Disusun Oleh :
ALFI RAHMAWATI
PA.15.103.57
Pembimbing I
Ir Adi Sasmito ST, MT
Pembimbing II
Mutiawati Mandaka ST, MT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS PANDANARAN
SEMARANG
2018
1
LEMBARPENGESAHAN
LAPORAN SEMINAR
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG
Semarang , ..................................
Mengetahui :
Pembimbing I Pembimbing II
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN… ......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR… ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI … .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang … ......................................................................................................................... 1
1.2 Permasalahan............................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk
lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
1.2 Permasalahan
a. Identifikasi Masalah
Dengan melihat latar belakang di atas maka perlu adanya kajian lebih lanjut
berkaitan dengan masalah pola penataan ruang terbuka Islamic Center. Selain
itu menggali kendala dan permasalahan yang ada pada sebuah bangunan Islamic
Center.
b. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis akan mendefinisikan dan
menggambarkan pola penataan ruang terbuka ditinjau dari aspek kosep
desain, sirkulasi dan zoning bangunan Islamic Center. Serta membahas
dan menganalisa pola penataan ruang di bangunan Islamic Center sesuai
dengan tapak bangunan. Dan membuat perbandingan dan melakukan
penarikan kesimpulan dari dua perbandingan tersebut. Dan memberikan
saran sebagai solusi pemecahan masalah yang ditemukan supaya
nantinya dapat menjadi landasan bagi penulis dalam m enyusun
Landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Pembahasan dibatasi pada lingkup permasalahan arsitektur yaitu pengolahan
pola penataan ruang yang tepat pada sebuah bangunan Islamic center dengan
pendekatan arsitektur roma yang diperoleh dari data yang kemudian digunakan
sebagai bahan penelitian yang akhirnya dapat menemukan solusi untuk permasalahan
penerapan untuk menjadikan suatu pengamatan yang dilakukan dalam waktu 1
bulan.
1. Pengumpulan Data
a. Metode Primer
Observasi
Melakukan pengamatan dan peninjauan secara langsung
sebuah Hotel ataupun instalasi arsitektur.Selebihnya mengamati
sebuah Hotel yang menjadi studi kasusnya.
Wawancara
b, Metode Sekunder
2. Analisis
3. Kesimpulan
BAB I PENDAHULUAN
Bab III ini membahas tentang rancangan penelitian, lokasi penelitian, jenis
dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik penyajian
hasil analisis data.
BAB V PENUTUP
Bab V berisi mengenai kesimpulan sebagai suatu rangkuman dari hasil
penelitian yang telah dibahas dan dianalisa sehingga menjadi suatu kesatuan yang
utuh, serta selanjutnya dibuat suatu saran sebagai rekomendasi dari hasil penelitian
ke arah yang diharapkan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Ruang terbuka (Open Space) merupakan ruang terbuka yang selalu terletak di
luar massa bangunan yang dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang
serta memberikan kesempatan untuk melakukan bermacam-macam kegiatan. Yang
dimaksud dengan ruang terbuka antara lain jalan, pedestrian, taman lingkungan,
plaza, lapangan olahraga, taman kota dan taman rekreasi (Hakim, 2003 : 50).
1. Kebudayaan misalnya : lapang olah raga, kolam renang terbuka, taman, kampus
universitas, dan sebagainya.
2. Kehidupan ekonomi (mata pencaharian), misalnya : sawah, kebun, kolam, hutan,
pasar, pelabuhan, dan sebagainya.
3. Kehidupan sosial, misalnya : kawasan rumah sakit, kawasan perumnas, tanah
lapang untuk latihan militer, danau untuk rekreasi berperahu, dan sebagainya.
2.3.2 Macam-macam Bentuk Ruang Terbuka
Ruang terbuka sebagai wadah kegiatan bersama, dapat dibedakan menjadi dua
kelompok besar, yaitu (Hakim, 2003 : 50) :
1. Ruang terbuka aktif, adalah rang terbuka yang mempunyai unsur-unsur kegiatan
didalamnya misalkan, bermain, olahraga, jalan-jalan. Ruang terbuka ini dapat
berupa plaza, lapangan olahraga, tempat bermain anak dan remaja, penghijauan
tepi sungai sebagai tempat rekreasi.
2. Ruang terbuka pasif, adalah ruang terbuka yang didalamnya tidak mengandung
unsur-unsur kegiatan manusia misalkan, penghijauan tepian jalur jalan,
penghijauan tepian rel kereta api, penghijauan tepian bantaran sungai, ataupun
penghijauan daerah yang bersifat alamiah. Ruang terbuka ini lebih berfungsi
sebagai keindahan visual dan fungsi ekologis belaka.
2.3.3 Fungsi Ruang Terbuka
Pada dasarnya fungsi ruang terbuka dapat dibedakan menjadi dua fungsi
utama yaitu (Hakim, 2003 : 52) :
Selain dimensi unit-unit perkotaan, dibahas pula tentang Urban Solid dan
Urban Void. Solid memiliki kecenderungan berbentuk massa
bangunan(hitam) dan Void memiliki kecenderungan ruang terbuka ( putih ).
Solid terdiri dari 3 elemen yakni blok tunggal, blok yang mendefinisikan sisi,
dan blok medan. Sebaliknya void terdiri dari 4 elemen yakni sistem tertutup
linear, sistem tertutup sentral, sistem terbuka sentral, dan sistem terbuka
linear.
Gambar 3. Elemen Solid dan Void
Sumber: Buku Perancangan Kota Terpadu,2003
2.4.2 Sirkulasi
Sirkulasi merupakan hal yang sangat penting dalam penataan ruang baik
ruang dalam maupun ruang luar (ruang terbuka). Elemen – Elemen Sirkulasiyaitu :
a. Pencapaian
Frontal
Pencapaian frontal secara langsung mengarah ke pintu masuk sebuah
bangunan melalui sebuah jalur lurus dan aksial. Ujung akhir visual yang
menghilangkanpencapaian ini jelas, bisa berupa seluruh fasad depan
bangunan atau pintu masuk yangmendetail di dalam bidang.
Tidak Langsung
Sebuah pencapaian tidak langsung menekankan efek perspektif pada fasad
depan dan bentuk sebuah bangunan. Jalurnya dapat diarahkan kembali
sekali ataubeberapa kali untuk menunda dan memperlama sekuen
pencapaiannya.
Spiral
Sebuah jalur spiral melamakan sekuen pencapaian dan menekankan
bentuk tiga dimensional sebuah bangunan sementara kita bergerak di
sepanjang kelilingnya. Pintu masuk bangunan ini bisa terlihat berulang
kali pada waktu pencapaiannya untukmemperjelas posisinya, atau ia bisa
disembunyikan hingga tiba di titik kedatangan.
b. Pintu Masuk
Proses memasuki sebuah bangunan, ruang di dalam bangunan, ataupun
area ruang eksterior tertentu, akan melibatkan aksi menembus suatu bidang
vertikal yangmembedakan suatu ruang dari ruang lainnya serta memisahkan
makna “di sini” dan “disana”.
c. Konfigurasi Jalurnya
Seluruh jalur pergerakan, entah itu oleh manusia, mobil, barang, atau
jasa,secara alamiah adalah linear. Dan seluruh jalur tersebut memiliki sebuah titik
awal, yang darinya kita dibawa melalui suatu tahapan ruang – ruang hingga
menuju tujuan kita.
1) Linear
Seluruh jalur adalah linear. Namun, jalur yang lurus, dapat menjadi elemen
pengatur yang utama bagi serangkaian ruang. Jalur ini dapat berbentuk
kurvalinearatau terpotong – potong, bersimpangan dengan jalur lain,
bercabang, atau membentuksebuah putaran balik.
Gambar 26. Sekolah Seni dan Kerajinan Gunung Haystack, Deer Isle, Marine,1960,EdwardLarrabee
Barnes
Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan
2) Radial
Sebuah konfigurasi radial memiliki jalur – jalur linier yang memanjang dari
atau berakhir di sebuah titik pusat bersama.
Gambar 27. Penjara Begara Bagian Timur, Philadelphia, dimulai pada 1821
Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan
3) Spiral
Sebuah konfigurasi spiral merupakan sebuah jalur tunggal yang menerus
yang berawal dari sebuah titik pusat, bergerak melingkar, dan semakin
lama semakin jauh darinya.
4) Grid
Sebuah konfgurasi grid terdiri dari dua buah jalur sejajar yang berpotongan
pada interval – interval regular dan menciptakan area ruang berbentuk
bujur sangkar atau persegi panjang.
Gambar 29. Priene, ditemukan pada abad IV S.M.
Sumber : Francis D.K. Ching, Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan
5) Jaringan
Sebuah konfigurasi jaringan terdiri dari jalur – jalur yang menghubungkan
titik-titik yang terbentuk di dalam ruang.
6) Komposit
Pada kenyataannya, sebuah bangunan biasanya menggunakan kombinasi
pola-pola yang berurutan. Untuk mencegah terjadinya sebuah jalur cabang
yang berbelit dan tidak terorientasi, perlu ada susunan hirarkis di Antara
jalur dan titik – titik sebuah bangunan dengancara membedakan skala,
bentuk, panjang, dan penempatan mereka.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
b. Pendidikan
Pendidikan yang ada di Jalarta Islamic Center ini yaitu KB dan Paud,
c. Convention Hall, Hotel Syari’ah bintang 3, dan kantor
4.1.2.1 Pola Massa Bangunan sebagai Pembentuk Ruang Jakarta Islamic Centre
Massa sebagai elemen site dapat tersusun dari massa berbentuk bangunan dan
vegetasi, kedua dua nya baik secara individual maupun kelompok menjadi unsur
pembentuk ruang outdoor. Bentuk massa bangunan Jakarta Islamic Center ini
Berbentuk grid, .
Sedangkan untuk pola massa bangunan Jakarta Islamic Center ini berbentuk
Grid. Pola Grid disini maksudnya adalah konfigurasi massa dan ruang yang dibentuk
dengan perpotongan jalan-jalan / sirkulasi-sirkulasi di dalam bangunan secara tegak
lurus. Pola ini memang paling tepat digunakan dalam bangunan yang berada di
tengah perkotaan.
Jakarta Islami Center menghadap kearah timur, hal ini adalah solusi dari arah
pergerakan angin Matahari terbit dari arah timur kearah barat. Memaksimalkan
keberadaan matahari sebagai sumber pencahayan saat siang hari. Garis biru pada
gambar menunjukkan arah arus sirkulasi udara pada setiap ruang dalam bangunan.
Akses keluar masuk Masjid pun sangat mudah yaitu melalui jalan raya yang
berada di persis sebelah barat masjid. Untuk mengurangi kebisingan dari jalan raya
desain hotel dibuat pada level yang lebih tinggi untuk menjaga privasi pengunjung.
Sedangkan untuk level bawah hotel digunakan untuk kantor, ruang sekretariat, Lobby
dan ruang semi-publik lainnya.
Masjid terbagi atasdua zona yaitu zona publik yang merupakan Masjid,
gedung pendidikan, dan zona semi public yang merupakan gedung bisnis.
Mall terbagi atas dua zona yaitu zona publik yang merupakan ruang terbuka
mall (warna biru) dan zona semi public yang merupakan bangunan mall (warna
kuning). zona semi publik yaitu lobby hotel (warna kuning), zona semi privat yaitu
ruang terbuka / taman hotel (warna hijau) dan zona privat yaitu kamar hotel dan
kantor bisnis (warna kuning).
Pola sirkulasi ruang luar / ruang terbuka Jakarta Islamic Center adalah Grid.
Sebuah grid diciptakan oleh dua pasang garis sejajar yang tegak lurus yang
membentuk sebuah pola titik-titik teratur pada pertemuannya yang menjadi elemen
pengatur utama bagi serangkaian ruang.
4.1.2.5 Konsep Vegetasi pada Jakarta Islamic Centre
Gambar 40. Sumber : (dokumentasi Pribadi)
Dalam penataan ruang terbuka atau ruang luar sebuah bangunan konsep
vegetasi merupakan hal yang sangat penting. Pemilihan material hardscape dan
pemilihan vegetasi (softscape) harus sesuai dengan tapak dan lingkungan yang ada.
Keseimbangan dan keserasian antara desain bangunan dan penataan ruang luarnya,
juga menjadi aspek pemilihan konsep vegetasi suatu tapak.
1. Handscape
Kurma sebagai aksen penanda dan peneduh
2. Softscape
Palm ekor tupai untuk penanda arah jalan
Rumput gajah
Soka singapur
3. Gedung pertemuan
4. Museum
Menara Asma Al-Husna Setinggi 99 Meter terdiri dari : lantai 1 untuk
Studio Radio DAIS MAJT dan pemancar TVKU, lantai 2 untuk museum
Perkembangan Islam Jawa Tengah, Lantai 18 rumah makan berputar, lantai
19 Gardu pandang kota Semarang dan lantai 19 Tempat rukyat al-hilal.
Sejak Juni 2017, masjid ini telah memiliki sebuah stasiun televisi
yakni MAJT TV yang siarannya bekerjasama dengan TVKU Semarang.
5. Pusat perbelanjaan
4.2.2.1 Pola Massa Bangunan sebagai Pembentuk Ruang Masjid Agung Jawa
Tengah
Massa sebagai elemen site dapat tersusun dari massa berbentuk bangunan dan
vegetasi, kedua dua nya baik secara individual maupun kelompok menjadi unsur
pembentuk ruang outdoor. Bentuk massa bangunan Masjid Agung Jawa Tengah ini
Berbentuk limas segi empat dengan bentuk masa yang perpaduan arsitektur jawa dan
islam.
Sedangkan untuk pola massa bangunan Masjid Agung Jawa Tengah ini
berbentuk Grid. Pola Griddisini maksudnya adalah konfigurasi massa dan ruang yang
dibentuk dengan perpotongan jalan-jalan / sirkulasi-sirkulasi di dalam bangunan
secara tegak lurus melebar. Pola ini memang paling tepat digunakan dalam bangunan
yang berada di tengah perkotaan ditengah lahan yang luas.
PUSAT PERBELANJAAN
MASJID
CONVENTION HALL
MAIN ENTRANCE
EXIT
Gambar 50. Sumber : (dokumentasi Pribadi)
Hasil analisa
Pola sirkulasi ruang luar / ruang terbuka Jakarta Islamic Center adalah Grid.
Sebuah grid diciptakan oleh dua pasang garis sejajar yang tegak lurus yang
membentuk sebuah pola titik-titik teratur pada pertemuannya yang menjadi elemen
pengatur utama bagi serangkaian ruang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal mengenai
Bentuk Fasade Bangunan Islamic Center pada dua studi kasus yang dipilih, sebagai
berikut:
1. Pada konsep Islamic Center kedua studi kasus ini berbeda. Pada Jakarta
Islamic Center menggunakan konsep arsitektur roma. Sedangkan pada
bangunan Masjid Agung Jawa Tengah menggunakan konsep arsitektur roma.
2. Bangunan Jakarta Islamic Center mempunyai banyak fungsi, seperti hotel,
convention hall, teater, pendidikan, bisnis, perpustakaan, museum, dll.
Sedangkan bangunan Masjid Agung Jawa Tengah mempunyai, hotel,
convention hall, menara gardu pandang, museum, pengobatan, bisnis, dll.
3. Pola massa bangunan Jakarta Islamic Center dan lingkungan. Masjid Agung
jawa Tengah adalah pola Grid, karena menyesuaikan dengan lingkungan.
4. Pada Jakarta Islamic Center dan Masjid Agung jawa Tengah keduanya
mempunyai orientasi bangunan sangat baik karena menghadap jalan, akses
dan sirkulasi mudah, sirkulasi udara, sisi bangunan timur terkena sinar
matahari lebih lama dan pencahayaan matahari juga masuk ke dalam
bangunan dengan baik.
5. Zoning Jakarta Islamic Center dan Masjid Agung jawa Tengah dibagi menjadi
2 yaitu zoning secara vertical dan horizontal.
6. Pola sirkulasi ruang luar atau ruang dalam Jakarta Islamic Center dan Masjid
Agung jawa Tengah menggunakan pola kurvalinear.
7. Penggunaan hardscape dan softscape pada kedua studi kasus ini sama yaitu
menggunakan tanaman-tanaman tropis dan material yang selaras dengan iklim
tropis.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa terdapat kelemahan
pada desain masa bangunan yang berkaitan dengan pola penataan ruang, sehingga
saran yang dapat diberikan adalah:
1. Agar dapat berfungsi dengan baik dan optimal, penyediaan prasarana dan
sarana ruang terbuka harus memenuhi persyaratan yaitu keamanan,
kenyamanan, keindahan, kemudahan interaksi sosial, bagi semua pengguna
bangunan.
2. Penambahan ruang terbuka hijau pada bangunan di sisi timur. Hal ini
mungkin dapat mengatasimasalah dan mengurangi panas dalam ruangan di
sisi bangunan timur yang terkena sinar matahari lebih lama.
3. Penyediaan ruang harus bersifat interzona dan intermoda, serta menjadi salah
satu syarat untuk memudahkan akses ke pusat- pusat kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku :
Lynch, Kevin. Site Planning. The M.I.T. Press.Cambridge. 1962.
Neufert, Ernets,1996, Data Arsitek Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Ching, Francis D.K. 2008. Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan. Jakarta
:Erlangga.
Ching, D. K. Francis. 2000. Bentuk, Ruang dan Tatanannya. Erlangga.
Jakarta
Satwiko, Prasasto. 2009. Fisika Bangunan. ANDI. Yogyakarta
2. Jurnal :
RTRW Kota Semarang 2011 –2030
Semarang Dalam Angka 2014
3. Website :
https:// Muis, Abdul. 2010. Islamic Center di Kepanjen Kabupaten
Malang. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.