REST PLASENTA
OLEH:
Citra Wulandari Sofyan
C111 13 120
PEMBIMBING:
dr. Arini Estiastuti
SUPERVISOR PEMBIMBING:
Dr. dr. St. Nur Asni, Sp. OG
Makassar, 20 Agustus
Mengetahui,
Koordinator Pendidikan Mahasiswa
Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Benar telah membacakan referat dengan judul “Pemeriksaan Mukus Serviks; Tes
Fern” pada:
Hari/tanggal : Senin/ 20 Agustus 2018
Tempat : Lantai 6 RSIA Khadijah
Konsulen : Dr.dr. St. Nur Asni, Sp. OG
Minggu dibacakan : 6 (Enam)
Nilai :
Mengetahui,
Koordinator Pendidikan Mahasiswa
Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.......................................................................................... i
Halaman Pengesahan................................................................................... ii
Surat Keterangan Pembacaan Referat.......................................................... iii
Daftar Hadir Pembacaan Referat................................................................. iv
Daftar Isi...................................................................................................... v
Daftar Gambar.............................................................................................. vi
Bab I. Pendahuluan...................................................................................... 1
Bab II. Tinjauan Pustaka.............................................................................. 2
2.1 Definisi............................................................................................. 2
2.2 Anatomi dan Fisiologi...................................................................... 2
2.3 Etiologi............................................................................................. 3
2.4 Patofisiologi..................................................................................... 4
2.5 Diagnosis.......................................................................................... 4
2.6 Penatalaksanaan............................................................................... 6
2.7 Komplikasi....................................................................................... 8
Daftar Pustaka.............................................................................................. 10
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Setelah nidasi, trofoblas terdiri atas 2 lapis, yaitu bagian dalam disebut
sitotrofoblas dan bagian luar disebut sinsisiotrofoblas. Sebagian sel trofoblas terus
menembus bagian dalam lapisan endometrium mendekati lapisan basal
endometrium di mana terdapat pembuluh spiralis, kemudian terbentuk lakuna
yang berisi plasma ibu.10,11
Proses invasi trofoblas tahap kedua mencapai bagian miometrium arteri
spiralis terjadi pada kehamilan 14-15 minggu dan saat ini perkembangan plasenta
telah lengkap. Lakuna yang kemudian terbentuk akan menjadi ruang intervili. Sel
trofoblas awal kehamilan disebut sebagai vili primer, kemudian akan berkembang
menjadi sekunder dan tersier pada trimester akhir.10,11
Darah ibu dan darah janin dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin
dan lapisan korion. Di sini jelas tidak ada percampuran antara darah janin dan
darah ibu. Ada juga sel-sel desidua yang tidak dapat dihancurkan oleh trofoblas
dan sel-sel ini akhirnya membentuk lapisan fibrinoid yang disebut lapisan
Nitabuch. Ketika proses melahirkan, plasenta terlepas dari endometrium pada
lapisan Nitabuch ini.10
Gambar 2.1 Potongan plasenta yang telah lengkap.
(Cunningham, F. Williams obstetrics. 25th ed. New York: Mc Graw-Hill;
2018.p94)
Vili akan berkembang seperti akar pohon di mana di bagian tengah akan
mengandung pembuluh darah janin. Pokok vili (stem villi) akan berjumlah lebih
kurang 200, tetapi sebagian besar yang di perifer akan menjadi atrofik, sehingga
tinggal 40 - 50 berkelompok sebagai kotiledon.10
Janin dan plasenta dihubungkan dengan tali pusat yang berisi 2 arteri dan
satu vena; vena berisi darah penuh oksigen, sedangkan arteriyang kembali dari
janin berisi darah kotor. Pada kehamiian aterm arus darah pada tali pusat berkisar
350 ml/menit. Pada bagian ibu di mana aneri spiralis menyemburkan darah,
tekanan relatif rendah yaitu 10 mmHg. Arus darah uteroplasenta pada kehamilan
aterm diperkirakan 500 - 750 ml/menit.10,11
2.3 Etiologi
Kesalahan melakukan manajemen aktif persalinan kala III dapat menyebabkan
tertinggalnya jaringan plasenta di dalam kavum uteri.7,8
2.4 Patofisiologi
Adanya sisa plasenta atau bekuan darah dalam kavum uteri dapat
menyebabkan kontraksi uterus menjadi tidak maksimal.1,8
2.5 Diagnosis
2.6 Penatalaksanaan
a. Manajemen Aktif Persalinan Kala III
Strategi paling efektif untuk untuk menurunkan risiko terjadinya perdarahan
postpartum yaitu dengan melakukan manajemen aktif persalinan kala III. Dimulai
dengan pemberian obat oxytocin (10 IU oksitosin IM atau 10 IU IV / IM segera
setelah lahirnya bayi dan telah memastikan tidak ada bayi kedua. Diikuti dengan
peregangan tali pusat terkendali. Cara yang dianjurkan untuk membantu
pengeluaran plasenta adalah metode Brandt-Andrew, yaitu salah satu tangan
penolong memegang tali pusat dekat vulva. Tangan yang lain diletakkan pada
dinding perut diatas simfisis sehingga permukaan palmar jari-jari tangan terletak
di anterior uterus, pada perbatasan segmen bawah dan badan rahim disertai
dengan memberikan tekanan ke arah dorsokranial. Apabila telah tampak tanda-
tanda pelepasan plasenta maka lakukan peregangan terkendali pada tali pusat
untuk membantu megeluarkan plasenta. Setelah plasenta lahir, segera lakukan
masase uterus. 7,8,9,11
2.7 Komplikasi
a. Perdarahan Postpartum Sekunder
Penyebabnya bisa karena endometritis atau rest plasenta, dan seringkali
sangat sulit membedakan keduanya. Secara klasik, wanita dengan endometritis
memiliki nyeri perut bawah menetap dengan uterus lunak dan ostium interna
tertutup. Sebaliknya, wanita dengan rest plasenta mengalami nyeri dan kram perut
bagian bawah, disertai ukuran uterus yang lebih besar dari yang seharusnya,
ostium interna terbuka, dan riwayat persalinan tahap ketiga yang berkepanjangan. 7
Pemeriksaan ultrasound pada rongga uterus biasanya sulit membedakan antara
bekuan darah dan rest plasenta.12,13
b. Subinvolusi Uterus
Setelah persalinan uterus yang beratnya 1.000 gram akan mengecil sampai
menjadi 40-60 gram dalam 6 minggu. Proses ini dinamakan involusi uterus, yang
didahului oleh kontraksi uterus yang kuat, yang menyebabkan berkurangnya
peredaran darah dalam organ tersebut. Kontraksi itu dalam masa nifas
berlangsung terus-menerus walaupun tidak sekuat kontraksi pada permulaan. Hal
tersebut dan hilangnya pengaruh estrogen dan progesterone menyebabkan
autolisis akibatnya sel-sel otot pada dinding uterus menjadi lebih kecil dan lebih
pendek.7,12
Gambar 2.4 Involusi uterus. (A) Hari-1, ukuran uterus seperti usia kehamilan 18
minggu(di bawah umbilicus); (B) Hari-7, ukuran uterus seperti usia kehamilan 14
minggu; (C) Hari 14, ukuran uterus seperti usia kehamilan 12 minggu. Ukuran
uterus lebih besar pada post SC dan wanita multipara.
(Keny L, Meyrs, J. Obstetrics by ten teachers. 20th ed. United States: CRC Press;
2017)
Subinvolusi adalah keadaan dimana uterus gagal kembali ke ukuran
semula saat prahamil. Faktor-faktor penyebab antara lain tertinggalnya sisa
plasenta di dalam rongga uterus, endometritis, adanya mioma uteri, dan
sebagainya. Pada peristiwa ini lokhia bertambah banyak dan tidak jarang terdapat
pula perdarahan. Pada pemeriksaan bimanual ditemukan uterus lebih besar dan
lebih lembek daripada yang seharusnya sesuai dengan masa nifas.7,12
DAFTAR PUSTAKA