Anda di halaman 1dari 9

PRINSIP-PRINSIP PEMILHAN MEDIA PEMBELAJARAN

Berikut ini beberapa prinsip yang harus diperhatikan saat guru memilih media untuk
pembelajaran yang akan dilaksanakannya:
1. Efektivitas Media Pembelajaran
Prinsip utama pemilihan media pembelajaran adalah efektivitas media pembelajaran
dalam mencapai tujuan pembelajaran serta efektivitasnya dalam membantu siswa memahami
materi pembelajaran yang akan disajikan. Guru harus menimbang-nimbang apakah suatu
media pembelajaran yang akan digunakan lebih efektif bila dibandingkan dengan media yang
lain.
Misalnya, pada pembelajaran IPA di SD tentang terjadinya gerhana matahari dan gerhana
bulan, siswa perlu memahami posisi matahari, bumi, dan bulan saat melalukan peredaran.
Contoh media dalam pembelajaran pada materi ini yang tersedia di sekolah misalnya media
pembelajaran berupa gambar dalam bentuk charta dan alat peraga 3 dimensi berupa model
peredaran matahari, bumi dan bulan. Guru dalam hal ini memperhitungkan sejauh dan
sedalam apa siswa akan belajar jika menggunakan media pembelajaran berupa gambar, dan
sejauh serta sedalam apa siswa akan belajar bila media yang digunakan adalah model
peredaran matahari, bumi dan bulan. Media dalam pembelajaran yang seharusnya dipilih
dapat dilihat dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta materi pembelajaran yang
diajarkan. Bila guru hanya menginginkan siswa mengetahui posisi matahari, bumi, dan bulan
yang segaris, maka media pembelajaran berupa gambar mungkin akan lebih mudah dipahami
siswa. Tetapi jika guru ingin siswa mengetahui proses terjadinya gerhana, maka model
peredaran matahari, bumi dan bulan tentau lebih baik untuk digunakan.
Selain itu makna efektivitas juga berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan saat sebuah
media pembelajaran dipilih untuk digunakan. Guru bisa mempertimbangkan, apakah biaya
yang digunakan untuk menggunakan media pembelajaran tertentu sebanding dengan hasil
pembelajaran yang akan diperoleh siswa.

2. Taraf Berpikir Siswa


Media pembelajaran juga harus dipilih berdasarkan prinsip taraf berpikir siswa. Benda-
benda yang bersifat konkret lebih baik digunakan sebagai media pembelajaran bila
dibandingkan media yang lebih abstrak. Demikian pula media pembelajaran yang kompleks
dari segi struktur atau tampilan akan lebih sulit dipahami dibanding media pembelajaran yang
sederhana. Contoh media pembelajaran di SD untuk struktur organ-organ dalam tubuh
manusia haruslah tidak serumit media pembelajaran untuk siswa SMP dan SMA. Media
pembelajaran yang sering digunakan untuk materi ini misalnya torso (model 3 dimensi) atau
gambar. Walaupun sama-sama menggunakan gambar atau torso, tetapi tingkat kerumitan
(kompleksitas) gambar dan torso harus dibedakan. Media pembelajaran di SD tentunya tidak
boleh serinci media pembelajaran untuk siswa SMP dan SMA.
Jika tingkat kerumitan dan kompleksitas media pembelajaran tidak disesuaikan dengan taraf
berpikir siswa maka bisa berakibat siswa bukannya makin mudah memahami, alih-alih
semakin bingung dan tidak fokus pada tujuan dan materi pembelajaran hingga tidak dapat
memperoleh hasil pembelajaran yang diharapkan.

3. Interaktivitas Media Pembelajaran

Prinsip ketiga yang harus diperhatikan dalam pemilihan media dalam pembelajaran di
kelas adalah interaktivitas. Seberapa besar kemungkinan siswa dapat berinteraksi dengan
media pembelajaran? Makin interaktif media, makin bagus media pembelajaran itu karena
lebih mendorong siswa untukterlibat aktif dalam belajar.. Misalnya, saat mengajar materi
tentang operasi hitung bilangan bulat, contoh media dalam pembelajaran di SD yang dapat
digunakan adalah video tentang bagaimana cara melakukan operasi hitung bilangan bulat
atau guru dapat juga menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif pembelajaran
mandiri tentang operasi hitung bilangan bulat. Bila siswa diberikan tontonan video, tentunya
interaksi yang terjadi antara siswa dengan media pembelajaran hanya satu arah saja: dari
media ke siswa. Sedangkan bila menggunakan media pembelajaran berbentuk multimedia
interaktif yang dioperasikan pada sebuah komputer, maka interaksi siswa dengan media tentu
lebih tinggi. Dalam hal ini, maka media yang paling cocok untuk dipilih adalah media
pembelajaran dalam bentuk multimedia interaktif.

4. Ketersediaan Media Pembelajaran

Guru boleh saja berangan-angan menggunakan media pembelajaran yang sangat


efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, sesuai dengan materi pelajaran, dan
interaktivitasnya tinggi. Tetapi jika media yang sedemikian tidak tersedia, tentu juga sia-sia.
Media yang dipilih saat merancang pembelajaran secara logis sudah tersedia di sekolah, atau
paling tidak bila tidak dimiliki masih dapat diperoleh dengan mudah, misalnya dengan
meminjam atau membuat sendiri. Jumlah media yang akan digunakan juga harus
diperhitungkan dengan jumlah siswa di kelas. Bila media pembelajaran digunakan bukan
secara klasikal, tetapi secara berkelompok atau individual, maka jumlah media pembelajaran
yang tersedia harus mencukupi.

5. Minat Siswa Terhadap Media Pembelajaran


Penting sekali bagi guru untuk memperhatikan prinsip pemilihan media yang satu ini:
minat siswa.Sebuah media pembelajaran sangat berpengaruh pada minat siswa. Ada media-
media pembelajaran yang dapat membangkitkan minat siswa jauh lebih baik bila dibanding
menggunakan media pembelajaran lain. Misalnya, pada pembelajaran Bahasa Indonesia
contoh media pembelajaran di SD yang digunakan untuk mengajarkan jenis-jenis kata (kata
sifat, kata benda dan kata kerja) guru dapat menggunakan kartu-kartu berukuran 10 x 8 cm.
Kartu-kartu yang hanya memuat contoh kata yang harus diidentifikasi siswa apakah
merupakan kata kerja, kata benda, atau kata sifat tentu kurang menarik bila dibandingkan
dengan kartu-kartu serupa tetapi memiliki variasi berupa ditambahkannya gambar-gambar
kartun yang familiar dengan siswa terkait kata yang ditulis pada kartu tersebut dengan warna-
warna yang semarak.

Kartu mana yang lebih menarik buat siswa?

6. Kemampuan Guru Menggunakan Media Pembelajaran


Sebagus apapun media, misalnya media pembelajaran interaktif berbasis komputer, tentu
tidak akan efektif bila guru sendiri memiliki keterbatasan dalam hal kemampuan
menggunakannya. Media pembelajaran yang dipilih harus dapat digunakan oleh guru dengan
baik. Sebenarnya kendala kemampuan guru dalam mengoperasikan suatu media
pembelajaran dapat saja diatasi apabila guru yang bersangkutan memiliki kemauan untuk
belajar menggunakan media pembelajaran tersebut.
7. Alokasi Waktu
Isu ketersediaan waktu dalam pembelajaran memang sangat krusial. Guru selalu dikejar
waktu untuk menyelesaikan tuntutan kurikulum. Oleh karena itu, penggunaan media
pembelajaran yang notabene efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, mempunyai
relevansi yang baik dengan materi pelajaran, dan berbagai kelebihan lainpun kadang-kadang
terpaksa harus dikesampingkan bilamana alokasi waktu menjadi pertimbangan yang penting.
Akan tetapi ketersediaan waktu seringkali bisa disiasati dengan berbagai cara berdasarkan
pengalaman yang telah dimiliki oleh guru.

8. Fleksibelitas (kelenturan) Media Pembelajaran

Prinsip pemilihan media pembelajaran berikutnya adalah fleksibelitas. Media


pembelajaran yang dipilih oleh guru untuk kegiatan belajar mengajar di kelasnya seharusnya
memiliki fleksibelitas yang baik. Media pembelajaran itu dikatakan mempunyai fleksibelitas
yang baik apabila dapat digunakan dalam berbagai situasi. Kadangkala, saat proses
pembelajaran berlangsung terjadi perubahan situasi yang berakibat tidak dapat digunakannya
suatu media pembelajaran. Contoh media pembelajaran yang menggunakan sumber energi
untuk pengoperasiannya kadangkala justru dapat menghambat kegiatan pembelajaran yang
sedang berlangsung bila aliran listrik mati.

9. Keamanan Penggunaan Media Pembelajaran

Bagi anak-anak SD atau TK, kadangkala guru harus hati-hati memilih media
pembelajaran. Ada media pembelajaran yang kalau tidak hati-hati dalam penggunaannya
dapat mengakibatkan kecelakaan atau siswa terluka. Media pembelajaran yang dipilih
haruslah media pembelajaran yang aman bagi mereka sehingga hal-hal yang tidak diinginkan
saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung tidak terjadi.Contoh media pembelajaran di
SD yang kurang aman misalnya penggunaan alat-alat yang mudah terbakar, tajam (mudah
melukai) atau panas, atau bahan-bahan kimia bersifat korosif.

10. Kualitas Teknis Media Pembelajaran

Media pembelajaran, seringkali harus dirawat dengan dengan baik. Perawatan media
pembelajaran dapat mempengaruhi kualitas teknis media. Kualitas teknis media pembelajaran
juga dapat ditentukan oleh kualitas produksi media oleh suatu produsen. Jika di sekolah
tersedia media pembelajaran yang sejenis tetapi diproduksi oleh beberapa produsen, maka
sebaiknya guru memilih yang sekiranya memiliki kualitas teknis terbaik, misal dari segi
keterbacaan tulisan atau gambar, komposisi warna, ketelitian alat, dan sebagainya.
KRITERIAN DAN PROSEDUR DALAM PEMILIHAN MEDIA

A. Kriteria Pemilihan Media

Kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai,
kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat-sifat khasnya
(karakteristik) media yang bersangkutan.

Ely mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya
bahwa media merupakan komponen dan sistem intruksional secara keseluruhan. Karena itu,
meskipun tujuan dan isinya sudah hiketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa,
strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta
prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan. Sebagai pendekatan praktis, beliau
menyarankannya untuk mempertimbangkan media apa saja yang ada, berapa harganya,
berapa lama diperlukan untuk mendapatkannya, dan format apa yang memenuhi selera
pemakai (misal siswa dan guru).

Dick dan Carey menyebutkan bahwa disamping kesesuaian dengan tujuan perilaku
belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan media. Pertama adalah ketersediaan sumber setempat. Artinya, bila media yang
bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri.
Kedua adalah apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan
fasilitasnya. Ketiga adalah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan
media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya media bisa digunakan dimanapun
dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.
Faktor yang terakhir adalah efektivitas biayanya dalam jangkauan waktu yang panjang.

Hakikat dari pemilihan media pada akhirnya adalah keputusan untuk memakai, tidak
memakai, atau mengadaptasi media yang bersangkutan.

B.Prosedur Pemilihan Media

Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran AsikBelajar.Com. Ada beberapa prinsip


yang perlu Anda perhatikan dalam pemilihan me-dia, meskipun caranya berbeda-beda.
Namun demikian ada hal yang seragam bahwa setiap media memiliki kelebihan dan
kelemahan yang akan memberi-kan pengaruh kepada afektifitas program pembelajaran.
Sejalan dengan hal ini, pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media sebagai bagian
integral dalam proses pendidikan yang kajiannya akan sangat dipengaruhi oleh:
Pertama, kompetensi dasar dan indikator apa yang akan dicapai dalam suatu kegiatan
pembelajaran ataupun diklat. Dari kajian kompetensi dasar dan indikator tersebut bisa
dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut.
Kedua, materi pembelajaran (instructional content), yaitu bahan atau kajian apa yang akan
diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertim-bangan lainnya, dari bahan atau pokok
bahasan tersebut sampai sejauh mana kedalaman yang harus dicapai, dengan demikian kita
bisa mempertimbang-kan media apa yang sesuai untuk penyampaian bahan tersebut.
Ketiga, familiaritas media dan karakteristik siswa/guru, yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri
media yang akan digunakan. Hal lainnya karakteristik siswa, baik secara kuantitatif (jumlah)
ataupun kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasa-an lain) dari siswa terhadap media yang akan
digunakan.
Keempat, adanya sejumlah media yang bisa diperbandingkan karena pe-milihan media pada
dasarnya adalah proses pengambilan keputusan dari se-jumlah media yang ada ataupun yang
akan dikembangkan.
Bila kita akan merancang media, seyogyanya melalui tiga tahap utama, yaitu:
Pertama, define (pembatasan), dalam fase ini menyangkut rumusan tuju-an, rancangan
media apa yang akan dikembangkan, beberapa persiapan awal dalam perancangan media
yang menyangkut: bahan, materi, dana, serta aspek perancangan lainnya.
Kedua, develop (pengembangan), dalam fase ini sudah dimulai proses pembuatan media
yang akan dikembangkan, sesuai dengan fase pertama.
Ketiga, evaluation (evaluasi), yaitu fase terakhir untuk menilai media yang sudah
dikembangkan/dibuat, setelah melalui tahap uji coba, revisi, kajian dengan pihak lain.
Selain pertimbangan di atas, dalam memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita
rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari access, cost, technology,
interactivity, organization, dan novelty.

1. Access
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang
kita perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaat-kan oleh murid? Misalnya, kita ingin
menggunakan media internet, perlu di-pertimbangkan terlebih dahulu apakah ada saluran
untuk koneksi ke internet? Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah murid
diijinkan untuk menggunakannya? Komputer yang terhubung ke internet jangan hanya
digunakan untuk kepala sekolah, tapi juga guru, dan yang lebih penting untuk murid. Murid
harus memperoleh akses.

2. Cost

Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat men-jadi pilihan kita.
Media canggih biasanya mahal. Namun, mahalnya biaya itu harus kita hitung dengan aspek
manfaatnya. Semakin banyak yang menggu-nakan, maka unit cost dari sebuah media akan
semakin menurun.

3. Technology

Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu, namun perlu di-perhatikan apakah
teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya? Mi-salnya kita ingin menggunakan
media audio visual di kelas. Perlu kita pertim-bangkan, apakah ada listrik, voltase listrik
cukup dan sesuai?

4. Interactivity

Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas.
Setiap kegiatan pembelajaran yang anda kembangkan ten-tu saja memerlukan media yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.

5. Organization

Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah pimpinan
sekolah atau yayasan mendukung? Bagaimana pengorgani-sasiannya. Apakah di sekolah ini
tersedia satu unit yang disebut pusat sumber belajar?

6. Novelty

Kebaruan dari media yang dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang lebih baru
biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.
Pemilihan media juga dapat dilakukan dengan membuat chek list sebagai berikut:

a. Apakah materinya penting dan berguna bagi siswa?


b. Apakah dapat menarik minat siswa untuk belajar?
c. Apakah ada kaitannya dan mengena secara langsung dengan tujuan pem-belajaran?
d. Bagaimana format penyajiannya diatur? Apakah memenuhi tata urutan yang teratur?\
e. Bagaimana dengan materinya, mutakhir dan authentik?
f. Apakah konsep dan kecermatannya terjamin?
g. Apakah isi dan presentasinya memenuhi standar?
h. Apakah penyajiannya objektif?\
i. Apakah bahannya memenuhi standar kualitas teknis?
j. Apakah bahan tersebut sudah diuji coba?

Anda mungkin juga menyukai