DIHIMPUN OLEH
ZAINUL ARIFIN
http://bukupintarpom.blogspot.co.id/2014/08/pabrik-minyak-kelapa-sawit.html
Buku Pintar Pabrik Minyak Kelapa Sawit ini merupakan himpunan catatan penulis selama 32 tahun
berkarier di Pabrik Minyak Sawit. Didalam tulisan ini terdapat beberapa istilah sepadan dengan Pabrik
Minyak Kelapa Sawit ( PMKS ), yaitu: Pabrik Minyak Sawit ( PMS ), Palm Oil Mill ( POM ) serta Pabrik
Kelapa Sawit ( PKS ) . PKS walapun sangat sering dipakai oleh umum namun penulis mencoba
menghindarinya dengan alasan bahwa penamaan itu janggal , karena biasanya penamaan pabrik itu
berdasar pada produk utamanya bukan bahan bakunya.
Contoh, pabrik gula karena produk utamanya gula dan bukan pabrik tebu dan banyak contoh lain.
Untuk kelenkapan buku ini diharapkan para pengunjung situr ini yang berminat untuk untuk
menambah isi dapat memberikan komentarnya juga bila ada yang sudah ketinggalan jaman atau
datanya kurang pas.
Masing-masing isi dari 5 bab buku ini adalah :
Bab I : KELAPA SAWIT,umum.
1.01. Kelapa Sawit riwayatmu dulu.
1.02. Jenis / Varietas Kelapa Sawit.
1.03. Material Balance D x P ( Tenera ).
1.04. Strategi Perusahaan Kebun Kelapa Sawit.
1.05. Faktor Ramdemen.
1.06. Komposisi beberapa asam lemak dalam tiga jenis minyak nabati.
1.07. Kandungan kolesterol pada beberapa minyak nabati dan lemak daging.
1.08. Analisa gizi pada bebrapa minyak nabati per 100 gram.
1.09. Kriteria matang panen , randemen dan alb varietas Tenera.
1.10. Angka Nilai Panen.
1.11. Keumggulan penting minyak sawit.
1.12. Pohon Industri Kelapa Sawit.
Professional :
Seseorang yang mempunyai sekumpulan nilai – nilai kecakapan, kejujuran dan loyalitas
yang tinggi terhadap perusahaan , serta punya visi dan misi.
3
% daging buah thd buah 33- 35 66 - 90 100
1. Bila anda ingin dianggap penting oleh orang lain , maka layani
kepentingan orang lain dengan sepenuh hati.
2. Ikhlas dalam bekerja sebagai ibadah semata – mata mencari ridho Allah
swt
1.04.Strategi Perusahaan Kebun Kelapasawit.
1 Sasaran produksi kebun yang disebut dengan produksi minyak per ha akan merangsang perlakuan
panen mengarah pada pemotongan buah matang & menghindari buah mentah.
2. Minyak dan Inti Sawit yang dihasilkan oleh pabrik merupakan resultante antara kualitas buah
dan kinerja pabrik.
3. Analisis kinerja pabrik merupakan dasar bagi manajemen pabrik dalam upaya efisiensi
pengutipan minyak dan inti sawit serta penurunan biaya olah.
4. Manajemen mutu terpadu dalam pengelolaan pabrik minyak sawit sangat dibutuhkan dalam
pencapaian sasaran.
4
5.2. Pengendalian Proses.
5.3. Pengawasan mutu.
5.4. Pembinaan SDM
5.5. Efisiensi Mesin dan Peralatan .
5.5.1. Pengoperasian Mesin / Peralatan / Instalasi.
5.5.2. Pemeliharaan mesin / Peralatan / Instalasi.
5.5.3. Kalibrasi alat.
5.5.4. Pengadaan barang / bahan.
3 0,60 0,75
4 0,70 0,84
5 0,79 0,90
6 0,85 0,94
7 0,89 0,97
8 0,92 0,99
9 0,94 1,00
10 0,96 1,00
11 0,97 1,00
12 0,98 1,00
13 0,99 1,00
14 1,00 1,00
>15 1,00 1,00
Potensi Randemen :
Varietas Tanaman = DxP
Randemen maksimum minyak = 25 %
Kernel = 6 %
1.06. Komposisi beberapa asam lemak dalam tiga jenis minyak nabati.
Oktanoat 8 - 2–4 8
Dekanoat 10 - 3–7 7
Laurat 12 1 41 – 55 48
Miristat 14 1–2 14 – 19 17
Palmitat 16 32 – 47 6 – 10 9
Stearat 18 4 - 10 1-4 2
Asam lemak tidak jenuh
5
Oleat 18 38 – 50 10 – 20 6
Linoleat 18 5 – 14 1–5 3
Linolenat 18 1 1-5 -
1.07. Kandungan kolesterol pada bbrp minyak nabati dan lemak daging
Bukan kewajibanlah yang membuat orang berhasil dalam hidup tapi rasa
indah dan kasih sayang.
6
Dengan mempelajari Falsafah Kodok rebus dan manajemen atap bocor,
berguna untuk implementasi pada pekerjaan.
1. Definisi
Angka nilai panen (ANP) adalah angka yang menggambarkan tingkat kualitas panen dari
suatu Divisi.
2. Metode
Metodenya adalah penghitungan berdasarkan hasil sortasi di POM dengan menggunakan
factor penalty pada setiap kualifikasi TBS.
3. Kegunaan
- Mendeteksi tingkat kualitas panen di Divisi.
- Sebagai dasar penilaian Staf Divisi dan penilaiannya akan semakin Kuantitatif.
- Dapat mendorong perbaikan kualitas panen
4. Kelas angka nilai panen.
Kelas ANP Nilai
A > 85 Baik
B 71 - 84 Sedang
C <70 Buruk
6. Contoh Perhitungan
Faktor
No Kualifikasi Hasil Sortasi Nilai
Penalty
1 Mentah 1.72 -2 - 3,44
2 Mengkal 9.44 + 0,7 6,608
7
3 Masak Normal 83.26 +1 83,26
4 Terlalu Masak 3.86 +0,7 2,702
5 Busuk 0.43 -2 - 0,86
6 Kosong 0 -2 0
7 Abnormal 3 0 0
8 Tangkai Panjang 0.86 -2 - 1,72
Angka Nilai Panen 86,55
Kelas A Baik
1. Produktivitas per ha lebih tinggi, 6,5 ton dibanding kedelai 0,4 ton, lobak 0,51 ton,
bunga matahari 4 ton, kelapa 4 ton, zaitun 3 ton , rapeseed 1,5 ton.
2. Sosok tanamannya cukup tangguh, terutama bila terjadi perobahan musim, jika
dibanding dengan tanaman penghasil minyak nabati lain yang umumnya berupa tanaman
semusim.
Keluwesan dan keluasan dalam keragaman kegunaan bidang pangan maupun non pangan, diantara
minyak nabati sifat interchangeable minyak sawit cukup menonjol
2.01. Kebutuhan Lahan untuk POM 30 ton TBS/ jam extandable to 60 ton TBS / jam.
No Uraian Bobot N1 N2 N3 H1 H2 H3
1 Sumber air 30 70 60 70 2100 1800 2100
2 Kotur tanah 20 70 70 60 1400 1400 1200
3 Lahan Ponding 15 60 70 80 900 1050 1200
4 Bukit Untuk 10 70 60 80 700 600 800
Loading ramp
8
5 Akses jalan 1o 80 70 60 800 700 600
Produksi
6 Ahses jalan TBS 10 70 60 50 700 600 500
7 Lahan 5 80 70 80 400 350 400
Perumahan
Jumlah 100 7000 6500 6800
No Uraian % Catatan
1 Engineering 5 Lokasi
2 Procurement 72 Kalimantan
3 Construction 21 Timur Total
4 Training / Commissioning 2 cost USD
6,747,916
9
TRAINING & cOMMISSIONING 2
TOTAL SCHEDULE 18
LxPx I
K= ------------
J x H
K = kapasitas olah pabrik ( ton tbs / jam ).
L = luas lahan ( ha )
P = produktivitas kebun ( ton tbs / ha )
I = intensitas panen pada penen puncak (%/ bulan)
J = jam olah sehari.
H = hari olah sebulan
Penetapan kapasitas olah pabrik sesuai kapasitas POM pada umumnya :15 , 30 , 45 , 60, 90 atau 120
ton tbs / jam.
Contoh perhitungan :
Perusahaan A punya kebun 12.000 ha asumsi produktivitasnya 29 ton tbs / ha, intensitas panen 12%
/ bulan pada panen puncak dengan 20 jam olah senari dan 25 hari olah sebulan, didapatkan :
2. Kapasitas Steriliser.
L x I x S x 60
Ks =-------------------
Wr + Km
Ks = Kapasita sterilizer ( ton tbs / jam.)
L = Jumlah lori dalam steriliser
I = Isian lori rata-rata ( ton tbs )
S = Jumlah sterilizer dipakai
Wr = Waktu rebus ( menit )
Km = Waktu keluar masuk lori dari sterilser ( menit ). 60 = angka konversi dari menit ke jam.
Contoh perhitungan :
Pabrik A , punya 4 unit sterilizer dengan kapasitas 3 lori tiap sterilizer dan isian lori rata –
rata 15 ton tbs,waktu rebus 90 menit dan waktu keluar masuk lori 10 menit didapatkan :
3 x 15 x 4 x 60
Ks =-------------------- = 108 ton tbs / jam
90 + 10
10
3. Kapasitas Elevator .
J x Ib x N x 60
Ke = ----------------------
P
Contoh perhitungan :
Sebuah elevator mempunyai 25 unit bucket dengan isian rata – rata 5 kg ,kecepatan bucket 9,6 meter
/ menit dengan panjang lintasan 12 m, didapatkan :
25 x 5 kg x 9,6 m/menit x 60
Ke =-------------------------------------- = 6.000 kg/jam
12m
Bila ingin dikonversi ke ton tbs / jam maka kapasitas tersebut dikalikan dengan material balance
bahan yang diangkut , misal cracked mixture 12 % terhadap tbs, kapasitas elevator dalam ton tbs /
jam adalah :
6.000kg/jam
Ke =--------------------- = 50.000 kgtbs /jam
12 m
= 50 ton tbs / jam.
11
2.08.Struktur Organisasi POM.
Teknologi pengohan buah kelapa sawit pada Palm Oil Mill mengalami perubahan dari waktu
kewaktu. Sasaran perubahan pada umumnya adalah efisiensi yang semakin baik. Untuk mendapat
efisiensi pabrik yang baik biasanya dengan melakukan :
- Meningkatkan randemen.
- Meminimalkan losses.
Pengolahan buah kelapa sawit dimulai sekitar awal tahun 1900 di pantai barat Afrika dengan
teknologi yang sangat sederhana yaitu dengan merebus buah kelapa sawit - yang populer di
Indonesia dengan sebutan Tandan Buah Segar disingkat TBS - langsung didalam air kemudian
diperas dengan manual. Losses dengan cara ini sangat tinggi, kapasitas olah yang sangat rendah
sekitar 5 ton per hari, sampai kepada teknologi saat ini merebus dengan uap bertekanan, losses yang
sangat rendah dan kapasitas olah bisa mencapai 2400 ton TBS per hari.
Proses pengolahan TBS sampai menjadi minyak sawit (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Palm Kernel)
umumnya adalah proses mekanik dan pisik (alami) dan perlakuan yang diberikan adalah pemanasan,
pemisahan, pengeringan serta pengangkutan material dari satu alat ke alat yang berikut.
Tempat pengolahan TBS disebut Palm Oil Mill di Indonesia biasa disebut PKS (Pabrik Kelapa Sawit),
tetapi istilah ini kurang tepat karena biasanya penamaan pabrik diberikan sesuai produk utamanya,
sebab itu lebih tepat bila disebut Pabrik Minyak Sawit (PMS) atau Pabrik Minyak Kelapa Sawit
(PMKS).
1. Penerimaan TBS.
3. Pengolahan.
4. Penimbunan Produksi.
Beberapa hal mendasar yang perlu benar-benar dipahami dalam pengolahan kelapa sawit adalah :
- POM berfungsi mengutip minyak dan kernel dari TBS, itu berarti bahwa keberhasilan meningkatkan
produksi minyak dan kernel adalah tergantung pada kematangan TBS.
12
- POM mengolah TBS tidak dapat mengutip 100% minyak dan kernel yang terdapat pada TBS,
karena pada limbah pengolahan masih terdapat minyak dan kernel yang terikut (losses).
4. Mampu memproduksi CPO dan PK dengan mutu dalam ambang batas standard.
Untuk mengoperasikan instalasi pengolahan kelapa sawit diperlukan pengetahuan dan penguasaan
terhadap proses pengolahan tersebut, kinerja mesin dan alat kemampuan mengoperasikannya serta
kemampuan mendiagnosa suatu penyimpangan.
Mentah
Masak
13
3 Penebah / - Tippler - Menuang TBS Masak
Pemipil/Bantingan
- Timba Buah Masak - Menaikkan TBS Masak
- Memindahkan buah
- Conveyor / Ularan
- Mengirim tankos ke hopper
- Empty Bunch Conveyor
(EBC) - Menimbun tankos
- Incenerator
- Pengutipan pasir
- Penyaringan minyak /
- Sand Trap
padatan
- Vibro Separator
- Penampungan hasil saringan
sebelum dikirim ke stasiun
klarifikasi
- Crude Oil Tank
- Penampungan Sludge
- Sludge Tank
- Pemurnian minyak
- Oil Purifier
- Pengering minyak dengan
14
- Vacuum Drier sistem vacuum
- Penampungan dan
- Solid Bin Bagging & pemisahan minyak dan
Weighing Sludge / lumpur
- Pengiriman CPO ke
pelabuhan
- Memecah biji
- Ripple Mill
- Memisahkan inti sawit
- Cracked Mixture dengan abu, inti pecah,
Separator cangkang halus
Column 1 & 2 - Memisahkan inti sawit dan
cangkang dengan media
- Clay Bath Separator
lumpur
- Penimbunan dan
- Kernel Silo / Silo Inti penimbangan inti sawit
- Kernel Hopper
16
8 Ketel Uap / - Ketel Uap - Menghasilkan uap
Boiler bertekanan 21 kg/cm2atau
lebih
- M.C.C
17
Treatment - Water Concrete - Untuk menampung air dari
Storage Pond (bak air sungai
kotor)
- Pompa Kimia
- Memasukkan bahan kimia
penjernih air ke saluran pipa
18
Pond dan Secondary sistem anaerobic dengan
Anaerobic Pond menggunakan mikro bio
a. Penimbangan TBS
Tandan buah segar (TBS) yang masuk ke pabrik, mula-mula ditimbang dijembatan timbang untuk
mengetahui jumlah berat TBS yang diterima oleh pabrik.
b. Penimbunan TBS
Setelah ditimbang, TBS dipindahkan ke loading ramp sebagai tempat penimbunan sementara
sebelum tandan buah dimasukkan ke dalam lori rebusan. Untuk mengetahui mutu TBS yang akan
diolah perlu dilakukan sortasi di loading ramp.
Lori diisi penuh dengan buah yang akan diolah. Pengisian yang baik jika lori dapat memuat tandan
buah sebanyak kapasitas nominal. Pengisian yang tidak penuh akan menyebabkan penurunan
kapasitas oleh sterilizer atau sebaliknya pengisian yang terlalu penuh akan mengakibatkan pintu
maupun pelat (wear plate) rusak atau buah jatuh dalam rebusan.
Lori yang telah penuh berisi buah dimasukkan kedalam sterilizer dengan menggunakan capstand.
Kemudian pintu sterilizer ditutup rapat-rapat dan dikunci dengan menggunakan “handle” sehingga
kemungkinan terbuka saat poses perebusan tidak terjadi.
2. Perebusan
19
Pola perebusan yang umum digunakan ada dua yaitu double peak (dua puncak) atau tripple peak (tiga
puncak). Jumlah puncak dalam pola perebusan ditunjukkan dari jumlah pembukaan atau penutupan
dari uap masuk atau uap keluar selama perebusan berlangsung yang diatur secara manual atau
secara otomatik.
menit
=a. Deaerasi
Pipa uap masuk dibuka, katup deaerasi dan atau katup kondensat dibuka, udara dibuang dengan cara
memasukkan uap, karena udara lebih berat, maka udara akan berada dilapisan bawah, dibuang
melalui katup deaerasi atau melalui pipa kondensat. Deaerasi akan berlangsung pada saat
pembuangan air kondensat selama sistem perebusan berlangsung.
Puncak I dan II
Frekwensi pembuangan air kondensat dan pembuangan uap bekas selama proses perebusan
tergantung pada pola perebusan. Puncak pertama dicapai dengan membuka kran uap masuk selama
7 menit (umumnya tekanan dicapai 1,5 kg/cm 2) kemudian kran tersebut ditutup dan kran kondensat,
kran buang (exhaust valve) dibuka dengan tiba-tiba sehingga tekanan turun sampai 0.5 kg/cm 2 (± 3
menit), kemudian kran kondensat ditutup. Kran uap masuk dibuka setelah 10 menit puncak kedua
dicapai (tekanan 2 – 2,5 kg/cm2), kemudian kran uap masuk ditutup dan kran kondensat & exhaust
valve dibuka hingga tekanan 1 kg/cm 2 (± 3 menit).
Setelah melalui satu puncak atau dua puncak awal maka pemasakan dapat dilanjutkan dengan
membuka kran uap masuk dan kran kondensat “by pass” untuk membuang air kondensat. Masa
penahanan tekanan dihitung setelah mencapai puncak tertinggi hingga awal pembuangan uap
terakhir.
20
Skema proses perebusan 3 puncak.
Setelah penahanan tekanan uap selesai maka uap yang berada dalam sterilizerdibuang dengan
membuka kran kondensat, kemudian setelah tekanan menjadi 2,5 kg/cm 2 maka kran pembuangan
uap yang berada di atas sterilizer dibuka dengan tiba-tiba. Setelah tekanan sama dengan
tekanan atmosfer maka pintu rebusan dibuka.
Buah yang telah masak dikeluarkan dari dalam sterilizer dengan membuka pintu rebusan secara
perlahan-lahan agar “packing door” lebih aman, kemudian lori ditarik dengan tali bersamaan dengan
pemasukan buah yang akan direbus.
3. Penebahan Buah
Buah rebusan dari sterilizer diangkat dengan hoisting crane atau melalui tipplerdituang
ke thresher melalui hopper yang berfungsi untuk menampung buah rebus, kemudian autofeeder akan
mengatur meluncurnya buah agar tidak masuk sekaligus. Penebahan buah dilakukan dengan
membanting buah dalam drum berputar dengan putaran (23 – 25 rpm). Buah lepas akan masuk
melalui kisi-kisi dan ditampung oleh fruit elevator untuk didistribusikan ke setiap unit Digester oleh
“distributing conveyor”, selanjutnya tandan kosong melalui “empty bunch conveyor” dibawa ke
“incenerator” atau ke “empty bunch hopper”.
4. Pelumatan Buah
Buah yang masuk ke dalam digester disebut sebagai material passing to digester (MPD), diaduk
sedemikian rupa sehingga sebagian besar daging buah sudah terlepas dari biji.
Proses pengadukan dan pelumatan buah dapat berlangsung dengan baik bila isidigester selalu
dipertahankan penuh. Minyak bebas dibiarkan keluar secara kontinu melalui lubang dasar digester.
Terhambatnya pengeluaran minyak akan menyebabkan minyak berfungsi sebagai pelumas pisau
sehingga mengurangi efektifitas pelumatan pisau digester. Suhu massa digester harus selalu
dipertahankan 90 – 95oC.
5. Pengempaan Buah
Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada tekanan cone 30 – 50 Bar dengan
menggunakan air pengencer screw press bersuhu 90 – 950C sebanyak 15 – 20% TBS. Untuk
menurunkan viskositas minyak, penambahan air dapat pula dilakukan di oil gutter ke stasion klarifikasi.
Sedangkan ampas kempa dipecahkan dengan menggunakan cake breaker conveyor untuk
mempermudah pemisahan biji dan serat.
Ampas press yang masih bercampur biji berbentuk gumpalan-gumpalan, dipecah dan dibawa untuk
dipisah antara ampas dan biji. Alat ini terdiri dari pedal-pedal yang diikat pada poros yang berputar.
Kemiringan pedal diatur sehingga pemecahan gumpalan-gumpalan terjadi dengan sempurna, sambil
mendorongnya pelan-pelan menuju depericarper dan penguapan air dapat berlangsung dengan
lancar.
21
7. Pemisahan Ampas dan Biji (Depericarper)
Depericarper adalah alat untuk memisahkan ampas dengan biji, serta membersihkan biji dari sisa-sisa
serabut yang masih melekat pada biji. Alat ini terdiri dari kolom pemisah (separating column) dan drum
pembersih (polishing drum). Ampas dan biji dari konveyor pemecah ampas kempa (cake breaker
conveyor) masuk kedalam kolom isapan blower. Sistem pemisahan terjadi oleh isapan blower. Ampas
kering (berat jenis kecil) masuk kedalam siklon ampas ke dalam conveyor bahan bakar, sedangkan biji
yang berat jenisnya lebih besar jatuh kebawah dan dihantar oleh conveyor kedalam drum pembersih.
Minyak yang keluar dari screw press melalui oil gutter dialirkan ke dalam sand trap tank dengan tujuan
untuk mengendapkan pasir.
Crude Oil yang telah diencerkan dialirkan ke vibrating screen yang berukuran 20 – 40 mesh untuk
memisahkan bahan asing seperti pasir, serabut, bahan-bahan lain yang masih mengandung minyak
dan dapat dikembalikan ke digester. Untuk mengetahui ketepatan penambahan air pengencer maka
setiap dua jam sekali diambil sampel crude oil sebelum masuk vibrating creen untuk selanjutnya
denganhand centrifuge/electric centrifuge dapat diketahui komposisi, minyak, NOS dan air. Komposisi
yang tepat jika perbandingan minyak dan sludge 1 : 2 (konvensional) dan jika
dengan decanter perbadingan minyak dan sludge 1 : 1. Minyak kasar yang telah disaring dialirkan
kedalam crude oil tank dan suhu dipertahankan 90 – 950C, selanjutnya crude oil dipompa ke continous
settling tank.
Fungsi continous settling tank adalah untuk mengendapkan sludge yang terkandung dalam crude oil.
Temperatur minyak dalam continous settling tankharus dipertahankan 90 – 950C. Minyak yang berada
pada lapisan atas dikutip dengan bantuan skimmer ke oil tank sedangkan sludge yang masih
mengandung minyak dialirkan ke sludge tank. Secara periodik sesuai kondisi masing-masing
pabrik, sludge dan pasir di dasar bejana harus dibuang (flushed out) dengan maksud agar pemisahan
minyak dapat berjalan dengan baik.
Fungsi oil purifier adalah untuk memisahkan sludge yang melayang dalam minyak dan mengurangi
kadar air yang terkandung dalam minyak sehingga kadar kotoran minyak produksi menjadi 0.02%.
Suhu minyak dalam oil purifier 90 – 950C, akhirnya minyak dari oil purifier dimasukkan ke dalam
vacuum oil dryer.
Minyak dari oil purifier dengan suhu 90 – 950C dipompa dan ditampung dalam float tank untuk
seterusnya diisap oleh vacuum dryer. Dibawah pelampung terpasang “Top Spindle” untuk mengatur
minyak yang disalurkan ke dalam bejana vacuum dryer sehingga kehampaan dalam vacuum
dryer tetap terkendali < 50 TORR. Kemudian melalui nozzle, minyak akan disemburkan ke dalam
bejana sehingga penguapan air akan lebih sempurna. Untuk menjaga keseimbangan minyak masuk
dan keluar dari bejana digunakan float valve dibagian bawah bejana.
22
8.6. Penimbunan Minyak Produksi
Minyak yang terkumpul didasar bejana akan disalurkan ke pompa dilantai bawah selanjutnya
dipompakan ke tangki timbun. Tangki timbun secara periodik dilakukan pengurasan mengikuti
standard prosedur pencucian tangki. Suhu penyimpanan berkisar antara 40 – 500C
9. Pengolahan Sludge
Sludge dari sludge tank sebelum dimasukkan ke sludge separator dipompakan kesand
cyclone dimana pasir halus akan terpisah oleh adanya gaya centrifugal. Pasir halus yang berhasil
dipisahkan akan di blow down secara otomatis Sand Cyclone berfungsi dengan baik jika perbedaan
tekanan inflow dan outflow sludgemenunjukkan 2 Bar. Untuk memisahkan/mengambil minyak yang
masih terkandung pada sludge, selanjutnya sludge diproses pada sludge separator.
Cairan sludge yang telah melalui pre cleaner , dimasukkan ke dalam sludge separator, untuk dikutip
minyaknya. Dengan gaya sentrifugal minyak yang berat jenisnya lebih kecil bergerak menuju ke poros
dan terdorong keluar menujuReclaim Oil Tank. Cairan dan padatan yang mempunyai berat jenis lebih
berat dari minyak, terdorong kebagian dinding bowl, dan keluar melalui nozzle. Padatan yang
menempel pada dinding bowl dibersihkan/dicuci secara manual atau secara otomatis.
Endapan-endapan dari clarifier tank, oil tank, sludge tank yang di “drain” setiap pagi sebelum
mengolah, ditampung di dalam tangki ini. Demikian juga minyak kutipan dari bak penampungan sludge
(Fat Pit), jika ALB masih memenuhi syarat. Tangki ini dilengkapi dengan sistem pemanas uap injeksi
untuk tujuan pemanasan. Minyak yang terapung dibagian atas dialirkan ke clarifier tank sedangkan
lumpur pekat dibuang ke bak penampung sludge yaitu Fat Pit. Pembersihan dan pemeriksaan
keseluruhan dilakukan seminggu sekali.
Fat Pit dipergunakan untuk menampung cairan-cairan yang masih mengandung minyak yang berasal
dari air condensate dan stasion klarifikasi. Minyak yang terkutip akan dipompa ke reclaim oil tank.
Pembersihan bak dan pemeriksaan dilakukan setiap 1 (satu) bulan.
23
10.1. Pemeraman Biji (nut silo)
Alat ini berfungsi sebagai tempat pemeraman biji. Biji yang telah keluar daridepericarper, perlu
diperam agar lebih mudah dipecah dan kernel lekang dari cangkang.
Lapisan biji dalam alat umumnya terdiri dari 3 (tiga) tingkat suhu yang berbeda :
Alat pemecah biji terdiri dari dua tipe yaitu tipe nut cracker dan ripple mill. Nut cracker hendaknya
dioperasikan dengan kecepatan putar yang sesuai dengan ukuran biji :
Jika pemecahan biji menggunakan ripple mill maka magnit yang terdapat pada corong pemasukan
harus sering dibersihkan dari logam yang melekat. Effisensi nut cracker atau ripple mill dinyatakan
dengan persentase biji yang dapat dipecah terhadap umpan.
Kernel yang masih campur dengan cangkang dipisahkan satu dengan yang lain melalui cara
pemisahan basah atau kering yaitu :
b. Pemisahan basah dengan menggunakan tanah liat (Claybath) atau air pusingan (Hydrocyclone).
Sering juga disebut LTDS (Light Tenera Dust Separator) biasanya dengan dua tingkat. LTDS 1
memisahkan kernel bulat dengan cangkang/kernel pecah dan abu. Kernel bulat dikirim ke silo kernel,
cangkang/kernel pecah menuju LTDS dan abu dikirim ke boiler.
LTDS 2 memisahkan cangkang besar ke sheel bin, cangkang halus/kernel pecah ke Pemisah Basah
dan abu dikirim ke Boiler.
Cracked mixture dengan gaya berat, kernel dan cangkang masuk ke dalam bak airhydrocyclone.
Prinsip kerja hydrocyclone adalah pemisahan cangkang dan kernel dalam pusaran air yang kuat.
Kernel yang berat jenis lebih rendah terkumpul ditengah dan keluar melalui vortex finder ke dewatering
drum/vibrating screen, sedangkan cangkang yang berat terlempar kepinggir tabung dan keluar
melaluicones ke dewatering drum/vibrating screen. Sampah-sampah yang melekat padadewatering
drum harus selalu dibersihkan. Penambahan air dilakukan secara kontinu agar permukaan air tetap
pada batas yang ditentukan, jika persentase kernel dalam cangkang terlalu tinggi maka vortex
24
finder diturunkan, sebaliknya jika persentase cangkang dalam kernel tinggi maka vortex
finder dinaikkan.
Cracked Mixture dipisahkan dengan menggunakan larutan tanah liat dengan berat jenis 1.13 yaitu
dengan mencampurkan tanah liat (kaolin) dengan air. Campuran kernel dimasukkan ke dalam bak
dengan massa yang memiliki berat jenis lebih dari 1.13 (cangkang) akan turun menuju dasar cone dan
secara gravitasi ke alat penapis cangkang untuk selanjutnya dikirim ke shell hopper. Sedangkan
kernel yang mengapung karena berat jenisnya kurang dari 1.13 dialirkan melalui talang penapis dan
dikirim ke kernel dryer untuk dikeringkan. Pemisahan kernel dapat berlangsung dengan baik jika berat
jenis cairan 1.13 dan tetap menggunakan tanah liat yang dapat membentuk larutan koloid.
=a. Pengeringan kernel sawit yang dilakukan pada dryer model segi empat secara bertingkat, yaitu
pada kernel hasil pemisahan cara basah suhu pada tingkat atas, tengah dan bawah berturut-turut 60 –
700C, 70 – 800C dan 50 – 600C, sedangkan suhu alat pengering yang mengeringkan kernel hasil
pemisahan kering adalah 60 – 700C, 70 – 800C, 50 – 600C.
=b. Pengeringan kernel sawit pada silo dengan bentuk bulat dilakukan pada suhu sekitar 70 – 800C,
karena kernel dengan cara pemisahan kering dan basah tidak dipisah, maka yang perlu diperhatikan
adalah agar air tidak sampai terkait ke silo.
Produksi kernel ditimbun dalam kernel bin selanjutnya disimpan dalam karung goni yang kelembaban
udara diatur tidak lebih dari 70% atai ditimbun di silo kernel dimana pengiriman ketempat penjualan
dengan sistem curah.
Tabel 1
Norma-
No Uraian Satuan
norma
25
8 Tekanan Vacuum Dryer TOR 50
500 –
14 Kebutuhan Uap tiap Ton TBS Kg
600
oC
Suhu Nut Silo : Tengah 60
oC
Suhu Nut Silo : Bawah 50
Tabel 2
%
3 Buah Kurang Matang (Fraksi I)
26
4 Buah Matang I (Fraksi II) %
8 IPB - 80 min
9 TANKOS % 0
10 Buah Busuk % 0
12 NSP - 85
Tabel 3
Untuk meningkatkan daya saing, minyak sawit yang dihasilkan harus memenuhi spesifikasi mutu sebagai berikut :
27
Tabel 4
1 Air % 7 maks
2 Kotoran % 6 maks
1 Kehilangan Minyak
2 Kehilangan Kernel
28
a Serabut (Contoh) % 2 maks
Hydrocyclone % 5 maks
Claybath % 1,5m,s
2.1. Pemeriksaan kondisi antara lain pelumasan, alat keamanan, baut pondasi dan lain-lain.
2.2. Setiap kepala kerja melakukan pemeriksaan dengan menggunakan formulir pemeriksaan (check
list) yang pengisiannya dilakukan oleh kepala kerja sendiri dan kemudian diserahkan kepada Assistant
pabrik.
2.3. Assistant pabrik menetapkan seluruh atau sebahagian stasiun yangBOLEH dijalankan. Pada
umumnya ketika panen rendah pabrik dioperasikan dengan 1 (satu) line instalasi. Sementara itu
bengkel umum mengadakan perbaikan menyeluruh terhadap instalasi line yang tidak bekerja guna
menghadapi masa panen puncak.
4. Jika terjadi kerusakan, segera diperbaiki dan kerusakan yang tidak dapat diatasi segera
dilaporkan kepada Mill Manager.
5. Segala kerusakan dan perbaikan di pabrik adalah tanggung jawab langsung Assistant pabrik.
6. Penyediaan bahan-bahan seperti minyak pelumas, minyak gemuk, bahan bakar, suku cadang di
gudang harus cukup untuk menghindari terjadinya stagnasi.
7. Dalam buku jurnal pabrik dicatat data pabrik, misalnya jam mulai bekerja, pabrik berhenti,
kerusakan-kerusakan yang terjadi, perbaikan yang dilakukan, data-data teknis seperti suhu, tekanan,
tegangan listrik dan lain-lain.
29
9. Mill Manager dan Assistant Bengkel Umum / Maintenance secara periodic dan teratur mengadakan
pemeriksaan pada mesin-mesin yang bekerja dan apakah instruksi-instruksi dan petunjuk
dalamoperation manual dilaksanakan dengan baik.
Diperlukan persiapan yang baik agar pabrik dapat beroperasi dengan baik dan kontinu, mencapai
sasaran kapasitas serta mutu hasil olah.
Persiapan ini meliputi semua bidang kegiatan, antara lain : mesin dan peralatan, bahan baku olah dan
tenaga kerja serta lainnya
Semua mesin dan peralatan perlu diperiksa sebelum dioperasikan. Pemeriksaan dilaksanakan secara
teliti dengan bantuan menggunakan check list serta laporan kerusakan. Hal ini diperlukan untuk
menghindari terjadinya stagnasi yang mengakibatkan penurunan produktifitas.
Keadaan pelumas dari setiap alat yang dioperasikan merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan keberhasilan operasi dan pemeliharaan. Pemeriksaan keadaan pelumas ini merupakan
keharusan sebelum operasi, agar tindakan pencegahan dapat dilakukan sebelum terlambat.
Pemeriksaan bahan bakar yang akan dipakai yang ideal apabila tersedia untuk keperluan 3 jam, yaitu
Fibre (ampas kering) dan cangkang.
Bahan bakar tersebut ditimbun diatas platform yang dikumpulkan selama proses sebelumnya.
Dalam hal kekurangan bahan bakar fibre dan cangkang, terutama pada musim panen rendah akan
diusahakan mendapatkan bahan bakar itu dengan jalan mengeringkan janjangan kosong.
Pemeriksaaan laporan situasi TBS baik di pabrik (PMS) maupun dilapangan serta kemampuan
pengangkutan untuk dapat menentukan jam mulai mengolah, kapasitas olah dan perkiraan lama
operasi.
Tenaga kerja adalah orang yang mengoperasikan semua alat, maka untuk itu sebelum operasi,
periksa apakah semua tenaga kerja yang dibutuhkan telah hadir sesuai dengan kebutuhan setiap
stasiun.
10.2. Pabrik dijalankan dengan menghidupkan mesin-mesin dimulai dari akhir proses menuju ke awal
proses.
Dihidupkan dengan tombol saklar berturut-turut menurut suatu interval tertentu. Start berikutnya
dilakukan setelah mesin berjalan normal.
a. Tangki air umpan dalam keadaan penuh dengan mutu air memenuhi persyaratan air umpan.
b. Pompa air umpan ketel berada dalam kondisi yang baik yang digerakkan listrik dan uap.
d. Tinggi permukaan air dalam ketel uap sesuai dengan batas yang ditentukan.
i. Hidupkan pompa air umpan listrik dan buka kran buangan air pada drum (blow down) selama ±
½ menit. Kemudian kran tersebut ditutup dan ketinggian air diatur sampai batas yang ditentukan.
j. Pasang api.
k. Setelah api cukup besar tutup pintu dapur, hidupkan Induce Draft Fan (IDF).
m. Hidupkan Force Draft Fan (FDF) dan dijaga agar tekanan udara dalam ruang bakar minus (10 –
30 mm Hg).
o. Pada tekanan 10 kg/cm2 air kondensat pada pipa-pipa dibuang dengan membuka kran selama ±
½ menit.
p. Tutup kran buang udara pada drum super heater dan buka kran uap induk perlahan-lahan
sampai terbuka penuh.
31
q. Naikkan tekanan ketel sampai tekanan kerja.
=b. Kran uap bekas pada tangki uap buangan (back pressure vessel) terbuka.
sampai 3.
10.
f. Buka kran induk atas sedikit (± 2 draad) dan induk bawah dibuka perlahan-lahan sampaipenuh.
Sebelum saklar induk (main switch) dimasukkan harus memenuhi kondisi sebagai berikut :
=b. Masukkan saklar-saklar pembagi untuk setiap stasion secara berturut-turut (saklar-saklar pada
setiap stasion dalam keadaan “OFF”).
=c. Dalam keadaan beban amper yang tidak memungkinkan dibebankan pada satu mesin listrik
(genset), harus dilakukan paralel 2 mesin.
32
=d. Hidupkan genset kedua.
=e. Sesuai putaran, frekwensi dan tegangan listrik dengan mesin pertama.
=f. Perhatikan panel (sinkronisasi) jika tegangan, frekwensi tiap pase telah sama dan lampu beban nol
telah padam maka saklar utama pada switch board untuk mesin kedua dapat dimasukkan (“ON”).
=g. Setelah keadaan mesin terhubung paralel, adakan penyetelan-penyetelan atau penyesuaian-
penyesuaian untuk frekwensi dan tegangan antara kedua mesin tersebut, agar pada waktu
pembebanan tidak terjadi kepincangan-kepincangan yang memungkinkan sambungan paralel terpisah
kembali.
Uap bekas dari turbin uap ditampung didalam BPV, kemudian dipergunakan untuk pengolahan
terutama pada ketel rebusan dan stasiun-stasiun lain yang membutuhkan uap.
=a. Jika tekanan uap kurang dari 3,5 kg/cm2 maka uap harus diberi tambahan secara otomatis melalui
reducer valve atau secara manual melalui kran uap langsung (by pass) dari Boiler.
=b. Air didalam bejana berada pada batas-batas yang ditentukan pada gelas penduga.
Peralatan stasiun pressan dapat dioperasikan apabila memenuhi kondisi sebagai berikut :
4. Depericarper
atau R.O.Pump)
33
7. Saringan bergetar (Vibrating Screen)
b. Kran minyak, uap dan air dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran-kebocoran.
c. Pompa minyak dan air dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran.
8.Perhatikan apabila getaran terlalu kuat segera mesin dihentikan, kemungkinan bowl kurang bersih.
Sebelum start :
34
2.Rem dalam keadaan bebas (terbuka).
Jika putaran belum normal terdapat getaran, maka mesin harus dihentikan dan diperiksa kembali
kemungkinan masih ada kotoran pada bowl ataupun nozzle tersumbat.
b.Mesin dibiarkan jalan sampai putaran normal (tachometer menunjukkan angka 1420 – 1500 rpm
ataupun revolution counter berputar antara 118 – 125 kali per menit dan beban berkisar ± 25 amp)
b.Selama proses pengolahan kedudukan valve air keseimbangan pada gelas penduga berkisar ± 150.
d.Apabila selama proses terjadi getaran, maka mesin dihentikan dan bowl atau nozzle dicuci kembali.
c.Tekan saklar start dari sirkulasi oil pump untuk menjalankan pelumasan. Setelah 10 detik tekanan
press naik 20 kg/cm2, motor utama akan bekerja secara otomatis.
d.Waktu starting up selama ± 2 (dua) menit ampermeter akan menunjukkan 35 s/d 40 amp.
e.Biarkan berjalan kosong, untuk pemanasan kira-kira 20 menit (kran air dan crude oil tertutup).
f.Periksa sludge conveyor apakah aman dari tenaga manusia ataupun benda-benda yang dapat
merusak dan kemudian jalankan conveyor dengan menekan saklar.
h.Periksa kran air dan steam mulai dari pressan, crude oil tank dan pipa-pipa untuk mendapatkan
temperatur crude oil 950C.
i.Pembuangan pasir dari pre cleaner supaya dilakukan secara rutin tergantung pada jumlah pasir
yang terlihat pada glass penduga.
j.Tutup kran air panas yang masuk ke decanter dan kran crude oil dibuka perlahan-lahan sampai
mencapai 10 – 12 m3 per jam.
35
l.Mesin bekerja normal bila Ampermeter menunjukkan angka 60 – 70 amp.
Menjalankan stasiun pengolah biji (kernel plant) dilakukan dengan menghidupkan mesin dan peralatan
sebagai berikut :
10. Buka kran air pengisi bak Hydrocyclone atau Kaolin Bath.
11. Pompa air Hydrocyclone atau Dikaolin Bath ketika air dalam bak cukup.
12. Air Lock dan Light Tenera Dust Separator (LTDS) Fan.
21. Shaking Grade, Nut Silo Fan dan buka kran uap pemanas.
4. Packing pintu dibersihkan dari kotoran-kotoran, packing pintu dilumasi dengan minyak gemuk.
Pabrik dihentikan dari awal proses menuju akhir proses, dengan menekan saklar berturut-turut dengan
interval tertentu. Memberhentikan peralatan berikutnya dilakukan setelah alat didepannya berhenti.
Untuk menghentikan peralatan yang sedang beroperasi, dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
10.3.1.Stasiun Rebusan
Kalau buah cukup tersedia, maka rebusan diberhentikan dalam keadaan berisi buah masak. Pada
akhir minggu rebusan haus dikosongkan untuk pembersihan dan perawatan.
a.Alat pengangkat (Hoisting Crane) dihentikan pada posisi yang telah ditentukan pada bagian ujung
kabel (wire rope) dibebaskan dari beban dengan meletakkan as dan sprocket tergantung diatas
automatic feeder.
e.Kosongkan Fruit Transfer Conveyor, Fruit Elevator, Fruit Distribution Conveyor dan biarkan jalan
sampai dengan stasiun pressan dihentikan.
d.Kosongkan screw dan pressan kemudian hentikan, tutup kran air dan uap.
g.Kosongkan Crude Oil Tank dan tutup semua kran uap dan air.
a.Kosongkan Cake Break Conveyor dan hentikan kemudian tutup semua kran uap.
l.Kosongkan Dewatering Drum atau Dewatering Screw dari Kaolin Bath dan hentikan.
p.Hentikan Fan Kernel Silo, Nut Silo dan tutup semua kran uap.
38
s.Kosongkan Pneumatic Transport inti dan hentikan.
a. Kutip minyak sampai dengan batas yang ditentukan dari Continuous Settling Tank (CST) dan tutup
kran-kran uap.
b.Kosongkan Oil Purifier, lakukan pencucian dan hentikan kalau sudah bersih.
j.Hentikan Decanter.
Sebelum menghentikan Turbin Uap hidupkan mesin Diesel dan paralel dengan Turbin kemudian :
f.Atur level air pada boiler dengan ketinggian ¾ pada gelas penduga dan selanjutnya matikan pompa-
pompa air dan Chemical Pump.
10.4.1. Dalam pengelolaan pabrik pengolah hasil termasuk PKS yang menjadi fokus perhatian
manajemen adalah efisiensi. Efisiensi menyangkut optimalisasi pabrik agar dapat mengeluarkan hasil
(out put) sebaik mungkin dengan tingkat biaya yang sehemat hematnya.
Masalah efisiensi sangat penting karena bila kegiatan pabrik tidak efisien akan mengakibatkan
kerugian besar.
10.4.2. Berdasarkan landasan tersebut maka pada hakikatnya setiap proses produksi harus dilakukan
dengan benar dan tepat disertai dengan proses monitoring dan evaluasi harus selalu dilakukan pada
setiap proses produksi dan bahkan perlu pada beberapa peralatan yang rawan rusak sifatnya harus
dilakukan pengawasan ekstra ketat.
a. Minyak sawit
b. Inti sawit
Kehilangan produksi di pabrik kelapa sawit adalah kehilangan minyak sawit dan inti sawit yang terjadi
selama proses pengolahan berlangsung. Dalam rangkaian instalasi pabrik pengolahan kelapa sawit
ada beberapa alat yang secara teknik menjadi tempat terjadinya kehilangan (kerugian), yang tidak
mungkin dihilangkan, maka norma kehilangan telah ditetapkan berdasarkanpengalaman dan kualitas
peralatan.
Bila dalam realisasinya kehilangan diatas norma, maka hal itu jelas disebabkan karena
ketidaksesuaian dalam pengoperasian dan perawatan mesin atau peralatan tersebut.
Kehilangan minyak sawit dan inti sawit dalam proses pengolahan sebagai berikut :
Untuk menjaga kelancaran proses produksi dan keamanan baik material maupun personil, maka untuk
menjalankan dan memberhentikan pesawat-pesawat pabrik perlu dipedomani hal berikut :
40
1. Assistant pabrik bertanggung jawab atas pengoperasian pesawat-pesawat di pabrik.
2.1. Pemeriksaan kondisi antara lain pelumasan, alat keamanan, baut pondasi dan lain-lain.
2.2. Setiap kepala kerja melakukan pemeriksaan dengan menggunakan formulir pemeriksaan (check
list) yang pengisiannya dilakukan oleh kepala kerja sendiri dan kemudian diserahkan kepada Assistant
pabrik.
2.3. Assistant pabrik menetapkan seluruh atau sebahagian stasiun yangBOLEH dijalankan. Pada
umumnya ketika panen rendah pabrik dioperasikan dengan 1 (satu) line instalasi. Sementara itu
bengkel umum mengadakan perbaikan menyeluruh terhadap instalasi line yang tidak bekerja guna
menghadapi masa panen puncak.
4. Jika terjadi kerusakan, segera diperbaiki dan kerusakan yang tidak dapat diatasi segera
dilaporkan kepada Mill Manager.
5. Segala kerusakan dan perbaikan di pabrik adalah tanggung jawab langsung Assistant pabrik.
6. Penyediaan bahan-bahan seperti minyak pelumas, minyak gemuk, bahan bakar, suku cadang di
gudang harus cukup untuk menghindari terjadinya stagnasi.
7. Dalam buku jurnal pabrik dicatat data pabrik, misalnya jam mulai bekerja, pabrik berhenti,
kerusakan-kerusakan yang terjadi, perbaikan yang dilakukan, data-data teknis seperti suhu, tekanan,
tegangan listrik dan lain-lain.
9. Mill Manager dan Assistant Bengkel Umum / Maintenance secara periodic dan teratur mengadakan
pemeriksaan pada mesin-mesin yang bekerja dan apakah instruksi-instruksi dan petunjuk
dalam operation manualdilaksanakan dengan baik.
Diperlukan persiapan yang baik agar pabrik dapat beroperasi dengan baik dan kontinu, mencapai
sasaran kapasitas serta mutu hasil olah.
Persiapan ini meliputi semua bidang kegiatan, antara lain : mesin dan peralatan, bahan baku olah dan
tenaga kerja serta lainnya
Semua mesin dan peralatan perlu diperiksa sebelum dioperasikan. Pemeriksaan dilaksanakan secara
teliti dengan bantuan menggunakan check list serta laporan kerusakan. Hal ini diperlukan untuk
menghindari terjadinya stagnasi yang mengakibatkan penurunan produktifitas.
41
10.1.2. Keadaan Pelumas
Keadaan pelumas dari setiap alat yang dioperasikan merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan keberhasilan operasi dan pemeliharaan. Pemeriksaan keadaan pelumas ini merupakan
keharusan sebelum operasi, agar tindakan pencegahan dapat dilakukan sebelum terlambat.
Pemeriksaan bahan bakar yang akan dipakai yang ideal apabila tersedia untuk keperluan 3 jam, yaitu
Fibre (ampas kering) dan cangkang.
Bahan bakar tersebut ditimbun diatas platform yang dikumpulkan selama proses sebelumnya.
Dalam hal kekurangan bahan bakar fibre dan cangkang, terutama pada musim panen rendah akan
diusahakan mendapatkan bahan bakar itu dengan jalan mengeringkan janjangan kosong.
Pemeriksaaan laporan situasi TBS baik di pabrik (PMS) maupun dilapangan serta kemampuan
pengangkutan untuk dapat menentukan jam mulai mengolah, kapasitas olah dan perkiraan lama
operasi.
Tenaga kerja adalah orang yang mengoperasikan semua alat, maka untuk itu sebelum operasi,
periksa apakah semua tenaga kerja yang dibutuhkan telah hadir sesuai dengan kebutuhan setiap
stasiun.
10.2. Pabrik dijalankan dengan menghidupkan mesin-mesin dimulai dari akhir proses menuju ke awal
proses.
Dihidupkan dengan tombol saklar berturut-turut menurut suatu interval tertentu. Start berikutnya
dilakukan setelah mesin berjalan normal.
42
10.2.1. Ketel Uap
a. Tangki air umpan dalam keadaan penuh dengan mutu air memenuhi persyaratan air umpan.
b. Pompa air umpan ketel berada dalam kondisi yang baik yang digerakkan listrik dan uap.
d. Tinggi permukaan air dalam ketel uap sesuai dengan batas yang ditentukan.
i. Hidupkan pompa air umpan listrik dan buka kran buangan air pada drum (blow down) selama ±
½ menit. Kemudian kran tersebut ditutup dan ketinggian air diatur sampai batas yang ditentukan.
j. Pasang api.
k. Setelah api cukup besar tutup pintu dapur, hidupkan Induce Draft Fan (IDF).
m. Hidupkan Force Draft Fan (FDF) dan dijaga agar tekanan udara dalam ruang bakar minus (10 –
30 mm Hg).
o. Pada tekanan 10 kg/cm2 air kondensat pada pipa-pipa dibuang dengan membuka kran selama ±
½ menit.
p. Tutup kran buang udara pada drum super heater dan buka kran uap induk perlahan-lahan
sampai terbuka penuh.
=b. Kran uap bekas pada tangki uap buangan (back pressure vessel) terbuka.
43
Menghidupkan dan mengoperasikan turbin dilakukan sebagai berikut :
sampai 3.
10.
f. Buka kran induk atas sedikit (± 2 draad) dan induk bawah dibuka perlahan-lahan sampaipenuh.
Sebelum saklar induk (main switch) dimasukkan harus memenuhi kondisi sebagai berikut :
=b. Masukkan saklar-saklar pembagi untuk setiap stasion secara berturut-turut (saklar-saklar pada
setiap stasion dalam keadaan “OFF”).
=c. Dalam keadaan beban amper yang tidak memungkinkan dibebankan pada satu mesin listrik
(genset), harus dilakukan paralel 2 mesin.
=e. Sesuai putaran, frekwensi dan tegangan listrik dengan mesin pertama.
=f. Perhatikan panel (sinkronisasi) jika tegangan, frekwensi tiap pase telah sama dan lampu beban nol
telah padam maka saklar utama pada switch board untuk mesin kedua dapat dimasukkan (“ON”).
=g. Setelah keadaan mesin terhubung paralel, adakan penyetelan-penyetelan atau penyesuaian-
penyesuaian untuk frekwensi dan tegangan antara kedua mesin tersebut, agar pada waktu
pembebanan tidak terjadi kepincangan-kepincangan yang memungkinkan sambungan paralel terpisah
kembali.
44
10.2.4. Bejana uap bekas (Back Pressure Vessel)
Uap bekas dari turbin uap ditampung didalam BPV, kemudian dipergunakan untuk pengolahan
terutama pada ketel rebusan dan stasiun-stasiun lain yang membutuhkan uap.
=a. Jika tekanan uap kurang dari 3,5 kg/cm2 maka uap harus diberi tambahan secara otomatis melalui
reducer valve atau secara manual melalui kran uap langsung (by pass) dari Boiler.
=b. Air didalam bejana berada pada batas-batas yang ditentukan pada gelas penduga.
Peralatan stasiun pressan dapat dioperasikan apabila memenuhi kondisi sebagai berikut :
4. Depericarper
atau R.O.Pump)
45
5. Conveyor Buah (Fruit Conveyor)
b. Kran minyak, uap dan air dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran-kebocoran.
c. Pompa minyak dan air dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran.
8.Perhatikan apabila getaran terlalu kuat segera mesin dihentikan, kemungkinan bowl kurang bersih.
Sebelum start :
46
Start sebelum putaran normal :
Jika putaran belum normal terdapat getaran, maka mesin harus dihentikan dan diperiksa kembali
kemungkinan masih ada kotoran pada bowl ataupun nozzle tersumbat.
b.Mesin dibiarkan jalan sampai putaran normal (tachometer menunjukkan angka 1420 – 1500 rpm
ataupun revolution counter berputar antara 118 – 125 kali per menit dan beban berkisar ± 25 amp)
b.Selama proses pengolahan kedudukan valve air keseimbangan pada gelas penduga berkisar ± 150.
d.Apabila selama proses terjadi getaran, maka mesin dihentikan dan bowl atau nozzle dicuci kembali.
c.Tekan saklar start dari sirkulasi oil pump untuk menjalankan pelumasan. Setelah 10 detik tekanan
press naik 20 kg/cm2, motor utama akan bekerja secara otomatis.
d.Waktu starting up selama ± 2 (dua) menit ampermeter akan menunjukkan 35 s/d 40 amp.
e.Biarkan berjalan kosong, untuk pemanasan kira-kira 20 menit (kran air dan crude oil tertutup).
f.Periksa sludge conveyor apakah aman dari tenaga manusia ataupun benda-benda yang dapat
merusak dan kemudian jalankan conveyor dengan menekan saklar.
h.Periksa kran air dan steam mulai dari pressan, crude oil tank dan pipa-pipa untuk mendapatkan
temperatur crude oil 950C.
i.Pembuangan pasir dari pre cleaner supaya dilakukan secara rutin tergantung pada jumlah pasir yang
terlihat pada glass penduga.
j.Tutup kran air panas yang masuk ke decanter dan kran crude oil dibuka perlahan-lahan sampai
mencapai 10 – 12 m3 per jam.
47
l.Mesin bekerja normal bila Ampermeter menunjukkan angka 60 – 70 amp.
Menjalankan stasiun pengolah biji (kernel plant) dilakukan dengan menghidupkan mesin dan peralatan
sebagai berikut :
10. Buka kran air pengisi bak Hydrocyclone atau Kaolin Bath.
11. Pompa air Hydrocyclone atau Dikaolin Bath ketika air dalam bak cukup.
12. Air Lock dan Light Tenera Dust Separator (LTDS) Fan.
21. Shaking Grade, Nut Silo Fan dan buka kran uap pemanas.
48
10.2.8. Stasiun Rebusan
4. Packing pintu dibersihkan dari kotoran-kotoran, packing pintu dilumasi dengan minyak gemuk.
Pabrik dihentikan dari awal proses menuju akhir proses, dengan menekan saklar berturut-turut dengan
interval tertentu. Memberhentikan peralatan berikutnya dilakukan setelah alat didepannya berhenti.
Untuk menghentikan peralatan yang sedang beroperasi, dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
10.3.1.Stasiun Rebusan
Kalau buah cukup tersedia, maka rebusan diberhentikan dalam keadaan berisi buah masak. Pada
akhir minggu rebusan haus dikosongkan untuk pembersihan dan perawatan.
a.Alat pengangkat (Hoisting Crane) dihentikan pada posisi yang telah ditentukan pada bagian ujung
kabel (wire rope) dibebaskan dari beban dengan meletakkan as dan sprocket tergantung diatas
automatic feeder.
e.Kosongkan Fruit Transfer Conveyor, Fruit Elevator, Fruit Distribution Conveyor dan biarkan jalan
sampai dengan stasiun pressan dihentikan.
49
10.3.3. Stasiun Pressan
d.Kosongkan screw dan pressan kemudian hentikan, tutup kran air dan uap.
g.Kosongkan Crude Oil Tank dan tutup semua kran uap dan air.
a.Kosongkan Cake Break Conveyor dan hentikan kemudian tutup semua kran uap.
50
j.Hentikan LTDS Fan dan Air Lock.
l.Kosongkan Dewatering Drum atau Dewatering Screw dari Kaolin Bath dan hentikan.
p.Hentikan Fan Kernel Silo, Nut Silo dan tutup semua kran uap.
a. Kutip minyak sampai dengan batas yang ditentukan dari Continuous Settling Tank (CST) dan tutup
kran-kran uap.
b.Kosongkan Oil Purifier, lakukan pencucian dan hentikan kalau sudah bersih.
j.Hentikan Decanter.
Sebelum menghentikan Turbin Uap hidupkan mesin Diesel dan paralel dengan Turbin kemudian :
a.Kosongkan dan hentikan Fuel Conveyor, Fuel Feeder, Blower dan tarik api.
f.Atur level air pada boiler dengan ketinggian ¾ pada gelas penduga dan selanjutnya matikan pompa-
pompa air dan Chemical Pump.
10.4.1. Dalam pengelolaan pabrik pengolah hasil termasuk PKS yang menjadi fokus perhatian
manajemen adalah efisiensi. Efisiensi menyangkut optimalisasi pabrik agar dapat mengeluarkan hasil
(out put) sebaik mungkin dengan tingkat biaya yang sehemat hematnya.
Masalah efisiensi sangat penting karena bila kegiatan pabrik tidak efisien akan mengakibatkan
kerugian besar.
52
10.4.2. Berdasarkan landasan tersebut maka pada hakikatnya setiap proses produksi harus dilakukan
dengan benar dan tepat disertai dengan proses monitoring dan evaluasi harus selalu dilakukan pada
setiap proses produksi dan bahkan perlu pada beberapa peralatan yang rawan rusak sifatnya harus
dilakukan pengawasan ekstra ketat.
a. Minyak sawit
b. Inti sawit
Kehilangan produksi di pabrik kelapa sawit adalah kehilangan minyak sawit dan inti sawit yang terjadi
selama proses pengolahan berlangsung. Dalam rangkaian instalasi pabrik pengolahan kelapa sawit
ada beberapa alat yang secara teknik menjadi tempat terjadinya kehilangan (kerugian), yang tidak
mungkin dihilangkan, maka norma kehilangan telah ditetapkan berdasarkanpengalaman dan kualitas
peralatan.
Bila dalam realisasinya kehilangan diatas norma, maka hal itu jelas disebabkan karena
ketidaksesuaian dalam pengoperasian dan perawatan mesin atau peralatan tersebut.
Kehilangan minyak sawit dan inti sawit dalam proses pengolahan sebagai berikut :
Tabel 6
Kehilangan Minyak Sawit dan Inti Sawit
Norma %
No Uraian
Terhadap Terhadap
Contoh TBS
MINYAK SAWIT
1. Dalam tandan kosong 2,80 0,56
2. Dalam air rebusan 0,50 0,00
3. Dalam ampas 4,23 0,55
4. Dalam biji 0,50 0,06
5. Dalam klarifikasi 0.60 0,42
Jumlah 1,59
INTI SAWIT
6. Dalam tandan kosong 0.6 0.03
7. Dalam ampas kempa 1,76 0,20
8. Dalam abu cracker (LTDS) 4,00 0,07
9. Dalam cangkang 6,50 0,30
Jumlah 0,60
Penyimpangan yang terjadi dari norma tidak akan sama setiap hari, demikian juga penyimpangan
antar pabrik. Hal tersebut disebabkan karena masalah dan situasi kerja yang selalu berbeda.
53
Bila terjadi sesuatu penyimpangan dari norma yang telah ditentukan perlu dilakukan evaluasi yaitu
stasiun mana yang paling banyak menghasilkan penyimpangan pada saat itu, dengan membuat
peringkat (ranking) penyimpangan pada saat itu (informasi dari laboratorium teliti dan jujur), akan
dapat ditetapkan stasiun mana yang perlu ditandatangani saat itu.
Bila lokasi penyimpangan sudah diketahui secara pasti, maka personil yang terkait dan bertanggung
jawab harus menyelesaikannya sampai tuntas, berdasarkan program dan jadwal (rencana kerja).
Tetapkan jadwal perawatan mesinnya, kapan harus diganti baru atau kapan harus distel kembali dan
sebagainya. Dengan demikian yang bersangkutan betul-betul menguasai seluk beluk semua peralatan
beserta tabiatnya, sehingga bila terjadi lagi kerusakan atau kapasitas menurun maka yang
bersangkutan sudah siap untuk menghadapinya.
10.4.2. Kebocoran
10.4.2.1. Kebocoran Minyak Sawit
Sering dialami, bahwa norma kehilangan dari peralatan sesuai dengan standard, tetapi kadar minyak
yang keluar pabrik melampaui norma yang ditentukan. Ini penyebabnya adalah karena adanya
kebocoran dari pipa-pipa minyak. Kalau ini yang terjadi, supaya diadakan gerakan yang segera
memerangi kebocoran tersebut selanjutnya kondisi yang telah dicapai harus tetap dipelihara
(dibudayakan).
Hindarkan pekerjaan ulang, karena pekerjaan ulang disamping memakan waktu dan biaya, juga
mengurangi kapasitas pabrik.
Buat slogan dipabrik yang bunyinya merupakan anti kebocoran, sehingga dapat segera menggugah
kita dalam memerangi kebocoran tersebut.
Kebocoran air ini sering tidak menjadi perhatian, karena tidak disadari bahwa untuk mengolah air
tersebut sudah dipakai bahan kimia atau setidaknya biaya pemakaian arus listrik dan upah kerja.
Jangan membiarkan air terbuang percuma karena berarti suatu pemborosan.
54
Yang dimaksud dengan kebocoran panas disini adalah kehilangan panas dari bejana uap yang tidak
bersalut (isolasi).
Kebocoran disini berbeda dengan kebocoran ditempat lain, dimana kebocoran panas ini tidak dapat
dilihat dan tidak dapat dikutip.
Pipa diameter 2 inchi, tidak bersalut, dialiri uap dengan tekanan 10 bar dipasang mendatar sepanjang
100 m akan kehilangan 180 kg uap per jam, diperlukan biaya untuk memproduksinya, cukup besar
kerugian dari kehilangan panas ini.
Ranking
No Masalah Periksa Penyebabnya
O W S
55
O W S
IV
Ranking
No Masalah Periksa Penyebabnya
O W S
2. Peralatan :
a. Rotary Strainer :
- Brush pendek
- Strainer koyak
- Kebocoran pada Bearing
House.
b. Pre Cleaner :
- Tekanan pompa kurang
sehingga tidak terjadi gaya
sentrifugal
- Ceramic Cone berparet dan
mengganggu gaya
sentrifugal.
- Sand Collector.
c. Sludge Separator :
- Putaran kurang, friction pad
aus
- Bowl Disc kurang
56
- Bushing
- Discharge Nozzle
- Paring Disc
- Level Tube
d. Kebocoran, dengan sumber
antara lain dari :
- Pintu dan corong Digester
- Corong Screw Press
- Werk Bus pompa-pompa
- Pemipaan dan Flens.
1. Peralatan :
a. Pisau Digester pendek
b. Worm Pressan aus
c. Pompa hidrolik lemah
2. Perlakuan :
a. Perebusan tidak aktif
b. Ampas kempa basah
c. Massa adukan tidak homogen
d. Kurang bilas atau kurang panas
Kapasiatas
No Mesh Liter co / Ton co / Ton tbs /
menit jam jam
1 20 200 12 19
2 40 180 10,800 17
3 50 168 10,080 16
= 63 % terhadap TBS.
2. Secara umum pemakaian air panas untuk pengenceran pada stasion Pressing adalah 30 % dari
DCO( Dilution rate = 30% )
= 18,9 %
3.07. STERILIZING
Tujuan:
1. Mematikan enzyme lipase yang menstimulir pembentukan Asam Lemak Bebas (ALB).
2. Mempermudah pelepasan buah dari tandan saat threshing.
3. Mengeringkan buah sehingga mempermudah kernel lepas dari cangkang saat dipecah (
cracking).
4. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pengempaan / pemerasan (
pressing ).
5. Mengkoagulasikan protein sehingga memudah kan pemisahan minyak (separating).
Keberhasilan proses di sterilizer sangat menentukan keberhasilan proses selanjutnya dan kegagalan
proses di sterilizer tidak dapat diperbaiki pada proses berikutnya, itu berarti mutu akan rendah dan
randemen turun, selanjutnya akan menimbulkan kerugian.
8 Deaerator 1350 45
59
Norma mutu air umpan
No. Uraian Satuan Norma
1 Kesadahan ppm 5
2 pH 8,5 – 9,0
3 Alkalinity P ppm
4 Alkalinyty Total ppm 20
5 Chloride ppm
6 TDS ppm 50
7 Silika ppm 5
Norma mutu air boiler
1 Alkalinity P ppm 300
2 Alkalinity Total ppm 700
3 Total Disolved Solid ppm 2800
4 pH 10,5 – 11,5
5 Silika ppm 120
6 Phosphat ppm 10 - 30
7 Sulfit ppm 30 - 50
8 Chloride ppm 300
1. Ukuran Silo Noten : 2 kompartemen masing – masing isi 18 ton noten ( 26 m3).
2. Ukuran Fan = 4000 cfm = 113 m3 / menit.
3. Temperatur udara pemanas = 80 derajat Celcius.
4. Noten siap dipecah = 2,2 ton / jam.
5. Kondisi noten setelah diperam 24 jam.
60
3.06. Angka . angka Pengolahan
61
3.15.Pemakaian bahan kimia
No. Uraian Satuan norma
1 Air % 7 maks
2 Kotoran % 6 maks
3 Kernel Pecah % 15 maks
62
4 Kernel Berubah Warna % 40 maks
5 ALB Minyak Kernel % 2 maks
6 Kandungan Minyak Kernel % 46 maks
- kenaikan alb di
BST
65
17 Kadar air - kadar air minyak - tambah ketebalan
minyak input lapisan minyak di cst
produksi vacuum dryer - periksa pompa vacuum
tinggi tinggi - periksa kebocoran di ta
- tekanan vacuum Bung vacuum dan pipa
dryer - periksa
rendah systempengabut
didalam tabung vacuum
- system pengabut - periksa coil, tanpa
block flange.
- kebocoran coil
pemanas
tangki
18 Dinding - lori terlalu penuh - periksa cara pengisian
bagian dalam tbs lori.
dan plat - Buat alat penakar
pembagi uap diujung loading ramp
sterilizer
tergores /aus
19 Kondensat - saringan - periksa saringan
rebusan tidak kondensat - pasang pipa by pass
terbuang sumbat
habis saat
blowdown
1. Produksi CPO.
OER dihitung berdasarkan produksi CPO siap kirim yang telah berada didalam Bulk Storage Tank, CPO
yang berada diinstalasi proses perlu diketahhui untuk menghitung randemen proses.
Setiap Bulk Storage Tank pada saat selesai dibangun dan sebelum dipakai biasanya ditera oleh
Jawatan/Dinas Metrologi untuk mengetahui :
Isi kerucut , isi sampai batas meja ukur dan isi setiap cm tinggi.( tabel kalibrasi tangki )
Alat yang dipakai untuk mengukur level minyak didalam tangki adalah meteran gulung dari logam (
stainless steel) dalam metric ,tangki juga dilengkapi dengan pipa pengarah yang dipasang tegak lurus
diatas meja ukur menuju lobang ukur diatas tangki.
1.1. Turunkan alat pengambil sample secara perlahan-lahan pada satu titik yang telah ditentukan ,
biarkan 3 menit agar panas merata pada alat lalu ambil sample pada posisi tiga tempat yaitu
atas, tengah, dan bawah secara bergantin kemudian ukur temperatur masing-masing sample.
1.3. Masukkan meteran secara perlahan-lahan pada pipa sounding sampai mengenai meja ukur
tangki (meteran harus dalam keadaan tegang).
66
1.4. Gulung meteran untuk membaca hasil pengukuran.
1.5. Hasil pengukuran yang dibaca adalah angka penunjukkan meteran yang tercelup sampai meja
ukur tangki, (jarak bekas CPO yang menempel pada meteran plate).
1.6. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali pada titik sounding dan ambil hasil rata-rata sebagai
hasil data akhir.
1.7. Hitung volume minyak sesuai dengan tabel kalibrasi tangki yang ada dan. hitung berat minyak
dengan menggunakan table density dan factor koreksi tangki.
2, PRODUKSI KERNEL.
KER dihitung berdasarkan produksi kernel yang telah berada didalam Bulk Storage Kernel, kernel yang
berada diinstalasi perlu diketahui untuk menghitung randemen proses.
2.1. Ratakan permukaan kernel dan catat tinggi permukaan yang terdapat pada sisi dinding.
silo.
2.3. Hitung volume dengan cara mengalikan luas bidang silo dengan tinggi permukaan kernel.
2.4. Hitung tonage kernel dengan mengalikan volume silo yang berisi kernel dengan density kernel
standard.
2.5. Hasil hitungan terakhir adalah merupakan stock akhir pada hari kita melakukan pengukuran.
2.7. Perhitungan stock harian dapat dilakukan dengan meng-akumulasi jumlah produksi setiap hari.
Falsafah kodok rebus : kodok adalah hewan yang cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Apabila
kodok dicemplungkan kedalam air panas maka ia akan segera lompat keluar. Tapi bila kodok dimasukkan
kedalam air dingin dan kemudian dipanaskan secara perlahan ia tidak melompat, tapi saat air sudah sangat
panas ketika ia sadar ,keadaan sudah terlanjur parah sehingga ia tidak mampu lagi melompat. Dalam
pekerjaan /kehidupan bila hal buruk dibiarkan berlarut ketika kita sadar, keadaannya sudah sedemikian
buruk sehingga kita tidak berdaya untuk memperbaikinya.
Asam Lemak Bebas ( ALB) dalam konsentrasi tinggi yang terdapat dalam minyak sawit sangat
merugikan. Tingginya ALB ini mengakibatkan randemen minyak turun , untuk itu perlu dilakukaan
usaha pencegahan terbentuknya ALB didalam minyak sawit.
67
Kenaikan kadar ALB ditentukan mulai saat tandan dipanen sampai tandan diolah dipabrik. Kenaikan
ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak . Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah
gliserol dan ALB . Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya factor-faktor panas, air, keasaman ,dan
katalis ( enzyme ) . Semakin lama reaksi ini berlangsung semakin banyak ALB yang terbentuk
ll
CH2 – O – C – R CH2 – OH
| |
| O | O
| ll Panas , air | ll
CH – O – C – R ------------ CH – OH + R – C – OH
| Keasaman, l
| O enzyme l
| ll l
CH2 – O – C – R CH2 – OH
Beberapa factor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar ALB relative tinggi dalam minyak sawit ,
antara lain :
68
NOTE : FFA AWAL : 2,43 %
50 0,097 0,30
40 0,208 0,64
30 0,412 1,31
MOISTURE : 0,08 %
1. 1500 ton CPO dengan ALB 2,9 % akan dicampur dengan 500 ton CPO dengan ALB 7,5 % , berapa
ALB hasil campuran
2. Tersedia 1000 ton CPO ALB 3,2% dan 200 ton CPO ALB 7,3 ,diinginkan 500 ton CPO ALB 4,5%,
bagaimana caranya.
Penyelesaian
1. Cara perhitungan ;
4350 + 3750
2000
2. Cara perhitungan:
69
3.21. HUBUNGAN SUHU DENGAN BERAT JENIS CPO
Suhu Berat jenis Suhu Berat jenis Suhu Berat jenis Suhu Berat jenis
Kalau ingin bahagia pikirkan apa yang telah dimiliki dan bukan apa yang ingin dimiliki.
Mampu berpikir positive bila selalu dilatih dengan selalu mengawasi makanan pikiran.
Barometer pikiran (positive atau negative ) adalah perasaan , bila ada perasaan
kurang nyaman pasti telah dimasuki pikiran negative.
Kita hanya bisa memikirkan satu hal disatu waktu,sebab itu bila kita selalu berpikir
positive , maka pikiran negative akan pergi.
70
BAB IV . Pengolahan Limbah Cair.
1.Data Pabrik .
2.Target BOD.
2.1. PP 1000 1
Pond kg BOD/m3
PP 0,40
SP 0,10
FP 0,03
1. Mutu limbah cair untuk aplikasi lahan : BOD kisaran 3000 5000 ppm.
La = --------------------------------------------------
Dosis
67% adalah konstanta perbandingan limbah cair POM dengan tbs diolah.
Volume kolam/ha
La
Lap/ hari
365 hari/tahun
Waktu rotasi
a. LONG BED :
b. FLAT BED :
72
Management atap bocor : Pada atap bocor, maka air hujan ditampung diember,
saat kebocoran semakin besar ember penampung pun semakin besar,itu
tindakan yang salah , tindakan yang benar adalah memperbaiki kebocoran bukan
menyediakan ember.
4.03Limbah Cair Pabrik Minyak Kelapa Sawit.
6 NH3 – N Mg/l 30 – 40
9 pH - 4-5
3 pH - 6-9
73
4 Minyak dan lemak Mg/l 30 maks
6 pH 6–9
4.04.Prosedur Pembiakan.
( Saat perbaikan proses effluent treatmant di Jambi )
1.Semua pond telah berisi dengan pH dan kadar minyak yang tinggi.
1. Seeding Pond + PP1 dinetralkan PH 7, kadar minyak 0.7 % dan suhu 40oC max
3. Setelah Seeding Pond Netral , masukkan bibit Bakteri ± 30.000 Liter, Pengambilan dan
pemasukan Bakteri tidakBOLEH bersentuhan dengan udara , kena sinar matahari, sebaiknya malam
hari, mobil tangki bebas Minyak.
4. Perhatikan perkembangan bakteri dan monitor PH Seeding Pond setiap hari, bila PH telah
mencapai 7.5 – 8 dan Pompa Limbah dari PP1 (PH dijaga tetap 7) ke Seeding dan dari Seeding
melimpah ke PP dilakukan terus menerus sampai Seeding dan PP1 perkembangan bakterinya baik.
5. Setelah itu laksanakan cara yang sama antara PP1 dan PP2 serta FP dan Seeding , jaga PH max 7.
Upayakan PH pada FP diatas 7.5 dan pasang pompa dari FP ke bak pencampuran untuk umpan
PP1 dan PP2. Setelah PH. FP diatas 7.5 dapat dicampur dengan limbah dari pabrik.
7. . Saran.
7.1. Karena kebutuhan Primary Pond = 36.000 M3 sedangkan yang tersedia 28.000 M3,
sebaiknya eks Deoiling dan Seeding Pond (Pond 1,2 & 3) dijadikan PP setelah Pond 4, 5, 6 & 7
beroperasi Normal.
7.2. Pengganti Deoiling Pond dibuatkan disamping Rebusan dengan Volume untuk waktu tunggu 3
hari.
7.3. Aliran air limbah diubah sesuai dengan Gambar Tata letak Pond dan Instalasi menggunakan
pipa PVC 8” untuk bisa memanfaatkan Volume Pond semaksimal mungkin.
7.4. Perbaikan Sistem Proses di Station Klarifikasi (termasuk pemanfaatan Fat Pit) untuk
mendapatkan kadar minyak minimum pada air limbah.
7.5. Bila air limbah dipakai untuk aplikasi lahan pada BOD 3000 – 5000 ppm, diambil dari
Secondary An Aerodic Pond.
74
4.05.PETUNJUK PELAKSAAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR POM DENGAN
SISTEM APLIKASI LAHAN
1. LATAR BELAKANG
Istilah pencemaran didefinisikan sebagai akumulasi suatu zat atau energi yang tidak diinginkan yang
akan mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan, sehingga sumber daya alam dicemari dan tidak
layak digunakan sesuai dengan tata gunanya. Atau akan menimbulkan gangguan terhadap
keseimbangan alam. Pengolahan dan penanganan limbah perlu mendapatkan perhatian khusus
mengingat limbahyang dihasilkan POM cukup tinggi perharinya. Dengan persyaratan pengelolaan
yang benar diharapkan dampak lingkungan yang timbul dapat dieliminer sekecil mungkin.
Beberapa alternatif pemanfaatan limbah cair POM yang dapat memberikan suatu hasil atau nilai
tambah. Seperti halnya sebagai pupuk organik atau pengecer untuk pengomposan dalam pemantapan
tanah.
Limbah cair POM mengandung unsur hara anatara lain N (Nitrogen), P (phosphate, K
(Kalium), Ca (Calsium dan Mg (Magnesium) yang dapat dimanfaatkan dengan penanganan tertentu.
Dari tabel dibawah ini dapat diketahui karakteristik dari limbah cair segar POM.
Tabel 1
Karakteristik Fisik dan Kimia Limbah Segar Cair POM
Perhitungan kebutuhan areal untuk lapangan Limbah cair POM dapat dihitung sbb :
a. Kapasitas olah POM rata-rata per hari
Contoh perhitungan sebagai berikut :
- Kapasitas olah POM per jam = 45 ton per jam
- Waktu olah POM dalam satu hari = 20 jam per hari kerja
- Hari kerja Effektif satu bulan = 25 hari kerja effektif
- Volume limbah dari satu ton TBS
Olah POM adalah = 67 %
75
TBS olah POM satu hari = Kapasitas olah POM satu jam x jam kerja satu hari
= 45 ton per jam x 20 jam per hari
= 900 ton per hari
TBS olah POM satu bulan = Kapasitas olah POM satu hari x hari kerja satu Bln
= 900 ton per hari x 25 hari kerja per bulan
= 22.500 ton per bulan
TBS olah POM satu tahun = Kapasitas olah POM satu bulan x 12 Bln
= 22.500 ton per bulan x 12 bulan
= 270.000 ton per tahun
Volume limbah POM satu hari = TBS olah satu hari x konstanta (67%)
= 900 ton x 0.67per bulan x 12 bulan
= 603 m3 per hari
b. Dosis Limbah Cair POM yang optimum untuk satu Ha luasan sesuai rekomendasi riset PSM-I
adalah 750 m3 /Ha/tahun, dalam satu tahun ada 3 rotasi, sehingga dalam satu rotasinya didapatkan
dosis 750 m3 : 3 R = 250 m3 per Ha per rotasi.
Untuk menentukan luas areal yang akan dipersipkan guna untuk aplikasi dihitung sebagai berikut
dengan rumus :
Keterangan :
0,67 adalah ketetapan/faktor koreksi guna menghitung Limbah Cair POM yang dihasilkan dalam satu
ton oleh TBS.
Kapasitas Olah POM dalam satu tahun = 270.000 ton per tahun.
Sebagai contoh :
Kebutuhan Luas Areal Aplikasi = 270.000 ton per tahun x 0,67
750 ton per tahun
Walaupun kebutuhan areal aplikasi dapat dihitung dengan kebutuhan diatas, juga perlu diperhitungkan
kolam atau bed, karena akan menentukan rotasi pengalirannya per aplikasi per rotasi per tahun.
Dalam menentukan atau memilih pembuatan kolam perlu diperhatikan kondisi areal bergelombang
atau datar.
Untuk ukuran kolam yang bertopografi datar dapat digunakan ukuran sebagai berikut :
Jadi untuk satu Ha lahan dengan ukuran panjang 8 m x lebar 2,5 x dalam 0.30 m diperlukan kolam
sebanyak 66 kolam/ha. Sedangkan kolam ukuran panjang 24 m x lebar 2 m x 0,25 m diperlukan kolam
sebanyak 24 kolam/ha.
76
Guna mendapatkan aplikasi yang sesuai dengan limbah yang dihasilkan oleh POM, maka dapat
dihitung kebutuhan aplikasi per harinya sebagai berikut :
1. Kapasitas tampung Bed dengan ukuran panjang 8 m x lebar 2,5 m x dalam 0,30 m = 6 m 3 . Dalam
1 ha = 66 bed x 6 m 3 = 396 m3 per ha per rotasi.
= 603 m3
396 m3
Keterangan :
Kebutuhan luas areal aplikasi LA untuk kapasitas olah POM dalam satu tahun adalah 242 ha.
Untuk satu tahun diperlukan rotasi sebanyak 3 kali sehingga diperlukan = 365 hari : 3 rotasi = 115 hari
dibandingkan dengan kebutuhan 159 hari maka untuk ukuran bed 8 x 2,5 x 0,3 m 3 tidak terwakili.
Untuk satu tahun diperlukan rotasi sebanyak 3 x dengan perhitungan sbb = 365 hari per tahun : 3 R
= 121 hari per rotasi (belum dipotong dengan hari libur nasional)
Jadi luas areal yang dapat mewakili untuk aplikasi sebanyak 3 Rotasi dalam satu tahun adalah =
panjang 24 m x lebar 2 m x dalam 0,25 m = 12 m3
d. Kapasitas Pompa
Untuk mendapatkan kapasitas pompa sesuai dengan yang diharapkan 60 m 3 per jam maka
dibutuhkan pompa dan motor dengan ukuran sebagai berikut :
Jadi untuk aplikasi dibutuhkan waktu lebih kurang 11 jam dengan 2 shif kerja / hari. Perlu dilakukan
pemilihan pompa yang tepat karena masih banyak kendala dilapangan yaitu kapasitas pompa dengan
design pipa dilapangan tidak sesuai sehingga sering terjadi kerusakan pada pipa dan out put yang
tidak memenuhi kebutuhan per hari.
Pemilihan pompa yang kurang tepat akan menghambat output, kemudian ukuran pipa, serta jenis pipa
terpasang.
4. PERENCANAAN LAHAN
b. Topografi
Faktor topografi sangat berpengaruh terhadap aplikasi LA, Topografi yang datar dan kering sangat
mendukung terhadap aplikasi limbah. Untuk daerah berbukit dan bergelombang dapat dilakukan
dengan system Over Flow (aliran ke bawah/cascading).
c. Kondisi Gawangan
Gawangan dibersihkan dari tunggul-tunggul dan gundukan kayu agar tidak menghambat didalam
kelancaran aplikasi limbah. Untuk gawangan yang masih banyak tunggul (areal datar) serta gundukan
kayu dan tanah akan dilakukan pembersihan dan perataan mekanis dengan menggunakan alat
bulldozer D-2 dengan alasan sebagai berikut :
Bila meluapnya air limbah terjadi maka akan mencemari lingkungan sekitar. Walaupun dapat
mencemari sungai limbah cair POM tidak dikategorikan beracun, karena dalam proses TBS menjadi
CPO tidak menggunakan bahan kimia/beracun yang berbahaya.
Untuk mendeteksi tingkat keracunan maka pada saat pembuatan kolam sebaiknya dibuatkan sumur
pantau dengan jarak 30 m, 50 m, dan 70 m dari kolam limbah dengan memakai pipa PVC diameter 6
78
inchi dengan kedalaman sekitar 8 m dibuat sampai mendapatkan sumber air, yang masing-masing
sebanyak 1 buah sumur pantau untuk sekitar 50 ha lahan.
a. Bahan
Taksasi olah POM yang pertahun 270.000 ton TBS akan menghasilkan limbah cair 180.900 m3/tahun.
Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan land application ini adalah limbah cair dari POM yang
sudah memenuhi standar BOD (3000 – 5000 ppm).
b. Alat
Alat yang dipergunakan dalam system pelaksanaan Land Application ini meliputi :
i. Mesin pompa, merk Kew Pump, type KS-SE, model SE-80, kapasitas actual 60 m3/jam. Ada
2 unit mesin dimana 1 inut aktif dan 1 unit untuk dicadangkan.
ii. Electro Motor merk Teco, type 3 phase, daya 30 HP/22 KW, putaran 1455 rpm.
iii. Pipa PVC ukuran 6 inchi/ha = 325 buah
(untuk pipa primer dan sekunder)
iv. Pipa PVC ukuran 2,5 inchi/ha = 496 buah
(untuk tersier/distribusi ke bed)
v. Cross reducer 6 x 6 x 4 x 4 inchi /ha = 42 buah
vi. Reduser 4 x 2,5 inchi = 111 buah
vii. Elbow 6 inchi = 2 buah
viii. T Sock 2,5 inchi = 20 buah
ix. Gate valve 6 inchi = 10 buah
x. Gate valve 2,5 inchi = 111 buah
e. Waktu
Setiap harinya POM mengalirkan limbah cair sebanyak 603 m3, dengan kapasitas pompa actual 60
m3/jam, maka waktu operasional mesin pompa dapat kita tentukan yaitu 804 m3 : 60 m3/jam = 11 jam
operasional per hari. Untuk pekerjaan ini diperlukan tenaga 4 orang yang dibagi menjadi 2 shift yaitu
shift siang mulai jam 07.00 s/d 14.00 wib dan shift malam mulai 14.00 – 21.00 wib.
Hal ini diberlakukan karena POM mulai memompakan limbah ke areal Land Application mulai pukul
08.00 wib, dengan demikian pengaliran dihentikan pukul 20.00 wib.
79
BAB. V. Sumber Daya Energi POM & Besaran-Besaran Praktis
5.01, Analisis Neraca Panas & Daya Listrik Palm Oil Mill.
1. Serabut ( Fibre )
Quantity = 17,5 % x TBS (wet) = 5250 kg / jam ( referensi Material balance)
Komposisi:
H2O = 23,7 %
NOS = 70,8 %
Oil = 5,5 %
-----------------------
Total = 100 %
2. Cangkang ( Shell ).
Quantity = 7,5 % x TBS ( wet ) = 2250 kg/jam ( referensi material balance )
Komposisi :
H2O = 16 %
NOS = 83 %
Oil = 1 %
------------------------
Total = 100 %
Q consumption
= ( M x ( Hv – Hl) /n
= 25.000 x ( 705 – 70 ) / 0.75
= 21.166.666 kCal/jam
81
4. Analisa Konsumsi Energy Listrik :
Power consumption at peak load = 19 kWh / ton TBS x 30 ton TBS/jam = 570 kW
1. Kekuatan terbesar dalam diri kita adalah kemampuan memilih pikiran ( yang positif
).
2 2 2
(KVAR) = (KVA) - (KW)
82
2 Turbin Steam Kg / kwh 24
3 Boiler Fiber & shell Kg / kwh 0,4
Material Cal / kg
Kernel
Minyak sawit
Elpiji 9.800
Panjang.
1 km = 1.000 m
1 m = 1.000 mm
1 inchi = 25,4 cm
1 foot = 304,8 mm
1 foot = 12 inchi
1 yard = 0,9144 m
83
1 yard = 3 feet
= 5.280 feet
= 1.760 yard
= 6.080,27 feet
= 2.027 yard
= 247,1 acre
= 0,3861 mile2
1 ha = 25 rante.
I s i.
1 mililiter = 1 cm3
=1,2009gallon(US)
84
Waktu & frekwensi.
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik.
= 1 nautical mile/jam
Massa.
1 kwintal = 100 kg
Tenaga.
85
Tekanan .
= 1,033 kg/cm2
Usaha.
= 367.000 kgm
= 860 k cal.
= 3,413 btu
Daya .
= 1 joule/detik
= 3,4129 btu/jam
= 0,01433 kcal/menit
1 kW = 1,36 pk
= 1,341 hp
1 pk = 75 kgm / detik
1 pk = 736 Watt
Panas.
Cahaya.
satuan kuat cahaya = lilin, satuan arus cahaya = lumen,satuan kuat penerangan = lux.
= 0,001496 watt
5 Fiber 390
6 Cangkang 600
7 Massa Adukan
8 Abu incinerator
9 TBS
10 Berondolan segar
11 Berondolan rebus
87