Anda di halaman 1dari 5

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan

RESENSI BUKU

Judul : Filsafat Ilmu Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan


Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan
Penulis : Mohammad Muslih
Penerbit : Belukar Yogyakarta
Cetakan : I, 2005
Tebal : XI + 269 halaman

Kajian Atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu


Pengetahuan.

Filsafat Ilmu, sebagai cabang dari pengertian Filsafat Ilmu itu sendiri,
Ilmu Filsafat dapat dipandang dari hakikat ilmu pengetahuan, asumsi
dua sisi, sebagai sebuah disiplin ilmu dasar proses keilmuan, pembahasan
dan sebagai landasan filosofis proses ringkas tentang paradigma keilmuan,
keilmuan. Filsafat Ilmu membicarakan variasi teori-teori keilmuan,
objek khusus yaitu ilmu pengetahuan metodologi baru bagi ilmu-ilmu sosial,
sebagai kajiannya. Lebih jauh Filsafat dan perkenalan dengan epistemologi
ilmu sekaligus juga merupakan Islam.
kerangka dalam proses penggalian
ilmu atau memberikan perspektif Banyak orang menganggap
untuk melihat hakikat ilmu dan bahwa Filsafat Ilmu identik dengan
menjelaskan landasan filosofisnya. Sejarah ilmu. Kemudian objek kajian
Filsafat Ilmu dapat menjadi
Buku ini dapat dianggap sebagai berhmpitan dengan Sosiologi Ilmu.
sebuah buku teks bagi mahasiswa Buku ini dapat menjelaskan
atau bacaan yang menarik bagi perbedaan itu, dan menekankan
pembaca umum yang mempunyai bahwa Sosiologi ilmu lebih
minat pada filsafat, karena buku ini membahas kaitan antara proses
memberikan penjelasan dasar keilmuan tertentu dengan faktor-faktor
tentang Ilmu Filsafat. Penjelasan lain di luar keilmuan, misalnya
diberikan dengan sangat gamblang ideologi, tradisi, keagamaan, otoritas
dan dengan bahasa yang sangat politik, dan ekonomi.
mudah dimengerti. Ini menjadi daya
tarik tersendiri dan membedakannya Filsafat Ilmu merupakan
dari buku-buku ‘berbau’ filsafat pemikiran reflektif, radikal, kritis, dan
lainnya. mendasar atas berbagai persoalan
mengenai ilmu pengetahuan. Filsafat
Pembahasan dalam buku ini lebih Ilmu menjadi sangat penting artinya
difokuskan pada tema-tema yang untuk melihat rancang bangun
berkaitan dengan Ilmu-Ilmu Sosial keilmuan, baik ilmu kealaman,
dan ke-Islaman. Pembahasan kemasyarakatan (sosial), dan
mencakup penjelasan tentang humanitas (termasuk ke – Islaman),

Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 2006 56


Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan
sekaligus menganalisis kosekuensi Wolff. Rasionalisme menganggap
logis dari pola pikir yang bahwa sumber pengetahuan
mendasarinya, sehingga ekses-ekses manusia adalah rasio. Berpkirlah
yang ditimbulkan dapat dipahami dan yang membentuk pengetahuan.
akhirnya dapat dikontrol dengan baik Manusia sebagai subjek timbulnya
(hal 29). Untuk memahami lebih jauh pengetahuan, adalah makhluk yang
proses dan hasil keilmuan pada jenis berpikir. Pada gilirannya, berdasarkan
ilmu apapun, ditentukan oleh pengetahuan dari hasil berpikir itulah
landasan filosofis, asumsi dasar atau manusia berbuat dan menentukan
paradigma, dan kerangka teori ilmu tindakannya. (hal. 52).
tersebut.
Berbeda dari rasionalisme yang
Selain membahas ilmu-ilmu menekankan pada rasio empirisisme
umum sebagai objek kajiannya, menjadikan pengalaman sebagai
hampir pada sepertiga bagian buku ini sumber utama pengetahuan, baik itu
membahas ilmu-ilmu ke – Islaman pengalaman lahiriah maupun batiniah.
sebagai kajian Filsafat Ilmunya. Di antara ahli yang mengemukakan
Namun penjelasan tentang objek teori ini, terdapat nama Francis
kajian ilmu umum yang berorientasi Bacon, Thomas Hobbes, John Lock,
ilmu sains (Barat) sungguh Berkeley, dan yang terpenting adalah
merupakan penjelasan yang sangat David Hume.
baik untuk menjadi acuan sekaligus
pembanding bagi konsep-konsep David Hume menerapakan
filsafat dengan objek kajian ilmu ke – prinsip-prinsip empirisisme secara
Islaman. radikal dan kosisten. Hume
digambarkan sebagai orang yang
Bagian pertama dari buku ini menentang asumsi dan teori
membahas betapa persoalan ilmu sebelumnya yaitu rasionalisme,
pengetahuan bukanlah sesuatu yang teologi Katholik, Deis, dan Anglikan,
sudah mapan dan tanpa mengandung bahkan menentang sesama teoritisi
persoalan. Persoalan yang empirisisme sebelumny yaitu Lock
ditimbulkan pada perbedaan dan Berkeley. Pemikiran Hume
pandangan antara tradisi empiris tentang empirisisme ini lebih jauh
(Inggeris), dan pragmatis (Amerika), menjelaskan reaksinya terhadap
membawa konsekuensi yang cukup konsep substansi dan kausalitas.
besar terhadap rancang bangun dan
konsep suatu ilmu pengetahuan yang Teori kritisisme oleh Imanuel Kant
dikemukakan para ilmuan. juga dijelaskan dengan sangat
gamblang. Kant yang hidup pada
Pembahasan tentang asumsi- puncak perkembangan abad
asumsi dasar proses keilmuan Pencerahan atau ”Aufklaaruung”
manusia dibahas mulai pada sangat dipengaruhi oleh paham
spektrum yang paling kiri rasionalisme rasionalitas. Namun Kant mempunyai
sampai ke spektrum yang paling kegelisahan akadmik tentang
kanan yaitu intuisionisme. kemajuan yang dicapai manusia, dan
Pembahasan tentang rasionalisme bagaimana manusia menemukan
dimulai dari Descartes sampai kepada hukum alam (metafisika). Disini
Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 2006 57
Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan
digambarkan bagaimana Kant hubungan yang berbeda dengan
mencari prinsip yang ada dalam berbagai jenis keilmuan. Ilmu-ilmu
tingkah laku dan kecenderungan eksakta biasanya menganut
manusia dan menemukan hukum paradigma positivisme dan pos-
alam dari hakikat dibaliknya. positivisme, sedangkan ilmu-ilmu
sosial menganut paradigma critical
Asumsi dasar ilmu pengetahuan theory atau construktivisme.
yang lain adalah intuisionisme.
Dipelopori oleh Henry Bergous, aliran Penjelasan tentang konsep-
ini mengemukakan bahwa intuisi konsep di atas disajikan secara
merupakan sarana untuk mengetahui sistematis dan mengalir sesuai
secara langsung pengetahuan yang dengan perkembangan sejarah
sempurna, tanpa mengabaikan peran munculnya konsep tersebut, lengkap
akal dan inderawi. Intuisi adalah naluri dengan latar belakang pencetusnya.
(instinct) yang menyusun kesadaran
diri sendiri dan dapat menuntun kita Untuk memahami beberapa teori
kepada kehidupan dalam (batiniyah). keilmuan dan paradigma keilmuan
Jika intuisi dapat meluas, maka ia yang ada penulis buku ini
dapat memberi petunjuk dalam hal- mengemukakan pemikiran-pemikiran
hal yang vital. filsuf yang mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan filsafat ilmu.
Pembahasan tentang paradigma Salah seorang filsuf tersebut adalah
ilmu dimulai dari apa yang Bacon (1561-1626) yang terkenal
dikemukakan oleh Thomas Kuhn. dengan pernyataannya Science is
Kuhn mendefinisikan paradigma power ’ilmu pengetahuan adalah
sebagai seperangkat keyakinan kekuasaan’. Menurut Bacon sejak
manusia yang memandu tindakan- awal manusia ingin menguasai alam,
tindakan kita baik dalam keseharian tetapi logika hanya membawa
maupun dalam penyelidikan ilmiah. kerugian daripada keuntungan. Akan
Paradigma ilmu pada dasarnya berisi tetapi, Bacon memberikan solusi
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan bahwa agar dapat menguasai alam,
fundamental proses keilmuan manusia harus mengenalnya lebih
manusia: yaitu bagaimana, apa, dan dekat melalui eksperimen dan
untuk apa, dengan dirumuskan observasi (hal 110).
menjadi beberapa dimensi ontologis,
epistemologis, axiologis, retoris, dan Selain itu, Bacon mengemukakan
dimensi metodologis. bahwa jiwa manusia mempunyai
kemampuan triganda, yaitu ingatan
Dimulai dari abad Pencerahan (memoria), khayal (imaginatio), dan
sampai era globalisasi sekarang ini, akal. Ketiga hal tersebut merupakan
ada 4 paradigma ilmu yang dasar bagi pengetahuan. Ingatan
dikembangkan oleh para ilmuan menyangkut apa yang sudah diselidiki
dalam menemukan ilmu dan dipikirkan; khayal berkaitan
pengetahuan. Mereka adalah dengan keindahan, misalnya dalam
positivism, post-positivism, critical sastra; akal menghasilkan apa yang
theory, dan constructivism. Keempat disebut ilmu dan filsafat.
paradigma tersebut mempunyai
Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 2006 58
Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan
Dibahas pula pandangan filsuf kesatuan, yaitu fenomenologi,
lain yang mengatakan bahwa dunia hermenetik, dan teori kritis.
keilmuan telah didominasi dan
diotorisasi oleh paradigma Dalam fenomenologi yang
positivisme. Positivisme tersebut diperkenalkan oleh Edmund Husserl
membawa isu utama masalah dibahas konsep Kant mengenai
metodologi. Metodologi inilah yang proses pengetahuan sebagai proses
merupakan salah satu cara untuk sintetis antara apriori dan aposteriori.
memperoleh pengetahuan yang sahih Kant mengakui adanya realitas
tentang kenyataan. eksternal yang ada di luar diri
manusia, tetapi manusia tidak
Beberapa filsuf, seperti Comte mempunyai sarana ilmiah untuk
menerapkan metode ilmiah ilmu-ilmu mengetahuinya. Untuk itu Husserl
alam pada ilmu-ilmu sosial dengan mengajukan metode Epoche. Selain
tujuan praktis, yaitu dengan dasar itu, Husserl mengemukakan konsep
pengetahuan tentang hukum-hukum dunia-kehidupan yang merupakan
yang mengatur masyarakat agar lebih dasar makna yang dilupakan oleh
sempurna. Pemikiran Comte ini ilmu pengetahuan. (hal 158).
disempurnakan oleh kelompok aliran
Wina. Mereka menolak perbedaan Dalam teori kritis Habermas
ilmu alam dan ilmu sosial. Mereka dijelaskan pula bahwa tugas ilmu
menganggap pernyataan yang tidak teoretis memberikan penjelasan
dapat diverifikasi secara empiris tentang sesuatu realitas sosial tanpa
(mengenai etika, estetika, agama, dan sikap berpihak dan dipengaruhi oleh
metafisika), menyatukan semua ilmu hasrat dan kepentingan tertentu,
pengetahuan dalam satu bahasa sedangkan praktik memberikan
ilmiah yang universal. Pada sesuatu pada teori. Habermas
kenyataannya proses alam dan sosial menolak sikap bebas nilai pada
berbeda karena proses alam dapat pembentukan ilmu pengetahuan.
diprediksi dan dan dikuasai secara Menurutnya semua ilmu pengetahuan
teknis, sedangkan proses sosial yang dan pembentukan teori selalu
terdiri dari tindakan manusia tidak. dibarengi oleh interest kognitif, yaitu
(hal 116-120) suatu orientasi dasar yang
mempengaruhi jenis pengetahuan
Dalam buku dipaparkan pula dan objek pengetahuan. Ada tiga
mengenai penyingkiran peranan dasar interest tersebut, Habermas
subjek dalam membentuk fakta sosial. menunjukkan implikasinya pada tiga
Hal itulah yang mendorong disiplin ilmu pengetahuan, a)
munculnya upaya untuk mencari berkaitan dengan kebutuhan manusia
dasar metodologis baru bagi ilmu akan reproduksi dan kelestarian
sosial (hal. 156) dirinya, b) berhubungan dengan
kebutuhan manusia untuk melakukan
Penulis buku menyebutkan ada komunikasi dengan sesamanya
tiga pendekatan yang menawarkan dalam praktik sosial, c) berhubungan
metodologi baru yang lebih dengan kepentingan yang mendorong
memposisikan subjek yang dapat untuk mengembangkan otonomi dan
menafsirkan objeknya sebagai satu
Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 2006 59
Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan
tanggung jawab sebagai manusia.
(hal 183).

Berkenaan dengan epistemologi


Islam, penulis buku mengemukakan
tentang konsep ”kesadaran diri” yang
menempati posisi penting dalam
filsafat. Konsep diri merupakan dasar
logika dan pengetahuan illuminasi.
Prinsip visi illuminasi memungkinkan
subjek mengetahui sesuatu
sebagaimana adanya, yaitu
mengetahui esensinya. Pengetahuan
illuminasi didasarkan pada
pengalaman ”kehadiran sesuatu”.

Pada akhir buku, penulis


mengemukakan pandangannya
bahwa problem keilmuan memiliki
dinamika dari masa ke masa.
Persoalan keilmuan ’terberat’ dewasa
ini menurut penulis buku adalah apa
yang dikenal dengan ”krisis
pengetahuan”. Krisis pengetahuan
bukanlah berkurangnya pengetahuan,
bahkan pengetahuan sekarang ini
justru bertambah. Krisis ini lebih pada
menyempitnya pengetahuan akibat
reduksi-reduksi metodologis yang
terjadi bila ada peralihan dari keadaan
lama pada keadaan baru yang belum
pasti.
(Prima Roza & Tri Sulistyaningtyas)

Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 2006 60

Anda mungkin juga menyukai