Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Gradien Vol.2 No.

1 Januari 2006 : 116-122

Penentuan Adanya Senyawa Triterpenoid


Dan Uji Aktivitas Biologis Pada Beberapa Spesies
Tanaman Obat Tradisional Masyarakat Pedesaan Bengkulu
Eni Widiyati
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu, Indonesia

Diterima 6 Desember 2005; disetujui 25 Desember 2005

Abstrak - Telah dilakukan penelitian tentang penentuan adanya senyawa Triterpenoid dan uji aktivitas biologis pada
beberapa spesies tanaman obat tradisional masyarakat pedesaan Bengkulu. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu tahap
satu penentuan adanya senyawa Triterpenoid pada bagian tanaman dengan menggunakan pereaksi Liebermann-Burchard dan
tahap dua, uji aktivitas biologis (bioassay) dengan uji Brine Shrimp menggunakan hewan uji Arthemia salina Leach terhadap
ekstrak bagian tanaman yang mengandung banyak dan sangat banyak senyawa Triterpenoid. Dari penelitian yang dilakukan
telah diketahui sebanyak 34 spesies tanaman obat tradisional masyarakat pedesaan Bengkulu mengandung senyawa
Triterpenoid dan tidak semua bagian tanaman mengandung senyawa Triterpenoid. Hasil uji aktifitas biologis menunjukkan
bahwa dari 8 ekstrak bagian tanaman yang diuji, diketahui semuanya mempunyai harga LC 50 < 1000 ppm, berarti ekstrak
kasar yang mengandung Triterpenoid tersebut mempunyai aktivitas biologis.

Kata kunci: Triterpenoid; Liebermann-Burchard; bioassy

1. Pendahuluan Tanaman dikenal banyak mengandung senyawa-senyawa


kimia khususnya senyawa metabolit sekunder. Salah satu
Saat ini dunia farmasi dan kedokteran telah berkembang senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam
pesat, sehingga sudah banyak dibuat dan dipakai tanaman adalah senyawa Triterpenoid. Senyawa tersebut
berbagai jenis obat-obatan yang diproduksi oleh pabrik- dapat dijumpai pada bagian akar, batang, daun, buah
pabrik farmasi. Oleh karena sebagian besar bahan baku maupun biji tanaman.
untuk pembuatan obat-obatan tersebut masih diimport dari
luar negeri, maka mengakibatkan harganya menjadi mahal Triterpenoid adalah senyawa metabolid sekunder yang
dan kadang-kadang tidak terjangkau oleh sebagian kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan
masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan. Adanya diturunkan dari hidrokarbon C 30 asiklik , yaitu skualena.
krisis moneter dan krisis ekonomi yang berkepanjangan di Senyawa ini berbentuk siklik atau asiklik dan sering
Indonesia akhir-akhir ini membuat harga obat-obatan memiliki gugus alkohol, aldehida, atau asam karboksilat
produksi pabrik menjadi semakin mahal dan semakin tidak [1]. Sebagian besar senyawa Triterpenoid mempunyai
terjangkau lagi oleh masyarakat kecil. Untuk mengatasi kegiatan fisiologi yang menonjol sehingga dalam
permasalahan tersebut maka perlu digalakkan penggunaan kehidupan sehari-hari banyak dipergunakan sebagai obat
obat-obatan tradisional, khususnya yang dibuat dari seperti untuk pengobatan penyakit diabetes, gangguan
ramuan tanaman. Tanaman, khususnya tanaman obat menstuasi, patukan ular, gangguan kulit, kerusakan hati
tradisional mudah diperoleh karena dapat ditanam sendiri dan malaria. Sedang bagi tumbuhan yang mengandung
di pekarangan rumah, selain itu tanaman (tumbuhan) senyawa Triterpenoid terdapat nilai ekologi karena
merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui senyawa ini bekerja sebagai anti fungus, insektisida, anti
sehingga tidak akan mengalami kepunahan apabila pemangsa, anti bakteri dan anti virus [2]. Uji kimia yang
dilestarikan. dapat dilakukan untuk mengetahui adanya senyawa
Eni Widiyati / Jurnal Gradien Vol. 2 No. 1 Januari 2006 :116-122 117

Triterpenoid dalam bagian tumbuhan adalah dengan 1. Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi
menggunakan pereaksi Liebermann- Burchard [1], pisau potong, lumpang porselin dan penumbuk, pipet
sedangkan untuk mengetahui adanya keaktifan biologis tetes, pelat tetes, tabung reaksi, gelas ukur, tempat
dari ekstrak bagian tanaman yang mengandung senyawa penetasan Arthemia salina, seperangkat alat ekstraksi
Triterpenoid dapat dilakukan dengan uji Brine Shrimp sokhlet dan labu takar.
menggunakan hewan uji Arthemia Salina Leach [3]. 2. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini
meliputi sampel tanaman obat, kloroform, asam sulfat
Sejak dahulu, masyarakat pedesaan Propinsi Bengkulu pekat, asam asetat anhidrat, Brine shrimp egg, DMSO,
sudah menggunakan obat-obatan tradisional untuk metanol, akuades, dan garam.
mengatasi berbagai penyakit. Meskipun perkembangan
sistem dan cara pengobatan moderen telah maju pesat, Sedangkan metode penelitian meliputi:
namun pengobatan tradisional masih tetap mendapat
tempat di dalam masyarakat pedesaan. Obat-obatan a. Penentuan Adanya Senyawa Triterpenoid Pada
tradisional sebagai sarana penyembuhan berbagai Bagian Tanaman Obat Tradisional.
penyakit, telah diwarisi secara turun-temurun dan telah
Pada penelitian ini dikumpulkan beberapa spesies
menunjukkan bukti keampuhannya yang dapat diakui
tanaman obat tradisional yang biasa dipergunakan oleh
keberadaan dan kebenarannya sampai sekarang [4].
masyarakat pedesaan Propinsi Bengkulu. Bagian yang
diambil meliputi akar, batang , daun, bunga dan buah.
Sampai saat ini, belum banyak informasi tentang adanya
Masing-masing spesies dimasukkan ke dalam kantong
kandungan senyawa metabolit sekunder khususnya
plastik yang berbeda, kemudian dilakukan identifikasi
Triterpenoid pada tanaman yang dipergunakan sebagai
adanya senyawa Triterpenoid sebagai berikut :
ramuan obat tradisional masyarakat pedesaan Bengkulu.
Oleh karena itu perlu ditingkatkan penelitian-penelitian di
Sebanyak 4 gram sampel segar (bagian tanaman dapat
bidang kimia, khususnya kimia organik bahan alam,
berupa akar, daun, kulit batang, bunga atau buah) digerus
sehingga akan memperkaya informasi di bidang tersebut.
dalam lumpang porselin dan dilarutkan dengan kloroform
sebanyak 10 ml. Filtrat yang dihasilkan dipindahkan ke
Informasi tentang adanya tanaman yang mengandung
dalam pelat tetes dan dibiarkan sampai menguap
senyawa Triterpenoid serta adanya keaktifan biologis dari
pelarutnya. Kemudian ke dalamnya ditambahkan pereaksi
beberapa tanaman obat tradisional masyarakat pedesaan
Liebermann-Burchard (1 tetes asam sulfat pekat dan 3
Bengkulu dapat memberikan sumbangan yang positif di
tetes asam asetat anhidrat). Uji positif jika timbul warna
bidang dunia kesehatan. Selain itu informasi tersebut dapat
merah, merah jambu atau ungu. Untuk mengetahui banyak
memberikan data dasar bagi peneliti selanjutnya yang
sedikitnya kandungan Triterpenoid dalam bagian tanaman,
tertarik untuk melakukan penelitian di bidang senyawa
digunakan biji mahoni sebagai pembanding yang telah
Triterpenoid.
diketahui banyak mengandung senyawa riterpenoid (+++).
Apabila sampel menunjukkan warna yang lebih pekat dari
Berdasarkan pada latar belakang di atas maka penelitian
pembanding diberi tanda (++++), bila intensitas warnanya
ini bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa
lebih kecil dari pembanding diberi tanda (++) atau (+) dan
Triterpenoid dan menentukan adanya aktivitas biologis
sampel yang tidak menunjukkan adanya Triterpenoid
beberapa tanaman yang mengandung banyak senyawa
diberi tanda (-) [5].
Triterpenoid pada beberapa spesies tanaman obat
tradisional masyarakat pedesaan Propinsi Bengkulu.
b. Uji Aktivitas biologis (bioassy) dengan uji Brine
Shrimp
3. Metode Penelitian
Untuk keperluan bioassay, maka bagian tanaman yang
Dalam penelitian ini digunakan alat dan bahan sebagai banyak mengandung Triterpenoid diekstrak dengan
berikut: pelarut metanol. Ekstrak yang diperoleh diuapkan
118 Eni Widiyati / Jurnal Gradien Vol. 2 No. 1 Januari 2006 :116-122

pelarutnya sehingga diperoleh ekstrak kental yang siap pereaksi Liebermann-Burchard dibandingkan dengan
untuk bioassay. Adapun pelaksanaan bioassay adalah intensitas warna yang terjadi pada ekstrak biji mahoni
sebagai berikut : sebanyak 500 ml larutan garam yang ditambah pereaksi Liebermann-Burchard. Digunakan
dimasukkan ke dalam wadah sebagai tempat penetasan biji mahoni sebagai pembanding karena di dalamnya
yang dibuat terdiri dari dua bagian yaitu separo bagian terkandung banyak senyawa Triterpenoid yang diberi
tertutup dan separo bagian lain dibiarkan terbuka. tanda (+++). Hasil penelitian menunjukkan, intensitas
Dimasukkan ke dalamnya Brine shrimp eggs secukupnya, warna yang dihasilkan oleh beberapa bagian tanaman
kemudian ditempatkan di bawah sinar lampu yang diberi berbeda-beda, hal ini berarti kandungan Triterpenoid
airasi. dalam bagian tanaman juga bervariasi, mulai dari (+)
berarti sedikit, (++) berarti cukup banyak, (+++) berarti
Setelah telur menetas, larva akan bergerak bebas. banyak dan (++++) sangat banyak mengandung senyawa
Ditunggu selama 2 hari sampai tumbuh menjadi larva Triterpenoid.
dewasa. Kemudian disiapkan larutan sampel yaitu larutan
ekstrak bagian tanaman yang mengandung Triterpenoid, Dari hasil penelitian tersebut juga dapat diketahui ada
dengan konsentrasi 10 ppm, 100 ppm, dan 1000 ppm. Ke beberapa bagian tanaman yang memberikan hasil negatif,
dalam 3 buah tabung reaksi masing-masing dimasukkan yang berarti tidak semua bagian tanaman mengandung
larutan sampel dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 10 senyawa Triterpenoid. Hal ini sesuai dengan teori yang
ppm, 100 ppm dan 1000 ppm serta satu tabung (tabung ke mengatakan bahwa senyawa metabolit sekunder, salah
empat) diisi larutan blanko sebagai kontrol. Pada setiap satunya adalah senyawa Triterpenoid tidak disebarkan
tabung yang telah diisi larutan sampel dan larutan blanko secara universal ke seluruh bagian tanaman [1]. Sampai
di atas dimasukkan sebanyak 10 individu larva shrimp. saat ini telah dilakukan analisis untuk menentukan adanya
senyawa Triterpenoid terhadap beberapa spesies tanaman
Pengamatan dilakukan setelah 24 jam untuk mengetahui obat tradisional masyarakat pedesaan Bengkulu. Hasil
adanya larva shrimp yang mati. Percobaan tersebut penelitian menunjukkan 34 spesies tanaman positif
diulangi sebanyak tiga kali. Data yang diperoleh kemudian mengandung senyawa Triterpenoid. Daftar beberapa
dihitung harga LC50 nya dengan menggunakan program spesies tanaman yang mengandung senyawa Triterpenoid
Finney’s Probit Analysis [6] atau analisis probit dan terdapat di tabel 1.
persamaan regresi linier [7] . Apabila harga LC 50 ≤ 1000
ppm, berarti ekstrak sampel yang dianalisis mempunyai Dari tabel 1 terlihat sebagian besar bagian tanaman yang
aktivitas biologis [2]. biasa digunakan oleh masyarakat pedesaan Bengkulu
untuk mengobati jenis penyakit tertentu ternyata
4. Hasil Dan Pembahasan mengandung senyawa Triterpenoid. Kandungan
Triterpenoid yang terdapat pada bagian tanaman obat
1. Penentuan Adanya Senyawa Triterpenoid Pada tradisional yang digunakan juga bervariasi yaitu ada yang
beberapa Spesies Tanaman Obat Tradisional sedikit (+), cukup banyak (++), banyak (+++) dan sangat
Masyarakat Pedesaan Bengkulu
banyak (++++). Namun ada juga bagian tanaman yang
tidak mengandung senyawa Triterpenoid tetapi sering
Untuk mengetahui adanya senyawa Triterpenoid pada
digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan tradisional.
tanaman dapat dilakukan dengan menambahkan pereaksi
Kemungkinan, bagian tanaman tersebut mengandung
Lieberman-Burchard yang terdiri dari asam sulfat pekat
senyawa metabolit sekunder selain Triterpenoid seperti
dan asam asetat anhidrat. Jika pada bagian tanaman yang
alkaloid, steroid atau flavonoid. Ada juga bagian tanaman
dianalisis mengandung senyawa Triterpenoid, maka
yang banyak mengandung senyawa Triterpenoid namun
ekstrak bagian tanaman yang diuji menunjukkan terjadi
belum dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional.
perubahan warna yaitu warna merah, merah jambu atau
ungu. Untuk mengetahui seberapa banyak kandungan
Data tabel 1 tersebut dapat berubah dengan bertambahnya
Triterpenoid yang terdapat pada bagian tanaman, maka
penelitian-penelitian tentang penentuan adanya senyawa
intensitas warna yang ditimbulkan pada penambahan
Eni Widiyati / Jurnal Gradien Vol. 2 No. 1 Januari 2006 :116-122 119

Triterpenoid pada tanaman obat tradisional masyarakat


pedesaan Bengkulu. Data tabel 2 menunjukkan bahwa dari 8 sampel yang
mengandung banyak dan sangat banyak Triterpenoid
2. Uji Aktivitas Biologis Terhadap Ekstrak Bagian yang dianalisis semua mempunyai harga LC 50 < 1000.
Tanaman Yang Mengandung Banyak Senyawa Berarti pada konsentrasi tersebut terdapat 50 % individu
Triterpenoid
Artemia salina Leach ( Brine shrimp) yang mati. Hal ini
berarti ke 8 ekstrak bagian tanaman tersebut mempunyai
Pada penelitian ini, bioassay (uji aktivitas biologis)
aktivitas biologis terhadap Arthemia salina Leach atau
dilakukan pada bagian tanaman yang mengandung kadar
mengandung senyawa yang bersifat sitotoksik. Namun
Triterpenoid banyak (+++) dan sangat banyak (++++).
untuk mengetahui apakah senyawa yang mempunyai
Alasan pemilihan bagian tanaman yang mengandung
aktivitas tersebut adalah Triterpenoid, perlu dilakukan
Triterpenoid banyak dan sangat banyak untuk bioassay
penelitian lanjutan, yaitu dengan mengisolasi Triterpenoid
adalah agar setelah bagian tanaman tersebut diekstrak,
yang terdapat pada ekstrak tersebut. Setelah dihasilkan
maka diharapkan kandungan terbesar dari ekstrak kasar
Triterpenoid murni maka diuji kembali dengan uji Brine
tersebut adalah Triterpenoid, sehingga pada saat bioassy,
shrimp. Perlu juga dilakukan ekstraksi menggunakan
diharapkan senyawa yang mempunyai aktivitas biologis
pelarut selain metanol seperti kloroform atau karbon tetra
adalah senyawa Triterpenoid tersebut. Namun dugaan
klorida untuk mengetahui kemungkinan adanya senyawa
tersebut masih harus dibuktikan dengan jalan mengisolasi
Triterpenoid yang larut dalam pelarut yang non polar atau
Triterpenoid yang terdapat pada ekstrak bagian tanaman
kurang polar.
tersebut kemudian dilakukan bioassay terhadap
Triterpenoid murni yang dihasilkan. Bagian tanaman yang
Dengan diketahui adanya aktivitas biologis pada bagian
mengandung banyak dan sangat banyak senyawa
tanaman yang mengandung banyak senyawa Triterpenoid
Triterpenoid tersebut diekstrak dengan alat ekstraksi
maka penggunakan bagian tanaman tersebut sebagai obat
sokhlet menggunakan pelarut metanol. Dipilihnya alat
tradisional perlu lebih digalakkan.
ekstraksi sokhlet karena alat tersebut mempunyai beberapa
keuntungan antara lain dapat mengekstrak sampel dalam
4. Kesimpulan
jumlah banyak (skala gram), penyarian dapat dilakukan
berulang-ulang sehingga semua ekstrak dapat terambil,
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil
dan pelarut yang digunakan dapat digunakan kembali
kesimpulan sebagai berikut :
karena tidak menguap.
a. Dari beberapa spesies tanaman obat tradisional yang
dianalisis diperoleh 34 spesies tanaman mengandung
Pada penelitian ini untuk mengetahui adanya aktivitas
senyawa Triterpenoid dan tidak semua bagian tanaman
biologis dari ekstrak tanaman yang mengandung
yang dianalisis mengandung Triterpenoid.
Triterpenoid digunakan uji Brine Shrimp. Metode ini
b. Dari 8 ekstrak bagian tanaman yang mengandung
dipilih karena dapat digunakan untuk mengetahui adanya
banyak dan sangat banyak senyawa Triterpenoid
efek sitotoksik dan juga untuk memperoleh hewan uji
diketahui semuanya mempunyai aktivitas terhadap
lebih mudah, harganya murah, telurnya dapat tahan
Brine shrimp berarti ekstrak kasar ke 8 bagian tanaman
beberapa tahun bila disimpan ditempat kering,
tersebut mempunyai aktivitas biologis.
mengerjakannya sederhana dan lebih cepat. Disamping itu
metode ini telah diuji dan mempunyai korelasi positif
Mengingat masih banyak tanaman obat tradisional yang
dengan metode yang telah biasa digunakan untuk
belum dianalisis maka perlu dilakukan penelitian tentang
penapisan senyawa anti kanker. Jika ekstrak bagian
identifikasi adanya Triterpenoid dan bioassay dengan
tanaman yang diuji mempunyai harga LC50 < 1000 ppm
sampel atau spesies tanaman obat tradisional masyarakat
maka ekstrak tersebut dinyatakan mempunyai aktivitas
pedesaan Bengkulu yang berbeda sehingga akan
biologis yaitu mengandung senyawa yang bersifat
menambah jumlah data yang telah ada. Juga perlu
sitotoksik [2]. Hasil bioassay pada penelitian ini terdapat
dilakukan identifikasi adanya senyawa metabolit sekunder
di tabel 2.
120 Eni Widiyati / Jurnal Gradien Vol. 2 No. 1 Januari 2006 :116-122

yang lain selain Triterpenoid seperti alkaloid, steroid dan


flavanoid.

Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk memastikan


apakah senyawa aktif yang terdapat pada ekstrak bagian
tumbuhan pada penelitian ini adalah benar-benar senyawa
Triterpenoid yaitu dengan mengisolasi senyawa tersebut.

Daftar Pustaka

[1] Harborne, J.B., Metode Fitokimia Tumbuh-tumbuhan,


(Penterjemah Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro),
1987, terbitan kedua, Penerbit ITB, Bandung.
[2] Robinson, T., Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi,
(Penterjemah : Prof. Dr. Kosasih Padmawinata), Edisi
keenam, Institut Teknologi Bandung, Bandung
[3] Mayer B. N., Ferrigni N. R., Putnam J. E., Jacabsen l. B.,
Nichols D.E., Mc Laughin J.L., A Convenient General
Bioassay for Active Plant Constituent, 1982, Journal of
Medicines Plant Research, Vol. 452
[4] DepDikBud, Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat
Pedesaan Daerah Bengkulu, 1995, Proyek Pengkajian dan
Pembinaan Nilai-nilai Budaya Daerah Bengkulu, Bengkulu.
[5] Majang, Yunazar, Isolasi Karakterisasi Senyawa Terpenoid
dan Steroid, 2002, Proyek Peningkatan Sumber Daya
Manusia, Universitas Andalas, Padang.
[6] Abdi, D., Uji Bioaktivitas Metabolit Sekunder, 2001,
Universitas Andalas, Padang
[7] Zulkhaidir, Uji kandungan senyawa steroid dan Bioassay
pada beberapa spesies tanaman obat tradisional di desa
Kelilik Kabupaten Kepahiang, 2005, skripsi, Universitas
Bengkulu, Bengkulu.
[8] Sari, L. N., Uji Pendahuluan Penentuan Adanya Senyawa
Triterpenoid dan Bioassay Pada Beberapa Spesies Tanaman
Obat Tradisional di Taman Hutan Raya (Tahura) Rajo Lelo
Propinsi Bengkulu, 2002, skripsi, Universitas Bengkulu,
Bengkulu.
[9] Loisyana, Identifikasi, Inventarisasi Senyawa Triterpenoid
dan Uji Brine Shrimp pada Beberapa Tanaman Obat
Tradisional Masyarakat Bengkulu, 2005, skripsi,
Universiats Bengkulu, Bengkulu.
[10] Yanti, M., Studi Senyawa Terpenoid Pada Beberapa
Spesies Tanaman Obat Tradisional di Taman Hutan Raya
Rajo Lelo Bengkulu, 2001, Skripsi, Universitas Bengkulu,
Bengkulu
Eni Widiyati / Jurnal Gradien Vol. 2 No. 1 Januari 2006 :116-122 121

Tabel 1. Daftar beberapa spesies tanaman obat tradisional masyarakat pedesaan Bengkulu yang mengandung
senyawa Triterpenoid
Bagian yang mengandung Bagian yang digunakan
No Nama daearah/Latin/famili
Triterpenoid / kadar sebagai obat /khasiatnya
1 Kamboja / Plumeria acuminata Kulit batang (+), bunga (+) Getah untuk bengkak
/apocynaceae
2 Kapuk/randu / Caiba petrandra Daun (+++), kulit batang (+) Daun untuk obat bengkak
/bombaceae
3 Selasih / ocinum bacilicum Akar (+++), daun (+), batang ( Daun untuk bengkak,
+), bunga (+++), akar (+++) campak
4 Mengkudu/ Morinda citrifolis / Daun (++++), kulit batang Daun untuk mencret
(+++) , buah (++++) Buah untuk amandel,
cacingan
5 Kunyit/ Curcuma domestica / zingiberaceae Daun ( +) , umbi (+++) Daun untuk bisul,
Rimpang untuk kurang
darah
6 Kangkung/ Ipomea reptans Akar (++), daun (+), batang (+) Akar untuk wasir
7 Sirsak / Anona muricata / annonaceae Kulit buah,(+), buah (++) Daun untuk asma
8 Sirih / piper betle / piperaceae Daun (+), akar (++) Daun untuk bisul, hidung
berdarah,
Batang untuk batuk
9 Serai / Andropogon nardus / gramineae Daun (+), akar (++) Batang untuk batuk
10 Jeruk nipis/ Citrus aurantifolia/ rutaceae Daun ( +), buah (+) Daun untuk batuk
11 Kemuning / Murraya paniculata Daun (++), kulit batang (+++), Daun untuk batuk, encok
buah (+++)
12 Jarak pagar/ Jatropa curcar Daun (+), kulit batang (+) Daun untuk mencret
13 Melati/ Jasminum sambac/ Oleaceae Bunga (++) Daun, bunga untuk campak
14 Daun anjuang/ Cordyline terminalis/ Daun (+++), kulit batang (+) Daun untuk campak

15 Jagung/ Zea mais, Linn/ graminae Kulit batang (++), rambut (+) Rambut untuk darah tinggi
16 Jambu biji/ Psidium guajava, Linn / Daun (+), buah (+) Daun untuk desentri
17 Kecubung/ Datura metel / solanaceae Bunga (++) Daun untuk encok
18 Singkong/ Manihot utilissima, Pohl/ Daun (+++), kulit batang (+) Daun untuk encok
19 Kumis kucing / Orthosiphon stamineus/ Daun (+), batang (++), bunga Daun untuk kencing batu
(+++)
20 Kemiri / Aleurites moluccana, Willd/ Daun (+), kulit batang (+++) Untuk kudis, borok, terkilir
21 Keji beling / Strobilanthes crispus/ Kulit batang (+) Untuk kencing batu
acanthaceae
22 Temu lawak / curcuma xanthorrhiza, Roxb / Daun (+), rimpang (+++) Rimpang untuk kencing
batu
23 Alang-alang / Imperata cylindrica, beav / Daun (+) Akar untuk obat kencing
gramineae manis
24 Lengkuas / Alpiniaofficinarum hance / Daun (+), batang (+) , rimpang Rimpang untuk panu
zingiberaceae (++)
25 Alpokat / Parsea americana, Mill/ lauraceae Kulit batang (+) Daun untuk sakit buah
pinggang, darah tinggi
26 Dadap / Erythrina orientalis / Daun (++), kulit batang (+) Daun untuk sakit buah
pinggang
27 Lamtoro / Leucaena glauca / leguminosae Daun (+), kulit batang (+), Untuk cacingan
bunga (+), buah (++), kulit
buah (+)
28 Jahe / Zingiber officinale / zingiberaceae Daun (+), umbi (+++), akar (+) Rimpang untuk masuk
angin
29 Jeruk purut / Citrus hystrix, D.C. / rutaceae Daun (+++) Untuk haid tidak teratur
30 Kencur / Kaemphera galanga, L / Daun (+) Untuk kencing manis
31 Pule (pelawi)/ Alstonia scholaris/ Kulit batang (++++), daun Kulit batang untuk kencing
apocynaceae (++++), getah (+++) manis
122 Eni Widiyati / Jurnal Gradien Vol. 2 No. 1 Januari 2006 :116-122

32 Pepaya / Carica papaya / caricaceae Daun (+), batang (+), akar (+), Daun untuk malaria,
buah (+) bunga (++) Getah untuk kulit
33 Jarak (ginje)/ thevetio peruviana / Daun (+), kulit batang (+++), Daun untuk penurun panas
apocynaceae bunga (+++), kulit buah (+++),
biji (++++)
34 Asam jawa / tamarindus indica , L, / Kulit batang (+) Penambah nafsu makan,
Keterangan :
(+) = sedikit Triterpenoid
(++) = cukup banyak Triterpenoid
(+++) = mengandung banyak Triterpenoid
(++++) = mengandung sangat banyak
Sumber : [4], [8], [9] dan [10].

Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Biologis terhadap ekstrak bagian tanaman obat tradisional yang banyak dan sangat
banyak mengandung senyawa Triterpenoid

Prosentasi kematian
Nama Tumbuhan (daerah/latin), bagian yang Arthemia salina (%)
No LC -50
diekstrak.
10 ppm 100 ppm 1000 ppm
1 Anjuang /Cordyline terminalis / daun 0 30 100 442,70
2 Pule / Alstonia Scholaris /daun 3,33 50 100 356,22
3 Serai / Andropogon nardus / daun 100 100 100 <10
4 Jeruk purut / Citrus hystrix, D.C. / daun 50 100 100 < 10
5 Sirih / Piper betle / daun 0 23,33 100 429,74
6 Jambu biji / Psidium guajava, Linn / daun 16,66 26,66 50 988,69
7 Kemiri /Aleurites moluccana, Willd / kulit batang 76,66 96,66 96,66 < 10
8 Kapok randu/ daun 23,33 20 83,33 490,50

LC-50 = Lethal Concentrasion 50


Sumber : [8 ], [9 ], dan [10 ]

Anda mungkin juga menyukai