Anda di halaman 1dari 13

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap Praktikum Elektronika dengan judul praktikum “Teorema Thevenin


Northon” disusunoleh:
Nama : Ardi Marwiliansyah
Nim : 20600112044
Kelas : Fisika 3,4
Golongan :B
Kelompok :6
Telah diperiksa dan dinyatakan ACC oleh Asisten dengan nilai :

Samata, Februari 2014


Asisten , Praktikan,

Ihsan Ardi Marwiliansyah


Nim : 20404110041 Nim : 20600112044

Mengetahui,
Koordinator Asisten Elektronika

M. Rais
NIM : 20404110052
TEOREMA THEVENIN NORTHON
Ardi Marwiliansyah, Nurlina D, Sidratul Muntaha

Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar

Abstrak

Telah dilakukan praktikum elektronika dasar 1 dengan judul “Teorema Thevenin Northon”.
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Jurusan Pendidikan Fisika.
Praktikum ini bertujuan untuk memahami dan menerapkan rangkaian setara thevenin dan
rangkaian setara Northon. Variabel yang diukur dalam praktikum ini adalah tegangan, arus
pada rangkaian tanpa potensiometer atau RL dan tegangan, arus pada rangkaian dengan
menggunakan potensiometer. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa untuk mengukur
tegangan dan hambatan pada rangkaian thevenin serta kuat arus dan tegangan pada
hambatan beban yaitu dengan menghidupkan power suply, sedangkan pada kuat arus norton
dihubung singkat. Pembahasan pada praktikum ini adalah pada percobaan yang dilakukan,
digunakan empat buah resistor dimana R1 paralel dengan R2 kemudian seri dengan R3 lalu
seri dengan R4 dan pada rangkaian dipasang amperemeter secara seri dan voltmeter secara
paralel. Kemudian mencari nilai ETh , RTh , 𝐼𝑁 , 𝑉𝑅𝐿 dan 𝐼𝑅𝐿 yang akan dibandingkan dengan
hasil analisis data dan analisis grafik. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil praktikum ini
adalah pada rangkaian setara Thevenin nilai tegangan keluaran tetap meskipun arus yang
mengalir beda pada tegangan yang sama. Pada rangkaian setara Norton nilai arus yang
dihasilkan tetap meskipun hambatan yang digunakan atau yang dipasang pada keluarannya
beda pada tegangan yang sama. Dan, dari praktikum ini adalah hubungan Vrl dan Irl
berbanding terbalik, jika nilai Vrl semakin naik (besar) maka nilai Irl semakin turun (kecil).

Kata kunci : 𝑬𝑻𝑯 , 𝑹𝑻𝑯 , 𝑰𝑵 , 𝑽𝑹𝑳 dan 𝑰𝑹𝑳

TUJUAN

Dapat memahami dan menerapkan Rangkaian setara Thevenin dan rangkaian setara Northon.

METODE EKSPERIMEN
Teori Singkat
Thevenin dan Teorema Norton adalah dua yang paling banyak digunakan untuk
teorema menyederhanakan rangkaian linear untuk kemudahan analisis jaringan. Pada tahun
1883, telegraf Perancis insinyur ML Thevenin Teorema diterbitkan tentang analisis jaringan
metode. Empat puluh tiga tahun kemudian, insinyur Amerika EL Norton di Bell Telephone
laboratorium menerbitkan sebuah teorema yang sama, tetapi ia menggunakan sumber arus
untuk menggantikan sumber tegangan dalam rangkaian ekuivalen. Kedua teorema negara
bahwa setiap jaringan dua terminal linear rumit dengan pasokan listrik dapat disederhanakan
rangkaian ekivalen yang mencakup sumber tegangan yang sebenarnya (Thevenin Teorema)
atau sumber arus yang sebenarnya (Norton Teorema) (Wang, 1994: 44).
Teorema Norton mengubah jaringan bilateral linear menjadi setara sirkuit yang terdiri
dari sumber arus tunggal dan impedansi paralel. Meskipun rangkaian ekuivalen Norton dapat
ditentukan oleh temuan pertama rangkaian ekuivalen Thevenin dan kemudian melakukan
konversi sumber, kami umumnya menggunakan metode yang lebih langsung diuraikan di
bawah ini. Langkah-langkah untuk menerapkan teorema Thevenin dan Norton:
1. Buka dan menghapus cabang beban ( atau tegangan saat ini atau tidak diketahui cabang )
dalam jaringan , dan menandai huruf a dan b pada dua terminal .
2. Tentukan RTh resistensi setara atau RN. Ini sama dengan setara resistensi, melihat itu dari
a dan b terminal ketika semua sumber yang dimatikan atau sama dengan nol dalam
jaringan. Sebuah sumber tegangan harus digantikan oleh sirkuit pendek , dan sebuah
sumber arus harus diganti oleh sirkuit terbuka.
(Boylestad, 2000: 56).
Strategi yang umum digunakan dalam menganalisis rangkaian listrik adalah
melakukan penyederhanaan rangkaian seminimal mungkin. Dalam hal ini, bagaimana caranya
agar mendapatkan sub-rangkaian paling sederhana di mana paling sedikit elemennya tanpa
mengubah besarnya arus dan tegangan di luar rangkaian (Bakri, 2001: 54).

Teorema Thevenin adalah sebuah metode yang mengubah sirkuit AC bilateral linear
menjadi sumber tegangan AC tunggal dalam seri dengan impedansi setara. Mengakibatkan
jaringan dua terminal akan setara bila terhubung untuk setiap cabang eksternal atau
komponen. Jika sirkuit asli berisi unsur reaktif, rangkaian ekuivalen Thevenin akan berlaku
hanya pada frekuensi di mana reaktansi ditentukan (Eggleston, 2011: 55).

Suatu rangkaian setara yang juga sering digunakan adalah rangkaian setara Northon.
Rangkaian ini terdiri dari suatu sumber tetap IN paralel dengan suatu hambatan R. Kita dapat
menentukan hubungan antara IN dan 𝜀 th jika kedua ujung keluaran rangkaian Northon kita
hubungkan singkat, selurus arus IN akan mengalir melalui keluaran. Arus ini harus sama
dengan arus yang mengalir bila kedua ujung rangkaian Thevenin dihubungkan singkat (A
scientific society under departement of electronics. 1999: 125 ).

Thevenin dan teorema Norton adalah dua yang paling banyak digunakan untuk
teorema menyederhanakan rangkaian linear untuk kemudahan analisis jaringan. Pada tahun
1883, telegraf Perancisinsinyur ML Thevenin Teorema diterbitkan tentang analisis jaringan
metode. Empat puluh tiga tahun kemudian, insinyur Amerika EL Norton di Bell Telephone
laboratorium menerbitkan sebuah teorema yang sama, tetapi ia menggunakan sumber
arusuntuk menggantikan sumber tegangan dalam rangkaian ekuivalen. Kedua teorema negara
bahwa setiap jaringan dua-terminal linearrumit dengan pasokan listrik dapat disederhanakan
rangkaian ekivalen yang mencakup sumber tegangan yang sebenarnya (Thevenin Teorema)
atau sumber arus yang sebenarnya(teorema Norton) (Boylestad. 2000: 98).
Teorema Thevenin menyatakan bahwa rangkaian dua terminal linear dapat diganti
oleh rangkaian ekivalen yang terdiri dari sumber tegangan secara seri denganVTH resistor
RTH, di mana VTH adalah tegangan rangkaian terbuka pada terminal dan RTH adalah inpu tata
setara perlawanan di terminalsaat sumber independen dimatikan. Teorema Norton
menyatakan bahwa rangkaian dua terminal linear dapat digantioleh rangkaian ekivalen yang
terdiri dari IN sumber arus secara paralel dengansebuah resistor RN, di mana IN adalah
hubungan pendek arus melalui terminaldan RN adalah input atau setara perlawanan di
terminal ketikasumber-sumber independen dimatikan.

Alat dan Komponen


1. Alat
a. Power supply 1 buah
b. Breadboard (PapanRangkaian) 1 buah
c. Multimeter digital 2 buah
d. Kabel penghubung 12 buah
2. Komponen
a. Resistor 39 Ω 1 buah
b. Resistor 22 Ω 1 buah
c. Resistor 219 Ω 1 buah
d. Resistor 125 Ω 1 buah
e. Potensiometer B 10 K 1 buah

Identifikasi Variabel
Kegiatan 1: Menentukan ETh, RTh, dan I N
1. Variabel Respon : Kuat arus Norton (IN) satuannya Ampere, Tegangan Thevenin
(ETh) satuannya Volt dan Hambatan total Thevenin (RTh) satuannya
Ω.
2. Variabel Kontrol : Resistansi Resistor dengan satuan Ω dan Tegangan Sumber
(Vs) dengan satuan Volt
Kegiatan 2: Hubungan VRL, dengan IRL.
1. Variabel Kontrol : Tegangan Sumber (Vs) dengan satuan Volt dan Hambatan (R)
dengan satuan Ω
2. Variabel Manipulasi : Hambatan Beban (RL) dengan satuan Ω
3. Variabel Respon : Tegangan Beban (VRL) dengan satuan volt dan Kuat Arus Beban
(IRL) dalam satuan Ampere.

Definisi Operasional Variabel


1. Teganagan sumber (Vs) adalah Tegangan yang bersumber pada power supply yang nilainya
diambil dari pengukuran voltmeter dengan satuan Volt.
2. Tegangan Thevenin (VTh) adalah tegangan yang melewati terminal beban saat hambatan
terbuka, diukur dengan mengunkan alat ukur Voltmeter dengan satuan Volt.
3. Hambatan Thevenin (RTh) adalah hambatan yang diukur antara terminal saat seluruh
sumber dibuat nol (dihubungsingkat) dan hambatan beban terbuka, diukur
dengan menggunakan Ohmmeter, dengan satuan Ohm.
4. Arus Norton (IN) adalah arus beban saat hambatan beban dihubung singkat, diukur dengan
menggunakan Ammeter, dengan satuan Ampere.
5. Hambatan beban (RL) adalah hambatan yang diperoleh dari potensiometer yang merupakan
resistor variabel.
6. Arus beban (IL) adalah arus yang mengalir pada hambatan yang diukur dengan
menggunakan ammeter.
7. Tegangan beban (VL) adalah tegangan yang mengalir pada hambatan beban yang diukur
dengan menggunakan voltmeter.

ProsedurKerja
Kegiatan 1: Menentukan ETh, RTh, dan I N.
1. Mencatat harga pustaka/nilai masing-masing komponen yang digunakan
2. Membuat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini:

R1 R3 a
R1
R2 R4

Gambar 4.1 : Rangkaian Setara Thevenin


Keterangan:
R1= 39 Ω, R2= 22 Ω, R3= 219 Ω, dan R4=125 Ω
3. Mengukur tegangan rangkaian buka (𝑉𝑎𝑏 ) antara titik a dan b setelah melepaskan beban.

R1 R3 a

R2 R4

Gambar 4.2 : Rangkaian Tegangan Thevenin


4. Mengukur arus (𝐼𝑎𝑏 ) dengan menempatkan sebuah Ammeter seri dengan R3 dengan
menghubung singkat hambatan beban.

R1 R3 a

R2

b
Gambar 4.3 : Rangkaian Arus Norton
5. Mengukur besar resistansi total rangkaian dengan menghubung singkat power supply.

R1 R3 a

R2 R

b
Gambar 3 : Rangkaian Hambatan Total
6. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang telah tersedia.

Kegiatan 2: Hubungan VRL, dengan IRL.


1. Mencatat harga pustaka/nilai masing-masing komponen yang digunakan
2. Mengukur besarnya kuat arus dan tegangan pada hambatan beban (VRL dan IRL)

R3 A
R1
A
+ R2 R4 V
- RL
B
Gambar 4 : Rangkaian dengan Hambatan Beban
5. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang telah tersedia.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA


Hasil Pengamatan
Kegiatan 1 : Menentukan ETh, RTh, dan I N
Tabel 1 : Menentukan ETh, RTh, dan I N
R1 : 39 Ω NST Ammeter : 0,01 A
R2 : 22 Ω NST Voltmeter : 0,1 V
R3 : 219 Ω NST Ohmmeter : 0,1 Ω
R4 : 125 Ω Potensiometer : B10K

VS (V) 𝐸𝑇ℎ (V) 𝑅𝑇ℎ (Ω) 𝐼𝑁 (A)


5,82 0,74 82,0 0,00912

Kegiatan 2 : Menentukan 𝐼𝑅𝐿


Tabel 2 : Menentukan 𝐼𝑅𝐿
𝑅1 = 39 Ω NST Ammeter : 0,01 A
𝑅2 = 22 Ω NST Voltmeter : 0,1 V
𝑅3 = 219 Ω NST Ohmmeter : 0,1 Ω
𝑅4 = 125 Ω Potensiometer : B10K
No Vs (V) 𝐼𝑅𝐿 ( A) 𝑉𝑅𝐿 (V)
1 5,82 0,00823 0,01
2 5,82 0,00794 0,04
3 5,82 0,00722 0,10
4 5,82 0.00559 0,25
5 5,82 0.00443 0,31
6 5,82 0,00268 0,51
7 5,82 0,00103 0,67
8 5,82 0,00058 0,70
9 5,82 0,00030 0,73
10 5,82 0,00016 0,74
B. Analisis Data
1. Analisis Perhitungan
Kegiatan 1: Menentukan ETh, RTh, dan I N

Gambar 4.1: Rangkaian Setara Thevenin

Keterangan:
Vs = 5,82 Volt R3 = 219 Ω
R1 = 39 Ω R4 = 125 Ω
R2 = 22 Ω

a. Perhitungan dengan teorema Thevenin


1. Perhitungan Hambatan Thevenin (RTh)
RTh’ = R1//R2
𝑅1 .𝑅2
=( )
𝑅1 + 𝑅2
39 .22
=( )
39 + 22
858
=
61
= 14,06 Ω
RTh = (Rth’+R3) // R4
= (14,06 + 219) // 125
= 233,06 // 125
233,06 . 125
=( )
233,06 + 125
29132,5
=( )
358,06

= 81,36 Ω
2. Perhitungan Tegangan Thevenin (ETh)
𝑅2
ETh’ = × 𝑉𝑠
𝑅1+𝑅2
22
= (5,82)
39 + 22
128,04
=
61
= 2,09 Volt

Gambar 4.2: Tegangan Thevenin

𝑅4
ETh = × 𝐸𝑇ℎ ′
𝑅𝑇ℎ′ ′ + 𝑅3+𝑅4
125
= (14,06 + 219 + 125) 2,09
261,25
=( )
358,06

= 0,72 Volt
b. Perhitungan dengan Teorema Norton
1. Perhitungan Hambatan Norton
RN’ = R1//R2
𝑅1 .𝑅2
=( )
𝑅1 + 𝑅2
39 . 22
=( )
39 + 22
858
=
61
= 14,06 Ω
RN = ((RN’+R3) // R4
= (14,06 + 219) // 125
= 233,06 // 125
233,06 .125
=( )
233,06+125
2913,25
=( )
358,06
= 81,36 Ω
2. Perhitungan Arus Norton
𝑉𝑠
IN’ =
𝑅1
5,82
=
39
= 0,14 A

Gambar 4.3: Perhitungan Arus Northon


𝑅𝑁 ′
IN = ′ + 𝑅3 × 𝐼𝑁 ′
𝑅𝑁
14,06
= × 0,14
14,06+ 219
1,96
=
233,06

= 0,008 A

3. Perhitungan Dengan Menggunakan Analisis Grafik

Grafik : hubungan antara IRLdengan VRLpada rangkaianThevenin – Norton

Grafik hubungan VRL dan IRL


VRL (V)

0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3 y = -90.857x + 0.7527
0.2 R² = 0.9976
0.1
0
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01
IRL (A)
a. Perhitungan Tegangan Thevenin (ETh)
Untuk menghitung ETh maka IN = 0
dimana:
Eth = Y, dan IN = X
Y = -mX + C
Eth = - m IN + C
= -m (0) + 0,75
= 0,75 Volt
b. Perhitungan Arus Norton (IN)
Untuk menghitung IN, maka ETh = 0
Y = -mX + C
Eth = -m IN + C
0 = -m IN + C
mIN = C
C
IN =
𝑚
0,75
IN =
90,85

= 0,008 A
c. Perhitungan Hambatan Thevenin (RTh)
Untuk mencari RTh
𝜗𝑉
RTh =
𝜗𝐼
𝜗(mI + C)
RTh =
𝜗𝐼
RTh = m
RTh = 90,85 Ω
PEMBAHASAN
Dari perhitungan analisis dapat diperoleh seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel : perbandingan 𝐸𝑇ℎ , 𝑅𝑇ℎ dan 𝐼𝑁
Berdasarkan Percobaan Berdasarkan Perhitungan Berdasarkan Grafik
ETh (V) IN (A) RTh(Ω) ETh (V) IN (A) RTh(Ω) ETh (V) IN (A) RTh(Ω)
0,74 0,009 82,00 0,72 0,008 81,36 0,75 0,008 90,85

Pada percobaan ini, kami menggunakan tegangan sumber (Vs) sebesar 5,82 V dengan
R1 sebesar 39 Ω, R2 sebesar 22 Ω, R3 sebesar 219 Ω, dan R4 sebesar 125 Ω. Pada analisis
perhitungan didapatkan ETh, IN, dan RTh secara berturut-turut adalah 0,72 V, 0,008 A dan
81,36 Ω. Berdasarkan data percobaan didapatkan ETh, IN, dan RTh secara berturut-turut adalah
0,74 V, 0,009 A dan 82,00 Ω. Untuk analisis perhitungan grafik hubungan antara VRL dan IRL
didapatkan ETh, IN, dan RTh secara berturut-turut adalah 0,75 V, 0,008 A dan 90,85 Ω sehingga
dari tabel perbandingan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa antara ketiga cara analisis
tersebut, ternyata nilai ETh, IN dan RTh menunjukkan angka sebagian ada yang sama dan juga
ada yang berbeda, walaupun perbedaannya hanya sedikit.
Adanya hasil percobaan tidak sama/berbeda dengan hasil teori adalah karena dalam
melakukan percobaan sering terjadi kesalahan-kesalahan seperti kesalahan pada saat
merangkai dan kesalahan pada saat melakukan pengamatan yakni kesalahan pada komponen
yang digunakan maupun kesalahan oleh pengamat saat melakukan percobaan. Sehingga
apabila data yang diperoleh dalam percobaan tersebut mendekati teori dapat disimpulkan
bahwa percobaan yang dilakukan telah berhasil. Namun apabila data yang diperoleh sangat
berbeda jauh dengan teorinya, maka dapat disimpulkan bahwa percobaan yang dilakukan
tidak berhasil.

SIMPULAN DAN DISKUSI

Simpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kita lakukan maka simpulan yang kami peroleh
menyatakan bahwa pada rangkaian setara Thevenin nilai tegangan keluaran tetap meskipun
arus yang mengalir beda pada tegangan yang sama atau rangkaian setara Thevenin adalah
rangkaian yang menggunakan sumber tegangan yang tetap yaitu tegangan keluaran tidak
berubah. Dan pada rangkaian setara Norton nilai arus yang dihasilkan tetap meskipun
hambatan yang digunakan atau yang dipasang pada keluarannya beda pada tegangan yang
sama atau suatu rangkaian dengan menggunakan arus yang tetap.

Diskusi

Sebaiknya pada percobaan digunakan alat ukur yang dalam keadaan baik agar tidak
terjadi kesalahan pengukuran baik pengukuran arus maupun pengukuran tegangan

DAFTAR RUJUKAN

A scientific society under departement of electronics. 1999. Basic Electronic Components and
Hardware-1. India : New Delhi.
Boylestad. 2000. Introductory Circuit Analiysis.New york : Cambridge University Press.
Farchani, Rosyid Muhammad. 2007. Sains Fisika 3. Solo: PT Wangsa Jatso Lestari.
Ramadhani, muhammad. 2008. Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga.
Wang, Meizong.1994. Understandable Electric Circuits.China : Global Media.

Anda mungkin juga menyukai