Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat dan rahmatnyalah kami bisa
menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akademik kewarganegaraan. Adapun topik yang di
bahas di dalam makalah ini adalah mengenai Negara Hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM).
Makalah ini akan memperdalam pengetahuan kita tentang Negara Hukum dan Hak Azasi
Manusia (HAM). Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu di
karenakan keterbatasan yang ada. Sehingga kami dangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca.
Kiranya makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita semua. Sehingga
permasalahan penegakan Hukum dan Hak Azasi dapat terselesaikan. Atas perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.
Kupang 27 April 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan perspektif ilmu hukum administrasi, ada dua jenis hukum administrasi, yaitu
pertama,hukum administrasi umum (allgemeem deel) , Yakni berkenaan dengan teori-teori dan
prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua bidang hukum administrasi,tidak terikat pada bidang-
bidang tertentu , kedua hukum administrasi khusus (bijzonder deel) , yakni hukum-hukum yang
terkait dengan bidang-bidang pemerintahan tertentu seperti hukum lingkungan, hukum tata ruang
, hukum kesehatan dan sebagainya. Sekilas Tentang Negara Hukum. Pemikiran atau konsepsi
manusia tentang Negara hukum juga lahir dan berkembang dalam situasi kesejarahan. Oleh
karena itu , meskipun konsep Negara hukum dianggap sebagai konsep universal. Secara
embrionik, gagasan Negara hukum telah dikemukakan oleh plato.Ada tiga unsur dari pemerintah
yang berkonstitusi yaitu peratama, pemerintah dilaksanakan untuk kepentingan umum; kedua
pemerintah dilaksanakan menurut hukum yang berdasarkan pada ketentuan-ketentuan
umum,bukan yang dibuat secara sewenang-wenang yang menyampingkan konvensi dan
konstitusi; ketiga, pemerintah berkonstitusi berarti pemerintah yang dilaksanakan atas kehendak
rakyat,bukan berupa paksaan – tekanan yang dilaksanakan pemerintah despotik.Dalam kaitannya
dengan konstitusi bahwa konstitusi meupakan penyusunan jabatan dalam suatu Negara dan
menentukan apa yang dimaksudkan dengan badan pemerintahan dan apa akhir dari setiap
masyarakat.
Hak Asasi Manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Penegakan HAM yang kuat terjadi
ketika bangsa ini memperjuangkan hak asasinya, yaitu: “kemerdekaan”, yang telah berabad-abad
dirampas oleh penjajah.
Para pendiri negeri ini telah merasakan sendiri bagaimana penderitaan yang dialami karena hak
asasinya diinjak-injak oleh penjajah. Oleh karena itu, tidak mengherankan setelah berhasil
mencapai kemerdekaan, para pendiri negeri ini mencantumkan prinsip-prinsip HAM dalam
Konstitusi RI (Undang-undang Dasar 1945 dan Pembukaannya) sebagai pedoman dan cita-cita
yang harus dilaksanakan dan dicapai. Sejak memasuki era reformasi, Indonesia telah melakukan
upaya pemajuan HAM, termasuk menciptakan hukum positif. Kasus pelanggaran HAM di
Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan dan tuntas sehingga diharapkan
perkembangan dunia HAM di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu
tokoh HAM di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju
Belanda dari Indonesia. Oleh karena itu sebagai warga negara yang baik kita seharusnya
menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan,
jabatan, dan lain sebagainya. Makalah ini akan memperdalam pengetahuan kita tentang HAM
dan kaitan antara HAM dan Negara Hukum.
Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang telah di jelaskan pada Bab I Pendahuluan, adapun permasalahan yang
saya temukan dan saya angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud negara hukum?
2. Bagaimana ciri-ciri negara hukum?
3. Bagaimana perwujudan negara hukum di Indonesia?
4. Apa yang dimaksud dengan HAM?
5. Bagaimana perkembangan HAM di Indonesia?
6. Bagaimana upaya pemerintah dalam menegakan HAM?
Tujuan Penulisan.
Tujuan yang dapat dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah :
PEMBAHASAN
Negara hukum pada dasarnya merupakan Negara demokrasi. Ciri-ciri Negara hukum antara lain
adanya supremasi hukum, jaminan hak asasi manusia dan legalitas hukum. Di negara hukum,
peraturan perundang undang berpuncak pada undang undang dasar (konstitusi) yang merupakan
kesatuan sistem hukum. Negara Indonesia merupakan negara hukum. Hal itu tertuang dalam
Pasal 1 ayat 3 UUD 1945. Sebagai konsekuensi dari pasal 1 ayat 3 UUD 1945, ada tiga prinsip
dasar yang wajib dijunjung oleh setiap negara yang menganut paham negara hukum, yaitu
supremasi hukum (supremacy of law), kesetaraan di hadapan hukum (equality before the law),
dan penegakan hukum dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan hukum (due process of
law) (MPR RI,2012). Perwujudan hukum tersebut terdapat dalam UUD 1945, serta perundang
undangan dibawahnya. Negara Indonesia menganurt konsep negara hukum materil atau negara
kesejahteraan (welfare state). Negara hukum juga berkaitan dengan hak asasi manusia. Karena
salah satu cirri dari negara hukum yaitu adanya jaminan HAM.
1. Pengertian Negara Hukum
Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah Rechstaat yang diberikan oleh ahli-ahli hukum
Eropa continental atau Rule of law yang diberikan oleh ahli hukum Anglo-
Saxon. Rechstaat atau Rule of law dapat dikatakan sebagai perumusan yuridis dari gagasan
konsitusionalisme. Negara yang menganut gagasan ini dinamakan constitutional
state atau rechstaat (Miriam Budiarjo,2008. Oleh karena itu, konstitusi dan negara hukum
merupakan dua lembaga yang tidak dapat terpisahkan.
Negara hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahnya didasarkan atas
hukum. Di negara hukum, pemerintah dan lembaga-lembaga lain melakukan tindakan apapun
harus dilandasi oleh hukum dan dipertanggung jawabkan secara hukum. Soetandyo
Wignjosoebroto menyatakan bahwa negara hukum mempunayi konsep berparadigma bahwa
negara dan alat kekuasaannya harus bertindak pada dasar kebenaran hukum yaitu undang-undang
yaitu undang undang dasar.Terdapat 3 karakter konsep negara hukum dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pertama, hukum itu harus dibentuk dalam wujudnya yang positif.
Kedua, apa yang disebut hukum disebut constitutum merupakan kesepakatan golongan-golongan
dalam suatu negara melalui suatu proses yang disebut proses legislasi. Ketiga, hukum yang telah
diwujudkan berbentuk undang-undang.
Negara hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi (supreme) sehingga ada istilah
supremasi hukum. Supremasihukum tidak boleh mengabaikan tiga ide dasar hukum yaitu
keadilan, kemanfatan, kepastian atau tiga tujuan hukum yaitu keadilan, kepastian,
dan kemanfaatan.ada dua unsure dalam negara hukum. Pertama, hubungan antara yang
memerintah dan yang diperintah tidak berdasarkan kekuasaan, melainkan berdasarkan suatu
norma objektif. Kedua, norma objektif itu harus memenuhi syarat bahwa tidak hanya secara
formal, melainkan dapat dipertahankan berhadapan dengan ide hukum.
Di negara hukum, hukum tidak hanya sekedar sebagai formalitas belaka dari kekuasaan. Jika
hanya sekedar formalitas, hukum dapat menjadi pembenaran untuk melakukan tindakan
menyimpang. Di negara hukum tidak boleh mengabaikan rasa keadilan masyarakat. Hukum
diwujudkan dalam peraturan perundang undangan yang berpuncak pada konstitusi atau dasar
hukum negara. Di dalam negara hukum, kekuasaan negara berdasar atas hukum bukan kekuasaan
belaka, melainkan berdasarkan pada konstitusi yang berpaham konstitusionalisme. Di dalam
negara hukum, kontitusi negara merupakan sarana pemersatu bangsa. Hubungan antara warga
negara dengan negara, hubungan antara lembaga kerja dengan kinerja masing-masing elemen
kekuasaan berada pada satu system aturan yang disepakati dan dijunjung tinggi.
Jika dikaitkan dalam konsep Trias Politica, tugas pemerintah terbatas pada tugas eksekutif, yaitu
melaksanakan undang-undang yang dibuat oleh parlemen. Pada abad 19 masih dikuasai gagasan
bahwa pemerintah hendaknya tidak turut campur dalam urusan warga negaranya. Aliran ini
disebut liberalisme yang dimasukan kedalam dalil “pemerintahan yang paling sedikit adalah
pemerintahan yang baik”. Negara dalam pandangan ini hanya mempunyai tugas yang pasif, yaitu
baru bertindak apabila hak-hak warga negara dilanggar atau ketertiban umum terancam.
Konsepsi negara demikian adalah negara disebut negara hukum fromil atau negara hukum
klasiik. Negara hukum formil adalah negara hukum dalam arti sempit, yaitu negara yang
membatasi ruang geraknya dan bersifat pasif terhadap kepentingan rakyatnya. Negara tidak
campur tangan secara banyak terhadap urusan dan kepentingan warga negara. Urusan ekonomi
diserahkan kepada warga negara.
Pada awal abad-20, negara hukum formil dikecam banyak pihak karena
mengakibatkan kesenjangan ekonomi yang amat mencolok gagasan bahwa pemerintah dilarang
campur tangan, lambat laun berubah menjadi pemerintah bertanggung jawab atas kesejahteraan
rakyat. Gagasan baru ini disebut dengan Welfare State. Sebagai konsep, negara yang muncul
adalah negara hukum materiil atau negara hukum dalam arti luas. Dalam negara hukum materiil ,
pemerintah diberi tugas membangun kesejahteraan umum di berbagai lapangan kehidupan.
Pemerintah diberi kewenangan untuk ikut campur dalam urusan warga negara. Pemerintah
diberi Freies Ermessen yaitu pemerintah turut serta dalam kehidupan ekonomi social dan
keleluasaan untuk tidak terikat pada produk legislasi parlemen.
Konsep negara hukum materiil berbeda dengan konsep negara hukum formiil. Pemerintah dalam
negara hukum materiil dapat bertindak lebih luas. Pemerintah bahkan bisa memiliki kewenangan
legislatif. Kewenangan ini meliputi tiga hal yitu adanya hak inisiatif yaitu hak mengajukan
rancangan undang-undang, hak delegasi yaitu membuat peraturan perundang-undangan, dan
droit ermessen yaitu menafsirkan sendiri aturan-aturan yang masih enunsiatif.
1. Perlindungan konstitusional
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
3. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
4. Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi
5. Pendidikan civic (kewargenagaraan)
Ciri-ciri negara hukum menurut Franz Magnis Suseno tahun 1997 yaitu sebagai berikut:
1. Fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan sesuai dengan ketetapan
UUD
2. Undang-undnag Dasar menjamin hak asasi manusia.
3. Badan-badan negara menjalankan kekuasaan masing-masing atas dasar hukum yang
berlaku]
4. Masyarakat dapat mengadu ke pengadilan akibat tindakan badan negara
5. Badan kehakiman bebas dan tidak memihak.
Ciri-ciri negara hukum menurut Mustafa Kamal Pasha (2003) yaitu sebagai berikut:
Sebelumnya, landasan Negara hukum Indonesia kita temukan dalam bagian penjelasan umum
UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara sebagai berikut.
1. Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtstaat). Negara Indonesia
berdasarkan atas hukum (Rechstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka (Machstaat).
2. Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar), tidak
bersifat absolutism (kekuasaan yang tidak terbatas.
Berdasarkan perumusan di atas, pleh para pendiri Negara, untuk Negara hukum Indonesia
digunakan istilah rechstaat yang dipengaruhi oleh konsep hukum Belanda yang termasuk dalam
wilayah Eropa Kontinental. Bagian penjelasan ini sekarang tidak lagi menjadi bagian dari UUD
1945. Akan tetapi, dengan “diangkat” dan dimuatkannya ke Pasal 1 Ayat 3 UUd 1945 tersebut,
memperteguh paham bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum baik dalam
penyelenggaraan bernegara maupun dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Masuknya
rumusan tersebut juga merupakan salah satu contoh pelaksanaan kesepakatan dasar dalam
melakukan perubahan UUD 1945.
Negara hukum akan terlihat dengan ciri-ciri:
1. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan sama di hadapan hukum (Pasal 28 D Ayat 1).
2. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja (Pasal 28 D ayat 2)
Konsepsi Negara hukum Indonesia dapat kita masukkan dalam konsep Negara hukum materiil
atau welfare state.
Dasar lain yang dapat dijadikan landasan bahwa Indonesia adalah Negara hukum dalam arti
materiil terdapat dalam bagian pasal UUD 1945, yakni:
Jenis dan hierarki peraturan perundangan, menurut Pasal 7 Undang-Undang No. 12 tahun 2011
sebagai berikut.
Negara hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Norma hukumnya bersumber pada pancasila sebagai dasar Negara dan adanya hierarki
jenjang norma (stufenbau theorie oleh Hans Kelsen).
2. Sistemnya, yaitu sistem konstitusional.
3. Kedaulatan rakyat atau prinsip demokrasi.
4. Prinsip persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat 1 UUD
1945).
5. Adanya organ pembentuk undang-undang (DPR)
6. Sistem pemerintahannya adalah presidensial.
7. Kekuasaan kehakiman yang merdeka bebas dari kekuasaan lain (eksekutif)
8. Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan social.
9. Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J UUD 1945).
Kedudukan pancasila dalam Negara Indonesia, bahwa pancasila sebagai dasar Negara
berimplikasi yuridis, yakni menjadi cita hukum.
1. Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat manusia , bahwa kodrat manusia
adalah sama derajat tanpa membedakan ras, agama, suku, bahasa, dan sebagainya,
2. Landasan yang kedua dan yang lebih dalam, yakni Tuhan yang menciptakan manusia.
Bahwa semua manusia adalah makhluk dari pencipta yang sama yaitu Tuhan Yang Maha
Esa. Karena itu dihadapan Tuhan manusia adalah sama kecuali nanti pada amalnya.
Dengan demikian, selama manusia belum mengakui adanya persamaan harkat dan martabat
manusia maka hak asasi manusia belum bisa di tegakkan. Jika hak asasi manusia belum dapat
ditegakkan maka akan terus terjadi pelanggaran dan penindasan atas hak asasi manusia, baik oleh
masyarakat, bangsa dan pemerintah suatu negara.
Secara definitif hak artinya kekuasaan arau wewenang yag dimiliki seseorang atas sesuatu di luar
dirinya (Suria Kusuma, 1986). Kebalikan dari hak adalah kewajiban yang berarti tugas yang
harus dijalankan manusia untuk mengakui kekuasaan itu. Setiap orang memiliki hak dasar
memeluk agama yang berarti kebebasan dan kewenangan dia untuk menganut suatu agama,
sedangkan orang lain memiliki kewajiban untuk mengakui kewenangan orang tersebut.
Istilah hak asasi manusia berawal dari Barat yang dikenal dengan “right of man” untuk
menggantikan “natural right”. Karena istilah right of man tidak mencakup right of women maka
oleh Eleanor Roosevelt diganti dengan istilah human rights yang lebih universal dan netral.
Perkembangan pengakuan hak asasi manusia ini berjalan secara perlahan dan beraneka ragam.
Perkembangannya yaitu:
1. Generasi pertama adalah hak sipil dan politik yang bermula di dunia Barat, contohnya
hak atas hidup, hak atas kebebasan dan keamanan, hak beragama, hak berkumpul dan hak
untuk berserikat.
2. Generasi kedua adalah hak ekonomi, sosial, dan budaya yang diperjuangkan oleh negara
sosialis di Eropa Timur, misalnya hak atas pekerjaan, hak atas penghasilan yang layak,
hak atas pangan, hak atas kesehatan, hak atas pendidikan dan hak atas jaminan sosial.
3. Generasi ketiga adalah hak perdamaian dan pembangunan yang diperjuangkan oleh
negara negara berkembang (Asia-Afrika) , misalnya hak bebas dari ancaman musuh, hak
setiap bangsa untuk merdeka, hak sederajat dengan bangsa lain dan hak mendapatkan
kedamaian.
Perlu pula diulas bahwa disamping munculnya deklarasi Internasional mengenai HAM,
masyarakat Internasional merumuskan pula deklarasi universal tentang tanggung jawab manusia.
Dalam laporannya, latar belakang munculnya deklarasi ini adalah bahwa di Barat ada tradisi
menjunjung tinggi kebebasan dan individualis, sedangkan di dunia Timur, konsep tanggung
jawab dan komunitas lebih dominan. Tanggung jawab merupakan sikap moral yng berfungsi
sebagai kendala almiah dan sukarela terhadap kebebasan yang dimiliki orang lain. Dalam setiap
masyarakat tiada kebebasan tanpa pembatasan. Maka dari itu, lebih banyak kebebasan yang kita
nikmati, lebih banyak pula tanggung jawab terhadap orang lain maupun diri sendiri.
Hak Asasi Manusia telah tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, Indonesia
tidak bias lepas dari HAM. Bias dilihat pada alinea pertama yang berbunyi “Bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa..”Sehingga bangsa Indonesia mengakui
hak kemerdekaan dan kebebasan. Hanya berbeda dengan dengan sejarah HAM di barah yang
lebih bersifat individual, sedangkan HAM di Indonesia berpaham kolektivitas, hak setiap
“bangsa” untuk merdeka.
Nilai-nilai luhur bangsa terumus dalam pancasila.Pancasila sebagai dasar Negara mengandung
pemikiran bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan menyandang dua
aspek, yaitu aspek individualitas (pribadi) dan aspek sosialitas (bermasyarakat). Oleh karena itu,
kebebasan setiap orang dibatasi oleh hak asasi orang lain. Setiap orang maupun setiap organisasi,
terutama pemerintah dan negara wajib untuk menghormati dan mengakui hak asasi orang lain.
Pancasila, sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab merupakan landasan idiil akan
pengakuan dan jaminan hak asasi Indonesia. Menurut para pendiri Negara yang tergabung dalam
Panitia Lima (1977), dasar kemanusiaan yang adil dan beradab perlu diberi tempat yang layak
dalam perundang-undangan perihal hak dan kewajiban.Terutama hak hidup, ha katas
keselamatan badan, hak kebebasan diri karena merupakan hak dari Tuhan Yang Maha Esa.
Sedangkan hak lain, hak milik dan hak kehormatan bersifat relatif. Bagi bangsa Indonesia yng
bersifat “kekeluargaan” dan “gotong royong” tidak bias mengakui hak milik sebagai, “hak yang
tidak bias diganggu gugat dan keramat”. Hak milik itu mempunyai dan bersifat “fungsi sosial”
yaitu mengandung pertanggung jawaban dan kewajiban besar terhadap Tuhan, mansyarakat,
bangsa dan Negara.
Rumusan hak tersebut mencakup hak dalam bidang politik, ekonomi, social dan budaya yang
tersebat ada pasal 27 sampai pasal 34 UUD 1945.Namun, rumusan itu terbatas.
Pada berakhirnya orde baru 1998 pengakuan hak asasi manusia di Indonesia tidak mengalami
perkembangan dan tetap berlandaskan pada rumusan yang ada di UUD 1945, tertuang pada hak
dan kewajiban warga Negara.
Rumusan baru HAM tertuang dalam pasal 28A-J UUD 1945 hasil amademen 1 pada tahun 1999.
Penambahan rumusan ini bukan hanya untuk mengakomodasi perkembangan pandangan HAM
yang semakin penting, juga salah satu syarat Negara hukum.HAM dapat dijadikan indicator
untuk mengukur tingkat peradaban, tingkat demokrasi, dan tingkat kemajuan suatu Negara.
Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang yang menjamin HAM di Indonesia ialah Undang-Undang No.39 Tahun 1999
tentang HAM.Berikut ini hak-hak yang terdapat dalam Undang-Undang No.39 Tahun 1999.
1. Hak untuk hidup (Pasal 4).
2. Hak untuk berkeluarga (Pasal 10).
3. Hak untuk mengembangkan diri (Pasal 11, 12, 13, 14, 15, 16).
4. Hak untuk memperoleh keadilan (Pasal 17, 18, 19).
5. Hak atas kebebasan pribadi (Pasal 20-27).
6. Hak atas rasa aman (Pasal 28-35).
7. Hak atas kesejahteraan (Pasal 36-42).
8. Hak turut serta dalam pemerintahan (Pasal 43-44).
9. Hak wanita (Pasal 45-51).
10. Hak anak (Pasal 52-66).
Rumusan tersebut dapat memperkuat jaminan hak asasi manusia di Indonesia.Tugas Negara
selanjutnya ialah mengadakan penegak hak asasi manusia dan memberi perlindungan warga dari
tindakan pelanggaran hak asasi manusia.
1. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KomNas HAM) dibentuk berdasakan Keppres No.
5 Tahun 1993 tanggal 7 Juni 1993 yang kemudian dikukuhkan kembali melalui Undang-
undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
KomNas HAM adalah lembaga yang mandiri, kedudukannya setingkat dengan lembaga Negara
yang lain yang berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan
mediasi hak asasi manusia.
Tujuannya diantaranya :
1. Pengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai
dengan pancasila, UUD 1945, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia dan,
2. Meningkatkan perlindungan dan penegakan Hak Asasi Manusia guna perkembangan
pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai
bidang kehidupan.
3. Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan Undang-undang No.26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan umum dan
berkedudukan di daerah atau kota. Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap
pelanggaran HAM yang berat.
Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran hak
asasi manusia yang berat yang dilakukan di luar batas tutorial wilayah Negara Republik
Indonesia oleh WNI.
1. Pengadilan HAM Ad Hoc dibentuk atas usul dari DPR berdasarkan peristiwa tertentu
dengan keputusan presiden untuk memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran hak
asasi manusia yang berat yang terjadi sebelum diundangkannya Undang-
undang No.26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
2. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR). Undang-undang No.26 Tahun 2000
memberikan alternative bahwa penyelesaian pelanggaran HAM berat dapat dilakukan di
luarpengadilan HAM, yaitu melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang dibentuk
berdasarkan undang- undang, yakni Undang-undang No.27 Tahun 2004 tentang Komisi
Kebenaran dan Rekonsiliasi. Namun, dalam pengembangannya undang-undang ini
dicabut dan dinyatakan tidak memiliki kekuatan hokum mengikat oleh Mahkamah
Konstitusi (MK).
Penegak dan perlindungan tidak hanya dilakukan oleh lembaga-lembaga yang dibentuk Negara.
Masyarakat dapat berpartisipasi dalam rangka perlindungan dan penengakan hak asasi manusia,
yang dituang dalam Bab VIII Undang-undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
yaitu Pasal 100, pasal 101, pasal 102, dan pasal 103.
Masyarakat dapat membentuk lembaga swadaya masyarakat (LSM).lembaga swadaya
masyarakat adalah organisasi atau lembaga yang secara khusus dibentuk oleh masyarakat dengan
tugas perlindungan dan penegakkan hak asasi manusia di Indonesia. Beberapa contoh LSM :
Penegak dan perlindungan HAM dilakukan untuk menghindarkan diri dan atau mencegah
terjadinya tindakan pelanggaran HAM. Tindakan pelanggaran HAM menurut Undang-
undang No.39 Tahun 1999 adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk
aparat Negara baik sengaja maupun tidak sengaja, atau kelalaian yang secara hokum
mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok yang
dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh
penyelesaian hukum yang adil dan berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Menurut ELSAM, bentuk- bentuk pelanggaran HAM diantaranya :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara Hukum Adalah Negara yang didalamnya terdapat berbagai aspek peraturan-
peraturan yang memang bersifat abstrak yaitu memaksa, dan mempunyai sanksi yang tegas.
Gagasan Negara hukum masih bersifat samar-samar dan tenggelam dalam waktu yang sangat
panjang, kemudian muncul kembali secara lebih ekplisit pada abad ke-19,yaitu dengan
munculnya konsep rechtsstaat dari Freidrich Julius Stahl, yang diilhami oleh Immanuel Kant,
unsur-unsur Negara hukum adalah:
a. Perlindungan hak-hak Asasi Manusia
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu.
c. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan
B. SARAN
Pengawalan penegakan HAM kian berat. Tak semudah membalik telapak tangan.
Buktinya dibangsa ini belum bisa sepenuhnya menancapkannya. Walau masih bangsa muda
dibandingkan dengan bangsa-bangsa barat, namun waktu seperti itu bukanlah sempit bagi
pemerintah kita untuk mewujudkannya. Namun kembali lagi pada kenyataanya. Bangsa
indonesia belum menjamin HAM pada warganya. Dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk
mempelopori penegakan HAM di indonesia. Tentu saja itu tidak cukup hanya pemerintah,
namun partisipasi dan kerja sama antara warga negara masih sangat dibutuhkan.
Kita sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai mahasiswa sudah semestinya
membantu pemerintah untuk terus menegakkan HAM di indonesia.
Penguasa negara harusnya bisa memproyeksikan dan men-real-kan ( menjadi kenyataan )
sebuah tujuan negara yang terkandung dalam alinea IV UUD NRI 1945. Dengan tidak bertindak
sewenang-wenang. Rakyat juga harus membantu mewujudkannya dengan mematuhi segala
peraturan perundang-uandangan yang ada dalam negara indonesia, serta membantu pemerintah
dalam mewujudkan negara aman, dan makmur.
DAFTAR PUSTAKA
https://rezaahmadfadila.wordpress.com/2016/04/25/makalah-pendidikan-kewarganegaraan-
negara-hukum-dan-hak-asasi-manusia/
http://setia.student.umm.ac.id/about/
http://fatahilla.blogspot.com/2010/08/negara-hukum-indonesia
http://deluk12.wordpress.com/makalah-ham/
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-macam-dan-jenis-hak-asasi-manusia-ham-yang-
berlaku-umum-global-pelajaran-ilmu-ppkn-pmp-indonesia.html?m=1