2011-2-00034-AK Bab 4 PDF
2011-2-00034-AK Bab 4 PDF
PEMBAHASAN
Garuda dimasa yang akan datang dan mengatasi kekurangan-kekurangan yang dimiliki.
Dari sisi internal akan dilihat kekuatan atau kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan
PT. Garuda Indonesia (Persero). Tbk itu sendiri. Sedangkan dari sisi eksternal, akan
dilihat peluang dan ancaman dari luar perusahaan. Setelah mengidentifikasi faktor-faktor
Hasil dari analisis tersebut akan dilihat apakah strategi-strategi yang dilakukan
PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk dapat mengatasi kelemahan dan ancaman dengan
kekuatan dan peluang yang dimiliki. Sehingga, akan diambil kesimpulan mengenai
kinerja Garuda yang menjadi penilaian bisnis untuk investor dalam mengambil
keputusan investasi.
1. Kekuatan (Strengths):
45
• Garuda saat ini mengoperasikan 89 pesawat yang terdiri dari 3 pesawat
Airbus 330-200 dan 33 pesawat jenis B737 Classic (seri 300, 400, 500)
senses yaitu sight, sound, smell, taste, and touch, menyebabkan Garuda
penerbangan lain;
kompeten, berdaya saing tinggi dan helpful serta dilandasi atas nilai-nilai
46
• Memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam menjalankan bisnis
• Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata kelola
perusahaan;
• Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui di
pasar domestik;
2. Kelemahan (Weakness):
penerbangan;
dalam jumlah kewajiban pada akun-akun lancar seperti hutang usaha dan
akan terganggu;
• Perseroan memiliki atau tetap memiliki defisit pada modal kerja pada
47
• Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat lebih
1. Peluang (Opportunities):
2. Ancaman (Threats)
penerbangan lain;
global;
peluang yang dimiliki, PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk melakukan strategi-strategi
49
G
Gambar IV
V. 1. 1.
I
Indonesia di
d dalam inddustri penerbbangan yanng kompetitiif. Tahap teersebut dilakkukan
d
dengan strattegi konsoliddasi (2006) dan
d strategi rehabilitasi
r (
(2007). Dalaam tahap perrtama
i kegiatan
ini, n operasionaal dan manaajemen Garuuda Indonesia ditata ulaang agar kem
mbali
m
menjadi pen
nerbangan yaang tepat waaktu dengan pelayanan
p yaang berkualiitas.
Tahaap kedua yanng dilakukann yaitu tahapp turn arounnd (tahun 20008-2009), dalam
d
t
tahap ini, seluruh orgaanisasi dan manajemen dibangun kembali
k agaar dapat meenjadi
o
organisasi yang
y efektiff melalui fokus
f terhaddap restruktturisasi hutaang, peninggkatan
p
pendapatan, efisiensi operasional,
o pemberian produk dann pelayanan yang konssisten,
50
intensitifikasi jaringan (tahun 2008) serta fokus terhadap daya saing dan ekspansi
Tahap ketiga yaitu tahap growth (2010+), pada tahap ini, perusahaan
berkelanjutan melalui IPO pada tahun 2010 dan seterusnya, sehingga tetap menjadi
strategy map tersebut, antara lain:dapat dirumuskan dalam diagram SWOT seperti di
bawah ini:
Internal Factors
External
Factors (EFAS)
51
kegiatan operasional perusahaan 2. Dibukanya kembalinya
52
internasional;
4. Dikembangkannya konsep
perencanaan, pengembangan,
5. Melakukan pemetaan
memudahkan pengembangan
“Management Development
53
terbaiknya bagi organisasi;
7.Mengintensifkan proses
karyawan Garuda;
produktivitas karyawan;
penyempurnaan GCG,
menerapkan whistleblowing
pelaksanaan Corporate
oleh publik;
54
kemitraan usaha kecil melalui
kesehatan masyarakat,
perusahaan;
55
14. penerapan teknologi
dan menghilangkan
menggantikan hardcopy
in;
56
Commerce (Booking and
57
khas Indonesia di kantor-kantor pertimbangan strategi,
(Smell);
tujuan (touch);
6. Memberikan layanan
memungkinkan penumpang
58
keselamatan dan keamanan
penerbangan;
bandara Soekarno-Hatta;
pengendalian gratifikasi di
Garuda;
Analisis Porter digunakan untuk melihat lima kekuatan industri yang dapat
dibandingkan perusahaan saingan yang terdapat dalam suatu industri. Dalam penelitian
ini, akan dilihat lima kekuatan dari perusahaan-perusahaan saingan sejenis (industri
maka penulis menganalisis strategi-strategi yang dilakukan oleh PT. Garuda Indonesia
59
(PERSERO), Tbk dalam menghadapi kekuatan industri. Setelah mengevaluasi masing-
masing elemen dari kekuatan industri dilakukan kesimpulan apakah PT. Garuda
saingan dan menilai perusahaan Garuda apakah baik untuk pilihan investasi atau tidak.
.Model lima kekuatan yang dikembangkan Porter untuk PT. Garuda Indonesia
Airlines dan Thai Airways untuk rute-rute dari dan ke Jepang, Korea,
bersaing dengan Qantas dan Jetstar, pada pasar Timur Tengah, bersaing
60
b. Maskapai penerbangan domestik
Carrier) seperti Lion Air, Air Asia, Sriwijaya Air dan sebagainya yang
terbatas.
61
Tetapi dengan diperketatnya persyaratan pendirian maskapai
Tahun 2009, maka potensi masuknya perusahaan penerbangan baru yang juga
dapat menjadi pesaing baru Garuda kemungkinan sangat kecil. Pada pertengahan
maupun penerbangan carter, ada 5 kandidat yang tidak dapat memenuhi kriteria
tersebut ialah, Jatayu Airlines, Life Air, Love Air Services, PT Firefly Indonesia
penerbangan tersebut maka semakin kecil ancaman yang akan dihadapi oleh PT.
Produk dan atau pelayanan yang diberikan oleh PT. Garuda Indonesia
maupun dengan perusahaan transportasi darat dan laut. Dengan cukup banyaknya
sarana transportasi yang ada sekarang ini, dapat menjadi ancaman langsung bagi
berbiaya rendah (LCC) di Asia Pasifik dan Indonesia sedang tumbuh pesat. Hal
penumpang per tahunnya atau naik sekitar 17% pada tahun 2010. Bahkan dari
Dengan adanya hambatan yang cukup besar dari produk pengganti yang
menawarkan harga yang kompetitif, dan juga memiliki nama yang cukup dikenal
seperti air BP dan Shell Malaysia Trading. Harga bahan bakar internasional
tersebut ditetapkan dengan mengacu pada harga dasar rata-rata minyak yang
Singapore (MOPS), Mean of Platts Arab Gulf (MOPAG), Teluk Arab, Saudi
63
jasa perawatan pesawat terbang, banyak supplier yang menawarkan jasa ini,
tetapi Garuda sendiri telah memiliki jasa perawatan sendiri bernama Garuda
hanya dimiliki oleh perusahaan tertentu saja, maka kekuatan dari supplier sangat
maksimal dengan pemasok untuk memperoleh harga terbaik dan kuantitas bahan
berfokus pada pelayanan jasa. Oleh sebab itu, industri penerbangan sangat
Daya tawar dari pengguna industri penerbangan ini sangat tinggi. Faktor
yang menyebabkan daya tawar konsumen tersebut tinggi yaitu dengan semakin
tiket yang murah, pola pikir konsumen untuk memilih pesawat dengan tiket yang
bisa digunakan selain pesawat terbang bila masih menempuh perjalanan yang
dekat serta kondisi ekonomi yang dihadapi oleh konsumen sehingga lebih
dalam industrinya, sehingga dapat dianalisis tingkat kekuatan dari industri penerbangan.
Berikut tabel ringkasan analisis porter mengenai tingkat persaingan untuk industri
penerbangan.
Dari tabel diatas, dilihat bahwa kekuatan yang ditimbulkan dari industri
penerbangan cenderung tinggi. Semakin tingginya kekuatan dari industri tersebut maka
semakin tinggi pula persaingan yang harus dihadapi oleh PT. Garuda Indonesia
65
perusahaaan Garuda melakukan strategi-strategi kompetitif dengan tujuan dapat
Garuda ke dalam SkyTeam Global Airline Alliance agar tidak kalah bersaing
bernama Garuda Frequent Flyer (GFF). GFF tersebut merupakan program yang
diadakan Garuda bagi penumpang setia Garuda dengan cara memberikan benefit
sebagai imbalan atas pengumpulan jarak yang telah ditempuh dengan Garuda
3. Garuda Indonesia secara khusus memberikan potongan harga sebesar 10% bagi
penumpang yang membeli tiket pulang pergi (return ticket) dari sebelumnya
hanya sebesar 5%. Garuda Indonesia juga memberikan harga khusus berupa
potongan sebesar 25%. bagi anak – anak (umur 2 – 12 tahun), penyandang cacat
dan atau veteran, serta orang lanjut usia (60 tahun ke atas) untuk sub kelas C, Y,
M dan L.
4. Walau dengan tiket yang mahal, Garuda memberikan full service airlines yang
66
5. Dari sisi pemasok, dalam memenuhi bahan bakar pesawat, Garuda telah
Dari perjanjian itu pula, Garuda mendapatkan pengadaan 70% bahan bakar
rendah, maka Garuda membuat unit bisnis strategi yaitu Citilink. Citilink
Dalam penelitian ini, penulis mengasumsikan estimasi harga wajar saham dengan
stable growth, dimana perusahaan berada di kondisi pertumbuhan yang stabil. Stable
triwulan-1 tahun 2011 yang diperoleh dari data BPS (Badan Pusat Statistik) yaitu
sebesar 6,5%. Oleh karena itu, tingkat economic growth Indonesia yang akan digunakan
67
dalam penelitian ini sebesar 6,5%. Adapun data pendukung untuk pertumbuhan ekonomi
Penelitian menggunakan data historis lima tahun yaitu tahun 2006 sampai 2010
dari 5 perusahaan BUMN yang mencatatkan sahamnya di bursa efek tahun 2006-2010
untuk menghitung beta rata-rata yang akan digunakan dalam perhitungan CAPM.
Perusahaan tersebut antara lain: PT Telkom, Tbk (TLKM); PT Bank Mandiri, Tbk
(BMRI); PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BBRI); PT Perusahaan Gas Negara, Tbk
pendekatan WACC. Perolehan hasil dari WACC didapat dari nilai tiap-tiap komponen
biaya dari WACC tersebut, antara lain: biaya modal ekuitas (ks) dan biaya hutang (kd).
Biaya modal ekuitas (ks) tersebut dihitung dengan menggunakan CAPM sedangkan
ekuitas (ke).
Data-data yang diperlukan untuk menghitung biaya ekuitas tersebut yaitu Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG), risk free rate (BI rate), dan beta. Beta yang digunakan
dalam penelitian ini diasumsikan sama dengan rata-rata beta industry BUMN. Dimana,
perusahaan BUMN yang diambil sebagai rata-rata industri ialah perusahaan BUMN
68
BUMN tertinggi dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar per 29 Desember 2010.
Perusahaan BUMN tersebut antara lain: PT Telkom, Tbk (TLKM); PT Bank Mandiri,
Tbk (BMRI); PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BBRI); PT Perusahaan Gas Negara, Tbk
saham (Ri), dan tingkat pengembalian pasar (RM) dari masing-masing 5 perusahaan
BUMN yang telah disebutkan diatas secara mingguan. Tingkat pengembalian tersebut
dihitung menggunakan fungsi natural logarithm (LN) dalam Microsoft Excel. Adapun
=LN(6200/6100)=1.63%
=LN(1920/1810)=5.90%
=LN(3350/3325)=0.75%
=LN(1840/1560)=16.51%
=LN(1390/1360)= -2.18%
=LN(255/325)=2.28%
69
Tingkat pengembalian saham maupun pasar tersebut dihitung secara mingguan
hingga tanggal 27 desember 2010 sesuai dengan data IHSG dengan perhitungan yang
sama.
Dari hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikkan harga
saham TLKM, BMRI, BBRI dan PGAS pada tanggal 9 Januari 2006 dibandingkan
dengan minggu sebelumnya yaitu tanggal 2 Januari 2006 yang menyebabkan tingkat
pengembalian bernilai positif yaitu masing-masing sebesar 1.63%, 5.90%, 0.75% dan
2.18%, karena harga saham dari minggu pertama hingga minggu kedua Januari 2006
harga saham BBNI menurun dari harga Rp 1,390 menjadi Rp 1,360. Sedangkan untuk
IHSG, tingkat pengembalian pasar (IHSG) naik sebesar 2.28% yang artinya pasar saham
selanjutnya sama dengan contoh di atas, dan dilakukan sampai dengan 27 Desember
2010.
BUMN dan IHSG. Beta dihitung dengan menggunakan fungsi Slope dalam Microsoft
Beta (β)
=SLOPE(Ri,RM)
TLKM 0.695338577
BMRI 1.193243043
BBRI 1.044498902
PGAS 1.002510883
70
BBNI 1.273033793
Rata-rata 1.041725040
Beta rata-rata yang dihasilkan yaitu sebesar 1.0417 yang artinya ukuran
sensitifitas saham dari risiko pasar yang mengukur tingkat pengembalian saham
bergerak terhadap saham. Karena beta yang diperoleh sama dengan 1 mengandung arti
bahwa harga saham sefluktuatif dengan pasar atau sensitif atau agresif terhadap pasar
saham. Apabila beta yang diperoleh kurang dari 1 maka harga saham tersebut akan tidak
akan sensitif/bergerak mengikuti pasar. Dengan kata lain, semakin besar nilai beta,
(RM) dan Beta rata-rata (β) yaitu menghitung tingkat bunga BI (BI Rate) yang
disimbolkan dengan RFR. Untuk BI rate, diasumsikan data yang digunakan adalah rata-
rata dari BI rate tahun 2006 sampai 2010. Data-data harga saham, BI rate, dan
Setelah memperoleh hasil dari perhitungan ketiga komponen biaya ekuitas, yaitu
tingkat pengembalian pasar (RM), beta rata-rata (β) dan BI Rate (RFR), maka kita dapat
Mingguan tahunan
RM 0.42% 22.085%
B 1.0417
RFR 8.55%
Ks 22.65%
71
Adapun perhitungan CAPM tersebut adalah sebagai berikut:
CAPM untuk tahun 2010 diperoleh hasil 22.65%. Biaya ekuitas sebesar 22.65%
menunjukkan besarnya biaya yang perlu dibayarkan kepada investor seperti deviden
Biaya utang yang disimbolkan dengan kd, merupakan salah satu komponen dalam
perhitungan WACC. Dalam penelitian ini, biaya hutang dihitung dengan menggunakan
country dan interest rate of bond berdasarkan bond rating Indonesia pada tahun 2010
Tabel bond rating, default spread for country dan interest rate of bond telah
dilampirkan sebelumnya dalam bab II. Untuk perhitungan biaya hutang (kd) Garuda,
penulis mengasumsikan bond rating Garuda sesuai dengan peringkat obligasi yang
dinilai oleh Standar & Poor’s untuk Indonesia pada Maret 2010 yaitu BB. Terdapat pula
data pendukung peringkat obligasi Indonesia pada halaman lampiran L12. Adapun
72
Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh biaya hutang sebesar 18.50% yang
artinya, tingkat suku bunga yang harus dibayarkan atas utang kepada lembaga
Biaya modal juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain yang berada di
luar kendali perusahaan dan yang dipengaruhi oleh keputusan keuangan dan investasi.
Salah satu yang berada di luar kendali perusahaan ialah tarif pajak. Tarif pajak ini akan
digunakan dalam perhitungan komponen biaya hutang, yaitu biaya hutang setelah pajak.
penghasilan. Dengan demikian, hutang dapat mengurangi pajak yang harus dibayar.
Jadi, langkah berikut yang dilakukan adalah menentukan besarnya rata-rata persentase
sesuai peraturan tarif pajak yang ditetapkan oleh Direktorar Jenderal Pajak untuk wajib
73
IV. 3. 1. 4. Weighted Average Cost of Capital (WACC)
Biaya modal merupakan campuran yang berasal dari hutang jangka panjang dan
Data yang dibutuhkan untuk meghitung proporsi struktur modal perusahaan ialah
laporan keuangan perusahaan dalam bentuk neraca (balance sheet) selama periode 2006-
2010. Hasil dari komponen modal terebut merupakan total keseluruhan sumber
pendanaan yang dimiliki PT. Garuda Indonesia (PERSERO), Tbk. Berikut adalah
Tabel IV. 3. 1. 4
Rata-Rata proporsi
Wd 31.45%
Ws 68.55%
Total 100.00%
74
Pada perhitungan untuk tahun 2006 diperoleh proporsi struktur modal
perusahaan terdiri dari 4.92% hutang dan 95.08% ekuitas. Artinya, modal Garuda hanya
terdiri dari sedikit hutang sebesar 4.92% dibandingkan ekuitas sebesar 95.08%. Sama
halnya, perhitungan proporsi struktur modal dan penjelasan untuk tahun 2007 sampai
dengan 2010. Untuk tahun 2008, proporsi hutang lebih besar dari ekuitas, yaitu hutang
Setiap perusahaan akan memiliki sebuah struktur permodalan yang tidak tetap
dianggap sebagai struktur permodalan perusahaan, yaitu terdiri dari 31.45% hutang dan
68.55% ekuitas. Mengandung arti bahwa struktur modal perusahaan lebih banyak terdiri
atas 68.55% ekuitas daripada 31.45% ekuitas atau laba ditahan selama periode 2006 -
2010.
utang setelah pajak, biaya ekuitas, biaya hutang dan proporsi struktur modal perusahaan
selama periode 2006-2010, maka sudah dapat menghitung WACC tahun 2010.
diharapkan oleh investor maupun kreditor atas biaya modal yang ditanam mereka yaitu
sebesar 19.68%.
75
IV. 3. 2. Perhitungan Free Cash Flow to the Firm (FCFF)
Free cash flow to firm (FCFF) akan mencerminkan kas yang benar-benar tersedia
untuk didistribusikan kepada para investor dan perhitungan ini lebih relevan untuk
digunakan ketika mengestimasikan nilai dari suatu perusahaan. Nilai dari operasi sebuah
perusahan akan bergantung pada seluruh arus kas bebas yang diharapkan di masa
mendatang. Oleh karena itu, penulis melakukan perhitungan arus kas bebas (FCFF),
yang kemudian akan dikombinasikan dengan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
Pendapatan Garuda tahun 2011 dapat kita hitung dengan memasukan data
menggunakan fungsi forecast yang ada di Microsoft Excel. Dimana, tahun 2011
merupakan tahun ke-6. Perkiraaan pendapatan Garuda ini, akan digunakan dalam
memperkirakan FCFF tahun 2011 dan selanjutnya dapat melihat harga IPO harga saham
Garuda.
Estimasi
Pendapatan 2011=FORECAST (Tahun ke 6;SALES2006-2010;Tahun ke1-5)
= Rp 22,079,155,588,187
dihitung dengan menggunakan percentage of sales method (PSM) dari rata – rata tahun
76
IV. 3. 2. 2. Perkiraan FCFF 2011
working capital.
method. Berikut ini ialah contoh perhitungan PSM EBIT(1-T), PSM depreciation and
PSM ∆ WC 2006 = 0%
maka ∆ PSM WC 2006 belum dapat diketahui. Baru pada tahun 2007 perubahan
working capital dapat dihitung. Working Capital yang digunakan dalam perhitungan
FCFF ini yaitu non-cash working capital yang komponennya terdiri dari piutang usaha,
Begitu pula dengan perhitungan periode 2007 – 2010. Hasil dari masing– masing
77
PSM EBIT(1-t) 2011=Average(-3.07%,0.83%,4.28%,3.70%,-0.34%) = 1.08%
capital expenditure, dan change in working capital untuk tahun 2011 dengan revenue
forecast yang telah dihitung sebelumnya. Berikut perhitungan estimasi masing- masing
Tabel dari hasil perhitungan masing-masing komponen FCFF diatas dapat dilihat pada
= Rp 458,579,007,651.459
78
IV. 3. 2. 3. Estimasi Nilai Intrinsik Saham
Estimasi harga wajar saham PT. Garuda Indonesia (PERSERO), Tbk pada tahun
2011 dapat dihitung dengan mengurangi nilai perusahaan dengan nilai hutang sehingga
menghasilkan nilai ekuitas. Dimana, nilai perusahaan tersebut dihitung dengan cara
FCFF tahun 2011 dibagi dengan pengurangan WACC dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Kemudian, nilai ekuitas tersebut dibagi dengan jumlah saham yang
beredar, dan hasil inilah yang merupakan nilai wajar saham Garuda pada akhir tahun
2011 yang akan dibandingkan dengan harga saham IPO Garuda. Perhitungan nilai
= Rp 3,479,142,512,583.61
nilai ekuitas. Nilai ekuitas tersebut dihitung dengan cara nilai perusahaan dikurangi
Dengan mengetahui total equity dengan perhitungan seperti di atas, maka nilai
estimasi harga wajar saham (intrinsik value) perusahaan sudah dapat dihitung. Nilai
79
harga saham tersebut dapat diperoleh dengan membagi nilai ekuitas dengan jumlah
2,022,751,168,198.81
2011 319.26
6,335,738,000
Berdasarkan perhitungan diatas, estimasi harga wajar saham Garuda pada tahun
2011 adalah sebesar Rp 319.26. Dari hasil estimasi harga wajar saham tersebut
dibandingkan dengan harga pasar untuk dinilai apakah harga saham IPO Garuda dinilai
overvalued atau undervalued. Telah diketahui harga saham Garuda ketika IPO yaitu
Rp750.
Dari perbandingan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham yang diketahui, dapat
dilihat bahwa penilaian harga saham Garuda pada saat IPO dinilai overvalued yaitu nilai
80