DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1. Risa Afriliyanti (17334009)
2. Olivia Octavianti (17334011)
3. Khaerunnisa (17334010)
4. Tri Yuniati (17334019)
5. Vidya Retno Prabandari (17334020)
Penyusun
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
BAB II
BAB III
BAB IV
FORMULASI ....................................................................................................................... 17
BAB V
PEMBAHASAN .................................................................................................................... 27
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 30
Menurut Rao et al, (2001), tujuan utama dari sediaan lepas lambat adalah
untuk mempertahankan kadar terapeutik obat dalam darah atau jaringan selama
waktu yang diperpanjang. Keunggulan bentuk sediaan ini menghasilkan kadar
obat dalam darah yang merata tanpa perlu mengulangi pemberian unit dosis.
Sediaan sustained release atau sediaan lepas lambat merupakan bagian dari
bentuk controlled relese. Sediaan lepas lambat merupakan sediaan yang
menyebabkan obat terlepas ke dalam tubuh dalam waktu yang lama.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud preformulasi?
2. Apa yang dimaksud formulasi?
3. Apa yang dimaksud desain dormulasi?
4. Apa definisi sediaan tablet?
5. Apa macam – macam sediaan obat tablet?
6. Apa komponen sediaan tablet?
7. Apa keuntungan dan kerugian sediaan tablet?
8. Apa contoh data preformulasi sediaan tablet?
9. Apaalat-alat yang digunakan untuk membuat sediaan tablet?
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari makalah ini tak lain adalah untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Teknologi Sediaan berupa melakukan suatu diskusi
dan mempresentasikan hasil diskusi tersebut dengan materi “Pra-Formulasi
dan Formulasi” dengan penugasan akhir yaitu penyerahan makalah dari hasil
presentasi tersebut.
A. Studi Preformulasi
1. Defenisi Preformulasi
Studi preformulasi adalah tahap pertama dalam pembentukan tablet atau
aktivitas formulasi dengan pertimbangan yang hati-hati dari data preformulasi.
Preformulasi penting bagi formulator untuk mendapatkan profil fisika-kimia
yang lengkap dari bahan-bahan aktif yang tersedia sebelum memulai suatu
aktifitas perkembangan formulai seluruh informasi ini diketahui sebagai
preformulasi (Lieberman, 1990).
Preformulasi dapat dideskripsikan sebagai tahap perkembangan yang
mana ahli farmasi mengkatagorikan sifat fisika kimia dari bahan obat dalam
pertanyaan yang manadianggap penting dalam formulasi yang stabil, efektif
dan bentuk yang aman. Beberapa parameter seperti ukuran kristal dan bentuk,
sifat ph, solubility, sifat ph stabilitas, polymorphisin, efek pembagian,
permaebilitas obat dan disolusi dievaluasi selamaevaluasi tersebut mungkin
saja terjadi. Interaksi dengan berbagai bahan – bahan inert yang dimaksudkan
untuk penggunaan dalam bentuk akhir, yang mana diketahui. Data yang
didapat dari evaluasi ini berhubungan dengan data yang didapat dari
pendahuluan farmakologi dan studi biokimia dan memberikan ahli farmasi
informasi yang mengizinkan pemilihan dari dosis yangoptimum mengandung
bahan – bahan inert yang paling diminati perkembanganya dalam
perkembangan (Gennaro, 1998).
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak
dalam tabung pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung
mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan atau bahan tambahan.
Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau
granul menggunakan cetak baja. Tablet di buat dengan 3 cara umum yaitu
granulasi basah, granulasi kering dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah
2. Tujuan Preformulasi
Tujuan dasar dari aktivitas preformulasi adalah untuk menyiapkan dasar
rasional untuk metode preformulasi, untuk memaksimalkan kesempatan dalam
mengoptimalkan sebuahproduk obat dan penampilannya. Dari sudut pandang
seorang formulator tablet, informasi preformulasi yang paling pentingadalah
studi kestabilan zat tambahan obat. Pertanyaan berikutnya, untuk obat baru.
Sebuah obat dimana formulasinyamemiliki pengalaman yang kurang adalah
untuk memilih bahan,zat tambahan yang mana baik secara kimia – fisika
cocok denganobatnya (Lieberman, 1990).
Penerangan formula menggunakan pengalaman dan pengetahuan
mengetahui bahan tambahan untuk menjaga ukuran tablet ini seminimal
mungkin tanpa mengorbankan bagian –bagian yang perlu.
B. Studi Formulasi
1. Defenisi Formulasi
Formulasi bentuk sediaan tablet banyak digunakan dalam kehidupan
kefarmasian mulai dari tablet biasa, tablet salut gula, maupun tablet salut selaput
atau salut film. Sifat fisikokimia zat aktiflah yang akan sangat mempengaruhi
bentuk sediaan tablet seperti apa yang akan dibuat. Dalam laporan praktikum ini
kami khusus membahas masalah pembuatan tablet biasa tanpa penyalut pada
umumnya, dengan berbagai uji evaluasinya, baik uji evaluasi granul maupun uji
evaluasi tablet. Terutama bagaimana proses pembuatannya baik secara teori
maupun praktiknya yang dapat dilakukan di laboratorium dan di pabrik-pabrik
obat tentunya. Tablet dapat dengan mudah dibuat bila kita telah melakukan
pengkajian praformulasi tablet terlebih dulu.
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan
atau tanpa aditif yang sesuai. Berbagai tablet bervariasi dalam hal bentuk, ukuran
dan bobotnya tergantung pada jumlah bahan obat dan cara pemberian yang
1. Bahan Aktif
Natrium Diklofenak
Rumus molekul : C14H10Cl2NNaO2
C. Dosis
Oral 3 kali sehari 25 - 50 mg garam-Na/K, rektal 1 kali sehari 50 - 100 mg,
i.m. pada nyeri kolik atau serangan encok: 1 - 2 kali sehari 75 mg selama 1 - 3
hari. Pra dan pasca bedah dalam tetes mata 0,1% 3 - 5x 1 tetes, juga dalam
krem/gel 1% (Tan dan Rahardja, 2007).
D. Sediaan
Dalam perdagangan natrium diklofenak tersedia dalam bentuk tablet setara
25 mg, 50 mg dan 100 mg, tablet salut enterik setara 50 mg, injeksi setara 25
mg/ml, 75 mg/ml, supositoria setara 50 mg, 100 mg (ISO, 2007).
manual
2. Ayakan
3. Timbangan
5. Hopper
7. Friabilator
8. Disintegration tester
10. Kuvet
BAHAN :
1. Pengisi : Amylum
Nama zat : Amylum, Starch
Pemerian :
Tidak berbau dan berasa, serbuk berwarna putih berupa granul-
granul kecil berbentuk sterik atau oval dengan ukuran dan bentuk
yang berbeda untuk setiap varietas tanaman.
Kelarutan :
Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin.
Amilum mengembang dalam air dengan konsentrasi 5-10 % pada
37˚C.
Stabilitas : Stabil tapi higroskopis
Inkompatibilitas :
Inkompatibilitas dengan zat pengoksidasi kuat. Terbentuk senyawa
inklusi berwarna bila direaksikan dengan iodium.
Titik Lebur/Titik Didih
Tidak ditemukan di FI III, FI IV, FI V, HOPE.
2. CARA KERJA
a. Pembuatan Tablet :
Dibuat mucilago amyli 10% sebanyak 100mL sampai terbentuk gel
Ditimbang semua bahan obat dan bahan tambahan seperti tercantum di
formula
Dicampur zat aktif, amilum dan CMC Na sampai homogen. Ditambah
bahan pengikat sedikit demi sedikit sampai terbentuk masa granul yang
baik, lalu diayak dengan pengayak no. 12 (dicatat volume bahan pengikat)
Granul basah kemudian dikeringkan dalam FBD ( Fluid Bed Dryer)
selama 15 menit
Setelah kering diayak lagi dan ditambah bahan pelicir (Magnesium
Sterarat dan Talk), dicampur sampai homogen
Dimasukkan campuran tersebut dalam Hopper (corong alimentasi) dan
dibuat tablet. Berat satu tablet ±500mg.
b. Kontrol Kualitas :
Tampilan fisik tablet
a. Diameter
b. Ketebalan
b. Kekuatan Tablet
Alat yang digunakan adalah Stokes-Monsanto Hardness Tester.
Sebuah tablet diletakkan pada ujung alat dengan posisi vertical
Diputar skrup pada ujung lain sehingga tablet tertekan
Pemutaran dihentikan setelah tablet pecah
Tekanan tablet dibaca pada skala
Dilakukan percobaan sebanyak 5x dan dihitung harga putarannya
Pada umumnya tablet dikatakan baik jika mempunyai kekerasan
antara 10-20 kg.
e. Uji Disolusi
Tablet ditimbang dan dimasukkan dalam labu, diisolasi dan
dibiarkan tenggelam dalam medium aquadest hingga dasar labu.
Suhu percobaan dipertahankan berada dalam kisaran 370C ±0,50C
dengan kecepatan pengadukan 100 rpm dan jarak pengaduk
dayung dari dasar adalah 2,5 c
Uji disolusi dilakukan selama 60 menit dengan pengambilan
sampel pada menit ke 5, 15, 30, 45, dan 60 sebanyak 5,0 mL.
Sampel yang diambil diganti dengan medium disolusi baru dalam
jumlah yang sama sehingga volume medium disolusi tetap
Sampel diukur serapannya pada spektrofotometer UV
b. Kontrol Kualitas
Keseragaman bobot tablet
Tablet ditimbang satu per satu sebanyak 20 tablet, dihitung berat rata-
ratanya tidak boleh >50mg.
c. Kerapuhan tablet
Uji tablet menggunakan alat friability tester. Dilakukannya Friability test
merupakan sebuah metode untuk menentukan / mengukur kekuatan fisik tablet
non salut terhadap tekanan mekanik atau gesekan.
e. Uji Disolusi
Alat yang digunakan pada uji disolusi ini adalah disintegration tester
model USP XXII. Cara kerja alat ini adalah untuk proses melarutnya zat padat
dalam cairan medium tertentu.
Tablet yang ditimbang dimasukan dalam labu disolusi dan dibiarkan
tenggelam dengan suhu percobaan 37 ± 0.50C (sesuai suhu tubuh) pengadukan
100 rpm. Uji disolusi dilakukan selama 60 menit. Pengambilan sampel pada menit
ke 5, 15, 30, 45, dan 60 sebanyak 5,0 mL yang kemudiaan dikur serapannya pada
spektrofotometri UV pada λ 274 nm.
Tahap Persyaratan
Hasil Pengujian Ket.
Pengujian Standar
523,6 524,5 533,7
524,6 530,3 517,4
537,3 529,1 516,8
538,4 533,7 538,7
Keseragaman 499,8 529,4 539,0
CV <5% Memenuhi
bobot 537,6 515,8 528,0
525,6 526,5
Rerata ( ) 527,49
SD 9,7969
CV (%) 1,8573
14,75 13,54 15,65 Kekerasan
10-20kg Memenuhi
13,42 14,35 13,74
Uji
Kekerasan Rerata ( ) 14,242
SD 0,857
CV (%) 6,018
Sebelum Sesudah
(%)
(g) (g)
11,634 11,622 0,103
Uji 10,1825 10,1214 0,600 Kerapuhan Tidak
Kerapuhan 10,4837 10,4391 0,425 <1% memenuhi
Rerata ( ) 0,376
SD 0,252
CV (%) 67,047
Waktu (menit)
>1jam >1jam
Uji Waktu
Rerata ( ) >1jam >1 jam Memenuhi
Hancur
SD -
CV -
PERHITUNGAN
KONTROL KUALITAS TABLET
1. Keseragaman bobot
523,6 524,5 533,7
524,6 530,3 517,4
537,3 529,1 516,8
538,4 533,7 538,7
499,8 529,4 539,0
537,6 515,8 528,0
525,6 526,5
y = 0,243x-0,07225
0,393 = 0,243x-0,07225
x = 1,9146
5’ B 0,393 A
Kadar = x = 1,9146 %
Kadar = x = 1,7870 %
y = 0,243x-0,07225
0,558 = 0,243x-0,07225
x = 2,37
30’ B 0,505 A
Kadar = x = 2,37 %
y = 0,243x-0,07225
0,596 = 0,243x-0,07225
x = 2,75
45’ B 0,596 A
Kadar = x = 2,75%
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak
dalam tabung pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan
(Anonim, 1979). Sediaan lepas lambat merupakan bentuk sediaan yang dirancang
melepaskan obatnya ke dalam tubuh secara perlahan-lahan atau bertahap supaya
pelepasannya lebih lama dan memperpanjang aksi obat. Sediaan lepas lambat
dapat mengurangi fluktuasi level obat yang tidak diinginkan, meningkatkan kerja
terapeutis dan mengurangi efek samping yang berbahaya. Pada percobaan ini,
dibuat tablet lepas lambat dengan Natrium Diklofenak sebagai zat aktif, Pemerian
serbuk putih atau agak kekuningan, serbuk Kristal, higroskopik. Kelarutan mudah
larut dalam air, mudah larut dalam methanol, larut dalam alkohol, agak sukar larut
dalam aseton. Berkhasiat sebagai antiinflamasi, analgetik.
Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet ini ialah metode
granulasi basah karena Na Diklofenak memiliki sifat tahan pemanasan dan stabil
terhadap lembab. Selain itu, dengan menggunakan metode granulasi basah, akan
dihasilkan tablet yang lebih baik dan dapat disimpan lebih lama dibanding dengan
cara granulasi kering. Metode granulasi basah dilakukan terlebih dahulu dengan
penambahan zat pengisi amilum dan penambahan bahan pengikat mucilago amili
10% serta penambahan bahan pengikat mucilago amili sampai menjadi massa
granul yang baik baru kemudian diayak. Penambahan bahan pengisi amilum ini
dimaksudkan untuk memperbesar volume massa agar mudah dicetak, dan
penambahan mucilago amili 10% berguna untuk memberikan daya adhesi pada
massa serbuk saat granulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi.
Pengayakan pada metode ini bertujuan untuk mencegah rasa kasar dari sediaan
yang disebabkan oleh bahan obat yang padat dan kasar, selain itu untuk
membentuk suatu campuran serbuk yang rata sehingga memiliki distribusi normal
dan diharapkan kandungan
KESIMPULAN
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Ed. IV, 291-298,
diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, Universitas Indonesia Press, Jakarta
Siregar, Charles J.P. Prof. (2010). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet, UI Press
Jakarta
Ganiswara, G.S. (1995). Farmakologi dan Terapi. Edisi keempat. Jakarta. bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 11
Chuasuwan, B., Binjesoh, V., Polli, J. E., Zhang, H., Amidon, G. L., Junginger, H.
E., ... & Barends, D. M. (2009). Biowaiver monographs for immediate release
solid oral dosage forms: Diclofenac sodium and diclofenac potassium. Journal of
pharmaceutical sciences, 98(4), 1206-1219.
Lachman, L., Lieberman A. H. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi
Goeswin, Agoes. 1983. Penyalutan Tablet. Multi Karya Ilmu: Bandung. Hal : 1-