Anda di halaman 1dari 24

TUGAS PKN

NAMA= RIANTY NENOSAET


KELAS=VIII E
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat dan rahmatnyalah kami bisa
menyelesaikan tugas makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akademik kewarganegaraan. Adapun topik yang di
bahas di dalam makalah ini adalah mengenai Negara Hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM).
Makalah ini akan memperdalam pengetahuan kita tentang Negara Hukum dan Hak Azasi
Manusia (HAM). Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu di
karenakan keterbatasan yang ada. Sehingga kami dangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca.

Kiranya makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita semua. Sehingga
permasalahan penegakan Hukum dan Hak Azasi dapat terselesaikan. Atas perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.
Kupang 27 April 2017

Kelompok 7 Pend. Pancasila tingkat IA

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berdasarkan perspektif ilmu hukum administrasi, ada dua jenis hukum administrasi, yaitu
pertama,hukum administrasi umum (allgemeem deel) , Yakni berkenaan dengan teori-teori dan
prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua bidang hukum administrasi,tidak terikat pada bidang-
bidang tertentu , kedua hukum administrasi khusus (bijzonder deel) , yakni hukum-hukum yang
terkait dengan bidang-bidang pemerintahan tertentu seperti hukum lingkungan, hukum tata ruang
, hukum kesehatan dan sebagainya. Sekilas Tentang Negara Hukum. Pemikiran atau konsepsi
manusia tentang Negara hukum juga lahir dan berkembang dalam situasi kesejarahan. Oleh
karena itu , meskipun konsep Negara hukum dianggap sebagai konsep universal. Secara
embrionik, gagasan Negara hukum telah dikemukakan oleh plato.Ada tiga unsur dari pemerintah
yang berkonstitusi yaitu peratama, pemerintah dilaksanakan untuk kepentingan umum; kedua
pemerintah dilaksanakan menurut hukum yang berdasarkan pada ketentuan-ketentuan
umum,bukan yang dibuat secara sewenang-wenang yang menyampingkan konvensi dan
konstitusi; ketiga, pemerintah berkonstitusi berarti pemerintah yang dilaksanakan atas kehendak
rakyat,bukan berupa paksaan – tekanan yang dilaksanakan pemerintah despotik.Dalam kaitannya
dengan konstitusi bahwa konstitusi meupakan penyusunan jabatan dalam suatu Negara dan
menentukan apa yang dimaksudkan dengan badan pemerintahan dan apa akhir dari setiap
masyarakat.

Hak Asasi Manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Penegakan HAM yang kuat terjadi
ketika bangsa ini memperjuangkan hak asasinya, yaitu: “kemerdekaan”, yang telah berabad-abad
dirampas oleh penjajah.

Para pendiri negeri ini telah merasakan sendiri bagaimana penderitaan yang dialami karena hak
asasinya diinjak-injak oleh penjajah. Oleh karena itu, tidak mengherankan setelah berhasil
mencapai kemerdekaan, para pendiri negeri ini mencantumkan prinsip-prinsip HAM dalam
Konstitusi RI (Undang-undang Dasar 1945 dan Pembukaannya) sebagai pedoman dan cita-cita
yang harus dilaksanakan dan dicapai. Sejak memasuki era reformasi, Indonesia telah melakukan
upaya pemajuan HAM, termasuk menciptakan hukum positif. Kasus pelanggaran HAM di
Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan dan tuntas sehingga diharapkan
perkembangan dunia HAM di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu
tokoh HAM di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju
Belanda dari Indonesia. Oleh karena itu sebagai warga negara yang baik kita seharusnya
menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan,
jabatan, dan lain sebagainya. Makalah ini akan memperdalam pengetahuan kita tentang HAM
dan kaitan antara HAM dan Negara Hukum.

Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang telah di jelaskan pada Bab I Pendahuluan, adapun permasalahan yang
saya temukan dan saya angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud negara hukum?
2. Bagaimana ciri-ciri negara hukum?
3. Bagaimana perwujudan negara hukum di Indonesia?
4. Apa yang dimaksud dengan HAM?
5. Bagaimana perkembangan HAM di Indonesia?
6. Bagaimana upaya pemerintah dalam menegakan HAM?

Tujuan Penulisan.
Tujuan yang dapat dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah :

1. Menjelaskan devinisi Negara Hukum.


2. Menjelaskan ciri-ciri Negara Hukum.
3. Menjelaskan pelaksanaan dan penegakan HAM di indonesia.
4. Menjelaskan hubungan hak asasi manusia dengan demokrasi.
BAB II

PEMBAHASAN

Negara hukum pada dasarnya merupakan Negara demokrasi. Ciri-ciri Negara hukum antara lain
adanya supremasi hukum, jaminan hak asasi manusia dan legalitas hukum. Di negara hukum,
peraturan perundang undang berpuncak pada undang undang dasar (konstitusi) yang merupakan
kesatuan sistem hukum. Negara Indonesia merupakan negara hukum. Hal itu tertuang dalam
Pasal 1 ayat 3 UUD 1945. Sebagai konsekuensi dari pasal 1 ayat 3 UUD 1945, ada tiga prinsip
dasar yang wajib dijunjung oleh setiap negara yang menganut paham negara hukum, yaitu
supremasi hukum (supremacy of law), kesetaraan di hadapan hukum (equality before the law),
dan penegakan hukum dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan hukum (due process of
law) (MPR RI,2012). Perwujudan hukum tersebut terdapat dalam UUD 1945, serta perundang
undangan dibawahnya. Negara Indonesia menganurt konsep negara hukum materil atau negara
kesejahteraan (welfare state). Negara hukum juga berkaitan dengan hak asasi manusia. Karena
salah satu cirri dari negara hukum yaitu adanya jaminan HAM.
1. Pengertian Negara Hukum
Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah Rechstaat yang diberikan oleh ahli-ahli hukum
Eropa continental atau Rule of law yang diberikan oleh ahli hukum Anglo-
Saxon. Rechstaat atau Rule of law dapat dikatakan sebagai perumusan yuridis dari gagasan
konsitusionalisme. Negara yang menganut gagasan ini dinamakan constitutional
state atau rechstaat (Miriam Budiarjo,2008. Oleh karena itu, konstitusi dan negara hukum
merupakan dua lembaga yang tidak dapat terpisahkan.
Negara hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahnya didasarkan atas
hukum. Di negara hukum, pemerintah dan lembaga-lembaga lain melakukan tindakan apapun
harus dilandasi oleh hukum dan dipertanggung jawabkan secara hukum. Soetandyo
Wignjosoebroto menyatakan bahwa negara hukum mempunayi konsep berparadigma bahwa
negara dan alat kekuasaannya harus bertindak pada dasar kebenaran hukum yaitu undang-undang
yaitu undang undang dasar.Terdapat 3 karakter konsep negara hukum dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pertama, hukum itu harus dibentuk dalam wujudnya yang positif.
Kedua, apa yang disebut hukum disebut constitutum merupakan kesepakatan golongan-golongan
dalam suatu negara melalui suatu proses yang disebut proses legislasi. Ketiga, hukum yang telah
diwujudkan berbentuk undang-undang.

Negara hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi (supreme) sehingga ada istilah
supremasi hukum. Supremasihukum tidak boleh mengabaikan tiga ide dasar hukum yaitu
keadilan, kemanfatan, kepastian atau tiga tujuan hukum yaitu keadilan, kepastian,
dan kemanfaatan.ada dua unsure dalam negara hukum. Pertama, hubungan antara yang
memerintah dan yang diperintah tidak berdasarkan kekuasaan, melainkan berdasarkan suatu
norma objektif. Kedua, norma objektif itu harus memenuhi syarat bahwa tidak hanya secara
formal, melainkan dapat dipertahankan berhadapan dengan ide hukum.
Di negara hukum, hukum tidak hanya sekedar sebagai formalitas belaka dari kekuasaan. Jika
hanya sekedar formalitas, hukum dapat menjadi pembenaran untuk melakukan tindakan
menyimpang. Di negara hukum tidak boleh mengabaikan rasa keadilan masyarakat. Hukum
diwujudkan dalam peraturan perundang undangan yang berpuncak pada konstitusi atau dasar
hukum negara. Di dalam negara hukum, kekuasaan negara berdasar atas hukum bukan kekuasaan
belaka, melainkan berdasarkan pada konstitusi yang berpaham konstitusionalisme. Di dalam
negara hukum, kontitusi negara merupakan sarana pemersatu bangsa. Hubungan antara warga
negara dengan negara, hubungan antara lembaga kerja dengan kinerja masing-masing elemen
kekuasaan berada pada satu system aturan yang disepakati dan dijunjung tinggi.

2. Negara Hukum Formiil dan Negara Hukum Materiil


Salah satu ciri penting dalam negara yang menganut paham konstitusionalisme bahwa alat sifat
pemerintahan yang pasif, artinya pemerintah hanya sebagai wasit atau pelaksana dari berbagai
keinginan rakyat yang dirumuskan para wakinya di parlemen. Disini, peranan negara lebih kecil
daripada peranan rakyat karena pemerintah hanya menjadi pelaksana keinginan-keinginan rakyat
yang diperjuangkan secara liberal untuk menjadi keputusan parlemen.

Jika dikaitkan dalam konsep Trias Politica, tugas pemerintah terbatas pada tugas eksekutif, yaitu
melaksanakan undang-undang yang dibuat oleh parlemen. Pada abad 19 masih dikuasai gagasan
bahwa pemerintah hendaknya tidak turut campur dalam urusan warga negaranya. Aliran ini
disebut liberalisme yang dimasukan kedalam dalil “pemerintahan yang paling sedikit adalah
pemerintahan yang baik”. Negara dalam pandangan ini hanya mempunyai tugas yang pasif, yaitu
baru bertindak apabila hak-hak warga negara dilanggar atau ketertiban umum terancam.
Konsepsi negara demikian adalah negara disebut negara hukum fromil atau negara hukum
klasiik. Negara hukum formil adalah negara hukum dalam arti sempit, yaitu negara yang
membatasi ruang geraknya dan bersifat pasif terhadap kepentingan rakyatnya. Negara tidak
campur tangan secara banyak terhadap urusan dan kepentingan warga negara. Urusan ekonomi
diserahkan kepada warga negara.

Pada awal abad-20, negara hukum formil dikecam banyak pihak karena
mengakibatkan kesenjangan ekonomi yang amat mencolok gagasan bahwa pemerintah dilarang
campur tangan, lambat laun berubah menjadi pemerintah bertanggung jawab atas kesejahteraan
rakyat. Gagasan baru ini disebut dengan Welfare State. Sebagai konsep, negara yang muncul
adalah negara hukum materiil atau negara hukum dalam arti luas. Dalam negara hukum materiil ,
pemerintah diberi tugas membangun kesejahteraan umum di berbagai lapangan kehidupan.
Pemerintah diberi kewenangan untuk ikut campur dalam urusan warga negara. Pemerintah
diberi Freies Ermessen yaitu pemerintah turut serta dalam kehidupan ekonomi social dan
keleluasaan untuk tidak terikat pada produk legislasi parlemen.
Konsep negara hukum materiil berbeda dengan konsep negara hukum formiil. Pemerintah dalam
negara hukum materiil dapat bertindak lebih luas. Pemerintah bahkan bisa memiliki kewenangan
legislatif. Kewenangan ini meliputi tiga hal yitu adanya hak inisiatif yaitu hak mengajukan
rancangan undang-undang, hak delegasi yaitu membuat peraturan perundang-undangan, dan
droit ermessen yaitu menafsirkan sendiri aturan-aturan yang masih enunsiatif.

3. Ciri negara hukum


Ciri-ciri negara hukum menurut Friedrich Julius yaitu sebagai berikut:

1. Hak asasi manusia


2. Pembagian kekuasaan untuk menjamin ham yang biasa dikenal sebagai trias politica.
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan
4. Peradilan administrasi dalam perselisihan.

Ciri-ciri negara hukum menurut A.V.Dicey yaitu sebagai berikut :

1. Supremasi hukum, tidak boleh ada kesewenang-wenangan sehingga seseorang hanya


boleh dihukum jika melanggar hukum.
2. Kedudukan yang sama didepan hukum baik bagi rakyat biasa maupun pejabat.
3. Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan pengadilan.
Sebuah komisi yang terdirin dari 106 hakim dari 16 negara di Wilayah Asia Tenggara dan
Pasifik yang tergabung dalam “international Commission of Jurists” pada konferensinya di
Bangkok tanggal 15-19 Februari tahun 1965 merumuskan ciri-ciri negara hukum sebagai berikut

1. Perlindungan konstitusional
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
3. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
4. Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi
5. Pendidikan civic (kewargenagaraan)
Ciri-ciri negara hukum menurut Franz Magnis Suseno tahun 1997 yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan sesuai dengan ketetapan
UUD
2. Undang-undnag Dasar menjamin hak asasi manusia.
3. Badan-badan negara menjalankan kekuasaan masing-masing atas dasar hukum yang
berlaku]
4. Masyarakat dapat mengadu ke pengadilan akibat tindakan badan negara
5. Badan kehakiman bebas dan tidak memihak.
Ciri-ciri negara hukum menurut Mustafa Kamal Pasha (2003) yaitu sebagai berikut:

1. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia


2. Peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan tidak memihak
3. Legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya.
Pendidikan kewarganegaraan disepakati sebagai syarat bagi pemerintahan demokrasi di bawah
Rule of law yang dinamis karena pemerintahan demokrasi membutuhkan warga negara
yang terdidik.oleh karena itu, negara harus mengupayakan pendidikan yang wajib bagi seluruh
warga negara.

NEGARA HUKUM INDONESIA


1. Landasan Yuridis Negara Hukum Indonesia
Dasar pijakan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum sekarang ini bertuang dengan jelas
pada Pasal 1 Ayat 3 UUD 1945 perubahan Ketiga yang berbunyi “Negara Indonesia adalah
Negara hukum”. Dengan dimasukkannya landasan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945
menunjukkan semakin kuatnya dasar hokum serta menjadi amanat Negara bahwa Negara
Indonesia adalah dan harus merupakan Negara hukum.

Sebelumnya, landasan Negara hukum Indonesia kita temukan dalam bagian penjelasan umum
UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara sebagai berikut.

1. Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtstaat). Negara Indonesia
berdasarkan atas hukum (Rechstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka (Machstaat).
2. Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar), tidak
bersifat absolutism (kekuasaan yang tidak terbatas.
Berdasarkan perumusan di atas, pleh para pendiri Negara, untuk Negara hukum Indonesia
digunakan istilah rechstaat yang dipengaruhi oleh konsep hukum Belanda yang termasuk dalam
wilayah Eropa Kontinental. Bagian penjelasan ini sekarang tidak lagi menjadi bagian dari UUD
1945. Akan tetapi, dengan “diangkat” dan dimuatkannya ke Pasal 1 Ayat 3 UUd 1945 tersebut,
memperteguh paham bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum baik dalam
penyelenggaraan bernegara maupun dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Masuknya
rumusan tersebut juga merupakan salah satu contoh pelaksanaan kesepakatan dasar dalam
melakukan perubahan UUD 1945.
Negara hukum akan terlihat dengan ciri-ciri:

1. Jaminan perlindungan hak asasi manusia,


2. Kekuasaan kehakiman atau peradilan yang merdeka, dan
3. Legalitas dalam arti hukum.
Selain rumusan Pasal 1 Ayat 3, Pasal 24 dan pasal 27 Ayat 1 UUd 1945, paham Negara hukum
Indonesia termuat pada rumusan:

1. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan sama di hadapan hukum (Pasal 28 D Ayat 1).
2. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja (Pasal 28 D ayat 2)
Konsepsi Negara hukum Indonesia dapat kita masukkan dalam konsep Negara hukum materiil
atau welfare state.
Dasar lain yang dapat dijadikan landasan bahwa Indonesia adalah Negara hukum dalam arti
materiil terdapat dalam bagian pasal UUD 1945, yakni:

 Pasal 33, dan


 Pasal 34.

2. Perwujudan Negara Hukum di Indonesia


Operasional dari konsep Negara hukum Indonesia dituangkan dalam konstitusi Negara, yaitu
UUD 1945. UUD 1945 merupakan hukum Negara yang menempati posisi sebagai hukum dasar
dan tertinggi dalam tatanan hukum (legal order) Indonesia.
Legal Order merupakan satu kesatuan sistem hukum yang tersusun secara hierarkis.
Hukum di Indonesia juga membentuk sistem hukum. Sistem hukum Indonesia tersusun
berdasarkan hukum tertinggi Negara, yaitu UUD 1945 kemudian dijabarkan ke dalam peraturan
hukum yang lebih rendah sehingga bersifat hierarkis piramidal. Sistem hukum Indonesia
sekarang ini sebagaimana tergambar dalam UUD No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.

Jenis dan hierarki peraturan perundangan, menurut Pasal 7 Undang-Undang No. 12 tahun 2011
sebagai berikut.

1945. UUD 1945.


1946. Ketetapan MPR.
1947. UU/Peraturan pemerintah pengganti undang-undang.
1948. Peraturan pemerintah.
1949. Peraturan presiden.
1950. Peraturan daerah propinsi
1951. Peraturan daerah kabupaten/kota.

Negara hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Norma hukumnya bersumber pada pancasila sebagai dasar Negara dan adanya hierarki
jenjang norma (stufenbau theorie oleh Hans Kelsen).
2. Sistemnya, yaitu sistem konstitusional.
3. Kedaulatan rakyat atau prinsip demokrasi.
4. Prinsip persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat 1 UUD
1945).
5. Adanya organ pembentuk undang-undang (DPR)
6. Sistem pemerintahannya adalah presidensial.
7. Kekuasaan kehakiman yang merdeka bebas dari kekuasaan lain (eksekutif)
8. Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan social.
9. Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J UUD 1945).
Kedudukan pancasila dalam Negara Indonesia, bahwa pancasila sebagai dasar Negara
berimplikasi yuridis, yakni menjadi cita hukum.

HAK ASASI MANUSIA

1. Pengertian Hak Asasi Manusia


Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap manusia sejak lahir
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Kesadaran akan hak asasi manusia didasarkan pada
pengakuan bahwa semua manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki derajat dan martabat yang
sama. Dengan pengakuan akan prinsip tersebut maka setiap manusia memiliki hak dasar yang
disebut Hak Asasi Manusia.

Pengakuan terhadap HAM memiliki dua landasan, yaitu:

1. Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat manusia , bahwa kodrat manusia
adalah sama derajat tanpa membedakan ras, agama, suku, bahasa, dan sebagainya,
2. Landasan yang kedua dan yang lebih dalam, yakni Tuhan yang menciptakan manusia.
Bahwa semua manusia adalah makhluk dari pencipta yang sama yaitu Tuhan Yang Maha
Esa. Karena itu dihadapan Tuhan manusia adalah sama kecuali nanti pada amalnya.
Dengan demikian, selama manusia belum mengakui adanya persamaan harkat dan martabat
manusia maka hak asasi manusia belum bisa di tegakkan. Jika hak asasi manusia belum dapat
ditegakkan maka akan terus terjadi pelanggaran dan penindasan atas hak asasi manusia, baik oleh
masyarakat, bangsa dan pemerintah suatu negara.

Secara definitif hak artinya kekuasaan arau wewenang yag dimiliki seseorang atas sesuatu di luar
dirinya (Suria Kusuma, 1986). Kebalikan dari hak adalah kewajiban yang berarti tugas yang
harus dijalankan manusia untuk mengakui kekuasaan itu. Setiap orang memiliki hak dasar
memeluk agama yang berarti kebebasan dan kewenangan dia untuk menganut suatu agama,
sedangkan orang lain memiliki kewajiban untuk mengakui kewenangan orang tersebut.

Istilah hak asasi manusia berawal dari Barat yang dikenal dengan “right of man” untuk
menggantikan “natural right”. Karena istilah right of man tidak mencakup right of women maka
oleh Eleanor Roosevelt diganti dengan istilah human rights yang lebih universal dan netral.

2. Macam Hak Asasi Manusia


Berdasarkan pada Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dinyatakan
bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan merupakan
anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara hukum,
pemerintah serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Ciri pokok dari hakikat hak asasi manusia:

1. Hak asasi manusia tidak perlu diberikan, diberi, ataupun diwarisi.


2. Hak asasi manusa berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, asal
usul,ras, agama dan pandangan politik.
3. Hak asasi manusia tidak boleh dilanggar

Beberapa contoh hak dasar tersebut adalah:


1. Hak asasi manusia menurut Piagam PBB tentang deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
1948
2. Hak asasi manusia menurut Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak asasi
Manusia
Hak asasi manusia meliputi bidang sebagai berikut:

1. Hak asasi pribadi (personal rights).


2. Hak asasi politik ( political rights).
3. Hak asasi ekonomi (property rights).
4. Hak asasi sosial dan kebudayaan (social and culture rights).
5. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (rights of
legal equality).
6. Hak untuk mendapat perlakuan sama dalam tata cara peradilan dan perlindungan
(prosedural rights).

SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA

1. Sejarah Pengakuan Hak Asasi Manusia


Latar belakang sejarah hak asasi manusia , pada hakikatnya muncul karena inisiatif manusia
terhadap harga diri dan martabatnya, sebagai akibat tindakan sewenang-wenang dari penguasa
penjajahan, perbudakan dan ketidakadilan.

Perkembangan pengakuan hak asasi manusia ini berjalan secara perlahan dan beraneka ragam.
Perkembangannya yaitu:

Perkembangan Hak Asasi Manusia pada Masa Sejarah


1. Perjuangan nabi Musa dalam membebaskan umat Yahudi dari perbudakan (tahun 6000
sebelum masehi).
2. Hukum Hammurabi di Babylonia yang memberi jamianan keadilan bagi warga negara
(tahun 2000 sebelum masehi).
3. Socrates, Plato dan Aristoteles sebagai filosofi Yunani peletak dasar diakuinya hak asasi
manusia. Mereka mengajarkan untuk mengkritik pemerintahan yang tidak berdasar
keadilan dan kebijaksanaan.
4. Perjuangan nabi Muhammad SAW untuk membebaskan para bayi wanita dan wanita dari
penindasan bangsa Quraisy (tahun 6000 masehi).

Perkembangan Hak Asasi Manusia di Inggris


Banyak literatur yang ada, perkembangan HAM muncul di dunia barat, antara lain di Inggris,
Perancis dan Amerika Serikat. Inggris dipandang sebagai negara pertama yang memperjuangkan
HAM. Perjuangan HAM di Inggris tampak dari beberapa dokumen yaitu:

1. Tahun 1512 munculnya piagam “Magna Charta” atau Piagam Agung.


2. Tahun 1628 keluarnya piagam “Petition of Right”.
3. Tahun 1679 munculnya “Habeas Corpus Act”
4. Tahun 1689 keluar “Bill of Rights”

Perkembangan Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat


Perjuangan penegakkan HAM di Amerika Serikat didasari pemikiran oleh John Locke tentang
hak-hak alam, seperti hak hidup, hak kebebasan dan hak milik. Dasar inilah yang kemudian
dijadikan landasan bagi pengakuan hak-hak asasi manusia yang terlihat dalam United States
Declarationof Independence.

Perkembangan Hak Asasi Manusia di Perancis


Perjuangan hak asasi manusia di Perancis dirumuskan dalam suatu naskah pada awal Revolusi
Perancis pada tahun 1789, sebagai pernyataan tidak puas dari kaum borjuis dan rakyat terhadap
kesewenangan Raja Louis XVI. Naskah tersebut dikenal dengan Declaration des Droits de L’
homme et Du Citoyen (pernyataan mengenai hak-hak asasi manusia dan warga negara).
Deklarasi ini menyatakan bahwa “hak asasi manusia ialah hak-hak alamiah yang dimiliki
manusia menurut kodratnya, yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya , dan karena itu bersifat
suci.”
Atlantic Charter Tahun 1941
Atlantic Charter muncul pada saat terjadinya Perang Dunia II yang dipelopori oleh Franklin D.
Roosevelt yang menyebutkan The Four Freedoms (4 kebebasan), yakni:
1. Kebebasan untuk beragama
2. Kebebasan untuk berbiacara dan berpendapat
3. Kebebasan dari ketakutan, dan
4. Kebebasan dari kemiskinan.

Pengakuan Hak Asasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa


Pada tanggal 10 Desember 1948, PBB berhasil merumuskan naskah yang dikenal
sebagai Universal Declaration of Human Rights, yaitu pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi
manusia. Atas peristiwa tersebut tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Hak Asasi Manusia.
Deklarasi tersebut melambangkan komitmen moral dunia internasional pada hak asasi manusia.
Deklarasi universal ini menjadi pedoman sekaligus standar minimum untuk menciptakan dunia
yang lebih baik dan damai.

Hasil Sidang Majelis Umum PBB Tahun 1966


Dalam sidang Majelis Umum PBB Tahun 1966 “Internasional Covenants on Human
Rights” telah diakui dalam hukum Internasional dan diratifikasi oleh negara-negara anggota
PBB. Konvensi tersebut antara lain:
1. The Internasional Covenant on Civil and Political Rights
2. The Internasional Covenant on Economic, Social and Cultural Rights
3. Optional Protocol
Berdasarkan sejarah perkembangannya ada 3 (tiga) generasi hak asasi manusia, yaitu:

1. Generasi pertama adalah hak sipil dan politik yang bermula di dunia Barat, contohnya
hak atas hidup, hak atas kebebasan dan keamanan, hak beragama, hak berkumpul dan hak
untuk berserikat.
2. Generasi kedua adalah hak ekonomi, sosial, dan budaya yang diperjuangkan oleh negara
sosialis di Eropa Timur, misalnya hak atas pekerjaan, hak atas penghasilan yang layak,
hak atas pangan, hak atas kesehatan, hak atas pendidikan dan hak atas jaminan sosial.
3. Generasi ketiga adalah hak perdamaian dan pembangunan yang diperjuangkan oleh
negara negara berkembang (Asia-Afrika) , misalnya hak bebas dari ancaman musuh, hak
setiap bangsa untuk merdeka, hak sederajat dengan bangsa lain dan hak mendapatkan
kedamaian.
Perlu pula diulas bahwa disamping munculnya deklarasi Internasional mengenai HAM,
masyarakat Internasional merumuskan pula deklarasi universal tentang tanggung jawab manusia.
Dalam laporannya, latar belakang munculnya deklarasi ini adalah bahwa di Barat ada tradisi
menjunjung tinggi kebebasan dan individualis, sedangkan di dunia Timur, konsep tanggung
jawab dan komunitas lebih dominan. Tanggung jawab merupakan sikap moral yng berfungsi
sebagai kendala almiah dan sukarela terhadap kebebasan yang dimiliki orang lain. Dalam setiap
masyarakat tiada kebebasan tanpa pembatasan. Maka dari itu, lebih banyak kebebasan yang kita
nikmati, lebih banyak pula tanggung jawab terhadap orang lain maupun diri sendiri.

Universal Declaration of Human Responsibilities, tidak hanya bermaksud mencari


keseimbangan antara hak dan kewajiban, tetapi juga mendamaikan pertentangan ideologi,
keyakinan, kepercayaandan pandangan politik yang dimasa lampau dianggap terlalu antagonis.
Prinsip dasarnya adalah tercapainya kebebasan sebanyak mungkin tetapi disamping itu
berkembang rasa tanggung jawab penuh yang akan memungkinkan kekebasan itu tumbuh.

Hak asasi Manusia di Indonesia


Pengakuan Bangsa Indonesia Akan Hak Asasi Manusia
Pengakuan hak asasi manusia telah tercantum dalam UUD 1945, lebih dulu disbanding dengan
Deklarasi Universal PBB yang lahir pada 10 Desember 1948.

Pembukaan UUD 1945 Aline Pertama

Hak Asasi Manusia telah tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, Indonesia
tidak bias lepas dari HAM. Bias dilihat pada alinea pertama yang berbunyi “Bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa..”Sehingga bangsa Indonesia mengakui
hak kemerdekaan dan kebebasan. Hanya berbeda dengan dengan sejarah HAM di barah yang
lebih bersifat individual, sedangkan HAM di Indonesia berpaham kolektivitas, hak setiap
“bangsa” untuk merdeka.

Pembukaan UUD 1945 Alinea Keempat

Nilai-nilai luhur bangsa terumus dalam pancasila.Pancasila sebagai dasar Negara mengandung
pemikiran bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan menyandang dua
aspek, yaitu aspek individualitas (pribadi) dan aspek sosialitas (bermasyarakat). Oleh karena itu,
kebebasan setiap orang dibatasi oleh hak asasi orang lain. Setiap orang maupun setiap organisasi,
terutama pemerintah dan negara wajib untuk menghormati dan mengakui hak asasi orang lain.

Pancasila, sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab merupakan landasan idiil akan
pengakuan dan jaminan hak asasi Indonesia. Menurut para pendiri Negara yang tergabung dalam
Panitia Lima (1977), dasar kemanusiaan yang adil dan beradab perlu diberi tempat yang layak
dalam perundang-undangan perihal hak dan kewajiban.Terutama hak hidup, ha katas
keselamatan badan, hak kebebasan diri karena merupakan hak dari Tuhan Yang Maha Esa.
Sedangkan hak lain, hak milik dan hak kehormatan bersifat relatif. Bagi bangsa Indonesia yng
bersifat “kekeluargaan” dan “gotong royong” tidak bias mengakui hak milik sebagai, “hak yang
tidak bias diganggu gugat dan keramat”. Hak milik itu mempunyai dan bersifat “fungsi sosial”
yaitu mengandung pertanggung jawaban dan kewajiban besar terhadap Tuhan, mansyarakat,
bangsa dan Negara.

Batang Tubuh UUD 1945

Rumusan hak tersebut mencakup hak dalam bidang politik, ekonomi, social dan budaya yang
tersebat ada pasal 27 sampai pasal 34 UUD 1945.Namun, rumusan itu terbatas.

Pada berakhirnya orde baru 1998 pengakuan hak asasi manusia di Indonesia tidak mengalami
perkembangan dan tetap berlandaskan pada rumusan yang ada di UUD 1945, tertuang pada hak
dan kewajiban warga Negara.
Rumusan baru HAM tertuang dalam pasal 28A-J UUD 1945 hasil amademen 1 pada tahun 1999.
Penambahan rumusan ini bukan hanya untuk mengakomodasi perkembangan pandangan HAM
yang semakin penting, juga salah satu syarat Negara hukum.HAM dapat dijadikan indicator
untuk mengukur tingkat peradaban, tingkat demokrasi, dan tingkat kemajuan suatu Negara.
Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang yang menjamin HAM di Indonesia ialah Undang-Undang No.39 Tahun 1999
tentang HAM.Berikut ini hak-hak yang terdapat dalam Undang-Undang No.39 Tahun 1999.
1. Hak untuk hidup (Pasal 4).
2. Hak untuk berkeluarga (Pasal 10).
3. Hak untuk mengembangkan diri (Pasal 11, 12, 13, 14, 15, 16).
4. Hak untuk memperoleh keadilan (Pasal 17, 18, 19).
5. Hak atas kebebasan pribadi (Pasal 20-27).
6. Hak atas rasa aman (Pasal 28-35).
7. Hak atas kesejahteraan (Pasal 36-42).
8. Hak turut serta dalam pemerintahan (Pasal 43-44).
9. Hak wanita (Pasal 45-51).
10. Hak anak (Pasal 52-66).
Rumusan tersebut dapat memperkuat jaminan hak asasi manusia di Indonesia.Tugas Negara
selanjutnya ialah mengadakan penegak hak asasi manusia dan memberi perlindungan warga dari
tindakan pelanggaran hak asasi manusia.

2. Penegak Hak Asasi Manusia


Disamping aturan-aturan hukum, dibentuk kelembagaan yang menangani masalah yang
berkaitan dengan hak asasi manusia, antara lain :

1. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KomNas HAM) dibentuk berdasakan Keppres No.
5 Tahun 1993 tanggal 7 Juni 1993 yang kemudian dikukuhkan kembali melalui Undang-
undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
KomNas HAM adalah lembaga yang mandiri, kedudukannya setingkat dengan lembaga Negara
yang lain yang berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan
mediasi hak asasi manusia.

Tujuannya diantaranya :

1. Pengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai
dengan pancasila, UUD 1945, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia dan,
2. Meningkatkan perlindungan dan penegakan Hak Asasi Manusia guna perkembangan
pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai
bidang kehidupan.
3. Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan Undang-undang No.26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan umum dan
berkedudukan di daerah atau kota. Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap
pelanggaran HAM yang berat.

Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran hak
asasi manusia yang berat yang dilakukan di luar batas tutorial wilayah Negara Republik
Indonesia oleh WNI.

1. Pengadilan HAM Ad Hoc dibentuk atas usul dari DPR berdasarkan peristiwa tertentu
dengan keputusan presiden untuk memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran hak
asasi manusia yang berat yang terjadi sebelum diundangkannya Undang-
undang No.26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
2. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR). Undang-undang No.26 Tahun 2000
memberikan alternative bahwa penyelesaian pelanggaran HAM berat dapat dilakukan di
luarpengadilan HAM, yaitu melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang dibentuk
berdasarkan undang- undang, yakni Undang-undang No.27 Tahun 2004 tentang Komisi
Kebenaran dan Rekonsiliasi. Namun, dalam pengembangannya undang-undang ini
dicabut dan dinyatakan tidak memiliki kekuatan hokum mengikat oleh Mahkamah
Konstitusi (MK).
Penegak dan perlindungan tidak hanya dilakukan oleh lembaga-lembaga yang dibentuk Negara.
Masyarakat dapat berpartisipasi dalam rangka perlindungan dan penengakan hak asasi manusia,
yang dituang dalam Bab VIII Undang-undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
yaitu Pasal 100, pasal 101, pasal 102, dan pasal 103.
Masyarakat dapat membentuk lembaga swadaya masyarakat (LSM).lembaga swadaya
masyarakat adalah organisasi atau lembaga yang secara khusus dibentuk oleh masyarakat dengan
tugas perlindungan dan penegakkan hak asasi manusia di Indonesia. Beberapa contoh LSM :

1. Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KONTRAS)


2. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI)
3. Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)
4. Hokum Right Watch (HRW)

Penegak dan perlindungan HAM dilakukan untuk menghindarkan diri dan atau mencegah
terjadinya tindakan pelanggaran HAM. Tindakan pelanggaran HAM menurut Undang-
undang No.39 Tahun 1999 adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk
aparat Negara baik sengaja maupun tidak sengaja, atau kelalaian yang secara hokum
mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok yang
dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh
penyelesaian hukum yang adil dan berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Menurut ELSAM, bentuk- bentuk pelanggaran HAM diantaranya :

1. Penggunaan senjata api


2. Penggunaan kekerasan
3. Penyiksaan
4. Penangkapan atau penahanan, dan
5. Penghilangan paksa
Pelanggaran terhadap hak asasi manusia dapat dilakukan oleh dua pihak, yaitu :
1. Pihak Negara dalam hal ini aparat Negara atau pemerintahan (state actor), dan
2. Pihak masyarakat atau warga Negara (non-state actors)
Lembaga eksekutif, legislative, yudikatif, aparat kepolisian, serta tentara atau militer dapat
menjadi pihak yang melanggar HAM.Pelanggaran HAM dapat dilakukan oleh perorangan
maupun kelompok terhadap seseorang atau sekelompok orang.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Negara Hukum Adalah Negara yang didalamnya terdapat berbagai aspek peraturan-
peraturan yang memang bersifat abstrak yaitu memaksa, dan mempunyai sanksi yang tegas.
Gagasan Negara hukum masih bersifat samar-samar dan tenggelam dalam waktu yang sangat
panjang, kemudian muncul kembali secara lebih ekplisit pada abad ke-19,yaitu dengan
munculnya konsep rechtsstaat dari Freidrich Julius Stahl, yang diilhami oleh Immanuel Kant,
unsur-unsur Negara hukum adalah:
a. Perlindungan hak-hak Asasi Manusia
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu.
c. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan

B. SARAN
Pengawalan penegakan HAM kian berat. Tak semudah membalik telapak tangan.
Buktinya dibangsa ini belum bisa sepenuhnya menancapkannya. Walau masih bangsa muda
dibandingkan dengan bangsa-bangsa barat, namun waktu seperti itu bukanlah sempit bagi
pemerintah kita untuk mewujudkannya. Namun kembali lagi pada kenyataanya. Bangsa
indonesia belum menjamin HAM pada warganya. Dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk
mempelopori penegakan HAM di indonesia. Tentu saja itu tidak cukup hanya pemerintah,
namun partisipasi dan kerja sama antara warga negara masih sangat dibutuhkan.
Kita sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai mahasiswa sudah semestinya
membantu pemerintah untuk terus menegakkan HAM di indonesia.
Penguasa negara harusnya bisa memproyeksikan dan men-real-kan ( menjadi kenyataan )
sebuah tujuan negara yang terkandung dalam alinea IV UUD NRI 1945. Dengan tidak bertindak
sewenang-wenang. Rakyat juga harus membantu mewujudkannya dengan mematuhi segala
peraturan perundang-uandangan yang ada dalam negara indonesia, serta membantu pemerintah
dalam mewujudkan negara aman, dan makmur.
DAFTAR PUSTAKA

https://rezaahmadfadila.wordpress.com/2016/04/25/makalah-pendidikan-kewarganegaraan-
negara-hukum-dan-hak-asasi-manusia/

http://setia.student.umm.ac.id/about/
http://fatahilla.blogspot.com/2010/08/negara-hukum-indonesia
http://deluk12.wordpress.com/makalah-ham/
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-macam-dan-jenis-hak-asasi-manusia-ham-yang-
berlaku-umum-global-pelajaran-ilmu-ppkn-pmp-indonesia.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai