Anda di halaman 1dari 38

https://www.studiobelajar.

com/program-linear/

Model Matematika Program Linear


Persoalan dalam program linear yang masih dinyatakan dalam kalimat-kalimat pernyataan
umum, kemudian diubah kedalam model matematika. Model matematika merupakan
pernyataan yang menggunakan peubah dan notasi matematika.

Sebagai ilustrasi, produsen sepatu membuat 2 model sepatu menggunakan 2 bahan yang
berbeda. Komposisi model pertama terdiri dari 200 gr bahan pertama dan 150 gr bahan
kedua. Sedangkan komposisi model kedua terdiri dari 180 gr bahan pertama dan 170 gr
bahan kedua. Persediaan di gudang bahan pertama 76 kg dan bahan kedua 64 kg. Harga
model pertama adalah Rp. 500.000,00 dan model kedua Rp. 400.000,00. Jika
disimpulkan/disederhanakan dalam bentuk tabel menjadi berikut:

Dengan peubah dari jumlah optimal model 1 adalah x dan model 2 adalah y, dan hasil
penjualan optimal adalah f(x, y) = 500.000x + 400.000y. Dengan syarat:

 Jumlah maksimal bahan 1 adalah 72.000 gr, maka 200x + 150y ≤ 72.000.
 Jumlah maksimal bahan 2 adalah 64.000 gr, maka 180x + 170y ≤ 64.000
 Masing-masing model harus terbuat.
Model matematika untuk mendapat jumlah pen jualan yang maksimum adalah:

Nilai Optimum Fungsi Objektif


Fungsi objektif merupakan fungsi linear dan batasan-batasan pertidaksamaan linear yang
memiliki himpunan penyelesaian. Himpunan penyelesaian yang ada merupakan titik-titik
dalam diagram cartesius yang jika koordinatnya disubstitusikan kedalam fungsi linear dapat
memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Nilai optimum fungsi objektif dari suatu persoalan linear dapat ditentukan dengan metode
grafik. Dengan melihat grafik dari fungsi objektif dan batasan-batasannya dapat ditentukan
letak titik yang menjadi nilai optimum. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

 Menggambar himpunan penyelesaian dari semua batasan syarat yang ada di


cartesius.
 Menentukan titik-titik ekstrim yang merupakan perpotongan garis batasan dengan garis
batasan yang lainnya. Titik-titik ekstrim tersebut merupakan himpunan penyelesaian
dari batasannya dan memeliki kemungkinaan besar membuat fungsi menjadi optimum.
 Menyelidiki nilai optimum fungsi objektif dengan dua acara yaitu :
 Menggunakan garis selidik
 Membandingkan nilai fungsi objektif tiap titik ekstrim
Menggunakan Garis Selidik
Garis selidik diperoleh dari fungsi objektif f(x, y) = ax + by dimana garis selidiknya adalah

ax + by = Z

Nilai Z diberikan sembarang nilai. Garis ini dibuat setelah grafik himpunan penyelesaian
pertidaksamaan dibuat. Garis selidik awal dibuat di area himpunan penyelesaian awal.
Kemudian dibuat garis-garis yang sejajar dengan garis selidik awal. Berikut pedoman untuk
mempermudah penyelidikian nilai fungsi optimum:

Cara 1 (syarat a > 0)

 Jika maksimum, maka dibuat garis yang sejajar garis selidik awal sehingga membuat
himpunan penyelesaian berada di kiri garis tersebut. Titik yang dilalui garis tersebut
adalah titik maksimum.
Jika minimum, maka dibuat garis yang sejajar garis selidik awal sehingga membuat
himpunan penyelesaian berada di kanan garis tersebut. Titik yang dilalui garis tersebut
adalah titik minimum.
Cara 2 (syarat b > 0)

 Jika maksimum, maka dibuat garis yang sejajar garis selidik awal sehingga membuat
himpunan penyelesaian berada di bawah garis tersebut. Titik yang dilalui garis tersebut
adalah titik maksimum.
 Jika minimum, maka dibuat garis yang sejajar garis selidik awal sehingga membuat
himpunan penyelesaian berada di atas garis tersebut. Titik yang dilalui garis tersebut
adalah titik minimum.

Untuk nilai a < 0 dan b < 0 berlaku kebalikan dari kedua cara yang dijelaskan di atas.

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com


Membandingkan Nilai Fungsi Tiap Titik Ekstrim
Menyelidiki nilai optimum dari fungsi objektif juga dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
menentukan titik-titik potong dari garis-garis batas yang ada. Titik-titip potong tersebut
merupakan nilai ekstrim yang berpotensi memiliki nilai maksimum di salah satu titiknya.

Membandingkan Nilai Fungsi Tiap Titik Ekstrim


Menyelidiki nilai optimum dari fungsi objektif juga dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
menentukan titik-titik potong dari garis-garis batas yang ada. Titik-titip potong tersebut
merupakan nilai ekstrim yang berpotensi memiliki nilai maksimum di salah satu titiknya.

Berdasarkan titik-titik tersebut ditentukan nilai masing-masing fungsinya, kemudian


dibandingkan. Nilai terbesar merupakan nilai maksimum dan nilai terkecil merupakan nilai
minimum.

Contoh Soal Program Linear dan Pembahasan


Contoh Soal 1
Tentukan nilai minimum f(x, y) = 9x + y pada daerah yang dibatasi oleh 2 ≤ x ≤ 6, dan 0 ≤
y ≤ 8 serta x + y ≤ 7.

Pembahasan 1:

 Langkah 1 menggambar grafiknya

 Langkah 2 menentukan titik ekstrim


Dari gambar, ada 4 titik ekstrim, yaitu: A, B, C, D dan himpunan penyelesaiannya ada di
area yang diarsir.

 Lankah 3 menyelidiki nilai optimum


Dari grafik diketahui titik A dan B memiliki y = 0, sehingga kemungkinan menjadi nilai
minimum. Kedua titik disubstitusikan kedalam f(x, y) = 9x + y untuk dibandingkan.

Dengan membandingkan, disimpulkan titik A memiliki nilai minimum 18

Contoh Soal 2
Tentukan dimana nilai maksimum fungsi f(x, y) = 4x + 5y yang akan dicapai pada pada
grafik ini!
Pembahasan 2:

Titik ekstrim pada gambar adalah:

 A tidak mungkin maksimum karena titik paling kiri.


 B(3, 6)
 C(8, 2)
 D(8, 0)
Nilai tiap titik ekstrim adalah:




Sehingga nilai maksimum ada pada titik yang melalui garis BC dengan nilai maksimum 42.

Contoh Soal 3
Pedagang buah memiliki modal Rp. 1.000.000,00 untuk membeli apel dan pisang untuk
dijual kembali. Harga beli tiap kg apel Rp 4000,00 dan pisang Rp 1.600,00. Tempatnya
hanya bisa menampung 400 kg buah. Tentukan jumlah apel dan pisang agar kapasitas
maksimum.

Pembahasan 3:

Diketahui:
Dengan syarat:

 Kapasitas tempat: x + y ≤ 400


 Modal: 4.000x + 1.600y ≤ 1.000.000
 x≥0
 y≥0
Diagramnya:

Titik ekstrim:

 A(0, 400) bukan optimum karena tidak ada apel


 C(250, 0) bukan optimum karena tidak ada pisang
 dengan metode eliminasi 2 persamaan diatas diperoleh:

Sehingga jumlah masimum:

 Apel: 150 kg
 Pisang: 250 kg
Kontributor: Alwin Mulyanto, S.T.
Alumni Teknik Sipil FT UI

Materi StudioBelajar.com lainnya:

1. Sistem Persamaan Linear


2. Rumus dan Tabel Kebenaran Logika Matematika
3. Penjumlahan, Pengurangan, dan Perkalian Trigonometri

Contoh 1: Perusahaan Pakaian


Suatu perusahaan pakaian, JCloth, memiliki dua pabrik yang terletak di Surabaya dan
Malang. Di dua pabrik tersebut, JCloth memproduksi dua jenis pakaian, yaitu kaos dan
jaket. Perusahaan tersebut memproduksi pakaian yang kualitasnya dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu standard, deluxe, dan premium. Tahun kemarin, pabrik di
Surabaya dapat memproduksi kaos sebanyak 3.820 kualitas standard, 2.460 kualitas
deluxe, dan 1.540 kualitas premium, serta jaket sebanyak 1.960 kualitas standard, 1.240
kualitas deluxe, dan 920 kualitas premium. Sedangkan pabrik yang terletak di Malang
dapat memproduksi kaos sebanyak 4.220 kualitas standard, 2.960 kualitas deluxe, dan
1.640 kualitas premium, serta jaket sebanyak 2.960 kualitas standard, 3.240 kualitas
deluxe, dan 820 kualitas premium dalam periode yang sama.
1. Tulislah “matriks produksi” dengan ordo 3 × 2 untuk masing-masing pabrik
(S untuk Surabaya dan M untuk Malang), dengan kolom kaos, kolom jaket, dan tiga
baris yang menunjukkan banyaknya jenis-jenis pakaian yang diproduksi.
2. Gunakan matriks dari poin 1 untuk menentukan banyaknya pakaian yang telah
diproduksi oleh pabrik di Surabaya dan Malang.
3. Gunakan perkalian skalar untuk menentukan berapa banyak pakaian dari masing-
masing jenis yang akan diproduksi di Surabaya dan Malang, jika perkiraan
peningkatan produksinya adalah 4%.
4. Berapa total banyak pakaian yang diproduksi oleh JCloth (di kedua pabrik) pada
tahun depan, untuk setiap jenis pakaian?
Pembahasan
1. Agar lebih mudah dalam membuat matriks produksi, pertama kita akan membuat
tabel produksi untuk masing-masing pabrik sebagai berikut.

Sehingga, kita mendapatkan matriks-matriks produksi S dan M sebagai berikut.

2. Dari matriks yang diperoleh dari poin 1, kita dapat menghitung banyaknya pakaian
yang telah diproduksi oleh pabrik di Surabaya. Banyaknya kaos yang telah
diproduksi adalah 7.820, sedangkan banyaknya jaket yang sudah diproduksi adalah
4.120. Selanjutnya, banyaknya kaos yang diproduksi oleh pabrik di Malang adalah
8.820, sedangkan banyaknya jaket yang telah diproduksi adalah 7.020.
3. Diketahui perkiraan peningkatan produksinya adalah 4% = 0,04. Artinya,
jika n adalah banyaknya produksi pakaian tahun kemarin, maka banyaknya produksi
pada tahun ini adalah n + 0,04n = 1,04n. Sehingga, matriks produksi pada tahun
depan dapat ditentukan dengan menggunakan perkalian skalar sebagai berikut.

Sehingga dari matriks di atas kita mendapatkan perkiraan banyaknya pakaian yang
akan diproduksi oleh JCloth di pabrik Surabaya ataupun Malang. Pabrik di Surabaya
akan memproduksi kaos kurang lebih 3.973 kualitas standard, 2.558 kualitas deluxe,
dan 1.602 kualitas premium serta memproduksi jaket sebanyak 2.038 kualitas
standard, 1.290 kualitas deluxe, dan 956,8 kualitas premium. Sedangkan pada,
pabrik di Malang akan memproduksi kaos sebanyak 4.389 kualitas standard, 3.078
kualitas deluxe, 1.706 kualitas premium serta meproduksi jaket sebanyak 3.078
kualitas standard, 3.370 kualitas deluxe, dan 852,8 kualitas premium pada periode
yang sama.
4. Untuk menentukan banyaknya total pakaian yang diproduksi oleh JCloth, kita
jumlahkan matriks S’ dengan M’ seperti berikut.

Dari penjumlahan matriks di atas, kita memperoleh informasi banyaknya pakaian


yang akan diproduksi oleh JCloth. Dengan menjumlahkan semua elemen-elemen
matriks penjumlahan tersebut, kita peroleh bahwa banyaknya pakaian yang akan
diproduksi oleh JCloth kurang lebih 28.142.

1. PENERAPAN INDUKSI MATEMATIKA DALAM ATM MULTI PECAHAN UANG


a. Konsep ATM Secara Umum di Indonesia
ATM, pada umumnya, hanya memiliki satu jenis nominal uang. Logikanya ialah sebuah ATM
hanya memiliki satu cartridge uang, yang hanya dapat diisi oleh sebuah nominal (entah itu Rp
20.000,-, Rp 50.000,-, maupun Rp 100.000,-). Nah, pengolahan berapa jumlah uang yang
dikeluarkan tidak secara langsung dihitung dari jumlah nominal uang yang ditarik, tapi
dikonversikan dahulu, pecahan uang yang tersedia pada cartridge harus dikeluarkan sebanyak
berapa lembar agar uang yang ingin ditarik pelanggan tercukupi4. Misal pelanggan ingin
menarik uang sebanyak Rp 200.000,-. Maka ada tiga kemungkinan :
- Jika ATM tersebut berisi uang pecahan Rp 20.000,-, maka cartridge penyimpan uang akan
diperintahkan menghitung dan mengeluarkan sebanyak 10 lembar.
- Jika ATM tersebut berisi uang pecahan Rp 50.000,-, maka cartridge penyimpanan uang akan
diperintahkan menghitung dan mengeluarkan sebanyak 4 lembar.
- Jika ATM tersebut berisi uang pecahan Rp 100.000,-, maka cartridge penyimpanan uang akan
diperintahkan untuk menghitung dan mengeluarkan uang sebanyak 2 lembar.
Terdapat beberapa kelemahan dalam ATM yang memiliki sistem seperti ini, antara lain :
Pelanggan ingin menarik uang yang tidak genap (misal ingin menarik uang sebesar Rp 70.000,-
).
Pada kenyataannya, masalah ini memang sudah ditanggulangi dengan mengeluarkan
pernyataan “Mesin ini hanya mengeluarkan uang dalam pecahan kelipatan Rp 20.000,- (atau Rp
50.000,- atau Rp 100.000,-). Masyarakat juga telah memaklumi keadaan ini. Namun, apakah
tidak jauh lebih mudah jika dapat dilakukan penarikan tunai dengan nominal yang tidak genap
seperti itu? Apa sebenarnya keistimewaan cara berpikir ATM Multi Pecahan Uang?
b. Penerapan Induksi Matematika dalam ATM Multi Nominal
Penerapan Induksi Matematik dalam ATM Multi Nominal yakni dengan penggunaan Prinsip
Induksi yang Dirampatkan (prinsip pertama) pada proses penghitungan uang yang akan
dikeluarkan dari cartrige penyimpanan uang.
Ada beberapa ketentuan dalam pengambilan uang pada ATM Multi Nominal ini. Ketentuan
tersebut antara lain :
- jumlah minimal penarikan
- jumlah kelipatan penarikan dari jumlah minimalnya
- pecahan uang berapa yang ada di ATM tersebut
Jadi, bagaimana cara perhitungannya?
Ambil sebuah contoh, dalam satu ATM terdapat pecahan uang Rp 20.000,- dan Rp 50.000,-.
Berapakah jumlah kelipatan penarikan dengan jumlah minimal yang dapat diambil pelanggan
melalui ATM tersebut adalah Rp 40.000,-?
Penyelesaian :
1. tunjukkan bahwa f(n0) benar (berlaku)
Basis induksi : Untuk mengeluarkan uang dengan jumlah Rp 40.000,- dapat digunakan 2 lembar
uang Rp 20.000,-. f(n0) jelas benar (berlaku) !!
2. Jika f(n) benar (berlaku) maka tunjukkan f(n+k) juga benar (berlaku) untuk semua bilangan bulat
n ≥ n0. (k ialah kelipatan pengambilan uang di ATM)
Langkah induksi : Jika f(n) benar, yaitu untuk mengeluarkan uang dengan jumlah Rp 40.000
dapat digunakan e lembar uang Rp 20.000,- (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa
f(n+k) juga benar, yaitu untuk mengeluarkan uang sebesar n+k juga dapat menggunakan pecahan
uang Rp 20.000,- dan/atau Rp 50.000,-.

Ada dua kemungkinan yang perlu diperiksa:


a. Kemungkinan pertama, misalkan tidak ada uang pecahan Rp 50.000,- yang dikeluarkan, maka
uang yang dikeluarkan senilai Rp n,- menggunakan pecahan Rp 20.000,- semuanya. Karena n ≥
Rp 40.000,-, setidaknya harus digunakan dua lembar pecahan Rp 20.000,-. Dengan mengganti
dua lembar uang Rp 20.000,- dengan selembar uang Rp 50.000, akan menjadikan uang yang
dikeluarkan ATM sebesar Rp n+k,- dengan k senilai Rp 10.000,-.
b. Kemungkinan kedua, misalkan ATM mengeluarkan uang senilai Rp n,- dengan sedikitnya satu
lembar pecahan Rp 50.000,-. Dengan mengganti satu lembar pecahan Rp 50.000,- dengan tiga
lembar uang pecahan Rp 20.000,- akan menjadikan uang yang dikeluarkan ATM sebesar Rp
n+k,- dengan k senilai Rp 10.000,-
Dari penjelasan di atas,, dapat diketahui bahwa nilai k (kelipatan) uang yang dapat diambil
dari ATM tersebut, dengan minimal jumlah pengambilan sebesar Rp 40.000,-, ialah sebesar Rp
10.000,-.

2. PENERAPAN INDUKSI MATEMATIKA DALAM PEMROGRAMAN


Dalam ilmu komputer, orang berusaha untuk membuat program yang benar. Program yang
benar berarti akan menghasilkan keluaran yang benar yang sesuai dengan data masukan yang
diberikan. Dan program akan menampilkan pesan kesalahan apabila pemakai memasukkan data
yang tipenya tidak sesuai. Salah satu bentuk yang banyak digunakan dalam program adalah
bentuk kalang (loop).
Struktur kalang adalah sebagai berikut :
[kondisi sebelum kalang]
While S
[perintah-perintah dalam tubuh kalang. Semua perintah tidak boleh melompat keluar kalang]
End While
[kondisi setelah kalang]
Kalang WHILE akan dieksekusi terus menerus selama syarat kondisi S bernilai benar. Sekali
kondisi S bernilai salah, eksekusi pada kalang dihentikan.
Suatu kalang dikatakan benar terhadap kondisi sebelum dan setelah kalang bila dan hanya bila
setiap kali variabel-variabel tersebut akan memenuhi kondisi setelah kalang. Kebenaran kalang
dapat dibuktikan dengan Teorema Kalang Invarian sebagai berikut :

Teorema Kalang Invarian


Misal : diberikan kalang WHILE dengan syarat kondisi S, kondisi sebelum dan sesudah
kalang. Dan predikat I(n) yang disebut kalang invarian
Apabila keempat syarat di bawah ini benar, maka kalang benar terhadap kondisi sebelum dan
sesudahnya.
1. Basis
Kondisi sebelum kalang berarti bahwa I(0) benar sebelum iterasi pertama dalam kalang.
2. Induksi
Jika syarat kondisi S dan kalang invarian I(k) benar untuk suatu bilangan bulat k 0 sebelum
iterasi kalang, maka I(k + 1) juga benar setelah iterasi kalang.
3. Kondisi Penghentian
Setelah sejumlah iterasi kalang yang berhingga, maka syarat kondisi S menjadi salah.
4. Kebenaran Kondisi setelah Kalang
Jika untuk suatu bilangan bulat tak negatif N, syarat kondisi S salah dan I(N) benar, maka harga
variabel akan sama dengan yang ditentukan dalam kondisi akhir kalang.
Contoh 1 :
Perkalian m (bilangan bulat tak negatif) dengan x didefinisikan sebagai berikut :

Program untuk menghitung m.x sebagai berikut :


[kondisi sebelum kalang :
m := bilangan bulat tak negatif
x := bilangan riil
i := 0
kali := 0
]
While (i m)
kali := kali + x
i := i + 1
End While
[kondisi setelah kalang
kali := m * x
]

Misalkan kalang invarian I(n) adalah “i = m dan kali = m.x”


Gunakan kalang invarian tersebut untuk membuktikan bahwa kalang WHILE benar terhadap
kondisi sebelum dansetelah kalang.

Penyelesaian :
1. Basis
Akan dibuktikan I (0) benar sebelum iterasi kalang yang pertama.
I (0) : “i = 0 dan kali = 0.x = 0”
Kondisi sebelum kalang : i = 0 dan kali = 0
Karena I (0) sama dengan kondisi sebelum kalang, maka basis benar.
2. Induksi
Akan dibuktikan bahwa jika syarat kondisi S (dalam hal ini i m) dan I (k) benar sebelum iterasi
kalang (k 0), maka I (k + 1) benar setelah iterasi kalang.
I (k + 1) berarti : “i = k + 1 dan kali = (k + 1).x”
Misal k adalah bilangan bulat tak negatif sedemikian hingga S dan I (k) benar sebelum iterasi
kalang.
Di awal kalang, i m, i = k dan kali = k.x
Karena i m, maka kalang dieksekusi dan statemen – statemen di dalam kalang dieksekusi.
Didapat :
(kali)baru = (kali)lama + x = k.x + x = (k + 1).x
(i)baru = (i)lama + 1 = k + 1
Sehingga setelah eksekusi kalang, I(k + 1) benar.
3. Kondisi Penghentian
Akan dibuktikan bahwa setelah sejumlah iterasi kalang (berhingga), maka kondisi S menjadi
salah sehingga iterasi berhenti.
Setelah kalang diiterasi sebanyak m kali, maka i = m dan kali = m.x
Pada keadaan ini, syarat kondisi S salah sehingga iterasi berhenti.

4. Kebenaran kondisi setelah kalang


Akan dibuktikan :
Jika untuk suatu bilangan bulat tak negatif N, syarat kondisi S salah dan I(N) benar, maka harga
variabel akan sama dengan kondisi yang ditentukan dalam kondisi akhir kalang.
Dalam algoritma di atas, syarat S menjadi salah setelah i = m.
Kondisi I(N) benar berarti : “i = N dan kali = N.x”
Karena kedua kondisi tersebut dipenuhi (S salah dan I(N) benar), maka
m = i =N dan kali = N.x = m.x
Hal tersebut sama dengan kondisi setelah kalang yang ditentukan dalam algoritma.

Contoh 2 :
Akan dihitung hasil kali dua buah bilangan bulat positip, atau nilai nol c dan d, dengan tanpa
melalui operasi perkalian langsung. Berikut ini potongan algoritma pemrograman untuk
menghitung hasil kali dua bilangan bulat tersebut, dengan cara menjumlahkan d sebanyak c kali
yang hasilnya c.d sbb :
i←0
J←0
while i ≠ c do (1)
J←J+d
i ← i+ 1
endwhile
( i = c, J = c.d )
Buktikan bahwa setiap kali eksekusi mencapai awal kalang while-do 1), ditemukan J = i.d.
Bukti :
Algoritma untuk enumerasi nilai i dan j untuk setiap kali eksekusi mencapai awal kalang while -
do tersebut dapat diilustrasikan sbb :

Tabel eksekusi while – do

Setiap kali (n) eksekusi Nilai i Nilai j


mencapai awal loop
Loop ke 1 0 0
2 1 1.d
3 2 2.d
4 3 3.d
Dst Dst Dst
c+1 c c.d

dari tabel tersebut tampak bahwa setiap kali eksekusi algoritma mencapai awal kalang while-do,
nilai j = 1.d. Untuk mengetahui kebenaranya dapat digunakan induksi matematik. Misal p(n)
merupakan pernyataan bahwa setiap kali yaitu n eksekusi algoritma mencapai awal kalang while
– do, nilai i dan j pada eksekusi ke n dinyatakan in dan jn.
a. Langkah 1
untuk n = 1, pernyataan p(1) benar karena pada saat n = 1 eksekusi mencapai awal kalang while
– do i = 0 dan j = 0, serta nilai jn= in .d = 0 adalah benar.
b. Langkah Induksi
misal pernyataan p(n) benar, dengan asumsi bahwa jn = in .d saat eksekusi mencapai awal kalang
while – do. Akan ditunjukkan bahwa p(n+1) benar yaitu saat eksekusi mencapai awal kalang
while – do yang ke (n+1) yang berarti jn+1 = in+1.d juga benar. Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai
i yang baru bertambah sebesar 1 dari nilai i yang lama dan j yang baru bertambah sebesar d dari
nilai j yang lama sehingga in+1 = in + 1

dan jn+1 = jn + d, dari hipotesa induksi jn= in .d maka


jn+1 = (in.d) + d
= (in + 1 ).d
= in+1 .d
maka terbukti bahwa setiap kali eksekusi algoritma mencapai awal kalang while – do nilai j=
i.d.1.
Diposting oleh Anjar Dwi Rahmawati di 18.03


0 komentar:
Posting Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Chatbox
link website
 Ilmu Grafis.com
 Anneahira
 Motivasi
 Ilmu Komputer
 Universitas Negeri Malang

Categories
 Algoritma dan Struktur Data(1)
 Arsitektur Komputer (1)
 Grafika Komputer (4)
 Jaringan Komputer (1)
 Matematika Diskrit (1)
 Motivasi (3)
 Resep Makanan (2)
 Sistem Operasi (1)

Blog Archive
 ▼ 2013 (14)
o ► Mei (5)
o ▼ April (9)
 PENERAPAN INDUKSI MATEMATIK
 CISC DAN RISC
 ALGORITMA POLINOMIAL LINKED LIST
 PERBANDINGAN OPERATING SYSTEM
 PENGKABELAN TWISTED PAIRS
 JAM ANALOG dengan OPENGL
 MEMBUAT LINGKARAN MENGGUNAKAN GLUT
 GLUT-Ku Error di 2010
 Program Danborad 3 Dimensi dengan openGl

Diberdayakan oleh Blogger.


Popular Post
 PENERAPAN INDUKSI MATEMATIK
1. PENERAPAN INDUKSI MATEMATIKA DALAM ATM MULTI PECAHAN UANG a. Konsep ATM Secara Umum di
Indonesia ATM, pada umumnya, han...
 CISC DAN RISC
CISC (Complex Instruction Set Computer) 1. Pengertian CISC Complex Instruction Set Computing . Rangkaian instruksi built-in...


MEMBUAT LINGKARAN MENGGUNAKAN GLUT
Garis lurus merupakan objek dasar atau objek utama pada glut untuk membentuk Objek lain , objek-objek tersebut dibentuk dari...


JAM ANALOG dengan OPENGL
Kumpulan-kumpulan objek primitive dalam pemrograman opengl dapat membentuk seuatu objek yang lebih kompleks. Contoh nya
adalah m...


Program Danborad 3 Dimensi dengan openGl
berikut adalah program untuk membuat sebuah objek 3 dimensi dengan bentuk danboard menggunakan openGl : #include <stdlib.h>
#in...
 ALGORITMA POLINOMIAL LINKED LIST
Algoritma tersebut merupakan algoritma untuk menjumlahkan bilangan-bilangan polinom. Algoritma ini menggunakan singgle link list.
Dalam fu...
 GLUT-Ku Error di 2010
Membuat sebuah grafis, tak terbayangkan sebelumnya bahwa sebuah gambar dapat dibuat dari kode-kode program yang dituliskan di
dalam s...


PENGKABELAN TWISTED PAIRS
Untuk dapat menghubungkan divais yang satu dengan divais yang lain, maka dibutuhkanlah media transmisi. Terdapat berbagai macam
media yang...

MASALAH ADALAH HADIAH
Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan terbaik. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia.
Pasti...
 PERBANDINGAN OPERATING SYSTEM
1. DOS a. Kelebihan - DOS menampilkan program yang lebih realistis dibandingkan windows karena beberapa comand...

Mengenai Saya

Anjar Dwi Rahmawati


Saya lahir di Kabupaten Tulungagung pada tanggal 22 Desember 1992. Sekarang saya
sedang belajar di Pendidikan Teknik Informatika, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Malang
Lihat profil lengkapku

Followers

Copyright 2009 Anjar Dwi Rahmawati's Blog. All rights reserved.


Free WPThemes designed by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy

https://www.studiobelajar.com/induksi-matematika/
Induksi matematika merupakan materi yang menjadi perluasan dari logika matematika.
Logika matematika sendiri mempelajari pernyataan yang bisa bernilai benar atau salah,
ekivalen atau ingkaran sebuah pernyataan, dan juga berisi penarikan kesimpulan.
Induksi matematika menjadi sebuah metode pembuktian secara deduktif yang digunakan
untuk membuktikan suatu pernyataan benar atau salah. Dimana merupakan suatu proses
atau aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan berdasarkan pada kebenaran pernyataan
yang berlaku secara umum sehingga pada pernyataan khusus atau tertentu juga bisa
berlaku benar. Dalam induksi matematika ini, variabel dari suatu perumusan dibuktikan
sebagai anggota dari himpunan bilangan asli.
Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Integral Substitusi & Integral Parsial
Fungsi Kuadrat
Quipper Video
Ada tiga langkah dalam induksi matematika yang diperlukan untuk membuktikan suatu
rumus atau pernyataan. Langkah-langkah tersebut adalah :

1. Membuktikan bahwa rumus atau pernyataan tersebut benar untuk n = 1.


2. Mengasumsikan bahwa rumus atau pernyataan tersebut benar untuk n = k.
3. Membuktikan bahwa rumus atau pernyataan tersebut benar untuk n = k + 1.
Untuk menerapkan induksi matematika, kita harus bisa menyatakan pernyataan P (k + 1)
ke dalam pernyataan P(k) yang diberikan. Untuk meyatakan persamaan P (k + 1),
substitusikan kuantitas k + 1 kedalam pernyataan P(k).

Jenis Induksi Matematika


1. Deret Bilangan
Sebagai ilustrasi dibuktikan secara induksi matematika
bahwa .

 Langkah 1
untuk n = 1, maka :

1=1

Bentuk untuk n = 1 rumus tersebut benar.

 Langkah 2
Misal rumus benar untuk n = k, maka:

 Langkah 3
Akan dibuktikan bahwa rumus benar untuk n = k + 1. Sehingga:

Pembuktiannya:

(dalam langkah 2, kedua ruas


ditambah k + 1)

. (k + 1) dimodifikasi menyerupai )

(penyederhanaan)

(terbukti)

2. Bilangan bulat hasil pembagian


Suatu bilangan dikatakan habis dibagi jika hasil pembagian tersebut adalah bilangan bulat.
Sebagai ilustrasi, dibuktikan secara induksi matematika bahwa habis dibagi 9.

 Langkah 1
untuk n = 1, maka:

= 27

27 habis dibagi 9, maka n = 1 benar.

 Langkah 2
Misal rumus benar untuk n = k, maka :

(habis dibagi 9)

(b merupakah hasil bagi oleh 9)

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com


 Langkah 3
Akan dibuktikan bahwa rumus benar untuk n = k + 1. Pembuktian:
kemudian dimodifikasi dengan memasukan .

… akan habis dibagi oleh 9 (terbukti)

Contoh Soal Induksi Matematika dan Pembahasan


Contoh Soal 1
Buktikan bahwa .

Pembahasan:

 Langkah 1

(terbukti)

 Langkah 2 (n = k)

 Langkah 3 (n = k + 1)
.

(kedua ruas
ditambah .

{terbukti).

Contoh Soal 2
Buktikan bahwa

Pembahasan:

 Langkah 1

(terbukti)

 Langkah 2 (n = k)

 Langkah 3 (n = k + 1)

Dibuktikan dengan:

(kedua ruas dikali )

(2k dimodifikasi menjadi 2k+1)

(terbukti)

Contoh Soal 3
Buktikan bahwa habis dibagi 5.

Pembahasan:

 Langkah 1
habis dibagi 5 (terbukti)

 Langkah 2 (n = k)

 Langkah 3 (n = k + 1)
(dalam kurung dibuat sama

dengan bentuk soal)

( dibuat 10 dan dibuat 5, agar bisa dibagi 5)

Didapatkan :

 habis dibagi 5
 habis dibagi 5
 sama dengan langkah 2, habis dibagi 5
Kontributor: Alwin Mulyanto, S.T.
Alumni Teknik Sipil FT UI

Materi StudioBelajar.com lainnya:

1. Integral Trigonometri
2. Determinan dan Invers Matriks
3. Transformasi Geometri

https://www.daniarta.com/45-contoh-soal-pembahasan-program-linier-plus-jawaban-kupas-
tuntas/
Soal No. 1
2 2 2
Luas daerah parkir 1.760 m . Luas rata-rata untuk mobil kecil 4 m dan mobil besar 20 m . Daya
tampung maksimum hanya 200 kendaraan. Biaya parkir mobil kecil Rp 1.000,00/jam dan mobil
besar Rp 2.000,00/jam. Jika dalam satu jam terisi penuh dan tidak ada kendaraan pergi dan datang,
maka hasil maksimum tempat parkir itu adalah….

A. Rp 176.000,00
B. Rp 200.000,00
C. Rp 260.000,00
D. Rp 300.000,00
E. Rp 340.000,00

Pembahasan
Membuat model matematika dari soal cerita di atas
Misal:
mobil kecil sebagai x, mobil besar sebagai y.
Luas parkir 1760 m2:
4x + 20 y ≤ 1760 disederhanakan menjadi
x + 5y ≤ 440…….(Garis I)

Daya tampung lahan parkir 200 kendaraan:


x + y ≤ 200 …………..(Garis II)

Fungsi objektifnya adalah hasil parkiran:


f(x, y) = 1000 x + 2000 y

Membuat Sketsa Garis 1 dan garis 2


Ubah tanda lebih besar atau lebih kecil menjadi tanda sama dengan terlebih dahulu,
Garis 1
x + 5y = 440
Titik potong sumbu x, y = 0
x + 5(0) = 440
x = 440
Dapat titik (440, 0)

Titik potong sumbu y, x =0


0 + 5y = 440
y = 440/5 = 88
Dapat titik (0, 88)

Garis 2
x + y = 200

Titik potong sumbu x, y = 0


x + 0 = 200
x = 200
Dapat titik (200, 0)

Titik potong sumbu y, x =0


0 + y = 200
y = 200
Dapat titik (0, 200)
Menentukan titik potong garis 1 dan garis 2
Untuk menentukan titik potong bisa dengan substitusi ataupun eliminasi.

x + 5y = 440
x + y = 200
____________ _
4y = 240
y = 60

x + y =200
x + 60 = 200
x = 140
Titik potong kedua garis aalah (140, 60)

Berikut lukisan kedua garis dan titik potongnya, serta daerah yang diarsir adalah himpunan
penyelesaian kedua pertidaksamaan di atas.

Uji titik untuk mendapatkan fungsi obektif maksimum:


Masukkan koordinat titik-titik uji / warna merah ke f(x, y) = 1000 x + 2000 y

Titik (0,0) → f(x, y) = 1000 (0) + 200 (0) = 0


Titik (200,0) → f(x, y) = 1000 (200) + 2000 (0) = 200 000
Titik (0, 88) → f(x, y) = 1000 (0) + 2000 (88) = 176 000
Titik (140,60) → f(x, y) = 1000 (140) + 2000 (60) = 260 000

Dari uji titik terlihat hasil parkiran maksimum adalah Rp 260 000

Soal No. 2
Daerah yang diarsir pada gambar ialah himpunan penyelesaian suatu sistem pertidaksamaan linear.
Nilai maksimum dari f (x, y) = 7x + 6y adalah….
A . 88
B. 94
C. 102
D. 106
E. 196

Pembahasan
Cari persamaan kedua garis untuk dapat menentukan titik potongnya:
Cara pertama dalam membuat persamaan garis
y − y1 = m (x − x1)

dengan

m = Δy/Δx

Persamaan garis yang melalui titik (12, 0) dan (0, 20) adalah m = 20/−12 = − 5/3

y − 20 = − 5/3 (x − 0)
y − 20 = − 5/3 x
y + 5/3 x = 20
3y + 5x = 60

Persamaan garis yang melalui titik (18, 0) dan (0, 15) :


m = 15/−18 = − 5/6

y − 15 = − 5/6 (x − 0)
y + 5/6 x = 15
6y + 5x = 90

Cara kedua dalam membuat persamaan garis


bx + ay = ab

Untuk garis yang memotong sumbu x di 12 dan y di 20 adalah:

20x + 12 y = 240 sederhanakan lagi

5x + 3y = 60
Untuk garis yang memotong sumbu x di 18 dan y di 15 adalah:

15x + 18y = 270 sederhanakan lagi

5x + 6y = 90

Titik potong kedua garis:


6y + 5x = 90
3y + 5x = 60
_________ –
3y = 30
y = 10
3(10) + 5x = 60
5x = 30
x = 6
Titik potong kedua garis adalah (6, 10)

Uji titik: f (x, y) = 7x + 6y


Titik (0, 0) → f (x, y) = 7(0) + 6(0) = 0
Titik (12,0) → f (x, y) = 7(12) + 6(0) = 84
Titik (0, 15) → f (x, y) = 7(0) + 6(15) = 90
Titik (6, 10) → f (x, y) = 7(6) + 6(10) = 102

Nilai maksimum tercapai saat x = 6 dan y = 10 yaitu 102

Soal No. 3
Suatu perusahaan meubel memerlukan 18 unsur A dan 24 unsur B per hari. Untuk membuat barang
jenis I dibutuhkan 1 unsur A dan 2 unsur B, sedangkan untuk membuat barang jenis II dibutuhkan 3
unsur A dan 2 unsur B. Jika barang jenis I dijual seharga Rp 250.000,00 per unit dan barang jenis II
dijual seharga Rp 400.000,00 per unit, maka agar penjualannya mencapai maksimum, berapa
banyak masing-masing barang harus dibuat?
A. 6 jenis I
B. 12 jenis II
C. 6 jenis I dan 6 jenis II
D. 3 jenis I dan 9 jenis II
E. 9 jenis I dan 3 jenis II
Pembahasan
Barang I akan dibuat sebanyak x unit
Barang II akan dibuat sebanyak y unit

Ilustrasi berikut untuk memudahkan pembuatan model matematikanya:


x + 3y ≤ 18
2x + 2y ≤ 24

Fungsi objektifnya:
f(x, y) = 250000 x + 400000 y

Titik potong
x + 3y = 18 |x2|
2x + 2y = 24 |x 1|

2x + 6y = 36
2x + 2y = 24
____________ _
4y = 12
y = 3
2x + 6(3) = 36
2x = 18
x = 9
Titik potong kedua garis (9, 3)

Berikut grafik selengkapnya:

Uji Titik ke f(x, y) = 250000 x + 400000 y


Titik (0,0) f(x, y) = 250000 (0) + 400000 (0) = 0
Titik (12, 0) f(x, y) = 250000 (12) + 400000 (0) = 3000 000
Titik (9, 3) f(x, y) = 250000 (9) + 400000 (3) = 3450 000
Titik (0, 6) f(x, y) = 250000 (0) + 400000 (6) = 2400 000

Dari uji titik terlihat hasil maksimum jika x = 9 dan y = 3 atau dibuat 9 barang jenis I dan 3 barang
jenis II.

Soal No. 4
Seorang pedagang sepeda ingin membeli 25 sepeda untuk persediaan. Ia ingin membeli sepeda
gunung dengan harga Rp1.500.000,00 per buah dan sepeda balap dengan harga Rp2.000.000,00
per buah. Ia merencanakan tidak akan mengeluarkan uang lebih dari Rp42.000.000,00. Jika
keuntungan sebuah sepeda gunung Rp500.000,00 dan sebuah sepeda balap Rp600.000,00, maka
keuntungan maksimum yang diterima pedagang adalah…
A. Rp13.400.000,00
B. Rp12.600.000,00
C. Rp12.500.000,00
D. Rp10.400.000,00
E. Rp8.400.000,00
Pembahasan

Banyak sepeda maksimal 25

Uang yang tersedia 42 juta

Titik potong (i) dan (ii)

Keuntungan
Jawaban: A

Soal No. 5
Seorang pedagang gorengan menjual pisang goreng dan bakwan. Harga pembelian untuk satu
pisang goreng Rp1.000,00 dan satu bakwan Rp400,00. Modalnya hanya Rp250.000,00 dan muatan
gerobak tidak melebihi 400 biji. Jika pisang goreng dijual Rp1.300,00/biji dan bakwan Rp600,00/biji,
keuntungan maksimum yang diperoleh pedagang adalah…
A. Rp102.000,00
B. Rp96.000,00
C. Rp95.000,00
D. Rp92.000,00
E. Rp86.000,00
Pembahasan
Gorengan jadi x, bakwan jadi y

Modelnya:
1000x + 400y ≤ 250000, sederhanakan, bagi 100 dapat persamaan (i)
(i) 10x + 4y ≤ 2500
(ii) x + y ≤ 400
f(x,y) = 300x + 200y

Titik potong garis (i) dan (ii) dengan sumbu x dan y masing-masing:

Grafik selengkapnya:
Uji titik A, B, C

Soal No. 6
Nilai minimum dari f(x,y) = 4x + 5y yang memenuhi pertidaksamaan 2x + y ≥ 7, x + y ≥ 5, x ≥ 0, dan
y ≥ 0 adalah…
A. 14
B. 20
C. 23
D. 25
E. 35
Pembahasan
Langsung cari titik potongnya dulu:
2x + y = 7
x + y = 5
———— −
x = 2
y=3

Dapat titik A (2, 3)

Berikut grafik selengkapnya:


Uji titik
f(x, y) = 4x + 5y
A(2, 3) = 4(2) + 5(3) = 23
B(5, 0) = 4(5) + 5(0) = 20
C(0, 7) = 4(0) + 5(7) = 35

Terlihat nilai minimumnya adalah 20.

https://nadayasminsite.wordpress.com/2014/11/01/penerapan-konsep-program-linear-dalam-
kehidupan-sehari-hari/

PENERAPAN KONSEP PROGRAM LINEAR


DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
NOVEMBER 1, 2014 | NADABLOGSITE

Penerapan Konsep Program Linear Dalam Kehidupan Sehari-Hari


A. Pengertian Program linear

Program Linear adalah suatu cara untuk penyelesaian masalah dengan


menggunakan persamaan atau pertidaksamaan linear yang
mempunyai banyak penyelesaian, dengan memperhatikan syarat-syarat agar
diperoleh hasil yang maksimum/minimum (penyelesaian optimum).

Program linear merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam
pemecahan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal.
Masalah tersebut timbul apabila
seseorang diharuskan untuk memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan
yang akan dilakukan, dimana masing-masing kegiatan membutuhkan sumber
yang sama sedangkan jumlahnya terbatas.

Program linear berasal dari kata


pemrograman dan linear. Pemrograman artinya perencanaan dan linear
berarti bahwa fungsi-fungsi yang digunakan merupakan fungsi linear.

Jadi, program linear adalah suatu teknik perencanaan yang bersifat analitis
yang analisisnya memakai model matematika, dengan tujuan menemukan
beberapa kombinasi alternatif pemecahan masalah.

Kemudian dipilih yang terbaik diantaranya dalam rangka menyusun langkah-


langkah kebijaksanaan lebih lanjut tentang alokasi sumber daya dan dana
yang terbatas. Kegunaannya adalah mencapai tujuan dan sasaran yang
diinginkan secara optimal.

Penerapan konsep Program Linear dalam kehidupan sehari-hari:

● Program linear merupakan salah satu teknik penelitian operasional yang


digunakan paling luas dan diketahui dengan baik, serta berupa metode
matematik, yang berfungsi mengalokasikan sumber daya yang langka untuk
mencapai tujuan tunggal seperti memaksimumkan keuntungan dan
meminimumkan biaya. Program linear banyak diterapkan dalam membantu
menyelesaikan masalah ekonomi, industri, militer, dan sosial.
Program linier berkaitan dengan penjelasan suatu dunia nyata sebagai suatu
model matematik yang terdiri atas sebuah fungsi tujuan dan sistem kendala
linier.

● Program linear digunakan untuk memecahkan masalah pengoptimalan


(memaksimalkan atau meminimalkan suatu tujuan). Dari sini program linear
dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah-masalah manusia. Dalam kehidupan sehari-hari tentu banyak
masalah yang berkaitan dengan perhitungan, seperti dalam berdagang. Dalam
berdagang seorang pedagang pasti ingin mendapat keuntungan atau laba yang
besar/maksimum, maka program linear dapat digunakan untuk menghitung
maksimum laba yang bisa diperoleh seorang pedagang.

Suatu masalah dikatakan masalah program linier jika :


1. Terdapat tujuan yang dicapai, dan dalam model matematika fungsi tujuan
ini dalam bentuk linier.
2. Terdapat sumber daya atau masukan (input) yang berada dalam keadaan
terbatas, dapat dirumuskan dalam hubungan yang linear yaitu pertidaksamaan
linear.
3. Pola umum masalah yang dapat dimodelkan dengan program linier harus
memenuhi:

a. Adanya pilihan kombinasi beberapa faktor kegiatan,


b. Adanya sumber penunjang beserta batasnya,
c. Adanya fungsi obyektif/sasaran/tujuan yang harus dioptimumkan,
d. Bahwa relasi yang timbul antara faktor-faktor semuanya linier.
B. Contoh Soal:

Soal 1

1. Tanah seluas 10.000 m² akan dibangun rumah tipe A dan tipe B. Untuk
rumah tipe A diperlukan 100 m² dan tipe B diperlukan 75 m². Jumlah rumah
yang dibangun paling banyak 125 unit. Keuntungan rumah tipe A adalah Rp
6.000.000,00/unit dan tipe B adalah Rp 4.000.000,00/unit. Keuntungan
maksimum yang dapat diperoleh dari penjualan rumah tersebut adalah ……..

A . Rp 550.000.000,00
B . Rp 600.000.000,00
C . Rp 700.000.000,00
D . Rp 800.000.000,00
E . Rp 900.000.000,00

Jawab:

Misalnya:

x = rumah tipe A
y = rumah tipe B
100x + 75y ≤ 10.000 dibagi 25 ⇒
4x + 3y ≤ 400 …..(1)
x + y ≤ 125 …..(2)

Keuntungan maksimum : 6000.000 x + 4000.000 y =…?


Mencari keuntungan maksimum dengan mencari titik-titik pojok dengan
menggunakan sketsa grafik:
Titik potongnya (0 , 125)

Gambar grafiknya:
https://www.berpendidikan.com/2016/03/contoh-aplikasi-pertidaksamaan-linear-dalam-kehidupan-
sehari-hari.html

Penerapan Pertidaksamaan dalam Kehidupan


Sehari-hari
Langkah-langkah untuk menyelesaikan persoalan sehari-hari yang berhubungan
dengan pertidaksamaan adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman terhadap permasalahan tersebut.

2. Menerjemahkan permasalahan tersebut dalam bentuk pertidaksamaan.

3. Menyelesaikan pertidaksamaan tersebut hingga diperoleh penyelesaiannya.

4. Memeriksa hasil yang telah diperoleh dengan mengaitkannya pada soalnya.

Contoh Soal dan Pembahasannya


Jumlah dua bilangan asli yang berurutan tidak lebih dari 25. Tentukan
pertidaksamaannya dalam x, kemudian tentukan penyelesaiannya.

Penyelesaian:

Misalkan bilangan-bilangan itu adalah m dan n + 1.


n + (n + 1) 25
2n + 1 25
2n 24
n 12
Jadi, bilangan itu tidak lebih dari 12.

Aplikasi Pertidaksamaan Linear


Contoh Soal Lainnya
1. Untuk masuk ke sebuah SMPN yng diinginkan, Emma harus memperoleh nilai rata-
rata tiga mata pelajaran yang diperlukan tidak kurang dari 80. Nilai yang diperoleh
Emma dari dua mata pelajaran adalah 79 dan 83. Berapakah nilai mata pelajaran yang
ketiga supaya mma memenuhi syarat tersebut?
2. Dua orang kakak beradik patungan untuk membeli sebuah kado untuk ulang tahun
pernikahan orang tua mereka. Uang yang mereka kumpulkan tidak lebih dari Rp.
75.000,00. Jika adiknya membayar Rp. 15.000,00 kurang dari kakaknya. Susun
pertidaksamaan yang memuat keterangan di atas, kemudian tentukanlah jumlah uang
yang harus diberikan kakaknya.

3. Sepotong kawat yang panjangnya tidak lebih dari 108 cm. Kawat ini dipakai untuk
membuat kerangka suatu balok dengan ukuran rusuknya sebagai berikut: panjang (2x +
3) cm, lebar (x + 3) cm, dan tingginya (x + 1) cm.
a. Nyatakan pertidaksamaannya.
b. Tentukan ukuran-ukuran balok tersebut.

Silahkan jawab pertanyaan-pertanyaan di atas pada kotak komentar di bawah ini!

Anda mungkin juga menyukai