Anda di halaman 1dari 53

MODUL PRAKTIKUM

MEKANIKA TANAH

DISUSUN OLEH :

FREDY JHON PHILIP.S, ST,MT

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNOLOGI DAN DESAIN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA
Jl. Cendrawasih Raya No.1 Sawah Baru,Ciputat Tangerang Selatan
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
Modul Praktikum Mekanika Tanah untuk mahasiswa/i Jurusan Teknik Sipil Universitas
Pembangunan Jaya ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Modul praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan praktikum Mekanika
Tanah yang merupakan kegiatan penunjang mata kuliah Mekanika Tanah pada Program studi
Teknik Sipil Universitas Pembangunan Jaya . Modul praktikum ini diharapkan dapat
membantu mahasiswa/i dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih
baik, terarah, dan terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaan praktikum
dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa/i serta teori singkat untuk
memperdalam pemahaman mahasiswa/i mengenai materi yang dibahas.

Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul Praktikum Mekanika Tanah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan modul praktikum ini dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tangerang Selatan , Agustus 2016

Penyusun

i
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1) Kehadiran
 Praktikum harus diikuti sekurang-kurangnya 80 % dari jumlah total pertemuan
yang diberikan. Jika syarat tersebut tidak dipenuhi, maka praktikan dinyatakan
TIDAK LULUS mata kuliah praktikum Ilmu Dasar Sains.
 Ketidak hadiran karena sakit harus disertai keterangan resmi dari Rumah sakit dan
diserahkan kepada penanggung jawab praktikum paling lambat 2 minggu sejak
ketidak hadiran. Jika tidak dipenuhi maka dikenakan SANKSI 2
 Keterlambatan kurang dari 20 menit dikenakan SANKSI 1
 Keterlambatan lebih dari 20 menit dikenakan SANKSI 2
 Data kehadiran merujuk kepda data kehadiran pada sisfo kampus. Setiap
mahasiswa wajib melakukan konfirmasi apabila terjadi kesalahan data.

2) Persyaratan mengikuti Praktikum


 Berperilaku dan berpakaian sopan selama mengikuti praktikum, Jika tidak
dipenuhi sekurang-kurangnya dikenakan SANKSI 1
 Menyimpan barang-barang yang tidak diperlukan seperti tas dan alat komunikasi
selama akan mengikuti kegiatan praktikum.

3) Pelaksanaan Praktikum
 Mentaati peraturan yang berlaku di laboratorium Teknik Sipil
 Mengikuti petunjuk yang diberikan oleh dosen atau asisten laboratorium
 Memelihara kebersihan laboratorium dan bertanggung jawab atas keutuhan alat-
alat praktikum.
4) Penilaian
 Nilai praktikum ditentukan oleh kehadiran, nilai laporan dan nilai ujian akhir
 Syarat kelulusan adalah keikutsertaan praktikum mencapai minimal 80 %
5) Sanksi Nilai
 SANKSI 1 : Nilai modul yang bersangkutan dikurangi 20 poin
 SANKSI 2 : Tidak diperkenankan mengikuti praktikum, sehingga nilai modul
dianggap NOL
6) Sanksi Administrasi

ii
Sanksi administrasi diberikan kepada praktikan yang selama mengikuti praktikum
menimbulkan kerugian , seperti merusak alat atau memecahkan alat atau
menghilangkan alat. Sehingga mahasiswa tersebut wajib menggantinya dengan alat
yang sama dan spesifikasi yang sama.

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


TATA TERTIB PRAKTIKUM ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iv
MODUL 1 : PENGAMBILAN SAMPEL TANAH............................................................................ 1
MODUL 2 : UJI BERAT ISI DAN KADAR AIR TANAH .............................................................. 3
MODUL 3 : PENENTUAN BERAT JENIS TANAH ........................................................................ 8
MODUL 4 : UJI SARINGAN (ANALISIS TAPIS) ......................................................................... 13
MODUL 5 : UJI BATAS-BATAS ATTERBERG............................................................................ 17
MODUL 6 : UJI KEPADATAN PASIR ( (SAND CONE TEST) ................................................... 26
MODUL 7: UJI HIDROMETER ...................................................................................................... 30
MODUL 8 : UJI GESER LANGSUNG ............................................................................................ 38

iv
MODUL 1 : PENGAMBILAN SAMPEL TANAH 1

MODUL 1 : PENGAMBILAN SAMPEL TANAH

1. TUJUAN PERCOBAAN 3. PROSEDUR UJI


1) Alat ondir dipasang tepat di atas
Untuk memperoleh contoh tanah tak
lubang hasil pemboran dengan
terganggu pada kedalaman tertentu guna
perantaraan kaki-kaki sondir yang
penyelidikan di laboratorium.
terikat pada angker yang telah
2. PERALATAN dipasang sebelumnya.
2) Sampling tube disambung dengan
Digunakan tabung contoh tanah yang mantle tube, lalu dimasukkan ke dalam
mempunyai dimensi sebagai berikut : lubang hasil pemboran dengan bantuan
alat sondir. Untuk mencapai
kedalaman yang dikehendaki mantle
tube disambung satu sama lain
3) Dengan bantuan alat sondir, mantle
tube ditekan masuk ke dalam tanah
sehingga sampling tube terisi penuh
dengan tanah
4) Kemudian sampling tube ditarik keluar
(seperti pada proses penyondiran) dan
dilepaskan dari mantle tube
5) Setelah sisi-sisinya dibersihkan,
sampling tube yang berisi contoh tanah
ditutup dengan plastic atau dengan
paraffin dan dibawa dengan hati-hati
ke laboratorium. Setiap tabung diberi
catatan mengenai tempat dan
kedalaman pengeboran.

4. PELAPORAN HASIL
PENGAMBILAN CONTOH
TANAH
Gambar.1.Peralatan
Hasil pengeboran dan pengambilan contoh
tanah berupa gambaran struktur tanah
dengan data kedalamannya, juga jenis
Pelaksanaan pengambilan contoh tanah
tanah, warna, bau dan sebagainya.
umumnya bersamaan dengan pemboran,
tetapi untuk kedalaman dekat dengan
permukaan tanah, mesin penekan dari
sondir dapat dipakai. Untuk praktikum ini
digunakanbor tangan
MODUL 1 : PENGAMBILAN SAMPEL TANAH 2

Nama Instansi : Universitas Pembangunan Jaya Kedalaman tanah : _________


Nama Proyek : Praktikum Mekanika Tanah Nama operator : _________
Lokasi Proyek : _________________________ Nama engineer : _________
Deskripsi Tanah : _________________________ Tanggal : _________

Gambar.2.Foto bor tangan Gambar.3. Foto Tabung Sampel

Catatan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
MODUL 2 : UJI BERAT ISI DAN KADAR AIR TANAH 3

MODUL 2 : UJI BERAT ISI DAN KADAR AIR TANAH

1. LINGKUP 5. KETERBATASAN
Percobaan ini untuk mengukur berat dan Metode initidak dapat digunakan untuk
kadar air alami tanah dengan tanah fraksi kasar
menggunakan uji ring gamma. Besaran-
besaran lain yang dapat diturunkan adalah
6. PERALATAN
angka pori (e), porositas (n), dan derajat
kejenuhan (Sr). Alat-alat yang digunakan
- Silinder ring
- Timbangan dengan ketelitian 0,01g
2. DEFINISI
- Oven
a. Berat isi (Ɣ) adalah berat tanaj per - Desikator
satuan volume - Alat dongkrak
b. Kadar air (w) : perbandingan antara - Stickmaat (jangka sorong)
berat air dengan beratbutir tanah, - Pisau
dinyatan dalam persen
c. Derajat kejenuhan (Sr) : perbandingan
Volume air dan volume pori total, 7. PROSEDUR UJI
dinyatakan dalam persen 1) Silinder ring dibersihkan, kemudian
d. Angka pori (e) : perbandingan volume dengan stickmat diukur diameter (d),
pro dan volume butir. tinggi (t), dan beratnya ditimbang.
e. Porositas (n) : perbandingan antara 2) Silinder ring ditekan masuk ke dalam
volume pori dan volume total tanah dan kemudian dengan alat
dongkrak silinder dikeluarkan, potong
3. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA dengan pisau, kemudian tanah
APLIKASI disekitar ringdibersihkan dan
Maksud percobaan ini adalah untuk permukaan tanah diratakan.
mengkukur sifat-sifat fisis tanah. 3) Ring + contoh tanah ditimbang,
kemudian dimasukan kedalam oven
Tujuan dari uji ini adalah sebagai bagian selama 24 jam dengan suhu 105°C
dari klasifikasi tanah. 4) Sesudah itu, contoh tanah yang sudah
kering dimasukan kedalam desikator
selama kurang lebih 1 jam
4. MANFAAT
5) Contoh tanah yang sudah dingin
Besaran yang diperoleh dapat digunakan ditimbang, didapat berat kering.
untuk korelasi empiris dengan sifat-sifat
teknis tanah 8. PELAPORAN
a. Pelaporan harus memuat
- Nama instansi
- Nama proyek
MODUL 2 : UJI BERAT ISI DAN KADAR AIR TANAH 4

- Lokasi proyek Kadar Air (Water Content)


- Deskripsi tanah
- Kedalaman tanah 𝑊𝑤
- Nama operator w= 𝑥 100%
𝑊𝑠
- Nama enginer
- Tanggal Keterangan :
b. Perhitungan berat isi tanah , kadar air, Ww = berat tanah basah dan ring –
derajat kejeuhan, angka pori, dan berat ring – berat kering
prioritas. = W 2 – W1 – WS
Jadi,

9. LAMPIRAN
W2 – W1 – W𝑆
w= 𝑥 100%
𝑊𝑠

Derajat Kejenuhan (Degree of


saturation)

Vw
Sr = 𝑥 100%
𝑉𝑣
Berat Isi
𝑊𝑤 𝑊𝑤𝑒𝑡 − 𝑊𝑑𝑟𝑦
Vw = =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ Ɣw Ɣw
Ɣ=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ

𝑊 𝑊2 − 𝑊1 Condition Degree of
Ɣ= =
𝑉 𝑉 saturation
dry 0
Keterangan :
Humid 1-25
V = Volume contoh tanah
Damp 25-50
Vs = Volume butir
Gs = specific gravity Moist 50-75
Vv = Volume pori Wet 75-99
Ws = berat tanah kering saturated 100
Ɣw = berat isi air Ws
Vv = 𝑉𝑣 − 𝑉𝑠 = 𝑉 − 𝑥 100%
Ɣ = berat isi tanah 𝐺𝑠 𝑥 Ɣw
W1 = berat ring
W2 = berat ring + contoh tanah Jadi
W = berat contoh tanah = W2-W1 (W − Ws)/Ɣw
Sr = 𝑉 − 𝑥 100%
𝑉 − 𝑊𝑠 /(𝐺𝑠 𝑥 Ɣw)
MODUL 2 : UJI BERAT ISI DAN KADAR AIR TANAH 5

Angka Pori (Void Ratio) Porositas

𝑉𝑣 𝑉𝑣 − 𝑉𝑠 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑜𝑟𝑖 𝑉𝑣
e = = n = = 𝑥100 %
Vs Vs Volume total V
𝑉
= −1
Ws/(Gs. Ɣw) 𝑒 𝑉𝑣 − 𝑉𝑠
e = =
𝑉. 𝐺𝑠. Ɣw 𝑒+1 Vs
= −1
Ws
MODUL 2 : UJI BERAT ISI DAN KADAR AIR TANAH 6

BERAT ISI TANAH

Nama Instansi : Universitas Pembangunan Jaya Kedalaman tanah : _________


Nama Proyek : Praktikum Mekanika Tanah Nama operator : _________
Lokasi Proyek : _________________________ Nama engineer : _________
Deskripsi Tanah : _________________________ Tanggal : _________

No. Ring
Tinggi ring, t(cm)
Diameter ring, d(cm)
Volume ring, V(cm3)
Berat ring, W1 (gr)
Berat tanah basah + ring, W2 (gr)
Berat tanah kering + ring, W3 (gr)
Berat tanah basah, W = W2-W1 (gr)
Berat tanah kering, Ws = W3-W1 (gr)
Berat air, Ww = W-Ws
Kadar air,
𝑊𝑤
w= 𝑥 100%
𝑊𝑠
Berat isi tanah basah
𝑊 𝑊2 − 𝑊1
Ɣ= =
𝑉 𝑉

Berat isi tanah kering


Ɣ
Ɣd =
1+𝑤

Catatan :
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
MODUL 2 : UJI BERAT ISI DAN KADAR AIR TANAH 7

KADAR AIR ALAMI

Nama Instansi : Universitas Pembangunan Jaya Kedalaman tanah : _________


Nama Proyek : Praktikum Mekanika Tanah Nama operator : _________
Lokasi Proyek : _________________________ Nama engineer : _________
Deskripsi Tanah : _________________________ Tanggal : _________

No. Uji 1 2 3
No. Container
Berat Container, W1 (gr)
Berat tanah basah + container, W2 (gr)
Berat tanah kering + container, W3 (gr)
Berat tanah basah, W = W2-W1 (gr)
Berat tanah kering, Ws = W3- W (gr)
Berat air, Ww = W-Ws (gr)
Kadar air,
𝑊𝑤
w= 𝑥 100%
𝑊𝑠
Kadar air rata-rata, w (%)

Catatan :
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
MODUL 3 : PENENTUAN BERAT JENIS TANAH 8

MODUL 3 : PENENTUAN BERAT JENIS TANAH

1. LINGKUP 7. Evaporating dish dan mangkok


porselin
Percobaan ini mencakup penentuan berat
8. Pipet
jenis (specific gravity) tanah dengan
9. Alat pengaduk batang dari gelas
menggunakan botol Erlenmayer. Tanah
yang di uji harus lolos saringan # 4. Bila
nilai berat jenis dari uji ini hendak
digunakan dalam perhitungan untuk uji
hydrometer, maka tanah harus lolos
saingan # 200 (diameter = 0,074 mm).

2. DEFINISI
Berat jenis (specifi gravity) tanah adalah
perbandingan antara berat jenis isi butir
tanah terhadap berat isi air pada temperatur
4⁰C, tekanan 1 atmosfer

3. PENERAPAN BERAT JENIS


TANAH Gambar.1 alat uji
Berat jenis tanah digunakan ada hubungan
fungsional antara fase udara, air, dan 6. KETENTUAN
butiran dalam tanah dan oleh karenanya 1. Botol erlenmeyer harus mempunyai
diperlukan untuk perhitungan-perhitungan volume sekurang-kurangnya 100 ml.
parameter indeks tanah (index properties). 2. Contoh tanah yang diuji dapat
mempunyai kadar air alami atau kering
4. KETERBATASAN
oven. Berat contoh tanah dalam
Metoda ini tidak dapat digunakan untuk kondisi kering oven sekurangnya 25
fraksi kasar dan jenis-jenis material yang gram sedangkan bila contoh tanah
larut dalam air atau jenis tanah dengan yang digunakan mengandung kadar air
berat jenis < 1.0 (kurang dari satu). alami, maka berat keringnya harus
ditentukan kemudian.
5. PERALATAN
Alat-alat yang digunakan : 7. PERSIAPAN UJI
1. Erlenmeyer
Dilakukan kalibrasi terhadap erlenmeyer,
2. Aquades
yaitu dengan melakukan :
3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 g
4. Termometer 1) Erlenmeyer yang kosong dan bersih
5. Alat pemanas berupa kompor listrik ditimbang, kemudian diisi aquades
6. Oven sampai batas kalibrasi (calibration
mark).
MODUL 3 : PENENTUAN BERAT JENIS TANAH 9

2) Keringkan bagian luar erlenmeyer 5. Jika suhunya kurang dari 45⁰ C,


dan juga di daerah leher. erlenmeyer dipanaskan sampai 45⁰ -
3) Erlenmeyer dan aquades ditimbang 50⁰ C. Muka air akan melawati batas
dan diukur suhunya. Ahrus kalibrasi lagi, kelebihan air diambil
diperhatikan bahwa bagian suhu dengan pipet. Sebelum pengukuran
harus merata. suhu, selalu diaduk supaya suhunya
4) Erlenmeyer dan aquades tadi merata.
dipanaskan diatas kompor sampai 6. Erlenmeyer direndam dalam suatu dish
suhunya naik 5⁰ – 10⁰C. Maka air yang berisi air agar suhunya turun.
akan naik melewati batas kalibrasi. 7. Aduk agar temperaturnya merata.
Kelebihan air diambil dengan pipet, Setelah mencapai suhu 30⁰ C diambil,
kemudian ditimbang. bagian luar dikeringkan. Disini
5) Dalam melakukan pengukuran suhu, permukaan air turun maka oerlu
air harus kita aduk dengan batang ditambahkan aquades samapi batas
pengaduk agar suhunya merata. kalibrasi, kemudian ditimbang.
6) Dengan cara di atas, suhunya 8. Suhu diturunkan lagi sehingga
dinaikkan lagi 5⁰ - 10⁰ C, kelebihan mencapai 25⁰ C. Erlenmeyer diambil,
air diambil, ditimbang lagi. bagian luar dikeringkan, ditambahkan
Dilakukan terus sampai suhunya ± air hingga batas kalibrasi, dan
60⁰ C. ditimbang.
7) Hasil yang didapat digambarkan 9. Larutan tanah tersebut kemudian
dalam suatu grafik dengan temperatur dituangkan dalam dish yang telah
sebagai absis, berat erlenmeyer ditimbang beratnya. Semua larutan
ditambah aquades sebagai ordinat. harus bersih dari erlenmeyer, jika perlu
dibilas dengan aquades.
8. PROSEDUR UJI 10. Dish + larutan contoh tanah dioven
1. Ambil contoh tanah seberat ± 60 gram. selama 24 jam dengan suhu 110⁰ C
Contoh tanah diremas dan dicampur 11. Berat dish + tanah kering ditimbang
dengan aquades di dalam suatu cawan sehingga didapatkan berat kering tanah
sehingga menyerupai bubur yang (𝑊3 ).
homogen. 12. Dari percobaan diatas dapatkan tiga
2. Adonan tanah ini kita masukkan ke harga G yang kemudian dirata-rata.
dalam erlenmeyer dan tambahkan
aquades. 9. PELAPORAN HASIL UJI
3. Erlenmeyer yang berisi contoh tanah 1) Pelaporan harus memuat :
ini dipanaskan di atas kompor listrik - Hasil kalibrasi erlenmeyer
selama ± 10 menit supaya gelembung - Nama instansi
udaranya keluar. - Nama proyek
4. Sesudah itu erlenmeyer diangkat dari - Lokasi proyek
kompor dan ditambah dengan aquades - Deskripsi tanah
sampai batas kalibrasi, lalu diaduk - Kedalaman tanah
sampai suhunya merata. - Nama operator
- Nama engineer
MODUL 3 : PENENTUAN BERAT JENIS TANAH 10

- Tanggal Dimana :
2) Tentukan berat jenis tanah berdasarkan
𝐺𝑡 = Berat jenis (specific gravity) air pada
formula :
suhu tᴼC
𝑊𝑠 𝑥 𝐺𝑡
𝐺𝑠 = .𝐺𝑡 .𝑊𝑠
𝑊𝑠 + 𝑊𝑏𝑤 − 𝑊𝑏𝑤𝑠 = 𝑊𝑠 − 𝐺𝑠

𝐺𝑡 .𝑊𝑠
𝑊𝑠 − 𝑊𝑏𝑤𝑠 + 𝑊𝑏𝑤 = 𝐺𝑠
10. LAMPIRAN

Penurunan Rumus :

Wbw = Ww + Wb Wbws = Ww + Wb +Ws

Gambar.2 Skema Uji Berat jenis tanah

Di mana :
𝑊𝑤 = berat air
𝑊𝑠 = berat butir air
𝑊𝑏 = berat erlenmeyer
𝑊𝑤1 = air yang ada dalam erlenmeyer
(kondisi II)
𝑊𝑏𝑤𝑠 = berat erlenmeyer + larutan tanah
𝑊𝑏𝑤 = berat erlenmeyer + air
𝑊𝑏𝑤𝑠 - 𝑊𝑏𝑤 = 𝑊𝑠 − 𝑊𝑤2
= 𝑊𝑠 − 𝑉𝑤2 . 𝐺1 . 𝛾𝑊
𝐺𝑡 .𝛾𝑊 𝑊𝑠
= 𝑊𝑠 − 𝐺𝑠 .𝛾𝑊

Jadi,
𝐺𝑡 . 𝑊𝑠
𝐺𝑠 =
𝑊𝑠 − 𝑊𝑏𝑤𝑠 + 𝑊𝑏𝑤
MODUL 3 : PENENTUAN BERAT JENIS TANAH 11

KALIBRASI ERLENMEYER

Nama Instansi : Universitas Pembangunan Jaya Kedalaman tanah : _________


Nama Proyek : Praktikum Mekanika Tanah Nama operator : _________
Lokasi Proyek : _________________________ Nama engineer : _________
Deskripsi Tanah : _________________________ Tanggal : _________

No Temperatur (ᴼC) Berat Erlenmeyer + Air, 𝑾𝒃𝒘 (gr)

1
2
3
4
5
6
7
8
MODUL 3 : PENENTUAN BERAT JENIS TANAH 12

BERAT JENIS TANAH

Nama Instansi : Universitas Pembangunan Jaya Kedalaman tanah : _________


Nama Proyek : Praktikum Mekanika Tanah Nama operator : _________
Lokasi Proyek : _________________________ Nama engineer : _________
Deskripsi Tanah : _________________________ Tanggal : _________

No. Uji 1 2 3
Berat erlenmeyer + larutan tanah, 𝑊𝑏𝑤𝑠
(gr)
Temperatur (ᴼC)
Faktor Koreksi Berat Jenis Air, 𝐺𝑡
Berat Erlenmeyer + Air, 𝑊𝑏𝑤 (gr)
Berat Dish, 𝑾𝒅 (gr)
Berat Dish + Tanah Kering, 𝑾𝒅𝒔 (gr)
Berat Tanah Kering, 𝑾𝒔 (gr)
Berat Air, 𝑾𝒘 = 𝑊𝑠 − 𝑊𝑏𝑤𝑠 + 𝑊𝑏𝑤
𝐺𝑡
𝐺𝑠 = 𝐺𝑡
𝑊𝑤
𝐺𝑠 rata-rata

Catatan :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
............................................................................................................
MODUL 4 : UJI SARINGAN (ANALISIS TAPIS) 13

MODUL 4 : UJI SARINGAN (ANALISIS TAPIS)

1. LINGKUP 6. PERALATAN
Metode ini mencakup penentuan dari Alat-alat yang digunakan:
distribusi ukuran butir tanah yang lebih 1. Satu set sieve (ayakan) dengan
besar dari 75 µm (tertahan oleh saringan ukuran menurut standar yaitu
nomor: 4 – 10 – 20 – 40– 80 – 120
nomor 200)
– 200 – pan.
2. Timbangan dengan ketelitian 0,1
2. DEFINISI gram
- Tanah butir kasar: tanah dengan 3. Kuas
ukuran butir ≥ 75µm (tertahan oleh 4. Sieve shaker
saringan nomor 200) 5. Sieve timer
- Tanah butir halus (fine grained soils): 6. Palu karet
tanah dengan ukuran butir < 75 µm
(lolos saringan nomor 200). 7. KETENTUAN
- Gradasi: distribusi ukuran butir Ukuran saringan harus mengikuti standar
ASTM dengan ketentuan sebagai berikut :
3. MAKSUD, TUJUAN DAN
APLIKASI
Maksud perobaan ini adalah untuk
mengetahui distribusi ukuran butir tanah.
Tujuannya adalah untuk
mengklasifikasikan tanah buttir kasar
dengan mendapatkan koefisien
keseragaman (Cu) dari kurva distribusi
ukuran butir (gradasi) tanah.
8. PERSIAPAN UJI

4. MANFAAT Contoh tanah yang akan digunakan harus


cukup kering dan tidak berbongkah-
Dengan klasifikasi tanah, jenis tanah dapat bongkah.
ditentukan sehingga sifat teknis tanah Gunakan palu karet untuk menghancurkan
secara umum dapat diperkirakan bongkahan tanah. Tanah harus kering dan
jumlah tanah yang diuji kurang lebih 500
5. KETERBATASAN gram.
Uji ini memiliki keterbatasan bahwa
9. PROSEDUR UJI
bentuk butir (bulat atau runcing) tidak
dapat ditentukan, padahal sifat mekanis 1. Ayakan dibersihkan, sehingga lubang-
tanah bergantung kepada bentuk butir lubang dari ayakan bersih dari butir-
tersebut. butir yang menempel.
MODUL 4 : UJI SARINGAN (ANALISIS TAPIS) 14

2. Masing-masing ayakan dan pan Cu > 6 dan 1 < Cc < 3


ditimbang beratnya.
3. Kemudian ayakan tadi disusun Bila syarat di atas tidak terpenuhi, maka
menurut nomor ayakan (ukuran lubang
tanah tersebut disebut bergradasi buruk.
terbesar di atas).
4. Ambil contoh tanah seberat 500 gram,
lalu dimasukkan ke dalam ayakan
teratas dan kemudian ditutup.
5. Susunan ayakan dikocok dengan
bantuan sieve shaker selama kurang
lebih 10 menit.
6. Diamkan selama 3 menit agar debu-
debu mengendap.
7. Masing-masing ayakan dengan contoh
tanah yang tertinggal ditimbang.

10. PERHITUNGAN DAN


PELAPORAN HASIL UJI

- Hitung jumlah berat tanah yang lolos


saringan tersebut secara kumulatif
- Hitung persentase jumlah berat tanah
yang lolos saringan tersebut terhadap
total berat tanah
- Dari hasil-hasil percobaan tersebut
digambarkan suatu grafik dalam suatu
susunan koordinat semilog, yaitu di
mana ukuran diameter butir sebagai
absis dalam skala log dan persen (%)
lebih halus sebagai ordinat dengan
skala linier.
- Didapat koefisien keseragaman :

𝐷60
𝐶𝑢 =
𝐷10

- Didapat juga koefisien kelenegkungan


2
𝐷30
𝐶𝑐 =
𝐷10 × 𝐷60

Berdasarkan USCS (Unified Soil


Classification System), ditentukan bahwa
tanah yang bergradasi baik adalah yang
memenuhi:
 Untuk gravel:
Cu > 4 dan 1 < Cc < 3
 Untuk pasir:
MODUL 4 : UJI SARINGAN (ANALISIS TAPIS) 15

UJI SARINGAN

Nama Instansi : Universitas Pembangunan Jaya Kedalaman tanah : _________


Nama Proyek : Praktikum Mekanika Tanah Nama operator : _________
Lokasi Proyek : _________________________ Nama engineer : _________
Deskripsi Tanah : _________________________ Tanggal : _________

Diameter Berat Berat Tanah Berat


No. % %
Saringan Saringan + Saringan Tertahan
Saringan Tertahan Lolos
(mm) (mm) (mm) (mm)
4 4.750
10 2.000
20 0.850
40 0.425
80 0.180
120 0.125
200 0.075
Pan
Jumlah

Catatan :
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
MODUL 4 : UJI SARINGAN (ANALISIS TAPIS) 16

KURVA DISTRIBUSI UKURAN BUTIR UJI SARINGAN

Nama Instansi : Universitas Pembangunan Jaya Kedalaman tanah : _________


Nama Proyek : Praktikum Mekanika Tanah Nama operator : _________
Lokasi Proyek : _________________________ Nama engineer : _________
Deskripsi Tanah : _________________________ Tanggal : _________
MODUL 5 : UJI BATAS-BATAS ATTERBERG 17

MODUL 5 : UJI BATAS-BATAS ATTERBERG

1. LINGKUP
4. PERALATAN
Percobaan ini mencakup penentuan batas-
batas Atterberg yang meliputi Batas Susut, Batas Susut
Batas Plastis, dan Batas Cair. Alat-alat yang digunakan :
- Ring silinder
2. DEFINISI - Timbangan dengan ketelitian 0.01 g
 Batas Susut (Shrinkage Limit), wS - Oven dan desikator
- Kontainer kaca dan air raksa (Hg)
adalah batas kadar air dimana tanah
- Pelat kaca yang dilengkapi 3 buah
dengan kadar air di bawah nilai
jarum dan cawan kaca
tersebut tidak menyusut lagi (tidak
- Pisau
berubah volume).
Batas Plastis
 Batas Plastis (Plastic Limit), wP adalah
Alat-alat yang digunakan :
kadar air terendah dimana tanah mulai - Pelat kaca
bersifat plastis. Dalam hal ini sifat - Timbangan dengan ketelitian 0.01 g
plastis ditentukan berdasarkan kondisi - Kontainer
di mana tanah yang digulung dengan - Mangkok porselin
telapak tangan, di atas kaca mulai - Stikmaat/jangka sorong
retak setelah mencapai diameter 1/8 - Oven dan desikator
inci. Batas Cair
 Batas Cair (Liquid Limit), wL adalah Alat-alat yang digunakan :
kadar air tertentu di mana perilaku - Pelat kaca, dan pisau dempul 
berubah dari kondisi plastis ke cair. - Timbangan dengan ketelitian 0.01 g 
Pada kadar air tersebut tanah - Kontainer sebanyak 5 buah 
mempunyai kuat geser yang terendah. - Alat Cassagrande dengan pisau
pemotongnya 
3. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA - Cawan porselin 
APLIKASI BATAS-BATAS - Oven dan desikator 
ATTERBERG - Aquades 
Maksud dari Uji Batas - Batas Atterberg - Spatula
adalah untuk menentukan angka-angka
konsistensi Atterberg, yaitu :
 Batas Susut/ Shringkage Limit (wS)
 Batas Plastis/ Plastic Limit (wP)

 Batas Cair/ Liquid Limit (wL)
Gambar.1. Grooving tool type A
Tujuan uji ini adalah untuk klasifikasi
tanah butir halus.
MODUL 5 : UJI BATAS-BATAS ATTERBERG 18

Gambar.3.Kondisi contoh tanah


sebelum dan setelah diuji

Gambar.2. Grooving tool type B

Gambar.4. Alat Casagrande


MODUL 5 : UJI BATAS-BATAS ATTERBERG 19

- gulungan terlalu basah sehingga


5. PERSIAPAN UJI
dengan diameter 1/8 inch tanah
Tanah yang akan diuji harus disaring belum retak.
dengan ayakan No. 40. Siapkan contoh - gulungan terlalu kering sehingga
tanah sebanyak 200 - 250 gr. sewaktu diameter belum mencapai
1/8 inch, gulungan tanah sudah
6. PROSEDUR UJI mulai retak.
Batas Susut - gulungan dengan kadar air tepat,
1. Tanah yang dipergunakan dapat tanah yaitu gulungan mulai retak sewaktu
yang terganggu. mencapai diameter 1/8 inch.
2. Ring silinder diisi dengan contoh tanah, 2. Timbang kontainer sebanyak 3 buah
ratakan ke dua permukaannya, tinggi 3. Gulungan tanah tersebut dimasukkan
dan diameter ring terlebih dahulu ke dalam kontainer, tiap kontainer
diukur. berisi 5 buah gulungan, dengan berat
3. Contoh tanah dimasukkan dalam oven masing-masing minimum  5 gr.
pada temperatur 105 - 110 C selama Ketiga kontainer yang berisi gulungan
24 jam. tanah tersebut dimasukkan dalam oven
4. Setelah dioven lalu dimasukkan ke  24 jam pada suhu 105 -110⁰ C.
dalam desikator selama kurang lebih 1 4. Harga rata-rata kadar air dari percobaan
jam. di atas adalah batas plastisnya.
5. Kontainer kaca diisi dengan air raksa,
permukaannya dalam kontainer Batas Cair
diratakan dengan pelat kaca, hal ini 1. Contoh tanah diambil secukupnya,
ditaruh dalam cawan porselin dan
disebabkan karena permukaan air raksa ditumbuk dengan penumbuk karet,
cembung. diberi aquades dan diaduk sampai
6. Timbang pelat kaca dan kontainer homogen.
kacanya. 2. Pindahkan tanah tersebut ke atas plat
7. Letakkan kontainer kaca di atas cawan kaca dan diaduk sampai homogen
dengan pisau dempul, bagian yang
kaca, lalu contoh tanah ditekan
kasar dibuang.
perlahan-lahan ke dalam Hg dalam
3. Ambil sebagian dari contoh tanah, dan
kontainer diratakan dengan pelat kaca. dimasukkan dalam alat Casagrande,
8. Timbang berat cawan kaca + Hg yang ratakan permukaannya dengan pisau.
tumpah. Contoh tanah dalam mangkok
Casagrande dipotong dengan grooving
tool dengan posisi tegak lurus,
Batas Plastis
sehingga didapat jalur tengah.
1. Masukkan contoh tanah dalam
4. Alat Casagrande diputar dengan
mangkok, diremas-remas sampai kecepatan konstan 2 putaran/detik.
lembut, ditambahkan aquades sedikit Mangkok akan terangkat dan jatuh
dan diaduk sampai homogen. dengan ketinggian 10 mm (sudah
2. Letakkan contoh tanah adukan itu di distel)
atas pelat kaca dan digulung-gulung 5. Percobaan dihentikan jika bagian yang
terpotong sudah merapat, dan dicatat
dengan telapak tangan sampai banyaknya ketukan, biasanya harus
diameternya kira-kira 1/8 inch (3 mm). berkisar antara 10 -100 ketukan
Akan dijumpai 3 keadaan :
MODUL 5 : UJI BATAS-BATAS ATTERBERG 20

6. Tanah pada bagian yang merapat keadaan tertentu dengan selisih antara
diambil dan dimasukkan dalam oven, jumlah pukulan pada kadar air tersebut.
ditempatkan dalam kontainer yang
Indeks Alir menyatakan kemiringan kurva
telah ditimbang beratnya. Sebelum
dimasukkan dalam oven tanah + percobaan batas cair.
kontainer ditimbang.
7. Setelah dioven selama 24 jam pada w
temperatur 105⁰ - 100⁰ C, baru IF 
 log N
dimasukkan dalam desikator selama 
1 jam untuk mencegah penyerapan Indeks Kekakuan (Toughness Index)
uap air dari udara. Perbandingan antara Indeks Plastisitas
8. Percobaan di atas dilakukan 5 kali. dengan Indeks Alir
9. Segera dilakukan penimbangan
sesudah keluar dari desikator. IP
10. Setelah kadar air didapat, dibuat IT 
grafik hubungan antara kadar air IF
dengan jumlah ketukan dalam kertas
skala semi-log. Grafik ini secara Indeks Kecairan (Liquidity Index) - Il
teoritis merupakan garis lurus. Perbandingan antara selisih kadar air asli
11. Kadar air dimana jumlah ketukan 25 dengan batas plastis terhadap Index
kali disebut Batas Cair. Batas Cair ini Plastisitasnya. Il ini penting dalam
diulangi dengan tanah yang telah menunjukkan keadaan tanah.
dimasukkan dalam oven; tanah
tersebut ditambahkan aquades w  wP
secukupnya, prosedur selanjutnya IL 
sama dengan di atas; dan Batas Cair IP
yang didapatkan disebut “wL oven”.
Indeks Konsistensi (Consistency Index)
Perbandingan antara selisih batas cair
7. PELAPORAN dengan kadar air aslinya terhadap Index
Plastisitasnya
Pelaporan harus memuat :
w w
- Nama instansi  IC  L
IP
- Nama proyek 
- Lokasi proyek 
- Deskripsi tanah 
- Kedalaman tanah 
- Nama operator 
- Nama engineer 
- Tanggal 

8. LAMPIRAN
Indeks Plastisitas (Plasticity Index) - IP
Selisih antara batas cair dan batas plastis,
daerah diantaranya disebut daerah keadaan
plastis.
I p  wL  wP
Indeks Alir (Flow Index) - If
Perbandingan antara selisih kadar air pada
MODUL 5 : UJI BATAS-BATAS ATTERBERG 21

BATAS PLASTIS

Nama Instansi : Universitas Pembangunan Jaya Kedalaman tanah : _________


Nama Proyek : Praktikum Mekanika Tanah Nama operator : _________
Lokasi Proyek : _________________________ Nama engineer : _________
Deskripsi Tanah : _________________________ Tanggal : _________

No Container 1 2 3

Berat Container , W1 (gram)

Berat tanah basah + container , W2 (gram)

Berat tanah kering + container , W3 (gram)

Berat tanah basah, W4 =W2-W1 (gram)

Berat tanah kering, W5 =W3-W1 (gram)

Berat air, W6 =W4-W5 (gram)

w6
Kadar Air = w   100%
w5

Batas plastis , wp

Catatan :
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
MODUL 5 : UJI BATAS-BATAS ATTERBERG 22

BATAS CAIR

Nama Instansi : Universitas Pembangunan Jaya Kedalaman tanah : _________


Nama Proyek : Praktikum Mekanika Tanah Nama operator : _________
Lokasi Proyek : _________________________ Nama engineer : _________
Deskripsi Tanah : _________________________ Tanggal : _________

No Container 1 2 3 4 5
Berat Container , W1 (gram)
Berat tanah basah + container , W2 (gram)
Berat tanah kering + container , W3 (gram)
Berat tanah basah, W4 =W2-W1 (gram)
Berat tanah kering, W5 =W3-W1 (gram)
Berat air, W6 =W4-W5 (gram)
w6
Kadar Air = w   100%
w5
Batas plastis , wp
Jumlah ketukan, N
Batas cair (dari grafik)
MODUL 5 : UJI BATAS-BATAS ATTERBERG 23

BATAS CAIR OVEN

Nama Instansi : Universitas Pembangunan Jaya Kedalaman tanah : _________


Nama Proyek : Praktikum Mekanika Tanah Nama operator : _________
Lokasi Proyek : _________________________ Nama engineer : _________
Deskripsi Tanah : _________________________ Tanggal : _________

No Container 1 2 3 4 5
Berat Container , W1 (gram)
Berat tanah basah + container , W2 (gram)
Berat tanah kering + container , W3 (gram)
Berat tanah basah, W4 =W2-W1 (gram)
Berat tanah kering, W5 =W3-W1 (gram)
Berat air, W6 =W4-W5 (gram)
w6
Kadar Air = w   100%
w5
Batas plastis , wp
Jumlah ketukan, N
Batas cair, WL oven (%)
MODUL 5 : UJI BATAS-BATAS ATTERBERG 24

BATAS SUSUT

Nama Instansi : Universitas Pembangunan Jaya Kedalaman tanah : _________


Nama Proyek : Praktikum Mekanika Tanah Nama operator : _________
Lokasi Proyek : _________________________ Nama engineer : _________
Deskripsi Tanah : _________________________ Tanggal : _________

No Container 1
Berat Container , W1 (gram)
Berat tanah basah + container , W2 (gram)
Berat tanah kering + container , W3 (gram)
Berat tanah basah, W4 =W2-W1 (gram)
Berat tanah kering, W5 =W3-W1 (gram)
Berat air, W6 =W4-W5 (gram)
w6
Kadar Air = w   100%
w5
Volume tanah basah , V0 (cm3)
Berat piring, W7 (gram)
Berat piring + air raksa, W8 (gram)
Berat air raksa, W9 (gram)

Volume Tanah kering, V f 


W9
Beratjenisairraksa
cm 3  
Vo  V f   w 100%
Batas susut, ws  w 
W5
W
Shrinkage ratio , SR  5
Vf

Catatan :
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
MODUL 5 : UJI BATAS-BATAS ATTERBERG 25
MODUL 6 : UJI KEPADATAN PASIR ( (SAND CONE TEST) 26

MODUL 6 : UJI KEPADATAN PASIR ( (SAND CONE TEST)

1. LINGKUP b) Pengujian kepadatan dilakukan paling


 Metode uji ini mendeskripsikan sedikit 2 (dua) kali untuk setiap titik
prosedur uji kepadatan tanah di tempat dengan jarak 50 cm
(lapangan) menggunakan konus pasir. c) Pada saat pengujian dihindari adanya
 Uji ini terbatas untuk tanah yang
getaran
mengandung partikel berbutir dengan
d) Bahan pasir yang digunakan adalah
diameter tidak lebih dari 50 mm
pasir berukuran butir lolos ayakan 2
2. DENIFISI mm (no.10) dan tertahan di ayakan
0,075 mm (no.200), harus bersih,
 Kepadatan : berat isi kering tanah
keras, kering dan bisa mengalir bebas
 Berat isi kering tanah : massa tanah
tidak mengandung bahan pengikat
per satuan volume dalam keadaan
dengan gradasi 0,075 mm - 2 mm
tanah tidak mengandung air, dalam
satuan gr/cm3 e) Pengisian pasir ke dalam lubang harus
 Derajat kepadatan : perbandingan dilakukan hati-hati agar pasir tidak
berat isi kering tanah dipadatkan di memadat setempat
lapangan dengan berat isi kering tanah f) Setiap pergantian jenis pasir yang
dipadatkan di laboratorium yang baru, terlebih dahulu ditentukan berat
dinyatakan dalam persen. isinya
 Pengujian kepadatan dengan alat
konus pasir : mengukur kepadatan dari 5. PERALATAN DAN BAHAN
suatu benda uji yang diambil dari - Botol transparan untuk tempat pasir
lapisan tanah dengan cara menggali dengan isi lebih kurang 1-4 liter (lihat
dan mengisi kembali dengan pasir gambar)
tertentu yang sudah diketahui berat - Takaran yang telah diketahui isinya (
isinya.
2019 ml) dengan diameter lubang 
16,51 cm
3. MAKSUD DAN TUJUAN
- Corong kalibrasi pasir dengan
a) Metode ini dimaksudkan sebagai salah diameter 16,51 cm, pelat corong.
satu acuan dalam pelaksanaan - Pelat untuk dudukan corong pasir
pengujian kepadatan di lapangan dari ukuran 30,48 x 30,48 cm dengan
suatu lapisan tanah lubang diameter 16,51 cm
b) Tujuan metode uji ini adalah - Ayakan no.10 dan no.200
memperoleh angka kepadatan - Mistar perata dari baja
lapangan (d). - Meteran (2m)
- Linggis kecil, palu, sendok, kuas,
4. PERSYARATAN UJI pahat
a) Pengujian kepadatan tidak boleh - Peralatan untuk menentukan kadar air
dilakukan pada saat titik uji tergenang - Timbangan dengan kapasitas
minimum 500 gram dengan ketelitian
sampai 0,1 gram
MODUL 6 : UJI KEPADATAN PASIR ( (SAND CONE TEST) 27

6. MENENTUKAN BERAT ISI - Berat air = W4 – W3 gram


- Volume botol pasir = volume air
PASIR DALAM BOTOL DAN
= (W4/W3)/1 = (W4/W3) cm3
DALAM CORONG
B. Menentukan berat pasir dalam corong
A. Menentukan Berat Isi Pasir dalam
- Isi botol pelan-pelan dengan pasir
Botol
secukupnya dan timbang (W5 gram)
a) Menentukan Berat Pasir dalam
- Letakkan alat dengan corong di bawah,
Botol
pada plat corong pada dasar yang rata,
- Timbang alat (botol + corong) =
datar dan bersih
W1 gram
- Buka kran pelan-pelan sampai pasir
- Letakan botol alat yang masih
berhenti mengalir
kosong di atas permukaan yang
- Tutup kran dan timbang alat berisi sisa
datar, tutup katup dan isi corong
pasir dalam botol (W6 gram)
dengan pasir.
- Hitung berat pasir dalam corong = W6
- Buka katup dan jaga corong
– W5 gram
berisi setengahnya selama
pengisian pasir. Bila pasir
C. Menentukan berat isi pasir
berhenti mengalir ke dalam
- Ambil takaran/tempat yang telah
botol, tutup katup dengan kuat
dan kosongkan kelebihan pasir diketahui volumenya (V cm3)
dalam corong (lihat catatan 1) - Letakkan takaran diatas dasar yang
- Tentukan dan catat berat botol rata dan stabil, kemudian tempatkan
alat terisi Pasir = W2 gram plat corong di atas takaran sehingga
- Berat pasir = W2 – W1 gram lubang plat corong tepat di atas lubang
takaran
Catatan :
- Botol Alat pelan-pelan diisi pasir
selama pengisian pasir ke dalam (Ottawa) secukupnya, kemudian
botol, getaran dapat menyebabkan timbang ( = W7 gram)
penambahan berat isi pasir yang
- Letakkan alat pelan-pelan di atas plat
diukur dan mengurangi ketelitian.
Batasi waktu sesingkat mungkin corong dengan corong di bawah
antara penentuan berat isi pasir - Buka kran dan isi takaran / tempat
dan penggunaannya di lapangan sampai pasir berhenti mengalir
karena dapat menghasilkan - Tutup kran, kemudian timbang botol
perubahan berat isi, akibat adanya alat dan sisa pasir (= W8 gram)
perubahan kadar air atau - Hitung berat pasir dalam takaran = W7
pemadatan pasir
– W8 – (W6 – W5) gram = W9 gram
b) Menentukan volume pasir dalam - Hitung berat isi Pasir = W9/Volume
botol Takaran = γpasir gr/cm3
- Timbang alat (botol + corong) =
W3 gram
7. PROSEDUR UJI
- Letakkan alat dengan botol di
bawah, buka kran, isi botol 1. Isi botol dengan pasir secukupnya
dengan air jernih sampai penuh 2. Ratakan permukaan tanah yang
di atas kran, tutup kran dan akan diuji, letakkan pelat corong
bersihkan kelebihan air pada permukaan yang telah rata
- Timbang alat yang terisi air = tersebut dan kokohkan dengan
W4 gram berat air /γair = volume paku di ke empat sisinya
air = volume botol pasir
MODUL 6 : UJI KEPADATAN PASIR ( (SAND CONE TEST) 28

3. Gali lubang sedalam minimal 10


cm, atau tidak melampaui tebal
satu hamparan padat
4. Masukkan semua tanah hasil
galian ke dalam wadah yang
tertutup, timbang wadah dan tanah
( = W10 gram)
5. Berat wadah harus sudah diketahui
( = W11 gram)
6. Timbang alat Sandcone dengan
pasir di dalamnya ( = W12 gram)
7. Letakkan alat dengan di atas plat
corong dengan corong besar
menghadap ke bawah, buka kran
pelan-pelan sehingga pasir masuk
ke dalam lubang yang digali,
setelah pasir berhenti mengalir
tutup kran kembali dan timbanglah
alat Sandcone + sisa pasir ( = W13
gram)
8. Hitung berat pasir dalam lubang
tanah yang digali = (W11 – W12) –
(W6 – W5) = W14 gram
9. Hitung volume lubang yang digali
= W14 / γ pasir = Vt
10. Hitung berat tanah yang digali =
W10 – W11 gram
11. Hitung berat isi tanah = (W10 –
W11) / Vt =  tanah gr/cm3
12. Cari kadar air tanah galian untuk
penentuan kadar air (wn %)
13. Hitung berat isi kering tanah = γ
dry =  tanah / (1+wn) gr/cm3
MODUL 6 : UJI KEPADATAN PASIR ( (SAND CONE TEST) 29

Gambar. Pengujian Sand Cone

Catatan :
..............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
Gambar.1 Alat Uji Kepadatan Tanah
..............................................................................
dengan Konus Pasir
..............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
UJI SAND CONE ..............................................................................
..............................................................................
Nama Instansi : Universitas Pembangunan ..............................................................................
Jaya Kedalaman tanah : _________
Nama Proyek : Praktikum Mekanika Tanah Nama operator : _________
Lokasi Proyek : _________________________ Nama engineer : _________
Deskripsi Tanah : _________________________ Tanggal : _________
MODUL 7: UJI HIDROMETER 30

MODUL 7: UJI HIDROMETER

1. LINGKUP
Metode ini mencakup penentuan dari yaitu diameter dari bola fiktif yang terdiri
distribusi ukuran butir tanah yang lolos dari material yang sama dan mempunyai
saringan No. 200, tetapi dilaksanakan pada kecepatan pengendapan yang sama dengan
tanah yang lolos saringan no. 10 butir tanah yang sesungguhnya.
2. DEFINSI 2. Tempat dimana butir tanah mengendap
adalah semi tak berhingga dan hanya
 Silt/lanau adalah tanah dengan ukuran ditinjau satu butir saja, pada kenyataannya
butir antara 0.002 mm - 0.075 mm tempatnya adalah terhingga dan butirnya
 Clay/lempung adalah tanah dengan ukuran saling mempengaruhi satu sama lain; hal
butir lebih kecil dari 0.002 mm ini diatasi dengan hanya mengambil
 Aktivitas tanah : jumlah tanah yang relatif sedikit 50 gram
dalam 1 liter, sehingga keberatan di atas
𝐼𝑃
𝐴= dapat diabaikan.
%fraksi tanah lempung
3. Berat jenis yang dipergunakan adalah
berat jenis rata-rata, dalam kenyataannya
3. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA
berat jenis masing-masing butir tanah
APLIKASI
adalah tidak sama dengan rata-ratanya,
Analisis hidrometer adalah suatu cara dari tetapi dalam hal ini tidak merupakan
analisis distribusi ukuran butir tanah keberatan yang berarti
berdasarkan sedimentasi tanah dalam air.
Analisis hidrometer ini bertujuan untuk 6. PERALATAN DAN BAHAN
mengetahui pembagian ukuran butir tanah
yang berbutir halus. Alat-alat yang digunakan :

4. MANFAAT a. Satu buah hidrometer tipe ASTM -


152 H
Manfaat hasil uji ini adalah untuk b. Dua buah tabung gelas dengan
perbandingan dengan sifat tanah yang volume
ditentukan dari uji batas-batas Atterberg dan c. 1000 cc
untuk menentukan aktivitas tanah
d. Stopwatch
5. KETERBATASAN e. Mixer dan mangkoknya
Dasar perhitungan di atas adalah hukum f. Air gelas (defloculating agent atau
Stokes; yang mempunyai keberatan antara dispersing agent), digunakan dengan
lain : maksud mencegah penggumpalan
butir-butir tanah dalam larutan.
1. Butir-butir tanah dianggap seperti bola,
g. Timbangan dengan ketelitian 0.01 g
sedangkan kenyataannya tidak
h. Termometer
demikian. Untuk mengatasi hal ini
i. Dish
maka digunakan diameter ekuivalen
j. Oven
MODUL 7: UJI HIDROMETER 31

k. Aquades Meniscus correction diperoleh dengan


cara pembacaan permukaan air yang
7. KETENTUAN mendatar dikurangi dengan zero
correction.
 Alat pengaduk (mixer) harus
dilengkapi dengan striring paddle
yang dapat diputar dengan kecepatan 9. PROSEDUR UJI
lebih dari 10000 rpm.
 Hidrometer menggunakan standar 1) Larutan dimasukkan ke dalam satu
ASTM untuk membaca berat jenis tabung gelas dan tambah air hingga
larutan atau gram per liter larutan volumenya 1000 cc. Tabung gelas
(lihat Gbr. 2)
yang satu lagi diisi dengan air untuk
 Larutan tanah harus diendapkan pada
temperatur konstan (20 0C), salah satu tempat hidrometer.
metodenya adalah dengan 2) Tabung yang berisi larutan tanah
menggunakan water bath. dikocok selama 30 detik, hidrometer
dimasukkan. Pembacaan dilakukan
8. PERSIAPAN UJI pada menit ke 0, 1, 2, 4 dengan
1) Siapkan contoh tanah dengan catatan untuk tiap-tiap pembacaan,
mengayak contoh tanah tersebut hidrometer hanya diperkenankan 10
hingga lolos saringan No. 200 detik dalam larutan,
2) Contoh tanah yang digunakan 50 gr, 3) Tabung dikocok lagi dan pembacaan
diberi air dan larutan tanah dicampur diulang seperti di atas; ini dilakukan 3
dengan dispersing agent berupa kali dan diambil harga rata-ratanya.
sodium hexametaphospate sebanyak 4) Setelah ini dilanjutkan pembacaan
40 gr untuk tiap liter larutan. Air yang tanpa mengocok, pembacaan
digunakan harus aquades. Kemudian dilakukan pada menit ke 8, 60, 30, 45,
diaduk dengan mixer selama 15 menit. 90, 210, 1290, 1440. Pada tiap-tiap
3) Sambil menunggu larutan di mixer, pembacaan hidrometer diangkat dan
dilakukan koreksi pembacaan diukur temperaturnya.
hidrometer, yaitu Meniscus Correction 5) Setelah semua pembacaan selesai,
dan Zero Correction, dengan cara : larutan dituang dalam dish yang telah
- Isi tabung gelas dengan aquades ditimbang beratnya; kemudian
volumenya 1000 cc. dimasukkan dalam oven selama 24
- Masukkan hidrometer dalam jam pada temperatur 105-110⁰C
tabung gelas tersebut lalu untuk mendapatkan berat keringnya.
dilakukan pembacaan pada ujung 6) Dari percobaan di atas dapat dihitung
permukaan air yang menempel persen lebih halusnya, dan dengan
pada pada permukaan hidrometer. menggunakan chart dapat dihitung
Pembacaan ini yang disebut zero ekuivalennya.
correction, dengan ketentuan bila 7) Dari hasil perhitungan di atas dapat
di atas angka 0 (nol) berharga dibuat grain size distribution curve-
negatif dan bila di bawah angka 0 nya.
(nol) berharga positif.
MODUL 7: UJI HIDROMETER 32

10. PERHITUNGAN DAN PELAPORAN Gaya ke atas = 4/3 π.R3.𝛾w.g = B


HASIL UJI
Jadi untuk butiran yang jatuh dalam larutan
Perhitungan :
4/3 π.R3.𝛾w.g + 6π. ᶯ.R. v = 4/3 π.R3.𝛾s.g
1. Rumus :
𝑅𝑐 × 𝑎 Sehingga :
%Finer = 𝑥100%
𝑊𝑠 2𝑅 2 𝑔
ket : 𝑣= (𝛾𝑠 − 𝛾𝑤 )
9ᶯ
1 𝐷𝑥𝑔
a = Faktor Koreksi 𝑣= (𝛾𝑠 − 𝛾𝑤 )
1,65𝑥𝐺𝑠 18 ᶯ
=
2,65𝑥(𝐺𝑠 − 1)
di mana :
= atau dapat juga dilihat dari Tabel 2
D = diameter butir
Rc = koreksi pembacaan hidrometer
v = kecepatan terminal
= Ra - C0 - Ct
Ra = pembacaan hidrometer sebenarnya s = berat isi butir
C0 = koreksi nol (zero correction) w = berat isi air = 1 gr/cm3
Ct = koreksi suhu, dilihat dari Tabel 3  = viskositas larutan (air)
s = Gs. 𝛾w = Gs
2. Rumus :
𝐿
𝐷 = 𝐾√
𝑡

dimana :
D = diameter butir (mm)
L = effective depth (cm), dari Tabel 5
t = elapsed time (menit) Bila partikel atau butir berdiameter D jatuh
 = viskositas aquades (poise),(tabel 1) pada ketinggian L cm dalam waktu t menit,
Gs = specific gravity of soil maka :
Gw = specific gravity of water, (tabel 1)
30  1800 ×  × 𝐿
𝐾=√ 𝐷=√ =
𝑔(𝐺𝑠 − 𝐺𝑤) (𝐺𝑠 − 𝐺𝑤 ) × 𝑡 × 𝑔
11. LAMPIRAN
30 ×  × 𝐿 𝐿
Pembuktian rumus Stokes 𝐷=√ = 𝐾√
(𝐺𝑠 − 𝐺𝑤 ) × 𝑡 × 𝑔 𝑡
Gaya geseran F = 6π. ᶯ.R. v
Berat = mg = 4/3 π.R3.𝛾s.g
MODUL 7: UJI HIDROMETER 33

Tabel 1. Properties of Distilled Water

Temperatur Specific Viscocity


Gravity of of Water,
(⁰C) Water, Gw 
4 1.00000 0.01567
16 0.99897 0.01111
17 0.99889 0.01083
18 0.99862 0.01056
19 0.99844 0.01030
20 0.99823 0.01005
21 0.99802 0.00981
22 0.99780 0.00958
23 0.99757 0.00936
24 0.99733 0.00914
25 0.99708 0.00894
26 0.99682 0.00874
27 0.99655 0.00855
28 0.99627 0.00836
29 0.99598 0.00818
30 0.99568 0.00801

Tabel.2 Correction Factor for Unit Weight of Solid

Unit Weight of Correction


Soil Solid, Gs Factor, a
2.85 0.96
2.80 0.97
2.75 0.98
2.70 0.99
2.65 1.00
2.60 1.01
2.55 1.02
2.50 1.04
MODUL 7: UJI HIDROMETER 34

Tabel 3. Properties Correction Factor

Temperatur Ct
(⁰C)

15 -1.10
16 -0.90
17 -0.70
18 -0.50
19 -0.30
20 0.00
21 0.20
22 0.40
23 0.70
24 1.00
25 1.30
26 1.65
27 2.00
28 2.50
29 3.05
30 3.80

Tabel . 4 Values of K for Several Unit Weight of Soil Solids and Temperature
Combination
Temperatur Unit Weight of Soil Solid
(⁰C) 2.50 2.55 2.60 2.65 2.70 2.75 2.80 2.85
16 0.0151 0.0148 0.0146 0.0144 0.0141 0.0139 0.0137 0.0136
17 0.0149 0.0146 0.0144 0.0142 0.0140 0.0138 0.0136 0.0134
18 0.0148 0.0144 0.0142 0.0140 0.0138 0.0136 0.0134 0.0132
19 0.0145 0.0143 0.0140 0.0138 0.0136 0.0134 0.0132 0.0131
20 0.0143 0.0141 0.0139 0.0137 0.0134 0.0133 0.0131 0.0129
21 0.0141 0.0139 0.0137 0.0135 0.0133 0.0131 0.0129 0.0127
22 0.0140 0.0137 0.0135 0.0133 0.0131 0.0129 0.0128 0.0126
23 0.0138 0.0136 0.0134 0.0132 0.0130 0.0128 0.0126 0.0124
24 0.0137 0.0134 0.0132 0.0130 0.0128 0.0126 0.0125 0.0123
25 0.0135 0.0133 0.0131 0.0129 0.0127 0.0125 0.0123 0.0122
26 0.0131 0.0131 0.0129 0.0127 0.0125 0.0124 0.0122 0.0120
27 0.0132 0.0130 0.0128 0.0126 0.0124 0.0122 0.0120 0.0119
28 0.0130 0.0128 0.0126 0.0124 0.0123 0.0121 0.0119 0.0117
29 0.0129 0.0127 0.0125 0.0123 0.0121 0.0120 0.0118 0.0116
30 0.0128 0.012.6 0.0124 0.0122 0.0120 0.0118 0.0117 0.0115
MODUL 7: UJI HIDROMETER 35

Tabel.5 Value of L (Effective Depth) for Use in Stokes Formula for Diameter of Particles
from ASTM Soil Hydrometer 152 H

Original Hyd. Effective Original Hyd. Effective


Reading Depth, L (cm) Reading Depth, L (cm)
(Corrected for (Corrected for
Meniscus Only) Meniscus Only)
0 16.3 31. 11.2
1 16.1 1 11.1
2 16.0 2 10.9
3 15.8 3 10.7
4 15.6 4 10.5
5 15.5 5 10.4
6 15.3 6 10.2
7 15.2 7 10.1
8 15.0 8 9.9
9 14.8 9 9.7
10 14.7 10 9.6
11 14.5 11 9.4
12 14.3 12 9.2
13 14.2 13 9.1
14 14.0 14 8.9
15 13.8 15 8.8
16 13.7 16 8.6
17 13.5 17 8.4
18 13.3 18 8.3
19 13.2 19 8.1
20 13.0 20 7.9
21 12.9 21 7.8
22 12.7 22 7.6
23 12.5 23 7.4
24 12.4 24 7.3
25 12.2 25 7.1
26 12.0 26 7.0
27 11.9 27 6.8
28 11.7 28 6.6
29 11.5 29 6.5
30 11.4
MODUL 7: UJI HIDROMETER 36

KURVA DISTRIBUSI UKURAN BUTIR


UJI HIDROMETER
Nama Instansi : Universitas Pembangunan Jaya Kedalaman tanah : _________
Nama Proyek : Praktikum Mekanika Tanah Nama operator : _________
Lokasi Proyek : _________________________ Nama engineer : _________
Deskripsi Tanah : _________________________ Tanggal : _________

Persentase gravel (%)


Persentase coarse to medium sand, (%)
Persentase fine sand (%)
Persentase silt-clay, (%)
𝐷10
𝐷60
𝐷30
𝐷60
𝐶𝑢 =
𝐷10
2
𝐷30
𝐶𝑐 =
𝐷60 𝑥𝐷10
MODUL 7: UJI HIDROMETER 37

UJI HIDROMETER
Nama Instansi : Universitas Pembangunan Jaya Kedalaman tanah : _________
Nama Proyek : Praktikum Mekanika Tanah Nama operator : _________
Lokasi Proyek : _________________________ Nama engineer : _________
Deskripsi Tanah : _________________________ Tanggal : _________

Date I II III Average


Elapsed
Time Actual Actual Actual Actual
t Temp Hyd. Temp Hyd. Temp Hyd. Temp Hyd.
(minute) (0C) Reading (0C) Reading (0C) Reading (0 C) Reading
Ra Ra Ra Ra

0
1
2
4

Date Time of Elapsed Temp Actual Corr. % Hyd L L/t K Dia.


Reading Time (⁰C) Hyd Hyd Finer Corr. (D)mm
(t) Reading Reading Only for
minute (Ra) (Re) Meniscus
(R)
0
1
2
4
8
16
30
45
90
210
1290
1440
MODUL 8 : UJI GESER LANGSUNG 38

MODUL 8 : UJI GESER LANGSUNG

1. LINGKUP  dicapai setelah kuat geser puncak


Pedoman ini mencakup metode dilampaui.
pengukuran kuat geser tanah  Dilatansi adalah pengembangan
menggunakan uji geser langsung UU. volume tanah saat dikenai tegangan
Interpretasi kuat geser dengan cara ini geser
bersifat langsung sehingga tidak dibahas
secara rinci
3. MAKSUD DAN TUJUAN
2. DEFINISI Maksud dari uji geser langsung adalah untuk
 Gaya normal adalah gaya yang memperoleh besarnya tahanan geser tanah
bekerja tegak lurus terhadap bidang pada tegangan normal tertentu. Tujuannya
yang ditinjau. adalah untuk mendapatkan kuat geser tanah
 Gaya geser adalah gaya yang bekerja
secara menyinggung atau sejajar 4. MANFAAT
bidang yang ditinjau.
 Tegangan normal (n) adalah gaya Hasil uji geser langsung dapat digunakan
normal per satuan luas. untuk analisis kestabilan dalam bidang
geoteknik, diantaranya untuk analisis
 Tegangan geser() adalah gaya geser
kestabilan lereng, daya dukung pondasi,
per satuan luas.
analisis dinding penahan, dan lain-lain
 Peralihan (displacement) adalah
perpindahan horisontal suatu bidang
geser relatif terhadap bidang lain 5. KETERBATASAN
dalam arah kerja gaya geser.
Uji geser langsung tidak dapat mengukur
 Kohesi(cu) adalah kuat geser tanah
tekanan air pori yang timbul saat penggeseran
akibat gaya tarik antar partikel.
dan tidak dapat mengontrol tegangan yang
 Sudut geser dalam () adalah
terjadi di sekeliling contoh tanah.
komponen kuat geser tanah akibat
Di samping itu keterbatasan uji geser
geseran antara partikel.
langsung yang lain adalah karena bidang
 Kuat geser adalah tegangan geser
runtuh tanah ditentukan, meskipun belum
maksimum yang dapat ditahan oleh
tentu merupakan bidang terlemah.
suatu bidang (dalam tanah) di bawah
kondisi tertentu.
6. PERALATAN
 Kuat geser puncak(peak strength)
adalah kuat geser tertinggi pada suatu Alat-alat yang digunakan :
rentang peralihan atau regangan  Shear box / kotak geser
tertentu. Terdiri dari 2 buah rangka untuk
memegang contoh tanah dengan baik dan
 Kuat geser residual adalah tahanan
dapat disatukan satu sama lain dengan
geser tanah pada regangan atau sekrup pada waktu konsolidasi. Kedua
peralihan yang besar yang bersifat rangka diusahakan mempunyai bidang
konstan. Kuat geser residual ini persentuhan yang sekecil mungkin untuk
39

mengurangi gesekan. Kedua rangka  Dolly, untuk memindahkan contoh tanah


terletak di dalam kotak yang dapat diisi dari ring ke shear box
air untuk merendam contoh tanah selama  Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr
percobaan berlangsung. Rangka bagian  Kertas filter
atas mempunyai dudukan yang  Oven
dihubungkan dengan piston yang  Stopwatch
berhubungan dengan proving ring.  Pisau dan palet
Proving ring ini dipergunakan untuk
mengukur gaya geser horisontal yang
digunakan untuk menggeser contoh
tanah.
 Bagian untuk menggeser shear box
Dilengkapi dengan sistem transmisi yang
memungkinkan diganti-gantinya
kecepatan penggeseran yaitu dengan
mengganti susunan gigi transmisinya.
Penggeseran horisontal ini dapat
dilakukan secara manual atau dengan
menggunakan motor listrik.

Gambar.2 Urutan Pemasangan Alat Shear


Box

Gambar.1 Skema Alat Uji Geser Langsung


7. KETENTUAN
 Proving ring  Alat yang digunakan harus dalam
 Dial untuk mengukur deformasi vertikal keadaan baik dan proving maupun alat
dan horizontal
pengukur yang lain telah dikalibrasikan.
 Beban konsolidasi
 Batu pori dari bahan yang tidak berkarat  Contoh tanah harus representatif atau
(k = 0.1 cm/det) mewakili kondisi yang akan terjadi di
 Pelat untuk menjepit contoh tanah lapangan.
 Ring untuk mengambil/mencetak contoh
tanah dari tabung sampel
40

Gambar. 3 Alat Uji Geser Langsung


41

8. PERSIAPAN BENDA UJI


A. PERSIAPAN ALAT UJI
Sebelum mengoperasikan peralatan, harus
pemeriksaan terhadap :

- Ketersediaan minyak pelumas


- Kesesuaian sumber arus listrik
yang dipergunakan
Gambar.4 Memasukkan contoh tanah kohesif
Lengan beban dalam kedudukan ke dalam shear box
horisontal. Penyetelan dilakukan
dengan menaikturunkan beam jack dan
dengan memperhatikan counter 9. PROSEDUR UJI
balanced lever loading arm 1. Siapkan semua peralatan yang
diperlukan
B. PERSIAPAN CONTOH TANAH 2. Keluarkan shear box dari tempat
airnya.Jadikan satu shear box bagian
Contoh tanah non-kohesif atas dan bawah dengan memasang baut
Dibentuk dengan langsung dengan penguncinya.
Masukkan pelat dasar pada bagian
meletakkan tanah non-kohesif pada shear
paling bawah dari shear box dan
box dengan kepadatan yang sesuai tanah diatasnya dipasang batu pori yang
asli, atau sesuai dengan kepadatan tanah sebelumnya telah dicelupkan dalam
kompaksi. Berat contoh tanah harus aquades atau direbus dahulu untuk
ditimbang. mengeluarkan udara yang ada di dalam
pori-porinya. Diatas batu pori diberi
Contoh tanah kohesif kertas filter yang sebelumnya juga
telah dicelupkan dalam aquades. Dan
Dibentuk dengan menekan ring contoh
diatas kertas filter ini dimasukkan pelat
tanah ke dalam tabung sampel. Setelah berlubang yang beralur, alur ini harus
kedua sisinya dipotong dan dirapikan, menghadap keatas dan arah alurnya
maka contoh harus tegak lurus arah penggeseran,
hal ini dimaksudkan agar contoh tanah
benar-benar terjepit secara kuat pada
tanah ditimbang beratnya, supaya dapat waktu dilakukan penggeseran.
Masukkan kembali shear box ke dalam
diketahui berat isi dan kadar air awalnya. tempat airnya. Dan tempatkan
Selanjutnya contoh tanah dipindahkan ke kedudukannya dengan
dalam shear box dengan cara menekan mengencangkan dua buah baut
contoh tanah yang ada di dalam ring penjepit yang ada.
dengan dolly atau tangan. 3. Masukkan contoh tanah ke dalam
shear box dengan susunan
Contoh tanah kohesif kompaksi dengan sebagaimana ditunjukkan Gbr. 2.
kepadatan tertentu dibentuk di dalam ring 4. Atur agar pelat pendorong tepat
contoh tanah. Dicari dahulu berat contoh menempel pada shear box bagian
tanah yang harus diisikan agar diperoleh bawah.
Cara menggerakkannya ialah:
kepadatan yang dimaksudkan.
Lepaskan kunci penggerak manual
42

dengan menarik clutch, sekarang


penggeser dapat digerakkan dengan
memutar handwheel. Memutar
handwheel searah jarum jam akan
menyebabkan pergeseran ke
kanan/maju dan sebaliknya.
Setelah penggeser tepat bersinggungan
dengan shear box bagian bawah, maka
kembalikan lagi clutch pada
kedudukan terkunci, yaitu dengan
jalan menarik dan memutarnya. Gambar.5. Susunan gigi penggerak
5. Piston proving ring diatur agar tepat dan gigi putar
menyinggung shear box bagian atas,
ini berarti proving ring belum
menerima beban. Jadi dial proving ring
juga harus diatur tepat pada nol,
demikan juga dial pengukur deformasi
horisontal.
6. Atur kedudukan loading yoke dalam
posisi kerja, tempatkan juga
kedudukan dial untuk mengukur
Gambar.6 Posisi Gigi
deformasi vertikal. Atur kedudukan
dial ini pada posisi tertentu.
7. Siapkan beban konsolidasinya. Lengan
pembebanan ini mempunyai
perbandingan panjang 1:10, jadi beban
yang bekerja juga mempunyai
perbandingan 1 :10. Gambar.7 Control Panel
8. Contoh tanah siap digeser, dengan
lebih dahulu menentukan kecepatan 11. Lakukan pencatatan waktu pada saat
penggeserannya. penggeseran dimulai dan amati bahwa
9. Atur susunan gigi agar kecepatan jarum dial proving ring dan dial
penggeseran sesuai dengan yan deformasi horisontal mulai bergerak,
diinginkan.Kecepatan penggeseran apabila kedua jarum dial tersebut tidak
yang umumnya dipakai ialah : 0,30 bergerak berarti ujung dial tersebut
mm/menit. belum menyentuh, hentikan dengan
10. Periksa sekali lagi apakah jarum dial mematikan tombol B D, dan atur ujung
proving ring dan dial deformasi dial pada kedudukan yang
horisontal tepat pada posisi normal. tepat.Lakukan pembacaan dan
Sekarang penggeseran dapat dimulai, pencatatan dial proving ring, dial
tapi jangan lupa melepaskan kedua deformasi vertikal atau dial settlement,
baut yang menyatukan shear box tiap dial deformasi horisontal bergerak
bagian atas dan bawah. Periksa juga 20 divisi.Lakukan pembacaan sampai
clutch, apakah sudah contoh tanah runtuh, yang dapat
terkunci. Hidupkan tombol POWER, diketahui dari dial proving ring yang
lampu indikator akan menyala. mulai turun. Setelah mencapai
Penggeseran dapat dimulai dengan maksimum lakukan pembacaan terus
menekan tombol B D, karena posisi sebanyak 4 kali. Atau hentikan
gigi pada D.
43

penggeseran kalau dial proving ring contoh tanah yang sudah runtuh
sudah mencapai 670 divisi. (setelah dikembalikan lagi sampai
12. Setelah penggeseran selesai, maka tegangan gesernya nol).
kembalikan shear box pada posisi
 Gaya geser diperoleh dari pembacaan
sebelum digeser, dengan menggerak
mundur secara manual. Lepaskan proving ring dial x kalibrasi proving
beban konsolidasi dan keluarkan shear ring
𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟
box dari tempatnya.  Tegangan Geser = 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝐴𝑐
13. Keluarkan contoh tanah dari shear box,
timbang berat contoh tanah ini dan
masukkan oven selama 24 jam dalam Bila luas tampang hendak dikoreksi
suhu 105C, untuk mengetahui kadar gunakan, gunakan faktor koreksi yang
air akhirnya. sesuai.
14. Ulangi semua prosedur di atas dengan  Misalkan kecepatan penggeseran yang
dua buah contoh tanah lagi, tetapi didapatkan dari perhitungan = 0,30
dengan menggunakan tegangan mm/menit dari tabel Kecepatan Alat :
normal yang lain. Gigi penggerak = 36
Gigi putar = 54
15. PELAPORAN HASIL UJI Posisi gigi pada = A
Laporan hasil uji harus memberikan Keterangan :
informasi : Nama instansi / perusahaan, Gigi penggerak : gigi yang
Nama proyek, Lokasi, Deskripsi tanah, menggerakkan (sebelah kiri)
Tanggal pengujian, Kedalaman tanah, Gigi putar : gigi yang digerakkan
Nama operator, Nama engineer yang (sebelah kanan)
bertanggung jawab
Interpretasi uji geser langsung :
- Isi Tabel Uji Geser Langsung
- Plot grafik Peralihan Horisontal vs
Tabel.1 Tabel kecepatan Alat
Tegangan
- Geser
- Plot grafik Peralihan Horisontal vs
Pergerakan Vertikal
- Plot Tegangan Geser Maksimum
untuk setiap
- tegangan normal yang diberikan, tarik
garis lurus terbaik (regresi) dari ketiga Koreksi luas penampang :
titik tersebut,sehingga diperoleh c dan
 Untuk contoh tanah empat persegi
denganpanjang sisi a :
16. LAMPIRAN 𝐴𝑐 = 𝑎(𝑎 − 𝛿)
 Percobaan Uji Geser Langsung ini juga
dapat digunakan untuk menentukan Untuk contoh tanah silinder dengan
besarnya kuat geser residual (tegangan diameter D:
sisa yang masih ada di dalam tanah 𝐷2 𝛿
setelah tanah mengalami regangan 𝐴𝑐 = (𝜃 − sin 𝜃)
2 𝐷
yang besar). Tegangan sisa ini
𝛿
diperoleh dengan menggeser lagi Dimana 𝜃 = 𝑐𝑜𝑠 −1 (𝐷) dalam radian
44
45

UJI GESER LANGSUNG UU


Nama Instansi : Universitas Pembangunan Jaya Kedalaman tanah : _________
Nama Proyek : Praktikum Mekanika Tanah Nama operator : _________
Lokasi Proyek : _________________________ Nama engineer : _________
Deskripsi Tanah : _________________________ Tanggal : _________

PENGUKURAN AWAL
Diameter, D = …………cm Luas,A = ………cm
Tinggi, H = …………cm Volume, V = ………cm
Berat,W = ………….gr  = ……….gr
Kadar air, w = ………….% d = ………%
Angka pori, e = ……………

PENGGESERAN
Mesin no. = ………… Proving ring No. = ……….
Kalibrasi = …………kg/div Tegangan normal = ………kg/cm2
Kecepatan peralihan = ………….mm/mnt

Load Pergerakan vertikal


Peralihan Beban Luas Teganga
Wakt Dial Pembacaa Pergeraka
Horisonta horizonta koreks n Geser
u Readin n dial n vertikal
l
g l (kg) i (cm2) (kg/cm2)
(div) (mm)
46

UJI GESER LANGSUNG UU


Nama Instansi : Universitas Pembangunan Jaya Kedalaman tanah : _________
Nama Proyek : Praktikum Mekanika Tanah Nama operator : _________
Lokasi Proyek : _________________________ Nama engineer : _________
Deskripsi Tanah : _________________________ Tanggal : _________
Tegangan Geser (kg/cm2)

Peralihan horisontal (mm)


47

UJI GESER LANGSUNG UU


Nama Instansi : Universitas Pembangunan Jaya Kedalaman tanah : _________
Nama Proyek : Praktikum Mekanika Tanah Nama operator : _________
Lokasi Proyek : _________________________ Nama engineer : _________
Deskripsi Tanah : _________________________ Tanggal : _________
Pergerakan vertikal(mm)

Peralihan horisontal (mm)


48

UJI GESER LANGSUNG UU


Nama Instansi : Universitas Pembangunan Jaya Kedalaman tanah : _________
Nama Proyek : Praktikum Mekanika Tanah Nama operator : _________
Lokasi Proyek : _________________________ Nama engineer : _________
Deskripsi Tanah : _________________________ Tanggal : _________
Tegangan geser maks (kg/cm2)

Tegangan normal (kg/cm2)

c = ………………..kg/cm2

 = ………………..⁰

Anda mungkin juga menyukai