang bekerja dan apakah instruksi-instruksi dan petunjuk
dalamoperation manual dilaksanakan dengan baik.

10. Petunjuk menjalankan dan memberhentikan pesawat-pesawat pabrik sebagai berikut :

10.1. Persiapan pengoperasian pabrik

Diperlukan persiapan yang baik agar pabrik dapat beroperasi dengan baik dan kontinu, mencapai
sasaran kapasitas serta mutu hasil olah.

Persiapan ini meliputi semua bidang kegiatan, antara lain : mesin dan peralatan, bahan baku olah dan
tenaga kerja serta lainnya

10.1.1. Mesin dan Peralatan

Semua mesin dan peralatan perlu diperiksa sebelum dioperasikan. Pemeriksaan dilaksanakan secara
teliti dengan bantuan menggunakan check list serta laporan kerusakan. Hal ini diperlukan untuk
menghindari terjadinya stagnasi yang mengakibatkan penurunan produktifitas.

10.1.2. Keadaan Pelumas

Keadaan pelumas dari setiap alat yang dioperasikan merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan keberhasilan operasi dan pemeliharaan. Pemeriksaan keadaan pelumas ini merupakan
keharusan sebelum operasi, agar tindakan pencegahan dapat dilakukan sebelum terlambat.

10.1.3. Bahan Bakar

Pemeriksaan bahan bakar yang akan dipakai yang ideal apabila tersedia untuk keperluan 3 jam, yaitu
Fibre (ampas kering) dan cangkang.

Bahan bakar tersebut ditimbun diatas platform yang dikumpulkan selama proses sebelumnya.

Dalam hal kekurangan bahan bakar fibre dan cangkang, terutama pada musim panen rendah akan
diusahakan mendapatkan bahan bakar itu dengan jalan mengeringkan janjangan kosong.

10.1.4. Bahan Baku Tandan Buah Segar (TBS)

Pemeriksaaan laporan situasi TBS baik di pabrik (PMS) maupun dilapangan serta kemampuan
pengangkutan untuk dapat menentukan jam mulai mengolah, kapasitas olah dan perkiraan lama
operasi.

10.1.5. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah orang yang mengoperasikan semua alat, maka untuk itu sebelum operasi,
periksa apakah semua tenaga kerja yang dibutuhkan telah hadir sesuai dengan kebutuhan setiap
stasiun.

10.2. Pabrik dijalankan dengan menghidupkan mesin-mesin dimulai dari akhir proses menuju ke awal
proses.

Dihidupkan dengan tombol saklar berturut-turut menurut suatu interval tertentu. Start berikutnya
dilakukan setelah mesin berjalan normal.

Urutan-urutan pengoperasian mesin-mesin dilakukan sebagai berikut :


30
10.2.1. Ketel uap

10.2.2. Turbin uap

10.2.3. Lemari pembagi listrik (Switch Board)

10.2.4. Bejana uap bekas (back pressure vessel =BPV)

10.2.5. Stasiun Kempa

10.2.6. Stasiun pemurnian minyak

10.2.7. Stasiun pengolah biji

10.2.8. Stasiun rebusan

10.2.1. Ketel Uap

Ketel uap dapat dioperasikan apabila memenuhi kondisi sebagai berikut :

a. Tangki air umpan dalam keadaan penuh dengan mutu air memenuhi persyaratan air umpan.

b. Pompa air umpan ketel berada dalam kondisi yang baik yang digerakkan listrik dan uap.

c. Seluruh peralatan pengaman ketel dalam kondisi baik.

d. Tinggi permukaan air dalam ketel uap sesuai dengan batas yang ditentukan.

e. Dapur dalam keadaan bersih.

Bahan bakar cukup tersedia.

f. Menghidupkan ketel uap dilakukan sebagai berikut :

g. Buka kran buang udara pada drum super heater.

h. Drain air pada gelas penduga.

i. Hidupkan pompa air umpan listrik dan buka kran buangan air pada drum (blow down) selama ±
½ menit. Kemudian kran tersebut ditutup dan ketinggian air diatur sampai batas yang ditentukan.

j. Pasang api.

k. Setelah api cukup besar tutup pintu dapur, hidupkan Induce Draft Fan (IDF).

l. Hidupkan Conveyor bahan bakar.

m. Hidupkan Force Draft Fan (FDF) dan dijaga agar tekanan udara dalam ruang bakar minus (10 –
30 mm Hg).

n. Pada tekanan 5 kg/cm2 pompa uap dicoba.

o. Pada tekanan 10 kg/cm2 air kondensat pada pipa-pipa dibuang dengan membuka kran selama ±
½ menit.

p. Tutup kran buang udara pada drum super heater dan buka kran uap induk perlahan-lahan
sampai terbuka penuh.

31
q. Naikkan tekanan ketel sampai tekanan kerja.

10.2.2. Turbin Uap

Turbin uap dapat dioperasikan apabila memenuhi kondisi sebagai berikut :

=a. Klep pengaman (trip emergency valve) dalam keadaan bebas.

=b. Kran uap bekas pada tangki uap buangan (back pressure vessel) terbuka.

=c. Air pendingin turbin cukup.

Menghidupkan dan mengoperasikan turbin dilakukan sebagai berikut :

=a. Buka kran air pendingin.

=b. Buka kran air kondensat.

=c. Buka kran air buangan turbin.

=d. Stel “Load Limit” pada kedudukan skala 2

sampai 3.

=e. Stel “Speed Drop” pada kedudukan skala

10.

f. Buka kran induk atas sedikit (± 2 draad) dan induk bawah dibuka perlahan-lahan sampaipenuh.

g. Buka stang steam chest agar turbin mulaiberjalan.


h. Periksa putaran dengan melihat rpm padaTachometer. Apabila rpm kurang dari 4500,
putar Speed Control sampai diperoleh putaran normal.
i. Buka uap induk bagian atas perlahan-
lahan sampai batas maximum.
j. Setelah turbin berjalan normal dan voltage menunjukkan 380 volt, saklar induk pada
lemari saklar (Switch Board) dimasukkan dan turbin siap dibebani.

10.2.3. Switch Board

Sebelum saklar induk (main switch) dimasukkan harus memenuhi kondisi sebagai berikut :

Saklar pembagi dalam keadaan bebas (OFF).

Instrumen dan atau meteran dalam keadaan bekerja baik.

Pengoperasian dilakukan sebagai berikut :

=a. Masukkan saklar induk pada posisi (“ON”).

=b. Masukkan saklar-saklar pembagi untuk setiap stasion secara berturut-turut (saklar-saklar pada
setiap stasion dalam keadaan “OFF”).

=c. Dalam keadaan beban amper yang tidak memungkinkan dibebankan pada satu mesin listrik
(genset), harus dilakukan paralel 2 mesin.

32
=d. Hidupkan genset kedua.

=e. Sesuai putaran, frekwensi dan tegangan listrik dengan mesin pertama.

=f. Perhatikan panel (sinkronisasi) jika tegangan, frekwensi tiap pase telah sama dan lampu beban nol
telah padam maka saklar utama pada switch board untuk mesin kedua dapat dimasukkan (“ON”).

=g. Setelah keadaan mesin terhubung paralel, adakan penyetelan-penyetelan atau penyesuaian-
penyesuaian untuk frekwensi dan tegangan antara kedua mesin tersebut, agar pada waktu
pembebanan tidak terjadi kepincangan-kepincangan yang memungkinkan sambungan paralel terpisah
kembali.

10.2.4. Bejana uap bekas (Back Pressure Vessel)

Uap bekas dari turbin uap ditampung didalam BPV, kemudian dipergunakan untuk pengolahan
terutama pada ketel rebusan dan stasiun-stasiun lain yang membutuhkan uap.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada BPV adalah:

=a. Jika tekanan uap kurang dari 3,5 kg/cm2 maka uap harus diberi tambahan secara otomatis melalui
reducer valve atau secara manual melalui kran uap langsung (by pass) dari Boiler.

=b. Air didalam bejana berada pada batas-batas yang ditentukan pada gelas penduga.

10.2.5. Stasiun Kempa (Press)

Peralatan stasiun pressan dapat dioperasikan apabila memenuhi kondisi sebagai berikut :

=a. Stasiun dalam keadaan bersih.

=b. Digester, press, conveyor dan seluruh

peralatan dalam kondisi baik.

=c. Seluruh kran uap dan minyak dalam

keadaan baik dan tidak ada kebocoran.

Menjalankan Stasiun Pressan.

Dilakukan dengan menghidupkan mesin dan peralatan sebagai berikut :

Conveyor bahan bakar ketel uap (fuel conveyor)

1. Air Lock Fibre Cyclone

2. Blower Fibre Cyclone

3. Timba Biji (Nut Elevator)

4. Depericarper

5. Cake Breaker Conveyor

6. Pompa minyak kasar (Crude Oil Pump

atau R.O.Pump)
33
7. Saringan bergetar (Vibrating Screen)

2. Ketel adukan (Digester)

3. Conveyor pembagi (Distributing Conveyor)

4. Pengempa (Screw Press)

5. Conveyor Buah (Fruit Conveyor)

6. Timba Buah (Fruit Elevator)

7. Conveyor Janjangan Kosong (Empty Bunches Conveyor)

8. Penebah (Thressing Machine)

9. Pengisi Otomatis (Automatic Feeder)

10. Alat Pengangkat (Hoisting Crane)

10.2.6.Stasiun Pemurnian Minyak (Stasiun Klarifikasi)

Peralatan di stasiun klarifikasi minyak baru dapat dioperasikan apabila :

a. Semua peralatan dalam keadaan bersih.

b. Kran minyak, uap dan air dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran-kebocoran.

c. Pompa minyak dan air dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran.

d. Alat-alat pengukur (manometer dan Thermometer) dalam keadaan baik.

e. Temperatur minyak dan air sesuai dengan ketentuan.

Menjalankan stasiun klarifikasi, dilakukan sebagai berikut :

1.Menghidupkan Sentifugal Minyak (Oil Purifier) sebagai berikut :

2.Rem dalam posisi bebas (terbuka).

3.Air dingin dalam tangki pengisi harus tersedia.

4.Control valve pada posisi angka 2 (air pengisi bowl terbuka).

5.Tutup kran minyak ke ke floater tank.

6.Buka kran air panas.

7.Start motor penggerak

8.Perhatikan apabila getaran terlalu kuat segera mesin dihentikan, kemungkinan bowl kurang bersih.

Menghidupkan sludge separator dengan cara :

Sebelum start :

1.Air suplesi dibuka kecil (klep pada sight gelas 1-30).

34
2.Rem dalam keadaan bebas (terbuka).

Kran Sludge ditutup rapat

Start sebelum putaran normal :

a.Start electromotor (beban 35 – 40 amp)

Jika putaran belum normal terdapat getaran, maka mesin harus dihentikan dan diperiksa kembali
kemungkinan masih ada kotoran pada bowl ataupun nozzle tersumbat.

b.Mesin dibiarkan jalan sampai putaran normal (tachometer menunjukkan angka 1420 – 1500 rpm
ataupun revolution counter berputar antara 118 – 125 kali per menit dan beban berkisar ± 25 amp)

Setelah putaran normal :

a.Proses pengolahan dapat dimulai.

b.Selama proses pengolahan kedudukan valve air keseimbangan pada gelas penduga berkisar ± 150.

c.Beban motor ± 28 amp.

d.Apabila selama proses terjadi getaran, maka mesin dihentikan dan bowl atau nozzle dicuci kembali.

e.Hidupkan brush strainer.

f.Hidupkan pre cleaner.

Menghidupkan Decanter dengan cara :

a.Periksa baut-baut apakah sudah terikat kuat.

b.Hidupkan power supply (switch on) pada panel.

c.Tekan saklar start dari sirkulasi oil pump untuk menjalankan pelumasan. Setelah 10 detik tekanan
press naik 20 kg/cm2, motor utama akan bekerja secara otomatis.

d.Waktu starting up selama ± 2 (dua) menit ampermeter akan menunjukkan 35 s/d 40 amp.

e.Biarkan berjalan kosong, untuk pemanasan kira-kira 20 menit (kran air dan crude oil tertutup).

f.Periksa sludge conveyor apakah aman dari tenaga manusia ataupun benda-benda yang dapat
merusak dan kemudian jalankan conveyor dengan menekan saklar.

g.Buka kran air panas dengan pengisian ± 2 m3/jam selama 5 menit.

h.Periksa kran air dan steam mulai dari pressan, crude oil tank dan pipa-pipa untuk mendapatkan
temperatur crude oil 950C.

i.Pembuangan pasir dari pre cleaner supaya dilakukan secara rutin tergantung pada jumlah pasir
yang terlihat pada glass penduga.

j.Tutup kran air panas yang masuk ke decanter dan kran crude oil dibuka perlahan-lahan sampai
mencapai 10 – 12 m3 per jam.

k.Perhatikan pengisian agar beban tidak terlalu berat.

35
l.Mesin bekerja normal bila Ampermeter menunjukkan angka 60 – 70 amp.

10.2.7. Stasiun Pengolah Biji (Kernel Plat)

Menjalankan stasiun pengolah biji (kernel plant) dilakukan dengan menghidupkan mesin dan peralatan
sebagai berikut :

1. Pneumatic transport inti dibawah kernel silo.

2. Air Lock Kernel Silo.

3. Shaking Grade Kernel Silo.

4. Fan Kernel Silo.

5. Buka penuh semua kran uap pemanas kernel silo.

6. Kernel Conveyor diatas Kernel Silo.

7. Pneumatic Transport inti dan cangkang.

8. Air Lock inti dan cangkang.

9. Dewatering Drum Hydrocyclone atau Dewatering Drum Kaolin/Clay.

10. Buka kran air pengisi bak Hydrocyclone atau Kaolin Bath.

11. Pompa air Hydrocyclone atau Dikaolin Bath ketika air dalam bak cukup.

12. Air Lock dan Light Tenera Dust Separator (LTDS) Fan.

13. Nut Recycling Conveyor.

14. Cracked Mixture Conveyor.

15. Cracked Mixture.

16. Vibrating Grade.

17. Nut Cracker.

18. Nut Grading Drum.

19. Nut Elevator ke Nut Grading Drum.

20. Nut Conveyor dibawah Nut Silo.

21. Shaking Grade, Nut Silo Fan dan buka kran uap pemanas.

22. Nut Conveyor diatas Nut Silo

10.2.8. Stasiun Rebusan

Untuk menghidupkan Stasiun Rebusan ini dilakukan sebagai berikut :

1. Buka Pintu Rebusan.

2. Pasang Jembatan dari rail track ke rebusan.


36
3. Lori berisi TBS dimasukkan ke dalam rebusan.

4. Packing pintu dibersihkan dari kotoran-kotoran, packing pintu dilumasi dengan minyak gemuk.

5. Angkat jembatan lori rebusan.

6. Tutup pintu rebusan sampai terkunci baik.

7. Merebus buah dengan sistem 3 puncak.

10.3. Menghentikan Pabrik Minyak Sawit

Pabrik dihentikan dari awal proses menuju akhir proses, dengan menekan saklar berturut-turut dengan
interval tertentu. Memberhentikan peralatan berikutnya dilakukan setelah alat didepannya berhenti.
Untuk menghentikan peralatan yang sedang beroperasi, dilakukan dengan urutan sebagai berikut :

10.3.1.Stasiun Rebusan

Kalau buah cukup tersedia, maka rebusan diberhentikan dalam keadaan berisi buah masak. Pada
akhir minggu rebusan haus dikosongkan untuk pembersihan dan perawatan.

a.Tutup kran masuk.

b.Kran buangan uap bagian atas rebusan dalam keadaan tertutup.

c.Kran buangan uap bagian atas rebusan dalam keadaan tertutup.

d.Kran buangan air kondensat dibuka.

e.Kosongkan semua lori-lori rebusan yang berisi buah masak.

10.3.2. Stasiun Penabah

a.Alat pengangkat (Hoisting Crane) dihentikan pada posisi yang telah ditentukan pada bagian ujung
kabel (wire rope) dibebaskan dari beban dengan meletakkan as dan sprocket tergantung diatas
automatic feeder.

b.Kosongkan automatic feeder dan threshing drum dan berhentikan.

c.Kosongkan Empty Bunch Conveyor (EBC) dan dihentikan.

d.Kosongkan Fruit Conveyor dibawah bantingan machine dan dihentikan.

e.Kosongkan Fruit Transfer Conveyor, Fruit Elevator, Fruit Distribution Conveyor dan biarkan jalan
sampai dengan stasiun pressan dihentikan.

10.3.3. Stasiun Pressan

a.Hentikan Fruit Elevator.

b.Hentikan Fruit Distributing Conveyor.

c.Kosongkan Digester dan hentikan, kemudian tutup kran-kran uap.

d.Kosongkan screw dan pressan kemudian hentikan, tutup kran air dan uap.

e.Kosongkan Crude Oil Gutter dan tutup kran air.


37
f.Hentikan Vibrating Screen dan tutup kran air.

g.Kosongkan Crude Oil Tank dan tutup semua kran uap dan air.

h.Hentikan Crude Oil Pump dan tutup kran minyak.

10.3.4. Stasiun Depericarper

a.Kosongkan Cake Break Conveyor dan hentikan kemudian tutup semua kran uap.

b.Kosongkan Polishing Drum dan hentikan.

c.Hentikan Fibre Cyclone Fan dan Air Lock.

d.Kosongkan Nut Elevator dan hentikan.

e.Kosongkan Nut Conveyor diatas Nut Silo dan hentikan.

10.3.5. Stasiun Pabrik Biji

a.Hentikan Shaking Grade Nut Silo.

b.Hentikan Nut Silo Fan dan tutup kran-kran uap.

c.Kosongkan Nut Conveyor dibawah Silo dan hentikan.

d.Kosongkan Nut Elevator dan hentikan.

e.Kosongkan Nut Grading Drum dan hentikan.

f.Kosongkan Nut Cracker dan hentikan.

g.Kosongkan Nut Elevator dan hentikan.

h.Kosongkan Cracked Misture Vibrating Grade dan hentikan.

i.Kosongkan Cracked Mixture Conveyor dan hentikan.

j.Kosongkan Nut Recycling Conveyor dan hentikan.

j.Hentikan LTDS Fan dan Air Lock.

k.Kosongkan Hydrocyclone atau bak Kaolin Bath dan hentikan pompa-pompanya.

l.Kosongkan Dewatering Drum atau Dewatering Screw dari Kaolin Bath dan hentikan.

m.Hentikan Air Lock inti dan cangkang.

n.Kosongkan Pneumatic Transport inti dan cangkang kemudian hentikan.

o.Kosongkan Kernel Conveyor dan hentikan.

p.Hentikan Fan Kernel Silo, Nut Silo dan tutup semua kran uap.

p.Kosongkan Shaking Grade Kernel Silo dan hentikan.

r.Hentikan Air Lock Kernel Silo

38
s.Kosongkan Pneumatic Transport inti dan hentikan.

10.3.6. Stasiun Klarifikasi

a. Kutip minyak sampai dengan batas yang ditentukan dari Continuous Settling Tank (CST) dan tutup
kran-kran uap.

b.Kosongkan Oil Purifier, lakukan pencucian dan hentikan kalau sudah bersih.

c. Kosongkan Vacuum Dryer, tutup kran-kran uap dan air.

d.Hentikan Oil Pump dibawah Vacuum.

e.Kosongkan Flow Meter dan tangki minyak.

f.Hentikan pompa minyak ke tangki timbun.

g.Kosongkan tangki Sludge dan tutup kran-kran uap.

h.Hentikan Brush Strainer kemudian tutup kran air.

I,Hentikan Pre-Cleaner (Sand Cyclone).

j.Hentikan Decanter.

k.Tutup kran Crude Oil.

l.Buka kran air panas dengan kapasitas 10 m3/jam selama ± 43 menit.

m. Matikan mesin dengan menekan saklar “OFF”.

n. Tutup kran air.


o. Biarkan Rotor berputar dan akan berhenti setelah 45 menit.
p. Matikan Power Supply (Switch “OFF”) pada panel.
q. Tutup kran air pendingin.
r. Bersihkan bagian luar dan sekitar Decanter.
s. Hentikan pompa Sludge dan tutup kran Sludge yang menuju ke Sludge Separator.
t. Biarkan Sludge Separator berjalan beberapa saat dengan isi air panas untuk
pembersihan dan kemudian dihentikan. Tutup kran air panas.
u. Hentikan pompa Reclaimed Oil Tank.

10.3.7. Kamar Mesin

Sebelum menghentikan Turbin Uap hidupkan mesin Diesel dan paralel dengan Turbin kemudian :

a. Turunkan tekanan pada Back Pressure Vessel sampai dengan 0 kg/cm.


b. Pindahkan beban ke mesin Diesel.
c. Buka kran-kran kondensat.
d. Turunkan putaran mesin dengan memutar Syncronizing.
e. Tutup kran induk uap masuk.
f. Tutup kran uap bekas ke Back Pressure Vessel (BPV).
g. Tutup kran air pendingin.

10.3.8. Stasiun Boiler


39
a.Kosongkan dan hentikan Fuel Conveyor, Fuel Feeder, Blower dan tarik api.

b.Turunkan tekanan dengan mengadakan sirkulasi air dan blow down.

c.Buka kran buangan angin pada super heater.

d.Buka kran kondensat.

e.Tutup kran induk.

f.Atur level air pada boiler dengan ketinggian ¾ pada gelas penduga dan selanjutnya matikan pompa-
pompa air dan Chemical Pump.

g. Tutup kran-kran uap pada Deaerator dan Feed Tank.

10.4. Monitoring dan Evaluasi

10.4.1. Dalam pengelolaan pabrik pengolah hasil termasuk PKS yang menjadi fokus perhatian
manajemen adalah efisiensi. Efisiensi menyangkut optimalisasi pabrik agar dapat mengeluarkan hasil
(out put) sebaik mungkin dengan tingkat biaya yang sehemat hematnya.

Masalah efisiensi sangat penting karena bila kegiatan pabrik tidak efisien akan mengakibatkan
kerugian besar.

10.4.2. Berdasarkan landasan tersebut maka pada hakikatnya setiap proses produksi harus dilakukan
dengan benar dan tepat disertai dengan proses monitoring dan evaluasi harus selalu dilakukan pada
setiap proses produksi dan bahkan perlu pada beberapa peralatan yang rawan rusak sifatnya harus
dilakukan pengawasan ekstra ketat.

10.4.3. Sumber kerugian yang utama di pabrik adalah :

Kehilangan produksi (losses) :

a. Minyak sawit

b. Inti sawit

10.4.4.Kehilangan Produksi (Losses)

Kehilangan produksi di pabrik kelapa sawit adalah kehilangan minyak sawit dan inti sawit yang terjadi
selama proses pengolahan berlangsung. Dalam rangkaian instalasi pabrik pengolahan kelapa sawit
ada beberapa alat yang secara teknik menjadi tempat terjadinya kehilangan (kerugian), yang tidak
mungkin dihilangkan, maka norma kehilangan telah ditetapkan berdasarkanpengalaman dan kualitas
peralatan.

Bila dalam realisasinya kehilangan diatas norma, maka hal itu jelas disebabkan karena
ketidaksesuaian dalam pengoperasian dan perawatan mesin atau peralatan tersebut.

Kehilangan minyak sawit dan inti sawit dalam proses pengolahan sebagai berikut :

3.02. MENJALANKAN DAN MENGHENTIKAN OPERASI PABRIK

Untuk menjaga kelancaran proses produksi dan keamanan baik material maupun personil, maka untuk
menjalankan dan memberhentikan pesawat-pesawat pabrik perlu dipedomani hal berikut :

40
1. Assistant pabrik bertanggung jawab atas pengoperasian pesawat-pesawat di pabrik.

2. Sebelum pesawat-pesawat dan mesin-mesin dioperasikan terlebih dahulu dilaksanakan hal-


hal :

2.1. Pemeriksaan kondisi antara lain pelumasan, alat keamanan, baut pondasi dan lain-lain.

2.2. Setiap kepala kerja melakukan pemeriksaan dengan menggunakan formulir pemeriksaan (check
list) yang pengisiannya dilakukan oleh kepala kerja sendiri dan kemudian diserahkan kepada Assistant
pabrik.

2.3. Assistant pabrik menetapkan seluruh atau sebahagian stasiun yangBOLEH dijalankan. Pada
umumnya ketika panen rendah pabrik dioperasikan dengan 1 (satu) line instalasi. Sementara itu
bengkel umum mengadakan perbaikan menyeluruh terhadap instalasi line yang tidak bekerja guna
menghadapi masa panen puncak.

3. Sewaktu mesin-mesin bekerja, Assistant pabrik harus melakukan tindakan pengawasan.


Pencatatan data dilakukan oleh para operator harus cermat dan tepat, misalnya pencatatan data
dikamar mesin mengenai tekanan uap, suhu uap, tegangan serta beban listrik.

4. Jika terjadi kerusakan, segera diperbaiki dan kerusakan yang tidak dapat diatasi segera
dilaporkan kepada Mill Manager.

5. Segala kerusakan dan perbaikan di pabrik adalah tanggung jawab langsung Assistant pabrik.

6. Penyediaan bahan-bahan seperti minyak pelumas, minyak gemuk, bahan bakar, suku cadang di
gudang harus cukup untuk menghindari terjadinya stagnasi.

7. Dalam buku jurnal pabrik dicatat data pabrik, misalnya jam mulai bekerja, pabrik berhenti,
kerusakan-kerusakan yang terjadi, perbaikan yang dilakukan, data-data teknis seperti suhu, tekanan,
tegangan listrik dan lain-lain.

8. Tidak dibenarkan Assistant pabrik meninggalkan pabrik yang sedang bekerja.

9. Mill Manager dan Assistant Bengkel Umum / Maintenance secara periodic dan teratur mengadakan
pemeriksaan pada mesin-mesin yang bekerja dan apakah instruksi-instruksi dan petunjuk
dalam operation manualdilaksanakan dengan baik.

10. Petunjuk menjalankan dan memberhentikan pesawat-pesawat pabrik sebagai berikut :

10.1. Persiapan pengoperasian pabrik

Diperlukan persiapan yang baik agar pabrik dapat beroperasi dengan baik dan kontinu, mencapai
sasaran kapasitas serta mutu hasil olah.

Persiapan ini meliputi semua bidang kegiatan, antara lain : mesin dan peralatan, bahan baku olah dan
tenaga kerja serta lainnya

10.1.1. Mesin dan Peralatan

Semua mesin dan peralatan perlu diperiksa sebelum dioperasikan. Pemeriksaan dilaksanakan secara
teliti dengan bantuan menggunakan check list serta laporan kerusakan. Hal ini diperlukan untuk
menghindari terjadinya stagnasi yang mengakibatkan penurunan produktifitas.
41
10.1.2. Keadaan Pelumas

Keadaan pelumas dari setiap alat yang dioperasikan merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan keberhasilan operasi dan pemeliharaan. Pemeriksaan keadaan pelumas ini merupakan
keharusan sebelum operasi, agar tindakan pencegahan dapat dilakukan sebelum terlambat.

10.1.3. Bahan Bakar

Pemeriksaan bahan bakar yang akan dipakai yang ideal apabila tersedia untuk keperluan 3 jam, yaitu
Fibre (ampas kering) dan cangkang.

Bahan bakar tersebut ditimbun diatas platform yang dikumpulkan selama proses sebelumnya.

Dalam hal kekurangan bahan bakar fibre dan cangkang, terutama pada musim panen rendah akan
diusahakan mendapatkan bahan bakar itu dengan jalan mengeringkan janjangan kosong.

10.1.4. Bahan Baku Tandan Buah Segar (TBS)

Pemeriksaaan laporan situasi TBS baik di pabrik (PMS) maupun dilapangan serta kemampuan
pengangkutan untuk dapat menentukan jam mulai mengolah, kapasitas olah dan perkiraan lama
operasi.

10.1.5. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah orang yang mengoperasikan semua alat, maka untuk itu sebelum operasi,
periksa apakah semua tenaga kerja yang dibutuhkan telah hadir sesuai dengan kebutuhan setiap
stasiun.

10.2. Pabrik dijalankan dengan menghidupkan mesin-mesin dimulai dari akhir proses menuju ke awal
proses.

Dihidupkan dengan tombol saklar berturut-turut menurut suatu interval tertentu. Start berikutnya
dilakukan setelah mesin berjalan normal.

Urutan-urutan pengoperasian mesin-mesin dilakukan sebagai berikut :

10.2.1. Ketel uap

10.2.2. Turbin uap

10.2.3. Lemari pembagi listrik (Switch Board)

10.2.4. Bejana uap bekas (back pressure vessel =BPV)

10.2.5. Stasiun Kempa

10.2.6. Stasiun pemurnian minyak

10.2.7. Stasiun pengolah biji

10.2.8. Stasiun rebusan

42
10.2.1. Ketel Uap

Ketel uap dapat dioperasikan apabila memenuhi kondisi sebagai berikut :

a. Tangki air umpan dalam keadaan penuh dengan mutu air memenuhi persyaratan air umpan.

b. Pompa air umpan ketel berada dalam kondisi yang baik yang digerakkan listrik dan uap.

c. Seluruh peralatan pengaman ketel dalam kondisi baik.

d. Tinggi permukaan air dalam ketel uap sesuai dengan batas yang ditentukan.

e. Dapur dalam keadaan bersih.

Bahan bakar cukup tersedia.

f. Menghidupkan ketel uap dilakukan sebagai berikut :

g. Buka kran buang udara pada drum super heater.

h. Drain air pada gelas penduga.

i. Hidupkan pompa air umpan listrik dan buka kran buangan air pada drum (blow down) selama ±
½ menit. Kemudian kran tersebut ditutup dan ketinggian air diatur sampai batas yang ditentukan.

j. Pasang api.

k. Setelah api cukup besar tutup pintu dapur, hidupkan Induce Draft Fan (IDF).

l. Hidupkan Conveyor bahan bakar.

m. Hidupkan Force Draft Fan (FDF) dan dijaga agar tekanan udara dalam ruang bakar minus (10 –
30 mm Hg).

n. Pada tekanan 5 kg/cm2 pompa uap dicoba.

o. Pada tekanan 10 kg/cm2 air kondensat pada pipa-pipa dibuang dengan membuka kran selama ±
½ menit.

p. Tutup kran buang udara pada drum super heater dan buka kran uap induk perlahan-lahan
sampai terbuka penuh.

q. Naikkan tekanan ketel sampai tekanan kerja.

10.2.2. Turbin Uap

Turbin uap dapat dioperasikan apabila memenuhi kondisi sebagai berikut :

=a. Klep pengaman (trip emergency valve) dalam keadaan bebas.

=b. Kran uap bekas pada tangki uap buangan (back pressure vessel) terbuka.

=c. Air pendingin turbin cukup.

43
Menghidupkan dan mengoperasikan turbin dilakukan sebagai berikut :

=a. Buka kran air pendingin.

=b. Buka kran air kondensat.

=c. Buka kran air buangan turbin.

=d. Stel “Load Limit” pada kedudukan skala 2

sampai 3.

=e. Stel “Speed Drop” pada kedudukan skala

10.

f. Buka kran induk atas sedikit (± 2 draad) dan induk bawah dibuka perlahan-lahan sampaipenuh.

g. Buka stang steam chest agar turbin mulaiberjalan.


h. Periksa putaran dengan melihat rpm padaTachometer. Apabila rpm kurang dari 4500,
putar Speed Control sampai diperoleh putaran normal.
i. Buka uap induk bagian atas perlahan-
lahan sampai batas maximum.
j. Setelah turbin berjalan normal dan voltage menunjukkan 380 volt, saklar induk pada
lemari saklar (Switch Board) dimasukkan dan turbin siap dibebani.
10.2.3. Switch Board

Sebelum saklar induk (main switch) dimasukkan harus memenuhi kondisi sebagai berikut :

Saklar pembagi dalam keadaan bebas (OFF).

Instrumen dan atau meteran dalam keadaan bekerja baik.

Pengoperasian dilakukan sebagai berikut :

=a. Masukkan saklar induk pada posisi (“ON”).

=b. Masukkan saklar-saklar pembagi untuk setiap stasion secara berturut-turut (saklar-saklar pada
setiap stasion dalam keadaan “OFF”).

=c. Dalam keadaan beban amper yang tidak memungkinkan dibebankan pada satu mesin listrik
(genset), harus dilakukan paralel 2 mesin.

=d. Hidupkan genset kedua.

=e. Sesuai putaran, frekwensi dan tegangan listrik dengan mesin pertama.

=f. Perhatikan panel (sinkronisasi) jika tegangan, frekwensi tiap pase telah sama dan lampu beban nol
telah padam maka saklar utama pada switch board untuk mesin kedua dapat dimasukkan (“ON”).

=g. Setelah keadaan mesin terhubung paralel, adakan penyetelan-penyetelan atau penyesuaian-
penyesuaian untuk frekwensi dan tegangan antara kedua mesin tersebut, agar pada waktu
pembebanan tidak terjadi kepincangan-kepincangan yang memungkinkan sambungan paralel terpisah
kembali.
44
10.2.4. Bejana uap bekas (Back Pressure Vessel)

Uap bekas dari turbin uap ditampung didalam BPV, kemudian dipergunakan untuk pengolahan
terutama pada ketel rebusan dan stasiun-stasiun lain yang membutuhkan uap.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada BPV adalah:

=a. Jika tekanan uap kurang dari 3,5 kg/cm2 maka uap harus diberi tambahan secara otomatis melalui
reducer valve atau secara manual melalui kran uap langsung (by pass) dari Boiler.

=b. Air didalam bejana berada pada batas-batas yang ditentukan pada gelas penduga.

10.2.5. Stasiun Kempa (Press)

Peralatan stasiun pressan dapat dioperasikan apabila memenuhi kondisi sebagai berikut :

=a. Stasiun dalam keadaan bersih.

=b. Digester, press, conveyor dan seluruh

peralatan dalam kondisi baik.

=c. Seluruh kran uap dan minyak dalam

keadaan baik dan tidak ada kebocoran.

Menjalankan Stasiun Pressan.

Dilakukan dengan menghidupkan mesin dan peralatan sebagai berikut :

Conveyor bahan bakar ketel uap (fuel conveyor)

1. Air Lock Fibre Cyclone

2. Blower Fibre Cyclone

3. Timba Biji (Nut Elevator)

4. Depericarper

5. Cake Breaker Conveyor

6. Pompa minyak kasar (Crude Oil Pump

atau R.O.Pump)

7. Saringan bergetar (Vibrating Screen)

2. Ketel adukan (Digester)

3. Conveyor pembagi (Distributing Conveyor)

4. Pengempa (Screw Press)

45
5. Conveyor Buah (Fruit Conveyor)

6. Timba Buah (Fruit Elevator)

7. Conveyor Janjangan Kosong (Empty Bunches Conveyor)

8. Penebah (Thressing Machine)

9. Pengisi Otomatis (Automatic Feeder)

10. Alat Pengangkat (Hoisting Crane)

10.2.6.Stasiun Pemurnian Minyak (Stasiun Klarifikasi)

Peralatan di stasiun klarifikasi minyak baru dapat dioperasikan apabila :

a. Semua peralatan dalam keadaan bersih.

b. Kran minyak, uap dan air dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran-kebocoran.

c. Pompa minyak dan air dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran.

d. Alat-alat pengukur (manometer dan Thermometer) dalam keadaan baik.

e. Temperatur minyak dan air sesuai dengan ketentuan.

Menjalankan stasiun klarifikasi, dilakukan sebagai berikut :

1.Menghidupkan Sentifugal Minyak (Oil Purifier) sebagai berikut :

2.Rem dalam posisi bebas (terbuka).

3.Air dingin dalam tangki pengisi harus tersedia.

4.Control valve pada posisi angka 2 (air pengisi bowl terbuka).

5.Tutup kran minyak ke ke floater tank.

6.Buka kran air panas.

7.Start motor penggerak

8.Perhatikan apabila getaran terlalu kuat segera mesin dihentikan, kemungkinan bowl kurang bersih.

Menghidupkan sludge separator dengan cara :

Sebelum start :

1.Air suplesi dibuka kecil (klep pada sight gelas 1-30).

2.Rem dalam keadaan bebas (terbuka).

Kran Sludge ditutup rapat

46
Start sebelum putaran normal :

a.Start electromotor (beban 35 – 40 amp)

Jika putaran belum normal terdapat getaran, maka mesin harus dihentikan dan diperiksa kembali
kemungkinan masih ada kotoran pada bowl ataupun nozzle tersumbat.

b.Mesin dibiarkan jalan sampai putaran normal (tachometer menunjukkan angka 1420 – 1500 rpm
ataupun revolution counter berputar antara 118 – 125 kali per menit dan beban berkisar ± 25 amp)

Setelah putaran normal :

a.Proses pengolahan dapat dimulai.

b.Selama proses pengolahan kedudukan valve air keseimbangan pada gelas penduga berkisar ± 150.

c.Beban motor ± 28 amp.

d.Apabila selama proses terjadi getaran, maka mesin dihentikan dan bowl atau nozzle dicuci kembali.

e.Hidupkan brush strainer.

f.Hidupkan pre cleaner.

Menghidupkan Decanter dengan cara :

a.Periksa baut-baut apakah sudah terikat kuat.

b.Hidupkan power supply (switch on) pada panel.

c.Tekan saklar start dari sirkulasi oil pump untuk menjalankan pelumasan. Setelah 10 detik tekanan
press naik 20 kg/cm2, motor utama akan bekerja secara otomatis.

d.Waktu starting up selama ± 2 (dua) menit ampermeter akan menunjukkan 35 s/d 40 amp.

e.Biarkan berjalan kosong, untuk pemanasan kira-kira 20 menit (kran air dan crude oil tertutup).

f.Periksa sludge conveyor apakah aman dari tenaga manusia ataupun benda-benda yang dapat
merusak dan kemudian jalankan conveyor dengan menekan saklar.

g.Buka kran air panas dengan pengisian ± 2 m3/jam selama 5 menit.

h.Periksa kran air dan steam mulai dari pressan, crude oil tank dan pipa-pipa untuk mendapatkan
temperatur crude oil 950C.

i.Pembuangan pasir dari pre cleaner supaya dilakukan secara rutin tergantung pada jumlah pasir yang
terlihat pada glass penduga.

j.Tutup kran air panas yang masuk ke decanter dan kran crude oil dibuka perlahan-lahan sampai
mencapai 10 – 12 m3 per jam.

k.Perhatikan pengisian agar beban tidak terlalu berat.

47
l.Mesin bekerja normal bila Ampermeter menunjukkan angka 60 – 70 amp.

10.2.7. Stasiun Pengolah Biji (Kernel Plat)

Menjalankan stasiun pengolah biji (kernel plant) dilakukan dengan menghidupkan mesin dan peralatan
sebagai berikut :

1. Pneumatic transport inti dibawah kernel silo.

2. Air Lock Kernel Silo.

3. Shaking Grade Kernel Silo.

4. Fan Kernel Silo.

5. Buka penuh semua kran uap pemanas kernel silo.

6. Kernel Conveyor diatas Kernel Silo.

7. Pneumatic Transport inti dan cangkang.

8. Air Lock inti dan cangkang.

9. Dewatering Drum Hydrocyclone atau Dewatering Drum Kaolin/Clay.

10. Buka kran air pengisi bak Hydrocyclone atau Kaolin Bath.

11. Pompa air Hydrocyclone atau Dikaolin Bath ketika air dalam bak cukup.

12. Air Lock dan Light Tenera Dust Separator (LTDS) Fan.

13. Nut Recycling Conveyor.

14. Cracked Mixture Conveyor.

15. Cracked Mixture.

16. Vibrating Grade.

17. Nut Cracker.

18. Nut Grading Drum.

19. Nut Elevator ke Nut Grading Drum.

20. Nut Conveyor dibawah Nut Silo.

21. Shaking Grade, Nut Silo Fan dan buka kran uap pemanas.

22. Nut Conveyor diatas Nut Silo

48
10.2.8. Stasiun Rebusan

Untuk menghidupkan Stasiun Rebusan ini dilakukan sebagai berikut :

1. Buka Pintu Rebusan.

2. Pasang Jembatan dari rail track ke rebusan.

3. Lori berisi TBS dimasukkan ke dalam rebusan.

4. Packing pintu dibersihkan dari kotoran-kotoran, packing pintu dilumasi dengan minyak gemuk.

5. Angkat jembatan lori rebusan.

6. Tutup pintu rebusan sampai terkunci baik.

7. Merebus buah dengan sistem 3 puncak.

10.3. Menghentikan Pabrik Minyak Sawit

Pabrik dihentikan dari awal proses menuju akhir proses, dengan menekan saklar berturut-turut dengan
interval tertentu. Memberhentikan peralatan berikutnya dilakukan setelah alat didepannya berhenti.
Untuk menghentikan peralatan yang sedang beroperasi, dilakukan dengan urutan sebagai berikut :

10.3.1.Stasiun Rebusan

Kalau buah cukup tersedia, maka rebusan diberhentikan dalam keadaan berisi buah masak. Pada
akhir minggu rebusan haus dikosongkan untuk pembersihan dan perawatan.

a.Tutup kran masuk.

b.Kran buangan uap bagian atas rebusan dalam keadaan tertutup.

c.Kran buangan uap bagian atas rebusan dalam keadaan tertutup.

d.Kran buangan air kondensat dibuka.

e.Kosongkan semua lori-lori rebusan yang berisi buah masak.

10.3.2. Stasiun Penabah

a.Alat pengangkat (Hoisting Crane) dihentikan pada posisi yang telah ditentukan pada bagian ujung
kabel (wire rope) dibebaskan dari beban dengan meletakkan as dan sprocket tergantung diatas
automatic feeder.

b.Kosongkan automatic feeder dan threshing drum dan berhentikan.

c.Kosongkan Empty Bunch Conveyor (EBC) dan dihentikan.

d.Kosongkan Fruit Conveyor dibawah bantingan machine dan dihentikan.

e.Kosongkan Fruit Transfer Conveyor, Fruit Elevator, Fruit Distribution Conveyor dan biarkan jalan
sampai dengan stasiun pressan dihentikan.
49
10.3.3. Stasiun Pressan

a.Hentikan Fruit Elevator.

b.Hentikan Fruit Distributing Conveyor.

c.Kosongkan Digester dan hentikan, kemudian tutup kran-kran uap.

d.Kosongkan screw dan pressan kemudian hentikan, tutup kran air dan uap.

e.Kosongkan Crude Oil Gutter dan tutup kran air.

f.Hentikan Vibrating Screen dan tutup kran air.

g.Kosongkan Crude Oil Tank dan tutup semua kran uap dan air.

h.Hentikan Crude Oil Pump dan tutup kran minyak.

10.3.4. Stasiun Depericarper

a.Kosongkan Cake Break Conveyor dan hentikan kemudian tutup semua kran uap.

b.Kosongkan Polishing Drum dan hentikan.

c.Hentikan Fibre Cyclone Fan dan Air Lock.

d.Kosongkan Nut Elevator dan hentikan.

e.Kosongkan Nut Conveyor diatas Nut Silo dan hentikan.

10.3.5. Stasiun Pabrik Biji

a.Hentikan Shaking Grade Nut Silo.

b.Hentikan Nut Silo Fan dan tutup kran-kran uap.

c.Kosongkan Nut Conveyor dibawah Silo dan hentikan.

d.Kosongkan Nut Elevator dan hentikan.

e.Kosongkan Nut Grading Drum dan hentikan.

f.Kosongkan Nut Cracker dan hentikan.

g.Kosongkan Nut Elevator dan hentikan.

h.Kosongkan Cracked Misture Vibrating Grade dan hentikan.

i.Kosongkan Cracked Mixture Conveyor dan hentikan.

j.Kosongkan Nut Recycling Conveyor dan hentikan.

50
j.Hentikan LTDS Fan dan Air Lock.

k.Kosongkan Hydrocyclone atau bak Kaolin Bath dan hentikan pompa-pompanya.

l.Kosongkan Dewatering Drum atau Dewatering Screw dari Kaolin Bath dan hentikan.

m.Hentikan Air Lock inti dan cangkang.

n.Kosongkan Pneumatic Transport inti dan cangkang kemudian hentikan.

o.Kosongkan Kernel Conveyor dan hentikan.

p.Hentikan Fan Kernel Silo, Nut Silo dan tutup semua kran uap.

p.Kosongkan Shaking Grade Kernel Silo dan hentikan.

r.Hentikan Air Lock Kernel Silo

s.Kosongkan Pneumatic Transport inti dan hentikan.

10.3.6. Stasiun Klarifikasi

a. Kutip minyak sampai dengan batas yang ditentukan dari Continuous Settling Tank (CST) dan tutup
kran-kran uap.

b.Kosongkan Oil Purifier, lakukan pencucian dan hentikan kalau sudah bersih.

c. Kosongkan Vacuum Dryer, tutup kran-kran uap dan air.

d.Hentikan Oil Pump dibawah Vacuum.

e.Kosongkan Flow Meter dan tangki minyak.

f.Hentikan pompa minyak ke tangki timbun.

g.Kosongkan tangki Sludge dan tutup kran-kran uap.

h.Hentikan Brush Strainer kemudian tutup kran air.

I,Hentikan Pre-Cleaner (Sand Cyclone).

j.Hentikan Decanter.

k.Tutup kran Crude Oil.

l.Buka kran air panas dengan kapasitas 10 m3/jam selama ± 43 menit.

m. Matikan mesin dengan menekan saklar “OFF”.

n. Tutup kran air.


51
o. Biarkan Rotor berputar dan akan berhenti setelah 45 menit.
p. Matikan Power Supply (Switch “OFF”) pada panel.
q. Tutup kran air pendingin.
r. Bersihkan bagian luar dan sekitar Decanter.
s. Hentikan pompa Sludge dan tutup kran Sludge yang menuju ke Sludge Separator.
t. Biarkan Sludge Separator berjalan beberapa saat dengan isi air panas untuk
pembersihan dan kemudian dihentikan. Tutup kran air panas.
u. Hentikan pompa Reclaimed Oil Tank.

10.3.7. Kamar Mesin

Sebelum menghentikan Turbin Uap hidupkan mesin Diesel dan paralel dengan Turbin kemudian :

a. Turunkan tekanan pada Back Pressure Vessel sampai dengan 0 kg/cm.


b. Pindahkan beban ke mesin Diesel.
c. Buka kran-kran kondensat.
d. Turunkan putaran mesin dengan memutar Syncronizing.
e. Tutup kran induk uap masuk.
f. Tutup kran uap bekas ke Back Pressure Vessel (BPV).
g. Tutup kran air pendingin.

10.3.8. Stasiun Boiler

a.Kosongkan dan hentikan Fuel Conveyor, Fuel Feeder, Blower dan tarik api.

b.Turunkan tekanan dengan mengadakan sirkulasi air dan blow down.

c.Buka kran buangan angin pada super heater.

d.Buka kran kondensat.

e.Tutup kran induk.

f.Atur level air pada boiler dengan ketinggian ¾ pada gelas penduga dan selanjutnya matikan pompa-
pompa air dan Chemical Pump.

g. Tutup kran-kran uap pada Deaerator dan Feed Tank.

10.4. Monitoring dan Evaluasi

10.4.1. Dalam pengelolaan pabrik pengolah hasil termasuk PKS yang menjadi fokus perhatian
manajemen adalah efisiensi. Efisiensi menyangkut optimalisasi pabrik agar dapat mengeluarkan hasil
(out put) sebaik mungkin dengan tingkat biaya yang sehemat hematnya.

Masalah efisiensi sangat penting karena bila kegiatan pabrik tidak efisien akan mengakibatkan
kerugian besar.

52
10.4.2. Berdasarkan landasan tersebut maka pada hakikatnya setiap proses produksi harus dilakukan
dengan benar dan tepat disertai dengan proses monitoring dan evaluasi harus selalu dilakukan pada
setiap proses produksi dan bahkan perlu pada beberapa peralatan yang rawan rusak sifatnya harus
dilakukan pengawasan ekstra ketat.

10.4.3. Sumber kerugian yang utama di pabrik adalah :

Kehilangan produksi (losses) :

a. Minyak sawit

b. Inti sawit

10.4.4.Kehilangan Produksi (Losses)

Kehilangan produksi di pabrik kelapa sawit adalah kehilangan minyak sawit dan inti sawit yang terjadi
selama proses pengolahan berlangsung. Dalam rangkaian instalasi pabrik pengolahan kelapa sawit
ada beberapa alat yang secara teknik menjadi tempat terjadinya kehilangan (kerugian), yang tidak
mungkin dihilangkan, maka norma kehilangan telah ditetapkan berdasarkanpengalaman dan kualitas
peralatan.

Bila dalam realisasinya kehilangan diatas norma, maka hal itu jelas disebabkan karena
ketidaksesuaian dalam pengoperasian dan perawatan mesin atau peralatan tersebut.

Kehilangan minyak sawit dan inti sawit dalam proses pengolahan sebagai berikut :

Tabel 6
Kehilangan Minyak Sawit dan Inti Sawit
Norma %
No Uraian
Terhadap Terhadap
Contoh TBS

MINYAK SAWIT
1. Dalam tandan kosong 2,80 0,56
2. Dalam air rebusan 0,50 0,00
3. Dalam ampas 4,23 0,55
4. Dalam biji 0,50 0,06
5. Dalam klarifikasi 0.60 0,42

Jumlah 1,59

INTI SAWIT
6. Dalam tandan kosong 0.6 0.03
7. Dalam ampas kempa 1,76 0,20
8. Dalam abu cracker (LTDS) 4,00 0,07
9. Dalam cangkang 6,50 0,30

Jumlah 0,60

Penyimpangan yang terjadi dari norma tidak akan sama setiap hari, demikian juga penyimpangan
antar pabrik. Hal tersebut disebabkan karena masalah dan situasi kerja yang selalu berbeda.
53
Bila terjadi sesuatu penyimpangan dari norma yang telah ditentukan perlu dilakukan evaluasi yaitu
stasiun mana yang paling banyak menghasilkan penyimpangan pada saat itu, dengan membuat
peringkat (ranking) penyimpangan pada saat itu (informasi dari laboratorium teliti dan jujur), akan
dapat ditetapkan stasiun mana yang perlu ditandatangani saat itu.
Bila lokasi penyimpangan sudah diketahui secara pasti, maka personil yang terkait dan bertanggung
jawab harus menyelesaikannya sampai tuntas, berdasarkan program dan jadwal (rencana kerja).

10.4.1. Stagnasi Pabrik


Tidak semua alat menjadi tempat rawan terjadinya stagnasi, tetapi stagnasi pabrik merupakan faktor
utama harus dihindarkan. Tetapkan personil yang terkait, yang betul-betul sudah paham akan tugas
dan tanggung jawabnya.

Tetapkan jadwal perawatan mesinnya, kapan harus diganti baru atau kapan harus distel kembali dan
sebagainya. Dengan demikian yang bersangkutan betul-betul menguasai seluk beluk semua peralatan
beserta tabiatnya, sehingga bila terjadi lagi kerusakan atau kapasitas menurun maka yang
bersangkutan sudah siap untuk menghadapinya.

10.4.2. Kebocoran
10.4.2.1. Kebocoran Minyak Sawit
Sering dialami, bahwa norma kehilangan dari peralatan sesuai dengan standard, tetapi kadar minyak
yang keluar pabrik melampaui norma yang ditentukan. Ini penyebabnya adalah karena adanya
kebocoran dari pipa-pipa minyak. Kalau ini yang terjadi, supaya diadakan gerakan yang segera
memerangi kebocoran tersebut selanjutnya kondisi yang telah dicapai harus tetap dipelihara
(dibudayakan).

Hindarkan pekerjaan ulang, karena pekerjaan ulang disamping memakan waktu dan biaya, juga
mengurangi kapasitas pabrik.

Buat slogan dipabrik yang bunyinya merupakan anti kebocoran, sehingga dapat segera menggugah
kita dalam memerangi kebocoran tersebut.

Bunyinya antara lain :

 Kebocoran minyak sawit merupakan kerugian besar.

 Kebocoran minyak sawit adalah akibat kelalaian.

 Kebocoran minyak sawit bukan budaya kami.

Dan lain sebagainya.

10.4.2.2. Kebocoran Air

Kebocoran air ini sering tidak menjadi perhatian, karena tidak disadari bahwa untuk mengolah air
tersebut sudah dipakai bahan kimia atau setidaknya biaya pemakaian arus listrik dan upah kerja.
Jangan membiarkan air terbuang percuma karena berarti suatu pemborosan.

10.4.5..3. Kehilangan/Kebocoran Panas

54
Yang dimaksud dengan kebocoran panas disini adalah kehilangan panas dari bejana uap yang tidak
bersalut (isolasi).
Kebocoran disini berbeda dengan kebocoran ditempat lain, dimana kebocoran panas ini tidak dapat
dilihat dan tidak dapat dikutip.
Pipa diameter 2 inchi, tidak bersalut, dialiri uap dengan tekanan 10 bar dipasang mendatar sepanjang
100 m akan kehilangan 180 kg uap per jam, diperlukan biaya untuk memproduksinya, cukup besar
kerugian dari kehilangan panas ini.

10.4.5.4. Kehilangan Energi Listrik


Kehilangan energi listrik bisa terjadi karena :
a.Ukuran kawat atau kabel terlalu kecil.
b.Sambungan kabel tidak kuat sehingga terjadi pijar yang mengakibatkan kabel panas.
c.Kehilangan ini tidak bisa dilihat dan juga tidak bisa dikutip .
d. Ikutilah cara pemasangan peralatan listrik sesuai dengan PUIL.

Contoh :TROUBLE SHOOTING


KEHILANGAN MINYAK SAWIT (LOSSES)

Ranking
No Masalah Periksa Penyebabnya
O W S

I Kehilangan Minyak Minyak terserap oleh janjang kosong,


periksa :
a. TBS Over Ripe
b. Waktu Perebusan
c. Tekanan Uap

Brondolan tidak lepas janjang, periksa :


a. Mutu Panen
b. Ketel Rebusan, periksa
peralatan :
a. Pembuangan Angin
b. Pembuangan Air Kondensat
c. Steam Diffuser
d. Waktu Rebusan
e. Kebocoran
f. Isolasi

b.1. Auto Feeder, periksa antara


lain :
g. Kecepatan tidak sesuai dengan
kapasitas bantingan.
h. Jumlah Scrapper tidak cukup dan
pemasukan janjangan tidak stabil.
b.2. Bantingan, periksa antara
lain :
i. Putaran tidak sesuai (norma 23 rpm).
j. Siku-siku pengangkat kurang.
k. Plat pembalik kurang.
l. Kisi-kisi bantingan kurang.

No Masalah Periksa Penyebabnya Ranking

55
O W S

II Kehilangan Minyak 3.02. Ketel Adukan :


diampas Pressan tinggi. Brondolan tidak cukup hancur diaduk
(belum terjadi free oil), karena:
a. Pisau adukan pendek dan tipis
b. Jumlah pisau aduk kurang
normal :
m. Pisau lempar 1 set
n. Pisau lempar 4 set
c. Pemanasan tidak cukup
d. Siku penahan tidak berfungsi
e. Putaran tidak sesuai
f. Lobang perforasi bodem plaat
tumpat

3.03. Screw Press :


Kandungan minyak dalam ampas
tinggi.
a. Screw Press dan Press
Cylinder aus.
b. Tekanan pompa hidrolik
kurang.
c. Putaran Screw tidak sesuai.

1. Kandungan minyak dalam Cake


tinggi.
a. Putaran kurang
b. Scrool aus
c. Ukuran wearing plate tidak
Kehilangan minyak dalam sesuai
Cake Decanter tinggi.
III
1. Mutu Sludge :
a. Persentase minyak dalam
Sludge.
b. Persentase dilusi terlalu tinggi
sehingga sulit dipisah dan
Kehilangan minyak dalam kapasitas turun.
drab akhir tinggi.

IV

Ranking
No Masalah Periksa Penyebabnya
O W S

2. Peralatan :
a. Rotary Strainer :
- Brush pendek
- Strainer koyak
- Kebocoran pada Bearing
House.
b. Pre Cleaner :
- Tekanan pompa kurang
sehingga tidak terjadi gaya
sentrifugal
- Ceramic Cone berparet dan
mengganggu gaya
sentrifugal.
- Sand Collector.
c. Sludge Separator :
- Putaran kurang, friction pad
aus
- Bowl Disc kurang

56
- Bushing
- Discharge Nozzle
- Paring Disc
- Level Tube
d. Kebocoran, dengan sumber
antara lain dari :
- Pintu dan corong Digester
- Corong Screw Press
- Werk Bus pompa-pompa
- Pemipaan dan Flens.

1. Peralatan :
a. Pisau Digester pendek
b. Worm Pressan aus
c. Pompa hidrolik lemah
2. Perlakuan :
a. Perebusan tidak aktif
b. Ampas kempa basah
c. Massa adukan tidak homogen
d. Kurang bilas atau kurang panas

3.04. . Kinerja Pengolahan

1 Efisiensi Kapasitas Olah

= Kapasitas Netto x 100% = > 95 %.


Kapasitas Nominal

2. Efisiensi Jam olah

= Jam olah Effektif x 100% = > 85%


Jam olah tersedia

3. Efisiensi Pengutipan Minyak

= Randemen x 100% = > 92,6%


Randemen + Losses

4. Efisiensi Pengutipan Kernel

= Randemen x 100% = > 89,6 %


Randemen +Losses

3.05.Kapasitas Penyaringan Amco Vibra Screen 60 inchi

Kapasiatas
No Mesh Liter co / Ton co / Ton tbs /
menit jam jam
1 20 200 12 19
2 40 180 10,800 17
3 50 168 10,080 16

3.06. DILUTED CRUDE OIL ( DCO )


57
1. Kapasitas pabrik 36 t0n tbs/jam. ( maksimum )
2. Komposisi Crude Oil : 50 % oil , 42 % moisture , 8 % solid
3. Diluted Crude Oil ( DCO ) dikirim kr Stasion Klarifikasi dengan
perbandingan 1 : ! persentase air pengencer dengan minyak dan randemen minyak diambil
21 % terhadap TBS.
4.
Minyak : 21 %
Air Pengencer : 21 %

Kadar air didalam Crude Oil: 42 x 21 =17,64 %


50
Solid didalam Crude Oil : 8,0 x 21 = 3,36 %
50
1. Total DCO dikirim ke stasion Klarifikasi didasaekan pada kapasitas TBS, adalah .

= 21% + 21% + 17,64 % + 3,36 %

= 63 % terhadap TBS.

2. Secara umum pemakaian air panas untuk pengenceran pada stasion Pressing adalah 30 % dari
DCO( Dilution rate = 30% )

Jumlah air panas ( ton )


Dilution rate = ------------------------------
Diluted Crude Oil ( ton )
Jumlah air panas = 30 % x 63 % x 36 ton tbs / jam.

= 6,8 ton / jam

= 18,9 %

3.07. STERILIZING

Tujuan:
1. Mematikan enzyme lipase yang menstimulir pembentukan Asam Lemak Bebas (ALB).
2. Mempermudah pelepasan buah dari tandan saat threshing.
3. Mengeringkan buah sehingga mempermudah kernel lepas dari cangkang saat dipecah (
cracking).
4. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pengempaan / pemerasan (
pressing ).
5. Mengkoagulasikan protein sehingga memudah kan pemisahan minyak (separating).

Keberhasilan proses di sterilizer sangat menentukan keberhasilan proses selanjutnya dan kegagalan
proses di sterilizer tidak dapat diperbaiki pada proses berikutnya, itu berarti mutu akan rendah dan
randemen turun, selanjutnya akan menimbulkan kerugian.

3.08. Setting Automatic Sterilizer

Times Pressure Valve


58
No Description (minutes) (bar) inlet cond outlet
1 Buang udara 2 0 O O O
2 Naikkan tekanan 1 12 – 14 1,2 O S S
3 Buang uap 1 1,5 0 S O O
4 Naikkan tekanan 2 14 – 15 2 O S S
5 Buang uap 2 3 0 S O O
6 Naikkan tekanan 3 18 3 O S S
7 Tahan 1 16 3 O S S
8 Buang kondensat 0,25 3 S O O
9 Tahan 2 16 3 O S S
10 Buang uap 3 10 0 Shut O Open
11 Total 95,25

3.09. Kebutuhan uap PMS 30 ton TBS / jam.


:

No Alat / Instalasi Kg / jam Kg uap / ton tbs


1 Rebusan 8100 270
2 Digester 2400 80
3 CO tank 1050 35
4 CS Tank 900 30
5 Sludge Tank 1200 40
6 Hot water tank 1500 50

7 Silo Kernel 1500 50

8 Deaerator 1350 45

9 Total 18000 600

3.10.Kebutuhan Air PMS kapasitas 30 ton tbs / jam.

No. Peruntukan M3 / jam M3 / ton tbs


1 Domestik 20 0,67
2 Boiler termasuk blow off 25 0,83
3 Hydrocyclon / Clay bath 2 0,07
4 Cooling water 10 0,34
5 Pembersihan 5 0,17
pabrik,boiler,
laboratorium, workshop
6 Screw press 2 0,07
7 Lain – lain 9 0,3
8 Jumlah 73 2,4
9 Supply 100
10 Balance 27 > 20% OK

3.11. Norma Mutu Air Umpan dan Air Boiler.

59
Norma mutu air umpan
No. Uraian Satuan Norma
1 Kesadahan ppm 5
2 pH 8,5 – 9,0
3 Alkalinity P ppm
4 Alkalinyty Total ppm 20
5 Chloride ppm
6 TDS ppm 50
7 Silika ppm 5
Norma mutu air boiler
1 Alkalinity P ppm 300
2 Alkalinity Total ppm 700
3 Total Disolved Solid ppm 2800
4 pH 10,5 – 11,5
5 Silika ppm 120
6 Phosphat ppm 10 - 30
7 Sulfit ppm 30 - 50
8 Chloride ppm 300

3.12.Kapasitas Pengeringan Kernel .

Jenis Kapasitas Ukuran Dryer Isi Kapasitas


Dryer Fan cfm Panjx lebarx M3 ton pk Pengeringan
tinggi
Silinder 6000 Dia.2,25 m 33,38 21,697 0,5 t pk/jam
Persegi 8000 1,875x1,875x8,5 30 19,500 0,6
m3
persegi 18000 2,7 x 2,2 x 6,3 37 24,050 1,5
m3
1 m3 = 353165 ft3 1 ft3 = 1 m3 PK = 650 kg
0,028315m3

3.05. Pengeringan Noten/biji.

1. Ukuran Silo Noten : 2 kompartemen masing – masing isi 18 ton noten ( 26 m3).
2. Ukuran Fan = 4000 cfm = 113 m3 / menit.
3. Temperatur udara pemanas = 80 derajat Celcius.
4. Noten siap dipecah = 2,2 ton / jam.
5. Kondisi noten setelah diperam 24 jam.

Jenis pengering % kadar air Suhu noten Efisiensi


Noten noten Keluar silo pemecahan
Masuk Keluar
silo silo
Tdk pakai pemanas
18,25 16,7 32 C 86,9
Dengan Pemanas
80 C 14,0 93,5
17,8 44 C

60
3.06. Angka . angka Pengolahan

No Parameter Satuan Norma

1 Kapasitas olah Ton 57 - 63


2 TBS isian lori tbs/jam 4,6 –
3 Down time / stagnasi Ton 4,8
4 Sistim merebus % 5
5 Waktu merebus 3 puncak Puncak maks
6 Waktu merebus 2 puncak Menit 3 atau 2
7 Waktu keluar masuk lori rebusan Menit 80 – 85
8 Isi digester Menit 85 – 95
9 Suhu massa digester % 5 – 10
10 Jarak ujung pisau aduk – dinding digester oC 75 –
11 Jarak ujug pisau lempar – dinding digester cm 100
12 Tebal perforated bottom plate cm 90 – 95
13 Tekanan kerja pressan mm 5 maks
14 Suhu operasi di seluruh alat st. Klarifikasi kg/cm2 5 maks
15 Tekanan Vacuum Drier oC 9 min
16 Suhu Hot Water Tank torr 25 – 60
17 Pemakaian Air Pengencer (Dilution Water ) oC 90 – 95
18 Suhu kernel silo drier % to TBS 50 min
19 Pemakaian air st. Klarifikasi oC 90 – 95
20 Pemakaian air pabrik % toTBS 7 – 12
21 Pemakaian Listrik ton/ton TBS 70 – 80
22 Pemakaian Uap KWH/ton 5 – 10
23 Efffisiensi King Cracker kg/tonTBS 1,2 –
24 Efffisiensi Pengutipan CPO % 1,5
25 Efffisiensi Pengutipan PK % 18
26 Efffisiensi Kapasitas olah ( Netto/Nominal ) % maks
% 500 –
600
> 98
diatas
93
diatas
90
diatas
95

61
3.15.Pemakaian bahan kimia
No. Uraian Satuan norma

1 Sulpuric acid gr / ton tbs 60 – 90


2. Caustic soda gr / ton tbs 50 – 75
3. Soda ash gr / ton tbs 60 – 70
4. Alum. Sulfat gr / ton tbs 20 – 40
5. Kaporit gr / ton tbs 1–2
6. Tanin ml / ton tbs 20 – 40
7. Polytreat ml / ton tbs 8 – 14
8. Alkatreat ml / ton tbs 15 – 20
9. Catalized Sulfid gr / ton tbs 4–5
10. Advantage plus 6645 gr / ton tbs 8 – 12
11. Adjunct HL gr / ton tbs 9 – 12
12. Nalco 2811 gr / ton tbs 5–7
13. Nalco 3273 gr / ton tbs 3–6
14. Nalco 214 gr / ton tbs 5–7
15. CaCo3 kg / ton tbs 0,05 – 0,07

3.16.Pedoman Mutu CPO dan PK

Spsifikasi Mutu Crude Palm Oil.

No Parameter Satuan Persyaratan

1 ALB % 2,5 – 3,5


2 Air % 0,15 maks
3 Kotoran % 0,02 maks
4 Bil Peroksida % 5,0 maks
5 Bil Anisida % 5,0 maks
6 DOBI % 2,5 min
7 Bil iod % 51 min
8 Fe (Besi) rpm 5 maks
9 Cu (Tembaga) rpm 0,3 maks
o
10 Titik Air C 39 – 41oC

Spesifikasi Mutu Palm Kernel

No Parameter Satuan Persyaratan

1 Air % 7 maks
2 Kotoran % 6 maks
3 Kernel Pecah % 15 maks
62
4 Kernel Berubah Warna % 40 maks
5 ALB Minyak Kernel % 2 maks
6 Kandungan Minyak Kernel % 46 maks

3.17. PROCESS TROUBLE SHOOTING.

No Permasalahan Kemungkinan Tindakan / perlakuan


Penyebab
1 OER rendah - Kualitas buah - periksa laporan sortasi
- Losses terdeteksi - periksa laporan lab
- Losses tak - periksa usb
terdeteksi - minyak dikolam limbah
- minyak diparit
- Restan buah - Periksa digester,
tippler,
conveyor ,elevator,
- Restan minyak - periksa COT, CST, POT,
ST,
- kesalahan - sounding ulang
sounding
- kesalahan - periksa hasil penim -
timbangan bangan tbs ,cpo
2 KER rendah - kualitas buah - periksa laporan sortasi
- Losses terdeteksi - periksa laporan lab
- Losses tak - periksa USB, parit,
terdeteksi lapangan,
- restan buah - periksa digester,tippler,
conveyor, elevator
- restan kernel - periksa silo biji, silo
Kernel,lantai, conveyor,
Elevator.
- kesalahan - sounding ulang
sounding
- kesalahan - periksa hasil penimbang
timbangan an tbs, kernel
3 Kapasitas olah - isian lori kurang - optimalkan isian lori
rendah
- kapasitas rebus - periksa grafik rebusan
rendah
- kapasitas material - periksa tippler, elevator,
handling rendah Conveyor,transfer car,
Capstand/ winch, CBC,
fibre & nut transport,
- kapasitas press - periksa expeller arm,
rendah jam kerja wormscrew,
aliran minyak dari
bottom plate,
- periksa putaran screw
- kapasitas vibra - kawat mesh buntu
63
screen - periksa press cage
rendah - periksa pengatur
getaran
- periksa dilution water
- kapasitas sta klarif - periksa alat utam sta
& klarif & kernel
Kernel rendah
4 Oil losses - kualitas buah - periksa laporan sortasi
kondensat
naik
- proses rebusan - periksa grafik rebusan
salah
- saluran kondensat - periksa saringan, pipa &
block Kebersihan rebusan.
- pasang pipa by pass
5 USB tinggi - kualitas buah - periksa laporan sortasi
- proses rebus - Periksa grafik rebus
kurang baik
- proses threshing - periksa putaran drum
kurang - periksa feeding
baik - periksa plat penghantar
6 Oil losses - kualitas buah - periksa laporan sortasi
tankos tinggi
- proses rebus - periksa grafik rebusan
kurang baik - periksa saringan, pipa
&
Kebersihan rebusan
7 Oil Losses - Proses digester - panas kurang
fibre tinggi kurang, - kurang penuh
massa kurang - periksa pisau – pisau
lumat putar, pisau tetap, aliran
minyak dari digester
- kapasitas press - periksa jam kerja press
kurang
- tekana press - periksa hydraulic press
kurang
8. Kernel losses - proses digester - panas kurang
fibre tinngi kurang, - kurang penuh
Kadar kernel pecah
naik
- tekanan press - periksa hydraulic press
tinggi, ka-
dar kernel pecah
tinggi
- proses CBC kurang - press cake kurang
hancur , periksa daun
CBC
- proses - stel throttling plate pada
depericarper Separating column
kurang
9 Kernel losses - digester & press - lihat diatas
ltds tinggi kurang
64
- proses ltds kurang - stel ltds 1/2
10 Kernel losses - proses clay bath - SG larutan pemisah
cangkang kurang terlalu rendah
Basah tinggi - Baffle plate / payung di
atas pipa cangkang aus
- periksa & stel input cm
- input cm terlalu
banyak
11 Kadar Kotoran - efisiensi ripple mill - periksa & stel ripple mill
kernel tinggi rendah.
- proses ltds - periksa & stel ltds ½
½ kurang (separating column).

12 Kadar air - silo kurang penuh - penuhkan silo


kernel tinggi - su hu udara - naikkan suhu udara
pemanas Pemanas
kurang - cuci/bersihkan radiator
- tekanan udara Udara pemanas
pemanas - bila mungkin naikkan
Kurang Putaran blower.
- bersihkan semua saring
an air/penapis.
- air dari screen
terikut
kesilo
13 Kadar minyak - suhu cst kurang - periksa dan naikkan
pada Suhu
underflow - coil bocor - perbaiki,hindari flange
tinggi (turbulensi) - stel dilution water & pe
- retention time makaian press.
kurang
14 Kadar minyak - Lobang nozzle Ganti nozzle yg sesuai
pada sludge terlalu
buangan besar /aus - periksa, ganti holder /
sludge centri - kebocoran pada O ring/packing, bowl
fuge tinggi nozzle - periksa underflow
Holder atau bowl
- kadar minyak input
tinggi
15 Kadar kotoran - terjadi turbulensi - periksa coil
minyak da- - lapisan minyak - stel ketebalan minyak
ri cst tinggi. tipis
16 Alb minyak - kualitas buah. - periksa laporan sortasi
produksi tingg - penurunan tbs - periksa metode
tdak FIFO penurunan tbs
- bersihkan instalasi
- kenaikan alb - pengutipan minyak parit
dipabrik harus terjadwal.
Tinggi - minimalkan oil losses
- cuci tangki/ 6 bulan

- kenaikan alb di
BST
65
17 Kadar air - kadar air minyak - tambah ketebalan
minyak input lapisan minyak di cst
produksi vacuum dryer - periksa pompa vacuum
tinggi tinggi - periksa kebocoran di ta
- tekanan vacuum Bung vacuum dan pipa
dryer - periksa
rendah systempengabut
didalam tabung vacuum
- system pengabut - periksa coil, tanpa
block flange.

- kebocoran coil
pemanas
tangki
18 Dinding - lori terlalu penuh - periksa cara pengisian
bagian dalam tbs lori.
dan plat - Buat alat penakar
pembagi uap diujung loading ramp
sterilizer
tergores /aus
19 Kondensat - saringan - periksa saringan
rebusan tidak kondensat - pasang pipa by pass
terbuang sumbat
habis saat
blowdown

3.18. Perhitungan Produksi

1. Produksi CPO.

OER dihitung berdasarkan produksi CPO siap kirim yang telah berada didalam Bulk Storage Tank, CPO
yang berada diinstalasi proses perlu diketahhui untuk menghitung randemen proses.

Setiap Bulk Storage Tank pada saat selesai dibangun dan sebelum dipakai biasanya ditera oleh
Jawatan/Dinas Metrologi untuk mengetahui :

Isi kerucut , isi sampai batas meja ukur dan isi setiap cm tinggi.( tabel kalibrasi tangki )

Alat yang dipakai untuk mengukur level minyak didalam tangki adalah meteran gulung dari logam (
stainless steel) dalam metric ,tangki juga dilengkapi dengan pipa pengarah yang dipasang tegak lurus
diatas meja ukur menuju lobang ukur diatas tangki.

Proses pengukuran (sounding) sebagai berikut :

1.1. Turunkan alat pengambil sample secara perlahan-lahan pada satu titik yang telah ditentukan ,
biarkan 3 menit agar panas merata pada alat lalu ambil sample pada posisi tiga tempat yaitu
atas, tengah, dan bawah secara bergantin kemudian ukur temperatur masing-masing sample.

1.2. Ambil nilai rata-rata suhu dari ketiga sample tersebut.

1.3. Masukkan meteran secara perlahan-lahan pada pipa sounding sampai mengenai meja ukur
tangki (meteran harus dalam keadaan tegang).
66
1.4. Gulung meteran untuk membaca hasil pengukuran.

1.5. Hasil pengukuran yang dibaca adalah angka penunjukkan meteran yang tercelup sampai meja
ukur tangki, (jarak bekas CPO yang menempel pada meteran plate).

1.6. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali pada titik sounding dan ambil hasil rata-rata sebagai
hasil data akhir.

1.7. Hitung volume minyak sesuai dengan tabel kalibrasi tangki yang ada dan. hitung berat minyak
dengan menggunakan table density dan factor koreksi tangki.

2, PRODUKSI KERNEL.

KER dihitung berdasarkan produksi kernel yang telah berada didalam Bulk Storage Kernel, kernel yang
berada diinstalasi perlu diketahui untuk menghitung randemen proses.

Proses penghitungan produksi kernel sebagai berikut :

2.1. Ratakan permukaan kernel dan catat tinggi permukaan yang terdapat pada sisi dinding.

2.2. Ukur panjang sisi atau diameter kernel

bunker untuk mendapatkan luas bidang

silo.

2.3. Hitung volume dengan cara mengalikan luas bidang silo dengan tinggi permukaan kernel.

2.4. Hitung tonage kernel dengan mengalikan volume silo yang berisi kernel dengan density kernel
standard.

2.5. Hasil hitungan terakhir adalah merupakan stock akhir pada hari kita melakukan pengukuran.

2.6. Pengukuran dilakukan 1 kali sehari.

2.7. Perhitungan stock harian dapat dilakukan dengan meng-akumulasi jumlah produksi setiap hari.

Falsafah kodok rebus : kodok adalah hewan yang cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Apabila
kodok dicemplungkan kedalam air panas maka ia akan segera lompat keluar. Tapi bila kodok dimasukkan
kedalam air dingin dan kemudian dipanaskan secara perlahan ia tidak melompat, tapi saat air sudah sangat
panas ketika ia sadar ,keadaan sudah terlanjur parah sehingga ia tidak mampu lagi melompat. Dalam
pekerjaan /kehidupan bila hal buruk dibiarkan berlarut ketika kita sadar, keadaannya sudah sedemikian
buruk sehingga kita tidak berdaya untuk memperbaikinya.

3.19. Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid).

Asam Lemak Bebas ( ALB) dalam konsentrasi tinggi yang terdapat dalam minyak sawit sangat
merugikan. Tingginya ALB ini mengakibatkan randemen minyak turun , untuk itu perlu dilakukaan
usaha pencegahan terbentuknya ALB didalam minyak sawit.

67
Kenaikan kadar ALB ditentukan mulai saat tandan dipanen sampai tandan diolah dipabrik. Kenaikan
ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak . Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah
gliserol dan ALB . Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya factor-faktor panas, air, keasaman ,dan
katalis ( enzyme ) . Semakin lama reaksi ini berlangsung semakin banyak ALB yang terbentuk

ll

CH2 – O – C – R CH2 – OH

| |

| O | O

| ll Panas , air | ll

CH – O – C – R ------------ CH – OH + R – C – OH

| Keasaman, l

| O enzyme l

| ll l

CH2 – O – C – R CH2 – OH

Minyak sawit ------ Gliserol + ALB

Beberapa factor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar ALB relative tinggi dalam minyak sawit ,
antara lain :

1. Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu.


2. Keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan.
3. Penumpukan buah yang terlalu lama.
4. Proses hidrolisa selama pengolahan di pabrik ( maks. 0,3 % ) dan penyimpanan di
tangki timbun (0,2% per bulan dalam kondisi standard ).

TABEL : EFEK MOISTURE TERHADAP KENAIKAN FFA SELAMA PENYIMPANAN

MOISTURE KENAIKAN FFA PADA KENAIKAN FFA PADA

CONTENT 10 HARI TERAKHIR 30 HARI TERAKHIR

0,24 0,124 0,39

0,20 0,103 0,32

0,15 0,077 0,24

0,10 0,052 0,16

0,08 0,041 0,12

68
NOTE : FFA AWAL : 2,43 %

TEMPERATUR PENYIMPANAN KONSTAN PADA 50C

TABEL : EFEK TEMPERATUR TERHADAP KENAIKAN FFA PADA MOISTURE KONSTAN

TEMPERATUR KENAIKAN FFA PADA KENAIKAN FFA PADA


PENYIMPANAN
10 HARI TERAKHIR 30 HARI TERAKHIR

50 0,097 0,30

40 0,208 0,64

30 0,412 1,31

NOTE : FFA AWAL : 6,44 %

MOISTURE : 0,08 %

3.20. PERHITUNGAN BLENDING CPO

1. 1500 ton CPO dengan ALB 2,9 % akan dicampur dengan 500 ton CPO dengan ALB 7,5 % , berapa
ALB hasil campuran
2. Tersedia 1000 ton CPO ALB 3,2% dan 200 ton CPO ALB 7,3 ,diinginkan 500 ton CPO ALB 4,5%,
bagaimana caranya.

Penyelesaian

1. Cara perhitungan ;

(1500 x 2,9 ) + ( 500 x 7,5 ) = ( 2000 x A )

4350 + 3750

A = ------------------------- = 4,05 %  ALB campuran 4,05%

2000

2. Cara perhitungan:

( a x 3,2 ) + {( 500 – a) x 7,3 } = ( 500 x 4,5)

3,2a + 3650 – 7,3a = 2250

4,1a = 1400 = a = 341 ton 

Komposisi campuran adalah :

341 ton ALB 3,2% dan 159 ton ALB 7,3%

69
3.21. HUBUNGAN SUHU DENGAN BERAT JENIS CPO

( tabel density cpo )

Suhu Berat jenis Suhu Berat jenis Suhu Berat jenis Suhu Berat jenis

C Kg/l C Kg/l C Kg/l Kg/l

25 0,9066 39 0,8975 53 0,8887 67 0,8793

26 0,9060 40 0,8970 54 0,8881 68 0,8787

27 0,9053 41 0,8963 55 0,8874 69 0,8780

28 0,9047 42 0,8957 56 0,8868 70 0,8774

29 0,9040 43 0,8950 57 0,8862 71 0,8767

30 0,9034 44 0,8944 58 0,8855 72 0,8761

31 0,9028 45 0,8938 59 0,8849 73 0,8754

32 0,9021 46 0,8931 60 0,8843 74 0,8748

33 0,9015 47 0,8925 61 0,8836 75 0,8742

34 0,9008 48 0,8919 62 0,8830 76 0,8735

35 0,9002 49 0,8912 63 0,8823 77 0,8729

36 0,8995 50 0,8906 64 0,8817 78 0,8722

37 0,8989 51 0,8900 65 0,8810 79 0,8712

38 0,8982 52 0,8893 66 0,8804 80 0,8705

Pikiran itu sebab, perasaan itu akibat.


Pikiran tidak sehat menyebabkan perasaan tidak nyaman.

Pikiran penentu bahagia, bahagia adalah perasaan.

Kalau ingin bahagia pikirkan apa yang telah dimiliki dan bukan apa yang ingin dimiliki.

Mampu berpikir positive bila selalu dilatih dengan selalu mengawasi makanan pikiran.

Barometer pikiran (positive atau negative ) adalah perasaan , bila ada perasaan
kurang nyaman pasti telah dimasuki pikiran negative.

Kita hanya bisa memikirkan satu hal disatu waktu,sebab itu bila kita selalu berpikir
positive , maka pikiran negative akan pergi.

70
BAB IV . Pengolahan Limbah Cair.

1.01. PERENCANAAN KOLAM LIMBAH.

1.Data Pabrik .

1.1. Kapasitas olah = 30 ton tbs / jam.

1.2. Jam olah / harI = 20 jam

1.3. Volume limbah = 70 %

1.4. BOD air limbah =20.000 mg/l=20 kg / m3.

1.5. Produksi limbah/hari=30 x 20 70%= 420 ton.

2.Target BOD.

Keluar dari BOD ( mg/l) BOD ( kg/m3)

2.1. PP 1000 1

2.2. SP 500 0,5

2.3. FP 200 0,2

3.Perhitungan volume Pond.

3.1.Maksimum BOD Loading

Pond kg BOD/m3

PP 0,40

SP 0,10

FP 0,03

3.2.Beban BOD dan volume Pond .

Pond Beban ( kg BOD) Volume ( m3 )

PP 420 x 20 = 8400 8400/0,40= 21.000

SP 420 x 1,0 = 420 420/0,1 = 4.200

FP 420 x 0,5 = 210 210/0,03 = 7.000


71
Total = 32.200

Retention time = 32.200/ 420 = 76,6 hari = 77 hari.

Catatan : PP & SP kedalaman 5,5 m dan FP = 3 m.

4.02.Aplikasi lahan ( Land Application ).

1. Mutu limbah cair untuk aplikasi lahan : BOD kisaran 3000 5000 ppm.

2. Dosis : 750 m3 / per ha / tahun.

3. Luas areal aplikasi = La :

Kapasitas olah POM setahun x 67 %.

La = --------------------------------------------------

Dosis

67% adalah konstanta perbandingan limbah cair POM dengan tbs diolah.

4. Luas areal diaplikasi per hari.

Jumlah limbah sehari

Lap / hari = ----------------------------

Volume kolam/ha

5. Waktu rotasi ( hari).

La

Waktu rotasi = ------------------

Lap/ hari

6. Rotasi aplikasi /tahun.

365 hari/tahun

Rotasi aplikasi / tahun : ---------------------

Waktu rotasi

7. Ukuran bed untuk menampung limbah pada aplikasi lahan.

a. LONG BED :

pada lahan yang datar = 20m (p) x 2,5 m (l) x 0,3 m ( d)

b. FLAT BED :

pada lahan bergelomang = 6 – 8 m (p) x 2,5 m ( l) x 0,3 m (d)

72
Management atap bocor : Pada atap bocor, maka air hujan ditampung diember,
saat kebocoran semakin besar ember penampung pun semakin besar,itu
tindakan yang salah , tindakan yang benar adalah memperbaiki kebocoran bukan
menyediakan ember.
4.03Limbah Cair Pabrik Minyak Kelapa Sawit.

Karakteristik Limbah Cair Mentah PMKS

No. Parameter Satuan Kisaran

1 BOD Mg/l 20.000 –


30.000

2 COD Mg/l 40.000 –


60.000

3 Suspended Solid Mg/l 15.000 –


40.000

4 Total Solid Mg/l 30.000 –


70.000

5 Minyak dan lemak Mg/l 5.000 – 7.000

6 NH3 – N Mg/l 30 – 40

7 Total N Mg/l 500 – 800

8 Temperatur Mg/l 90 – 100

9 pH - 4-5

Baku Mutu Limbah Cair PMKS untuk Aplikasi Lahan

1 BOD Mg/l 3.500 – 5.000

2 Minyak dan lemak Mg/l 30

3 pH - 6-9

Baku Mutu Limbah Cair Industri Minyak Sawit

1 BOD Mg/l 250 maks

2 COD Mg/l 500 maks

3 TSS Mg/l 300 maks

73
4 Minyak dan lemak Mg/l 30 maks

5 NH3 – N Mg/l 20 maks

6 pH 6–9

7 Debit Limbah M3/ton tbs 0,9


olah

4.04.Prosedur Pembiakan.
( Saat perbaikan proses effluent treatmant di Jambi )

1.Semua pond telah berisi dengan pH dan kadar minyak yang tinggi.

1. Seeding Pond + PP1 dinetralkan PH 7, kadar minyak 0.7 % dan suhu 40oC max

2. Semua Minyak + Scum pada Seeding Pond + PP1 + PP2 + SP diambil

3. Setelah Seeding Pond Netral , masukkan bibit Bakteri ± 30.000 Liter, Pengambilan dan
pemasukan Bakteri tidakBOLEH bersentuhan dengan udara , kena sinar matahari, sebaiknya malam
hari, mobil tangki bebas Minyak.

4. Perhatikan perkembangan bakteri dan monitor PH Seeding Pond setiap hari, bila PH telah
mencapai 7.5 – 8 dan Pompa Limbah dari PP1 (PH dijaga tetap 7) ke Seeding dan dari Seeding
melimpah ke PP dilakukan terus menerus sampai Seeding dan PP1 perkembangan bakterinya baik.

5. Setelah itu laksanakan cara yang sama antara PP1 dan PP2 serta FP dan Seeding , jaga PH max 7.
Upayakan PH pada FP diatas 7.5 dan pasang pompa dari FP ke bak pencampuran untuk umpan
PP1 dan PP2. Setelah PH. FP diatas 7.5 dapat dicampur dengan limbah dari pabrik.

6. Aerator dapat dipasang pada FP.

7. . Saran.

7.1. Karena kebutuhan Primary Pond = 36.000 M3 sedangkan yang tersedia 28.000 M3,
sebaiknya eks Deoiling dan Seeding Pond (Pond 1,2 & 3) dijadikan PP setelah Pond 4, 5, 6 & 7
beroperasi Normal.

7.2. Pengganti Deoiling Pond dibuatkan disamping Rebusan dengan Volume untuk waktu tunggu 3
hari.

7.3. Aliran air limbah diubah sesuai dengan Gambar Tata letak Pond dan Instalasi menggunakan
pipa PVC 8” untuk bisa memanfaatkan Volume Pond semaksimal mungkin.

7.4. Perbaikan Sistem Proses di Station Klarifikasi (termasuk pemanfaatan Fat Pit) untuk
mendapatkan kadar minyak minimum pada air limbah.

7.5. Bila air limbah dipakai untuk aplikasi lahan pada BOD 3000 – 5000 ppm, diambil dari
Secondary An Aerodic Pond.

74
4.05.PETUNJUK PELAKSAAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR POM DENGAN
SISTEM APLIKASI LAHAN
1. LATAR BELAKANG

Istilah pencemaran didefinisikan sebagai akumulasi suatu zat atau energi yang tidak diinginkan yang
akan mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan, sehingga sumber daya alam dicemari dan tidak
layak digunakan sesuai dengan tata gunanya. Atau akan menimbulkan gangguan terhadap
keseimbangan alam. Pengolahan dan penanganan limbah perlu mendapatkan perhatian khusus
mengingat limbahyang dihasilkan POM cukup tinggi perharinya. Dengan persyaratan pengelolaan
yang benar diharapkan dampak lingkungan yang timbul dapat dieliminer sekecil mungkin.

2. KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR POM

Beberapa alternatif pemanfaatan limbah cair POM yang dapat memberikan suatu hasil atau nilai
tambah. Seperti halnya sebagai pupuk organik atau pengecer untuk pengomposan dalam pemantapan
tanah.

Limbah cair POM mengandung unsur hara anatara lain N (Nitrogen), P (phosphate, K
(Kalium), Ca (Calsium dan Mg (Magnesium) yang dapat dimanfaatkan dengan penanganan tertentu.
Dari tabel dibawah ini dapat diketahui karakteristik dari limbah cair segar POM.

Tabel 1
Karakteristik Fisik dan Kimia Limbah Segar Cair POM

No Parameter Satuan Limbah di Fat Pit


1 PH - 4.0 – 4,5
2 Suhu C 60 – 80
3 Total Mg / l 30.000 – 70.000
Padatan
4 Total Padatan tersuspensi Mg / l 15.000 – 40.000
5 Total Padatan terlarut Mg / l 15.000 – 30.000
6 BOD Mg / l 20.000 – 60.000
7 COD Mg / l 40.000 – 12.000
8 Minyak Mg / l 6.500 – 15.000
9 Total N Mg / l 500 – 900
10 Total P Mg / l 90 – 140
11 Total Ca Mg / l 200 – 400
12 Total K Mg / l 1.000 – 2.000
13 Total Mg Mg / l 250 – 350

3. TAHAP PERSIAPAN AWAL

Perhitungan kebutuhan areal untuk lapangan Limbah cair POM dapat dihitung sbb :
a. Kapasitas olah POM rata-rata per hari
Contoh perhitungan sebagai berikut :
- Kapasitas olah POM per jam = 45 ton per jam
- Waktu olah POM dalam satu hari = 20 jam per hari kerja
- Hari kerja Effektif satu bulan = 25 hari kerja effektif
- Volume limbah dari satu ton TBS
Olah POM adalah = 67 %

75
TBS olah POM satu hari = Kapasitas olah POM satu jam x jam kerja satu hari
= 45 ton per jam x 20 jam per hari
= 900 ton per hari

TBS olah POM satu bulan = Kapasitas olah POM satu hari x hari kerja satu Bln
= 900 ton per hari x 25 hari kerja per bulan
= 22.500 ton per bulan

TBS olah POM satu tahun = Kapasitas olah POM satu bulan x 12 Bln
= 22.500 ton per bulan x 12 bulan
= 270.000 ton per tahun

Volume limbah POM satu hari = TBS olah satu hari x konstanta (67%)
= 900 ton x 0.67per bulan x 12 bulan
= 603 m3 per hari

b. Dosis Limbah Cair POM yang optimum untuk satu Ha luasan sesuai rekomendasi riset PSM-I
adalah 750 m3 /Ha/tahun, dalam satu tahun ada 3 rotasi, sehingga dalam satu rotasinya didapatkan
dosis 750 m3 : 3 R = 250 m3 per Ha per rotasi.

c. Penentuan tiap bed atau kolam


Kapasitas olah pabrik dan dosis Limbah Cair POM akan menentukan luas areal yang harus
dipersiapkan. Sedangkan ukuran bed atau kolam akan menentukan jumlah rotasi pengaliran untuk
setiap satuan luas.

Untuk menentukan luas areal yang akan dipersipkan guna untuk aplikasi dihitung sebagai berikut
dengan rumus :

Luas Areal Aplikasi : Kapasitas Olah POM Satu Tahun x 0,67


Dosis Limbah Cair POM per Ha/tahun

Keterangan :

0,67 adalah ketetapan/faktor koreksi guna menghitung Limbah Cair POM yang dihasilkan dalam satu
ton oleh TBS.
Kapasitas Olah POM dalam satu tahun = 270.000 ton per tahun.

Sebagai contoh :
Kebutuhan Luas Areal Aplikasi = 270.000 ton per tahun x 0,67
750 ton per tahun

= 242 Ha per tahun

Walaupun kebutuhan areal aplikasi dapat dihitung dengan kebutuhan diatas, juga perlu diperhitungkan
kolam atau bed, karena akan menentukan rotasi pengalirannya per aplikasi per rotasi per tahun.
Dalam menentukan atau memilih pembuatan kolam perlu diperhatikan kondisi areal bergelombang
atau datar.

Untuk ukuran kolam yang bertopografi datar dapat digunakan ukuran sebagai berikut :

a. Ukuran kolam = panjang 8 m x lebar 2,5 m x dalam 0,30 m = 6 m 3


b. Ukuran kolam = panjang 24 m x lebar 2 m x dalam 0,25 m = 12 m3

Jadi untuk satu Ha lahan dengan ukuran panjang 8 m x lebar 2,5 x dalam 0.30 m diperlukan kolam
sebanyak 66 kolam/ha. Sedangkan kolam ukuran panjang 24 m x lebar 2 m x 0,25 m diperlukan kolam
sebanyak 24 kolam/ha.
76
Guna mendapatkan aplikasi yang sesuai dengan limbah yang dihasilkan oleh POM, maka dapat
dihitung kebutuhan aplikasi per harinya sebagai berikut :

1. Kapasitas tampung Bed dengan ukuran panjang 8 m x lebar 2,5 m x dalam 0,30 m = 6 m 3 . Dalam
1 ha = 66 bed x 6 m 3 = 396 m3 per ha per rotasi.

Luas areal yang diaplikasi per hari adalah :

= TBS olah POM satu hari x 0.67


Volume kolam per ha

= 900 ton x 0.67


396 m3

= 603 m3
396 m3

= 1,52 ha per hari

Jadi untuk setiap rotasi diperlukan luasan = 242 ha : 1,52 ha / hari


= 159 hari aplikasi per rotasi

Keterangan :

Kebutuhan luas areal aplikasi LA untuk kapasitas olah POM dalam satu tahun adalah 242 ha.
Untuk satu tahun diperlukan rotasi sebanyak 3 kali sehingga diperlukan = 365 hari : 3 rotasi = 115 hari
dibandingkan dengan kebutuhan 159 hari maka untuk ukuran bed 8 x 2,5 x 0,3 m 3 tidak terwakili.

2. Kapasitas tampung Bed dengan ukuran panjang 24 m x lebar 2 m x dalam 0,25 cm = 12 m 3


Dalam 1 ha = 24 bed/kolam x 12 m3 = 288 m3 per ha per rotasi.

Luas areal yang diaplikasi per hari adalah :

603 m3 limbah per hari = 2,1 ha per rotasi / hari


288 m3 per ha

Jadi untuk setiap rotasi diperlukan :


242 ha : 2,1 ha = 115 hari aplikasi per rotasi

Untuk satu tahun diperlukan rotasi sebanyak 3 x dengan perhitungan sbb = 365 hari per tahun : 3 R
= 121 hari per rotasi (belum dipotong dengan hari libur nasional)

Jadi luas areal yang dapat mewakili untuk aplikasi sebanyak 3 Rotasi dalam satu tahun adalah =
panjang 24 m x lebar 2 m x dalam 0,25 m = 12 m3

d. Kapasitas Pompa
Untuk mendapatkan kapasitas pompa sesuai dengan yang diharapkan 60 m 3 per jam maka
dibutuhkan pompa dan motor dengan ukuran sebagai berikut :

Pompa Yang digunakan Motor


1. Type = KS-SE 1. Type = 3 phase
2. Merk = Key Pump 2. Merk = Tecco Electric motor
3. Model = SE-80 3. Daya = 30 kw/40 HP
77
4. Putaran = 1455 rpm

Operasional pompa dibutuhkan waktu sebanyak :

= 603 m3 : 60 m3 per jam actual


= 10,05 jam setara 11 jam

Jadi untuk aplikasi dibutuhkan waktu lebih kurang 11 jam dengan 2 shif kerja / hari. Perlu dilakukan
pemilihan pompa yang tepat karena masih banyak kendala dilapangan yaitu kapasitas pompa dengan
design pipa dilapangan tidak sesuai sehingga sering terjadi kerusakan pada pipa dan out put yang
tidak memenuhi kebutuhan per hari.
Pemilihan pompa yang kurang tepat akan menghambat output, kemudian ukuran pipa, serta jenis pipa
terpasang.

4. PERENCANAAN LAHAN

a. Jarak Kolam Limbah


Didalam Land Application hal yang perlu diperhatikan factor jarak kolam limbah dengan areal LA
karena sangat berkaitan dengan efisiensi alat. Jarak kolam tidak lebih dari 2 km, karena berpengaruh
pada debit air yang dikirim ke bed. Diusahakan kolam limbah berada ditengah LA untuk areal
flat/datar.

b. Topografi
Faktor topografi sangat berpengaruh terhadap aplikasi LA, Topografi yang datar dan kering sangat
mendukung terhadap aplikasi limbah. Untuk daerah berbukit dan bergelombang dapat dilakukan
dengan system Over Flow (aliran ke bawah/cascading).

c. Kondisi Gawangan
Gawangan dibersihkan dari tunggul-tunggul dan gundukan kayu agar tidak menghambat didalam
kelancaran aplikasi limbah. Untuk gawangan yang masih banyak tunggul (areal datar) serta gundukan
kayu dan tanah akan dilakukan pembersihan dan perataan mekanis dengan menggunakan alat
bulldozer D-2 dengan alasan sebagai berikut :

a. Berat alat ringan sehingga tidak menyebabkan pemadatan


b. Lebar bucket/pisau mendekati lebar pembuatan lubang
c. Kerja alat cepat.

Adapun dengan sistem mekanis memerlukan tahapan sebagai berikut :


1. Penentuan areal
2. Pemancangan areal dozer
3. Perataan dan pembersihan dengan dozer
4. Penentuan ukuran bed
5. Penggalian kolam/bed
6. Leveling

d. Pembuatan Kolam Kontrol


Persiapan lahan Land Application sudah harus dimulai sejak commissioning pengolahan TBS di POM
karena jika persiapan lahan untuk aplikasi lambat maka yang terjadi pengendapan/restan limbah
dikolam dan mengakibatkan daya guna limbah menurun dan air limbah meluap.

Bila meluapnya air limbah terjadi maka akan mencemari lingkungan sekitar. Walaupun dapat
mencemari sungai limbah cair POM tidak dikategorikan beracun, karena dalam proses TBS menjadi
CPO tidak menggunakan bahan kimia/beracun yang berbahaya.
Untuk mendeteksi tingkat keracunan maka pada saat pembuatan kolam sebaiknya dibuatkan sumur
pantau dengan jarak 30 m, 50 m, dan 70 m dari kolam limbah dengan memakai pipa PVC diameter 6
78
inchi dengan kedalaman sekitar 8 m dibuat sampai mendapatkan sumber air, yang masing-masing
sebanyak 1 buah sumur pantau untuk sekitar 50 ha lahan.

5. ALAT, BAHAN DAN SISTEM PELAKSANAAN LAND APPLICATION

a. Bahan
Taksasi olah POM yang pertahun 270.000 ton TBS akan menghasilkan limbah cair 180.900 m3/tahun.
Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan land application ini adalah limbah cair dari POM yang
sudah memenuhi standar BOD (3000 – 5000 ppm).

b. Alat
Alat yang dipergunakan dalam system pelaksanaan Land Application ini meliputi :
i. Mesin pompa, merk Kew Pump, type KS-SE, model SE-80, kapasitas actual 60 m3/jam. Ada
2 unit mesin dimana 1 inut aktif dan 1 unit untuk dicadangkan.
ii. Electro Motor merk Teco, type 3 phase, daya 30 HP/22 KW, putaran 1455 rpm.
iii. Pipa PVC ukuran 6 inchi/ha = 325 buah
(untuk pipa primer dan sekunder)
iv. Pipa PVC ukuran 2,5 inchi/ha = 496 buah
(untuk tersier/distribusi ke bed)
v. Cross reducer 6 x 6 x 4 x 4 inchi /ha = 42 buah
vi. Reduser 4 x 2,5 inchi = 111 buah
vii. Elbow 6 inchi = 2 buah
viii. T Sock 2,5 inchi = 20 buah
ix. Gate valve 6 inchi = 10 buah
x. Gate valve 2,5 inchi = 111 buah

c. Sistem Pelaksanaan Land Application


Total areal yang akan dialiri oleh limbah seluas 242 ha yang dibagi menjadi 100 ancak aliran. Sistem
aliran dimulai dari ancak no.1 s/d 100. Rotasi 4 bulan sekali. Setiap ancak perharinya akan dialiri
seluas 2,1 ha.
Untuk menampung limbah cair dari POM tersebut, kebun akan membuat kolam-kolam limbah (Flat
bed) dengan ukuran sebagai berikut :

- Ukuran rata-rata setiap kolam penampung limbah (px1x t)= 24x2x0,25 m3


- Volume rata-rata tiap kolam = 12 m3
- Jumlah kolam rata-rata per ha = 24 buah
- Volume rata-rata kolam penampung limbah/ha= 288 m3
- Luas penampung limbah= 322 ha
- Jumlah volume diareal penampung limbah= 69.408 m3

d. Design Instalasi dan Pompa


Design dibuat sesuai dengan kapasitas maksimal project dimana design pipa utama dibuat secara
menyeluruh untuk kebutuhan 322 ha.
Design pipa dan pompa disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan dimana ini merupakan komitmen
antara estate dan pabrik
(Design instalasi dan proses aliran limbah dapat dilihat pada lampiran : 04)

e. Waktu
Setiap harinya POM mengalirkan limbah cair sebanyak 603 m3, dengan kapasitas pompa actual 60
m3/jam, maka waktu operasional mesin pompa dapat kita tentukan yaitu 804 m3 : 60 m3/jam = 11 jam
operasional per hari. Untuk pekerjaan ini diperlukan tenaga 4 orang yang dibagi menjadi 2 shift yaitu
shift siang mulai jam 07.00 s/d 14.00 wib dan shift malam mulai 14.00 – 21.00 wib.
Hal ini diberlakukan karena POM mulai memompakan limbah ke areal Land Application mulai pukul
08.00 wib, dengan demikian pengaliran dihentikan pukul 20.00 wib.

79
BAB. V. Sumber Daya Energi POM & Besaran-Besaran Praktis

5.01, Analisis Neraca Panas & Daya Listrik Palm Oil Mill.

Basis : Kapasitas Pabrik 30 ton TBS / jam.


Produk samping yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar ;
1. Serabut ( Fiber ).
2. Cangkang ( shell )
3. Tandan kosong ( empty bunch ) - cadangan.

Analisa ketersediaan bahan bakar ( fuel)

1. Serabut ( Fibre )
Quantity = 17,5 % x TBS (wet) = 5250 kg / jam ( referensi Material balance)
Komposisi:
H2O = 23,7 %
NOS = 70,8 %
Oil = 5,5 %
-----------------------
Total = 100 %

2. Cangkang ( Shell ).
Quantity = 7,5 % x TBS ( wet ) = 2250 kg/jam ( referensi material balance )
Komposisi :
H2O = 16 %
NOS = 83 %
Oil = 1 %
------------------------
Total = 100 %

Heating value of fuel :


Referensi : Stork Palm oil Review vol.2 No, 2 March 1961.
Heating value : heat produced at constant volume by complete combustion of a unit quantity of fuel
in an oxygen bomb calorimeter.
High heating value ( HHV ) : heating value which include the latent heat or gross heating value (
GHV ) of vaporization of water in the combustion product.
Low Heating Value ( LHV ) : heating value which is not include the latent heat of vaporization of
water in the combustion product.

LHV serabut ( fibre)


= ( 44,5 x NOS%) + ( 49,5 x oil% ) – 600 kCal/kg
= ( 44,5 x 70,8 ) + ( 49,5 x 5,4 ) – 600 kCal/kg
= 2817,9 kCal/kg.

LHV Cangkang ( shell )


= ( 53 x NOS% ) + ( 41 x Oil% ) 600 kCal/kg
= ( 53 x 83 ) + ( 41 x 1 ) – 600 kCal/kg
= 3840 kCal/kg.

Total Heat available ( Q production ) = Q serabut + Q cangkang.


80
= (total serabut x LHV serabut ) + ( Total cangkang x LHV cangkang)
= ( 5250 kg/jamx 2817,9 kCal/kg) + (2250 kg/jam x 3840 kCal/kg)
= 23.433.975 Kcal/jam.

Analisa Konsumsi Bahan Bakar;

User ( pemakai ) utama bahan bakar : Steam Boiler.


Properties steam :
1. Quality : Superheated Steam
2. Quantity,M : 25.000 kg / jam ( Kapasitas Boiler)
3. Tekanan,P : 21 kg/cm2G ( Project specification)
4. Temperature : 270 C
5. Enthalpi,Hv : 2950,93 kJ/kg = 705 kCal/kg.

Properties Air Umpan Boiler ( Boiler Feed Water)


1. Tekanan : 21 kg/cm2G ( Project specification
2. Temperature : 70 C
3. Enthalpi, Hl : 294,7 kJ/kg = 70 kCal/kg.

Boiler efficiency ( n ) : 75 % ( vendor data )

Total kebutuhan panas Boiler( Q consumption ) :

Q consumption
= ( M x ( Hv – Hl) /n
= 25.000 x ( 705 – 70 ) / 0.75
= 21.166.666 kCal/jam

Neraca Panas Total


= Q production - Q consumption
= 23.433.975 - 21.166.666 k Cal/jam
= 2.267.309 kCal/jam ( excess )

3. Analisa Ketersediaan Tenaga Listrik ( Electric Power ).

Main Power Generator : Steam Turbo Alternator.


Type : Single Stage , non condensing.

Direct High Pressure Steam comsumption for


Steam Driven pump : 900 kg / jam.
Steam Losses ( 2% ) : 500 kg / jam

Actual available steam ( Ma)


= 25.000 – 900 – 500 kg / jam
= 23.600 kg/jam
Actual steam consumption rate ( St ) = 24 kg / kWh

Total Electric power available ( P )


= Ma / St
= 23.600 kg/jam / 24 kg/ kWh.
= 983 kW

81
4. Analisa Konsumsi Energy Listrik :

Power consumption at peak load = 19 kWh / ton TBS x 30 ton TBS/jam = 570 kW

Total Power Balance


= 983 kw – 570 kW = 413 kW ( Excess )

1. Kekuatan terbesar dalam diri kita adalah kemampuan memilih pikiran ( yang positif
).

2. Kemampuan memilih tindakan hanya akan menghasilkan kesuksesan.

3. Kemampuan memilih pikiran akan menghasilkan kebahagiaan.

4. Manusia diciptakan Tuhan didunia untuk mencapai kebahagiaan.

5. Dalam bertindak hendaklah perasaan dikontrol oleh pikiran.

6. Keberhasilan kita akan sesuatu karena dipikirkan berulang ulang.

1.02.KOREKSI FAKTOR DAYA ( COS phi ).

Kapasitor bank dibutuhkan :

Daya terpakai = 900 KW

Power factor awal = 0,65 =


KVA =1384,6 => KVAR = 1052,2

Power factor koreksi = 0,9 =>


KVA = 1000 => KVAR = 435,9
-----------------------------------------------
KVAR dibutuhkan = 616,3

2 2 2
(KVAR) = (KVA) - (KW)

1.03. Pemakaian Bahan Bakar / bahan untuk pembangkit listrik


/uap

No Mesi Bhn Satuan Jumlah


/alat bakar/bhn
1 Diesel Solar Liter / kwh 0,16

82
2 Turbin Steam Kg / kwh 24
3 Boiler Fiber & shell Kg / kwh 0,4

1.04. NILAI KALOR

Material Cal / kg

Cangkang LHV 3840

Serabut LHV 2818

Tandan Kosong 2.000 – 2.500

Kernel

Minyak sawit

Minyak solar 10.500

Minyak Premium 10.200

Kayu rambung 2.400 – 3.700

Elpiji 9.800

1.02. Besaran – besaran praktis.

Panjang.

1 km = 1.000 m

1 m = 1.000 mm

1 inchi = 25,4 cm

1 foot = 304,8 mm

1 foot = 12 inchi

1 yard = 0,9144 m
83
1 yard = 3 feet

1 mile (statute) = 1.609,3 m

= 5.280 feet

= 1.760 yard

= 0,8684 mile (nautical)

1 mile (nautical) = 1,852 m

= 6.080,27 feet

= 2.027 yard

= 1,1516 mile (statute)


Luas.

1 km2 = 1.000.000 m2.

= 247,1 acre

= 10,76 X 10.000 ft2

= 0,3861 mile2

1 ha( hm2 ) = 10.000 m2

1 ha = 25 rante.

1 rante = 400 m2.

I s i.

1 liter = 1.000 cm3 = 1.000 cc

1 mililiter = 1 cm3

1 gallon (british) = 4,546 liter

=1,2009gallon(US)

1 gallon (US) = 3,7853 liter

= 0,83267 gallon ( British )

84
Waktu & frekwensi.

1 jam = 60 menit

1 menit = 60 detik.

1 kilo hertz ( kHz ) = 1.000 cycle / detik

1 hertz ( Hz ) = 1 cycle / detik.

1 kilo bita/detik (KBps) = 8 kilo bit/detik(Kbps)

1 knot = 1,8532 km/jam

= 1 nautical mile/jam

= 1,151 statute mile/jam

1 km/jam = 0,5396 knot

Massa.

1 ton = 1.000 kilogram.

1 kwintal = 100 kg

1 karat ( untuk intan berlian) = 0,2 gram

1 pon = 5 ons ( belanda )

1 ons = 100 gram ( belanda)

1 pound = 453,59243 gram ( inggris)

1 ounce = 28,35 gram ( inggris )

1 long ton = 1.016 kg ( inggris)

1 short ton = 907,185 kg ( amerika )

Tenaga.

1 ton = 1.000.000 gram.

1 kilogram = 1.000 gram.

1 megadyne ( Mdn )= 1.019,7 kg

1 newton ( N ) = 101,97 gram.

85
Tekanan .

1 atmosfir = 760 mm air raksa.

1 bar = 1,0197 kg/cm2

1 atm = 14,696 psi

= 1,033 kg/cm2

1 kg/cm2 = 14,227 psi.

Usaha.

1 kwh = 3.600.000 Joule

= 367.000 kgm

= 860 k cal.

= 3,413 btu

Daya .

1 W = 0,102 kgm / detik

= 1 joule/detik

= 3,4129 btu/jam

= 0,01433 kcal/menit

1 kW = 1,36 pk

= 1,341 hp

1 pk = 75 kgm / detik

1 pk = 736 Watt

Panas.

1 KWh = 860 kcal.

1 BTU ( British Thermal unit) = 0,252 kcal.

t Fahrenheit = 5/9 ( t – 32 ) Celcius = 4/9( t – 32 ) Reaumur

t Celcius = 4/5 t Reaumur = (9/5 t + 32) Fahrenheit

t Reaumur = 5/4 t Celcius = ( 9/4t + 32 ) Fahrenheit.

Cahaya.

satuan kuat cahaya = lilin, satuan arus cahaya = lumen,satuan kuat penerangan = lux.

kuat penerangan ( lux)=arus cahaya (lumen) dibagi luas (m2)


86
Kuat penerangan pd satu titik = kuat cahaya ( lilin) dibagi jarak (m) pangkat dua

1 lumen = 0,07958 lilin

= 0,001496 watt

1 lux = 0,0929 lilin.ft

5,06, Berat Material tiap m3.

No Material Berat ( Kg ) catatan

1 Biji Dura 560

2 Biji Tenera 823

3 Kernel Basah 650

4 Kernel Kering 630

5 Fiber 390

6 Cangkang 600

7 Massa Adukan

8 Abu incinerator

9 TBS

10 Berondolan segar

11 Berondolan rebus

Diposting oleh Zainul Arifin di 8/13/2014 12:07:00 PM

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

87

Anda mungkin juga menyukai