Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH LEUKIMIA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2 :

1. Yulyd putry lestari 6. Adelia pratiwi

2. Nurul ilmi 7. Hartina

3. Idlia ramla safitri 8. Besse ainun nur yasri

4. Eka wardana 9. Iis triana putri

5. Sitti rasmi

DOSEN PENGAMPU : Alham Muchtar, S.si., Apt.

UNIVERSITAS PANCASAKTI MAKASSAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FARMASI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga makalah Leukimia ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan leukemia dalam dunia farmasi

khususnya obat.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu

dan ikut terlibat dalam penyusunan laporan ini, utamanya kepada dosen pengampu

bapak Alham Muchtar, S.si., Apt., atas arahan yang diberikan kepada kami dalam

penyelesaian laporan ini.

Menyadari akan keterbatasan ilmu dan pengalaman yang kami miliki, kami

berharap hasil yang nantinya kami peroleh dapat diterima dan bermanfaat di masa yang

akan datang. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca

yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya

terutama bagi Jurusan Farmasi Universitas Pancasakti Makassar serta dapat digunakan

untuk kepentingan kepustakaan.

Makassar, November 2018

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2

C. Tujuan Pembuatan Makalah .......................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 3

A. Pengertian ..................................................................................... 3

B. Etiologi .......................................................................................... 5

C. Patofisiologi .................................................................................. 9

D. Terapi ............................................................................................ 10

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 15

A. Kesimpulan...................................................................................... 15

B. Saran ................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... iv


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Leukimia adalah penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang

ditandai dengan proliferasi sel-sel darah putih dengan manifestasi adanya sel-sel abnormal

dalam darah tepi (Permono and Ugrasena, 2005).

Leukimia limfositik akut atau yang juga biasa disebut leukimia limfoblastik akut

(LLA) adalah keganasan sel yang terjadi akibat proliferasi sel limfoid yang diblokir pada

tahap awal deferensiasinya (Conter et al, 2004).

Angka kejadian di Amerika Serikat dan Eropa pada anak di bawah usia 15 tahun, per

tahun sekitar 3,5-4,0 per 100.000 anak. Dalam Voute et al (2005) disebutkan bahwa rasio laki-

laki dan perempuan yang menderita LLA sebesar 1,2 dan angka tertinggi terjadi pada anak

usia 2-7 tahun yang jumlahnya dapat mencapai 10 per 100.000 anak.

Di RS Kanker Dharmais, LLA merupakan kanker anak yang paling banyak

ditemukan. Tercatat 8 kasus baru anak dengan LLA per tahunnya (Rini et al, 2009).

Pengobatan dengan kemoterapi merupakan terapi kuratif utama pada leukimia (Dipiro et al,

2008).

Merkaptopurin (6-MP) adalah prodrug yang telah digunakan selama 35 sampai 40

tahun terakhir dalam pengobatan kanker LLA pada anak anak (Raza and Barakzai, 2009).

Menurut Indonesian ProtocolALL (Anonim, 2006) yang digunakan di RS Kanker Dharmais,

6-MP digunakan pada fase konsolidasi dan pemeliharaanpada pasien resiko biasa dan pasien

resiko tinggi.
Dalam pembuatan makalah ini kami ingin menjelaskan hal yang berkaitan dengan

leukemia khususnya dalam dunia farmasi.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan makalah dari pembuatan makalah ini yaitu:

1. Pengertian Kanker Darah (Leukimia)

2. Etiologi kanker Darah (Leukimia)

3. Patofisiologi kanker Darah (Leukimia)

4. Terapi pada penderita kanker Darah (Leukimia)

C. Tujuan Pembuatan Makalah

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:


1. Untuk Mengetahui Pengertian tentang Kanker Darah (Leukimia)
2. Untuk Mengetahui Etiologi kanker Darah (Leukimia)
3. Untuk Mengetahui Patofisiologi Kanker Darah (Leukimia)
4. Untuk Mengetahui Terapi pada penderita Kanker Darah (Leukimia)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Leukemia berasal dari bahasa yunani leukos-putih dan haima-darah. Leukimia adalah

penyakit neoplastik yang di tandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoetik

yang secara meligna melakukan transformasi yang menyebabkan penekanan dan penggantian

unsur sumsum yang normal. (Greer dkk, 1999 dalam Price , 2016).

Beberapa pengertian menurut para ahli yaitu sbb:

1. Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk

darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175)

2. Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum

tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002

: 248 )

3. Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio

patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang

dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain

(Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495)

4. Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum

tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001).

Leukimia digolongkan ke dalam kelompok akut dan kronis berdasarkan derajat maturasi

sel-sel ganas dalam sumsum tulang. Leukimia akut ditandai adanya gangguan maturasi yang
mengakibatkan meningkatnya sel-sel muda dan terjadinya kegagalan diferensiasi sel-sel

darah.

Keadaan ini menyebabkan penyakit tanpak sangat berat dan menyebabkan kematian

dalam beberapa bulan tanpa pengobatan. Sebaliknya pada leukemia kronis terjadi peningkatan

sel matur yang tidak terkendali, sehingga penyakit tanpa relative lebih ringan, leukemia kronis

pada stadium akhir dapat menjadi progresif seperti leukemia akut. (Hidayat, 2006).

Pada umumnya gejala klisnis dari berbagai leukemia hamper sama hanya berbeda

apakah akut atau kronik. Juga gejala hematologis lain yang bergantung pada morfologis

selnya.

Perbedaan darah normal dengan darah


leukemia
B. ETIOLOGI

Etiologi pasti dari leukemia ini belum diketahui. Leukemia, sama halnya dengan kanker

lainnya, terjadi karena mutasi somatic pada DNA yang mengaktifkan onkogenesis atau

menonaktifkan gen suppressor tumor, dan menganggu regulasi dari kematian sel,

diferensiasi atau divisi.Tapi penelitian telah dapat mengemukakan factor resiko dari Leukemia

ini, antara lain:

1. Tingkat radiasi yang tinggi orang – orang yang terpapar radiasi tingkat tinggi lebih mudah

terkena leukemia dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar radiasi. Radiasi tingkat

tinggi bisa terjadi karena ledakan bom atom seperti yang terjadi di Jepang. Pengobatan

yang menggunakan radiasi bisa menjadi sumber dari paparan radiasi tinggi.

2. Orang-orang yang bekerja dengan bahan – bahan kimia tertentu terpapar oleh benzene

dengan kadar benzene yang tinggi di tempat kerja dapatmenyebabkan leukemia. Benzene

digunakan secara luas di industri kimia. Formaldehid juga digunakan luas pada industri

kimia, pekerja yang terpapar formaldehid memiliki resiko lebih besar terkena leukemia.

3. Kemoterapi pasien kanker yang di terapi dengan obat anti kanker kadang – kadang

berkembang menjadi leukemia. Contohnya, obat yang dikenal sebagai agen alkilating

dihubungkan dengan berkembangnya leukemia akhir – akhir ini.

4. Down Syndrome dan beberapa penyakit genetic lainnya beberapa penyakit disebabkan

oleh kromosom yang abnormal mungkin meningkatkan resiko leukemia.

5. Human T-cell Leukemia virus-I (HTVL-I)Virus ini menyebabkan tipe yang jarang dari

leukemia limfositik kronik yangdikenal sebagi T-cell leukemia.

6. Myelodysplastic syndrome orang – orang dengan penyakit darah ini memiliki resiko

terhadap berkembangnya leukemia myeloid akut.


7. Fanconi Anemia Menyebabkan akut myeloid leukemia

Tanda dan gejala dari leukemia :

1. Leukemia Mieloblastik Akut

a. Rasa lemah, pucat, nafsu makan hilang

b. Anemia

c. Perdarahan, petekie

d. Nyeri tulang

e. Infeksi

f. Pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar mediatinum

g. Kadang – kadang ditemukan hipertrofi gusi khususnya pada M4 dan M5

h. Sakit kepala

2. Leukemia Mieloblastik Kronik

a. Rasa lelah

b. Penurunan berat badan

c. Rasa penuh di perut

d. Kadang – kadang rasa sakit di perut

e. Mudah mengalami perdarahan

f. Diaforesis meningkat

g. Tidak tahan panas

3. Leukemia Limfositik Akut

a. Malaise, demam, letargi, kejang

b. Keringat pada malam hari

c. Hepatosplenomegali
d. Nyeri tulang dan sendi

e. Anemia

f. Macam – macam infeksi

g. Penurunan berat badan

h. Muntah

i. Gangguan penglihatan
j. Nyeri kepala
4. Leukemia Limfositik Kronis
a. Mudah terserang infeksi
b. Anemia
c. Lemah
d. Pegal – pegal
e. Trombositopenia
f. Respons antibodi tertekan
g. Sintesis immonuglobin tidak cukup
C. PATOFISIOLOGI

Poliferasi Sel Kanker

Sel Kanker bersaing dengan sel normal


untuk mendapatkan nutrisi

Sel normal digantikan dengan sel kanker

Infiltrasi Infiltrasi SSP Depresi sum-sum tulang Metabolisme


ekstra
medular

Meningitis Eritrosit Sel


Pembesaran, Leukimia menurun kekurangan
limfe, liver, makanann
nodus limfe,
tulang Leukosit
Anemi Peningkatan tekanan
Menuru
jaringan
nn
Nyeri Tulang Faktor
tulang dan mengecil dan Infeksi
peembekuan
persendian lemah menurun

Demam
Fraktur
Pendaraha
patologis
n

Trombositopenia
D. Terapi Pada Penderita Leukimia
1. Kemoterapi

Sebagian besar pasien leukemia menjalani kemoterapi. Jenis pengobatan

kanker ini menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel leukemia.

Tergantung pada jenis leukemia, pasien bisa mendapatkan satu jenis obat atau

kombinasi dari dua obat atau lebih.

a. Antibiotika (sitotoksik)

Antibiotik termasuk dalam produk alamiah bersama alkaloid Vinka. Beberapa

antibiotika yang berasal dari jenis jamur Streptomyces juga berkhasiat sitostatis,

disamping kerja antibakterinya. Mekanisme kerja dengan mengikat DNA

secara kompleks, sehingga sintesanya terhenti.

b. Antrasiklin

Mekanisme kerja dari obat ini adalah pengikatan afinitas tinggi ke DNA melalui

interkelasi yang mengakibatkan penghambatan sintesis DNAn dan RNA, dan

pengguntingan rantai DNA melalui efeknya pada topoisomerase II. Obat-obat

terpenting dri golongan ini adalah : Doksorubisin, Daunorubisin, Epirubisin,

Idarubisin .

a) Doksorubisin; (Adriamycin RD, adriblastina)

Derivat antrasiklin ini bersama daunorubisin, diperoleh dari biakan

Streptomyces peutycus (1971). Lazimnya digunakan dalam bentuk

kombinasi, CAF= cyclofosfamida+adriamicin+fluoruracil. Efektif untuk

leukemia akut dan limfoma non-Hodkin, kanker payudara, ovarium,

bronchus.
Dosis : infus i.v. 50-75 mg/m2 sehari setiap 3 minggu

b) Daunorubisin (daunoblastina ;1966)

Khasiat dan efek sampingnya sama dengan doksorubisin, efektif untuk

leukemia akut.

Dosis; 30-60 mg/m2 sehari sebagai infus cepat selama 3-5 hari setiap 4-6

minggu.

c) Epirubisin (farmorubisin RD ;1984)

merupakan streoisomer dari doksorubisin dengan penggunaan sama.

Kelebihannya: kurang toksik terhadap jantung dan sumsum tulang, nausea

dan muntah juga kurang

Dosis; setiap 3 minggu 75-90 mg/m2 infus i.v.

d) Idarubisin (Zavedos ;1990)

bersifat lebih lipofil, maka absorbsinya ke dalam sel lebih baik. obat ini

terutama digunakan pada leukemia akut sbg monoterapi atau terapi

kombinasi.

Dosis; selama 3 hari infus i.v. 12 mg/m2

c. Zat pengalkilasi (Alkilating agent)

Zat pengalkilasi adalah zat antikanker pertama yang dikembangkan, khasiat

obat berdasarkan gugus alkilnya yg sangat reaktif dan menyebabkan cross-

linking (saling mengikat) antara rantai DNA di dalam inti sel, sehingga

penggandaan sel terganggu dan pembelahan sel dirintangi (spesifik fase S).
Obat-obat terpenting dari golongan ini: klormetin dan turunannya; klorambusil,

melfelan, siklofosfamida, dan ifosfamida.

a) Klormetin (mustin)

sitostatika pertama (1946) untuk pengobatan limfoma akut dengan kerja

yang sangat cepat

Dosis: i.v. 0.1-0.4 mg/kg bobot badan selama 4 hari

b) Klorambusil (leukeran)

merupakan derivat dari klormetin dg khasiat dan penggunaan yang sama,

tetapi dapat digunakan per oral. Daya kerjanya lebih lambat dan efek

sampingnya lebih ringan. Seringkali dikombinasi dengan sitostatika lain.

Dosis: 5-20 mg sehari selama 2-3 minggu dengan diselang istirahat 4

minggu

c) Melfelan (alkeran)

Merupakan derivat fenilalanin, kerjanya jauh lebih panjang (± 6 jam).

Dosis: oral 0.2-10 mg/kg selama 4-6 hari, diulang setelah 6 minggu

d) Siklofosfamida

Merupakan derivat dengan cicncin fosfat (1957), menjadi aktif setelah

dioksidasi dalam hati menjadi metabolitnya akrolein

Dosis; oral 50-200 mg sehari setiap 7-14 hari, i.v. 10-15 mg/kg/hari setiap

3-7 hari.

e) Ifosfamida

merupakan analog dari siklofosfamida dengan khasiat dan penggunaan

yang sama tapi bersifat kurang toksik (1967).


Dosis; i.v. 50-60 mg/kg/hari selama 2-3 hari, diulang setelah 3-4 minggu.

f) Busulfan (myleran)

senyawa alkil sulfonat ini berkhasiat myelo-selektif (terhadap sel sumsum

tulang), sehingga merupakan obat pilihan pertama pada leukemia myeloid

kronis guna menekan produksi leukosit

dosis; oral 3-4 mg/hari selama 12-20 minggu pemeliharaan 0.5-2 mg sehari

d. Antimetabolit

Antimetabolit adalah zat spesifik siklus sel yang mencegah sintesis nukleotida

atau menghambat enzim dg menyerupai nukleotida. Berdasarkan mekanisme

kerjanya (spesifik fase S), dapat dibagi dalam 3 kelompok :

a) Antagonist asam folat : Metotreksat ( MTX, Farmitrexat, Ledertrexat)

Derivat pteridin ini (1954), menghambat reduksi dari asam folat menjadi

THFA (Tetrahydro folic acid) dengan jalan pengikatan pada enzim

reduktase. THFA penting untuk sintesa DNA dan pembelahan sel.

Dosis; tergantung dari jenis dan keadaan pasien, oral; 5-30 mg sehari selam

5 hari, setelah istirahat 2-3 minggu, kur dapat diulang lagi 3-5 kali.

b) Antagonist purin : 6-Merkaptopurin (Puri-Nethol)

Antagonis purin dg daya sitostatis yg berdasarkan penghambatan sintesa

purin dan DNA di sel-sel yang tumbuh pesat.

Dosis; 2.5 mg/kg sehari.


c) Antagonist pirimidin : Cytarabin (Cytosar-U, Alexan)

Digunakan pd leukemia akut tertentu, dengan kerja yang sgt singkat, ± 20

menit.

Dosis; infus intravena 100-200 mg setiap 8-12 jam selama 5 hari, biasanya

dikombinasi dengan antagonis pyrimidin lainnya, misal; thioguanin

(lanvis).

2. Terapi Biologi

Orang dengan jenis penyakit leukemia tertentu menjalani terapi biologi untuk

meningkatkan daya tahan alami tubuh terhadap kanker. Terapi ini diberikan melalui

suntikan di dalam pembuluh darah balik. Bagi pasien dengan leukemia limfositik

kronis, jenis terapi biologi yang digunakan adalah antibodi monoklonal yang akan

mengikatkan diri pada sel-sel leukemia. Terapi ini memungkinkan sistem

kekebalan untuk membunuh sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang.

Bagi penderita dengan leukemia myeloid kronis, terapi biologi yang digunakan

adalah bahan alami bernama interferon untuk memperlambat pertumbuhan sel-sel

leukemia.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Leukemia adalah suatu jenis kanker darah. Gangguan ini disebabkan olehsel darah

putih yang diproduksi melebihi jumlah yang seharusnya ada. Terapi yang diberikan pada

penderita leukemia akut bertujuan untuk menghancurkan sel-sel leukemia dan mengembalikan

sel-sel darah yang normal.Terapi yang dipakai biasanya adalah kemoterapi (pemberian obat

melalui infus),obat-obatan, ataupun terapi radiasi.

B. SARAN

Bagi keluarga sebaiknya memahami bagaimana tatalaksana terapeutik untuk pasien

leukemia agar penyakitnya tidak memasuki stadium lanjut.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006, Indonesian Protocol ALL Standard Risk and High Risk, IDAI, Jakarta.

Conter, R. C., Sala. A., Chiesa. R., Citterio. M and Biondi. A. 2004. Acute Lymphoblastic
Leukimia. Orphanet Encyclopedia: Monza, Italy: 1-13.

Dipiro, J.T, Talbert, R.L, Yee, G.C, Matzke, G.R, Wells, B.G, and Posey, L.M. 2008.
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach Seventh Edition The McGraw-Hill
Companies. USA : 2085-2120.

Permono, B and Ugrasena, I. 2005, Leukemia Akut, Editored in Pramono, B., Sutaryo. Ugrasena,
I., Windiastuti, E and Abdulsalam, M. Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak: Badan
Penerbit IDAI. Jakarta: 236-237.

Raza, A and Barakzai, Q. 2009. Pharmacogenomic Related Toxicity of 6-Mercaptopurine in


Childhood Acute Lymphoblastic Leukemia. Pak J Pharmacol. 26, 1: 55-60.

Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa
Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.
Voute, P.A., Barrett, A., Stevens, MCG., and Caron HN. 2005. Cancer in children Clinical
management 5 th edition. Oxford University Press: New York: 138-170.

Anda mungkin juga menyukai