PENERAPAN MATEMATIKA GASING Gampang ASyI PDF
PENERAPAN MATEMATIKA GASING Gampang ASyI PDF
PADA MATERI PENJUMLAHAN DUA DIGIT DENGAN DUA DIGIT UNTUK
SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR NEGERI CIHUNI II, KELAPA DUA,
TANGERANG
Wiwik Wiyanti1), Nur Safitri Wakhyuningsih2)
1,2 Program Studi Pendidikan Matematika STKIP SURYA
e‐mail: wiwik.wiyanti@stkipsurya.ac.id
ABSTRAK
Setiap tahun ajaran baru, di SDN Cihuni 2 masih ditemukan siswa baru yang tanpa melalui Taman Kanak‐
kanak (TK). Hal ini mengakibatkan, ketika proses kegiatan belajar mengajar dimulai, masih banyak siswa
yang belum mengerti tentang materi yang disampaikan oleh guru kelas. Siswa kelas 1 belum bisa
menjawab soal yang diberikan, misalkan 11 ditulis …, 6 10, 6 5 , 10 2 , 13 12 .
Siswa masih bertanya apa yang harus dilakukan kepada guru kelas. Dari permasalahan tersebut, peneliti
menggunakan Matematika GASING (Gampang, ASyIk, menyenaNGkan) untuk pembelajaran di SDN Cihuni
2. Proses belajar dengan Matematika GASING yaitu berawal dari sesuatu hal yang konkret, diarahkan ke
simbol‐simbol abstrak dan mencongak sebagai bentuk evaluasi. Dalam penelitian ini, digunakan dua kelas
yang sudah ada sebagai sampel yaitu kelas 1A sebagai kelas eksperimen dan kelas 1B sebagai kelas
control. Dari hasil post test dua kelas ini dianalisa nilai rata‐rata post testnya. Dengan menggunakan Uji U
Mann Whitney diperoleh hasil bahwa ada perbedaan rata‐rata nilai post test kelas eksperimen dengan
control. Dengan kata lain, pembelajaran dengan Matematika GASING dapat dipertimbangkan untuk
digunakan sebagai alternatif guru dalam mengajar kelas 1 SDN Cihuni 2.
Kata kunci: Eksperimen , Control, Matematika GASING, UMann Whitney
ABSTRACT
Every new year of academic, in “SDN Cihuni 2” found new students without Kindergarten process. This
causes when learning process begin, there were still many students who didn’t understand the material
present by class teacher. Students in first level couldn’t answer the questions given, for example 11 is written
…, 6 10, 6 5 , 10 2 , 13 12 . Students were still asked their class teacher what
should they do. Cause this problem, researchers used GASING math (Gampang AsyIk menyenaNGkan) for
learning in “SDN Cihuni 2”. Mathematics learning process with GASING math started from something that is
concrete, directed to the abstract symbols and “mencongak” as a form of evaluation. In this research used
two class for samples, 1A class used as experiment class and 1B control class. From post test result 1A and 1B
would analyzed. Used MannWhitney U test, there are difference post test mean of experiment and control
class. In other words, learning with GASING math can be using as an alternative to considered for teaching 1st
grade students in “SDN Cihuni 2”.
Keywords: Experiment, control, GASING Math, UMann Whitney.
PENDAHULUAN
Latar belakang pendidikan siswa Sekolah
Pendidikan Taman Kanak‐kanak Dasar (SD) yang beragam juga dapat ditemukan
merupakan salah satu bentuk pendidikan pra di SDN Cihuni 2. Sebagian besar siswa kelas 1
sekolah yang terdapat di jalur pendidikan SDN Cihuni 2 tanpa melalui TK, sehingga dalam
sekolah (PP No. 27 Tahun 1990). Sebagai menerima materi pelajaran, siswa yang tanpa
lembaga pendidikan pra‐sekolah, tugas utama melalui tahap TK cenderung lebih lambat
Taman Kanak‐kanak (TK) adalah mempersiapkan dibandingkan dengan siswa yang melalui tahap
anak dengan memperkenalkan berbagai TK, hal ini diamini oleh Ibu Mayarnis selaku guru
pengetahuan, sikap perilaku, keterampilan dan Kelas 1 SDN Cihuni 2. Ibu Mayarnis juga
intelektual agar dapat melakukan adaptasi mengatakan pada saat proses pembelajaran
dengan kegiatan belajar yang akan dihadapi Matematika, masih banyak siswa kelas 1 SDN
sesungguhnya di Sekolah Dasar (SD). Cihuni 2 yang belum bisa mengerjakan soal yang
diberikan guru kelas secara mandiri. Siswa kelas
1 SDN Cihuni 2 masih bertanya kepada guru kelas
Wiyanti, Wakhyuningsih
bagaimana cara mengerjakan soal matematika Dari hal tersebut di atas, akan dianalisa
yang diberikan. apakah ada perbedaan rata‐rata nilai post test
kelas 1A yang selama proses pembelajarannya
Pada saat siswa duduk dibangku kelas 1,
dengan Matematika GASING dan 1B yang selama
mengenal bilangan dan operasi penjumlahan
proses pembelajarannya dengan Metode
merupakan dasar dari pengetahuan dasar dari
konvensional.
Matematika untuk mempelajari Matematika
secara lebih lanjut (NCTM, 2000). Akan tetapi,
dalam kasus siswa kelas 1 SDN Cihuni 2 lebih RUMUSAN MASALAH
banyak siswa yang belum mampu mengerjakan
soal penjumlahan secara mandiri (berdasarkan Rumusan masalah dalam penelitian ini
observasi dan wawancara guru kelas). Hal adalah apakah ada perbedaan rata‐rata nilai post
tersebut diakibatkan karena siswa belum belajar test, kelas 1A (eksperimen) yang selama proses
secara bermakna, hal ini dapat diperkuat dalam pembelajaran sampai materi penjumlahan
(Jensen, 1998) yaitu kebermaknaan bilangan dua angka dengan dua angka
pembelajaran tidak akan tercapai jika menggunakan matematika GASING dengan 1B
pembelajaran tidak memiliki makna yang (control) yang secara konvensional.
mendalam, tidak menyentuh ke dalam hati dan
pribadi siswa.
2 Program Studi Pendidikan Matematika STKIP SURYA
PENERAP PAN MATEMA
ATIKA GASIN NG (Gampangg, ASyIk, meny yenaNGkan) PADA MATERI
PENNJUMLAHAN 2 DIGIT DENGGAN DUA DIG GIT UNTUK SIISWA KELAS 1 SEKOLAH D DASAR NEGERI
CIHUNI II, KELAPA DUAA, TANGERAN NG
hasilnya kurang dari 20, missalnya saja Gambarr 3. Contoh mengenal nilai bilangaan
dan sebagaiinya. menggunakan biji salak.
dengan m
Lanngkah untuk mencapai titik kritis 2.2. Penjumlahan
P n 2 Bilangan yang hasilny
ya
GASING materi
m penjummlahan ada 4 4 poin, yaitu a
antara 110
siswa harrus melewatti tangga pertama yaitu
Contoh:
mengenal bilangan 1‐10. Selanjuttnya tangga
kedua, siswwa harus men nguasai penjumlahan yang K
Kalau saya p
punya 3 biji salak, berap
pa
hasilnya 1‐10,
1 kemudian tangga ketiga
k siswa tambahh berapa sama dengan n 3? Dengaan
mengenal bilangan 11‐‐19, dan tanggga keempat menggu unakan biji saalak ditunjukk
kan bahwa 3 iitu
siswa maampu menghiitung penjum mlahan yang adalah 1 + 2, 2+1. Daan seterusnyaa sampai mah hir.
hasilnya 11‐19.
1 Diskrip
psi dari langkaah titik kritis Dapat juga dengan menggunakaan jari tangaan,
GASING yaang telah dijelaskan di atas dapat dilihat seperti pada gambar 4.
pada gamb bar 1.
Gambarr 4. Diskripsi menjumlahkaan dua bilangaan
1‐9 dengaan media jari ttangan.
Dan setterusnya.
P
Pada langkah ini, siswa ju
uga dikenalkaan
dengan pasangan 10 0. Dengan meenggunakan jaari
Gambar 1. Diskripsi tangga untu
uk mencapai siswa diminta
d untuk mengikuti dan bernyan nyi
titik kritis GASING. lagu paasangan 10 deengan irama yang
y digunakaan
adalah ““becak‐becak””.
2. Operasi Penjum
mlahan S Satu Sembbilan
SS
Unttuk dapat menjumlahkan
m n dua digit D Dua Delaapan
DD
ua digit, (Surrya, 2011), dapat diawali
dengan du T Tiga dan Tujuh
TT
dengan, E Empat dann Enam
EE
2.1. Men
ngenal Bilang
gan 110 L Lima dan Lima
LL
Unttuk menguassai teknik menghitung, S
Semua jumla ah sepuluh
dimulai deengan mengajaarkan dahulu jumlah jari. S
SS DD TT EE
E LL
Dengan n menggunaakan biji salak, guru
Contoh: menyeb butkan, kalau ibu punya dua biji salak, biiar
ni satu, ini satu
Ini satu , in u, ini dua, ini d
dua. jadi sep
puluh biji salaak, berarti diitambah berap
pa
lagi biji salaknya?. Lihhat gambar 5.
Gambar 2. Contoh mengenal nilaai bilangan
dengan jari.
Selaanjutnya pakkai kedua taangan untuk
menunjukkan berbagai nilai, misalkan untuk nilai Gambarr 5. Diskripsi belajar pasan
ngan 10 dengaan
2 menggun nakan jari telu
unjuk dan jarri tengah, jari menggun nakan biji salakk.
jempol dan jari telunjuk
k atau dengan n jari jempol S
Setelah pasaangan 10 mahir, baru
dengan jaari jempol dan
d seterusny ya. Lakukan dilanjuttkan dengan p
poin 2.3.
untuk bilaangan 3, 4, dan n 5 sampai mereka sangat
mahir. 2.3. M
Mengenal Bila
angan 1119.
Dalaam penelitiann ini juga diggunakan biji S
Sekarang massuk ke anak tangga ketigga,
salak sebaagai media belajar. Menunju ukkan 1 buah pada langkah ini guru u mengambil kertas dan bu uat
biji salak dan diikuti siswa (lihat gambar 3). 10 kotaak. Guru men ngatakan ini sepuluh (sisw
wa
Menunjukkan 4 buah salak kemu udian diikuti boleh menghitung satu per saatu). Kemudiaan
siswa (lihaat gambar 3). ambil satu
s kotak laggi dan guru mengatakan
m i
ini
satu, seetelah didekaatkan guru mengatakan
m i
ini
sebelas. Guru kemudian mengaatakan sebellas
Wiyanti, Wakhyuningsih
4 Program Studi Pendidikan Matematika STKIP SURYA
PENERAPAN MATEMATIKA GASING (Gampang, ASyIk, menyenaNGkan) PADA MATERI
PENJUMLAHAN 2 DIGIT DENGAN DUA DIGIT UNTUK SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR NEGERI
CIHUNI II, KELAPA DUA, TANGERANG
Untuk penjumlahan dengan 7 dan 6 juga 2.6. Penjumlahan Bilangan 2 Angka dengan
dengan konsep yang sama. Bilangan 2 Angka.
Titik kritis GASING pada penjumlahan Penjumlahan bilangan 2 digit dengan 2
adalah penjumlahan yang hasilnya antara 1 digit, misalkan:
sampai 20, sehingga sebelum siswa belajar 2 1
penjumlahan 2 digit dengan 2 digit diusahakan 1 4
siswa telah melewati titik kritis GASING dengan 3 5
baik.
1 8
2.5. Penjumlahan Bilangan, Dua Angka
dengan Satu Angka 2 3
+
1 41
Sebelum siswa belajar penjumlahan 3 1
bilangan dua angka dengan satu angka, siswa
1 + 2 = 3 (bertambah 1 karena 8 + 7 =15
mengenal dahulu bilangan 20 sampai dengan 99.
“lebih dari 10” sehingga puluhannya menjadi 4
Caranya sama ketika siswa mengenal bilangan 10
dan satuannya 5) diperoleh hasil 45.
sampai dengan 19. Kemudian siswa belajar
penjumlahan bilangan 2 angka dengan 1 angka
yang hasil penjumlahan satuannya kurang dari
METODE PENELITIAN
10. Contoh 12 + 6 = 14.
Contoh: Desain penelitian ini adalah Quasi
Eksperimen yaitu NonEquivalent Control Group
Siswa diminta menunjukkan biji salak sebanyak Design, diskripsi dari desain penelitian dapat
11 buah (10 biji salak masuk dalam 1 kantong dilihat pada tabel 1.
plastik) dan sebanyak 1 biji salak, ditambah 3 biji
salak. Siswa menggabungkan 1 biji salak dengan Tabel 1. Diskripsi NonEquivalent Control Group
3 biji salak, diperoleh 4 biji salak maka hasilnya Pretest posttest design.
adalah 1 kantong plastik (10 biji salak) dan 4 biji Kelas Pre tritmen Post
salak, yaitu 14 biji salak. test tes
Eksperimen
Penjumlahan bilangan 2 digit dengan
bilangan 1 digit yang hasil penjumlahan control
satuannya lebih dari 10. Keterangan:
Pre Test atau tes awal, yaitu tes yang
Contoh: diberikan kepada subyek penelitian
Guru berdialog dengan siswa, kalau ibu sekarang (siswa) sebelum dilakukannya tritmen
punya 1 plastik (masing‐masing plastik berisi 10 atau perlakuan.
biji salak) dan 5 biji salak, kemudian ibu tambah Post Test atau tes akhir, yaitu tes yang
lagi 8 biji salak. Nah sekarang coba berapa biji diberikan kepada subyek penelitian
salak yang ibu punya?. Siswa diingatkan 5 (siswa) setelah dilakukan tritmen atau
ditambah berapa biar jadi 10? Siswa menjawab 5, perlakuan.
sehingga diperoleh 10 biji salak yang dimasukkan Tritmen yang diberikan kepada subyek
ke dalam kantong plasti dengan 3 biji salak yang penelitian (siswa) dengan menggunakan
ada di luar kantong, sehingga diperoleh 2 Matematika GASING.
kantong plastik dan 3 biji salak, yaitu 23. Tritmen yang diberikan kepada subyek
Misalkan, untuk cara penulisannya sebagai penelitian (siswa) dengan menggunakan
berikut, metode konvensional.
15 Analisa data penelitian ini dengan
8 menggunakan statistika non parametrik, hal ini
+ dikarenakan syarat‐syarat untuk menggunakan
1
1 3 34 statistika parametrik tidak dipenuhi, salah
satunya adalah jumlah sampel kurang dari 30.
4 + 8 = 14 (lebih dari 10) sehingga
Dan oleh karena sampel yang digunakan bersifat
diperoleh 214 ( angka 1 didapatkan dari 14 yang
independen. Uji non parametrik yang digunakan
merupakan puluhan digabungkan dengan 2
adalah UMann Whitney.
puluhan, sehingga puluhannya menjadi 2 + 1 = 3)
maka diperoleh hasilnya adalah 34. Jangka waktu untuk meneliti adalah dua
minggu, dimulai dari 11 Februari 2013 dan
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2013 5
Wiyanti, Wakhyuningsih
,
Keterangan,
proporsi tingkat kesukaran.
Banyak siswa yang menjawab soal dengan
benar.
Jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes.
4) Hipotesis.
Hipotesis yang digunakan adalah,
:
Gambar 7. Alur penelitian. :
Keterangan :
Teknik Analisis data, H Hipotesis null, yaitu tidak ada perbedaan
1) Uji Validitas Instrumen. rata‐ rata sampel 1 dengan sampel 2.
H Hipotesis alternatif, yaitu ada perbedaan
(Arikunto, 2005), sebuah instrument rata‐rata sampel 1 dengan sampel 2
penelitian, dikatakan valid apabila mampu rata‐rata sampel 1.
mengukur apa yang akan diukur, dan untuk rata‐rata sampel 2.
mengetahui validitas dari instrumen penelitian
yang dibuat digunakan rumus korelasi product
moment,
6 Program Studi Pendidikan Matematika STKIP SURYA
PENERAPAN MATEMATIKA GASING (Gampang, ASyIk, menyenaNGkan) PADA MATERI
PENJUMLAHAN 2 DIGIT DENGAN DUA DIGIT UNTUK SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR NEGERI
CIHUNI II, KELAPA DUA, TANGERANG
Uji Kesamaan rata‐rata pada penelitian ini Tabel 2. Hasil posttest kelas control dan
menggunakan uji UMann Whitney, di mana eksperimen.
rumus umumnya,
(3.1)
(3.2)
Keterangan,
jumlah sampel kelas control
jumlah sampel kelas eksperimen.
jumlah jenjang pada sampel kelas control.
jumlah jenjang pada sampel kelas
eksperimen.
Kriteria pengambilan keputusan adalah,
Tolak jika , , dan terima
.
Pada tabel 2 yang ditunjukkan adalah
Terima jika , , dan tolak siswa yang mengikuti proses pembelajaran
. secara lengkap dari awal dimulainya penelitian
sampai akhir. Siswa yang tidak mengikuti proses
pembelajaran secara lengkap tidak dimasukkan
DISKUSI / PEMBAHASAN ke dalam tabel 2.
Dari nilai post‐test yang diperoleh
Dari analisis data instrument yang dianalisa dengan menggunakan Uji U‐Mann
diujikan, untuk uji validitas isi (Contentrelated Whitney, di mana hipotesis yang digunakan
evidence of validity) dari instrument yang adalah sebagai berikut,
digunakan adalah berdasarkan pertimbangan
para ahli, dan secara analisa data statistika : Tidak terdapat perbedaan rata‐rata nilai
diperoleh dari 10 soal yang digunakan untuk pre‐ antara siswa kelas eksperimen yang proses
test dan post‐test, dengan menggunakan korelasi pembelajarannya dengan menggunakan
product moment diperoleh dari 10 instrument matematika GASING dengan kelas control
yang dibuat menunjukkan valid dengan kisaran yang proses pembelajarannya menggunakan
angka antara 0,3 sampai dengan 0,6. Kemudian pembelajaran konvensional.
untuk uji reliabilitas dari instrument, : Ada perbedaan rata‐rata nilai antara siswa
menunjukkan nilai reliabilitas dari instrument kelas eksperimen yang proses
yang digunakan menunjukkan angka 0,497. pembelajarannya dengan menggunakan
Sedangkan untuk tingkat kesukaran instrument matematika GASING dengan kelas control
yang diujikan, diperoleh angka 0,2 sampai yang proses pembelajarannya menggunakan
dengan 0,62. pembelajaran konvensional.
Dari hasil post test yang telah diperoleh, Dari hasil perhitungan dengan
dengan perhitungan U‐Mann Whitney, diperoleh menggunakan UMann Whitney diperoleh nilai
hasil nilai posttest masing‐masing kelas dapat 64 70, sehingga
%; ,
dilihat pada tabel 2. tolak dan terima . Dengan kata lain ada
perbedaan rata‐rata nilai antara siswa kelas
eksperimen yang proses pembelajarannya
dengan menggunakan matematika GASING
dengan kelas control yang proses
pembelajarannya menggunakan pembelajaran
konvensional.
Secara rata‐rata dapat dilihat pada gambar 8.
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2013 7
Wiyanti, Wakhyuningsih
8 Program Studi Pendidikan Matematika STKIP SURYA