Dosen Pembimbing:
Ns. Devi Yusmahendra, S.Kep
Disusun Oleh :
Kelompok 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Andrie Kurniawan
Andi Sopyan
Darma Anggraini
Dewi Lasmini
Dini Musfitawati
Doma Harmika
Elva Murni
Eva Yunita
Fitri Suryani
Herawati
Lina Marlina
Niki Olianora
Nur Adhayani
Ratna Tri Wahyuni
Rahmat Hidayat
Rino Deni Nurkusuma
Robby Firta Wijaya
Susilawati
Tuty Indawati
Winda Afrinda
2008 21 056
2008 21 020
2008 21 060
2008 21 076
2008 21 100
2008 21 026
2008 21 048
2008 21 120
2008 21 138
2008 21 024
2008 21 040
2008 21 028
2008 21 074
2008 21 156
2008 21 084
2008 21 022
2008 21 150
2008 21 054
2008 21 072
2008 21 016
LAMPIRAN
Daftar Nama Kelompok 2 Beserta Tugasnya
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
NAMA
Andrie Kurniawan
Andi Sopyan
Darma Anggraini
Dewi Lasmini
Dini Musfitawati
Doma Harmika
Elva Murni
Eva Yunita
Fitri Suryani
Herawati
Lina Marlina
Niki Olianora
Nuradhayani
Ratna Tri Wahyuni
Rahmat Hidayat
Rino Deni Nurkusuma
Robby Firta Wijaya
Susilawati
Tuty Indawati
Winda Afrinda
TUGAS
Koordinator
Cari Bahan
Bendahara & Cari Bahan
Mencatat
Mengetik
Meringkas
Cari Bahan & mengetik
Meringkas
Meringkas
Cari Bahan
Cari Bahan
Mencatat
Cari Bahan
Meringkas
Meringkas
Mengetik
Mencatat
Meringkas
Notulen (Sekretaris)
Cari Bahan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan makalah Sistem Hemetologi &
Imunologi yang berjudul Askep Anemia Megaloblastik tepat pada waktunya
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pengrjaan makalah ini.
Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah
ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis
dapat berbuat lebih banyak di kemudian hari. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
1.2
1.3
Tujuan ............................................................................................
2.2
Etiologi............................................................................................
2.3
Klasifikasi ......................................................................................
2.4
Patofisiologi....................................................................................
2.5
Manifestasi klinis............................................................................
2.6
2.7
Penatalaksanaan.............................................................................. 10
2.8
Asuhan Keperawatan...................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya
sel megaloblas dalam sumsum tulang.Sel megaloblas adalah sel precursor
eritrosit dengan bentuk sel yang besar disertai adanya kes, dimana maturasi
sitoplasma normal tetapi inti besar dengan susuna kromosomyang longgar.
Biasanya berbentuk makrositik atau pernisiosa.Penyebabnya anemia
megaloblastik
gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat dan Gangguan sintesisi
DNA.
Pengobatan :
Asam
tolik 15 30 / hari.
Vitamin
Sulfas
Pada
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat rumusan
masalah yaitu sebagai berikut :
1. Apa Pengertian dari Anemia Megaloblastik?
2. Apa Etiologi dari anemia Megaloblastik?
3. Apa saja klasifikasi dari Anemia Megaloblastik ?
4. Bagaimanakah patofisiologis pada anemia Megaloblastik?
5. Apa saja manifestasi dari anemia Megaloblastik?
6. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dilakukan ?
7. Bagaimankah penatalaksanaan nya ?
Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas
Sistem Hematologi & Imunologi yang berjudul Askep Anemia
Megaloblastik. Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah menjawab
pertanyaan yang telah dijabarkan pada rumusan masalah agar penulis
ataupun pembaca tentang konsep skoliosis serta proses keperawatan dan
pengkajiannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang terjadi karena terhambatnya
dan eritrosit yang tidak berfungsi
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel
megaloblas dalam sumsum tulang.Sel megaloblas adalah sel precursor
eritrosit dengan bentuk sel yang besar disertai adanya kes, dimN maturasi
sitoplasma normal tetapi inti besar dengan susuna kromosomyang longgar.
Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12
selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh
menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu
penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini.
Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai pada
mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah
penyakit Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus
halus.
Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama
kehamilan, kadar nonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein
pengangkut B12 transkobalamin (zamorano dkk, 1985). Wanita yang telah
menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg sianokobalamin (vitamin
B12) intramuscular setiap bulan. Mereka yang menjalani gastrektomi parsial
biasanya tidak memerlukan terapi ini, tetapi selama kehamilan kadar vitamin
B12 perlu dipantau. Tidak ada alasan untuk menunda pemberian asam folat
selama kehamilan hanya karena kekhawatiran bahwa akan terjadi gangguan
integritas saraf pada wanita yang mungkin hamil dan secara bersamaan
mengidap anemia pernisiosa Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga
tidak diobati).
2.2
Etiologi
Penyebab anemia megaloblas adalah sebagai berikut :
1.
pernisiosa,gastrektomi
Chorns,parasit,limfoma
total/parsial,penyakit
ususu
halus,obat-obatan
(naomisin,etanol,KCL)
Anak-anak
anemia
pernisiosa,gangguan
sekresi,factor
protein pembawa
kobalamin
hemolitik,keganasan,hipertiroidisme,
eritropoesis
tidak
yang
efektif
(anemia
serta
pernisiosa,anemia
3.
4.
Gangguan sintesisi DNA yang merupakan akibat dari proses berikut ini
:
a. defisiensi enzim congenital
b. didapat setelah pemberian obat atau sitostatik tertentu.
2.3
Klasifikasi
Menurut penyebabnya anemia megaloblastik di bagi beberapa Jenis :
1.
Kelainan
lambung
(anemia
pernisiosa,
kelainan
2.
3.
2.4
Patofisiologi
Timbulnya mebaloblas adalah akibat gangguan maturasi sel karena
terjadi gangguan sintesis DNA sel-sel eritroblast akibat defisiensi asam folat
dan vitamin B12, diman vitamin B12 dan asam folat berfungsi dalam
pembentukan DNA onti sel dan secara khusus untuk vitamin B12 penting
dalam pembentukan mielin. Akibat gangguan sintesis DNA pada inti
eritoblas ini, maka meturasi ini lebih lambat sehingga kromatin lebih
longgar dan sel menjadi lebih besar Karena pembelahan sel yang lambat. Sel
eritoblast dengan ukuran yang lebih besar serta susunan kromatin yang lebih
longgar di sebut sebagai sel megaloblast. sel megaloblast ini fungsinya
tidak normal,dihancurkan saat masih dalam sumsum tulang sehhingga
terjadi eritropoesis inefektif dan masa hidup eritrosit lebih pendek yang
berujung pada terjadinya anemia.
Web Of Causation
Alkoholisme,
malnutrisi
Infeksi parasit(cacing
pita), anemia pernisiosa
Kromatin longgar
Sel eritoblast menjadi
lebih besar
Anemia Megaloblastik
Penurunan
Hemoglobin
Glositis
Suplai O2 kejaringan
inadekuat
Anoreksia
MK: Perubahan perfusi
jaringan perifer
Lemas
Lesu
Lemah
MK: Intoleransi
Aktivitas
MK: Konstipasi/diare
2.5
Manifestasi Klinis
Semua pasien ini memiliki temuan khas anemia megaloblastik bersama
dengan nyeri lidah. Gejala defisiensi asam folat dan vitamin B12 hampir
mirip, dan kedua anemia ini dapat terjadi bersama. Tetapi manifestasi
neurologist defisiensi asam folat dan akan menetap bila tidak diberikan
tambahan vitamin B12. maka harus dibedakan dengan teliti antara kedua
bentuk anemia tersebut. Kadar serum kedua vitamin tersebut dapat di ukur.
Gejala klinis yang biasanya muncul pada anemia megaloblastik adalah
sebagai berikut :
1. Tubuh lemah,tidak bertenaga dan pucat
2. Anemia karena eritropoesis yang efektif
3. Ikterus ringan akibat pemecahan globin
4. Glositis dengan lidah berwarna merah, halus, seperti daging (buff
tongue), stomatitis angularis,dan nyeri.
5. Selain mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin
B12 juga mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan:
2.6
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah Tepi :
anemia makrositer dimana sel-sel eritrosit membesar
anisositosis (ukuran eritrosit abnormal bervariasi)
poikilositosis (bentuk eritrosit yang tidak beraturan)
lekopenia, netropenia hipersegmentasi
trombositopenia
ditemukannya normoblas di dalam darah tepi.
Gambar 1.sediaan apus darah tepi menunjukkan netrofil yang hipersegmentasi dan ukuran sel
eritrosit yang besar
2. Sumsum Tulang:
Trombopoesis:
megakariosit
biasanya
menurun,
atifikal,
2.7
Penatalaksanaan
Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12.
vegetarian dapat di cegah atau di tangani dengan penambahan vitamin per
oral atau melalui susu kedelai yang diperkaya. Apabila defisiensi disebabkan
oleh defek absorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik,dapat diberikan
vitamin B12 dengan injeksi IM.
Pada awalnya, B12 diberikan tiap hari, namun kemudian kebanyakan
pasien dapat ditangani dengan pemberian vitamin b12 100 gram IM tiap
bulan, cara ini dapat menimbulkan penyembuhan dramatis pada pasien yang
sakit berat. Hitung retikulasi meningkat dalam beberapa hari. Manifestasi
neurorologis memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh,apabila terdapat
neuropati berat, paralisis dan inkontinensia, pasien mungkin tidak dapat
sembuh secara penuh.
Untuk mencegah kekambuhan anemia,terapi vitamin B12 harus
diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau
malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
Terapi pengobatan yang biasa digunakan adalah sebai berikut :
1.
Terapi suportif
Transfusi
bila
ada
hipoksia
dan
suspensi
trombosit
bila
10
4.
2.8
Riwayat Kesehatan
-
klien
kurang mengkonsumsi
makanan
yang
b.
c.
c.Kebutuhan dasar
1.
Aktivitas / Istirahat
a.
Keletihan,
kelemahan
otot,
malaise
umum
b. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak
c. Takikardia, takipnea ; dipsnea pada saat beraktivitas atau
istirahat
11
Sirkulasi
a.
Mulut
dan
Integritas
Ego
a.
Keyakin
an agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan mis
transfusi darah
b.
Depresi
4.
Eliminas
i
a. Sindrom malabsorpsi
b. Diare
c. Penurunan haluaran urine
5.
Makanan
/ cairan
a. Penurunan masukan diet
b. Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring)
c. Anoreksia
d. Adanya penurunan berat badan
e. Membrane mukusa kering,pucat
f. Turgor kulit buruk, kering, tidak elastis
g. Stomatitis
12
6.
Neurose
nsori
a. Sakit
kepala,
berdenyut,
pusing,
vertigo,
tinnitus,
ketidakmampuan berkonsentrasi
b. Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata
c. Kelemahan, keseimbangan buruk, parestesia tangan / kaki
d. Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis
e. Tidak mampu berespon lambat dan dangkal
f. Gangguan koordinasi, ataksia
7.
Pernapas
an
a. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas
b. Takipnea, ortopnea dan dispnea
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang
diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen
(pengiriman) dan kebutuhan.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk
mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient
yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah
4. Risiko tinggi terhadap infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan sekunder
(penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons
inflamasi tertekan).
5. Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet;
perubahan proses pencernaan; efek samping terapi obat.
6. Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ;
salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.
C. NCP
NO
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
1.
Keperawatan
Perubahan
Peningkatan
jaringan
13
Rasional
tentang
b.d
penurunan
komponen
seluler
kapiler,
KH :
yang Klien
warna
derajat/keadekuatan
kulit/membrane
mukosa,
membantu menetukan
dasar
kuku.
kebutuhan intervensi.
pengiriman
perfusi
adekuat, - Tinggikan
kepala - Meningkatkan
oksigen/nutrient
misalnya
tanda
ekspansi
ke sel.
vital
stabil.
toleransi.
memaksimalkan
paru
dan
oksigenasi
untuk
kebutuhan
seluler.
Catatan
upaya - Gemericik
pernapasan
auskultasi
napas
bunyi
perhatikan
bunyi adventisius.
menununjukkan
gangguan
karena
jajntung
regangan
jantung
lama/peningkatan
kompensasi
curah
jantung.
- Selidiki
keluhan - Iskemia
seluler
nyeri dada/palpitasi.
mempengaruhi
Hindari penggunaan
jaringan
botol
penghangat
miokardial/
suhu
mandi
air
dengan
thermometer.
- Kolaborasi
pengawasan
14
hasil - Termoreseptor
pemeriksaan
jaringan
dermal
laboraturium.
dangkal
karena
gangguan oksigen
merah
lengkap/packed
produk darah sesuai
indikasi.
- Berikan
oksigen
tambahan
sesuai - Mengidentifikasi
indikasi.
defisiensi
dan
kebutuhan
pengobatan
/respons
terhadap terapi.
melambat,
- Memaksimalkan
mudah
terangsang,agitasi,g
angguan
memori
transport oksigen ke
jaringan.
- Dapat
dan binggung.
mengindikasikan
gangguan
serebral
Intoleransi
aktivitas
Dapat
- Kaji
b.d mempertahankan
ketidakseimbang
ADL pasien.
atau
kehilangan - Menunjukkan
perubahan
neurology
keseimbangan, gaya
karena
defisiensi
KH :
jalan
vitamin
- melaporkan
kelemahan otot
(pengiriman) dan
kebutuhan.
intervensi/bantuan
/meningkatkan
difisiensi B12.
kemampuan - Mempengaruhi pilihan
gangguan
dan
B12
mempengaruhi
peningkatan
keamanan
toleransi
pasien/risiko cedera
15
aktivitas
(termasuk
- Observasi
tanda-
aktivitas sehari-
hari)
dan
- menunjukkan
- Manifestasi
sesudah
dari
upaya
dan
jantung
aktivitas.
jumlah
penurunan
fisiologis,
oksigen
adekuat ke jaringan
tanda intolerasi
misalnya
kardiopulmonal
- Berikan lingkungan
nadi,
tenang,
untuk
batasi
pernapasan, dan
pengunjung,
tekanan
darah
kurangi
masih
dalam
bising, pertahankan
rentang normal
- Meningkatkan istirahat
menurunkan
kebutuhan
dan
oksigen
suara
teknik
- Meningkatkan
menghemat energi,
anjurkan
pasien
dan
kelemahan,
anjurkan
nutrisi
dari
kurang terpenuhi
kebutuhan
tubuh
b.d KH :
atau
kaji riwayat
dan
memperbaiki
tonus
otot/stamina
tanpa
diri
dan
rasa
Mengidentifikasi
nutrisi termasuk
defisiensi,menduga
makanan yang di
kemungkinan
sukai.
intervensi.
Obswerpasi dan
Mengawasi
peningkatan
catat masukan
masukan kalori
/mempertahank
makanan pasien
atau kualitas
16
harga
terkontrol.
memaksakan diri).
Kebutuhan nutrisi -
sampai
Meingkatkan
semampunya (tanpa
Perubahan
bertahap
kelemahan.
pasien
melakukan aktivitas
3.
secara
normal
aktivitas
mampuan
an berat badan
kekurangan
mencerna
dengan
konsumsi makanan.
makanan
laboratorium
/absorpsi nutrient
normal.
nilai
-
Timbang BB
setiap hari.
Mengawasi
penurunan
BB,efektivitas
untuk
mengalami
intervensi nutrrisi
pembentukan sel
tanda
darah merah
nutrisi.
mal -
- Menununjukkan
perilaku,
Berikan
Makanan sedikit
makanan sedikit
dapat menurunkan
dan prekuensi
kelemahan dan
sering
meningkatkan
perubahan pola
pemasukan juga
hidup
mencegah distensi
untuk
meningkatkan
dan
gaster.
atau -
Observasi dan
gejala GI dapat
mempertahanka
catat kejadian
menunjukan efek
n berat badan
mual atau
anemia (hipoksia)
yang
muntah,flatus
pada organ.
sesuai.
17
Berikan dan
meningkatkan
Bantu hygiene
pemasukan
sebelum dan
oral,menurunkan
sesudah
pertumbuhan
makan,gunakan
bakteri,meminimal
kan kemungkinan
untuk
infeksi.teknik
penyikatan yang
perawatan mulut
lembut.berikan
khusus mungkin di
pencuci mulut
perlukan bila
yang di encerkan
jringan rapuh,luka,
pendarahan dan
luka.
nyeri berat.
gizi
Membantu dalam
membuat rencana
diet untuk
memenuhi
kebutuhan individu.
Pantau
meningkatkan
pemerikasaan
efektivitas program
laboratorium
pengobatan
misalnya Hb /
termasuk sumber
Ht,albumin
,protein,besi
dibutuhkan.
serum, B12,
asam folat,
elektrolit serum.
-
Berika obat
kebutuhan
sesuai indikasi
penggantian
misalnya
tergantung pada
vitamin dan
suplemen
adanya masukan
asam
defisiensi yang di
folat(flovite),
identifikasi.di
asam
berikan sampai
askorbat(vitC),b
deficit diperkrakan
esi dextran
teratasi dan di
(IM/IV)).
18
Asam
mempunyai sifat
hidroklorida
absorpsi vitamin
(HCI)
Berikan diet
halus, jumlah
nyeri dapat
serat, hindari
membatasi tipe
makanan panas,
makanan yang
pedas atau
dapat di toleransi
terlalu asam
pasien.
sesuai indikasi.
-
4.
Risiko
tinggi Infeksi
Berikan
menigkatkan
suplemen nutrisi
masukan protein
misalnya ensure,
dan kalori.
isokal.
tidak Tingkatkan
silang/kolonisasi
b.d
oleh
bacterial.
tidak KH :
pemberi
Catatan
adekuatnya
- mengidentifikasi
perawatan
pertahanan
perilaku
pasien
sekunder
mencegah/menur
(penurunan
unkan
normal kulit.
hemoglobin
infeksi.
leucopenia, atau -
untuk
dan
risiko
meningkatkan
kolonisasi/infeksi
bakteri
penurunan
penyembuhan
prosedur/perawatan
granulosit
luka,
luka
(respons
inflamasi
tertekan).
bebas
19
dapat
risiko
risiko
dan
infeksi
Motivasi perubahan meningkatkan ventilasi
posisi/ambulasi
dan
batuk
memobilisasi
dan
napas
dalam
membantu
untuk
sekresi
mencegah
pneumonia
membantu
Tingkatkan
masukkan
cairan
adekuat
dalam
pengenceran
secret
pernapasan
untuk
mempermudah
pengeluaran
dan
misalnya
pada
bakteri/infeksi.
pengunjung.
Perlindungan
isolasi
dibutuhkan
memungkinkan
pada
adanya
menggigil
dan
takikardia
dengan
inflamasi/infeksi
membutuhkan
evaluasi/pengobatan.
indikator infeksi lokal.
Catatan : pembentukan
pus mungkin tidak ada
bila
tertekan.
20
proses
granulosit
membedakan
Ambil
specimen
adanya
infeksi,
untuk
mengidentifikasi
kultur/sensitivitas
sesuai indikasi
mempengaruhi pilihan
pengobatan
mungkin
digunakan
antiseptic
secara
propilaktik
topical ; antibiotic
untuk
menurunkan
sistemik
Berikan
pengobatan
5.
Konstipasi
atau Membuat/kembali -
Observasi
proses
infeksi local
warna - Membantu
Diare
feses, konsistensi,
mengidentifikasi
berhubungan
fungsi
frekuensi
penyebab
/factor
dengan
KH:
pemberat
dan
penurunan
Menunjukkan
masukan
usus.
jumlah
diet; perubahan
dan
Auskultasi
bunyi - bunyi
usus
usus
secara
yang
diare
terapi diperlukan
dan
menurun
pada konstipasi
sebagai penyebab, -
factor
output
pemberat.
(makanan
dan cairan).
dehidrasi,
kehilangan
berlebihan
atau
alat
dalam
mengidentifikasi
defisiensi diet
-
memperbaiki
ml/hari
dalam
toleransi jantung
konstipasi.
membantu
21
dalam
Akan
memperthankan status
hidrasi pada diare
-
Hindari
yang
makanan - menurunkan
membentuk
gas
-
gastric
distress
dan
distensi
abdomen
dengan
sering,
ekskoriasi
catat
perubahan kondisi
kulit atau mulai
kerusakan.
Lakukan
perawatan perianal
setiap defekasi bila
terjadi diare.
-
Kolaborasi
gizi
diet
untuk
pencernaan
siembang dengan
mengabsorpsi
tinggi
dalam
serat
dan
bulk.
dan
air
alirannya
sepanjang
traktus
bulk,
untuk
defekasi.
-
stimulant
ringan,
pembentuk
laksatif
bulk
22
Pantau
defekasi
konstipasi terjadi.
bila
keefektifan.
(kolaborasi)
-
Berikan
antidiare, misalnya
Defenoxilat
Hidroklorida
dengan
atropine
(kolaborasi).
mengerti Berikan informasi memberikan
Kurang
Pasien
pengetahuan
dan
sehubungan
tentang penyakit,
dengan
tentang
kurang prosedur
terpajan/mengin
gat
memahami
interpretasi
diagnostic
dan
salah rencana
pengobatan.
informasi ; tidak KH :
mengenal
anemia
pengetahuan
spesifik.
sehingga
Diskusikan
dapat
kenyataan bahwa
terapi tergantung
Menurunkan ansietas
pada
dan
tipe
dan
beratnya anemia.
- Pasien
pasien
membuat
menyatakan
informasi.
pemahamannya
dapat
meningkatkan
kerjasama
sumber
dasar
dalam
program terapi
Tinjau tujuan dan ansietas/ketakutan
proses penyakit
persiapan
dan
pemeriksaan
ketidaktahuan
penatalaksanaa
diagnostic
meningkatkan stress,
n penyakit.
tentang
selanjutnya
- Mengidentifika
si
untuk
meningkatkan beban
factor
jantung.
penyebab.
Pengetahuan
- Melakukan
menurunkan
tiindakan yang
ansietas.
perlu/perubaha
23
pengetahuan klien
dan
pengetahuan
keluarga
klien
tentang
penyakitnya
penyakitnya
Berikan
dengan
penjelasan
klien
pada
tentang
penyakitnya
dan
mengetahui
penyakit
dan
kondisinya sekarang,
klien
akan
tenang
kondisinya
sekarang.
cemas
Anjurkan
dan
yang
tepat
untuk
membantu
proses
memperhatikan
penyembuhan.
jauh
mengulangi
kembali
serta
tentang
pemahaman
keberhasilan
diberikan
tindakan
dilakukan
24
menilai
dari
yang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya
sel megaloblas dalam sumsum tulang. Anemia megaloblastik yang
disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 selama kehamilan sangat jarang
terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin B 12 karena tidak
adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit autoimun yang sangat
jarang pada wanita dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita
hamil lebih mungkin dijumapai pada mereka yang menjalani reseksi
lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn, reseksi ileum,
dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus.
2. Defisiensi Vit B12
a. Asupan kurang ; pada vegetarian
b. Malabsopsi
c. Gangguan metabolisme seluler
3. Defisiensi Asam Folat
a. Asupan kurang
b. Peningkatan kebutuhan
c. Gangguan metabolisme folat
d. Penurunan cadangan folat di hati
4. Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat.
5. Gangguan sintesisi DNA yang merupakan akibat dari proses berikut ini :
a. defisiensi enzim congenital
b. didapat setelah pemberian obat atau sitostatik tertentu.
25
3.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi
makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta
: EGC
Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika
http://poetriezhuzter.blogspot.com/2008/11/asuhan-keperawatan-anemia.html
26