mengenai rekam medis yang masih tergolong sederhana. Formulir rekam medis
yang digunakanhanya berupa kertas kosong yang akan diisi oleh dokter yang
merawat pasien sesuai dengan rindakan dan analisa dokter pada saat merawat
pasien tersebut.
Pada tahun 1972 – 1974 pencatatan rekam medis rawat jalan dan
bagian Tata Usaha. Sedangkan untuk pasien rawat inap pengelolaan rekam
medis dibawah Sub Bagian Rekam Medis dan Statistik. Pada tahun 1980
spesialis dengan penomoran, nomor registrasi, formulir rekam medis dan kartu
sentralisasi penomoran rekam medis rawat jalan dan rawat inap. Penyimpanan
berkas rekam medis berada pada lima tempat terpisah untuk rekam medis rawat
2008 tentang susunan Organisasi dan tata kerja Instalasi Manajemen Informasi
4.2.1 Visi
4.2.2 Misi
kepuasan pelanggan.
4.2.3 Nilai
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan
Direktur Utama
Kepala
sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, mustahil tertib
Tabel 4.1
Ketenagaan Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan Tahun 2017
1 S1 Dokter 2 2
2 S1 Ekonomi 3 3
3 S1 SKM 2 2
4 D 4 MIK 1 1
6 D 3 MPRS 1 1
7 D 3 Farmasi 1 1
8 SLTA Terdidik 37 37
9 SMP Terdidik 2 2
Total 7 1 9 37 2 56
a. pasien baru
1) Setiap pasien baru yang akan berobat harus mengambil nomor antrian
2) Pasien baru mengisi formulir data peribadi yang telah disediakan, diisi
secara lengkap.
berobat (KIB) Kartu Imbosing, BLK terdiri dari 3 rangkap warna, warna
putih untuk pasien, warna kuning untuk poliklinik dan warna hijau untuk
dituju.
6) Petugas Rekam Medis Membuat Rekam Medis pasien baru dan menulis
ditempelkan ke folder tersebut, dan berkas rekam medis dan ditulis di buku
dituju.
b. Pasien Lama
2) Pasien lama menyerahkan kartu berobat pada petugas kasir pasien lama,
mencetak bukti layanan rangkap empat, warna putih untuk pasien, warna
merah untuk keuangan, warna kuning untuk poliklinik dan hijau untuk
terlebih dahulu.
tuju.
3. Pendistribusian
a. Pasien Baru
Formulir yang telah diisi diserahkan kepetugas dan data yang ada di form
Layanan Khusus) sesuaia tarif yang berlaku yang harus dibayar pasien, BLK
terdiri dari 3 (tiga) rangkap, warna putih untuk pasien, warna merah untuk
akan ditempelkan di folder rekam medis pasien oeleh petugas rekam medis.
dibuatkan kartu identitas pasien berobat (KIB) yang harus dibawa setiap
poliklinik yang dituju, sedangkan rekam medis akan di kirim oleh petugas
rekam medis.
5) Petugas rekam medis akan mencetak print out data pribadi pasien dan
tulisan no. Rekam Medis, nama pasien, jenis kelamin, umur, dan tahun
berobat.
b. Pasien Lama
lama.
3) Petugas rekam medis mencatat pada buku ekspedisi pasien rawat jalan
dituju.
yang digunakan adalah ” Unit Numering System ” yaitu pemberian satu nomor
untuk satu pasien baik rawat jalan maupun rawat inap. Nomor rekam medis
diberikan pada saat seorang pasien berobat pertama kali datang ke RSUP
Sistem penamaan pasien pada rekam medis yaitu dengan menulis nama
pasien lebih cepat menyebutkan namanya sendiri daripada nama orang tua. Nama
sistem desentralisasi, dimana berkas rawat jalan dan rawat inap disimpan terpisah.
Pendidikan milik pemerintah yang pada tahun ini memasuki tahun ke-54
Propinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Timur ditetapkan sebagai hari jadi
Menkes No. 552 tahun 1994, ditetapkan menjadi RS pendidikan dan menjadi
3.2.1 Visi
3.2.2 Misi
pengetahuan
respirasi
rumah
3.2.3 Motto
sebuah rumah sakit. Salah satunya adalah dengan melihat angka BOR, ALOS,
TOI, BTO, NDR dan GDR. Indikator Pelayanan RSUP Persahabatan dapat
Tabel 3.1
Kinerja RSUP Persahabatan Tahun 2008 s/d 2010
Indikator 2008 2009 2010
Sumber : Indikator Pelayanan Rawat Inap yang tercatat di Instalasi MIK RSUP
Persahabatan.
tempat tidur di unit rawat inap suatu rumah sakit. Bila rumah sakit memiliki
pemanfaatan fasilitas yang telah disediakan oleh rumah sakit untuk pasien,
sementara itu bila angka BOR mencapai 85 % maka hal ini menggambarkan
a. Untuk mengukur mutu pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit jika
ALOS di RSUP Persahabatan dari tahun 2008 sampai dengan 2010 relatif
tempat tidur tersebut tidak terisi hingga terisi disaat berikutnya oleh pasien.
Pada tahun 2008 TOI di RSUP Persahabatan adalah 4,95 hari, mengalami
penurunan menjadi 2,54 hari (tahun 2009) dan 2,36 (tahun 2010) telah sesuai
Biasanya satuan yang dipakai adalah 1 tahun. Indikator ini memberikan suatu
Persahabatan pada tahun 2008 yaitu 36,82 kali. Sedangkan pada tahun 2008
terjadi peningkatan dan mendekati angka yang ideal yaitu 44,24 kali dan pada
dari :
Selama beberapa tahun terakhir ini fasilitas layanan rawat lajan terus
Reumatik, Hematologi
Ginekologi, Onkologi, KB
5. Poliklinik Mata
6. Poliklinik THT
7. Poliklinik Syaraf
8. Poliklinik Jantung
2.Layanan Penunjang
4. Apotik 24 Jam
5. Rontgent
6. CT Scan
8. TUR
9. Laparoskopi
10. Bronkoskopi
11. Spirometri
12. Treadmill
13. V O2 Max
15. Audiometri
17. Linac
1. Pelayanan Unggulan
dan saling menunjang dengan pelayanan lain seperti bedah toraks, THT,
saluran nafas serta penyekit non infeksi seperti asma dan PPOK, RSUP
Jakarta Timur. Adapun waktu pelaksanaan di mulai sejak tanggal April 2017
sampai tanggal Juli 2017, dilaksanakan pada hari Senin s.d Jumat di mulai
BAB VI
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
DI INSTALASI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN
(Instalasi MIK) juga tidak terlepas dari adanya tuntutan pelayanan yang harus
6.1 Masalah-masalah
Dalam Bab ini akan diangkat permasalahan yang terjadi di Instalasi MIK,
kesehatan sesuai dengan misi dan visi Rumah Sakit yang telah di canangkan.
medis dan survey yang dilakukan Penulis selama magang, maka dapat
adalah :
Poliklinik
waktu rata-rata sebesar 28 menit. Hal ini belum sesuai dengan SPM
10 menit.
tersebut.
semestinya.
c) Berkas Rekam Medis masih dalam proses. Dokumen yang diminta oleh
dirawat karena ingin dibuat resume terlebih dahulu dan untuk bahan
keperwatan.
petugas harus lebih teliti dan melacak kemana berkas rekam medis
terakhir.
Terlalu banyak beban kerja dari dokter dan perawat di ruang rawat inap,
terlalu banyaknya poin yang harus diisi, dan perawat sering lupa
dokumen Rekam Medis yang relatif lama. Hal ini sangat penting untuk
Tabel 6.1
Identifikasi Masalah 5W + 1H
How
How
Petugas rekam medis kurang teliti sewaktu proses penyimpanan, sebagian berkas rekam medis
belum dilakukan proses penyusutan, terkadang penggunaan outguide/tracer diabaikan, berkas
Rekam Medis belum kembali ke unit penyimpanan karena dibuat riset, konferensi dan dibuat
resume
How
Tidak ada lahan yang tersedia lagi yang bias dimanfaatkan, tidak adanya pertimbangan khusus
terhadap tata lokasi yang strategis, penataan ruangan kurang terstrukturdan tidak terorganisisr
dengan baik
dapat mempengaruhi kualitas pelayanan rumah sakit kepada pasien yang akan
berarti sama dengan turunnya mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit itu
sendiri.
berkas rekam medis yang di karenakan oleh kurang telitinya petugas. Akibat
yang timbul dari pendistribusian rekam medis rawat jalan ke poliklinik yang
dapat diselesaikan dalam waktu yang bersamaan. Hal ini disebabkan karena
indikator berikut :
2. Prevalence ( P )
Yaitu jumlah individu yang terkena dalam unit organisasi / Rumah Sakit
SKOR :
SKOR :
SKOR :
Tabel 6.2
Prioritas Masalah di Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan
RSUP Persahabatan Tahun 2017
(Metode Bryant)
Skala
No Masalah C P S M Total
Prioritas
1. Penyelesaian pelaporan rekam
medis baik interen (laporan
sensus harian) maupun ekstern
(laporan RL 1 dan RL 2) lebih 2 3 3 3 54 II
dari 5 hari sehingga berkas rekam
medis telat disimpan
lebih dari 5 hari sehingga berkas rekam medis terlambat disusun di rak
mendapat perhatian, karena tidak terkait pelayanan langsung tapi hanya di bagian
pelaporan. Untuk indikator Prevalence (P) skor 3, artinya individu yang terkena
cukup besar, karena pasien yang berobat akan terhambat pencarian berkas rekam
medisnya. Untuk indikator Severity (S) skor 3, masalah yang berat, karena
Untuk indikator Manageability (M) skor 3, artinya cukup dapat dikelola dan
rawat jalan. Untuk indikator Prevalence (P) skor 3, artinya individu yang terkena
cukup besar, karena pasien yang berobat akan terhambat pencarian berkas rekam
pendistribusian rekam medis yang terlambat, maka banyak pasien yang akan
dapat dikelola dan diatasi, karena faktor SDM yang kurang teliti dan sarana yang
berkas rekam medis rawat inap yaitu indikator community concern (C ) skor 2,
artinya kurang mendapat perhatian, karena kurangnya perhatian para dokter dalam
pengisian resume pasien rawat inap. Untuk indikator Prevalence (P) skor 2,
artinya individu yang terkena sedikit, karena pasien rawat inap jumlahnya lebih
sedikit dari pasien rawat jalan. Untuk indikator Severity (S) skor 3, masalah yang
berat, karena akibat keterlambatan pengisian resume, maka banyak pasien yang
cukup dapat dikelola dan diatasi, karena tidak semua pasien rawat inap akan
Penjelasan skor mengenai masalah Tata ruangan atau lokasi yang relatif
jauh antar TPP Rawat Jalan, Poliklinik, Rawat Inap, dan IGD dengan unit
jalan. Untuk indikator Prevalence (P) skor 2, artinya individu yang terkena
sedikit, karena yang terkena dampak langsung karena lokasi berjauhan adalah
petugas rekam medis yang harus bolak-balik. Untuk indikator Severity (S) skor2,
masalah yang cukup berat, karena lokasi yang berjauhan akan berpengaruh
poliklinik sering terlambat menjadi pilihan prioritas masalah dengan nilai tertinggi
Untuk lebih jelas melihat prioritas “Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan
ikan)
Gambar 6.1
Analisa Penyebab Masalah Utama Ichikawa (Tulang Ikan)
“ Sering Terlambatnya Distribusi Berkas Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik”
BAB VII
HASIL, ALTERNATIF PENYELESAIN MASALAH
dapat diatasi dan mutu pelayanan dapat lebih ditingkatkan. Dalam pemecahan
masalah ini campur tangan dari manajemen puncak sangat dibutuhkan karena
tidak dapat memilih jalan yang terkait untuk menuju suatu tempat kecuali kita
telah menentukan kemana kita akan pergi. Dengan tujuan sebagai pedoman
2002).
Banyak model proses pemecahan masalah yang dikemukakan oleh para ahli
utama dari prioritas masalah, penentuan solusi potensial sebagai alternatif solusi,
penentuan solusi terbaik pelaksanaan solusi, dan evaluasi hasil pelaksanaan solusi.
Penulis laporan magang ini hanya membahas hingga pemiliha solusi terbaik
karena pelaksanaan solusi merupakan hal yanag bersifat teknis dan memerlukan
didelegasikan kepada seluruh petugas atau perekam medis secara bertahap dalam
medis sewaktu proses penjajaran atau kemungkinan terselip ke rak lain. Ini
bisa disebabkan karena petugas yang sudah lelah dan lalai karena faktor usia
masih kurang, dan petugas yang ada rata-rata tamatan SLTA. Petugas rekam
medis tidak segera menyimpan kembali berkas rekam medis yang kembali
rak penyimpanan tidak ada petunjuk keluar (outguide), akibatnya kita tidak
2. Money (Anggaran/Dana)
3. Material (Sarana)
4. Machine (prasarana)
seperti komputer, tetapi juga alat-alat kecil seperti penyediaan pena, spidol,
buku register, folder, tracer dan keperluan lainnya. Printer untuk mencetak
metode adalah :
1. Tidak ada jadwal tetap untuk proses penyusunan berkas rekam medis
O’Pack.
medis yang kembali dari ruang perawatan tidak sesuai dengan sensus
1. Petugas rekam medis kurang teliti dalam menyimpan rekam medis di rak
penyimpanan.
terhadap sistem penanganan berkas rekam medis rawat jalan dan alternatif
medis sesuai standar batas waktu hari pemulangan berkas rekam medis
ketepatan waktu dalam pengembalian berkas rekam medis rawat jalan dari
medis harus segera menyusun kembali berkas rekam medis yang kembali
dan efisien.
1. Efektifitas, terdiridari :
di prioritaskan.
Penilaian :
diprioritaskan.
Penilaian :
dengan petugas terkait yaitu indikator Magnitude (M) skor 4, artinya penting untuk
diprioritaskan, karena koordinasi petugas rekam medis dengan petugas terkait lainnya sangat
diperlukan dalam menunjang kelancaran pelayanan kepada pasien. Untuk indikator Importancy
(I) skor 3, artinya cukup penting untuk diprioritaskan , karena masalah keterlambatan
pendistribusian rekam medis dapat diatasi dengan cara koordinasi. Untuk indikator Vulnerability
(V) skor 1, tidak penting untuk diprioritaskan, karena dalam bekerja seharusnya koordinasi itu
Penjelasan skor untuk alternatif pemecahan masalah dengan pengendalian berkas rekam
medis dan sosialisasi SPO rekam medis yaitu indikator Magnitude (M) skor 5, artinya sangat
penting untuk diprioritaskan, karena dengan pengendalian berkas rekam medis dapat memantau
keluar masuknya berkas rekam medis di Instalasi MIK. Untuk indikator Importancy (I) skor 4,
artinya penting untuk diprioritaskan , karena sosialisasi SPO rekam medis untuk petugas rekam
medis dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya rekam medis di RS . Untuk indikator
Vulnerability (V) skor 4, artinya penting untuk diprioritaskan, karena SDM dan teknologi sudah
tersedia tinggal kemauannya saja ditingkatkan. Selanjutnya indikator Efficiency (E) skor 2,
penting, biaya kecil artinya pemakaian sumber daya kecil, karena tersedia dan terjangkau.
Penjelasan skor untuk alternatif pemecahan masalah dengan Petugas rekam medis harus
menyimpan berkas rekam medis dengan baik dan jangan menunda pekerjaan yaitu indikator
Magnitude (M) skor 3, artinya cukup penting untuk diprioritaskan, karena ketelitian petugas
penyimpanan cukup penting dalam mempercepat pengambilan rekam medis. Untuk indikator
Importancy (I) skor 4, artinya penting untuk diprioritaskan , karena apabila petugas penyimpanan
rekam medis menunda penyusunan rekam medis di rak, maka rekam medis akan menumpuk dan
menghambat pekerjaaa. Untuk indikator Vulnerability (V) skor 3, artinya cukup untuk
diprioritaskan, karena SDM dan teknologi sudah tersedia tinggal kedisiplinan saja ditingkatkan.
Selanjutnya indikator Efficiency (E) skor 4, kurang penting, biaya besar artinya kebutuhan biaya
besar, karena kalau rekam medis sudah menumpuk terus menerus, penyimpanannya harus
medis dan rak penyimpanan yaitu indikator Magnitude (M) skor 3, artinya cukup penting untuk
diprioritaskan, karena kepadatan rak penyimpanan sehingga berkas rekam medis sukar
ditemukan. Untuk indikator Importancy (I) skor 4, artinya penting untuk diprioritaskan , karena
penambahan ruangan penting untuk kelancaran kegiatan rekam medis. Untuk indikator
Vulnerability (V) skor 2, artinya kurang penting untuk diprioritaskan, karena penambahan
ruangan dan rak akan menambah anggaran RS. Selanjutnya indikator Efficiency (E) skor 3,
cukup penting, biaya cukup kecil, karena untuk penambahan rak tidak perlu membeli yang baru
Dari 4 (empat) alternatif pemecahan masalah yang dikaitkan dengan masalah yang
ditemukan dan dari perhitungan skor yang tertinggi, maka alternatif pemecahan masalah adalah
yang nomor 2 (dua) yaitu “Adanya Pengendalian berkas rekam medis, sosialisasi mengenai
SPO rekam medis khususnya penerapan tracer, dan ketepatan pengembalian rekam medis
rawat jalan dari poliklinik” menjadi prioritas utama karena alternatif ini dianggap paling
Prioritas pemecahan masalah yang diperoleh dari table alternatif solusi diatas selanjutnya
akan dianalisis melalui metode SWOT. Metode ini menjabarkan kekuatan (strength),
1. Kekuatan (strength)
Pelaksanaan prioritas pemecahan masalah ini memiliki kekuatan atau kelebihan sebagai
berikut :
rak penyimpanan, sehingga keluar masuknya berkas rekam medis dapat terpantau.
Petugas Rekam Medis dapat segera menyusun kembali berkas rekam medis di rak
prasarana serta SDM yang ada tanpa membutuhkan biaya yang besar.
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada setiap pasien
yang berkunjung.
e. Tertib Administrasi
Administrasi struktural, fungsional, dan tugas filing dan retrieval dapat berjalan
medis serta melacak dokumen. Rekam Medis yang tidak kembali dapat dipantau
melalui penggunan tracer / petunjuk keluar (outguide) yang masih berada di rak.
2. Kelemahan (weakness)
sebagai berikut ;
pengembalian berkas rekam medis serta penggunaan tracer atau penunjuk keluar
3. Kesempatan (opportunity)
a. Membuka jalan kearah penyelenggaraan rekam medis sesuai standar yang telah
sehingga mengurangi masalah pendistribusian rekam medis rawat jalan yang sering
terlambat ke poliklinik.
4. Ancamam (threatment)
a. Kurangnya respon positif dari petugas rekam medis dan unit-unit terkait dalam
pelaksanaan prioritas pemecahan masalah ataupun pada saat dan setelah realisasi
ditutupi dengan kelebihan yang ada sehingga tidak menimbulkan masalah baru
lebih serius.
BAB VIII
1.1 Kesimpulan
berjalan selama ini menyebabkan waktu tunggu pasien menjadi lama dan pasien mengeluh
karena pasien yang datang lebih awal mendapat giliran akhir adalah akibat dari kurang
lancarnya proses pengambilan dan penyimpanan rekam medis di rak. Banyak faktor yang
menyebabkan pendistribusian berkas rekam medis rawat jalan sering terlambat, antara lain :
1. Petugas rekam medis kurang teliti dalam pengambilan dan penyimpanan berkas rekam
medis di rak penyimpanan, sehingga ada kasus salah simpan berkas rekam medis.
2. Berkas rekam medis lagi dalam proses ( administrasi pembayaran, pembuatan resume,
dipinjam dokter untuk riset, dll), sehingga belum kembali ke Instalasi MIK
4. Tata ruangan atau lokasi yang relatif jauh antara TPP Rawat Jalan, Poliklinik, Rawat
telah dikemukakan diatas diambil satu untuk dijadikan prioritas masalah dengan
menggunakan metode Bryant. Nilai tertinggi dijadikan prioritas utama dan berdasarkan skor
yang diperolah untuk dijadakan prioritas dalam penulisan penelitian ini adalah : “Distribusi
Rekam Medis Rawat Jalan ke Poliklinik Sering Terlambat” dengan skor 108, dan
yang akan diberikan kepada pasien. Hal ini sangat berpengaruh terhadap citra Rumah Sakit
itu sendiri dan juga pasien yang akhirnya mengeluh karena pasien yang datang lebih awal
1. Mengintensifkan koordinasi dan mengadakan kerja sama yang baik antara petugas
kesehatan yang terkait, seperti : Dokter, kepala ruangan,TU Poliklinik, perawat, dan
jadwal penyerahan berkas rekam medis sesuai standar batas waktu 1 hari pemulangan
dokumen Rekam Medis yang berlaku baik dokumen Rekam Medis yang masih tertahan
keperluan lainnya.
3. Begitu juga diharapkan petugas rekam medis khususnya yang berada dibagian
penyimpanan menerapkan sistem retrieval dan penjajaran yang sesuai dengan aturan
yang berlaku di RSUP Persahabatan. Petugas rekam medis harus segera menyusun
kembali berkas rekam medis yang kembali dari Poliklinik, jangan ditunda sampai
menumpuk.
4. Menambah kapasitas ruangan rekam medis dan penambahan rak/Roll O’ Pack untuk
menyimpan dokumen rekam medis yang terlalu padat, sehingga tidak menyulitkan
Agar masalah yang ada dapat diselesaikan sehingga tugas Instalasi Manajemen Informasi
Kesehatan dapat kembali berjalan lancar maka penulis mengusulkan alternatif pemecahan
efektifitas dan analisis SWOT sehingga alternatif pemecahan masalah dipilih adalah
“Adanya Pengendalian berkas rekam medis, sosialisasi mengenai SPO rekam medis
khususnya penerapan tracer, dan ketepatan pengembalian rekam medis rawat jalan
dari poliklinik”
1.2 Rekomendasi
Penulis memberikan saran yang di harapkan dapat di wujudkan demi kemajuan institusi
penelitian :
seminar dan komunikasi yang terarah dan terbimbing sehingga permasalahan yang terjadi
dapat diatasi dengan mudah secara bersama-sama, karena dalam forum-forum tersebut
akan terjadi interaksi, penukaran informasi dan diskusi masalah untuk mempercepat
pengembangan diri. Hal yang perlu diperhatikan pimpinan adalah : memotivasi bawahan,
komunikasi vertical dan horizontal yang efektif, sistem balas jasa yang adil, forum
diskusi untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Rekam Medis selama ini secara
berkesinambungan.
tanpa tanda keluar atau bon pinjam. Peraturan dibuat tidak hanya berlaku bagi orang-
orang diluar ruangan penyimpanan, tetapi juga petugas perekam medis itu sendiri.
c) Perlu membangun suasana kerja yang kondusif sehingga petugas Rekam Medis akan
pada proporsinya yaitu keseimbangan hak dan kewajiban adalah kunci hubungan kerja
Diharapkan alternatif yang terpilih diatas dapat mengatasi dan mengurangi masalah yang
terjadi dalam kegiatan rekam medis di Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan , RSUP
Tracer petunjuk arah dikeluarkan setelah berkas rekam medis kembali ke posisinya
Ketepatan penyimpanan dimulai dari grup warna, saf pada masing-masing rak dan posisi urutan nomor