Oleh :
Dosen
Kami melihat beberapa alat alat yang ada di kapal tersebut. Misalnya saja kita melihat
GPS Furuno. Kapal peneliti ini dilengkapi dengan system Dynamic Positioning kelas-
1 atau DP 1. Dynamic Positioning (DP) system atau system posisi dinamis adalah
suatu system navigasi yang dikendalikan komputer , yang secara otomatis
mempertahankan suatu posisi kapal dengan cara mengatur baling-baling dan
pendorong.
Selin GPS, kami juga melihat beberapa alat untuk mengambil data-data survey seperti
CTD (Conductivity, Temprature, Depth), dll.
Kemudian, Bersama bapak Riza kami menuju ke suatu ruangan di kapal. Ruangan
tersebut berisi banyak komputer layaknya sebuah kantor, dilengkapi dengan beberapa
pendingin ruangan. Selain komputer , ada juga alat seperti porthub dengan ukuran
yang besar, dengan kabel yang menyambungkan satu komputer dengan komputer
lainnya. Ruangan ini yang mengontrol pengambilan data lapangan ketika kapal
sedang melakukan survey, bagaimana data disimpan dan lain sebagainya. Sehingga
pak Riza mengatakan ruangan ini sangan penting.
Setelah itu kami menuju bagian kemudi kapal, disana banyak perangkat kapal yang
digunakan untuk mengontrol kemudi kapal. Salah satunya adalah radar kapal seperti
pada gambar 2.
Gambar 2 Panel tombol kontrol komputer dan layar pengendali pada sistem DP1 (tunggal)
Gambar 3 Panel tombol kontrol komputer dan layar pengendali pada sistem DP1 (tunggal)
Setelah itu kami menuju ke suatu tempat penyimpanan alat-alat yang biasa dipakai untuk
survey. Tempat tersebut memuat banyak alat seperti peralatan seismik.
Gambar 7 Peralatan Seismik
Gambar 8 Peralatan Seismik
Airgun dan boomer merupakan sebuah sumber suara yang digunakan dalam survey seismik
perairan dangkal. Airgun berfungsi sebagai sumber getaran. Air gun memiliki kekuatan
tekanan mencapai 2000 psi atau sekitar 200 kali tekanan ban motor. Tenaga yang digunakan
adalah tekanan dari udara bebas dan tidak akan merusak karang yang ada di bawah kapal.
Sedangkan boomer diaplikasikan dengan menarik di belakang kapal. Boomer memancarkan
pulsa akustik atau gelombang tekanan, yang dikenal sebagai pulsa transmisi, yang
mengambang di permukaan laut ke dasar laut. Hasil dari instrumen ini lebih baik dari sumber
seismik lainnya dan lapisan yang terekam lebih tipis. Airgun atau vibrator seismik, umumnya
dikenal dengan nama dagang Vibroseis. Dengan mencatat waktu yang dibutuhkan untuk
pantulan tiba di penerima (receiver), memungkinkan untuk menentukan kedalaman fitur yang
menggenerate pantulan (refleksi). Dengan cara ini, seismologi refleksi mirip dengan sonar
dan echolocation.
Kemudian, kami dibawa ke suatu ruangan, dengan meja berisi beberpa sampel sedimentasi
batu seperti gambar 10 dan gambar 11
Di meja itu diurutkan sedimentasi batu dari yang terbesat sampai yang terkecil (halus).
Instrumen yang digunakan dalam pengambilan sampel sedimen di perairan. Grab ini
digunakan hanya untuk mengambil sampel tanpa mengetahui struktur perlapisan sampel
sedimen, karena instrumen ini mengambil sampel sedimen dengan menggaruk sedimen,
sehingga lapisan pada masing-masing sedimen tercampur. Contohnya ialah ekman grab.
Sampel sedimen yang didapatkan dapat diidentifikasi menggunakan fraksi kasar dan fraksi
halus. Fraksi kasar menggunakan saring bertingkat, sedangkan pada fraksi halus
menggunakan metode pipet.
Cara preparasi contoh sedimen hasil gravity core yaitu ditentukan pada suatu kedalaman,
diambil beberapa bagian, potong sekitar 1 cm dan dibelah bagian sedimennya. Analisis
pertama adalah analisis secara megaskopik yaitu secara visual saja. Parameter yang diukur
adalah jenis litologi atau materialnnya, warna pada setiap strata kedalaman, kandungan biota
yang berada dalam sedimen tersebut.
Setelah itu kami dibawa ke tempat penyimpanan contoh sedimen hasil pengambilan sedimen
di lapangan. Ruangan tersebut bersuhu sekitar 6 °C. alasan mengapa ruangan tersebut
bersuhu rendah, yaitu agar sedimen tersebut diperlakukan di lingkungan yang sama yaitu
ketika pengambilan sedimen di laut, sehingga ruangan tersebut mirip dengan kondisi aslinya.
Setiap sedimentasi yang disimpan diberi label sebagai arsip penelitian.
Cold Storage dilengkapi dengan 4 buah rak alumunium, tiap rak menampung sebanya 396
contoh inti, jadi 1 unit cold storage bias menyimpan sebanyak 1584 contoh inti.
Contoh inti yang disimpan harus dikemas yang rapih dan kedap udara, maksudnya untuk
menjaga kondisi contoh inti/sedimen yang disimpan tetap tidak mengalami perubahan.
setelah berkeliling dan mendengarkan penjelasan mengenai Cold Storage, kami menuju suatu
tempat semacam garasi yang juga berisi alat alat survey. Misalnya saja muti corer.
multi corer digunakan untuk mendapatkan sampel sedimen dasar perairan. Multi corer
digunakan untuk mendapatkan sampel sedimen permukaan yang relative tidak terganggu.
Sampel jenis ini sangan penting untuk memahami proses pengendapan sedimen. Untuk
mendapatkan data dengan resolusi tinggi, setelah sampai di kapal, sampel yang didapat dari
multi corer disayat dengan ketebalan 1 cm. masing-asing sayatan dimasukkan ke dalam
kantong sampel terpisah untuk dianalisis.
Gravity Corer merupakan salah satu jenis alat untuk mengambil contoh inti sedimen dasar
laut yang digunakan untuk mendapatkan sampel sedimen dasar laut yang relative mudah dan
murah. Kualitas sampel sedimen yang didapat relative baik karena tidak terjadi pencampuran
antar lapisan sedimen.
Sedimen yang didapat dengan gravity corer akan dapat digunakan untuk mereka ulang
kondisi lingkungan pada saat sedimen di endapkan. Semakin Panjang sampel yang didapat,
umur sedimen yang didapat akan semakin tua sehingga mereka ulang kondisi lingkungan
dapat dilakukan untuk periode yang lebih Panjang ( ratusan hingga ratuan ribu tahun.)
kelebihan dari gravity corer ini adalah alat ini relative sederhana dengan perawatan yang
tidak terlalu rumit.