Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

Arsitektur saat ini berkembang tidak hanya sebatas merancang bangunan


serta wujud fisik semata. Arsitektur dapat mengubah perilaku, cara pandang,
serta merangsang pola pikir orang awam yang tidak memiliki dasar ilmu
arsitektur. Pada hakikatnya arsitektur adalah sintesis tiga lingkungan dasar yaitu
seni (estetika), keterampilan, dan ilmu pengetahuan (Zahnd,2013). Kajian antar
bidang keilmuan ini memperkaya antar ilmu tersebut maupun menciptakan
inovasi-inovasi terbaru yang berkembang seiring waktu. Arsitektur tidak dapat
berdiri sendiri tanpa memahami bidang ilmu yang lain.Arsitektur berhubungan
dengan “bahasa”. Bahasa dalam arsitektur berupa “bahasa ruang”. Dalam
sebuah perancangan bangunan, seorang arsitek haruslah mengetahui dasar-
dasar yang harus digunakan agar bangunan yang dirancang akan sesuai dengan
hasil yang diinginkan. Dalam hal ini, seorang arsitek haruslah kritis dan dapat
menggunakan atau mengaplikasikan teori-teori dalam arsitektur dalam proses
perancangan bangunan.

Teori arsitektur dikemukakan oleh para arsitek yang telah menghasilkan


banyakkarya. Kebanyakan teori-teori tersebut baru diakui setelah para arsiteknya
tiada,yaitu ketika karya-karya mereka diakui keberhasilannya karena mampu
bertahanterhadap waktu. Pengakuan itupun tidak mutlak, juga tidak abadi. Di lain
waktu,pada lain kesempatan karya-karya mereka dijadikan titik tolak untuk
menolak teori arsitektur yang mereka ajukan. Suatu teori dalam arsitektur
digunakan untuk mencari apa yang sebenarnya harusdicapai dalam arsitektur
dan bagaimana cara yang baik untuk merancang. Teoridalam arsitektur
cenderung tidak seteliti dan secermat dalam ilmu pengetahuan yang lain
(obyektif), satu ciri penting dari teori ilmiah yang tidak terdapat dalam arsitektur
ialah pembuktian yang terperinci.

Desain arsitektur sebagaian besar lebih merupakan kegiatan merumuskan


dari pada kegiatan menguraikan. Arsitektur tidak memilahkan bagian-bagian, ia
mencernakan dan memadukan bermacam ramuan unsur dalam cara-cara baru
dan keadaan baru. Sehingga hasil seluruhnya tidak dapat diramalkan. Teori
dalam arsitektur adalah hipothesa, harapan dan dugaan-dugaan tentang apa

1
Teori Arsitektur
yang terjadi bila semua unsur yang menjadikan bangunan dikumpulkan dalam
suatu cara, tempat, dan waktu tertentu. Dalam teori arsitektur tidak terdapat
rumusan atau cara untuk meramalkan bagaimana nasib rancangannya.
Misalnya: tidak terdapatnya cara untuk meramalkan bahwa menara Eifel mulanya
dianggap sebagai suatu cela di kaki langit Paris dan kemudian menjadi lambang
kota yang langgeng dan asasi. Pada paparan arsitektur yang lebih luas harus
diperhatikan lebih lanjut berkaitan dengan kedudukan teori-teori yang sering
dipakai. Pemahaman ini menjelaskan bahwa ada tiga kategori teori dalam
lingkup disiplin arsitektur yaitu:

a. Teori Arsitektur, dalam hal ini dipahami sebagai pengandaian teori-teori


yang tersusun sebagai unsur-unsur yang membentuk arsitektur sebagai
ilmupengetahuan.
b. Teori tentang Arsitektur, teori ini berusaha menyusun definisi dan
deskripsi medan pengetahuan yang tercakup dalam sebutan “arsitektur‟.
Sasarannya adalah menjelaskan kedudukan arsitektur dalam taksonomi
ilmu pengetahuan yangberlaku pada periode yang bersangkutan.
c. Teori Perancanaan dan Perancangan Arsitektur,yaitu teori yang
secara aplikatif membantu di dalam proses dan pelaksanaan
perancangan. Misalnya adalah: Teori pengolahan bentuk dan ruang.
Dalam hal ini perlu dibedakan antara konsep danmetode. Konsep bisa
dipahami sebagai teori yang tanpa perlu dibuktikan (sebagai landasan
perancangan) sedangkan metode merupakan cara untuk
membuktikandan metode sendiri memerlukan teori sebagai alat ujinya
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada metode tanpa teori.

Ilmu arsitektur selalu berkaitan dengan membaca perilaku, memahami


keinginan klien secara verbal, maupun menerjemahkan keinginan tersebut
secara nyata menjadi sebuah produk arsitektur. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji lebih dalam mengenai sebuah kasus dalam arsitektur berupa Morfologi
Bentuk Bangunan, dengan cara menganalisis menggunakan tiga teori yang
beruhubungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan metode yang
berkaitan dengan bentuk melalui dasar tiga teori yaitu Teori Bentuk dan Ruang,
Teori Semiotik Semantik dan Teori Ekspresionis.

2
Teori Arsitektur
TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi berasal dari kata morphology (Inggris) yang berarti ilmu bentuk.
Menurut Schulz (1988), morfologi menyangkut kualitas spasial figural dan
konteks wujud pembentuk ruang yang dapat terbagi melalui pola, hirarki dan
hubungan ruang satu dengan lainnya. Morfologi lebih menekankan pada
pembahasan bentuk geometris sehingga untuk memberikan makna pada
ungkapan ruangnya harus dikaitkan dengan nilai ruang dimana nilai ruang
sangat berkaitan dengan bentuk, hubungan dan organisasi ruang yang ada.
Morfologi juga memperhatikan artikulasi dan batas-batas yang memberikan
perbedaan karakter lingkungan. Arsitektur menyangkut ruang (space) yang bisa
dirasakan bentuk (shape) yang bisa dilihat atau disentuh. Arsitektur memerlukan
pemahaman secara tiga dimensi, namun demikian dalam kajian morfologi proses
transformasi atau perubahan bentuk dapat pula dijelaskan melalui bidang papar
atau dua dimensi.

Virtuvirus mengemukakan didalam bukunya, Ten Books on Architecture,


bahwa tidak ada istilah bentuk. Bentuk bagi virtuvius adalah bila mau dikaitkan
secara langsung dengan fungsi. Dalam arsitektur bentuk sangat berhubungan
dengan ruang. Menurut D.K. Ching (1996) ruang merupakan sebuah wadah
untuk menampung suatu kegiatan. Ruang memiliki dimensi untuk dapat
difungsikan secara efektif dan efisien. D.K Ching menyebutkan bahwa organisasi
ruang dapat dibagi menjadi 5 bagian, yaitu organisasi terpusat, organisasi linear,
organisasi radial, organisasi cluster dan organisasi grid.

Bentuk bangunan haruslah memiliki makna atau dengan kata lain dapat
bersifat komunikatif. Hal ini berkaitan dengan semiotika. Semiotika biasa
diartikan sebagai ilmu tanda, yang berasal dari bahasa Yunani semeion,
atauyang berarti tanda (Sachari, 2003).Tanda-tanda tersebut menyampaikan
suatu informasi sehingga bersifat bersifat komunikatif, serta
mampumenggantikan suatu yang lain yang dapatdipikirkan atau dibayangkan
(Broadbent,1980).

Selain itu suatu morfologi bentuk bangunan atau karya arsitektur

3
Teori Arsitektur
setidaknya dapat menyampaikan pesan melalui ekspresi bangunan yang
dikemukakan oleh arsitek sebagai perancangnya. Ekspresi adalah apa yang
telah kita lihat menurut pangaruh atau pengalaman sebelumnya (Smithies,
1984).Dalam hal ini bangunan dianggap sebagai suatu wahana yang digunakan
arsitek untuk mengungkapakan sikapnya terhadap proyek bangunan tersebut.

Relevansi
Sebuah morfologi bentuk sebagai objek arsitektur memiliki ciri-ciri
yangdapat dihubungkan dengan bentuk tertentu yangdikenal umum.Bentuk yang
diterapkan ini dapat berupameniru komponen-komponen arsitektur dariobjek
arsitektur yang sudah ada, seperti halnya bangunan yang dirancang dengan
bentuk-bentuk geometri.

Gambar I. S.R Crown Hall Design by Mies Van Der Rohe

Makna
Sebuah morfologi bentuk bangunan dalam arsitektur memiliki ciri-ciri yang
dapat dihubungkan dengan fungsi tertentu yang dikenal umum melalui kode atau
tanda. Fungsi ini merupakan fungsi yang jelas dan menyeluruh kepada objek
arsitektur. Fungsi ini cenderung selaras dengan rancangan sehingga pengenalan
maksud dari bangunan tersebut dapat dibacadengan baik oleh pengguna.

Gambar II. Al-Warqa’a Mosque Design by Wael Al Awar

4
Teori Arsitektur
Ekspresi
Sebuah morfologi bentuk bangunan sebagai objek arsitektur memiliki ciri-
ciri yang dapat mengemukakan ekspresi dari perancangnya. Ekspresi ini
terkait dengan pendekatan yang dilakukan saat melakukan desain.

Gambar III. Galaxy SOHO Building Design by Zaha Hadid

5
Teori Arsitektur
METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Sehingga


penelitian ini hanya sebatas mendeskripsikan serta menggambarkan fenomena
di dalam penelitiandengan sistematis. Metodenya adalah dengan metodologi
kualitatif, yaitu metode yang cenderung menggunakan analisa dengan
berlandaskan teori yang berkaitan kemudian dikaitkan dengan objek penelitian.

Studi kasus dalam penelitian ini adalah Morfologi Bentuk Bangunan dalam
arsitektur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teori-teori yang
berhubungan yang dapat digunakan dalam merancang suatu morfologi bentuk
bangunan sebagai suatu karya arsitektur.

Untuk mempermudah proses penelitian, maka ditentukan suatu objek yang


akan dijadikan contoh dalam analisa morfologi bentuk bangunan dengan
menggunakan tiga teori dalam arsitektur, Teori Bentuk dan Ruang, Teori
Semiotik Semantik dan Teori Ekspresionis.

6
Teori Arsitektur
HASIL DAN PEMBAHASAN

Arsitektur menyangkut ruang (space) yang bisa dirasakan bentuk (shape)


yang bisa dilihat atau disentuh. Arsitektur memerlukan pemahaman secara tiga
dimensi, namun demikian dalam kajian morfologi proses transformasi atau
perubahan bentuk dapat pula dijelaskan melalui bidang papar atau dua dimensi.
Seperti yang dilakukan oleh Steadman (1989), yang menyebutkan bahwa proses
perubahan bentuk dapat terjadi melalui beberapa sebab, antara lain :

a. Perubahan Dimensi Penampakan proses perubahan bentuk akan kelihatan


nyata dalam penggambaran pada bidang papar yang terbuat dalam bentuk
grid. Apabila salah satu dimensi dari grid mengalami perubahan dimensi maka
akan terjadi banyak kemungkinan penampakan dari bentuk yang berbeda.

b. Proses Rotasi dan Percerminan Proses pemutaran dan pencerminan dari


suatu bentuk pada titik atau garis tertentu dalam bidang papar,
memungkinkan terjadinya perubahan bentuk.

c. Metode Pemotongan (pengecilan) dan Pembesaran Bentuk Metode


pemotongan (pengecilan) dan pembesaran yang dilakukan pada bidang papar
terhadap sebuah bentuk menunjukkan bahwa bentuk akan mengalami
perubahan.

d. Penambahan Bentuk Lain Suatu bentuk yang terdiri dari susunan beberapa
bentuk akan nampak sebagai wujud yang tunggal. Apabila dilakukan
perlakuan pada bentuk tersebut dengan penambahan dari bentuk lain di
dalam salah satu bagian bentuk atau di luarnya, akan memberikan
kemungkinan terjadinya perubahan bentuk yang nyata.

e. Keragaman Tipe dan Jenis Elemen Setiap bahan dan material memiliki tipe,
jenis dan karakter yang berbeda-beda. Penggunaanya pada suatu bangunan
yang memiliki bentuk dan dimensi yang sama, akan memberikan
kemungkinan variasi yang sangat beragam dari tampilan visualisasi
bangunan.

7
Teori Arsitektur
Morfologi bentuk bangunan dalam arsitektur lebih menekankan pada
pembahasan bentuk geometris sehingga untuk memberikan makna dan
memperlihatkan ekspresi yang ada pada ungkapan ruangnya harus dikaitkan
dengan nilai ruang dimana nilai ruang sangat berkaitan dengan bentuk,
hubungan dan organisasi ruang yang ada.

Morfologi Bentuk
Bangunan

Bentuk &
Ruang Ekspresi
Makna

 Morfologi bentuk bangunan haruslah dapat menunjukkan penampilan luar


yang dapat dilihat secara tersusun melaluikomposisi yang menghasilkan
gambaran nyata dengan massa tiga dimensi, wujud, penampilan, serta
konfigurasi.

 Morfologi bentuk bangunan juga sebaiknya dirancang agar dapat


menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai dengan ‘arti’ yang
disampaikan. Dalam arsitektur semiotik semantik merupakan tinjauan
tentang sistem tanda yang dapat sesuai dengan arti yang disampaikan.
Wujud tersebut akan dimaknai kembali sebagai suatu hasil persepsi oleh
pengamatnya. Perwujudan makna suatu rancangan dapat dikatakan
berhasil jika makna atau ‘arti’ yang ingin disampaikan dapat dipahami dan
diterima secara tepat oleh pengamatnya.

 Morfologi bentuk bangunan harus dapat memperlihatkan ekpresi secara


langsung maupun tidak langsung yang ditampilkan melalui facade dari
bangunan. Ekspresi dari suatu morfologi bentuk bangunan dapat
dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu:

8
Teori Arsitektur
a. Fungsi, dapat melahirkan bentuk yang ekspresif.
b. Struktur, penonjolan struktur sebagai elemen estetis pada sebuah
bangunan dapat melahirkan bentuk yang ekspresif pula.
c. Budaya, dapaat dimisalkan pada bangunan tradisional, ekspresi
yang dimunculkan merupakan hasil tampilan budaya.

Morfologi Bentuk Bangunan Pada Rumah Tingggal


Corallo House

Corallo House merupakan


bangunan yang berfungsi
sebagai rumah tinggal.

 Relevansi:Morfologi bentuk
bangunan memiliki ciri-ciri
yang dapat dihubungkan
dengan bentuk yang dikenal
Gambar 1.1 Corallo House umum, yaitu dengan

Arsitek Alejandro Paz menerapkan bentuk-bentuk


geometri. Bentuk geometri
Lokasi Santa Rosalia, Guatemala City
yang digunakan berupa
Fungsi Rumah Tinggal
pengaplikasian dari bentuk
Project Year 2011
dasar bujur sangkar. Terlihat
dengan jelas pada bagian
eksterior bangunan.

Makna (Semiotic semantic):


Dari morfologi bentuk bangunan
dapat terlihat dengan jelas dan
menyeluruh bahwa tampilan yang
ditunjukkan oleh bangunan berupa
fungsi sebagai rumah tinggal. Hal
ini selaras dengan rancangan
Gambar 1.2 Bentuk Bangunan Sebagai
sehingga pengenalan makna dari Rumah Tinggal

9
Teori Arsitektur
morfologi bentuk bangunan dapat langsung dibaca dengan baik oleh
mata pengamat.

 Ekspresi: Morfologi
bentuk bangunan dari rumah
tinggal Corallo House dapat
menyampaikan ekspresi dari
arsitek atau perancangnya.
Ekspresi ini terkait dengan
pendekatan yang dilakukan
saat melakukan desain.
Ekspresi yang berusaha
Gambar 1.3Tampak Luar Bangunan Corallo House
ditunjukkan oleh arsitek yaitu
berupa style dari bangunan
yang menggunakan material
alami atau rustik.

10
Teori Arsitektur
KESIMPULAN

1. Dari hasil pengkajian kasus Morfologi Bentuk Bangunan sebagai sebuah


karya dalam arsitektur dengan menggunakan tiga teori, dapat disimpulkan
bahwa untuk menghasilkan suatu morfologi bentuk bangunan dengan hasil
yang baik maka dalam proses perancangannya dapat dipertimbangkan
dengan menggunakan dasar dari tiga teori arsitektur yang berhubungan
yaitu teori bentuk dan ruang, teori semiotic semantic atau teori yang
berhubungan dengan makna, serta teori ekspresi dalam arsitektur.

2. Sebagai contoh dapat dilihat dari morfologi bentuk bangunan Corallo House
yang dalam proses perancangannya dapat dikatakan telah menerapkan
dasar tiga teori.
- Bentuk dan ruang: Bentuk bangunan yang mengaplikasikan bentuk-
bentuk geometri, dengan bentuk dasar bujur sangkar.
- Semantic semiotic (makna): Morfologi bentuk bangunan sederhana dan
penyusunan bentuk dapat mencerminkan fungsi atau makna bangunan
sebagai rumah tinggal.
- Ekspresi: Tema rustik atau natural yang diaplikasikan pada morfologi
bentuk bangunan merupakan ekspresi dari arsitek.

11
Teori Arsitektur
DAFTAR PUSTAKA

Teori dan Teori Arsitektur.pdf


https://www.academia.edu/3848562/TEORI_DAN_TEORI_ARSITEKTUR
(Diakses 4 April 2017)

Abdul, Joshua M. Architecture Of Space: Kajian Visualisasi Arsitektur. Karya


Tulis Ilmiah. Medan: Universitas Sumatera Utara.
https://www.academia.edu/13198308/Kajian_Semantik_Arsitektur
(Diakses 4 April 2017)

Syahrozi, M. Morfologi Bentuk Tampak. Jurnal Pespektif Arsitektur Volume 8/


No.1 Juli 2013. Palangkaraya: Universitas Palangkaraya. ISBN 1907-8536.
http://www.jurnalperspektifarsitektur.com/download/(Jurnal%20PA%20Vol.08%20
No.01%202013)-MORFOLOGI-BENTUK-TAMPAK-STUDI-KASUS.pdf
(Diakses 4 April 2017)

https://www.academia.edu/4205413/FUNGSI_RUANG_BENTUK_DAN_EKSPRE
SI_DALAM_ARSITEKTUR
(Diakses 4 April 2017)

12
Teori Arsitektur

Anda mungkin juga menyukai