Abstrak - Telah dilakukan penelitian tentang penentuan adanya senyawa Triterpenoid dan uji aktivitas biologis pada
beberapa spesies tanaman obat tradisional masyarakat pedesaan Bengkulu. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu tahap
satu penentuan adanya senyawa Triterpenoid pada bagian tanaman dengan menggunakan pereaksi Liebermann-Burchard dan
tahap dua, uji aktivitas biologis (bioassay) dengan uji Brine Shrimp menggunakan hewan uji Arthemia salina Leach terhadap
ekstrak bagian tanaman yang mengandung banyak dan sangat banyak senyawa Triterpenoid. Dari penelitian yang dilakukan
telah diketahui sebanyak 34 spesies tanaman obat tradisional masyarakat pedesaan Bengkulu mengandung senyawa
Triterpenoid dan tidak semua bagian tanaman mengandung senyawa Triterpenoid. Hasil uji aktifitas biologis menunjukkan
bahwa dari 8 ekstrak bagian tanaman yang diuji, diketahui semuanya mempunyai harga LC 50 < 1000 ppm, berarti ekstrak
kasar yang mengandung Triterpenoid tersebut mempunyai aktivitas biologis.
Triterpenoid dalam bagian tumbuhan adalah dengan 1. Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi
menggunakan pereaksi Liebermann- Burchard [1], pisau potong, lumpang porselin dan penumbuk, pipet
sedangkan untuk mengetahui adanya keaktifan biologis tetes, pelat tetes, tabung reaksi, gelas ukur, tempat
dari ekstrak bagian tanaman yang mengandung senyawa penetasan Arthemia salina, seperangkat alat ekstraksi
Triterpenoid dapat dilakukan dengan uji Brine Shrimp sokhlet dan labu takar.
menggunakan hewan uji Arthemia Salina Leach [3]. 2. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini
meliputi sampel tanaman obat, kloroform, asam sulfat
Sejak dahulu, masyarakat pedesaan Propinsi Bengkulu pekat, asam asetat anhidrat, Brine shrimp egg, DMSO,
sudah menggunakan obat-obatan tradisional untuk metanol, akuades, dan garam.
mengatasi berbagai penyakit. Meskipun perkembangan
sistem dan cara pengobatan moderen telah maju pesat, Sedangkan metode penelitian meliputi:
namun pengobatan tradisional masih tetap mendapat
tempat di dalam masyarakat pedesaan. Obat-obatan a. Penentuan Adanya Senyawa Triterpenoid Pada
tradisional sebagai sarana penyembuhan berbagai Bagian Tanaman Obat Tradisional.
penyakit, telah diwarisi secara turun-temurun dan telah
Pada penelitian ini dikumpulkan beberapa spesies
menunjukkan bukti keampuhannya yang dapat diakui
tanaman obat tradisional yang biasa dipergunakan oleh
keberadaan dan kebenarannya sampai sekarang [4].
masyarakat pedesaan Propinsi Bengkulu. Bagian yang
diambil meliputi akar, batang , daun, bunga dan buah.
Sampai saat ini, belum banyak informasi tentang adanya
Masing-masing spesies dimasukkan ke dalam kantong
kandungan senyawa metabolit sekunder khususnya
plastik yang berbeda, kemudian dilakukan identifikasi
Triterpenoid pada tanaman yang dipergunakan sebagai
adanya senyawa Triterpenoid sebagai berikut :
ramuan obat tradisional masyarakat pedesaan Bengkulu.
Oleh karena itu perlu ditingkatkan penelitian-penelitian di
Sebanyak 4 gram sampel segar (bagian tanaman dapat
bidang kimia, khususnya kimia organik bahan alam,
berupa akar, daun, kulit batang, bunga atau buah) digerus
sehingga akan memperkaya informasi di bidang tersebut.
dalam lumpang porselin dan dilarutkan dengan kloroform
sebanyak 10 ml. Filtrat yang dihasilkan dipindahkan ke
Informasi tentang adanya tanaman yang mengandung
dalam pelat tetes dan dibiarkan sampai menguap
senyawa Triterpenoid serta adanya keaktifan biologis dari
pelarutnya. Kemudian ke dalamnya ditambahkan pereaksi
beberapa tanaman obat tradisional masyarakat pedesaan
Liebermann-Burchard (1 tetes asam sulfat pekat dan 3
Bengkulu dapat memberikan sumbangan yang positif di
tetes asam asetat anhidrat). Uji positif jika timbul warna
bidang dunia kesehatan. Selain itu informasi tersebut dapat
merah, merah jambu atau ungu. Untuk mengetahui banyak
memberikan data dasar bagi peneliti selanjutnya yang
sedikitnya kandungan Triterpenoid dalam bagian tanaman,
tertarik untuk melakukan penelitian di bidang senyawa
digunakan biji mahoni sebagai pembanding yang telah
Triterpenoid.
diketahui banyak mengandung senyawa riterpenoid (+++).
Apabila sampel menunjukkan warna yang lebih pekat dari
Berdasarkan pada latar belakang di atas maka penelitian
pembanding diberi tanda (++++), bila intensitas warnanya
ini bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa
lebih kecil dari pembanding diberi tanda (++) atau (+) dan
Triterpenoid dan menentukan adanya aktivitas biologis
sampel yang tidak menunjukkan adanya Triterpenoid
beberapa tanaman yang mengandung banyak senyawa
diberi tanda (-) [5].
Triterpenoid pada beberapa spesies tanaman obat
tradisional masyarakat pedesaan Propinsi Bengkulu.
b. Uji Aktivitas biologis (bioassy) dengan uji Brine
Shrimp
3. Metode Penelitian
Untuk keperluan bioassay, maka bagian tanaman yang
Dalam penelitian ini digunakan alat dan bahan sebagai banyak mengandung Triterpenoid diekstrak dengan
berikut: pelarut metanol. Ekstrak yang diperoleh diuapkan
118 Eni Widiyati / Jurnal Gradien Vol. 2 No. 1 Januari 2006 :116-122
pelarutnya sehingga diperoleh ekstrak kental yang siap pereaksi Liebermann-Burchard dibandingkan dengan
untuk bioassay. Adapun pelaksanaan bioassay adalah intensitas warna yang terjadi pada ekstrak biji mahoni
sebagai berikut : sebanyak 500 ml larutan garam yang ditambah pereaksi Liebermann-Burchard. Digunakan
dimasukkan ke dalam wadah sebagai tempat penetasan biji mahoni sebagai pembanding karena di dalamnya
yang dibuat terdiri dari dua bagian yaitu separo bagian terkandung banyak senyawa Triterpenoid yang diberi
tertutup dan separo bagian lain dibiarkan terbuka. tanda (+++). Hasil penelitian menunjukkan, intensitas
Dimasukkan ke dalamnya Brine shrimp eggs secukupnya, warna yang dihasilkan oleh beberapa bagian tanaman
kemudian ditempatkan di bawah sinar lampu yang diberi berbeda-beda, hal ini berarti kandungan Triterpenoid
airasi. dalam bagian tanaman juga bervariasi, mulai dari (+)
berarti sedikit, (++) berarti cukup banyak, (+++) berarti
Setelah telur menetas, larva akan bergerak bebas. banyak dan (++++) sangat banyak mengandung senyawa
Ditunggu selama 2 hari sampai tumbuh menjadi larva Triterpenoid.
dewasa. Kemudian disiapkan larutan sampel yaitu larutan
ekstrak bagian tanaman yang mengandung Triterpenoid, Dari hasil penelitian tersebut juga dapat diketahui ada
dengan konsentrasi 10 ppm, 100 ppm, dan 1000 ppm. Ke beberapa bagian tanaman yang memberikan hasil negatif,
dalam 3 buah tabung reaksi masing-masing dimasukkan yang berarti tidak semua bagian tanaman mengandung
larutan sampel dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 10 senyawa Triterpenoid. Hal ini sesuai dengan teori yang
ppm, 100 ppm dan 1000 ppm serta satu tabung (tabung ke mengatakan bahwa senyawa metabolit sekunder, salah
empat) diisi larutan blanko sebagai kontrol. Pada setiap satunya adalah senyawa Triterpenoid tidak disebarkan
tabung yang telah diisi larutan sampel dan larutan blanko secara universal ke seluruh bagian tanaman [1]. Sampai
di atas dimasukkan sebanyak 10 individu larva shrimp. saat ini telah dilakukan analisis untuk menentukan adanya
senyawa Triterpenoid terhadap beberapa spesies tanaman
Pengamatan dilakukan setelah 24 jam untuk mengetahui obat tradisional masyarakat pedesaan Bengkulu. Hasil
adanya larva shrimp yang mati. Percobaan tersebut penelitian menunjukkan 34 spesies tanaman positif
diulangi sebanyak tiga kali. Data yang diperoleh kemudian mengandung senyawa Triterpenoid. Daftar beberapa
dihitung harga LC50 nya dengan menggunakan program spesies tanaman yang mengandung senyawa Triterpenoid
Finney’s Probit Analysis [6] atau analisis probit dan terdapat di tabel 1.
persamaan regresi linier [7] . Apabila harga LC 50 ≤ 1000
ppm, berarti ekstrak sampel yang dianalisis mempunyai Dari tabel 1 terlihat sebagian besar bagian tanaman yang
aktivitas biologis [2]. biasa digunakan oleh masyarakat pedesaan Bengkulu
untuk mengobati jenis penyakit tertentu ternyata
4. Hasil Dan Pembahasan mengandung senyawa Triterpenoid. Kandungan
Triterpenoid yang terdapat pada bagian tanaman obat
1. Penentuan Adanya Senyawa Triterpenoid Pada tradisional yang digunakan juga bervariasi yaitu ada yang
beberapa Spesies Tanaman Obat Tradisional sedikit (+), cukup banyak (++), banyak (+++) dan sangat
Masyarakat Pedesaan Bengkulu
banyak (++++). Namun ada juga bagian tanaman yang
tidak mengandung senyawa Triterpenoid tetapi sering
Untuk mengetahui adanya senyawa Triterpenoid pada
digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan tradisional.
tanaman dapat dilakukan dengan menambahkan pereaksi
Kemungkinan, bagian tanaman tersebut mengandung
Lieberman-Burchard yang terdiri dari asam sulfat pekat
senyawa metabolit sekunder selain Triterpenoid seperti
dan asam asetat anhidrat. Jika pada bagian tanaman yang
alkaloid, steroid atau flavonoid. Ada juga bagian tanaman
dianalisis mengandung senyawa Triterpenoid, maka
yang banyak mengandung senyawa Triterpenoid namun
ekstrak bagian tanaman yang diuji menunjukkan terjadi
belum dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional.
perubahan warna yaitu warna merah, merah jambu atau
ungu. Untuk mengetahui seberapa banyak kandungan
Data tabel 1 tersebut dapat berubah dengan bertambahnya
Triterpenoid yang terdapat pada bagian tanaman, maka
penelitian-penelitian tentang penentuan adanya senyawa
intensitas warna yang ditimbulkan pada penambahan
Eni Widiyati / Jurnal Gradien Vol. 2 No. 1 Januari 2006 :116-122 119
Daftar Pustaka
Tabel 1. Daftar beberapa spesies tanaman obat tradisional masyarakat pedesaan Bengkulu yang mengandung
senyawa Triterpenoid
Bagian yang mengandung Bagian yang digunakan
No Nama daearah/Latin/famili
Triterpenoid / kadar sebagai obat /khasiatnya
1 Kamboja / Plumeria acuminata Kulit batang (+), bunga (+) Getah untuk bengkak
/apocynaceae
2 Kapuk/randu / Caiba petrandra Daun (+++), kulit batang (+) Daun untuk obat bengkak
/bombaceae
3 Selasih / ocinum bacilicum Akar (+++), daun (+), batang ( Daun untuk bengkak,
+), bunga (+++), akar (+++) campak
4 Mengkudu/ Morinda citrifolis / Daun (++++), kulit batang Daun untuk mencret
(+++) , buah (++++) Buah untuk amandel,
cacingan
5 Kunyit/ Curcuma domestica / zingiberaceae Daun ( +) , umbi (+++) Daun untuk bisul,
Rimpang untuk kurang
darah
6 Kangkung/ Ipomea reptans Akar (++), daun (+), batang (+) Akar untuk wasir
7 Sirsak / Anona muricata / annonaceae Kulit buah,(+), buah (++) Daun untuk asma
8 Sirih / piper betle / piperaceae Daun (+), akar (++) Daun untuk bisul, hidung
berdarah,
Batang untuk batuk
9 Serai / Andropogon nardus / gramineae Daun (+), akar (++) Batang untuk batuk
10 Jeruk nipis/ Citrus aurantifolia/ rutaceae Daun ( +), buah (+) Daun untuk batuk
11 Kemuning / Murraya paniculata Daun (++), kulit batang (+++), Daun untuk batuk, encok
buah (+++)
12 Jarak pagar/ Jatropa curcar Daun (+), kulit batang (+) Daun untuk mencret
13 Melati/ Jasminum sambac/ Oleaceae Bunga (++) Daun, bunga untuk campak
14 Daun anjuang/ Cordyline terminalis/ Daun (+++), kulit batang (+) Daun untuk campak
15 Jagung/ Zea mais, Linn/ graminae Kulit batang (++), rambut (+) Rambut untuk darah tinggi
16 Jambu biji/ Psidium guajava, Linn / Daun (+), buah (+) Daun untuk desentri
17 Kecubung/ Datura metel / solanaceae Bunga (++) Daun untuk encok
18 Singkong/ Manihot utilissima, Pohl/ Daun (+++), kulit batang (+) Daun untuk encok
19 Kumis kucing / Orthosiphon stamineus/ Daun (+), batang (++), bunga Daun untuk kencing batu
(+++)
20 Kemiri / Aleurites moluccana, Willd/ Daun (+), kulit batang (+++) Untuk kudis, borok, terkilir
21 Keji beling / Strobilanthes crispus/ Kulit batang (+) Untuk kencing batu
acanthaceae
22 Temu lawak / curcuma xanthorrhiza, Roxb / Daun (+), rimpang (+++) Rimpang untuk kencing
batu
23 Alang-alang / Imperata cylindrica, beav / Daun (+) Akar untuk obat kencing
gramineae manis
24 Lengkuas / Alpiniaofficinarum hance / Daun (+), batang (+) , rimpang Rimpang untuk panu
zingiberaceae (++)
25 Alpokat / Parsea americana, Mill/ lauraceae Kulit batang (+) Daun untuk sakit buah
pinggang, darah tinggi
26 Dadap / Erythrina orientalis / Daun (++), kulit batang (+) Daun untuk sakit buah
pinggang
27 Lamtoro / Leucaena glauca / leguminosae Daun (+), kulit batang (+), Untuk cacingan
bunga (+), buah (++), kulit
buah (+)
28 Jahe / Zingiber officinale / zingiberaceae Daun (+), umbi (+++), akar (+) Rimpang untuk masuk
angin
29 Jeruk purut / Citrus hystrix, D.C. / rutaceae Daun (+++) Untuk haid tidak teratur
30 Kencur / Kaemphera galanga, L / Daun (+) Untuk kencing manis
31 Pule (pelawi)/ Alstonia scholaris/ Kulit batang (++++), daun Kulit batang untuk kencing
apocynaceae (++++), getah (+++) manis
122 Eni Widiyati / Jurnal Gradien Vol. 2 No. 1 Januari 2006 :116-122
32 Pepaya / Carica papaya / caricaceae Daun (+), batang (+), akar (+), Daun untuk malaria,
buah (+) bunga (++) Getah untuk kulit
33 Jarak (ginje)/ thevetio peruviana / Daun (+), kulit batang (+++), Daun untuk penurun panas
apocynaceae bunga (+++), kulit buah (+++),
biji (++++)
34 Asam jawa / tamarindus indica , L, / Kulit batang (+) Penambah nafsu makan,
Keterangan :
(+) = sedikit Triterpenoid
(++) = cukup banyak Triterpenoid
(+++) = mengandung banyak Triterpenoid
(++++) = mengandung sangat banyak
Sumber : [4], [8], [9] dan [10].
Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Biologis terhadap ekstrak bagian tanaman obat tradisional yang banyak dan sangat
banyak mengandung senyawa Triterpenoid
Prosentasi kematian
Nama Tumbuhan (daerah/latin), bagian yang Arthemia salina (%)
No LC -50
diekstrak.
10 ppm 100 ppm 1000 ppm
1 Anjuang /Cordyline terminalis / daun 0 30 100 442,70
2 Pule / Alstonia Scholaris /daun 3,33 50 100 356,22
3 Serai / Andropogon nardus / daun 100 100 100 <10
4 Jeruk purut / Citrus hystrix, D.C. / daun 50 100 100 < 10
5 Sirih / Piper betle / daun 0 23,33 100 429,74
6 Jambu biji / Psidium guajava, Linn / daun 16,66 26,66 50 988,69
7 Kemiri /Aleurites moluccana, Willd / kulit batang 76,66 96,66 96,66 < 10
8 Kapok randu/ daun 23,33 20 83,33 490,50