Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI POSTPARTUM

Dosen Pembimbing :

Anis Satus S, S.Kep., Ns. M. Kes

Disusun Oleh Kelompok 8 :

1. Andini Megasari (130801008)

2. Khasbiya’aul Huda (130801026)

3. Siti Indah Nur Havivah (130801039)

S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEMKAB JOMBANG
2016
I. KONSEP TEORI

A. Definisi
Hipertensi post partum adalah peningkatan tekanan darah dalam 24 jam pertama
dari nifas pada wanita yang tadinya normotensi dan hipertensi akan berangsur –
angsur hilang dalam waktu 10 hari.
Hipertensi post partum disebut juga dengan transient hypertension dengan
tekanan darah ≥ 140/90 mmHg.

B. Macam-Macam Hipertensi
1) Hipertensi Essentialis ( Hipertensi Primer )
Adalah penyakit hipertensi yang kronis dan disebabkan oleh arteriosclerosis.
Penyakit hipertensi essentialis pada post partum merupakan kelanjutan dari
hipertensi yang terjadi pada kehamilan minggu ke 20 dan hipertensi tetap pada
sebuah persalinan. Hipertensi ini sering menimbulkan dan menyebabkan
kelainan pada jantung ( membesar ), pada ginjal, otak dan retina.
Untuk mendiagnosa hipertensi essentialis, yaitu :
a) Tensi ≥ 140/90 mmHg
b) Terjadi dalam 24 jam post partum
Gejala hipertensi essentialis post partum, yaitu :
a) Tensi yang naik, yaitu dengan sistolis 30 mmHg dan diastolis 15 mmHg.
b) Proteinuria yang hebat
c) Timbulnya odema
Tanda – tanda hipertensi essentialis post partum, adalah :
a) Pembesaran jantung
b) Faal yang kurang
c) Kelainan pada retina ( haemorhagi atau exudat )
d) Tensi pemulaan 200 sistolik dan 120 diastolik
e) Jika pada kehamilan yang lampau pernah diberati dengan eklamsi, maka
akan berpengaruh pada hipertensi post partum
2) Hipertensi chronic / renal ( hipertensi sekunder )
Adalah suatu kondisi dimana diperlukan penurunan tekanan darah segera
(tidak selalu diturunkan dalam batas normal) untuk mencegah dan membatasi
kerusakan pada organ.
Yang menyebabkan hipertensi renal pada post partum ini, juga ibu post
partum mempunyai riwayat yang berhubungan dengan kehamilannya, misalnya;
Pre eklamsi atau eklamsi. Dalam hal ini hipertensi pada ibu post partum juga
bisa disebabkan karena adanya penyakit ginjal pada ibu hamil yang disertai
dengan hipertensi.

C. Etiologi
Penyebab postpartum hipertensi belum diketahui pasti. Namun, beberapa ahli
menduga sejumlah faktor pemicu, antara lain penurunan volume cairan
intravaskuler, faktor genetik, pola makan kurang baik, defisiensi vitamin, misalnya
vitamin A, dan penolakan sistem imun dari plasenta oleh tubuh ibu. Meski faktor
penyebab pasti belum diketahui, tetapi standar cara penanganan yang dilakukan di
seluruh dunia relatif hampir sama. Yaitu, dengan memberikan obat yang sama
dengan penanganan pada pre-eklampsia maupun eklampsia pada kehamilan.

D. Patofisiologi
Menurut Bobak IM, et al (2004) patofisiologi preeklamsia-eklampsia setidaknya
berkaitan dengan perubahan fisiologi kehamilan. Adaptasi fisiologi normal pada
kehamilan meliputi peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan
resistensi vascular sistemik (systemic vascular resistence [SVR]), peningkatan curah
jantung, dan penurunan tekanan osmotic koloid. Pada preeklamsia, volume plasma
yang beredar menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan
hematocrit maternal. Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun,
termasuk perfusi ke unit janin uteroplasenta. Vasopasme siklik lebih lanjut
menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah, sehingga
kapasitas oksigen maternal menurun. Vasospasme merupakan sebagian mekanisme
dasar tanda dan gejala yang menyertai preeklamsia. Vasospasme merupakan akibat
peningkatan sensivitas terhadap tekanan peredaran darah, seperti angiotensin II dan
kemungkinan suatu ketidakseimbangan antara prostasiklin prostaglandin dan
tromboksan A2. Selain kerusakan endothelial, vasospasme arterial turut
menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema
dan lebih lanjut menurunkan volume intravascular, mempredisposisi pasien yang
mengalami preeklamsia mudah menderita edema paru.

E. Tanda dan Gejala Hipertensi Post Partum


Tanda dan gejala Hipertensi Post Partum, yaitu :
a) Peninggian tekanan darah
b) Telinga berdenging
c) Pusing
d) Mata berkunang – kunang
e) Sukar tidur
f) Emosi meningkat ( mudah marah )
g) Adanya proteinurin
h) Odema

F. Manifestasi Klinis
a) Tensi yang naik, yaitu dengan sistolis 30 mmHg dan diastolis 15 mmHg.
b) Proteinuria yang hebat
c) Timbulnya odema
d) Pembesaran jantung
e) Faal yang kurang
f) Kelainan pada retina ( haemorhagi atau exudat )
g) Tensi pemulaan 200 sistolik dan 120 diastolik

G. Klasifikasi Hipertensi Post Partum


Klasifikasi Sistolik ( mmHg ) Diastolik ( mmHg)
Normotensi < 140 mmHg < 90 mmHg
Hipertensi ringan 140 – 130 mmHg 90 – 105 mmHg
Hipertensi perbatasan 140 – 160 mmHg 90 – 95 mmHg
Hipertensi sedang dan > 180 mmHg > 105
berat
Hipertensi sistolik > 140 mmHg <90 mmHg
terisolasi
Hipertensi sistolik 140 – 160 mmHg < 90 mmHg
perbatasan

H. Komplikasi
Komplikasi terjadi pada :
1. Bagi ibu
a) Perdarahan
b) Payah jantung
c) Uremia
2. Bagi bayi
a) Prematur
b) Dismatur
c) BBLR

I. Pencegahan
1) Periksa tekanan darah secara rutin selama masa hamil dan setelah bersalin.
2) Patuhi saran dokter kandungan. Jika ada hal-hal yang ingin diketahui di masa
kehamilan dan pasca melahirkan, buat daftar pertanyaan dan tanyakan pada
dokter saat periksa.
3) Jaga kenaikan berat badan selama kehamilan.
4) Terapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang, sehingga semua kebutuhan
vitamin dan mineral terpenuhi.

J. Penatalaksanaan
1) Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan ( IMT ≥ 27 ).
2) Mengurangi asupan natrium (< 100 mmol Na / 2,4 gr, Na / 6 gr Nacl / hari).
3) Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat.
4) Berhenti merokok (apabila ibu post partum selama dan sebelum hamil
ketergantungan rokok) dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol
dalam makanan.
5) Dianjurkan untuk memakai kontrasepsi bila jumlah anak belum cukup selama
beberapa tahun.
6) Bila jumlah anak sudah cukup, dianjurakan untuk segera melakukan tubektomi.
7) Terapi sedative misal fenoarbital 30 mg ( dapat diberikan jika dianggap perlu )
obat – obatan anti hipertensi seperti reserpin dan metal dopa untuk
mengendalikan hipertensi.
8) Istirahat cukup pada tidur malam, sekurang – kurangnya 8 jam dan tidur siang
kurang lebih 2 jam.Pekerjaan rumah tangga dikurangi.
9) Obat penenag ( solution charcot, diazepam ( valium ), prometazin / obat tidur
dalam dosis rendah.
10) Pendekatan secara psikologis.
11) Diet tinggi protein, rendah hidrat arang, rendah lemak dan rendah garam.
12) Yang perlu dibatasi dan dihindari adalah jenis makanan seperti :
a. Semua gula/karbohidrat yang diproses., termasuk produk olahannya (gula-
gula, softdrink,puding, roti, biskuit, dsb) dan gula sintetis, seperti aspartam
dan sakarin.
b. Alkohol
c. Daging merah, terutama yang digoreng atau diproses menjadi daging asap,
kornet, sosis, dan bakso
d. Susu ternak, terutama sapi, dan produk olahannya kecuali yogurt
e. Ayam dan telur ayam negeri
f. Semua pengawet dan kimia (makanan industri termasuk kalengan dan
instan)
g. Makanan tinggi lemah jenuh /trans (gorengan, margarin, dan santan)
h. MSG
12) Penderita hipertensi dan kolesterol/trigliserid tinggi umumnya defisiensi
kalsium, magnesium, besi dan kromium – mineral yang banyak terdapat pada
makanan pembentuk basa.Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pola makan
sebaiknya 60-70% terdiri dari makanan pembentuk basa (buah dan sayuran
segar). Pilihlah:
a. Buah-buahan dan sayuran yang mengandung karbohidrat (berfungsi
mempercepat pembakaran kalori) dan antioksidan (membantu pembuangan
racun dari dalam tubuh), misalnya jeruk, brokoli, kembang kol, mentimun,
selada, dan terong.
b. Bawang-bawangan seperti seledri, bawang putih, atau bawang bombay
karena mengandung zat yang dapat mengurangi kepekatan darah.
13) Protein diperoleh dari:

a. Biji-bijian atau polong-polongan seperti kedelai (susu, tahu, dan tempe).

b. Yogurt dan kefir, susu yang diasamkan oleh bakteri L. Acidophilus atau
sejenisnya.

c. Ayam dan telur organik (dipelihara alami, tidak disuntik antibiotik dan
hormon sintesis).

d. Ikan berlemak dari laut dingin seperti sarden, salmon, tuna, atau gindara
(kaya akan omega-3).

II. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TEORI

PENGKAJIAN

I. Data Umum
1. Kepala Keluarga (KK):
2. Alamat dan telepon :
3. Pekerjaan KK :
4. Pendidikan KK :
5. Komposisi keluarga :

No. Nama Jenis Hub. Umur Pendid Status Imunisasi


Keluarg Dg. ikan
a KK Ket
B .
C Polio DPT Hepat HB Campak
G Combo
itis
1 2 3 1 2 3 1 2 3

Genogram

6. Tipe Keluarga :

7. Suku bangsa (Etnis) :


a. Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga :

b. Tempat tinggal keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis
bersifat homogen) :

c. Kegiatan-kegiatan keagamaan, social, budaya, rekreasi pendidikan :

8. Agama :

9. Status social ekonomi keluarga :


10. Aktivitas rekreasi keluarga :

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


11. Tahap perkembangan keluarga saat ini

12. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

13. Riwayat kesehatan keluarga inti


Dalam bentuk narasi

Dalam bentuk tabel

No. Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan yg


kesehatan (BCG,Poli Kesehatan telah dilakukan
o, DPT,HB,
Camapak)

14. Riwayat keluarga sebelumnya

III.Data Lingkungan
15. Karakteristik rumah
Denah rumah
16. Karakteristik tetangga dan komunitasnya

17. Mobilitas geografis keluarga

18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

19. Sistem pendukung keluarga

IV. STRUKTUR KELUARGA


20. Struktur peran

21. Nilai atau norma keluarga

22. Pola komunikasi keluarga

23. Struktur kekuatan keluarga

V. Fungsi Keluarga
24. Fungsi ekonomi

25. Fungsi mendapatkan status social

26. Fungsi pendidikan

27. Fungsi sosialisasi

28. Fungsi pemenuhan (perawat/pemeliharaan) kesehatan


a. Mengenal masalah kesehatan
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan

c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit

d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang


sehat

e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan

29. Fungsi religious

30. Fungsi rekreasi

31. Fungsi reproduksi

32. Fungsi afeksi

VI. Stres dan koping keluarga


33. Stressor jangka pendek dan panjang

34. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

35. Strategi koping yang digunakan

36. Strategi adaptasi disfungsional

VII. Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggota keluarga


VIII. Harapan keluarga

Jombang,
………………..

Nama Terang

ANALISA DATA

DATA PENUNJANG MASALAH ETIOLOGI


PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN (PES)

1.
2.
3.
4.

dst.

Skoring Diagnosa Keperawatan

No. Dx. Kriteria Skor Pembenaran


Keperawatan

a. Sifat masalah …
─ X 1 = …..
3
b. Kemungkinan masalah

dapat diubah … ─ X 2 = …..
2

c. Kemungkinan masalah

untuk dicegah … ─ X 1 = …..
3

d. Menonjolnya masalah …

─ X 1 = …..
2

Daftar Diagnosa Keperawatan Berdasar Hasil Skoring


Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor
RENCANA KEPERAWATAN

Nama KK : ____________________

Alamat : ____________________

No. Dx. Tujuan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
A. TINDAKAN KEPERAWATAN

Tanggal Diagnosa Implementasi Respon Keluarga


& Waktu Keperawatan
EVALUASI

Tanggal No. Dx. Evaluasi Tanda Tangan


& Waktu Keperawatan Perawat

Anda mungkin juga menyukai