Anda di halaman 1dari 51

BAB IV

ANALISA SITUASI DI INSTALASI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN

4.1 Sejarah Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan ( Instalasi MIK)

Perintisan rekam medis RSUP Persahabatan dimulai sejak tahun 1972

pada saat Departemen Kesehatan mengadakan penataan dan pelatihan

mengenai rekam medis yang masih tergolong sederhana. Formulir rekam medis

yang digunakanhanya berupa kertas kosong yang akan diisi oleh dokter yang

merawat pasien sesuai dengan rindakan dan analisa dokter pada saat merawat

pasien tersebut.

Pada tahun 1972 – 1974 pencatatan rekam medis rawat jalan dan

emergency dilaksanakan pada masing –masing poliklinik dan dikelola oleh

bagian Tata Usaha. Sedangkan untuk pasien rawat inap pengelolaan rekam

medis dibawah Sub Bagian Rekam Medis dan Statistik. Pada tahun 1980

dilakukan penyatuan penerimaan pasien unit rawat jalan khususnya klinik

spesialis dengan penomoran, nomor registrasi, formulir rekam medis dan kartu

berobat pasien. Sedangkan tempat penyimpanan berkas rekam medis berada

pada masing-masing poliklinik. Pada tahun 1985 dilaksanakan sistem

sentralisasi penomoran rekam medis rawat jalan dan rawat inap. Penyimpanan

berkas rekam medis berada pada lima tempat terpisah untuk rekam medis rawat

jalan, rawat inap dan beberapa poliklinik spesialis.

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 1


Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan berdasarkan surat keputusan

Direktur Umum RSUP Persahabatan No.HK.07.00.01 pada tanggal 1 Januari

2008 tentang susunan Organisasi dan tata kerja Instalasi Manajemen Informasi

Kesehatan RSUP Persahabatan Jakarta adalah Unit non struktual di lingkungan

RSUP Persahabatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung

kepada Direktur Medik dan Keperawatan.

4.2 Visi, Misi, dan nilai di Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan

4.2.1 Visi

“Rekam Medis Tercanggih di Indonesia”.

4.2.2 Misi

1. Memberikan Pelayanan secara profesional yang berorientasi kepada

kepuasan pelanggan.

4.2.3 Nilai

Bekerjasama, Profesional, dan Inovatif.

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 2


4.3 Struktur Organisasi Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan

Gambar 4.1
Struktur Organisasi Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan

Direktur Utama

Direkur Umum & SDM Direktur Medik & Direktur Keuangan


Keperawatan

Kepala

Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan

Wakil Kepala Umum Wakil Kepala Pelayanan

PJ. Mutu Manajemen PJ. Pengolahan dan


PJ. TPP Rawat Jalan PJ. TPP Rawat
Informasi Kesehatan Pelaporan Data
dan IPMT Inap dan IGD

PJ. Pengolahan Berkas PJ. Rekam Medis Griya


Rekam Medis
Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 3
4.4 Uraian Tugas Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan

Pelayanan Rekam Medis untuk menunjang tertib administrasi dalam

rangka meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit. Tanpa didukung oleh

sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, mustahil tertib

administrasi rumah sakit akan terwujud sesuai harapan. Sedangkan tertib

administrasi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan upaya

peningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

Menurut buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis di RSUP

Persahabatan Tahun 2017, menyatakan bahwa Kepala Instalasi MIK

membawahi empat kriteria pekerjaan yaitu :

1. Tugas Pokok Penerimaan Pasien Rawat Jalan, bertanggung jawab untuk :

a. Melakukan registrasi pasien rawat jalan.


b. Memberikan nomor rekam medis, kartu identitas brobat dan membuat kartu
imbosing.
c. Melengkapi, mencari rekam medis dan mengirim ke poliklinik serta menata
kembali rekam medis rawat jalan.
d. Mengisi data sosial/ identitas pasien rawat jalan.
e. Membuat laporan pasien rawat jalan.

2. Tugas Pokok Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap Dan Umum

a. Menerima dan memeriksa kelengkapan rekam medis pasien pulang rawat.

b. Melayani pemimjaman rekam medis atas persetujuan kepala MIK

c. Mengurus kelengkapan rekam medis pada dokter yang bersangkutan.

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 4


d. Menyusun rekam medis dalam rak penyimpanan.

e. Memisahkan rekam medis inaktif dengan aktif.


f. Memberikan kode diagnosis berdasarkan ICD.
g. Membuat laporan penyakit manula, morbilitas dan moralitas.
h. Membuat indeks, operasi, dan lain-lain.
i. Menyiapakan rekam medis dan mengajukan permohonan pembuatan visum
dan asuransi pada dokter bersangkutan.
j. Menyiapakan rekam medis dan mengajukan permohonan pembuatan visum
dan asuransi pada dokter bersangkutan.

3. Tugas Pokok Pengolahan Data Medis

a. Membuat laporan rekam medis RL2B RL2BI (bulanan).


b. Membuat rangkuman sensus harian rawat inap untuk laporan kegiatan RS
c. Memasukan data pasien ke dalam komputer.
d. Memberikan informasi bagi pengunjung atau pasien yang membutuhkan
sebatas informasi yang tidak mempunyai rahasia.
f. Memberikan laporan infomasi manajemen kepala manajer rumah sakit yang
berkaitan dengan rekam medis (jumlah pasien, kelahiran, kematian,
tindakan, diagnosis, hari rawat, dan lain-lain).
g. Membuat laporan peta pasien dirawat dan pulang.

4.Tugas Pokok penerimaan pasien rawat inap dan emergency

a. Melakukan registrasi pasien rawat inap dan IGD.


b. Memberi nomor urut masuk rumah sakit rawat inap dan IGD.
c. Melengkapi dan menyiapkan rekam medis rawat inap dan IGD.
d. Melengkapi dan menyiapakan rekam medis rawat inap
e. Mengisi nomor rekam medis, data sosial rawat inap, ringkasan penderita
rawat inap dan data sosial IGD.
f. Memasuakan data pasien untuk, keluar dan pidahan ke dalam komputer

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 5


jaringan.
g. Mengajukan kebutuhan logistik tempat penerimaan pasien rawat inap
dan IGD.
h. Merekap data pasien rawat inap masuk, keluar dan pasien IGD.

4.5 Ketenagaan Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan

Tabel 4.1
Ketenagaan Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan Tahun 2017

Jenis Tenaga Jenis Pendidikan

NO S1 D IV D3 SLTA SMP Jumlah

1 S1 Dokter 2 2

2 S1 Ekonomi 3 3

3 S1 SKM 2 2

4 D 4 MIK 1 1

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 6


5 D 3 RM 7 7

6 D 3 MPRS 1 1

7 D 3 Farmasi 1 1

8 SLTA Terdidik 37 37

9 SMP Terdidik 2 2

Total 7 1 9 37 2 56

4.6 Aktivitas di Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan

Alur Pelayanan Pasien Rawat Jalan dan Standar Pelayanan Operasional

(SPO) Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan

a. pasien baru

1) Setiap pasien baru yang akan berobat harus mengambil nomor antrian

yang telah disediakan.

2) Pasien baru mengisi formulir data peribadi yang telah disediakan, diisi

secara lengkap.

3) Formulir yang telah diisi diserahkan ke loket pendaftaran pasien baru.

4) Petugas Loket memasukan data ke komputer untuk mencetak nomor

rekam medis dan bukti layanan khusus(BLK)

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 7


5) Pasien baru yang telah membayar akan diberikan BLK dan kartu identitas

berobat (KIB) Kartu Imbosing, BLK terdiri dari 3 rangkap warna, warna

putih untuk pasien, warna kuning untuk poliklinik dan warna hijau untuk

rekam medis, pasien yang sudah membayar segera kepoliklinik yang

dituju.

6) Petugas Rekam Medis Membuat Rekam Medis pasien baru dan menulis

No Rekam Medis, nama pasien, umur, jenis kelamin, dan mencheklist

sesuai tahun kunjungan rekam medis rawat jalan. Kemudian BLK

ditempelkan ke folder tersebut, dan berkas rekam medis dan ditulis di buku

ekspedisi dan pendistribusian oleh petugas rekam medis ke poliklinik yang

dituju.

b. Pasien Lama

1) Setiap pasien lama harus mangambil nomor antrian

2) Pasien lama menyerahkan kartu berobat pada petugas kasir pasien lama,

biala pasien jaminan surat pengantar/rujukan harus disertakan.

3) Petugas kasir memasukan data identitas pasien kedalam komputer dan

mencetak bukti layanan rangkap empat, warna putih untuk pasien, warna

merah untuk keuangan, warna kuning untuk poliklinik dan hijau untuk

rekam medis.Untuk jamianan harus mendapat pengesahan verivikasi

terlebih dahulu.

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 8


4) Setelah pasien membayar dipersilahkan menunggu di poliklinik yang di

tuju.

5) Petugas rekam medis mencari kartu poliklinik di rak penyimpanan, dicatat

pada buku ekspedisi dan di kirim ke poliklinik yang di tuju.

6) Pasien mendapat pelayanan di poliklinik. Kemudian ada kemungkinan boleh

pulang, dirawat, atau di rujuk ke rumah sakit lain.

c. Mengidentifasi kegiatan pelayanan rekam medis rawat jalan

1. Pendaftaran pasien baru

2. Pendaftaran pasien lama

3. Pendistribusian

a. Pasien Baru

1) Setiap pasien baru, baik umum maupun Askes/ Jamsostek/Jaminan

Perusahaan /GAKIN/SKTM harus mengisis formulir data peribadi pasien.

Formulir yang telah diisi diserahkan kepetugas dan data yang ada di form

akan dimasukan ke komputer.

2) Petugas pedaftaran pasien baru mencetak kuitansi pembayaran (BLK= Bukti

Layanan Khusus) sesuaia tarif yang berlaku yang harus dibayar pasien, BLK

terdiri dari 3 (tiga) rangkap, warna putih untuk pasien, warna merah untuk

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 9


keuangan dan warna kuning untuk rekam medis. BLK yang waran kuning

akan ditempelkan di folder rekam medis pasien oeleh petugas rekam medis.

3) Setelah pasien membayar, maka BLK diserahkan ke loket KIB untuk

dibuatkan kartu identitas pasien berobat (KIB) yang harus dibawa setiap

kunjungan berikutnya baik rawat jalan mupun rawat inap.

4) Setelah kartu KIB dicetak, maka pasien dipersilahkan untuk menunggu di

poliklinik yang dituju, sedangkan rekam medis akan di kirim oleh petugas

rekam medis.

5) Petugas rekam medis akan mencetak print out data pribadi pasien dan

dimasukan ke dalam map/folder rekam medis, kemudian map tersebut diberi

tulisan no. Rekam Medis, nama pasien, jenis kelamin, umur, dan tahun

berobat.

b. Pasien Lama

1) Untuk pasien Umum menyerahkan KIB ke petugas penerimaman pasien

lama.

2) Untuk pasien Askes/Jamsostek/Jaminan Perusahaan / GAKIN/ SKTM

harus menyerahkan KIB dan surat pengantar/rujukan /tempat bekerja.

3) Petugas rekam medis mencatat pada buku ekspedisi pasien rawat jalan

nama dan nomer rekam medis pasien.

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 10


4) Petugas ekspedisi mengantarkan folder rekam medis ke poliklinik yang

dituju.

Pasien mendapatkan pelayanan di ruang Poliklinik

Setelah mendapatkan pelayanan yang cukup dari Poliklinik ada beberapa

kemungkinan dari pasien :

 Pasien boleh langsung pulang

 Pasien diberi slip perjanjian untuk datang kembali

 Pasien dirujuk /dikirim ke rumah sakit lain

 Pasien mendapat pemeriksaan penunjang

* Pasien harus dirawat.

D. Sistem Penomoran Rekam Medis

Sejak tanggal 1 April 1983, telah ditetapkan bahwa sistem penomeran

yang digunakan adalah ” Unit Numering System ” yaitu pemberian satu nomor

untuk satu pasien baik rawat jalan maupun rawat inap. Nomor rekam medis

diberikan pada saat seorang pasien berobat pertama kali datang ke RSUP

Persahabatan dan nomor yang diperoleh digunakan selamanya, sehingga rekam

medis seorang pasien akan tersimpan di bawah satu nomor.

Sistem penamaan pasien pada rekam medis yaitu dengan menulis nama

pasien kemudian melengkapi nama ayah / keluarga / marga, dengan pertimbangan

pasien lebih cepat menyebutkan namanya sendiri daripada nama orang tua. Nama

ayah/keluarga/marga digunakan untuk membantu membedakan rekam medis

pasien dengan nama yang sama.

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 11


E. Sistem Penyimpanan

Sistem penyimpanan berkas rekam medis di RSUP Persahabatan memakai

sistem desentralisasi, dimana berkas rawat jalan dan rawat inap disimpan terpisah.

Hali ini dilakukan karena keterbatasan lahan dan ruangan penyimpanan.

ANALISA UNIT PRODUKSI DAN UNIT PENUNJANG


DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN

3.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan

Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan adalah rumah sakit tipe A

Pendidikan milik pemerintah yang pada tahun ini memasuki tahun ke-54

dalam menjalankan fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan kepada

masyarakat. Sejak tanggal 7 November 1963, saat pemerintah Rusia

menyerahkan kepada pemerintah Indonesia. RSUP Persahabatan terletak di

Keluharan Pisangan Timur Kecamatan Pulo Gadung Wilayah Jakarta Timur

Propinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Timur ditetapkan sebagai hari jadi

sejak tahun 1974 Rumah Sakit Umum Persahabatan Sejalan dengan

perubahan lingkungan rumah sakit dan pergeseran konsep pelayanan, maka

orientasi pelayanan bergeser dari sosial menjadi sosio ekonomik sehingga

pada tahun 1992 status persahabatan berubah menjadi RS unit swadana.

Bersamaan dengan itu, Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan melalui SK

Menkes No. 552 tahun 1994, ditetapkan menjadi RS pendidikan dan menjadi

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 12


pusat rujukan nasional penyakit paru serta mendapat pengakuan international

sebagai “WHO Collaborating Center”. Sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kedokteran saat ini telah

berkembangan menjadi Pusat Rujukan Kesehatan Respirasi Nasional.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

3.2 Visi, Misi, dan Motto.

3.2.1 Visi

’’ Menjadi rumah sakit terdepan dalam menyehatkan masyarakat

dengan unggulan kesehatan respirasi kelas dunia”

3.2.2 Misi

1. Mengembangkan kepemimpinan yang visioner

2. enyelenggarakan pelayanan prima yang professional

3. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan, penelitian dan

pengetahuan

4. Mengembangkan pelayanan unggulan di bidang kesehatan

respirasi

5. Menyelenggarakan pemberdayaan seluruh potensi sumber daya

rumah

sakit, kemitraan serta peningkatan kesejahteraan

3.2.3 Motto

”Caring With Friendship (Melayani Secara Bersahabat)”.

3.3 Kinerja RSUP Persahabatan

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 13


Beberapa indikator dapat digunakan untuk menilai kinerja pelayanan

sebuah rumah sakit. Salah satunya adalah dengan melihat angka BOR, ALOS,

TOI, BTO, NDR dan GDR. Indikator Pelayanan RSUP Persahabatan dapat

kita lihat sebagai berikut :

Tabel 3.1
Kinerja RSUP Persahabatan Tahun 2008 s/d 2010
Indikator 2008 2009 2010

BOR 59,28 69,16 70,87

LOS 6,41 6,50 6,43

TOI 4,95 2,54 2,36

BTO 36,82 44,24 44,99

Sumber : Indikator Pelayanan Rawat Inap yang tercatat di Instalasi MIK RSUP
Persahabatan.

1. BOR (Bed Occupancy Rate)

BOR standar antara 60 – 85 %.

BOR = Jumlah Hari Rawat x 100%


Jumlah tempat tidur x Jumlah hari didalam satuan waktu

BOR digunakan untuk mengetahui bagaimana tingkat pemanfaatan

tempat tidur di unit rawat inap suatu rumah sakit. Bila rumah sakit memiliki

angka BOR yang rendah, maka hal tersebut menunjukan kurangnya

pemanfaatan fasilitas yang telah disediakan oleh rumah sakit untuk pasien,

sementara itu bila angka BOR mencapai 85 % maka hal ini menggambarkan

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 14


bahwa pemanfaatan tempat tidur cukup tinggi sehingga perlu penambahan

tempat tidur dan juga kebutuhan tenaga menjadi meningkat.

BOR di Instalasi Rawat Inap RSUP Persahabatan dari tahun 2008

sampai dengan 2010 cenderung mengalami peningkatan.

2. ALOS (Average length of stay)

ALOS memiliki standar antara 6 -9 hari.

Jumlah Lama Dirawat


ALOS =
Jumlah Pasien Keluar (hidup + mati)

ALOS adalah rata-rata lama seorang pasien dirawat di rumah sakit.

Satuan yang digunakan dalam ALOS adalah hari. Penggunaan ALOS

memiliki banyak manfaat, seperti :

a. Untuk mengukur mutu pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit jika

suatu saat akan diterapkan diagnostic tracer (menetapkan kasus tertentu

yang akan berubah).

b. Untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit.

ALOS di RSUP Persahabatan dari tahun 2008 sampai dengan 2010 relatif

sama, yaitu sekitar 6 hari.

3. TOI (Turn Over Interval)

TOI memiliki standar antara 1- 3 hari.

TOI = (Jumlah Tempat Tidur x hari) – hari perawatan


Jumlah Pasien Keluar (hidup/mati) dalam 1 tahun

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 15


Yang dimaksud dengan TOI adalah rata – rata hari dimana disaat

tempat tidur tersebut tidak terisi hingga terisi disaat berikutnya oleh pasien.

Pada tahun 2008 TOI di RSUP Persahabatan adalah 4,95 hari, mengalami

penurunan menjadi 2,54 hari (tahun 2009) dan 2,36 (tahun 2010) telah sesuai

standar TOI ideal yaitu 1-3 hari.

4. BTO (Bed Turn Over)

BTO memiliki standar yaitu 40-50 kali.

BTO = Jumlah Pasien Keluar hidup/mati


Jumlah Tempat Tidur
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur suatu satuan waktu.

Biasanya satuan yang dipakai adalah 1 tahun. Indikator ini memberikan suatu

gambaran mengenai efisiensi dari pemakaian tempat tidur. BTO di RSUP

Persahabatan pada tahun 2008 yaitu 36,82 kali. Sedangkan pada tahun 2008

terjadi peningkatan dan mendekati angka yang ideal yaitu 44,24 kali dan pada

tahun 2009 sebesar 44,99 kali.

1. Layanan Rawat Inap

Pelayanan rawat inap yang ada di RSUP Persahabatan untuk

pasien rujukan dari Instalasi Gawat Darurat, poliklinik dan pasien

rujukan dari luar RSUP Persahabatan yang membawa surat keterangan

(rujukan) dari dokter atau rumah sakit yang bersangkutan. Kapasitas

tempat tidur yang tersedia di RSUP Persahabatan sebanyak 586, terdiri

dari :

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 16


Tabel 3.2
Kapasitas Tempat Tidur Tersedia
RSUP Persahabatan Tahun 2017
Tahun 2017
Kelas
Jumlah Tempat Tidur
Utama/VIP 37
Kls I 54
Kls II 95
Kls III 292
ICU 8
ICCU 5
NICU/HCU 6
IW 10
ISOLASI AI 12
TB MDR 6
Jumlah 536
Perinatologi 50
TOTAL 586
Sumber : SK Tempat Tidur RSUP Persahabatan tahun 2017

3.3 Fasilitas dan Pelayanan RSUP Persahabatan

RSUP Persahabatan selalu mengedepankan pelayanan optimal untuk

seluruh pasiennya. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di dukung oleh

tenaga ahli dibidangnya yang berkualitas berdedikasi serta bersahabat.

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 17


Berikut ini jenis-jenis pelayanan yang terdapat di RSUP Persahabatan :

1. Layanan Rawat Jalan

Selama beberapa tahun terakhir ini fasilitas layanan rawat lajan terus

ditingkatkan baik komposisi pelayanan, maupun kenyamanan pasien, berupa

renovasi gedung dan penambahan fasilitas alat-alat mediknya.

Layanan Rawat Jalan Spesialistik, terdiri dari :

1. Poliklinik Bedah : Umum, Digestik, Tulang, Plastik, Onkologi,

Tumor, Thoraks, Syaraf, Anak, Urologi

2. Poliklinik Penyakit Dalam : Tropik, Endokrin, Gastro Enterologi,

Reumatik, Hematologi

3. Poliklinik Kesehatan Anak dan Imunisasi

4. Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan : Obsterti,

Ginekologi, Onkologi, KB

5. Poliklinik Mata

6. Poliklinik THT

7. Poliklinik Syaraf

8. Poliklinik Jantung

9. Poliklinik Kulit dan Kelamin

10. Poliklinik Gigi dan Mulut, Bedah Mulut, Gigi Anak

11. Poliklinik Kesehatan Jiwa, Psikologi, Detoksikasi Narkoba

12. Poliklinik Paru, Asma

13. Poliklinik Konsultasi Gizi

14. Poliklinik Akupunktur

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 18


15. Poliklinik Anestesi

16. Poliklinik Kesehatan Kerja

17. Poliklinik Medical Check Up

18. Poliklinik Spesialis Terpadu/Griya Puspa (Swasta)

2.Layanan Penunjang

1. Laboratorium Klink 24 Jam

2. Laboratorium Patologi Anatomi

3. Laboratorium Mikrobiologi : WHO Collaborating Center for TB

4. Apotik 24 Jam

5. Rontgent

6. CT Scan

7. USG, EEG, EKG, Endoskopi, EMG

8. TUR

9. Laparoskopi

10. Bronkoskopi

11. Spirometri

12. Treadmill

13. V O2 Max

14. Body Pletysmograph

15. Audiometri

16. Rehabilitasi Medik

17. Linac

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 19


18. Sleep Lab Terpadu

3.Layanan Pusat Pemeriksaan Medis

1. Simple Medical Check Up

2. Basic Medical Check Up

3. Executive Medical Check Up

4. Coronary Risk Medical Check Up

5. Pre Employment Medical Check Up

6. Pemeriksaan Kesehatan Pra Nikah

1. Pelayanan Unggulan

Pelayanan unggulan di RSUP Persahabatan adalah Kesehatan

Respirasi, yaitu suatu pelayanan paru dan pernapasan yang terintegrasi

dan saling menunjang dengan pelayanan lain seperti bedah toraks, THT,

jantung, radiodiagnostik, radioterapi, patalogi anatomi, rehabilitasi

medik dan lain-lain. Pelayanan unggulan di RSUP Persahabatan

merupakan pelayanan paripurna tersier penyakit paru dan pernapasan,

yang dilengkapi dengan peralatan canggih dan mutakhir (Bronkhoskopi,

TBLB, sleep lab, video assisted thoracic surgery, Lab. Tuberkolosis,

dan new Emerging diseases).

RSUP Persahabatan merupakan pusat rujukan nasional untuk

penyakit paru dan pernafasan. Selain melayani penyakit paru dan

pernafasan yang endemis di Indonesia seperti tuberkulosis dan infeksi

saluran nafas serta penyekit non infeksi seperti asma dan PPOK, RSUP

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 20


Persahabatan juga merupakan salah satu rumah sakit rujukan untuk new

emerging diseases seperti SARS dan Avian Influenza.

1.4 Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilakukan di Instalasi MIK RSUP Persahabatan

Jakarta Timur. Adapun waktu pelaksanaan di mulai sejak tanggal April 2017

sampai tanggal Juli 2017, dilaksanakan pada hari Senin s.d Jumat di mulai

pada pukul 07.30 – 15.30 WIB.

BAB VI
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
DI INSTALASI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN

Masalah adalah hal yang menghambat sehingga menimbulkan kesenjangan

(deviasi) atau perbedaan dengan teori (ketentuan yang telah di tetapkan)

dengan kenyataan yang dihadapi di lapangan sehingga tidak tercapainya

tujuan yang diharapkan sebelumnya.

Masalah yang dihadapi oleh Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan

(Instalasi MIK) juga tidak terlepas dari adanya tuntutan pelayanan yang harus

diberikan kepada pasien. Pihak Rumah Sakit perlu memperhatikan dan

menanamkan kepada setiap petugas untuk selalu mengutamakan kepentingan

pasien dan agar dapat bersama-sama memberikan pelayanan kesehatan yang

bermutu kepada setiap pasien maupun penunjang Rumah Sakit. Menurut

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 21


Azrul Azwar (1996) dalam bukunya, Mutu Pelayanan Kesehatan mengatakan

bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang

dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan

tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta yang penyelenggaraannya sesuai

dengan standard dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.

6.1 Masalah-masalah

Dalam Bab ini akan diangkat permasalahan yang terjadi di Instalasi MIK,

khususnya di TPP Rawat Jalan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan

kesehatan sesuai dengan misi dan visi Rumah Sakit yang telah di canangkan.

Permasalahan terutama pada Pendistribusian berkas rekam medis rawat jalan

yang sering terlambat dikirim ke poliklinik..

Berdasarkan informasi dari Kepala Instalasi MIK dan petugas rekam

medis dan survey yang dilakukan Penulis selama magang, maka dapat

disimpulkan permasalahan yang ada di Instalasi MIK RSUP Persahabatan

adalah :

1. Penyelesaian pelaporan rekam medis baik interen (laporan sensus

harian) maupun ekstern (laporan RL 1 dan RL 2) lebih dari 5 hari

sehingga berka rekam medis terlambat disusun di rak penyimpanan.

Hal ini disebabkan karena :

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 22


Pembuatan pelaporan rekam medis masih manual, sehingga berkas medis

terlalu lama ditahan di bagian pelaporan. Akibatnya pengembalian berkas

rekam medis ke bagian penyimpanan menjadi lama.

2. Sering Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke

Poliklinik

Penulis melakukan survey tentang waktu yang dibutuhkan dalam

pendistribusian rekam medis rawat jalan ke poliklinik, dan didapatkan

waktu rata-rata sebesar 28 menit. Hal ini belum sesuai dengan SPM

Kemenkes tentang waktu penyediaan rekam medis rawat jalan sebesar ≤

10 menit.

Keterlambatan pendistribusian rekam medis rawat jalan disebabkan karena

beberapa faktor lain, antara lain :

a) Berkas rekam medis sukar ditemukan karena rak penyimpanan terlalu

padat sehingga menyulitkan pencarian dan pengambilan kembali karena

sebagian berkas rekam medis tersebut belum mengalami proses

penyusutan. untuk itu diperlukan ketelitian dari petugas Rekam Medis

tersebut.

b) Kurang telitinya petugas rekam medis dalam menyimpan berkas rekam

medis, misalnya salah simpan atau terselip ke rak yang bukan

semestinya.

c) Berkas Rekam Medis masih dalam proses. Dokumen yang diminta oleh

pasien masih belum kembali dari ruang perawatan setelah pasien

dirawat karena ingin dibuat resume terlebih dahulu dan untuk bahan

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 23


konferensi dan riset dokter serta masih dalam tahap pengolahan data

seperti assembling karena pengembalian yang terlambat dari ruang

keperwatan.

d) Sebagian tidak ada petunjuk keluar (outguide/tracer) Sebagian

pemakaian outguide/tracer ini tidak digunakan terhadap berkas rekam

medis yang keluar sehingga membingungkan dan menyulitkan petugas

dalam pengambilan berkas rekam medis dan hal ini mengakibatkan

petugas harus lebih teliti dan melacak kemana berkas rekam medis

berada melalui komputer atau buku ekspedisi.

e) Pasien memiliki dua nomor rekam medis (Double RM) sehingga

kesulitan dalam menemukan dokumen Rekam Medis kunjungan yang

terakhir.

3. Keterlambatan pengisian resume rekam medis rawat inap

Hal ini disebabkan karena :

Terlalu banyak beban kerja dari dokter dan perawat di ruang rawat inap,

terlalu banyaknya poin yang harus diisi, dan perawat sering lupa

mengingatkan dokter untuk mengisi resume, sehingga pengisian resume

menjadi lama dan terlambat dikembalikan ke Instalasi MIK (Standar

Kemenkes, 2x24 jam setelah pasien pulang).

4. Tata ruangan atau lokasi yang relatif jauh antara Tempat

Pendaftaran Pasien (TPP) Rawat Jalan, Poliklinik, Rawat Inap, dan

IGD dengan Instalasi MIK.

Hal ini disebabkan karena :

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 24


Lokasi TPP yang saling berjauhan ini selain menyulitkan pasien yang

berkunjung maupun berobat juga mengakibatkan proses pendistribusian

dokumen Rekam Medis yang relatif lama. Hal ini sangat penting untuk

menempatkan petugas khusus yang menangani proses pengambilan

dokumen Rekam Medis dari unit penyimpanan.

Tabel 6.1
Identifikasi Masalah 5W + 1H

What Where When Who Why


Penyelesaian
pelaporan rekam
medis baik interen
Petugas
(laporan sensus
Teridenfika rekam medis
harian) maupun
si selama yang Pembuatan laporan masih
ekstern (laporan Di Instalasi
penulis melakukan manual, sehingga berkas
RL 1 dan RL 2) MIK, RSUP
melakukan Sensus rekam medis terlalu lama
lebih dari 5 hari Persahabatan
kegiatan Harian di ditahan .
sehingga
magang Unit Rawat
dokumen Rekam
Inap
Medis telat
disimpan

How

Pembuatan laporan masih manual, sementara laporan harus segera disampaikan..

What Where When Who Why

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 25


Distribusi rekam TPP Saat Petugas Salah penjajaran, terlalu padatnya
medis rawat Rawat pasien Rekam Roll O’ Pack, sebagian tidak ada
jalan ke Jalan akan Medis petunjuk keluar (outguide/tracer)
poliklinik sering berobat dan berkas rekam medis masih
terlambat dalam proses

How
Petugas rekam medis kurang teliti sewaktu proses penyimpanan, sebagian berkas rekam medis
belum dilakukan proses penyusutan, terkadang penggunaan outguide/tracer diabaikan, berkas
Rekam Medis belum kembali ke unit penyimpanan karena dibuat riset, konferensi dan dibuat
resume

What Where When Who Why


Keterlambatan Petugas Formulir resume
pengisian rekam medis terlalu banyaknya poin
Teridenfikasi
resume rekam Di bagian dan petugas yang harus diisi,
selama penulis
medis rawat penyimpanan ruang rawat dokternya sibuk,
melakukan
inap rekam medis inap dan perawat lupa
kegiatan magang
bagian lain mengingatkan dokter
yang terikat mengisi resume
How
Kelengkapan rekam medis rawat inap merupakan salah satu target mutu bagian rekam medis
sehingga masalah ketidak lengkapan rekam medis rawat inap akan mempengaruhi mutu
khususnya di bagian rekam medis serta mutu pelayanan rumah sakit pada umumnya. Masalah
ini tidak bisa dibiarkan karena jika dibiarkan akan berdampak kepada pelayanan kesehatan di
RSUP Persahabatan secara umum

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 26


What Where When Who Why
Tata ruangan atau
lokasi yang relatif
jauh antara
Tempat
Pendaftaran Pasien selama penulis Pimpinan RS,
(TPP) Rawat RSUP melakukan petugas RM, Tidak ada
Jalan, Persahabatan kegiatan pegawai RS dan ruangan lagi
Poliklinik,Rawat magang pasien
Inap, dan IGD
dengan Instalasi
MIK

How
Tidak ada lahan yang tersedia lagi yang bias dimanfaatkan, tidak adanya pertimbangan khusus
terhadap tata lokasi yang strategis, penataan ruangan kurang terstrukturdan tidak terorganisisr
dengan baik

6.2 Dampak Masalah

Masalah yang telah disebutkan diatas, secara langsung maupun tidak,

dapat mempengaruhi kualitas pelayanan rumah sakit kepada pasien yang akan

berobat yang mengakibatkan turunnya tingkat kepuasan pasien yang juga

berarti sama dengan turunnya mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit itu

sendiri.

Dampak dari masalah-masalah yang telah disebutkan di atas antara lain :

Pendistribusian rekam medis yang sering terlambat sehingga dapat

menghambat pelayanan kesehatan yang akan diberikan kepada pasien karena

berkas rekam medis sukar ditemukan, atau karena salahnya penyimpanan

berkas rekam medis yang di karenakan oleh kurang telitinya petugas. Akibat

yang timbul dari pendistribusian rekam medis rawat jalan ke poliklinik yang

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 27


sering terlambat ini sangat berpengaruh terhadap pasien yang akan

berkunjung ke poli yang dituju antara lain :

a) Pasien yang sudah lama menunggu di poliklinik datang kembali ke

petugas TPP Rawat Jalan apakah berkas rekam medisnya sudah

sampai di poliklinik yang dituju.

b) Pasien complain karena pasien yang datang lebih awal mendapat

giliran dipanggil lebih akhir, bahkan sampai yang terakhir sekali.

6.3 Prioritas Masalah

Masalah-masalah yang telah ditemukan pada bagian sebelumnya.

Sebaiknya dicarikan pemecahannya. Tapi tidak mungkin semua masalah

dapat diselesaikan dalam waktu yang bersamaan. Hal ini disebabkan karena

adanya keterbatasan dari organisasi yang meliputi keterbatasan dari sumber

daya (sarana, keuangan, tenaga, waktu, dll), disamping kebijakan institusi

oleh karena itu di perlukan penentuan prioritas masalah.

Dalam penetapan prioritas masalah, metode yang sering digunakan di

bidang kesehatan ada metode Bryant yang mempergunakan indikator-

indikator berikut :

1. Community Concern atau Public concern ( C )

Yaitu besarnya keprihatinan masyarakat akan masalah yang dihadapi.

Masalah dengan keprihatinan masyarakat yang besar untuk mengatasinya

mendapat prioritas tertinggi.

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 28


SKOR :

1 = tidak mendapat perhatian masyarakat

2 = kurang mendapat perhatian masyarakat

3 = cukup mendapat perhatian masyarakat

4 = sangat mendapat perhatian masyarakat

2. Prevalence ( P )

Yaitu jumlah individu yang terkena dalam unit organisasi / Rumah Sakit

atau dapat juga diartikan jumlah individu yang terkena di dalam

masyarakat. Prioritas yang tertinggi diberikan kepada suatu masalah yang

menyebar luas dalam Rumah Sakit.

SKOR :

1 = jumlah individu yang terkena sangat sedikit

2 = jumlah individu yang terkena sedikit

3 = jumlah individu yang terkena cukup besar

4 = jumlah individu yang terkena sangat besar

3. Seriousness atau Severity ( S )

Yaitu berat ringannya masalah yang ditimbulkan oleh masalah tersebut

terhadap suatu organisasi / Rumah Sakit.

SKOR :

1 = masalah yang tidak berat

2 = masalah yang cukup berat

3 = masalah yang berat

4 = masalah yang sangat berat

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 29


4. Manageability ( M )

Yaitu tersedianya mutu dengan pembiayaan, kemungkinan hambatan

pelaksanaan, keadaan ekonomi masyarakat, dan keikutsertaan masyarakat.

SKOR :

1 = sangat dapat dikelola dan diatasi

2 = dapat dikelola dan diatasi

3 = cukup dapat dikelola dan diatasi

4 = tidak dapat dikelola dan diatasi

Untuk menghitung nilai total digunakan Rumus


C XP X S XM

Tabel 6.2
Prioritas Masalah di Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan
RSUP Persahabatan Tahun 2017
(Metode Bryant)

Skala
No Masalah C P S M Total
Prioritas
1. Penyelesaian pelaporan rekam
medis baik interen (laporan
sensus harian) maupun ekstern
(laporan RL 1 dan RL 2) lebih 2 3 3 3 54 II
dari 5 hari sehingga berkas rekam
medis telat disimpan

2. Sering Terlambatnya Distribusi I


3 3 3 4 108
Berkas Rekam Medis Rawat

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 30


Jalan ke Poliklinik
3. Keterlambatan pengisian resume
berkas rekam medis rawat inap 2 2 3 3 36 III

4. Tata ruangan atau lokasi yang


relatif jauh antara TPP Rawat
Jalan, Poliklinik, Rawat Inap, dan 3 2 2 2 24 IV
IGD dengan Unit Penyimpanan.

Penjelasan skor mengenai masalah Penyelesaian pelaporan rekam medis

baik interen (laporan sensus harian) maupun ekstern (laporan RL 1 dan RL 2)

lebih dari 5 hari sehingga berkas rekam medis terlambat disusun di rak

penyimpanan yaitu indikator community concern (C ) skor 2, artinya kurang

mendapat perhatian, karena tidak terkait pelayanan langsung tapi hanya di bagian

pelaporan. Untuk indikator Prevalence (P) skor 3, artinya individu yang terkena

cukup besar, karena pasien yang berobat akan terhambat pencarian berkas rekam

medisnya. Untuk indikator Severity (S) skor 3, masalah yang berat, karena

penyelesaian pelaporan harus segera diselesaikan untuk laporan ke Pimpinan RS.

Untuk indikator Manageability (M) skor 3, artinya cukup dapat dikelola dan

diatasi dengan mempercepat proses pelaporan dengan bantuan dari pegawai

bagian lain di Instalasi MIK.

Penjelasan skor mengenai masalah Distribusi rekam medis rawat jalan ke

Poliklinik sering terlambat yaitu indikator community concern (C ) skor 3, artinya

cukup mendapat perhatian, karena terkait pelayanan langsung terhadap pasien

rawat jalan. Untuk indikator Prevalence (P) skor 3, artinya individu yang terkena

cukup besar, karena pasien yang berobat akan terhambat pencarian berkas rekam

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 31


medisnya. Untuk indikator Severity (S) skor 3, masalah yang berat, karena akibat

pendistribusian rekam medis yang terlambat, maka banyak pasien yang akan

terkena dampaknya . Untuk indikator Manageability (M) skor 4, artinya tidak

dapat dikelola dan diatasi, karena faktor SDM yang kurang teliti dan sarana yang

belum optimal di Instalasi MIK.

Penjelasan skor mengenai masalah Keterlambatan pengisian resume

berkas rekam medis rawat inap yaitu indikator community concern (C ) skor 2,

artinya kurang mendapat perhatian, karena kurangnya perhatian para dokter dalam

pengisian resume pasien rawat inap. Untuk indikator Prevalence (P) skor 2,

artinya individu yang terkena sedikit, karena pasien rawat inap jumlahnya lebih

sedikit dari pasien rawat jalan. Untuk indikator Severity (S) skor 3, masalah yang

berat, karena akibat keterlambatan pengisian resume, maka banyak pasien yang

akan terkena dampaknya . Untuk indikator Manageability (M) skor 3, artinya

cukup dapat dikelola dan diatasi, karena tidak semua pasien rawat inap akan

kontrol kembali ke poliklinik rawat jalan, kadang kontrol ke dokternya langsung.

Penjelasan skor mengenai masalah Tata ruangan atau lokasi yang relatif

jauh antar TPP Rawat Jalan, Poliklinik, Rawat Inap, dan IGD dengan unit

penyimpanan yaitu indikator community concern (C ) skor 3, artinya cukup

mendapat perhatian, karena terkait pelayanan langsung terhadap pasien rawat

jalan. Untuk indikator Prevalence (P) skor 2, artinya individu yang terkena

sedikit, karena yang terkena dampak langsung karena lokasi berjauhan adalah

petugas rekam medis yang harus bolak-balik. Untuk indikator Severity (S) skor2,

masalah yang cukup berat, karena lokasi yang berjauhan akan berpengaruh

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 32


terhadap pelayanan kepada pasien . Untuk indikator Manageability (M) skor 2,

artinya dapat dikelola dan diatasi, karena Pimpinan RS sedang mengusahakan

pembangunan gedung baru yang lebih terkonsentrasi di suatu lokasi.

Berdasarkan perhitungan skor lebih lanjut, maka masalah yang

mendapatkan skor terbanyak adalah distribusi rekam medis rawat jalan ke

poliklinik sering terlambat menjadi pilihan prioritas masalah dengan nilai tertinggi

(108) dibandingkan dengan masalah lainnya. Selain itu masalah tersebut

menimbulkan dampak yang luas dalam pelayanan kesehatan pasien.

Untuk lebih jelas melihat prioritas “Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan

ke Poliklinik Sering Terlambat”, maka digunakan alat bantu Ichikawa (Tulang

ikan)

Gambar 6.1
Analisa Penyebab Masalah Utama Ichikawa (Tulang Ikan)
“ Sering Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik”

Money Material Methode

Dana yg tersedia - Rak - Dokumen Rekam


terbatas, karena penyimpanan Medis masih dalam
anggaran sudah padat proses
pemerintah (RS
- Komputer - Tidak ada jadual
milik Pemerintah )
sering error tetap penyusutan
berkas rekam
Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 33
medis
- SPO rekam medis
belum sepenuhnya
Distribusi
rekam
medis rawat
jalan ke
Man Machine poliklinik
sering
- Petugas rekam medis - Fasilitas penunjang kurang terlambat
kurang teliti dalam memada seperti komputer, linik
menyimpan rekam medis register, folder, tracer dan
di rak. keperluan lainnya
- Petugas distribusi rekam - Printer untuk mencetak
medis masih kurang tracer belum berfungsi
- Pendidikan petugas - Sebagian tidak ada petunjuk
rekam medis rata-rata keluar (outguide/tracer)
SLTA

BAB VII
HASIL, ALTERNATIF PENYELESAIN MASALAH

Pemecahan masalah (problem solving) merupakan suatu upaya untuk

mengatasi penyebab dari terjadinya masalah sehingga masalah yang dihadapi

dapat diatasi dan mutu pelayanan dapat lebih ditingkatkan. Dalam pemecahan

masalah ini campur tangan dari manajemen puncak sangat dibutuhkan karena

pihak manajemen yang menetapkan berbagai kebijakan dalam mengatur kegiatan

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 34


dalam suatu organisasi instansi terkait. Tujuan dari pemecahan masalah adalah

sebagai pedoman untuk menyusun alternatif pemecahan. Dapat diumpamakan kita

tidak dapat memilih jalan yang terkait untuk menuju suatu tempat kecuali kita

telah menentukan kemana kita akan pergi. Dengan tujuan sebagai pedoman

tersebut maka kita dapat menyusun beberapa alternatif pemecahan (Meliana,

2002).

Banyak model proses pemecahan masalah yang dikemukakan oleh para ahli

dan pada umumnya mencakup 8 (delapan) langkah : identifikasi masalah,

penentuan prioritas masalah, analisis penyebab masalah, penentuan penyebab

utama dari prioritas masalah, penentuan solusi potensial sebagai alternatif solusi,

penentuan solusi terbaik pelaksanaan solusi, dan evaluasi hasil pelaksanaan solusi.

Penulis laporan magang ini hanya membahas hingga pemiliha solusi terbaik

karena pelaksanaan solusi merupakan hal yanag bersifat teknis dan memerlukan

perencanaan matang yang disusun oleh pihak manajemen puncak, lalu

didelegasikan kepada seluruh petugas atau perekam medis secara bertahap dalam

jangka waktu yang telah ditetapkan (Meliana, 2002).

Dalam Bab VII ini penulis akan mencoba mengidentifikasi alternatif

pemecahan dari masalah yang dikemukakan pada Bab VI yaitu : “Sering

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik”.

Masalah ini sangat mempengaruhi mutu pelayanan dan berdampak pada

lambatnya pelayanan pendistribusian berkas rekam medis ke poliklinik. Alternatif

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 35


pemecahan masalah yang penulis usulkan merupakan aplikasi dari teori Rekam

Medis dengan mengacu pada kondisi di Instalasi MIK RSUP Persahabatan.

7.1 Analisis Penyebab Masalah Utama

Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan pada Bab VI, penulis

kembali menganalisa faktot-faktor penyebab dari masalah utama yang telah

diprioritaskan diatas yaitu “Sering Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam

Medis Rawat Jalan ke Poliklinik”. dengan menggunakan metode 5 M : Man

(Sumber Daya Manusia), Money (Anggaran Dana), Material (Sarana), Machine

(Prasarana), dan Method (Metode / Cara).

1. Man (Sumber Daya Manusia)

Petugas rekam medis kurang teliti dalam penyimpanan berkas rekam

medis sewaktu proses penjajaran atau kemungkinan terselip ke rak lain. Ini

bisa disebabkan karena petugas yang sudah lelah dan lalai karena faktor usia

akibatnya petugas kurang teliti. Petugas distribusi rekam medis ke poliklinik

masih kurang, dan petugas yang ada rata-rata tamatan SLTA. Petugas rekam

medis tidak segera menyimpan kembali berkas rekam medis yang kembali

dari Poliklinik, sehingga berkas rekam medis menjadi menumpuk.

Sebagian petugas tidak menulis bon pinjam ke dalam tracer sehingga di

rak penyimpanan tidak ada petunjuk keluar (outguide), akibatnya kita tidak

bisa mengetahui atau melacak keberadaan berkas rekam medis.

2. Money (Anggaran/Dana)

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 36


Dana yang tersedia terbatas karena RSUP Persahabatan adalah RS

Pemerintah, sehingga setiap pengajuan dana atau tenaga untuk keperluan

apapun harus diajukan dahulu ke Pemerintah melalui Kemenkes RI.

3. Material (Sarana)

Peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas

pengolahan data kurang memadai seperti rak penyimpanan. Sistem komputer

sering error, sehingga menghambat pencarian data pasien apabila lupa

membawa kartu berobat.

4. Machine (prasarana)

Persediaan prasarana yang kurang memadai dapat menyebabkan

timbulnya masalah utama. Prasarana tersebut tidak hanya alat-alat besar

seperti komputer, tetapi juga alat-alat kecil seperti penyediaan pena, spidol,

buku register, folder, tracer dan keperluan lainnya. Printer untuk mencetak

tracer secara otomatis sampai saat ini belum berjalan.

5. Method (Metode / Cara)

Beberapa penyebab masalah utama yang ditinjau dari sudut pandang

metode adalah :

1. Tidak ada jadwal tetap untuk proses penyusunan berkas rekam medis

yang sudah in aktif. Hal ini mengakibatkan terlalu padatnya Roll

O’Pack.

2. Berkas Rekam Medis masih dalam proses. Jumlah berkas rekam

medis yang kembali dari ruang perawatan tidak sesuai dengan sensus

harian rawat inap (SHRI). Sebagian berkas rekam medis masih

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 37


tertahan diruang perawatan. Hal ini mengakibatkan keterlambatan

penyimpanan rekam medis di rak.

3. SPO rekam medis belum dijalankan sepenuhnya oleh petugas rekam

medis, sehingga ada beberapa kegiatan yang belum sesuai prosedur.

7.2 Penetapan Penyebab Masalah

Berdasarkan observasi lapangan dan hasil konsultasi dengan petugas

Instalasi MIK RSUP Persahabatan berkesimpulan bahwa 2 (dua) sebab utama

dari masalah “Sering Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis

Rawat Jalan ke Poliklinik” adalah :

1. Petugas rekam medis kurang teliti dalam menyimpan rekam medis di rak

penyimpanan.

2. Pemakaian tracer dalam pengambilan rekam medis belum dilaksanakan

sepenuhnya oleh petugas rekam medis.

7.3 Alternatif Solusi Pemecahan Masalah

Penulis mencoba menawarkan alternatif solusi yang bisa dilaksanakan

pihak RSUP Persahabatan. Solusi ini diperoleh melalui observasi lapangan

dengan mendalami analisis situasi yang telah dilakukan, tanpa mengecilkan

fungsi dan peranan bagian lain diluar Instalasi MIK.

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 38


Penulis meninjau selama melakukan praktek lapangan di RSUP

Persahabatan sudah ada upaya-upaya perbaikan yang telah dilakukan

terhadap sistem penanganan berkas rekam medis rawat jalan dan alternatif

pemecahan yang diusulkan penulis. Adapun usulan-usulan tersebut adalah :

1. Mengintensifkan koordinasi dan mengadakan kerja sama yang baik antara

petugas kesehatan yang terkait, seperti : Dokter, kepala ruangan,TU

Poliklinik, perawat, dan petugas rekam medis, dengan mengadakan

pertemuan, mengevaluasi dan membuat jadwal penyerahan berkas rekam

medis sesuai standar batas waktu hari pemulangan berkas rekam medis

yang berlaku baik yang masih tertahan diruang perawatan, peminjaman

untuk riset, konferensi, pengetikan resume maupun keperluan lainnya.

2. Adanya pengendalian berkas rekam medis, sosialisasi mengenai SPO

rekam medis khususnya penerapan petunjuk keluar/outguide/tracer serta

ketepatan waktu dalam pengembalian berkas rekam medis rawat jalan dari

poliklinik sesuai aturan yang berlaku.

3. Begitu juga diharapkan petugas rekam medis khususnya yang berada

dibagian penyimpanan menerapkan sistem retrieval dan penjajaran yang

sesuai dengan aturan yang berlaku di RSUP Persahabatan. Petugas rekam

medis harus segera menyusun kembali berkas rekam medis yang kembali

dari Poliklinik, jangan ditunda sampai menumpuk.

4. Menambah kapasitas ruangan rekam medis dan penambahan rak/Roll O’

Pack untuk menyimpan dokumen rekam medis yang terlalu padat,

sehingga tidak menyulitkan petugas dalam mencari dokumen rekam

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 39


medis. Ini bisa mempermudah petugas dalam mencari dokumen rekam

medis di sub penyimpanan.

7.4 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan 4 (empat) solusi yang di tawarkan penulis, akan diambil satu

sebagai prioritasnya dengan menggunakan metode perbandingan efektifitas

dan efisien.

1. Efektifitas, terdiridari :

- Magnitude (M), menyatakan besarnya masalah yang dapat diselesaikan

oleh alternatif solusi yang ditawarkan. Solusi yang memecahkan

masalah tersebut adalah yang layak untuk di prioritaskan.

- Impotency (I), menyatakan tingkat urgensi solusi yang ditawarkan.

Solusi yang dapat memecahkan masalah terpenting adalah yang layak

di prioritaskan.

- Sensitivity / vulnerability (V), menyatakan sensitifitas alternatif

pemecahan dalam mempengaruhi masalah (salah satunya adalah

kesiapan teknologi). Alternatif pemecahan yang paling mempengaruhi

pemecahan masalah adalah yang layak di prioritaskan.

Penilaian :

- Nilai 1, tidak penting untuk diprioritaskan.

- Nilai 2, kurang penting untuk diprioritaskan.

- Nilai 3, cukup penting untuk diprioritaskan.

- Nilai 4, penting untuk diprioritaskan.

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 40


- Nilai 5, sangat penting untuk diprioritaskan.

2. Efficiency (E), menyatakan hubungan alternatif solusi dengan besarnya

biaya yang ditimbulkan. Solusi dengan biaya terkecil adalah layak

diprioritaskan.

Penilaian :

- Nilai 1, sangat penting, biaya sangat kecil.

- Nilai 2, penting, biaya kecil.

- Nilai 3, cukup penting, biaya cukup kecil.

- Nilai 4, kurang penting, biaya besar.

- Nilai 5, tidak penting, biaya sangat besar.

Untuk menghitung nilai total digunakan rumus ∑=(MxIxV)

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 41


Tabel 7.1
Alternatif Solusi Metode Perbandingan Efektifitas Dan Efisien

Alternatif Efektifitas ∑=(MxIxV)


No M I V E Prioritas
Solusi E
Mengintensifkan koordinasi
1. dan mengadakan kerja sama 4 3 1 2 6 4
yang baik antara petugas
kesehatan yang terkait
Adanya pengendalian berkas
rekam medis, sosialisasi
mengenai SPO rekam medis
2. 5 4 4 2 40 1
khususnya penerapan tracer,
dan ketepatan pengembalian
rekam medis rawat jalan dari
poliklinik
Petugas rekam medis harus
menyimpan berkas rekam
3. medis dengan baik, dan jangan 3 4 3 4 9 2
menunda pekerjaan sampai
menumpuk.
Menambah kapasitas ruangan
rekam medis dan penambahan
4. rak/Roll O’ Pack untuk 3 4 2 3 8 3
menyimpan dokumen rekam
medis yang terlalu padat

Penjelasan skor untuk alternatif pemecahan masalah dengan mengintensifkan koordinasi

dengan petugas terkait yaitu indikator Magnitude (M) skor 4, artinya penting untuk

diprioritaskan, karena koordinasi petugas rekam medis dengan petugas terkait lainnya sangat

diperlukan dalam menunjang kelancaran pelayanan kepada pasien. Untuk indikator Importancy

(I) skor 3, artinya cukup penting untuk diprioritaskan , karena masalah keterlambatan

pendistribusian rekam medis dapat diatasi dengan cara koordinasi. Untuk indikator Vulnerability

(V) skor 1, tidak penting untuk diprioritaskan, karena dalam bekerja seharusnya koordinasi itu

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 42


wajib ada. Selanjutnya indikator Efficiency (E) skor 2, penting, biaya kecil artinya pemakaian

sumber daya kecil, karena tersedia dan terjangkau.

Penjelasan skor untuk alternatif pemecahan masalah dengan pengendalian berkas rekam

medis dan sosialisasi SPO rekam medis yaitu indikator Magnitude (M) skor 5, artinya sangat

penting untuk diprioritaskan, karena dengan pengendalian berkas rekam medis dapat memantau

keluar masuknya berkas rekam medis di Instalasi MIK. Untuk indikator Importancy (I) skor 4,

artinya penting untuk diprioritaskan , karena sosialisasi SPO rekam medis untuk petugas rekam

medis dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya rekam medis di RS . Untuk indikator

Vulnerability (V) skor 4, artinya penting untuk diprioritaskan, karena SDM dan teknologi sudah

tersedia tinggal kemauannya saja ditingkatkan. Selanjutnya indikator Efficiency (E) skor 2,

penting, biaya kecil artinya pemakaian sumber daya kecil, karena tersedia dan terjangkau.

Penjelasan skor untuk alternatif pemecahan masalah dengan Petugas rekam medis harus

menyimpan berkas rekam medis dengan baik dan jangan menunda pekerjaan yaitu indikator

Magnitude (M) skor 3, artinya cukup penting untuk diprioritaskan, karena ketelitian petugas

penyimpanan cukup penting dalam mempercepat pengambilan rekam medis. Untuk indikator

Importancy (I) skor 4, artinya penting untuk diprioritaskan , karena apabila petugas penyimpanan

rekam medis menunda penyusunan rekam medis di rak, maka rekam medis akan menumpuk dan

menghambat pekerjaaa. Untuk indikator Vulnerability (V) skor 3, artinya cukup untuk

diprioritaskan, karena SDM dan teknologi sudah tersedia tinggal kedisiplinan saja ditingkatkan.

Selanjutnya indikator Efficiency (E) skor 4, kurang penting, biaya besar artinya kebutuhan biaya

besar, karena kalau rekam medis sudah menumpuk terus menerus, penyimpanannya harus

dilemburkan dengan bantuan petugas bagian lain.

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 43


Penjelasan skor untuk alternatif pemecahan masalah dengan Penambahan ruangan rekam

medis dan rak penyimpanan yaitu indikator Magnitude (M) skor 3, artinya cukup penting untuk

diprioritaskan, karena kepadatan rak penyimpanan sehingga berkas rekam medis sukar

ditemukan. Untuk indikator Importancy (I) skor 4, artinya penting untuk diprioritaskan , karena

penambahan ruangan penting untuk kelancaran kegiatan rekam medis. Untuk indikator

Vulnerability (V) skor 2, artinya kurang penting untuk diprioritaskan, karena penambahan

ruangan dan rak akan menambah anggaran RS. Selanjutnya indikator Efficiency (E) skor 3,

cukup penting, biaya cukup kecil, karena untuk penambahan rak tidak perlu membeli yang baru

cukup yang bekas saja.

Dari 4 (empat) alternatif pemecahan masalah yang dikaitkan dengan masalah yang

ditemukan dan dari perhitungan skor yang tertinggi, maka alternatif pemecahan masalah adalah

yang nomor 2 (dua) yaitu “Adanya Pengendalian berkas rekam medis, sosialisasi mengenai

SPO rekam medis khususnya penerapan tracer, dan ketepatan pengembalian rekam medis

rawat jalan dari poliklinik” menjadi prioritas utama karena alternatif ini dianggap paling

mempengaruhi pemecahan masalah utama.

7.5 Analisis Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

Prioritas pemecahan masalah yang diperoleh dari table alternatif solusi diatas selanjutnya

akan dianalisis melalui metode SWOT. Metode ini menjabarkan kekuatan (strength),

kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity), dan ancaman (threatment) yang dapat

muncul sebagai implikasi pelaksanaan prioritas pemecahan masalah.

1. Kekuatan (strength)

Pelaksanaan prioritas pemecahan masalah ini memiliki kekuatan atau kelebihan sebagai

berikut :

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 44


a. Kekeliruan penyimpanan (misfile) dapat dicegah karena petugas meletakan tracer di

rak penyimpanan, sehingga keluar masuknya berkas rekam medis dapat terpantau.

b. Berkas rekam medis dikirim ke TPP Rawat Jalan tepat waktu

Petugas Rekam Medis dapat segera menyusun kembali berkas rekam medis di rak

penyimpanan karena petugas poliklinik mengembalikannya tepat waktu.

c. Tidak membutuhkan biaya yang besar

Pemecahan masalah ini dapat dilaksanakan dengan mengefektifkan sarana,

prasarana serta SDM yang ada tanpa membutuhkan biaya yang besar.

d. Meningkatkan kinerja Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan

Mengurangi keterlambatan pendistribusian berkas rekam medis ke poliklinik

sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada setiap pasien

yang berkunjung.

e. Tertib Administrasi

Administrasi struktural, fungsional, dan tugas filing dan retrieval dapat berjalan

lancar sesuai tugas masing-masing.

f.Pengontrolan dalam pengeluaran dan pengembalian dokumen Rekam Medis

Petugas dapat mengontrol jumlah pengeluaran dan pengembalian berkas rekam

medis serta melacak dokumen. Rekam Medis yang tidak kembali dapat dipantau

melalui penggunan tracer / petunjuk keluar (outguide) yang masih berada di rak.

2. Kelemahan (weakness)

Pelaksanaan prioritas pemecahan masalah ini memang yang terbaik diantara

alternatif solusi lainnya, namun dalam pelaksanaannya tetap memiliki kekurangan

sebagai berikut ;

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 45


a. Tidak menjamin Quality Assurance dapat berjalan maksimal

Restrukturisasi yang dijalankan belum tentu memperbaiki mutu pelayanan dan

pendistribusian berkas rekam medis berjalan lancar.

b. Kurangnya kesadaran pihak terkait dalam penyimpanan, pengeluaran dan

pengembalian berkas rekam medis serta penggunaan tracer atau penunjuk keluar

(outguide), bon pinjam dengan benar.

3. Kesempatan (opportunity)

Pelaksanaan prioritas pemecahan masalah ini dapat menghasilkan kemungkinan

yang positif untuk memperbaiki sistem yang ada meliputi :

a. Membuka jalan kearah penyelenggaraan rekam medis sesuai standar yang telah

ditetapkan oleh Depkes RI.

b. Peningkatan mutu pelayanan.

c. Ketepatan dalam penyimpanan, pengambilan dan pengeluaran berkas rekam medis

sehingga mengurangi masalah pendistribusian rekam medis rawat jalan yang sering

terlambat ke poliklinik.

4. Ancamam (threatment)

Pelaksanaan prioritas pemecahan ini tidak menutup kemungkinan menemui

hambatan dan gangguan, seperti :

a. Kurangnya respon positif dari petugas rekam medis dan unit-unit terkait dalam

penerapan kebijakan ini.

b. Harus menyediakan anggaran untuk pembelian tracer yang lebih banyak.

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 46


Metode SWOT diatas menjabarkan apa saja yang dapat terjadi ketika perencanaan

pelaksanaan prioritas pemecahan masalah ataupun pada saat dan setelah realisasi

kegiatan tersebut. Kekurangan dan hambatan yang mungkin timbul hendaknya

ditutupi dengan kelebihan yang ada sehingga tidak menimbulkan masalah baru

lebih serius.

BAB VIII

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 47


REKOMENDASI

1.1 Kesimpulan

Keterlambatan pendistribusian berkas rekam medis rawat jalan ke Poliklinik yang

berjalan selama ini menyebabkan waktu tunggu pasien menjadi lama dan pasien mengeluh

karena pasien yang datang lebih awal mendapat giliran akhir adalah akibat dari kurang

lancarnya proses pengambilan dan penyimpanan rekam medis di rak. Banyak faktor yang

menyebabkan pendistribusian berkas rekam medis rawat jalan sering terlambat, antara lain :

1. Petugas rekam medis kurang teliti dalam pengambilan dan penyimpanan berkas rekam

medis di rak penyimpanan, sehingga ada kasus salah simpan berkas rekam medis.

2. Berkas rekam medis lagi dalam proses ( administrasi pembayaran, pembuatan resume,

dipinjam dokter untuk riset, dll), sehingga belum kembali ke Instalasi MIK

3. Petugas rekam medis belum semuanya mempergunakan tracer dalam pengambilan

berkas rekam medis, sehingga keluar masuknya berkas tidak terpantau.

4. Tata ruangan atau lokasi yang relatif jauh antara TPP Rawat Jalan, Poliklinik, Rawat

Inap, dan IGD dengan ruangan Instalasi MIK.

Setelah dilakukan identifikasi masalah melalui 5W + 1H maka masalah-masalah yang

telah dikemukakan diatas diambil satu untuk dijadikan prioritas masalah dengan

menggunakan metode Bryant. Nilai tertinggi dijadikan prioritas utama dan berdasarkan skor

yang diperolah untuk dijadakan prioritas dalam penulisan penelitian ini adalah : “Distribusi

Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik Sering Terlambat” dengan skor 108, dan

digunakan alat bantu yang disebut Ichikawa (Tulang Ikan).

Dampak dari masalah-masalah yang telah disebutkan di atas antara lain :

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 48


Pendistribusian yang menjadi lama sehingga dapat menghambat pelayanan kesehatan

yang akan diberikan kepada pasien. Hal ini sangat berpengaruh terhadap citra Rumah Sakit

itu sendiri dan juga pasien yang akhirnya mengeluh karena pasien yang datang lebih awal

mendapat giliran paling akhir.

Usulan-usulan yang diajukan penulis antara lain :

1. Mengintensifkan koordinasi dan mengadakan kerja sama yang baik antara petugas

kesehatan yang terkait, seperti : Dokter, kepala ruangan,TU Poliklinik, perawat, dan

petugas rekam medis, dengan mengadakan pertemuan, mengevaluasi dan membuat

jadwal penyerahan berkas rekam medis sesuai standar batas waktu 1 hari pemulangan

dokumen Rekam Medis yang berlaku baik dokumen Rekam Medis yang masih tertahan

diruang perawatan, peminjaman untuk riset, konferensi, pengetikan resume maupun

keperluan lainnya.

2. Adanya pengendalian Rekam Medis, sosialisasi mengenai SPO khususnya penerapan

petunjuk keluar/outguide/tracer serta ketepatan waktu dalam pengembalian berkas rekam

medis rawat jalan dari poliklinik sesuai aturan yang berlaku.

3. Begitu juga diharapkan petugas rekam medis khususnya yang berada dibagian

penyimpanan menerapkan sistem retrieval dan penjajaran yang sesuai dengan aturan

yang berlaku di RSUP Persahabatan. Petugas rekam medis harus segera menyusun

kembali berkas rekam medis yang kembali dari Poliklinik, jangan ditunda sampai

menumpuk.

4. Menambah kapasitas ruangan rekam medis dan penambahan rak/Roll O’ Pack untuk

menyimpan dokumen rekam medis yang terlalu padat, sehingga tidak menyulitkan

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 49


petugas dalam mencari dokumen rekam medis. Ini bisa mempermudah petugas dalam

mencari dokumen rekam medis di sub penyimpanan.

Agar masalah yang ada dapat diselesaikan sehingga tugas Instalasi Manajemen Informasi

Kesehatan dapat kembali berjalan lancar maka penulis mengusulkan alternatif pemecahan

masalah dengan melakukan analisa berdasarkan metode perbandingan efiseinsi dan

efektifitas dan analisis SWOT sehingga alternatif pemecahan masalah dipilih adalah

“Adanya Pengendalian berkas rekam medis, sosialisasi mengenai SPO rekam medis

khususnya penerapan tracer, dan ketepatan pengembalian rekam medis rawat jalan

dari poliklinik”

1.2 Rekomendasi

Penulis memberikan saran yang di harapkan dapat di wujudkan demi kemajuan institusi

penelitian :

a) Pengembangan sumber daya manusia yang berkelanjutan dengan diadakan pelatihan,

seminar dan komunikasi yang terarah dan terbimbing sehingga permasalahan yang terjadi

dapat diatasi dengan mudah secara bersama-sama, karena dalam forum-forum tersebut

akan terjadi interaksi, penukaran informasi dan diskusi masalah untuk mempercepat

pengembangan diri. Hal yang perlu diperhatikan pimpinan adalah : memotivasi bawahan,

komunikasi vertical dan horizontal yang efektif, sistem balas jasa yang adil, forum

diskusi untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Rekam Medis selama ini secara

berkesinambungan.

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 50


b) Tidak satupun dokumen Rekam Medis yang boleh keluar dari ruangan penyimpanan

tanpa tanda keluar atau bon pinjam. Peraturan dibuat tidak hanya berlaku bagi orang-

orang diluar ruangan penyimpanan, tetapi juga petugas perekam medis itu sendiri.

c) Perlu membangun suasana kerja yang kondusif sehingga petugas Rekam Medis akan

merasa mempunyai komitmen terhadap pekerja yang diberikan. Menempatkan suasanan

pada proporsinya yaitu keseimbangan hak dan kewajiban adalah kunci hubungan kerja

antara atasan dan bawahan serta hubungan dengan rekan bekerja.

d) Peningkatan koordinasi dengan bagian keperawatan, dokter untuk proses pengembalian

berkas rekam medis.

Diharapkan alternatif yang terpilih diatas dapat mengatasi dan mengurangi masalah yang

terjadi dalam kegiatan rekam medis di Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan , RSUP

Persahabatan Jakarta Timur.

Setelah selesai proses rekam medis disimpan pad arak penyimpanan

Dilakukan penyortiran untuk mencegah kesalahan letak

Ketepatanpenyimpanan dengan petunjuk arah tracer yg tersimpan

Tracer petunjuk arah dikeluarkan setelah berkas rekam medis kembali ke posisinya

Ketepatan penyimpanan dimulai dari grup warna, saf pada masing-masing rak dan posisi urutan nomor

Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik 51

Anda mungkin juga menyukai