Anda di halaman 1dari 7

POLA PENGKAJIAN FUNGSIONAL GORDON

POLA PENGKAJIAN FUNGSIONAL MENURUT GORDON

Pola pengkajian fungsional menurut Gordon adalah bahwa pola fungsional Gordon ini mempunyai aplikasi luas untuk
para perawat dengan latar belakang praktek yang beragam model pola fungsional kesehatan terbetuk dari hubungan antara

klien an lingkungan dan dapat diguakn untuk perseorangan, keluarga, dan omunitas. Setiap pola merupakan suatu

rangkaian perilaku yang mmbantu perawat mengumpulkan, mengorganisasikan dan memilah-milah data. (Potter, 1996 :
15).

Pola-pola fungsional kesehatan menurut Gordon adalah:


Persepsi dan Penanganan Kesehatan
1.
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan. Persepsi terhadap arti kesehatan, dan piñata
laksanaan kesehatan, kemampuan menyusun tujuan, pengetahuan tentang praktek kesehatan.
Komponen:

a. Gambaran kesehatan secara umum dan saat ini,


b. alasan kunjungan dan harapan,
c. gambaran terhadap sakit dan penyebabnya dan penanganan yang dilakukan,
v Kepatuhan terhadap pengobatan
v Pencegahan/tindakan dalam menjaga kesehatan

v Penggunaan obat resep dan warung,


v Penggunaan produk atau zat didalam kehidupan sehari-hari dan frekuensi (misal : rokok, alkohol)
v Penggunaan alat keamanan dirumah/sehari-hari, dan faktor resiko timbulnya penyakit

v Gambaran kesehatan keluarga

Nutrisi-Metabolik
2.
Menggambarkan intake makanan, keseimbangan cairan dan elektrolit, nafsu makan, pola makan, diet, fluktuasi BB dalam

6 bulan terakhir, kesulitan menelan, mual / muntah, kebutuhan julah zat gizi, masalah / penyembuhan kulit, akanan

kesukaan.
Komponen

l Gambaran yang biasa dimakan (Pagi,siang,sore,snack)


l Tipe dan intake cairan

l Gambaran bagaimana nafsu makan, kesulitan dan keluhan yang mempengaruhi makan dan nafsu makan

l Penggunaan obat diet


l Makanan Kesukaan, Pantangan,alergi

l Penggunaan suplemen makanan


l Gambaran BB, perubahan BB dalam 6-9 bln,

l Perubahan pada kulit (lesi, kering, membengkak,gatal)


l Proses penyembuhan luka (cepat-lambat)
l Adakah faktor resiko terkait ulcer kulit (penurunan sirkulasi, defisit sensori,penurunan mobilitas)

Eliminasi
3.
Menggambarkan pola fungsi eksresi, kandung kemih dan kulit.

Komponen
l Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin

l Adakah masalah dalam proses miksi, adakah penggunaan alat bantu untuk miksi

l Gambaran pola BAB, karakteritik


l Penggunaan alat bantu

l Bau bdn, Keringat berlebih,lesi & pruritus

Aktivitas-Latihan
4.
Menggambarkan pola aktivitas dan latihan, fungsi pernafasan dan sirkulasi.

Komponen
l Gambaran level aktivitas, kegiatan sehari-hari dan olahraga
l Aktivitas saat senggang/waktu luang
l Apakah mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah, batuk, nyeri dada,palpitasi,nyeri pada tungkai, gambarkan!

Gambaran dalam pemenuhan ADL


1. Level Fungsional (0-IV)
2. Kekuatan Otot (1-5)

Tidur-Istirahat
5.
Menggambarkan pola tidur-istirahat dan persepsi pada level energi.
Komponen

l Berapa lama tidur dimalam hari

l Jam berapa tidur-Bangun


l Apakah terasa efektif

l Adakah kebiasaan sebelum tidur


l Apakah mengalami kesulitan dalam tidur

Kognitif-Persepsi
6.
Menggambarkan pola pendengaran, penglihatan, pengecap, taktil, penciuman, persepsi nyeri, bahasa, memori dan

pengambilan keputusan.
Komponen

l Kemampuan menulis dan membaca

l Kemampuan berbahasa
l Kemampuan belajar
l kesulitan dalam mendengar

l Penggunaan alat bantu mendengar/melihat

l Bagaimana visus
l Adakah keluhan pusing bagaimana gambarannya

l Apakah mengalami insensitivitas terhadap dingin, panas,nyeri


l Apakah merasa nyeri

(Skala dan karaketeristik)

Persepsi Diri – Konsep Diri


7.
Menggambarkan sikap terhadap diri dan persepsi terhadap kemampuan,harga diri,gambaran diri dan perasaan terhadap
diri sendiri.

Komponen
l Bagaimana menggambarkan diri sendiri
l Apakah ada kejadian yang akhirnya mengubah gambaran terhadap diri

l Apa hal yang paling menjadi pikiran


l Apakah sering merasa marah, cemas, depresi, takut, bagaimana gambarannya

Peran – Hubungan
8.
Menggambarkan keefektifan hubungan dan peran dengan keluarga-lainnya.

Komponen
l Bagaimana gambaran pengaturan kehidupan (hidup sendiri/bersama)
l Apakah mempunyai orang dekat?Bagaimana kualitas hubungan?Puas?
l Apakah ada perbedaan peran dalam keluarga, apakah ada saling keterikatan
l Bagaimana dalam mengambil keputusan dan penyelesaian konflik

l Bagaimana keadaan keuangan


l Apakah mempunyai kegiatan sosial?

Seksualitas – Reproduksi
9.
Menggambarkan kepuasan/masalah dalam seksualitas-reproduksi.

Komponen
l Apakah kehidupan seksual aktif

l Apakah menggunakan alat bantu/pelindung

l Apakah mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan seks


l Khusus wanita : TMA, gambaran pola haid, usia menarkhe/ menopause riwayat kehamilan, masalah terkait dengan haid

Koping – Toleransi Stres


10.
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stres dan menggunakan sistem pendukung.

Komponen
l Apakah ada perubahan besar dalam kehidupan dalam bbrp thn terakhir
l Dalam menghadapi masalah apa yang dilakukan?efektif?

l Apakah ada orang lain tempat berbagi?apakah orang tersebut ada sampai sekarang?

l Apakah anda selalu santai/tegang setiap saat


l Adakah penggunaan obat/zat tertentu

Nilai – Kepercayaan
11.
Menggambarkan spiritualitas, nilai, sistem kepercayaan dan tujuan dalam hidup.

Komponen
l Apakah anda selalu mendapatkan apa yang diinginkan

l Adakah tujuan,cita-cita,rencana di masa y.a.d


l Adakah nilai atau kepercayaan pribadi yang ikut berpengaruh

l Apakah agama merupakan hal penting dalam hidup?Gambarkan

2.2. Pengaplikasian dalam Sebuah Kasus


2.2.1. Contoh Kasus
Nama klien Hj. H berumur 85 tahun. Masuk RS tgl 20 September 2010 dengan keluhan tidak bisa buang air kecil dan
sakit pinggang sebelah kanan. Keluhan ini berlangsung 3 hari di rumah. Awalnya klien tidak bisa buang air besar 2 hari
lalu. Klien menggunakan dulcolax suppositoria selama 2 hari berturut-turut dan klien bisa BAB. Sehari kemudian klien

susah kencing, walau mengejan air kencing tidak bisa keluar, lalu keluarga membawanya ke RS. Sesampai di RS dipasang
kateter dan air kecing lancar keluar berwarna agak merah kemudian yang keluar berwarna agak coklat seperti air teh.

2.2.2 Pengkajian

Identitas klien
Nama : Hj. H

Jenis kelamin : perempuan

Umur : 85 tahun
Tanggal masuk : 20 September 2010

Diagnosa medis : Gagal ginjal kronik

Data subjektif:

- Klien mengatakan tidak bisa buang air kecil dan sakit pinggang sebelah kanan selama 3 hari
- Klien mengatakan tidak bisa buang air besar 2 hari lalu dan menggunakan dulcolax sehingga BAB keluar

Data objektif:

- keadaan umum klien agak lemah

- tungkai bawah lemas


- tidak bertenaga
- kulit keriput tidak elastis

- edema pretibial

- tonus otot kurang


- selalu berbaring di tempat tidur

- aktivitas sehari-hari sering dibntu anak-anaknya


- terpasang kateter urine warna coklat seperti air teh

- TD 160/90 mmHg

- Nadi 82 x/menit
- Suhu badan 36,20oC

- Sclera tampak pucat


- Secret mata (+)

- Mulut / napas berbau amonia.

Pola fungsional Gordon:

1. aktivitas dan istirahat


gejala: keletihan kelemahan malaese
tanda: kelemahan otot dan kehilangan tonus
2. sirkulasi
tanda: hipotensi/hipertensi, disritmia jantung, nadi lemah/ halus hipotensia ortostatik (hipovalemia), pucat, kecenderungan

perdarahan.
3. eliminasi
gejala : perubahan pola berkemih, peningkatan frekuensi, poliura (kegagalan dini), atau penurunan frekuensi/ oligura (fase
akhir)
disuria, ragu-ragu, dorongan, dan retensi (inflamasi/obstruksi, infeksi)

abdomen kembung diare atau konstipasi.


tanda : perubahan warna urine contoh kuning pea, merah, coklat, berawan.

Oliguri (biasanya 12-21 hari)

Poliuri (2-6 liter/hari)


4. makanan/cairan

gejala : peingkatan berat badan (deidrasi) mual, muntah, anoreksia, nyeri uluhti
penggunaan diuretik

tanda : perubahan turgor kulit/kelembaban.

Edema (umum, bagian bawah)


5. persepsi-sensori

gejala : sakit kepala penglihatan kabur.


Kram otot/kejang sindrom ”kaki Gelisah).

Tanda : gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan

memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran (azotemia, ketidak seimbangan elektrolit/asam basa.
Kejang, faskikulasi otot, aktifitas kejang.
6. Nyeri dan keamanan

Gejala : nafas pendek

Tanda : takipnoe, dispnoe, peningkatan frekuensi, kusmaul, nafas amonia, batuk produktif dengan spuum kental merah
muda (edema paru)

7. keamanan
gejala : adanya reaksi transfusi

tanda : demam, sepsis (dehidrasi), ptekie atau kulit ekimosis, pruritus, kulit kerin.

8. Penyuluhan /pembeajaran
Gejala : riwayat penyakit polikistik keluarga, nefritis herediter, batu urinarius, malignansi, riwayat terpapar toksin, (obat,

racun lingkungan)
Obat befrotik penggunaan berulang. Contoh : aminoglikosida, amfoterisisn B, anestetik vasodilator, tes diagnostik dengan

media kontras radiografik, kondisi yang terjadi bersamaan tumor di saluran perkemihan, sepsis gram negatif,
rauma/cedera kekerasan, perdarahan, cedera listrik, autoimun DM, gagal jantung/hati.

Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan I:
perubahan kelebihan volume cairan berhubungan dengan gagal ginjal dengan kelebihan air
kriteria hasil: keseimbangan cairan
indikator

arteri rata-rata dalam tingkat nilai yang diharapkan


1.
tekanan vena sentral dalam tingkat nilai yang diharapkan
2.
tekanan darah dalam tingkat nilai yang dharapkan
3.
intervensi:
manajemen elektrolit
1.
Implementasi:
ü monitor elektrolit sebelum abnormal

ü monitor manifestasi keseimbangan airan

ü berikan cairan
ü pertahankan keakuratan intake dan output

ü berikan elektrolit tindakan tambahan (oral, NGT, 10) sesuai resep


ü ajarkan pasien degan keluarga tentang tipe, penyebab, tremorit dalam keseimbangancairan

manajemen cairan
2.
Implementasi:
ü naikkan masukan obat oral

ü cairan intravena: berikan cairan IV temperatur ruang


ü monitor kelebihan cairan dan reaksi fisik

diagnosa keperawatan II:


Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengn katabolisme protein
Kriteria hasil: mempertahankan status nutrisi adekuat

Indikator

ü Berat Badan Stabil


ü Tidak ditemukan edema

ü Albumin dalam batas normal


Intervensi:

manajemen nutrisi:
1.
Aktivitas :
ü Menanyakan pada klien apakah memiliki alergi terhadap makanan

ü Beri dukungan kepada klien untuk mendapatkan intake kalori yang adekuat sesuai dengan tipe tubuh dan pola
aktivitasnya

ü Beri klien makanan yang mengandung protein, tinggi kalori


ü Monitor catatab intae kandungan nutrisi pada makanan
manajemen gangguan makan
2.
Aktivitas:
ü Tentukan kemajuan BB harian yang diharapkan bersama klien
ü Monitor masukan kalori perharinya
ü Monitor klien berkaitan dengn makan, penurunan berat badan, dan kenaikan BB
ü Anjurkan klien untuk mengurangi aktivitasnya sehingga bisa mendukung program kenaikan BB

Anda mungkin juga menyukai