Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami tim penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul: “MALPRESENTASI”
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan
ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik
dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................4

2.1 Presentasi Dahi ..........................................................................................4


2.2 Presentasi Muka .........................................................................................5
2.3 Presentasi Majemuk ...................................................................................9
2.4 Presentasi Bokong .....................................................................................11
2.5 Presentasi Lintang......................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................22

SOAL ...................................................................................................................23

2
BAB I
PENDAHULUAN

Malpresentasi adalah bagian terendah janin yang berada disegmen bawah rahim bukan
belakang kepala. Malposisi adalah penunjuk (presenting part) tidak berada di anterior. Secara
epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan presentasi kepala sebesar 98,8%, bokong
2,7%, letak lintang 0,3%, majemuk 0,1%, muka 0,05%, dan dahi 0,01 %. Persalinan normal
dapat terjadi manakala terpenuhi keadaan-keadaan tertentu dari faktor-faktor persalinan : jalan
lahir (passage), janin (passanger), dan kekuatan (power). Pada waktu persalinan hubungan
antara janin dan jalan lahirsangatlah penting untuk diperhatikan karena akan menentukan
mekanisme dan prognosis persalinannya. Dalam keadaan normal, presentasi janin adalah
belakang kepala dengan penunjuk ubun-ubun kecil dalam posisi tranversal (saat masuk pintu
pintu atas panggul), dan posisi anterior (setelah melewati pintu tengah panggul). Dengan
presentasi tersebut, kepala janin akan masuk panggul dalam ukuran terkecilnya (sirkumferensia
suboksipitobregmaticus). Hal tersebut di capai bila sikap kepala janin fleksi. Sikap yang tidak
normal akan menimbulkan malpresentasi pada janin, dan kesulitan persalinan terjadi oleh
diameter kepala yang harus melalui panggul menjadi lebih besar. 1

3
BAB II
PEMBAHASAN

MALPRESENTASI
Malpresentasi adalah bagian terendah janin yang berada di segmen bawah Rahim, bukan
belakang kepala. Secara epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan presentasi kepala
sebesar 96,8%, bokong 2,7%, letak lintang 0,3%, majemuk 0,1%, muka 0,05%, dan dahi
0,01%. Persalinan normal dapat terjadi manakala terpenuhi keadaan-keadaan tertentu dari
factor-faktor persalinan: jalan lahir (passage), janin (passenger) dan kekuatan (power).
Apabila janin dalam keadaan malpresentasi atau malposisi, maka dapat terjadi persalinan
yang lama atau bahkan macet. Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain presentasi
belakang kepala. Persalinan macet adalah persalinan yang kemajuannya terhambat oleh factor
mekanis dan proses kelahiran tidak mungkin dilakukan tanpa intervensi operatif.

2.1 PRESENTASI DAHI


Posisi ini jarang terjadi ini didiagnosis jika bagian kepala janin di antara margo
supraorbitalis dan fontanel anterior berada dipintu atas panggul. Kepala janin akan mengambil
posisi dipertengahan antara fleksi penuh (oksiput) dan ekstensi (wajah). Masuknya kepala janin
dan kemudian pelahiran tidak dapat terjadi selama masih dalam presentasi dahi, kecuali jika
kepala janin kecil atau panggul sangat besar.

Faktor predisposisi
Kejadian presentasi dahi meningkat bila didapatkan adanya polihidaramnion (0,4%),
berat badan lahir < 1500 g (0,19%), prematuritas (0,16%) dan postmaturitas (0,1%).

Diagnosis
Diagnosis presentasi dahi dapat ditegakkan apabila pada pemeriksaan vaginal dapat
diraba pangkal hidung, tepi atas orbita, sutura frontalis, dan ubun-ubun besar, tetapi tidak dapat
meraba dagu atau mulut janin. Apabila mulut dan dagu janin dapat teraba, maka diagnosisnya
adalah presentasi muka. Pada palpasi abdomen dapat teraba oksiput dan dagu janin di atas
simfisis dengan mudah. Pada auskultasi paling jelas terdengar melewati dada.

4
Mekanisme persalinan
Pada umumnya presentasi dahi bersifat sementara untuk kemudian dapat berubah
menjadi presentasi belakang kepala, presentasi muka, atau tetap presentasi dahi. Perubahan
presentasi dapat terjadi terutama pada janin kecil atau pada janin mati yang sudah mengalami
maserasi. Pada janin dengan ukuran normal, terutama apabila selaput ketuban sudah pecah,
biasanya tidak terjadi perubahan presentasi. Mekanisme persalinan pada presentasi dahi hampir
serupa dengan presentasi muka. Oleh karenanya, janin kecil mungkin dapat dilahirkan vaginal
bila punggungnya berada diposterior.
Apabila presentasi dahi yang menetap dibiarkan berlanjut, maka akan terjadi molase
yang hebat sehingga diameter oksipitomental akan berkurangdan terbentuk caput succedaneum
didaerah dahi. Persalinan dapat berlangsung apabila molase tersebut membuat kepala bisa
masuk panggul. Saat lahir melalui pintu bawah panggul, kepala akan fleksi sehingga lahirkan
dahi, sinsiput, dan oksiput. Proses selanjutnya terjadi ekstensi sehingga lahirkan wajah.3

Penanganan
Sebagian besar presentasi dahi memerlukan pertolongan persalinan secara bedah sesar
untuk menghindari manipulasi vaginal yang sangat meningkatkan mortalitas perinatal. Apabila
presentasi didiagnosis pada persalinan awal dengan selaput ketuban yang utuh, observasi ketat
dapat dilakukan. Observasi ini dimakasudkan untuk menunggu kemungkinan perubahan
presentasi secara spontan. Pemberian stimulasi oksitosin pada kontraksi uterus yang lemah
harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan tidak boleh dilakukan bila tidak terjadi penurunan
kepala atau dicurigai adanya disproporsi kepala panggul. Presentasi dahi yang menetap atau
dengan selaput ketuban yang sudah pecahsebaiknya dilakukan bedah sesar untuk
melahirkannya.1

Prognosis
Bagi ibu : partus bisa menjadi lama dan lebih sulit, bisa menjadi robekan yang hebat
dan rupture uteri.
Bagi anak : mortalitas lebih tinggi

2.2 PRESENTASI MUKA


Letak muka adalah letak kepala dengan defleksi maksimal, hingga occiputnya
menegenai punggung dan muka kearah bawah. Pada presentasi muka terjadi hiperekstensi

5
kepala sehingga oksiput menempel pada punggung janin sehingga yang merupakan bagian
terendah janin adalah dagu.
Presentasi muka dapat terjadi dengan mento anterior atau mento posterior dalam
kaitannya dengan symphisis pubis.3

a. Presentasi muka mento posterior (dagu berada di belakang)


Pada janin atrem dengan presentasi muka mento posterior pervaginam terhalang akibat
bregma atau dahi tertahan oleh bagian belakang symphisis pubis dalam keadaan ini fleksi
kepala terhalang dan kepala janin tidak menyesuaikan diri dengan jalan lahir maka tidak dapat
lahir pervaginam.

b. Presentasi muka mento anterior


Bila dagu berada di anterior persalinan kepala dapat berlangsung pervaginam melalui
gerakan fleksi kepala, pada sejumlah kasus presentasi muka dagu posterior, dagu akan berputar
spontan ke anterior pada persalinan lanjut.2

Gambar I
Etiologi
Sebab yang terpenting ialah panggul sempit, anak yang besar, dan terjadinya ekstensi
yang penuh dari kepala janin. Yang teraba muka bayi = mulut, hidung, dan pipi. Secara lengkap
sebab-sebab dapat dibagi dalam 2 golongan:

6
a. Letak muka primer yang disebabkan oleh kelainan anak dan tak dapat
diperbaiki seperti:
1. Struma congenital
2. Kelainan tulang leher
3. Lilitan tali pusat yang banyak
4. Meningocele
5. Anencephal

b. Letak muka sekunder : dapat diperbaiki, anak normal:


1. kelainan pada panggul
2. Anak besar
3. Dinding perut kendor, hingga rahim jatuh kedepaan
4. Hydramnion

Mungkin juga letak defleksi dapat terjadi karena tonus otot-otot extensor anak lebih kuat dari
tonus otot-otot fleksor3.

Diagnosis
Diagnosis presentasi muka ditegakkan apabila pada pemeriksaan vaginal dapat diraba
mulut, hidung, tepi orbita, dan dagu. Penunjuk presentasi muka adalah dagu. Pada palpasi
abdomen kadang-kadang dapat diraba tonjolan kepala janin didekat punggung janin. Pada
waktu persalinan, sering kali muka menjadi edema, sehingga diagnosis dapat keliru perabaan
mulut mirip dengan perabaan pada anus. Sebanyak 49% kasus presentasi muka tidak
terdiagnosis sebelum kala II. Pada auskultasi DJJ jelas terdengar pada toraks janin. Gambaran
radiologi kepala yang hiperekstensi dengan tulang wajah pada atau dibawah pintu atas panggul
merupakan tanda yang khas3.

Mekanisme persalinan
Mekanisme persalinan presentasi muka serupa dengan persalinan presentasi belakang
kepala. Secara berurutan akan terjadi proses kepala mengalami penurunan (descent), rotasi
internal, fleksi, ekstensi, dan rotasi eksternal. Sebelum masuk panggul biasanya kepala janin
belum dalam sikap ekstensi maksimal, sehingga masih presentasi dahi. Ketika terjadi
penurunan kepala, tahanan dari panggul akan menyebabkan kepala lebih ekstensi sehingga

7
terjadi perubahan menjadi presentasi muka. Ketika masuk pintu atas panggul dagu dalam posisi
transversal atau obliq.
Pada pintu tengah panggul, rotasi internal terjadi. Tujuan rotasi internal ini adalah
membuat kepala agar dapat semakin memasuki panggul dengan cara mengubah posisi dagu
kearah anterior. Apabila dagu berputar kearah posterior, maka kepala akan tertahan oleh
sakrum sehingga kepala tidak mungkin turun lebih lanjut, dan terjadilah persalinan macet.
Pada janin yang sangat kecil atau sudah terjadi maserasi, bahu, dan kepala dapat secara
bersamaan masuk kedalam panggul, sehingga meskipun dagu diposteior kepala dapat
mengalami penurunan. Keadaan demikian tidak dapat terjadi pada janin seukuran cukup bulan.
Perputaran dagu ke arah anterior akan membuat kepala dapat memasuki pintu tengah panggul
dan dagu serta mulut muncul ke vulva. Pada keadaan demikian dagu bawahtepat berada
disimfisis.
Sesuai dengan arah sumbu panggul, gerakan selanjutnya adalah fleksi kepala sehingga
berturut-turut lahirkan hidung, mata, dahi, dan oksiput. Setelah kepala lahir, karena gaya
beratnya akan terjadi ekstensi kepala sehingga oksiput menekan kearah anus. Proses
selanjutnya adalahterjadi putaran eksternal pada kepala menyesuaikan kembali dengan arah
punggung janin3.

Penatalaksaan
1. Dagu anterior
a. Bila pembukaan lengkap
 Lahirkan dengan persalinan spontan pervaginam.
 Bila kemajuan persalinan lambat lakukan oksitosin drip.
 Bila kurang lancar, lakukan forcep.
b. Bila pembukaan belum lengkap
Tidak didapatkan tanda obtuksi, lakukan oksitosin drip. Lakukan evaluasi persalinan
sama dengan persalinan verteks

2. Dagu Posterior
 Bila pembukaan lengkap maka SC.
 Bila pembukaan maka lengkap, lakukan penilaian penurunan rotasi, dan kemajuan
persalinan, jika macet maka SC.
 Jika janin mati maka Kraniotomi.

8
Penanganan proses persalinan mengikuti pola seperti letak belakang kepala. Lamanya
proses persalinan biasanya juga mengikuti letak belakang kepala, tetapi terkadang ada juga
persalinannya yang memanjang. Selagi tidak ditemukan bahaya pada janin dan atau ibu maka
persalinan bisa diteruskan.
SC dilakukan jika persalinan macet/terhenti atau pola denyut jantung bayi yang tidak
baik. Angka kesuksesan letak muka lahir secara normal pervaginam sekitar 60-70%, sisanya
dilahirkan dengan SC. jika persalinan macet dengan pembukaan lengkap, maka dapat
dilakukan bantuan persalinan dengan cunam/forcep.
Trauma janin akibat persalinan normal letak muka berupa pembengkakan tenggorokan
dan kerongkongan bayi akan segera hilang sesaat setelah lahir. Pada kasus dengan tumor di
leher kadang diperlukan intubasi (memasukkan tube ke jalan nafas). Sehingga persalinan harus
selalu di dampingi oleh dokter anak.(pdf)

Prognosis
Letak muka dapat lahir spontan. Pada umumnya partus lebih lama, yang meninggikan
angka kematian janin, kemungkinan ruptura perinei lebih besar4.

2.3 PRESENTASI MAJEMUK


Presentasi majemuk adalah terjadinya prolaps satu atau lebih ekstremitas pada presentasi
kepala ataupun bokong. Kepala memasuki panggul bersamaan dengan kaki dan/atau tangan.
Presentasi majemuk juga dapat terjadi manakala bokong memasuki panggul bersamaan dengan
tangan. Dalam pengertian presentasi majemuk tidak termasuk presentasi bokong kaki,
presentasi bahu, atau prolaps tali pusat. Apabila bagian terendah janin tidak menutupi dengan
sempurna pintu atas panggul, maka presentasi majemuk dapat terjadi.

Faktor predisposisi
 prematuritas
 multiparitas
 panggul sempit
 kehamilan ganda
 pecahnya selaput ketuban dengan bagian terendah janin yang masih tinggi.
Jenis presentasi majemuk yang sering terjadi adalah kombinasi kepala dengan tangan atau
lengan

9
Diagnosis
Kemungkinan adanya presentasi majemuk dapat dipikirkan apabila terjadi kelambatan
kemajuan persalinan pada persalinan fase aktif, bagian terendah janin (kepala atau bokong)
tidak dapat masuk panggul terutama setelah terjadi pecah ketuban. Diagnosis presentasi
majemuk dibuat melalui periksa dalam vagina. Apabila pada presentasi kepala teraba juga
tangan/lengan dan/atau kaki atau apabila pada presentasi bokong teraba juga tangan/lengan,
maka diagnosis presentasi majemuk dapat ditegakkan.

Mekanisnme persalinan
Kelahiran spontan pada persalinan dengan presentasi majemuk hanya dapat terjadi
apabila janinya sangat kecil (sedemikian sehingga panggul dapat dilalui bagian terendah janin
bersamaan dengan ekstremitas yang menyertainya), atau apabila janin mati yang sudah
mengalami maserasi. Mekanisme persalinan dapat terjadi sebagaimana mekanisme persalinan
presentasi kepala atau presentasi bokong apabila terjadi reposisi baik secara spontan ataupun
melaui upaya.

Penanganan
Penanganan presentasi majemuk dimulai dengan menetapkan adanya prolaps tali pusat
atau tidak. Adanya prolaps tali pusat akan menimbulkan keadaaan emergency bagi janin, dan
penanganan dengan melakukan bedah sesar ditujukan untuk mengatasi akibat prolaps tali pusat
tersebut dari pada presentasi majemuknya. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah
presentasi janin, ada tidaknya prolaps tali pusat, pembukaan serviks, keadaan selaput ketuban,
kondisi dan ukuran janin, serta ada tidaknya kehamilan kembar. Bergantung pada keadaan-
keadaan tersebut persalinan dapat berlangsung vaginal atau pun abdominal.
Apabila tidak terjadi prolaps tali pusat, maka dilakukan pengamatan kemajuan
persalinan dengan seksama. Pada kasus-kasus presentasi majemuk dengan kemajuan
persalinan yang baik (fase aktif pembukaan serviks minimal 1cm/jam, atau pada kala 2 terjai
penurunan kepala), umumnya akan terjadi reposisi spontan. Setelah pembukaan lengkap,
dengan semakin turunnya kepala, maka ekstremitas yang prolaps akan tertinggal dan tidak
memasuki panggul. Selanjutnya pertolongan persalinan dilakukan sebagaimana biasanya.
Pada keadaan terjadinya kemajuan persalinan lambat atau macet (biasanya pada
pembukaan serviks praktis lengkap), dilakukan upaya reposisi ekstremitas yang prolaps.
Tekanan ekstremitas yang prolaps oleh bagian terendah janin (kepala atau bokong)
dilonggarkan dulu denga cara membuat ibu dalam posisi dada-lutut (knee chest position).

10
Apabila ketuban masih utuh dilakukan amniotomi terlebih dahulu. Dorong ekstremitas yang
prolaps kearah kranial, tahan hingga timbul his yang akan menekan kepala atau bokong
memasuki panggul. Seiring dengan turunnya bagian terendah janin, jari penolong dikeluarkan
perlahan-lahan. Keberhasilan upaya ini ditunjukkan denga tidak teraba lagi ekstremitas yang
prolaps. Apabila tindakan reposisi itu gagal, maka dilakukan bedah sesar untuk
melahirkannya.1

2.4 PRESENTASI BOKONG


Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki,
atau kombinasi keduanya. Atau dengan kepala difundus uteri dan bokong dibagian bawah
cavum uteri4.

Macam presentasi bokong:


1. Presentasi Bokong murni
2. Presentasi Bokong Kaki / bokong sempurna
3. Presentasi lutut
4. Presentasi Kaki

1. Presentasi bokong murni (frank breech presentation)


Bagian terbawah adalah bokong saja, sendi paha dan sendi lutut dalam keadaan ekstensi.
Presentasi bokong murni adalah yang tersering pada presentasi bokong

Gambar 2 (Presentasi bokong murni / frank breech presentation)

11
2. Presentasi Bokong Kaki (Complete breech presentation)
Bagian Terbawah adalah bokong, dengan kaki disampingnya, sendi paha dan sendi
lutut dalam keadaan ekstensi

Gambar 3.Presentasi bokong sempurna / complete breech presentation

Terbagi lagi menjadi 2:


- Presentasi bokong kaki sempurna : bagian terbawah ada bokong dan dua kaki
- Presentasi bokong kaki tidak sempurna : bagian terbawah ada bokong dan satu kaki

3. Presentasi Lutut
Bagian terbawah adalah lutut
Terbagi lagi menjadi 2:
 Presentasi lutut sempurna : bagian terbawah adalah kedua lutut
 Presentasi lutut tidak sempurna : bagian terbawah hanya ada satu lutut

4. Presentasi Kaki
Bagian terbawah adalah kaki

12
Gambar 4 Presentasi kaki

Terbagi lagi menjadi 2:


 Presentasi kaki sempurna : bagian terbawah adalah kedua kaki
 Presentasi kaki tidak sempurna : bagian terbawah hanya ada satu kaki

Faktor Predisposisi
 Faktor Ibu: kelainan bentuk rahim, multiparitas, riwayat presentasi sungsang, panggul
sempit, bentuk panggul platiloid/ android.
 Faktor Janin: prematuritas, malformasi congenital, polihidramnion, oligohidramnion,
kehamilan multiple hamil kembar, plasenta previa, implantasi di daerah kornu

Diagnosis
Pemeriksaan Abdomen
 Palpasi
Dengan perasat Leopold didapatkan:
Leopold I : Kepala janin yang keras dan bulat dengan balotemen menempati bagian
fundusuteri
Leopold II : Teraba punggung berada satu sisi dengan abdomen dan bagian-bagian kecil
berada pada sisi yang lain.
Leopold III : Bokong janin teraba di atas pintu atas panggul selama engagement belum
terjadi.
 Auskultasi
Denyut jantung janin biasanya terdengar paling keras pada daerah sedikit diatas

13
umbilikus, sedangkan bila ada engagement kepala janin, denyut jantung janin terdengar
dibawah umbilikus.
 Pemeriksaan dalam
Dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya
sakrum,kedua tuberositas ischiadicum dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus
dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan
ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih
sama dengan telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong janin mengalami edema,
sehingga kadang-kadang sulit membedakan bokong dengan muka karena jari yang
akan dimasukkan kedalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang
dimasukkan mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa hambatan. Pada
presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping
bokong,sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu kaki
disamping bokong.
 Pemeriksaan Penunjang.
Apabila masih ada keraguan harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan
ultrasonografik atau M.R.I. (Magnetic Resonance Imaging). Pada foto rontgen terlihat
bayangan kepala difundus.

Mekanisme persalinan
Kepala adalah bagian janin yang terbesar dan kurang elastis. Pada presentasi kepala,
apabila kepala dapat dilahirkan, maka bagian janin yang lainnya relatif mudah dilahirkan.
Tidak demikian halnya dengan presentasi bokong.
Bokong masuk PAP dengan garis pangkal paha melintang atau miring. Setelah masuk
dasar panggul terjadi putaran paksi dalam, sehingga diPBP trochanter depan berada dibawah
simfisis, fleksi lateral pada badan janin sehingga trochanter belakang melewati perineum dan
lahir seluruh bokong diikuti oleh kedua kaki.
Putaran paksi dalam bahu sehingga bahu depan berada dibawah simfisis dan bahu
belakang melewati perineum,saat ini kepala masuk panggul, putaran paksi dalam hingga
oksiput kearah simfisis hingga kepala lahir.3

14
Gambar 4
Penanganan
Karena kita tahu bahwa prognosa bagi anak tidak begitu baik, maka usahakan merubah
letak janin dengan versi luar. Tujuannya adalah untuk merubah letak janin menjadi letak
kepala.Hal ini dilakukan pada primi dengan kehamilan 34 minggu multi dengan usia kehamilan
36 minggu dan tidak ada panggul sempit, gamelli atau plasenta previa.
Dengan syarat :
 Pembukaan kurang dari 5 cm
 Ketuban masih ada
 Bokong belum turun atau masuk PAP

15
Persalinan pada presentasi bokong
a. Persalinan pervagina
1. Persalinan Spontan (spontan bracht)
Persalinan berlangsung dengan tenaga ibu sendiri , tanpa manipulasi penolong

Gambar 5 (Persalinan dengan spontan Bracht)

2. Ekstraksi Parsial
Ekstraksi parsial yaitu persalinan yang terjadi secara spontan sampai umbilikus,
tetapi selanjutnya dilakukan ekstraksi. Jadi janin lahir dengan kekuatan ibu, his, dan
tenaga penolong,misalnya dengan cara klasik, muller, mouritceau. Ekstraksi parsial
dilakukan jika persalinan spontan tidak berhasil, atau jika scapula inferior tidak
terlihat setelah ibu mengedan sebanyaki 2-3 kali. Dan ekstraksi total yaitu persalinan
yang terjadi dengan cara seluruh tubuh janin di ekstraksi oleh tenaga penolong
misalnya ekstraksi bokong dan ekstraksi kaki.

Fase persalinan pada ekstraksi parsial:


 Fase lambat
Fase dimana penolong menunggu dengan sabar lahirnya bokong sampai
umbilicus, setelah itu tali pusat dikendorkan
 Fase Cepat
Fase dimana penolong harus bertindak cepat, mulai dari lahirnya umbilicus
sampai lahirnya mulut, maksimal waktu adalah 8 menit
 Fase Lambat
Fase mulai dari lahirnya mulut, sampai berturut turut lahir hidung, dahi dan
seluruh kepala.

16
Cara melahirkan bahu dan lengan :
1. Cara Klasik (Deventer)
Prinsipnya adalah melahirkan bahu belakang terlebih dahulu. Untuk melahirkan bahu
belakang, kedua kaki dipegang dengan satu tangan, di tarik cunam ke atas sejauh
mungkin , dan tangan yang satu lagi melahirkan tangan belakang.

Gambar 6 ( Klasik Manuver)

2. Cara Muller
Prinsipnya adalah melahirkan bahu depan terlebih dahulu, kedua tangan penolong
memegang panggul bayi secara femuro-pelvik dan ditarik cunam ke bawah sampai
bahu depan lahir, kemudian ditarik ke atas untuk melahirkan bahu belakang

Gambar 7 ( Muller manuver)

3. Cara Lovset
Prinsipnya adalah melahirkan bahu depan dengan cara memutar badan janin 180
derajad, kemudian setelah bahu depan lahir, badan janin diputar lagi ke arah
berlawanan untuk melahirkan bahu belakang1

17
Gambar 8 (Lovset manuver)
4. Cara Bracht
Bokong ditangkap, tangan diletakan pada paha dan sakrum, kemudian janin ditarik
keatas. Biasanya hal ini dilakukan pada janin kecil dan multipara.

Gambar 9 (cara bracht)

5. Cara Potter
Dikeluarkan dulu lengan dan bahu depan dengan menarik janin kebawah dan
menekan dengan 2 jari pada scapula. Badan janin diangkat ke atas untuk melahirkan
lengan dan bahu belakang dengan menekan scapula belakang.

18
Gambar 10 (cara potter)

Melahirkan kepala
1. Mauriceau (veit smellie)
Masukkan jari-jari dalam mulut (muka mengarah ke kiri = jari kiri, mengarah ke kanan
= jari kanan). Letakan anak menunggang pada lengan sementara tangan lain memegang
tangan lain pada tenguk, lalu tarik kebawah sampai rambut dan kepala dilahirkan.
Kegunaan jari dalam mulut hanya untuk menambah fleksi kepala.

2. De Snoo
Tangan kiri menadah perut dan dada serta 2 jari diletakkan dileher. Tangan kanan
menolong menekan di atas semfisis. Perbedaannya dengan mauriceau ialah disini
tangan tidak masuk dalam vagina.
3. Wigand Martin Winckel
Satu tangan (kiri) dalam jalan lahir dengan telunjuk dalam mulut janin sedang jari
tengah dan ibu jari pada rahang bawah. Tangan lain menekan di atas simfisis atau
fundus.

19
4. Naujoks
Satu tangan memegang leher janin dari depan, tangan lain memengang leher pada bahu,
tarik janin ke bawah dengan bantuan dorongan dari atas simfisis.
5. Cara Praque terbalik
Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan muka janin
menghadap simfisis.Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan punggung
anak diletakkan diatas telapak tangan tersebut.Tangan penolong lain memegang
pergelangan kaki dan kemudian di elevasi keatas sambil melakukan traksi pada bahu
janin sedemikian rupa sehingga perut anak mendekati perut ibu.

b. Persalinan abdominal
Seksio sesarea bisa dipertimbangkan pada keadaan ibu yang primi tua, riwayat persalinan
yang jelek, riwayat kematian perinatal, curiga panggul sempit dan kontraksi uterus tidak
adekuat.

KELAINAN LETAK LINTANG


Pada letak lintang sumbu panjang anak tegak lurus atau hampir tegak lurus pada sumbu panjang
ibu. Pada letak lintang bahu menjadi bagian terendah, maka juga disebut presentasi
bahu atau presentasi akromion. Jika punggung terdapat sebelah depan
disebut dorsoanterior dan jika dibelakang disebut dorsoposterior.6

Etiologi
Penyebabnya yaitu : relaksasi dinding abdomen pada paritas tinggi , janin prematur, plasenta
previa, anatomi uterus yang abnormal, dan panggul sempit.

20
Diagnosis
Pada inspeksi tampak bahwa perut melebar ke samping dan fundus uteri rendah dari
biasa, hanya beberapa jari diatas pusat, pada kehamilan cukup bulan. Pada palpasi ternyata
bahwa fundus uteri maupun bagian bawah rahim kosong sedangkan bagian-bagian besar
(kepala dan bokong) teraba disamping di atas fossa illiaca. Pada auskultasi DJJ setinggi pusat
kanan atau kiri. Pada foto rotgen tampak janin dalam letak lintang.7

Penatalaksanaan
Persalinan aktif pada perempuan dengan janin posisi melintang biasanya merupakan
indikasi untuk pelahiran caesar. Sebelum persalinan atau pada awal persalinan dengan
membran membran yang intak. Usaha versi eksternal bermanfaat jika tidak ada komplikasi
lain. Jika kepala janin dapat dimanuever melalui manipulasi abdomen kedalam pelvis, kepala
harus tetap berada disana selama beberapa kontraksi selanjutnya dalam usaha untuk
memperbaiki kepala dalam panggul.8
Dengan pelahiran caesar, karena baik kaki maupun kepala janin tidak berada pada
segmen bawah uterus, insisi melintang rendah kedalam uterus dapat menyebabkan ekstraksi
janin yang sulit. Hal ini sangat benar pada presentasi dorsoanterior. Dengan demikian, biasanya
insisi vertikal diindikasikan.
Menurut EASTMAN dan GREENHILL
 Bila ada panggul sempit sc adalah cara yang terbaik dalam segala letak lintang dengan
anak hidup.
 Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan sc walaupun tidak ada
panggul sempit.10

Prognosa
 Bagi ibu : bahaya yang mengancam adalah ruptur uteri, baik spontan atau sewaktu versi
dan ekstrasi. Partus lama ketuban pecah dini dengan demikian mudah dapat infeksi
intrapartum.
 Bagi janin : angka kematian tinggi (25-40%) yang disebabkan oleh : prolaps
funiculi,trauma partus, hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus.10

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo Sarwono. Ilmu kebidanan. Edisi 4. Jakarta. Bina Pustaka. 2011,hal581-


598
2. Yuonne WC, Aaron BC. Management of labor and Delivery. Second edisi. 2016 .hal 127
3. Cunningham, Leveno dkk. Obstetri Williams. Edisi 23 vol I. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran ECG ; 2014 hal 495-565
4. Sastrawinata S. Obstetric Patologi Bagian Obstetri & Ginekologi fakultas Kedokteraan
Padjajaran Bandung . Edisi 1984. Bandung: Penerbit Buku Elstar offset . h.160-171
5. Kenneth JL . Manual Komplikasi Kehamilan William. Edisi 23. Jakarta. Penerbit buku
kedokteran. ECG ;2017 hal 140-151
6. Keith E. Obstetrics & Gynaecology. Edisi 8. 2012 hal 133
7. Sharshiner. Fetal Malpresentation and Malposition: Diagnosis and Managemant.2015
avaible at https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2907894
8. AS. Fetal Malpresentation.2007. avaible at https://www.obstetrics-gynaecology-
journal.com/article/S1751-7214%2807%2900142-X/abstract
9. Rachel A.Fetal Malpresentation and Malposition. Avaible at
https://www.obgyn.theclinics.com/S0889-8545%2817%2930113-4/pdf
10. Mochtar R. Sinopsis Obstetri. Edisi 3. Jakarta. Penerbit buku kedokteraN ECG;2011. Hal
237-251

22
SOAL
1. Ny Ina 24 tahun G2P1A0 dirujuk dari bidan ke rumah sakit. Saat VT dilakukan teraba
orbita dengan sinsiput bukaan sudah lengkap, namun kesulitan melakukan partus secara
sepontan sehingga dirujuk. Kesejahteraan janin dalam keadaan baik. Tanda vital ibu
stabil. Apa diagnosis yang tepat ?
a. Presentasi wajah
b. Presentasi dahi
c. Malposisi oksiput lintang
d. Malposisi oksiput posterior
e. Presentasi majemuk

2. Seorang perempuan berusia 23 tahun mengaku hamil 7 bulan datang melakukan kontrol
kehamilan. Berat badan sebelum hamil 45 kg dan tidak ada riwayat penyakit lainnya.
Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, ditemukan edema pada
kedua ekstremitas bawah, lain-lain dalam batas normal. Pada pemeriksaan Leopold
TFU 26 cm, punggung kanan, DJJ 140 x/menit regular, presentasi bokong. Hasil
pemeriksaan urinalisa: proteinuria (-). Apakah tatalaksana yang paling tepat?
a. Nifedipin
b. Antioksidan
c. Magnesium sulfat
d. Metildopa
e. Luminal

3. Seorang perempuan berusia 30 tahun G1P0A0 hamil aterm datang ke puskesmas


dengan keluhan mulas-mulas ingin melahirkan. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum
baik, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84x/menit, napas 20 x/menit, suhu afebris.
Pemeriksaan obstetrik his ada tapi tidak adekuat, teraba bagian keras melenting di
fundus uteri, punggung kanan, DJJ (+), teraba bagian lunak di atas simfisis, TBJ 3000
gram. Apakah presentasi janin pasien ini?
a. Letak memanjang
b. Letak lintang
c. Presentasi bokong
d. Presentasi kaki
e. Presentasi bahu

23
4. Ny Lina 26 tahun primigravida dengan usia kehamilan 36 minggu. Pasien datang ke
poli kandungan untuk kontrol rutin kehamilannya. Dilakukan pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal. Pada pemeriksaan leopold 1 bagian janin difundus uteri sulit
diindentifikasi, leopold 2 teraba keras dan balotemen pada sisi kanan dan teraba lunak
pada sisi kiri, dan pada leopold 3 bagian janin juga sulit ditentukan. Posisi janin yang
paling mungkin berdasarkan pemeriksaan tersebut adalah ?
a. Letak kepala
b. Letak kaki
c. Letak oblik
d. Letak lintang
e. Letak bokong

5. Ny Angel 27 tahun G3P2A0 hamil 34 minggu datang untuk kontrol kehamilan.


Riwayat persalinan pasiennya sebelumnya normal. Dari pemeriksaan leopold 1
perabaan keras, leopold 2 punggung disebelah kanan, leopold 3 perabaaan lunak. Pada
USG ditemukan posisi bokong janin berada diatas mulut rahim dengan kedua tungkai
atas dan bawah terlipat sempurna. Presentasi janin ini menurut hasil USG adalah
a. Incomplete breech
b. Complete breech
c. Frank breech
d. Presentasi sefalik
e. Transverse pregnancy

6. Seorang perempuan hamil 30-31 minggu G2P0A1 datang untuk kontrol kehamilan
untuk ketiga kalinya. Pemeriksaan sebelumnya pasien dan janin dalam keadaan normal.
Hasil pemeriksaan saat ini didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg, dari pemeriksaan
leopold didapatkan: bokong, TFU 28 cm, DJJ 150x/menit, protein urin (+) dan terdapat
edema ringan pada kedua kaki. Apakah diagnosis pasien ini?
a. Eklampsia
b. Preeklampsia
c. Preeklampsia dengan gejala berat
d. Superimposed preeclampsia
e. Hipertensi gestasional

24
7. Ny Kaila G3P2AO hamil 39 miggu datang dengan keluhan mulas sejak 6 jam yang lalu.
Pada pemeriksaan leopold didapatkan presentasi bokong dan bagian tubuh sudah masuk
pintu atas panggul. Tafsiran berat janin 2600 gram. Pemeriksaan dalam didapatkan
dilatasi servik 9 cm. Tindakan yg sebaiknya dilakukan ?
a. Versi luar
b. Versi dalam
c. SC
d. Induksi
e. Persalianan pervaginam

8. Ny Yuni G1P0A0 umur kehamilan 38 minggu datang untuk bersalin. Hasil


pemeriksaan leopold 1 teraba keras ballotemen (+) leopold 2 teraba punggung di
sebelah kanan. Leopold 3 teraba lunak ballotemen (-) USG kepala difundus, ekstremitas
superior fleksi kearah kepala, panggul dan kedua tungkai dalam keadaan ekstensi.
Presenstasi janin ini ?
a. Presentasi bokong murni
b. Presentasi bokong sempurna
c. Presentasi bokong kaki
d. Presentasi shoulder
e. Presentasi dahi

9. Ny Sutisna G2P1A0 hamil aterm dirujuk ke RS karena kala II memanjang sudah


dipimpin meneran selama 30 menit belum ada kemajuan . TTV dalam batas normal.
DJJ 10-9-10 , punggung kiri pembukaan lengkap , presentasi kepala hodge III .
Kontraksi 3-4 x dlm 10 menit durasi 50 detik . Apa tindakan yang tepat ?
a. Pimpin meneran ulang
b. Ekstraksi forcep
c. Sc cito
d. Ekstarksi vakum
e. Induksi dengan oksitosin drips

25
10. Wanit hamil mual muntah tanda tanda hiperemesis gravidarum hormon yang
menyebabkan keluhan adalah :
a. Estrogen dan HCG
b. FSH dan LH
c. Progesteron dan LH
d. Oksitosin
e. Prolaktin

26

Anda mungkin juga menyukai