Anda di halaman 1dari 6

CARA KERJA ERGOMETRINE

Selama kala III, miometrium berkontraksi menyebabkan konstriksi pembuluh darah


yang berjalan di dalam miometrium juga yang menuju ke perlekatan plasenta sehingga aliran
darah berhenti. Kerja ini juga menyebabkan plasenta terlepas dari perlekatannya di dinding
uterus. Dengan tidak adanya kontraksi miometrium, yang secara klinis dikenal sebagai atoni
uterin, dapat mengakibatkan perdarahan yang hebat.

Uterotonika memacu kontraksi otot uterus untuk mencegah atoni dan mempercepat
lepasnya plasenta. Yang termasuk dalam uterotonika adalah oksitosin, metilergonovin,
misoprostol dan karbetosin, sebuah agonis oksitosin. Ergometrine merupakan turunan asam
lisergik. Ergonovine adalah stimulan uterus Ergometrine umumnya digunakan untuk
mencegah dan mengatasi perdarahan setelah proses persalinan atau aborsi. Dapat juga
digunakan untuk kondisi lain sesuai petunjuk dari dokter.

Cara kerja Ergomethrine adalah sebagai vasokontriktor, daya kerja nya panjang, dan
menimbulkan hipertonus serta meningkatkan kontraksi uterus, yang dapat mengurangi
kehabisan darah setelah persalinan. Ergometrin bekerja pada tiga jenis reseptor yang berbeda
yang berada di dinding pembuluh darah dan di rahim. Bila reseptor ini dirangsang oleh
ergometrin, akan menyebabkan pembuluh darah menyempit dan rahim berkontraksi.
Kontraksi membantu plasenta untuk terlepas dan keluar. Kedua reaksi tersebut mengurangi
aliran darah ke rahim, yang membantu mengurangi kehilangan darah saat plasenta terlepas
dari dinding rahim.

NAMA GENERIK

- Methylergometrine / Methylergometrine Maleat

NAMA DAGANG

- Methergin (Sandoz)
- Metilat (Metiska Farme)
- Methovin (Kimia Farma)
FARMAKOKINETIK

- Biotransformasi dalam hati


- Eksresi melalui hati dan ginjal

FARMAKODINAMIK (MEKANISME KERJA)

- Mula kerja cepat


a. Intravena (IV) lamanya 40 detik
b. Intramuskular (IM) lamanya 7 – 8 menit
c. Per Oral lamanya 10 menit

INDIKASI

- Sebagai stimulant uterus pada perdarahan pasca persalinan atau pasca abortus

KONTRAINDIKASI

- Persalinan Kala I dan II


- Hipersensitivitas terhadap ergot
- Kehamilan
- Penderita toksemia gravidarum

INTERAKSI

Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping
yang serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam dokumen. Pasien
hendaknya menyimpan daftar semua produk yang digunakan (termasuk obat-obatan
resep/nonresep dan produk herbal) dan dikonsultasikan pada dokter atau apoteker. Pasien
tidak diperkenankan untuk memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apapun
tanpa persetujuan dokter.

Walau beberapa obat tidak boleh dikonsumsi bersamaan sama sekali, pada kasus lain
beberapa obat juga bisa digunakan bersamaan meskipun interaksi mungkin saja terjadi. Pada
kasus seperti ini, dokter mungkin akan mengganti dosisnya, atau melakukan hal-hal
pencegahan lain yang dibutuhkan. Pasien hendaknya selalu memberi tahu dokter jika sedang
mengonsumsi obat lain baik yang dijual bebas maupun dari resep dokter.

Menggunakan obat ini dengan beberapa obat-obatan di bawah ini biasanya tidak
direkomendasikan, tapi pada beberapa kasus mungkin dibutuhkan. Jika kedua obat ini
diresepkan, dokter biasanya akan mengubah dosisnya atau menentukan seberapa sering
pasien harus mengonsumsi obat-obatan tersebut.

- Azole antifungals (itraconazole, ketoconazole, voriconazole), clotrimazole, ergot


alkaloids (ergotamine), fluconazole, fluoxetine, fluvoxamine, nefazodone, saquinavir,
atau zileuton karena efek samping dari ergonovine dapat meningkat
- HIV protease inhibitors (delavirdine, indinavir, nelfinavir, ritonavir), efavirenz,
ketolide antibiotics (telithromycin), macrolide antibiotics (erythromycin,
clarithromycin), atau selective 5-HT agonists (esumatriptan, eletriptan) karena risiko
efek samping yang parah, seperti detak jantung yang tidak teratur atau pengurangan
oksigen pada extremities (tangan, kaki) atau otak, dapat meningkat

Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada saat makan atau saat makan
makanan tertentu karena interaksi obat dapat terjadi. Mengonsumsi alkohol atau
tembakau dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan interaksi terjadi.
Melakukan diskusi antara dokter dengan pasien tentang penggunaan obat dengan
makanan, alkohol, atau tembakau.

DOSIS

- Per Oral (0.2 – 0.4 mg sehari 2 – 4 kali, selama 2 hari)


- Intravena (IV) atau IntraMuskular (IM) (0.2 mg). IM boleh diulang setelah 2 – 4 jam,
bila tetap terjadi perdarahan hebat. Pemberian IM lebih menguntungkan dibandingkan
pemberian secara IV karena efek samping yang ditimbulkan lebih ringan.

- Intravena (IV)
Perdarahan berlebih pada uterus. 200 mcg melalui infus IV selama setidaknya 1
menit. Dapat dilanjutkan dengan dosis minum 200-400 mch 2-4 kali sehari sampai
bahaya akan uterine atony dan perdarahan hilang (biasanya 48 jam).

- Intramuskular (IM)
Pengobatan dan profilaksis perdarahan pascapersalinan. 200 mcg, dapat diulang pada
perdarahan parah setiap 2-4 jam sesuai kebutuhan.

Ergometrine tersedia dalam dosis-dosis sebagai berikut.

- Tablet: 0.2 mg

- Larutan: 500 mcg/mL

Efek Samping

- Reaksi alergi parah seperti ruam, gatal-gatal, kesulitan bernapas, sesak pada dada,
pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan)
- Keluar darah pada urin, nyeri
- Sesak pada dada
- Detak jantung yang tidak teratur
- Perubahan mental atau mood
- Mati rasa atau tergelitik pada tangan, kaki atau kulit
- Telinga berdering
- Tekanan darah naik, terutama penderita hipertensi kronik atau pre eklampsia
- Mual, muntah
- Penglihatan kabur
- Sakit kepala, pusing, halusinasi
- Kejang
- Kram kaki
- Diare
- Gatal
- Kulit dingin
- Nadi lemah dan cepat
- Bingung
- Kram Uterus

Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua pasien mengalami efek samping
seperti yang disebutkan diatas karena respon tubuh dan metabolisme setiap orang
tentunya berbeda – beda. Tenaga kesehatan hendaknya mengkomunikasikan dengan
lengkap, jelas, dan mudah dimengerti kepada pasien sehingga pasien dapat
mempersiapkan diri terhadap kemungkinan efek samping yang mungkin terjadi pada
dirinya, tidak panik, dan mengkomunikasikan kepada fasilitas pelayanan kesehatan atau
tenaga kesehatan terdekat jika efek samping yang dirasakan dirasa sangat mengganggu.

ERGOMETRINE UNTUK IBU HAMIL

Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu
hamil atau menyusui. Pasien hendaknya selalu mengkonsultasikan kepada dokter untuk
mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat ini
termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut US Food and Drugs Administration
(FDA). Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA

- A= Tidak berisiko
- B=Tidak berisiko pada beberapa penelitian
- C=Mungkin berisiko
- D=Ada bukti positif dari risiko
- X=Kontraindikasi
- N=Tidak diketahui

PERINGATAN
- Hati – hati penggunaan pada penderita hipertensi, penyakit jantung, penyakit hati,
ginjal, infeksi puerpuralis, penyakit penyumbatan pembuluh darah dan rendahnya
kadar kalsium pada darah
- Tidak dianjurkan untuk induksi partus atau memacu persalinan karena masa kerja
yang lama dan memberikan kontraksi uterus non fisiologik
- Pada ibu hamil, menyusui, atau merencanakan untuk hamil
- Pada pasien yang sedang mengonsumsi obat – obatan, produk herbal, suplemen
makanan, memiliki alergi terhadap makanan, obat – obatan, dan lain – lain.
- Pada ibu yang memiliki riwayat preeclampsia maupun eklampsia.

https://hellosehat.com/obat/ergometrine/, artikel tanggal Desember 14, 2016

Pubchem ERGONOVINE https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compoun... - Diakses: 24 Maret


2018

http://www.kesehatan-
ibuanak.net/kia/images/Peranan%20Uterotonika%20untuk%20Mengatasi%20Perdarahan%2
0Pascasalin.pdf, diakses pada 25 Maret 2018

Siswosudarmo R. Audit kematian maternal provinsi DIY Tahun 2009. Naskah Pertemuan
Ilmiah Obstetri Ginekologi Sosial III. Denpasar, Bali. 2010.

https://panggayuh.files.wordpress.com/2015/03/obat-uterotonika2.pdf

Anda mungkin juga menyukai