Anda di halaman 1dari 7

Purpura Senilis

A. Definisi
Purpura Senilis merupakan suatu kondisi kulit yang berkaitan dengan orang
yang telah lanjut usia, disebabkan oleh adanya dinding pembuluh darah yang
telah rapuh sehingga mudah mengalami ruptur pada saat terkena trauma ringan
(Marie etal., 2017).

B. Epidemiologi
Purpura senilis merupakan suatu penyakit yang umum. Biasanya ditemukan
pada individu yang seringkali terkena sinar matahari secara langsung dan dalam
jangka waktu lama, serta penggunaan oral atau topical
kortikoteroid serta antikoagulan (Braun etal., 2000).
Pada individu dengan usia lebih dari 50 tahun memiliki kemungkinan
terkena purpura senilis sebesar 10 %, presentase tersebut sebanding antara laki-
laki dan perempuan. Sumber lain mengatakan insiden bervariasi sehubungan
dengan usia. Sekitar 2% dari mereka yang berusia 60-70 tahun dan sebanyak
25% dari mereka yang berusia 90-100 tahun dapat memiliki lesi purpura (Ken,
2014 & Schwartz, 2017).

C. Etiopatogenesis
Paparan sinar matahari terus menerus merupakan suatu faktor utama
terjadinya purpura senilis yang menyebabkan melemahnya jaringan ikat pada
kulit sehingga menahan aliran darah menuju kedalam matrix kulit akibatnya
jaringan kulit semakin tipis dan dinding pembuluh darah akan semakin mudah
pecah, diperparah jika adanya trauma mekanis yang merupakan suatu pencetus
sehingga mempercepat terjadi pecahnya pembuluh darah. Pada individu dengan
pemakaian kortikosteroid sistemik maupun topikal dalam jangka waktu lama
juga dapat menyebabkan dinding pembuluh darah mudah pecah, karena obat-
obatan tersebut dapat menghambat sintesis kolagen sehingga dapat
menimbulkan suatu kerusakan kulit (Ken, 2014).
Penyebab lainnya yaitu akibat dari trombositopenia atau jumlah trombosit
rendah dibawah normal, adanya penyakit atau kelainan pada jaringan ikat dan
defisiensi vitamin C. Diabetes mellitus juga berpengaruh terhadap terjadinya
purpura senilis, karena berkaitan dengan adanya level gula darah yang tinggi
pada tubuh dalam jangka waktu yang lama (Bel Marra, 2017).

D. Manifestasi Klinis
Diagnosis purpura senilis dapat ditegakkan dengan melihat kenampakan
klinis yaitu adanya ujud kelainan kulit berupa makula eritem hingga berwarna
ungu kehitaman dengan batas tegas biasanya memiliki diameter 1-4 cm. Lesi
tidak mengalami perubahan warna pada memar dan biasanya membaik dalam
waktu tiga minggu. Biasanya timbul pada kulit yang tipis dan sudah tidak elastis
akibat dari efek penuaan pada kulit. Umumnya ditemukan pada individu berusia
lebih dari 60 tahun. Kriteria diagnosis purpura senilis, yaitu (Ken,
2017) :
1. Umumnya pada individu berusia lebih dari 60 tahun baik laki-laki maupun
perempuan
2. Jumlah hitung trombosit normal
3. Purpura pada kulit timbul pada tempat yang mudah terlihat
4. Hemostasis normal
5. Atrofi pada kulit yang terkena

Gambar 2.1 Purpura Senilis pada lengan atas dan lengan bawah

Tempat tersering timbulnya purpura pada kulit yaitu pada daerah punggung
tangan, lengan bawah, permukaan ekstensor lengan atas, terkadang pada wajah
dan leher. Dapat pula terjadi akibat adanya riwayat trauma tumpul ringan pada
kulit sebelum munculnya lesi. Seringkali pasien menyadari bahwa sebelumnya
pernah beberapakali muncul beberapa lesi serupa di masa lalu namun saat ini
sudah membaik. Untuk membedakan antara purpura senilis dengan memar biasa
yaitu pada memar yang biasa cenderung berubah warna, sedangkan pada memar
yang merupakan hasil dari purpura senilis tidak berubah warna. Memar pada
purpura senilis akan menetap sampai hilang. Dalam beberapa kasus, warna
kuning dan cokelat menggantikan warna ungu
pada memar untuk waktu yang singkat, sementara pada kasus selain purpura
senilis warna kekuningan akan permanen (Bel Marra, 2017).

E. Diagnosis Banding
Purpura yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan seperti
glukokortikoid topikal atau sistemik dan penggunaan antikoagulan seperti
aspirin dan warfarin. Obat-obatan seperti levofloxacin dapat menghasilkan
fototoksisitas dengan purpuric pruritic dari petechiae konfluen yang terbatas
pada daerah yang terpapar sinar matahari dan disertai pruritus. Purpura senilis
dengan perubahan inflamasi dapat mensimulasikan vaskulitis leukositoklastik
atau dermatosis neutrofilik (Schwartz, 2017).
Pada pseudovaskulitis kulit atau sekumpulan kelainan heterogen yang
terlihat sebagai purpura. Dapat disebabkan oleh deposisi dinding pembuluh
darah dari zat metabolik (amiloid, kalsium), kekurangan nutrisi, purpura
inflamasi nonvaskulitis (dermatitis purpurik berpigmen, reaksi arthropoda,
reaksi virus dan obat-obatan), degenerasi dinding pembuluh darah. dan trauma
dinding pembuluh. Penyakit lain seperti hemofilia, kekurangan vitamin K,
koagulasi intravaskular diseminata, purpura thrombocytopenic idiopatik dan
Purpura psikogenik, dan trauma fisik memiliki ujud jelainan kulit yang serupa
dengan purpura senilis (Schwartz, 2017).

F. Penatalaksanaan
Purpura senilis tidak memerlukan pengobatan apapun. Lesi atau memar
biasanya akan hilang sendiri tanpa menimbulkan komplikasi serius pada
kesehatan, namun penyakit ini bersifat kronik dan rekuren atau berulang
sehingga penyakit ini dapat menetap sepanjang hidup. Meskipun merupakan
bidang penelitian baru, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of
Drugs in Dermatology menunjukkan bahwa dosis dua kali sehari dari
bioflavonoid sitrus merupakan obat alami yang baik untuk purpura senilis. Studi
tersebut menunjukkan penurunan lesi purpura sebesar 50 persen pada kelompok
70 lansia yang menggunakan campuran "citrus bioflavonoid." Penelitian lebih
lanjut masih terus dilakukan, termasuk penyelidikan tentang bagaimana
suplemen lain dapat mempengaruhi purpura senilis. Sementara itu, orang-orang
yang menderita kondisi tersebut didorong untuk menggunakan
perlindungan sinar matahari saat berada di luar ruangan dan memakai
pelembab kulit untuk membantu melindungi kulit. Serta dianjurkan untuk
mengkonsumsi vitamin C sebagai antioksidan.
Bagi banyak orang, purpura senilis adalah kondisi yang datang seiring
bertambahnya usia. Jumlah lansia di negara-negara industri terus meningkat,
sehingga kejadian purpura senilis dan kondisi kulit terkait usia diperkirakan akan
meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun mendatang, maka dari itu
dianjurkan agar melindungi kulit serta menghidari faktor pencetus purpura
senilis kita sejak usia dini.

G. Prognosis
Walaupun jika dilihat dari segi kosmetik kenampakan kulit pada individu
dengan purpura senilis kurang baik, namun purpura senilis bersifat jinak dan
tidak terkait dengan penyakit sistemik atau diskrasia darah. Lesi purpura sembuh
selama satu sampai tiga minggu dan dapat meninggalkan hasil residu berupa
pigmentasi coklat pada kulit. Purpura senilis sifatnya berulang dan terkait
dengan munculnya kembali lesi baru seumur hidup.
KESIMPULAN

1. Purpura Senilis merupakan suatu kondisi kulit yang berkaitan dengan orang
yang telah lanjut usia, disebabkan oleh adanya dinding pembuluh darah yang
telah rapuh sehingga mudah mengalami ruptur pada saat terkena trauma ringan.
2. Purpura Senilis umumnya ditemukan pada individu berusia lebih dari 60 tahun,
pada individu yang seringkali terkena sinar matahari secara langsung dan
dalam jangka waktu lama, serta penggunaan oral atau topical kortikoteroid
serta antikoagulan.
3. Penatalaksanaan purpura senilis terdiri dari non medikamentosa dan
medikamentosa. Non medikamentosa dengan memberikan anjuran untuk lebih
berhati-hati dalam minum obat, menggunakan perlindungan sinar matahari saat
berada di luar ruangan dan memakai pelembab kulit untuk membantu
melindungi kulit. Sedangkan terapi medikamentosa menggunakan salep yang
berisi desoksimetason cream II + Asam salisilat 3% + LCD 5% + Soft U Derm
II diberikan secara topical dengan cara dioleskan 2x1 pada lesi dan berikan
aspirin 2x250mg tab dalam sehari.
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda A. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta : FKUI.

Katzung BG. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 8. Jakarta: EGC.

Ken Hiu-Kan Ip. Senile purpura. University of Auckland. Hamlton New Zealand.
2014.

Marie T, Davis H, Adkins D., etal. Mosby Medical Dictionary Tenth Edition. St
Louis. Elsevier. 2017.

Marra, Bel. What Is Senile Purpura? Causes, Symptoms, Diagnosis, and


Treatment Tips. Aging Skin Bel Mara Health. 2017.

Schwarts, Robert. Actinic Purpura Differential Diagnosis. Medscape. 2017.

Anda mungkin juga menyukai