Laporan Pengujian Bahan
Laporan Pengujian Bahan
DISUSUN OLEH
MUHAMMAD ALFIKAR MARPAUNG
5142121003
A. Latar Belakang
Ilmu logam adalah ilmu mengenai bahan-bahan logam dimana ilmu ini
berkembang bukan berdasarkan teori saja melainkan atas dasar pengamatan, pengukuran
dan pengujian.Pengujian bahan logam saat ini semakin meluas baik dalam konstruksi,
permesinan, bangunan, maupun bidang lainnya. Hal ini disebabkan karena sifat logam
yang bisa diubah, sehingga pengetahuan tentang metalurgi terus berkembang.
Untuk mengetahui kualitas suatu logam, pengujian sangat erat kaitannya dengan
pemilihan bahan yang akan dipergunakan dalam konstruksi suatu alat, selain itu juga
bisa untuk membuktikan suatu teori yamg sudah ada ataupun penemuan baru dibidang
metalurgi. Dalam proses perencanaan, dapat juga ditentukan jenis bahan maupun
dimensinya, sehingga apabila tidak sesuai dapat dicari penggantinya yang lebih tepat.
Disamping tidak mengabaikan faktor biaya produksi dan kualitasnya.
- Uji Tarik
- Uji kekerasan
- Uji Metalografi
- Uji Mikro Struktur
B. Tujuan
Mengenal alat pengujian, mengetahui bagaimana cara menggunakan, kemampuan
dan sifat-sifatnya.
Untuk mengetahui parameter - parameter pengujian
Untuk mengetahui perhitungan suatu pengujian material yang dikaitkan dengan
penggunaanya didalam praktek.
Mengetahui sifat – sifat karakteristik dan spesifik dari material logam.
Mempratekkan teori – teori yang diperoleh dalam mata kuliah ilmu logam kedalam
praktikum pengujian material
Melengkapi syarat mata kuliah dan syarat mengikuti Praktek Kerja Nyata.
Menambah pengetahuan dan kemampuan menyusun suatu laporan.
C. Manfaat
Melalui pengujian ini diharapkan dapat mengetahui sifat-sifat logam seperti sifat
mekanik, sifat fisik dan lain sebagainya. Sifat mekanik adalah kemampuan suatu bahan
untuk menerima beban atau gaya tanpa menimbulkan kerusakan pada benda tersebut.
Beberapa sifat mekanik antara lain :
KEKUATAN ( STRENGHT )
KEKERASAN ( HARDNESS )
KEKENYALAN ( ELASTICITY )
KEKAKUAN ( STIFNESS )
PLASTISITAS ( PLASTICITY )
KETANGGUHAN ( TOUGHNESS )
KELELAHAN ( FATIQUE )
Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu [Askeland, 1985].
Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan
desain produk karena mengahsilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik
digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan
secara lambat.
Seperti pada gambar 1 benda yang di uji tarik diberi pembebanan pada kedua
arah sumbunya. Pemberian beban pada kedua arah sumbunya diberi beban yang sama
besarnya.
Pengujian tarik adalah dasar dari pengujian mekanik yang dipergunakan pada
material.Dimana spesimen uji yang telah distandarisasi, dilakukan
pembebanan uniaxial sehingga spesimen uji mengalami peregangan dan bertambah
panjang hingga akhirnya patah. Pengujian tarik relatif sederhana, murah dan sangat
terstandarisasi dibanding pengujian lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar penguijian
menghasilkan nilai yang valid adalah; bentuk dan dimensi spesimen uji, pemilihan grips
dan lain-lain.
B. Pengujian Kekerasan
Dalam ilmu metalurgi struktur mikro merupakan hal yang sangat penting untuk
dipelajari. Karena struktur mikro sangat berpengaruh pada sifat fisik dan mekanik suatu
logam. Struktur mikro yang berbeda sifat logam akan berbeda pula. Struktur mikro yang
kecil akan membuat kekerasan logam akan meningkat. Dan juga sebaliknya, struktur
mikro yang besar akan membuat logam menjadi ulet atau kekerasannya menurun.
Struktur mikro itu sendiri dipengaruhi oleh komposisi kimia dari logam atau paduan
logam tersebut serta proses yang dialaminya.
Metalografi bertujuan untuk mendapatkan struktur makro dan mikro suatu logam
sehingga dapat dianalisa sifat mekanik dari logam tersebut. Pengamatanmetalografi
dibagi menjadi dua,yaitu:
Untuk mengamati struktur mikro yang terbentuk pada logam tersebut biasanya
memakai mikroskop optik. Sebelum benda uji diamati pada mikroskop optik, benda uji
tersebut harus melewati tahap-tahap preparasi.
Tujuannya adalah agar pada saat diamati benda uji terlihat dengan jelas, karena
sangatlah penting hasil gambar pada metalografi. Semakin sempurna preparasi benda
uji, semakin jelas gambar struktur yang diperoleh. Adapun tahapan preparasinya
meliputi pemotongan, mounting, pengampelasan, polishing dan etching(etsa).
ada tiga bagian utama proses pengujian komposisi yaitu (Hendri, 2002).
1. Furnace berisi logam cair yang dilebur dari beberapa raw material
2. Standar material yang menentukan kandungan komposisi masing
masing unsur yang ditetapkan
3. Proses pengujian komposisi yang menggunakan CE meter dan Spectrometer.
BAB III
PRAKTIKUM
A. Pengujian Tarik
B. Pengujian Kekerasan
C. Pengujian Metalugrafi
D. Pengujian Komposisi Kimia.
3. Keselamatan Kerja
Gunakanlah mesin yang sesuai.
Segara laporkan suatu kecelakaan apa saja,bagaimanpun kecilnya
Pakailah pakaian kerja.
Janganlah memakai jam tangan,cincin dll
Janganlah menyimpan alat-alat yang tajam dan sejenisnya di dalam saku
pakaian kerja
Jangan hidupkan mesin apabila kunci cekam masih berada pada cekam.
Jangan menyandarkan tubuh pada mesin.
Jangan hidupkan mesin untuk hal yang tak berguna
Bekerjalah dengan hati-hati dan jangan terburu-buru.
4. Langkah Kerja
Mengukur benda uji dengan ukuran standar
Mengkur panjang awal (Lo) atau gage length dan luas penampang irisan
benda uji.
Mengukur benda uji pada pegangan (grip) atas dan pegangan bawah pada
mesin uji tarik.
Menyiapkan bahan uji dan alat uji tarik yang akan digunakan.
Mengalibrasi alat uji tarik yang akan digunakan.
Menempatkan bahan uji pada tempat yang telah disediakan pada alat uji
tarikMengontrol alat agar bahan uji yang telah ditempatkan tercengkram
dengan sempurna pada alat uji tarik.
Memutar pengontrol kecepatan pada control panel.
Mengamati hasil pengukuran pada monitor control panel.
5. Hasil Pengujian
Kemudian, Bahan uji (besi AS) ditempatkan pada penjepit yang ada di bagian
atas dan bagian bawah alat uji. Namun alat yang digunakan untuk memberikan gaya
tarik pada bahan uji ditarik dan putus dengan mengetahui bagaimana grafik uji tarik
tersebut terpampang di monitor. Grafik tegangan-regangan pada uji tarik sangat
mempengaruhi sifat material spesimen uji tarik. Semakin panjang garis grafik dengan
besar tegangan yang kecil maka benda dapat digolongkan ke dalam material yang
memiliki elastisitas yang tinggi. Sedangkan bila semakin pendek garis grafiknya
maka dapat digolongkan dalam material yang getas.
Tiga titik penting dalam grafik, yaitu : yield point, ultimate strength, dan titik
potong. Yield point adalah titik persimpangan / perbatasan antara area elastisitas dan
area plastis. Ultimate strength adalah titik tegangan maksimum yang bekerja pada alat
uji tarik. Sedangkan titik potong adalah titik di mana material tersebut putus.
Tegangan yang terjadi pada bahan uji semakin lama semakin besar seiring
dengan bertambahnya perpanjangannnya. Ini mengakibatkan gaya tarik F yang bekerja
pada bahan uji tersebut semakin lama semakin besar. Karena adanya persamaan σ = F/A
di mana, σ adalah besarnya tegangan, F adalah besarnya gaya yang bekerja, dan A
adalah luas penampang bahan uji coba.
Jenis material dan suhu suatu material sangat mempengaruhi ketahanan uji tarik
material. Bila suatu material memiliki kegetasan yang nilainya besar, material tersebut
akan mudah untuk terputus. Karena, material tersebut tidak sempat memanjang pada saat
gaya tarik berlangsung, melainkan langsung putus dan menghasilkan bentuk patahan
yang tidak mengerucut. Suhu material juga mempengaruhi hasil pengamatan. Semakin
dingin suatu material, maka semakin getas material tersebut yang menyebabkan material
menjadi tidak elastis dan mudah putus pada saat ditarik. Karena, pada saat dingin
susunan atom material menjadi sangat rapat dan sulit untuk terpisah.
Umumnya pengujian tarik digunakan untuk mengetahui sifat mekanis dari suatu
material terhadap tarikan. Sifat – sifat mekanis tersebut antara lain adalah keelastisitas
material. Sifat keelastisitas material sangat penting dalam hal merancang suatu
komponen atau alat, karena apabila terjadi kesalahan dalam perancangan suatu alat,
maka dapat berakibat fatal, dan memahayakan. Maka dari itu pengujian tarik sangat
diperlukan.
B. Pengujian Kekerasan
Metode Pengujian : Vickers
Nama Alat : Micro Vickers Hardness Tester
Merk Alat : Super Tech
a. Persiapan Bahan
- Besi AS putih diameter 12 mm pangjang 50 mm yang sudah di gerinda
b. Persiapan Alat
- Mesin uji kekerasan Vickers (Vickers Hardness Test)
- Amplas halus
- Mikroskop pengukur (biasanya satu set dengan alatnya)
c. Keselamatan Kerja
- Gunakanlah mesin yang sesuai.
- Segara laporkan suatu kecelakaan apa saja,bagaimanpun kecilnya
- Pakailah pakaian kerja.
- Janganlah memakai jam tangan,cincin dll
- Janganlah menyimpan alat-alat yang tajam dan sejenisnya di dalam saku
pakaian kerja
- Jangan hidupkan mesin apabila kunci cekam masih berada pada cekam.
- Jangan menyandarkan tubuh pada mesin.
- Jangan hidupkan mesin untuk hal yang tak berguna
- Bekerjalah dengan hati-hati dan jangan terburu-buru.
e. Hasil pengujian
C. Pengujian Metalurgy
Metode Pengujian : Destruktif
Nama Alat : Microscope Optik
Merk Alat : Olympus BX 41 M
a. Persiapan Bahan
Ada pun langkah persiapan bahan yang dilaksanakan adalah:
1) Cutting, yaitu pemotongan benda uji disesuaikan dengan penampang yang akan
diamati (dengan menggunakan Mesin potong)
2) Mounting (pembingkaian), dilakukan untuk memudahkan penanganan/
pemegangan terhadap benda uji yang berukuran kecil atau memiliki bentuk
yang tidak beraturan yang akan sulit ditangani khususnya pada saat
pengamplasan dan pemolesan apabila tidak mounting.
Gambar Mounting
Proses Grinding
5) Etching, yaitu mereaksikan benda uji dengan bahan etsa sehingga dapat
memunculkan gambar struktur mikro dengan jelas. (proses etsa menggunakan
menggunakan nital 2%).
Microscope Optik
b. Persiapan Alat
c. Keselamatan Kerja
d. Langkah Kerja
D. Pengujian Komposisi Kimia
Metode Pengujian : Spectrofotometri
Nama Alat : Spectrometer UV
a. Persiapan Bahan
Adapun persiapan bahan yang dilakukan adalah proses grinding menggunakan
kertas pasir 80. Sehingga permukaan tampak rata dan bergaris.
b. Persiapan Alat
Spectrometer UV
c. Keselamatan Kerja
- Gunakanlah mesin yang sesuai.
- Segara laporkan suatu kecelakaan apa saja,bagaimanpun kecilnya
- Pakailah pakaian kerja.
- Janganlah memakai jam tangan,cincin dll
- Janganlah menyimpan alat-alat yang tajam dan sejenisnya di dalam saku
pakaian kerja
- Jangan hidupkan mesin apabila kunci cekam masih berada pada cekam.
- Jangan menyandarkan tubuh pada mesin.
- Jangan hidupkan mesin untuk hal yang tak berguna
- Bekerjalah dengan hati-hati dan jangan terburu-buru.
d. Langkah Kerja
BAB IV
DATA PRAKTIKUM
A. Uji Tarik
B. Uji Kekerasan bahan
C. Uji Kekerasan bahan
D. Micro struktur
A. Komposisi kimia
A. Hasil Perhitungan
(data hasil perhitungan dari pengujian yang dilakukan)
B. Pembahasan
Bab V Penutup
A. Kesimpulan
Bahwa besi memiliki banyak karakteristik atau sifat mekanis diantaranya ulet,
getas dan lain. ini sudah dibuktikan pada pengujian tarik yang dilakukan. Yang pertama
pada pengujian besi kita tahu bahwa besi tersebut bersifat ulet sehingga tidak mudah
patah sedangkan pada aluminium bersifat getas atau mudah patah dan tidak terlalu
banyak perubahan deformasi yang signifikan ,serta pada plat bersifat liat dan
mempunyai nilai maxcimal load tang tinggi jadi dari ketiga spesimen yang telah di coba
plat merupakan yang terbaik. Dan waktu pengujian tekan berpengaruh pada nilai tekan.
B. Saran
Dokumentasi