Endodontik Perawatan Saluran Akar
Endodontik Perawatan Saluran Akar
Mahkota gigi terdiri dari lapisan keras gigi yakni email dan dentin. Kedua lapisan keras gigi ini melindungi
jaringan lunak gigi yang disebut pulpa yang memanjang dari mahkota sampai ujung akar gigi . Jaringan
lunak pulpa terdiri dari pembuluh darah dan pembuluh syaraf yang menyuplai makanan dan memberikan
rasa pada gigi.
2. Resin komposit
Kelebihan Bahan Komposit
Bahan komposit mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan bahan konvensional seperti logam. Kelebihan tersebut
pada umumnya dapat dilihat dari beberapa sudut yang penting seperti sifat-sifat mekanikal dan fisikal, keupayaan (reliability),
kebolehprosesan dan biaya. Seperti yang diuraikan dibawah ini :
a. Sifat-sifat mekanikal dan fisikal
Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan peranan penting dalam menentukan sifat-sifat mekanik dan
sifat komposit. Gabungan matriks dan serta dapat menghasilkan komposit yang mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih tinggi
dari bahan konvensional seperti keluli.
- Bahan komposit mempunyai density yang jauh lebih rendah berbanding dengan bahan konvensional. Ini memberikan implikasi yang
penting dalam konteks penggunaan karena komposit akan mempunyai kekuatan dan kekakuan spesifik yang lebih tinggi dari bahan
konvensional. Implikasi kedua ialah produk komposit yang dihasilkan akan mempunyai kerut yang lebih rendah dari logam.
Pengurangan berat adalah satu aspek yang penting dalam industri pembuatan seperti automobile dan angkasa lepas. Ini karena
berhubungan dengan penghematan bahan bakar.
- Dalam industri angkasa lepas terdapat kecendrungan untuk menggantikan komponen yang diperbuat dari logam dengan komposit
karena telah terbukti komposit mempunyai rintangan terhadap fatigue yang baik terutamanya komposit yang menggunakan serat
karbon.
- Kelemahan logam yang agak terlihat jelas ialah rintangan terhadap kakisa yang lemah terutama produk yang kebutuhan sehari-hari.
Kecendrungan komponen logam untuk mengalami kakisan menyebabkan biaya pembuatan yang tinggi. Bahan komposit sebaiknya
mempunyai rintangan terhadap kakisan yang baik.
- Bahan komposit juga mempunyai kelebihan dari segi versatility (berdaya guna) yaitu produk yang mempunyai gabungan sifat-sifat
yang menarik yang dapat dihasilkan dengan mengubah sesuai jenis matriks dan serat yang digunakan. Contoh dengan menggabungkan
lebih dari satu serat dengan matriks untuk menghasilkan komposit hibrid.
b. Proses pembuatan
Kebolehprosesan merupakan suatu kriteria yang penting dalam penggunaan suatu bahan untuk menghasilkan produk. Ini
karena dikaitkan dengan produktivitas dan mutu suatu produk. Perbandingan antara produktiviti dan kualiti adalah penting dalam
konteks pemasaran produk yang dipabrikasi. Selain dari itu kebolehprosesan juga dikaitkan dengan keberbagai teknik fabrikasi yang
dapat digunakan untuk memproses suatu produk.
Adalah jelas bahwa bahan komposit dibolehprosesan dengan berbagai teknik fabrikasi yang merupakan daya tarik yang dapat
membuka ruang luas bagi penggunaan bahan komposit. Contohnya untuk komposit termoplastik yang mempunyai kelebihan dari segi
pemrosesan yaitu ianya dapat diproses dengan berbagai teknik fabrikasi yang umum yang biasadigunakan untuk memproses
termoplastik tanpa serat (Hendri Ginting, 2002).
Pada umumnya bentuk dasar suatu bahan komposit adalah tunggal dimana merupakan susunan dari paling tidak terdapat dua
unsur yang bekerja bersama untuk menghasilkan sifat-sifat bahan yang berbeda terhadap sifat-sifat unsur bahan penyusunnya. Dalam
prakteknya komposit terdiri dari suatu bahan utama (matrik – matrix) dan suatu jenis penguatan (reinforcement) yang ditambahkan
untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuan matrik. Penguatan ini biasanya dalam bentuk serat (fibre, fiber).
Sekarang, pada umumnya komposit yang dibuat manusia dapat dibagi kedalam tiga kelompok utama :
- Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC)
- Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC)
- Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC)
-
Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC)
Bahan ini merupakan bahan komposit yang sering digunakan disebut, Polimer Berpenguatan Serat (FRP – Fibre Reinforced Polymers
or Plastics) – bahan ini menggunakan suatu polimer-berdasar resin sebagai matriknya, dan suatu jenis serat seperti kaca, karbon dan
aramid (Kevlar) sebagai penguatannya.
Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC)
Ditemukan berkembang pada industri otomotif, bahan ini menggunakan suatu logam seperti aluminium sebagai matrik dan
penguatnya dengan serat seperti silikon karbida.
Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC)
Digunakan pada lingkungan bertemperatur sangat tinggi, bahan ini menggunakan keramik sebagai matrik dan diperkuat dengan serat
pendek, atau serabut-serabut (whiskers) dimana terbuat dari silikon karbida atau boron nitrida
Komposit Matrik Polimer
Sistem resin seperti epoksi dan poliester mempunyai batasan penggunaan dalam manufaktur strukturnya, dikarenakan sifat-
sifat mekanik tidak terlalu tinggi dibandingkan sebagai contoh sebagian besar logam. Bagaimanapun, bahan tersebut mempunyai sifat-
sifat yang diinginkan, sebagian besar khususnya kemampuan untuk dibentuk dengan mudah kedalam bentuk yang rumit.
Bahan seperti kaca, aramid dan boron mempunyai kekuatan tarik dan kekuatan tekan yang luar biasa tinggi tetapi dalam
‘bentuk padat’ sifat-sifat ini tidak muncul. Hal ini berkenaan dengan kenyataan ketika ditegangkan, serabut retak permukaan setiap
bahan menjadi retak dan gagal dibawah titik tegangan patah teoritisnya. Untuk mengatasi permasalahan ini, bahan diproduksi dalam
bentuk serat, sehingga, meskipun dengan jumlah serabut retak yang terjadi sama, serabut retak tersebut terbatasi dalam sejumlah kecil
serat dengan memperlihatkan sisa kekuatan teoritis bahan. Oleh karena itu seikat serat akan mencerminkan lebih akurat kinerja
optimum bahan. Bagaimanapun juga satu serat dapat hanya memperlihatkan sifat-sifat kekuatan tarik sesuai panjang serat, seperti
halnya serat dalam suatu tali.
Jika sistem resin dikombinasikan dengan serat penguat seperti kaca, karbon dan aramid, sifat-sifat yang luarbiasa dapat
diperoleh. Matrik resin menyebarkan beban yang dikenakan terhadap komposit antara setiap individu serat dan juga melindungi serat
dari kerusakan karena abrasi dan benturan. Kekuatan dan kekakuan yang tinggi, memudahkan pencetakan bentuk yang rumit,
ketahanan terhadap lingkungan yang tinggi dengan berat jenis rendah, membuat kesimpulan komposite lebih superior terhadap logam
dalam banyak aplikasi.
Bila Komposit Matrik Polimer mengabungkan sistem resin dan serat penguat, sifat-sifat yang dihasilkan bahan komposit
akan memadukan beberapa hal sifat-sifat yang dimiliki oleh resin dan yang dimiliki oleh serat.
Secara umum, sifat-sifat komposit ditentukan oleh :
- Sifat-sifat serat
- Sifat-sifat resin
- Rasio serat terhadap resin dalam komposit (Fraksi Volume Serat – Fibre Volume Fraction)
- Geometri dan orientasi serat pada komposit
Bahan komposit dibentuk pada saat yang sama ketika struktur tersebut dibuat. Hal ini berarti bahwa orang yang membuat
struktur menciptakan sifat-sifat bahan komposit yang dihasilkan, dan juga proses manufaktur yang digunakan biadanya merupakan
bagian yang kritikal yang berperanan menentukan kinerja struktur yang dihasilkan.
Pembebanan
Terdapat empat beban langsung utama dimana setiap bahan dalam suatu struktur harus menahannya: tarik, tekan, geser/lintang dan
lentur
Tarik
Gambar dibawah memperlihatkan beban tarik yang diterapkan pada suatu komposit. Reaksi komposit terhadap beban tarik sangat
tergantung pada sifat kekakuan dan kekuatan tarik dari serat penguat, dimana jauh lebih tinggi dibandingkan dengan resinnya.
Tekan
Gambar dibawah ini memperlihatkan suatu komposit dibawah beban tekan. Disini sifat daya rekat dan kekakuan dari sistem resin
adalah penting, sebagaimana resin menjaga serat sebagai kolom lurus dan menjaganya dari tekukan (buckling)
Geser/Lintang
Gambar dibawah ini memperlihatkan suatu komposit dikenakan beban geser. Beban ini mencoba untuk meluncurkan setiap lapisan
seratnya. Dibawah beban geser resin memainkan peranan utama, memindahkan tegangan melintang komposit. Untuk membuat
komposit tahan terhadap beban geser, unsur resin harus tidak hanya mempunyai sifat-sifat mekanis yang baik tetapi juga daya rekat
yang tinggi terhadap serat penguat.
Lenturan
Beban lentursebetulnya merupakan kombinasi beban tarik, tekan dan geser. Ketika beban seperti diperlihatkan, bagian atas terjadi
tekan, bagian bawah terjadi tarik dan bagian tengah lapisan terjadi geser.
Sistem-sistem Resin
Apapun sistem resin yang digunakan dalam bahan komposit akan memerlukan sifat-sifat berikut :
- Sifat-sifat mekanis yang bagus
- Sifat-sifat daya rekat yang bagus
- Sifat-sifat ketangguhan yang bagus
- Ketahanan terhadap degradasi lingkungan bagus
Sifat-sifat Mekanis Sistem Resin
Gambar dibawah memperlihatkan kurva tegangan/regangan untuk suatu sistem resin ideal. Kurva untuk resin menunjukkan
kekuatan puncak tinggi, kekakuan tinggi (ditunjukkan dengan kemiringan awal) dan regangan tinggi terhadap kegagalan. Hal ini
berarti bahwa resin pada awalnya kaku tetapi pada waktu yang sama tidak akan mengalami kegagalan getas.
Seharusnya dicatat dimana ketika suatu komposit di bebani tarik, untuk mencapai sifat-sifat mekanis yang optimal dari
komponen serat, resin harus mampu berubah panjang paling tidak sama dengan serat. Gambar dibawah ini memberikan regangan
terhadap kegagalan yang dimiliki untuk serat kaca-E, serat kaca-S, serat aramid, dan serat karbon berkekuatan tinggi (yaitu bukan
dalam bentuk komposit). Disini terlihat, sebagai contoh, serat kaca-S dengan perpanjangan 5,3%, akan membutuhkan resin dengan
perpanjangan paling tidak sama dengan nilai tersebut untuk mencapai sifat tarik yang maksimum.
Perlekatan yang kuat bahan tumpatan pada dentin sulit didapatkan bila dibandingkan ke permukaan enamel meskipun telah
dilakukan pengetsaan asam. Hal ini disebabkan adanya komponen tertentu yang dimiliki dentin seperti struktur tubulus dentin,
kelembaban intrinsik dentin dan bersifat lebih hidrofilik dibanding enamel. Beberapa faktor yang memberikan pengaruh pada
perlekatan dentin antara lain komposisi dari dentin (dentin mengandung air lebih banyak 12%, kolagen 18% dan hidroksiapatit 70%),
adanya cairan di dalam tubulus dentin, prosesusodontoblast yang terdapat pada tubulus dentin, jumlah dan lokasi dari tubulus dentin,
serta keberadaan smear layer. Smear layer tersebut dapat menutup tubulus dentin dan berperan sebagai barrier difusi sehingga
mengurangi permeabilitas dentin
Permukaan dentin yang telah dietsa dapat dikeringkan dengan dua cara yaitu teknik wet-bonding dan dry-bonding.
Teknik wet-bonding yaitu permukaan dentin dikeringkan dengan cara blotting sehingga permukaan dentin dalam kondisi lembab.
Teknik dry-bonding yaitu permukaan dentin dikeringkan dengan semprotan udara yang menghasilkan permukaan dentin yang benar-
benar kering.
Teknik ”wet-bonding” mencegah perubahan yang timbul (kolapsnya kolagen) saat pengeringan dentin yang terdemineralisasi.
Penggunaan bahan adhesif pada dentin yang lembab dimungkinkan oleh penggabungan solvent organik aseton atau etanol
dalam primer atau adhesif. Karena solvent dapat menggantikan air dari permukaan dentin dan kolagen yang lembab, hal tersebut
mendukung infiltrasi monomer resin ke dalam kolagen. Teknik ”wet-bonding” meningkatkan kekuatan perlekatan karena air
mempertahankan porositas kolagen untuk difusi monomer.Penelitian in vitro yang telah dilakukan menyebutkan bahwa kondisi dentin
yang basah dapat memberi pengaruh buruk dan dapat mengurangi kekuatan perlekatan bahan adhesif pada dentin, sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Kanca menunjukkan kekuatan perlekatan bahan adhesif dengan pelarut aseton secara signifikan lebih
tinggi pada permukaan dentin yang basah daripada permukaan dentin yang kering. Tay et almenyebutkan bahwa bahan adhesif yang
menggunakan primer berpelarut air pada permukaan dentin yang basah akan menimbulkan fenomena ”over-wet”.
Banyak praktisi masih mengeringkan gigi yang telah dietsa untuk memeriksa enamel yang teretsa. Karena tidak mungkin
mengeringkan enamel tanpa mengeringkan dentin, kolagen dentin kolaps selama pengeringan udara, menyebabkan penutupan celah
mikro dalam kolagen.9 Jika dilakukan pengeringan udara pada dentin yang demineralisasi maka dapat mengakibatkan kolapsnya
kolagen dan mencegah infiltrasi resin.14 Adanya air dalam komposisi beberapa bahan adhesif dapat membasahkan serat kolagen
sehingga membuka celah untuk infiltrasi resin primer. Oleh karena itu, adanyasolvent organik dan air dapat menjadi dasar untuk
infiltrasi beberapa adhesif ke dalam dentin yang terdemineralisasi.
Kanca cit. Yesilyurt membagi sistem adhesif menjadi dua jenis ditinjau dari tekniknya, yaitu sistem total-etching dan
sistem self-etching.19Van Merbeek B et al. cit. Purnama Dewi membagi bahan adhesif berdasarkan jumlah tahap-tahap dalam aplikasi
klinisnya yaitu total-etching three-step adhesive (generasi keempat), total-etching two-step adhesive (generasi kelima), self-etching
two-step adhesive (generasi keenam) dan self-etching one-step adhesive (generasi ketujuh).10Perbedaan dari generasi-generasi bahan
adhesif yang telah ada terletak pada perlakuan yang diberikan terhadap smear layer.
Self-etching telah diperkenalkan untuk mengurangi sensitivitas teknik dengan menyederhanakan langkah bonding, yaitu
menggabungkan langkah conditioning dengan langkah infiltrasi monomer hidrofilik (priming). Demineralisasi jaringan keras gigi
terbatas pada daerah infiltrasi monomer. Monomer self-etching yang lemah dengan pH 2 atau self-etching yang kuat dengan pH 0.8
sudah tersedia saat ini. Beberapa produk mengandung semua substansi yang digunakan untuk adhesi dalam satu kemasan (one-bottle
system).
Sistem adhesif generasi ke-7 menggunakan sistem self-etchingsebagai karakteristik utamanya, yaitu sistem one-step self-
etching. Sistem adhesif ini disebut juga dengan all-in-one adhesive system, ketiga langkah etsa, priming, dan bonding resin telah
digabung, dalam satu kemasan dengan air, etanol atau aseton. Aplikasi dari asam primer menyebabkan demineralisasi dentin dan
penetrasi adhesif. Air dan monomer hidrofilik merupakan komponen penting yang akan menghasilkan ion hidrogen yang diperlukan
untuk melarutkan dan mendemineralisasi gigi. Etanol dan/atau aseton juga mendukung kelarutan monomer resin.
Untuk mendapatkan perlekatan ke dentin yang stabil, sistem adhesif self-etchharus berpenetrasi melewati smear layer ke
dalam dentin. Sistem adhesif one-step self-etching mengandalkan demineralisasi sebagian dari permukaan dentin oleh monomer asam
untuk menghilangkan smear layer serta mengekspos serat kolagen untuk penetrasi monomer resin. Efek pengetsaan sistem
adhesif one-step self-etching berhubungan dengan interaksi monomer fungsional asam dengan komponen mineral substrat gigi, dan
membentuk kesatuan antara permukaan gigi dan adhesif oleh demineralisasi yang simultan dan penetrasi resin. Sistem adhesif one-
step self-etching harus mengandung air serta monomer hidrofilik yang larut terhadap air seperti 2-hidroksietil metakrilat (HEMA),
sehingga monomer asam dapat penetrasi ke dalam dentin yang hidrofilik. Kedalaman demineralisasi selama aplikasi adhesif
tergantung pada tipe monomer asam, konsentrasinya, dan lamanya aplikasi serta komposisi dentin.
Sistem adhesif one-step self-etching adalah alternatif sistem adhesif yang menguntungkan untuk restorasi karena dapat
digunakan dengan mudah dan dirancang untuk digunakan pada dentin yang kering. Walaupun tidak bisa mendapatkan dentin yang
kering, permukaan dentin dapat dikeringkan setelah preparasi kavitas.
Tujuan aplikasi bahan adhesif one-step self-etching adalah untuk memudahkan prosedur restorasi dengan mengurangi
langkah-langkah yang dibutuhkan dalam prosedur bahan adhesif. Keuntungan lain dari sistem adhesifone-step self-etching yaitu
sistem adhesif ini tidak teretsa terlalu jauh ke dalam dentin di bawah smear layer. Pada sistem ini, smear layer tidak disingkirkan
sehingga sensitivitas post-operative, yang disebabkan infiltrasi resin yang tidak sempurna pada tubulus dentin, dapat dikurangi. Secara
klinis, sistem one-step self-etching ini tidak hanya mengurangi jumlah tahap aplikasi, tetapi juga menghilangkan beberapa sensitivitas
teknik dari sistem total-etching. Meskipun lapisan hybrid dangkal, kekuatan perlekatan resin ke dentin sangat tinggi.
Pada umumnya sistem adhesif one-step self-etching atau sistem all-in-onememiliki kemampuan perlekatan yang lebih lemah
dibandingkan sistem adhesif lain. Hal ini disebabkan beberapa faktor. Pertama, asam, monomer hidrofilik dan
hidrofobik, solvent organik, dan air digabung bersama dalam satu atau dua botol ini mempengaruhi fungsi dan efisiensi komponen ini
menjadi buruk. Kedua, konsentrasi solvent yang tinggi. Ketiga, kadar air yang tinggi dan viskositas yang rendah menyebabkan lapisan
adhesif yang tebal selama light cured. Keempat, kemungkinan beberapa solvent yang tersisa (air), mengganggu polimerisasi resin.
Kelima, sifat hidrofilik yang tinggi setelah polimerisasi, membuatnya berperan seperti membran yang permeabel.
Pada sistem adhesif one-step self-etching, solvent dan monomer fungsional biasanya 50% dari adhesif. Maka konsentrasi
monomer hidrofobik cross-linking berkurang drastis. Oleh karena kekuatan mekanis bahan adhesif diberikan oleh polimerisasi
monomer cross-linking, monomer hidrofobik yang lebih sedikit terdapat pada permukaan gigi setelah aplikasi bahan adhesif ini
mengganggu kekuatan perlekatan.
Tokuyama Bond Force memiliki pH sebesar 2,3 sehingga dikelompokkan sebagai self-etch yang ringan. Kemampuan self-
etch yang lebih ringan untuk bereaksi secara kimia dengan kristal hidroksiapatit di dalam smear layer yang terdemineralisasi sebagian
dapat dipertimbangkan. Di samping itu, monomer self-reinforcing Bond Force diperlukan untuk memberikan lapisan adhesif yang
lebih kuat yang dapat menghasilkan kekuatan perlekatan yang lebih tinggi (Parulina Tamba, 2010).
Tidak ada bahan pengisi saluran akar yang mempunyai sifat yang ideal, tetapi paling tidak memenuhi beberapa kriteria yaitu :
Mudah dimasukkan ke dalam saluran akar
Harus dapat menutup saluran lateral atau apikal
Tidak boleh menyusut sesudah dimasukkan ke dalam saluran akar gigi
Tidak dapat ditembus oleh air atau kelembaban
Bakteriostatik
Radiopaque
Tidak mewarnai struktur gigi
Tidak mengiritasi jaringan apikal
Steril atau dapat dengan mudah disterilkan
Tidak larut dalam cairan jaringan
Bukan penghantar panas
Pada waktu dimasukkan harus dalam keadaan pekat atau semi solid dan sesudahnya menjadi keras (Ray. H. Seltzer, 2005)
Salah satu bahan pengisi saluran tersebut adalah glass ionomer cement. Glass ionomer cement mempunyai biokompatibilitas,
melepaskan flourida secara long acting, melekat baik pada lapisan dentin. Karena sifat – sifat glass ionomer cement tersebut beberapa
peneliti menganjurkan untuk pemakaian endodontik sealer. Glass ionomer cement terbukti lebih efektif dari pada zinc okside eugenol
untuk mencegah kebocoran secara in vitro, tapi bila ditanam dalam tulang menyebabkan terjadinya peradangan dan bahan dapat
ditolerir cukup baik (Ray.H. Seltzer, 2004).
Mekanisme kerja sebelum pengisian saluran akar, dilakukan preparasisaluran akar. Preparasi saluran akar biomekanikal
dalam perawatan endodonti bertujuan untuk membersihkan dan membentuk saluran dalam mempersiapkan pengisian yang hermetis
dengan bahan dan teknik pengisian yang sesuai. Bila preparasi saluran akar tidak dilakukan, maka perawatan endodontik akan gagal.
Oleh karena itu, preparasi saluran akar biomekanikal harus dilakukan sebaik mungkin, sesuai dengan bentuk saluran akar. Dengan
adanya bentuk gigi yang berbeda, anatomi rongga pulpa dari setiap gigi juga tidak sama, sehingga teknik preparasi saluran akar pada
gigi yang satu akan berbeda dengan gigi yang lain. Jadi dalam melakukan preparasi saluran akar pada gigi yang mempunyai bentuk
anatomi saluran yang berbeda, diperlukan beberapa teknik preparasi saluran akaryang sesuai yaitu: teknik preparasi konvensional,
telescope, flaring, step-back.
Saluran akar harus dikeringkan setelah irigasi yang terakhir, terutama sebelum pengisian saluran akar. Cairan dapat diaspirasi
dengan meletakkan ujung spuit pada dinding saluran akar. Pengeringan menyeluruh dapat dilakukan dengan menggunakan paper
point yang tediri dari berbagai macam ukuran. Secara klinis perlu disadari bahwa paper point bekerja seperti kertas penyerap dan
harus diberi waktu dalam saluran akar agar dapat bekerja efektif. Paper point dapat dipegang dengan pinset dan diukur sesuai dengan
panjang kerja sehingga ujungnya tidak terdorong secara tidak sengaja melalui foramen apikal. Paper point dimasukkan secara perlahan
sehingga mengurangi terdorongnya cairan irigasi ke dalam jaringan apikal. Kecelakaan seperti ini dapat menyebabkan pasien merasa
sakit pada terapi endodontic. Saluran akar segera diisi setelah pengeringan.
Pada kasus pulpektomi vital, pengisian saluran segera dilakukan setelah preparasi dan pembersihan, hal ini dapat
mengurangi resiko kontaminasi saluran akar, waktu yang diperlukan untuk perawatan dan menghasilkan tingkat keberhasilan yang
tinggi. Ada berbagai macam teknik pengisian saluran akar, yang dapat dibagi menjadi teknik sementasi cone, teknik guttapercha
hangat, teknik preparasi dentin. Hasil penelitian belum dapat membuktikan keunggulan teknik tersebut walaupun memang ada
beberapa teknik yang kemungkinan kebocorannya lebih besar dari yang lain. (Trimurni & Darwis aswal, 2004)
DAFTAR PUSTAKA
Ginting, Hendri. 2002. Pengendalian Bahan Komposit. Sumatra Utara : Fakultas Teknik USU.
Heptorina, Y. 2007. Case Report : Perawatan Bedah Apeks Reseksi pada Gigi yang Direstorasi Mahkota Pasak dengan
Granuloma Periapeks. Dikutip dari : http://yusiheptorina.multiply.com.
Harty. FJ. alih bahasa Lilian Yuono. 1992. Endodontik Klinis. Jakarta :Hipokrates. 184-213.
Satu mulut sejuta makna. 2008. Panduan Untuk Komposit. Dikutip dari :http://www.scienticdirect/net.com
Staf Konservasi Gigi. 2009. Buku Petunjuk Praktikum Preklinik Endodontia.Jember : FKG UNEJ.
Tamba, Parulina. 2010. Barbagai Sifat dan Penggunaan Gutta Percha Point diBidang kedokteran Gigi. Dikutip dari
: http://www.researchgate.net/com
Trimurni, Darwis aswal. Preparasi Saluran Akar Biomekanikal Teknik Double
Flated. Sumatra Utara : Lab. Konservasi FKG-USU.
B. TUJUAN
1. Dapat mengetahui bahan – bahan pengisi saluran akar
2. Dapat mengetahui indikasi bahan – bahan pengisi saluran akar
3. Dapat mengetahui komposisi bahan – bahan pengisi saluran akar
C. MANFAAT
1. Dapat membedakan jenis bahan pengisi saluran akar
2. Dapat mengetahui fungsi bahan dan proses pengisian bahan pada saluran akar
PEMBAHASAN
D. IDENTIFIKASI BAHAN
Bahan – bahan pengisi saluran akar hendaknya mempunyai beberapa syarat sebagai berikut ;
1. Tidak mengiritasi pulpa
2. Tidak mengiritasi jaringan periodonsium
3. Tidak mengiritasi gingival
4. Tidak mengiritasi mucosa
5. Mudah dimasukan pada ruang pulpa
6. Dapat menutup saluran pulpa
7. Tidak boleh menyusut pada saluran pulpa
8. Tidak dapat ditembus air
9. Bakteriostatik
1. Gutta Perca
Sifat fisik : batang berwarna jingga
Komposisi : cairan getah murni
Indikasi : - bahan pengisi saluran akar
- mempertahankan gigi selama mungkin
Sifat : plastis, keras dan kaku
Kemasan : botol kecil
Cara penyimpanan : simpan di tempat tertutup
2. Cresophate
Sifat fisis : berwarna putih
Komposisi :
a. Parachlorophenol 7.36 gram
b. Champor 11.75 gram
c. Dry zinc sulfate 10.00 gram
d. Excipient q.s.ad 100.00 gram
Indikasi :
a. Bahan pengisi untuk perawatan saluran akar
b. Antiseptic untuk saluran gigi dan dindingnya.
Kontra indikasi :
Pada penggunaan cresophate sebagai bahan pengisi saluran akar gigi tidak boleh dilakukan dalam keadaan gigi yang
lembab atau basah karena dapat mengganggu proses pemasukan bahan yang bias berakibat gagal perawatan saluran
akar gigi. Dan dapat membuat daya tahan dentin menurun sehingga bakteri akan mudah masuk ke dalam pulpa.
Cara penyimpanan :
Wadah harus tertutup rapat di ruang bersuhu 5 Celcius dan terlindung dari paparan sinar matahari langsung.
3. N2
Sifat fisik :
a. Powder : bubuk halus warna merah muda berbau cengkeh ( menyengat ) bermassa 7 gram
b. Liquid : bening warna merah tak ada endapan.
Komposisi :
a. Paraformaldehyde
b. Bismuts salts
c. Zinc oxide
d. Eugenol
e. Rose oil
Indikasi :
a. Perawatan saluran akar gigi, baik yang masih vital maupun gigi yang gangrene.
b. Menstimulasi penyembuhan granuloma pada sekitar apexs.
c. Haeomoragie pada pulpa akibat penggunaan instrument.
Kontra indikasi :
a. Diagnosisi pasti belum ditegakan.
b. Pada gigi vital tidak boleh mengenai region apical.
c. Tidak boleh digunakan untuk pengobatan endodontic karena bacterial N2 hanya sebentar dan kira – kira 10 hari akan
hilang.
Efek samping :
a. Iritasi pada jaringan disekitar apex oleh N2 pada gigi yang masih vital jika ada diperforasi apex.
b. Dapat timbul nyeri setelah pengisian saluran akar gigi.
Cara penyimpanan :
Bahan disimpan dalam wadah tertutup, di tempat yang kering dalam ruangan yang sejuk dan terhindar dari paparan sinar
matahari secara langsung.
PENUTUP
G. KESIMPULAN
Dalam tugas ini didapatkan contoh – contoh bahan pengisi saluran akar, tetapi dalam pembahasan kami tidak mencakup
semua bahan yang telah disampaikan. Hal ini karena media informasi yang kami himpun sulit didapatkan. Hendaknya
dalam prosedur perawatan endodontic, bahan pengisi saluran akar harus mempunyai detail analisis yang dapat
memberikan efek positif selama perawatan. Dalam tugas ini kami juga mengetahui macam – macam bahan pengisi
saluran pulpa. Oleh karena itu kami selaku penyusun tugas ini mengarapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kemajuan pengetahuan kami.
DAFTAR PUSTAKA