Anda di halaman 1dari 6

A.

Definisi Anemia Mikrositik Hipokromik


Mikrositik berarti kecil, hipokrom artinya mengandung hemoglobin dalam
jumlah yang kurang dari normal. Anemia mikrositik hipokrom adalah suatu keadaan
kekurangan besi (Fe) dalam tubuh yang mengakibatkan pembentukan eritrosit atau sel
darah merah mengalami ketidakmatangan (imatur). Sel darah merah yang terbentuk
ukurannya lebih kecil dari normal dan hemoglobin dalam sel darah merah berjumlah
sangat sedikit penyakit ini disebut juga defisiensi zat besi. Defisiensi besi adalah
penyebab anemia yang tersering terjadi di semua negara di dunia. Defisiensi besi
merupakan penyebab terpenting suatu anemia mikrositik hipokrom, dengan ketiga
indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) berkurang dan sediaan apus darah menunjukkan
eritrosit yang kecil (mikrositik) dan pucat (hipokrom).

Anemia mikrositik

B. Gejala anemia mikrositik hipokrom

Penderita anemia mikrositik akan mengalami tanda-tanda sebagai berikut:

1. Penurunan berat badan.


2. Mudah kelelahan.
3. Kulit wajah,ujung-ujung jari kaki dan tangan,lidah serta kelopak mata berwarna
pucat.
4. Sering mengalami pusing.
5. Terkadang mengalami sesak nafas.
6. Terjadi beberapa iritasi terutama dibagian lidah.

C. Penyebab Anemia mikrositik hipokrom


Faktor penyebab utama jenis anemia ini di pengaruhi oleh daya serap tubuh
terhadap zat besi. Biasanya penderita mengalami gejala anemia mikrositik hipokromik
karena memilki gangguan daya serat zat besi. Akibatnya kadar zat besi yang di
butuhkan untuk pembentukan darah tidak tercukupi. Inilah yang di sebut faktor genetik.
Sel darah merah yang terbentuk ukurannya akan lebih kecil dan tidak matang (imatur)
sementara volum hemglobinnya kurang dari batas normal. Selain itu penyakit ini dapat
di sebabkan karena kelalaian penderita dalam memenuhi asupan gizi yang cukup
mengandung zat besi, vitamin B12 dan folat. Aktifitas yang terlalu padat namun waktu
istirahat dan tidur lebih sedikit, dapat memicu penyakit anemia jenis mikrositik
hipokromik.

Kemungkinan yang terjadi pada anemia mikrositik hipokrom adalah:

MCV,MCH dan MCHC < N

Penyebab terjadinya anemia mikrositik hipokrom :

1. Anemia defisiensi besi (gangguan besi)


Anemia defisiensi besi terjadi karena:

a) Kehilangan besi (perdarahan menahun)


 Pendarahan traktus gastrointestinal.
 Pendarahan traktus urogenitalis
 Hemoglobinuria
 Hemosiderosis pulmonary idiopatik
 Teleangiektasia hemoragik herediter
 Gangguan hemostatis
 Gagal ginjal kronik dan hemodialisa
b) Asupan yang tidak adekuat / absorbsi besi yang kurang
 Malnutrisi
 Gangguan absorpsi :operasi lambung aklorhidria,penyakit celiac.
c) Kebutuhan besi yang meningkat (pada masa kehamilan dan prematuritas)
 Anak-anak
 Kehamilan
 Laktasia
Anemia defisiensi besi terjadi dalam 3 tahap:
 Tahap 1 (defisiensi Fe pre laten), dimana berkurangnya cadangan Fe tanpa disertai
berkurangnya kadar serum Fe.
 Tahap 2 (defisiensi Fe laten), dimana Fe habis,tetapi kadar Hb masih di atas batas
terendah kadar Hb normal
 Tahap 3 (Anemia defisiensi Fe), dimana kadar Hb di bawah batas terendah kadar
normal.

2. Anemia pada penyakit kronik (gangguan besi)

Anemia ini biasanya bersifat sekunder, dalam arti ada penyakit primer yang
mendasarinya. Perbedaan anemia ini dengan anemia defisiensi besi tampak pada feritin
yang tinggi dan TIBC yang rendah.

3. Thalasemia (gangguan globin)

Terjadi karena gangguan pada rantai globin. Thalasemia dapat terjadi karena
sintesis hb yang abnormal dan juga karena berkurangnya kecepatan sintesis rantai alfa
atau beta yang normal.

4. Anemia sideroblastik (gangguan protoporfirin)


Terjadi karena adanya gangguan pada rantai protoporfirin. Menyebabkan besi
yang ada di sumsum tulang meningkat sehingga besi masuk ke dalam eritrosit yang
baru terbentuk dan menumpuk pada mitokondria perinukleus.

D. Pencegahan Anemia Mikrositik Hipokromik


Bila anemia ini disebabkan karena kelainan genetik pada fungsi penyerapan zat
besi, maka penderita cukup mengatasi penyakit ini dengan cukup beristirahat dan
megurangi aktifitas yang terlalu berat agar tubuh tidak mengalami kelelahan. Istirahat
juga akan mengurangi efek letih pusing dan kekurangan tenaga. Bagi seseorang yang
normal, tetap harus mewaspadai gejala anemia mikrositik hipokrom karena
penyebabnya juga bisa dipengaruhi pola makan yang kurang baik. Oleh karena itu
cegah penyakit ini dengan mencukupi asupan gizi dan perbanyak makanan kaya zat
besi, asam folat serta Vitamin B. setiap kali beraktifitas, sempatkan untuk istirahat
Jadi kesimpulannya, anemia mikrositik hiprokomik sulit disembuhkan bila
penyebabnya dipengaruhi oleh faktor genetik, namun dapat dicegah resikonya bagi
orang yang sehat dengan pola makan dan pola hidup yang baik.
E. Pengobatan Anemia Mikrositik Hipokrom
1. Anemia defisiensi besi
a) Terapi besi oral Ferro sulfat, mengandung 67mg besi Ferro glukonat,
mengandung 37 mg besi.
b) Terapi besi parenteral biasa digunakan untuk pasien yang tidak bisa
mentoleransi penggunaan besi oral. Besi-sorbitol-sitrat diberikan secara injeksi
intramuskular Ferri hidroksida-sukrosa diberikan secara injeksi intravena
lambat atau infus
c) Pengobatan Lain Diet, diberikan makanan bergizi tinggi protein terutama yang
berasal dari protein hewani Vitamin C diberikan 3 x 100mg per hari untuk
meningkatkan absorpsi besi Transfusi darah, pada anemia def. Besi dan
sideroblastik jarang dilakukan (untuk menghindari penumpukan besi pada
eritrosit)

2. Anemia pada penyakit kronik. Tidak ada pengobatan khusus yang mengobati
penyakit ini, sehingga pengobatan ditujukan untuk penyakit yang mendasarinya.
Jika anemia menjadi berat, dapat dilakukan transfusi darah dan pemberian
eritropoietin.

3. Anemia sideroblastik. Penatalaksanaan anemia ini dapat dilakukan dengan


veneseksi dan pemberian vit b6 (pyridoxal fosfat). Setiap unit darah yang hilang
pada veneseksi mengandung 200-250 mg besi.
4. Thalasemia. Transfusi darah dapat dilakukan untuk mempertahankan kadar Hb >10
g/dL. Tetapi transfusi darah yang berulang kadang mengakibatkan penimbunan
besi, sehingga perlu dilakukan terapi kelasi besi

F. Pemeriksaan Laboratorium yang mendukung


Untuk anemia mikrositik hipokrom, dilakukan pemeriksaan NER (Nilai eritrosit
rata-rata) yang terdiri dari VER, HER, KHER

1. VER (Volume Eritrosit Rata-rata). Yaitu perbandingan nilai hematokrit dengan


jumlah eritrosit (dalam juta) x 10. Satuannya fL. Jika lebih kecil dari pada normal :
eritrositnya mikrositer.
2. HER (Hemoglobin Eritrosit Rata-rata). Yaitu perbandingan nilai hemoglobin dengan
jumlah eritrosit (dalam juta ) x 10 . Satuannya pg. Jika lebih kecil dari normal
biasanya eritrosit hipokrom
3. KHER (Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata). Yaitu perbandingan nilai
hemoglobin dengan nilai hematokrit x 100. Satuannya g/dL.Jika lebih kecil dari
normal biasanya eritrosit hipokrom. Kalau perhitungan sudah menunjukan bahwa
eritrosit mikrositik hipokrom, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan apus darah tepi
untuk melihat morfologi darah tepi.
Daftar Pustaka:

Supandiman I.,Sumatri,R.,Fadjari,TN.,Firanza,PI.,Oehadian,A.,2003. Pedoman Diagnosis

dan Terapi HEMATOLOGI ONKOLOGI MEDIK. Bandung : Q-Communication.

Sudoyo,AW., et al.2006. Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM Jilid II Edisi IV.Jakarta:

Pusat Penerbitan IPD FKUI.

O’Connor,S.,Kaplan,S., Final Diagnosis-Anemia. Available at path.upmc.edl

Schick, P., 2007. Megaloblastic Anemia. Thomas Jefferson University Medical College.

Avalaible at www.emedicine.com

Anda mungkin juga menyukai