Anda di halaman 1dari 37

SILABUS MENTORING ADAPTASI MTS ITTIHAD RUMBAI – PEKANBARU

Tahun Ajaran 2017-2018

PENDAHULUAN
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan keberkahan, nikmat iman dan islam, nikmat ukhuwah serta jalan dakwah yang sangat begitu
indah meski akan selalu memberikan tantangan onak dan duri. Salawat beriring salam kepada Rasulullah
saw, tauladan dan penerang umat yang begitu besar cintanya kepada umatnya, “Allahumma shalli wasallim
‘ala nabiyinna Muhammad”.
Sebuah kesyukuran yang tiada tara ketika dunia pendidikan memberikan ruang positif dan memberi
perhatian lebih kepada peserta didiknya dalam pembinaan iman dan taqwa dan pembentukan moralitas sejak
dini sehingga harapan kita akan lahirlah generasi masa depan yang memiliki iman yang menghujam kuat,
berakhlak mulia, cerdas dan tidak kehilangan jati diri ditengah derasnya arus globalisasi, westernisasi dan
fitnah akhir zaman yang sangat mengguncang kehidupan para remaja.
Masa remaja tingkat SMP/MTS identik dengan lingkungan sosial tempat mereka berinteraksi, maka
hadirnya mentoring remaja sangat diharapkan memberi lingkungan positif yang dapat mengarahkan peserta
didik pada masa perkembangan psikologinya menuju perkembangan berkepribadian kuat berasaskan iman
dan taqwa. Namun hal yang harus dicermati adalah pola atau sistem pendidikan yang menempatkan mereka
pada dunia belajar sepanjang hari dalam masa perkembangan mereka yang penuh keingintahuan, dengan
gejolak emosi yang tinggi yang juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang sangat pesat
memberikan tekanan dan tuntutan yang sangat tinggi bagi para remaja. Sosok yang bersahabat, hangat,
smart dan menyenangkan, bijak serta update terhadap perkembangan zaman sangatlah mereka butuhkan
sebagai faktor pengarah. Dengan demikian diharapkan seorang mentor mampu menciptakan suasana sebagai
berikut agar peserta didik (mentee) merasa menemukan tempat kembalinya:
1. Pelaksanaan mentoring harus menarik (fun)
2. Pelaksanaan mentoring harus selalu segar (fresh) sehingga perlu sesekali materi diiringi dengan
games yang berkaitan.
3. Peserta mencurahkan perhatian sepenuhnya pada proses mentoring (focus)
4. Hubungan mentor dan peserta mentoring selayaknya teman sebaya (friendly)

Dalam silabus ini akan dipaparkan tahapan mentoring pada masa mentoring adaptasi meliputi target,
indikator keberhasilan serta waktu pada tiap tahapan dilengkapi dengan tujuan, metode dan materi
pendukung agar pelaksanaan mentoring lebih terarah, terukur dan dapat dilakukan evaluasi guna
peningkatan kualitas mentoring.
Semoga pelaksanaan mentoring adaptasi di MTS Ittihad dapat berjalan dengan lancar dan dapat
menghasilkan output yang diharapkan. Aamiin Ya Rabb
B. TAHAPAN MENTORING ADAPTASI
TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3
Target  Mengenal nama seluruh  Mampu Mengidentifikasi  Adanya rasa kebutuhan
mentee siapa Mentee nya terhadap kegiatan
 Mendapatkan Biodata (kecenderungan, bakat, Mentoring
Mentee minat, masalah)  Tertarik dengan nilai-
 Membangun pesona “DEKATI Mentee” nilai Islam
mentor dihadapan
mentee
Indikator  Adanya biodata seluruh  Kedekatan mentee  Siap diarahkan
Keberhasilan mentee dengan mentor bertambah
 Mentee tertarik “hadir” kuat
karena ingin ketemu  Mengerti dan Memahami
dengan Kakak Mentee
Mentornya
Metode,  Pertemuan rutin  Pertemuan Rutin Pekanan  Pertemuan Rutin Pekanan
sarana pekanan  Intensifikasi Dakwah  Follow Up Halaqoh
 Dakwah Fardiyah Fardiyah kepada mentee (Mentoring Lanjutan)
potensial
Waktu 1 Bulan = 4 pertemuan 1 Bulan = 4 pertemuan 4 Bulan =16 peretemuan

C. SILABUS

1. TAHAP 1
*P1 #TA’ARUF (KENALAN YUKS)
Tujuan
Mentee saling mengenal dengan mentee lain dan mentornya
Mentee belajar bersosialisasi dengan memperkenalkan dirinya
Mentor mengenal menteenya dan dapat membangun suasana keakraban dalam kelompok

Metode Pendekatan
_ Games
_ Ceramah dan Diskusi

Alokasi Waktu
Lamgkah uraian waktu
Pembukaan Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi 5’
Tilawah Mentor meminta salah seorang peserta untuk membaca QS. 5’
49:10-13.
Games Mentor memberikan games dan hikmahnya 20’
Ceramah Mentor menerangkan isi materi 15’
Diskusi Mentor membuka forum diskusi 5’
penutup Mentor menyimpulkan materi dan menutupnya dengan do’a 5’

Games 1 : “kenalan yuks”


Langkah-langkah
· Mintalah mentee untuk berpasangan.
· Mintalah mentee dengan masing-masing pasangannya untuk saling berkenalan
meliputi hal-hal berikut ini: Nama lengkap, alamat rumah, asal sekolah, asal daerah,
hobi, dan cita-cita.
· Mintalah mentee dan masing-masing pasangannya untuk secara bersilang
mengenalkan diri mereka.
· Selain itu, selama kegiatan berlangsung mentor mengusahakan untuk menghafal nama
masing-masing mentee.
Pertanyaan Hikmah
1. Bagaimana rasanya pertama kali berkenalan?
2. Adakah rasa ingin tahu kalian terhadap keadaan orang lain?
3. Apa manfaat kita berkenalan dengan orang lain? Lebih banyak positifnya atau
negatifnya?

Hikmah : Pentingnya ta'aruf dalam pergaulan. Tak kenal maka taaruf,kenalan donk!

Games 2:Mari Menghapal Nama dan hewan kesayangan (5’)


Langkah-langkah
1. Mintalah peserta untuk membentuk lingkaran.
2. Mentor memberikan benda (bisa apa saja; pulpen, buku, pinsil dll) kepada peserta yang disebelah
kanan dengan menyebutkan ....(nama peserta) ini ..... (nama benda) dari....(nama mentor yang suka nama
hewan kesayangan).
Contoh: nama mentor santi  cika ini pena dari kak santi yang suka kucing, next seterusnya berputar.
3. Peserta yang menerima menjawab terima kasih.....(nama mentor) saya.....(nama peserta yang suka nama
hewan kesayangan), lalu
memberikan kepada yang disebelah kanannya dengan menyebutkan.....(nama peserta penerima)
ini ..... (nama benda) dari....(nama mentor yang suka nama hewan kesayangan),....(nama pemberi yg suka
nama hewan kesayangan)
4. Permainan di lanjutkan sampai semua berhasil menyebutkan dengan benar. Jika salah diulangi lagi
NB. *hewan kesayangan bisa diganti dengan hal2 lain yg ingin diketahui agar menumbuhkan kedekatan,
misal makanan kesukaan, warna favorit, sahabat nabi yg disukai , jenis olahraga yg disukai (ikhwan) dsb

Alat dan Bahan: -

Rincian Bahasan
Urgensi Ta'aruf : QS. Al Hujurat (49) : 13 ; An-Nisa’ (4) : 1
_ Kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial
_ Tahapan pertama dalam berukhuwah
_ Sebagai pintu gerbang kepercayaan

Suplemen Materi
Sebagai makhluk sosial, manusia saling berhubungan dan bergaul. Hal ini merupakan keperluan dan
tuntutan hidup yang saling mempengaruhi dan saling berinteraksi. Hubungan sesama manusia dapat
terlaksana melalui pribadi dan berkelompok. Dapat dilaksanakan dimana saja. Persaudaraan Islam
menjadikan hubungan di antara manusia ini sebagai media untuk bertaaruf (saling mengenal). Peluang
bertaaruf secara pribadi biasanya lebih berkesan dibandingkan dengan cara berjamai. "Sesungguhnya orang-
orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada
Allah supaya kamu mendapat rahmat." (QS.49:10)

"Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan
perang itu kepunyaan Allah dan Rasul, sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di
antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan RasulNya jika kamu adalah orang-orang yang beriman"."
QS. 8:1

Dari Anas bin Malik RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tolonglah saudaramu yang zalim dan yang
terzalimi." Dikatakan, "Ya Rasulullah, menolong orang yang dizalimi itu dapat kami pahami, namun
bagaimana bisa kami menolong orang yang zalim?" Beliau bersabda, "Cegah dan laranglah dia dari berbuat
zalim; begitulah menolongnya" (HR Ahmad).
Rasulullah SAW bersabda, "Orang muslim itu saudara bagi orang muslim lainnya. Dia tidak menzaliminya
dan tidak pula membiarkannya dizalimi". Rasulullah SAW bersabda, "Dan Allah akan selalu siap menolong
seorang hamba selama hamba itu selalu siap menolong saudaranya".

Dari Nu'man Ibnu Basyir berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan orangorang mukmin di
dalam cinta mencintai, kasih mengasihi, dan berlemah lembut ibarat satu tubuh bila sebagian anggota
menderita sakit niscaya dirasakan oleh seluruh anggota tubuh dengan tidak bisa tidur dan demam" (HR
Bukhari Muslim).

Refrensi
_ Al Qur’an dan Tejemahannya, Departemen Agama RI
_ Bercinta dan Bersaudara karena Allah, Husni Adham Jaror, GIP

*********************************************************************************

*P2 # ADAB MAJELIS DAN KESEPAKATAN KELOMPOK

Tujuan
 Membangun sistem agar mentee dapat menerapkan kedisiplinan dan adab dalam bermajelis,
 Membangun rasa kepemilikan mentee terhadap kelompok mentoringnya dengan melibatkan mentee
dalam membuat kesepakatan kecil
 Mentor mampu menciptakan kenyamanan mentee dan nuansa saling memiliki dengan menjaga
suasana 3F (Fun, Fresh, Focus)
Metode Pendekatan
_ Pemaparan
_ diskusi

Alokasi Waktu
Lamgkah uraian waktu
Pembukaan Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi 5’
Tilawah Tilawah secara bergantian seluruh anggota majelis 10’
Games Ice breaking senam otak 10’
Games menangkap jari
Ceramah Mentor memaparkan adab2 bermajelis 15’
Diskusi Mentor membuka forum diskusi dan melemparkan kesempatan kepada mentee 10’
memberi ide gagasan untuk membuat kesepakatan dalam kelompok yg
dibutuhkan ,
Mentor meminta mentee menuliskan harapan2nya terhadap adanya mentoring 5’
tsb dan kelompoknya
Penutup Mentor menyimpulkan hasil kesepakatan dan menutupnya dengan do’a 5’

Adab Majelis
o Pertemuan dibuka dengan membaca basmalah secara jama'i (bersama-sama)
o Selanjutnya tilawah AI-Qur'an secara tadarus muiai dari instruktur hingga semua peserta
melaksanakannya
o Jika dibacakan al-Qur'an, maka dengarkan dan simaklah (QS : 7 : 204)
o Bacalah Idzti'azah (mohon perlindungan) sebeium membaca AI-Qur'an (QS : 16 : 98)
o Hendaklah berinfaq atau shadaqah untuk keperluan dakwah/kelompok sebeium memulai pertemuan
(QS : 58 : 12)
 Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah
kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum pembicaraan itu. yang demikian itu lebih
baik bagimu dan lebih bersih; jika kamu tidak memperoleh (yang akan disedekahkan) Maka
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

o Jangan membicarakan kemungkaran (QS : 58 : 9)


o Beriapang dada dalam majelis (QS: 58 :11)
o Meminta izin bila ingin meniggalkan majelis pertemuan (QS : 24 : 62)
o Jika ada yang memanggil dari luar, hendaklah ia menuggu dulu (QS ; 49 : 4-5)
o Jangan memperdebatkan isi AI-Qur'an (QS : 40 : 35-36)
o Diskusikanlah AI-Qur'an dengan baik dan penuh hikmah (QS: 16 :125)
o Interaktif dalam diskusi dan belajar
o Menciptakan suasana mentoring yg fun, fresh dan focus
o Pertemuan ditutup dengan membaca hamdalah, istighfar dan kifarat (penutup) majelis ,
“Subhanakailahumma wa bihamdika Asy-hadu alia ilahailla anta, astaghfiruka wa'atubuh iiaik" (HR
At-Tirmidzi, hadits hasan shahih)

Pembentukan pengurus majelis (jika dirasa perlu)*


 _ Pentingnya penataan dalam aktivitas _ Ali bin Abi Tahlib ra. Berkata : “Kebenaran yang tidak
 terorganisir akan dikalahkan dengan kebatilan yang terorganisir”.
 _ Pemilihan : Ketua, sekretaris , bendahara

o Ketua bertugas mengingatkan dan mengumpulkan teman2 agar mentoring tepat waktu, mengkoordinir jika
akan ada agenda mentoring diluar dsb
o Sekretaris akan diberi buku dan bertugas meminta teman2 mengisi data diri lengkap, meminta teman2
mengisi buku setiap pekan dg tulisan apapun yg ingin mereka tulis, curhat, atau sampaikan. Setiap selesai /
sebelum mentoring buku itu harus dibaca atau dicek oleh kakak mentor
o Bendahara bertugas mengumpulkan infak majelis (bisa digunakan buat beli camilan untuk agenda
mentoring)

*P3 # MENYATU DENGAN TEMAN

Tujuan
-Mentee belajar bergaul dengan menyatukan diri dengan teman, belajar berukhuwah
-Meente mengenal nilai-nilai ukhuwah dan bi’ah shalih/shalihah melalui kisah/materi yg
dipaparkan

Metode Pendekatan
_ Games
_ Ceramah dan Diskusi

Alokasi Waktu
Lamgkah uraian waktu
Pembukaan Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi 5’
Tilawah Tilawah secara bergantian seluruh anggota majelis 10’
Games Mentor memberikan games dan hikmahnya 15’
Ceramah Mentor menerangkan isi materi 20’
Diskusi Mentor membuka forum diskusi 5’
penutup Mentor menyimpulkan materi dan menutupnya dengan do’a 5’

Games : teman baru


Langkah-langkah
1. Mentor meminta mentee untuk menuliskan di kertas selembar, tiga buah gambaran
saat-saat kamu berada dalam suasana yang menyenangkan bersama teman-temanmu.
Sebutkan pula hal-hal yang membuatmu gembira saat itu.
2. Beri waktu untuk mengisinya, lalu minta mereka untuk membandingkan hasil
tulisannya dengan tulisan temannya.
3. Minta mereka menempel kertas tersebut pada buku catatan mentoringnya setelah games selesai
Pertanyaan Hikmah
1. Secara umum apa saja yang ada dalam pengalaman yang menyenangkan? (Buat
daftarnya di papan tulis/buku catatan)
2. Sekarang, bagaimana pendapatmu tentang situasi yang menyenangkan itu?
3. Apa yang dapat kamu lakukan pada situasi yang sama agar segala sesuatu dapat lebih
Menyenangkan?
Alat dan Bahan: kertas kecil

Suplemen Materi
Ukhuwah islamiyah dan nilai2nya
 Sahabat Abi Musa ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Perumpamaan duduk
bersanding orang saleh dengan duduk bersanding orang zhalim ibarat duduk bersanding penjual
minyak wangi dengan duduk. bersanding tukang besi (tukang pande). Bila kamu mendekati
penjual minyak wangi boleh jadi dia memberikan minyaknya kepadamu sebagai promosi, atau
bahkan kamu ingin membelinya, atau minimal kamu dapat mencium bau wangi yang semerbak.
Sebaliknya bila kamu mendekati tukang besi boleh jadi bajumu akan terbakar karena jilatan api,
atau kamu akan mendapatkan bau bacin yang membosankan." (HR. Bukhari dan Muslim).
: berteman dengan orang yg baik kita akan turut menjadi baik dan sebalikny

 Dari Abu Dzarr r.a. berkata, "Rasullulah SAW berkata kepadaku, "Janganlah sekali-kali engkau
meremehkan suatu perbuatan baik walaupun hanya menyambut saudaramu dengan muka yang
manis" (HR. Muslim)
Sudahkah adik2 tersenyum untuk teman2 hari ini? 
: memberikan yg terbaik berbagi dg saudara meski hanya sebatas senyum. Bahkan senyuman
hangat dapat memberikan motivasi, semangat, rasa kepercayaan, dan ras cinta kepada saudara
 Ketika itu Rasul yang mulia mempersaudarakan antara Abdurrahman bin 'Auf dengan Sa'ad
bin Rabi'.... Dan marilah kita dengarkan shahabat yang mulia Anas bin Malik r.a. meriwayatkan
kepada kita apa yang terjadi:
" ..dan berkatalah Sa'ad kepada Abdurrahman: "Saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang
kaya raya, silakan pilih separoh hartaku dan ambillah! Dan aku mempunyai dua orang isteri,
coba perhatikan yang lebih menarik perhatian anda, akan kuceraikan ia hingga anda dapat
memperisterinya......!
Jawab Abdurrahman bin 'Auf: "Moga-moga Allah memberkati anda, isteri dan harta anda !
Tunjukkanlah letaknya pasar agar aku dapat berniaga....!
Abdurrahman pergi ke pasar, dan berjual belilah di sana.......ia pun beroleh keuntungan ...!
: saling menolong, mendahulukan kepentingan saudara daripada diri sendiri
 Keikhlasan Umar, Salman dan Seorang Pembunuh

- Suatu hari, Umar sedang duduk di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Di sekelilingnya, para
sahabat sedang asyik mendiskusikan sesuatu.
Tiba-tiba datanglah tiga orang pemuda. Dua pemuda memegangi seorang pemuda lusuh yang diapit
oleh mereka.Ketika sudah berhadapan dengan Umar, kedua pemuda yang ternyata kakak beradik itu
berkata :"Tegakkanlah keadilan untuk kami, wahai Amirul Mukminin!"
"Qishashlah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatan pemuda ini !" Umar segera bangkit dan
berkata :"Bertakwalah kepada Allah, benarkah engkau membunuh ayah mereka, wahai anak muda?"

Pemuda lusuh itu menunduk sesal dan berkata :"Benar, wahai Amirul Mukminin."
"Ceritakanlah kepada kami kejadiannya,"kata Umar.Pemuda lusuh itu kemudian mulai bercerita:
"Aku datang dari pedalaman yang jauh, kaumku memercayakan aku untuk suatu urusan muammalah
untuk kuselesaikan di kota ini. Sesampainya aku di kota ini, ku ikat untaku pada sebuah pohon kurma lalu
kutinggalkan dia (unta). Begitu kembali, aku sangat terkejut melihat seorang laki-laki tua sedang
menyembelih untaku, rupanya untaku terlepas dan merusak kebun yang menjadi milik laki-laki tua itu.
Sungguh, aku sangat marah, segera ku cabut pedangku dan kubunuh ia (lelaki tua tadi). Ternyata ia
adalah ayah dari kedua pemuda ini."

"Wahai, Amirul Mukminin, kau telah mendengar ceritanya, kami bisa mendatangkan saksi untuk
itu,"kata pemuda yang ayahnya terbunuh."Tegakkanlah had Allah atasnya!" timpal yang lain.
Umar tertegun dan bimbang mendengar cerita si pemuda lusuh."Sesungguhnya yang kalian tuntut ini
pemuda shalih lagi baik budinya. Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat,"
ujarKhalifah.

"Izinkan aku, meminta kalian berdua memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan diyat (tebusan)
atas kematian ayahmu", lanjut Umar.

"Maaf Amirul Mukminin," sergah kedua pemuda masih dengan mata marah menyala. "Kami sangat
menyayangi ayah kami, dan kami tidak akan ridha jika jiwa belum dibalas dengan jiwa."

Umar semakin bimbang, di hatinya telah tumbuh simpati kepada si pemuda lusuh yang dinilainya
amanah, jujur, dan bertanggung jawab.

Tiba-tiba si pemuda lusuh berkata :"Wahai Amirul Mukminin, tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah
qishash atasku. Aku ridha dengan ketentuan Allah", ujarnya dengan tegas.

"Namun, izinkan aku menyelesaikan dulu urusan kaumku. Berilah aku tangguh tiga hari. Aku akan
kembali untuk diqishash."

"Mana bisa begitu?", ujar kedua pemuda yang ayahnya terbunuh.

"Nak, tak punyakah kau kerabat atau kenalan untuk mengurus urusanmu?", tanya Umar.

"Sayangnya tidak ada, Amirul Mukminin".

"Bagaimana pendapatmu jika aku mati membawa hutang pertanggung jawaban kaumku bersamaku?",
pemuda lusuh balik bertanya kepada Umar.

"Baik, aku akan memberimu waktu tiga hari. Tapi harus ada yang mau menjaminmu, agar kamu kembali
untuk menepati janji." kata Umar.

"Aku tidak memiliki seorang kerabatpun di sini. Hanya Allah, hanya Allah-lah penjaminku wahai orang-
orang beriman", kata dia. Tiba-tiba dari belakang kerumunan terdengar suara lantang :

"Jadikan aku penjaminnya, wahai Amirul Mukminin."Ternyata Salman al-Farisi yang berkata.

"Salman?" hardik Umar marah."Kau belum mengenal pemuda ini, Demi Allah, jangan main-main dengan
urusan ini".

"Perkenalanku dengannya sama dengan perkenalanmu dengannya, yaa, Umar. Dan aku mempercayainya
sebagaimana engkau percaya padanya", jawab Salman tenang.

Akhirnya dengan berat hati, Umar mengizinkan Salman menjadi penjamin si pemuda lusuh. Pemuda itu
pun pergi mengurus urusannya.

Hari pertama berakhir tanpa ada tanda-tanda kedatangan si pemuda lusuh. Begitupun hari kedua. Orang-
orang mulai bertanya-tanya apakah si pemuda akan kembali. Karena mudah saja jika si pemuda itu
menghilang ke negeri yang jauh.

Hari ketiga pun tiba. Orang-orang mulai meragukan kedatangan si pemuda, dan mereka mulai
mengkhawatirkan nasib Salman, salah satu sahabat Rasulullah S.A.W. yang paling utama.
Matahari hampir tenggelam, hari mulai berakhir, orang-orang berkumpul untuk menunggu kedatangan si
pemuda lusuh. Umar berjalan mondar-mandir menunjukkan kegelisahannya. Kedua pemuda yang
menjadi penggugat kecewa karena keingkaran janji si pemuda lusuh.

Akhirnya tiba waktunya penqishashan. Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan menuju
tempat eksekusi. Hadirin mulai terisak, karena menyaksikan orang hebat seperti Salman akan
dikorbankan.

Tiba-tiba di kejauhan ada sesosok bayangan berlari terseok-seok, jatuh, bangkit, kembali jatuh, lalu
bangkit kembali.

Itu dia! teriak Umar.


Dia datang menepati janjinya!.

Dengan tubuhnya bersimbah peluh dan nafas tersengal-sengal, si pemuda itu ambruk di pangkuan Umar.

Hh..hh.. maafkan.. maafkan.. aku, wahai Amirul Mukminin.. ujarnya dengan susah payah,
Tak kukira... urusan kaumku... menyita... banyak... waktu....
Kupacu... tungganganku... tanpa henti, hingga... ia sekarat di gurun... Terpaksa... kutinggalkan... lalu aku
berlari dari sana..

Demi Allah, ujar Umar menenanginya dan memberinya minum,


Mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau bisa saja kabur dan menghilang? tanya Umar.

Aku kembali agar jangan sampai ada yang mengatakan... di kalangan Muslimin... tak ada lagi ksatria...
menepati janji... jawab si pemuda lusuh sambil tersenyum.

Mata Umar berkaca-kaca, sambil menahan haru, lalu ia bertanya :Lalu kau, Salman, mengapa mau-
maunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?"

Kemudian Salman menjawab :" Agar jangan sampai dikatakan, dikalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa
saling percaya dan mau menanggung beban saudaranya.

Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu.Allahu Akbar!, Tiba-tiba kedua
pemuda penggugat berteriak.Saksikanlah wahai kaum Muslimin, bahwa kami telah memaafkan saudara
kami itu.

Semua orang tersentak kaget.Kalian... ujar Umar.


Apa maksudnya ini? Mengapa kalian..? Umar semakin haru.

Kemudian dua pemuda menjawab dengan membahana :Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan
Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya.

Allahu Akbar! teriak hadirin.


Pecahlah tangis bahagia, haru dan sukacita oleh semua orang.

MasyaAllah..., saya bangga menjadi muslim bersama kita ksatria-ksatria muslim yang memuliakan al
Islam dengan berbagi pesan nasehatnya untuk berada dijalan-Nya..

Allahu Akbar ![ ]
Sumber : kitab : I'laam al-Naas Bi Ma Waqa'a Lil Bara.
: ukhuwah islamiyah terjalin atas dasar keimanan, kejujuran, keikhlasan sekalipun awalnya
belum saling mengenal -menumbuhkan rasa saling percaya dan saling menanggung beban
(rela berkorban) untuk saudara seiman.
NASYID CORNER
--- THE FRIENDSHIP ---

__ ______God is the ligth___ ____ By. Carbon Leaf


How great the wonder of the heavens I want to be the smile
And the timeless beauty of the night I want to see the change
How great then how great the creator? I want to be your friend from the start
And its star like priceless jewels far beyond the reach of kings and once it starts it never ends
Bow down for the shepherd guiding him home I want to be your pal
But how many eyes are closed to the wonder of this night? I want to be around
Like pearls, hidden, deep beneath a dark stream of desires I want to be a friend when you are
But like dreams vanish with the call to prayer down
And the dawn extinguishes night – here too are signs I want to be the sunshine on your
God is the light, God is the light smiling face
How great the beauty of the earth I want to be the moon
and the creatures who dwell on her No, I want to be the ocean
How great – then how great the creator? Where all we do is float under the
As its mountains pierce the clouds high above the lives of men sun on the rolling sea
Weeping rivers for thousand of years Whoa, I want to be the sunshine,
But how many hearts are closed to the wonders of this sight? No I want to be the moonshine
Like birds in a cage, asleep with closed wings I want to be the nighttime lullaby
But as work stops with the call to prayer when you are so afraid
And the birds recite – here too are signs *And I think I found a way to put a
God is the light smile on your lonely face
God is the light I think I found a way, a way to break
How great the works of man and the things he makes down all the walls
How great, then who great the creator? I think I found a way to say,
Thought he strives to reach the heavens he can barely survive I think I found a way to say hello
The wars of the world he lives in I think I found a way
Yet how many times he’s tried, himself to immortalize? Without saying anything at all –> *
Like his parents before him in the garden of Eden
But like the sunsets with the call to prayer
And surrenders to the night here too are signs
God is the light everlasting
God is the light everlasting
God is the light everlasting
God is the light everlasting

*P4# LIGHT UP THE LIFE (Bagaimana Hidup Lebih Berarti)

TUJUAN :
_ Mentee memahami makna dan hakikat tawazun (seimbang)
_ Mentee mengetahui potensi-potensi yang ada pada dirinya dan kebutuhan-kebutuhannya
_ Mentee mengetahui contoh-contoh manusia yang tidak tawazun dan mampu memetakan kondisinya saat itu
_Mentee mengetahui bagaimana sosok remaja ideal

Metode Pendekatan
_ Pemaparan
_ diskusi
_ ceramah
Alokasi Waktu
Lamgkah uraian waktu
Pembukaan Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi 5’
Tilawah Tilawah secara bergantian seluruh anggota majelis 10’
Games - Menunjukkan gambar 4 kelompok manusia 5’
Diskusi Mentor membuka diskusi ringan dengan memberi pertanyaan berdasarkan 15’
gambar yg ditunjukkan
Ceramah Mentor menjelaskan makna dan hakikat tawazun dan menjelaskan potensi diri
manusia sembari menggalinya dari para mentee 20’
Mentor memberi contoh/ menambahkan contoh hidup yang tidak tawazun
beberapa artis, pengusaha, pejabat, haker, perusahaan terkenal
Penutup Mentor menyimpulkan hasil penjelasan dan menutupnya dengan do’a 5’

Gambar

Diskusi I# brainstorming
 Mentor menunjukkan gambar di atas dan meminta mentee menjelaskan 4
kelompok manusia di gambar. Bagaimanakah model kelompok manusia yg ke 4?
 Mentee diminta memberikan contoh manusia yg termasuk ke dalam masing-
masing 4 kelompok tersebut. Seperti apakah kelompok yang seharusnya kita
contoh?
Suplemen Materi
Tawazun artinya seimbang. Allah telah mengisyaratkan agar kita hidup seimbang, sebagaimana
Allah telah menjadikan alam beserta isinya berada dalam sebuah keseimbangan. (QS.67:3). Manusia dan
agama Islam kedua-duanya merupakan ciptaan Allah yang sesuai dengan fitrah yang telah Allah tetapkan.
Mustahil Allah menciptakan agama Islam untuk manusia yang tidak sesuai dengan fitrah tersebut
(QS.30:30). Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa manusia itu diciptakan sesuai dengan fitrah Allah yaitu
memilki naluri beragama (agama tauhid : al-Islam) dan Allah menghendaki manusia untuk tetap dalam fitrah
itu. Kalau ada manusia yang tidak beragama tauhid, itu hanyalah karena pengaruh lingkungan (Hadits,”Tiap
bayi terlahir dalam keadaan fitrah (Islam) orangtuanyalah yang menjadikan ia sebagai Yahudi, Nasrani,
atau Majusi.”).

Sesuai dengan fitrah Allah,manusia memiliki tiga potensi, yaitu al-jasad (jasmani), al-aql (akal), dan
ar-ruh (ruhani). Islam menghendaki ketiga dimensi tersebut berada dalam keadaan tawazun (seimbang).
Perintah untuk menegakkan neraca keseimbangan ini dapat dilihat pada QS.55:7-9.

Ketiga potensi ini membutuhkan makanannya masing-masing, yaitu sbb :


1. Jasmani
Jasmani atau fisik adalah amanah dari Allah swt,karena itu harus kita jaga . Dalam sebuah hadits dikatakan
,”Mu’min yang kuat itu lebih baik atau disukai Allah daripada mu’min yang lemah.”(HR.Muslim), maka
jasmani pun harus dipenuhi kebutuhannya agar menjadi kuat. Kebutuhannya adalah makanan, yaitu
makanan yang halalan thoyyiban (halal dan baik) (QS.80:24,2:168), beristirahat (QS.78:9), kebutuhan
biologis (QS.30:20-21), olahraga dan hal-hal lain yang menjadikan jasmani kuat.

2. Akal
Yang membedakan manusia dengan hewan adalah akal. Akal pulalah yang menjadikan manusia lebih mulia
dari makhluk-makhluk lainnya. Dengan akal manusia mampu mengenali hakikat sesuatu, mencegahnya dari
kejahatan dan perbuatan jelek. Membantunya dalam memanfaatkan kekayaan alam yang oleh Allah
diperuntukkan baginya supaya manusia dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifatullah fil-ardhi (wakil
Allah di atas bumi) (QS.2:30;33:72). Kebutuhan akal adalah ilmu (QS.3:190) untuk pemenuhan sarana
kehidupannya.

3. Ruh (hati)
Kebutuhannya adalah dzikrullah (QS.13:28;62:9-10). Pemenuhan kebutuhan ruhani sangat penting, agar
ruh/jiwa tetap memiliki semangat hidup, tanpa pemenuhan kebutuhan tersebut jiwa akan mati dan tidak
sanggup mengemban amanah besar yang dilimpahkan kepadanya. Dengan keseimbangan, manusia dapat
meraih kebahagiaan hakiki yang merupakan ni’mat Allah, karena pelaksanaan syariah sesuai dengan
fitrahnya. Untuk skala ketawazunan akan menempatkan umat Islam menjadi umat pertengahan / ummatan
wasathon (QS.2:143), yaitu umat yang seimbang.

Kebahagiaan pada diri manusia itu dapat berupa:


· Kebahagiaan bathin/jiwa, dalam bentuk ketenangan jiwa (QS.13:28)
· Kebahagiaan dzahir/gerak, dalam bentuk kesetabilan, ketenangan ibadah, bekerja dan aktivitas lainnya.

Dengan menyeimbangkan dirinya, maka manusia tersebut tergolong sebagai hamba yang pandai mensyukuri
ni’mat Allah. Hamba/manusia seperti inilah yang disebut manusia seutuhnya.
Contoh-contoh manusia yang tidak tawazun
· Manusia Atheis: tidak mengakui Allah, hanya bersandar pada akal (rasio sebagai dasar).
· Manusia Materialis: mementingkan masalah jasmani/materi saja.
· Manusia Pantheis (kebatinan): bersandar pada hati/batinnya saja.

DISKUSI II#
1. Banyak artis yang hidup dengan kemewahan, namun akhirnya dia mati bunuh diri akibat over dosis
obat-obatan terlarang (NAZA), banyak remaja dari keluarga berada, memiliki banyak fasilitas hidup mulai
dari kendaraan, gadget dan sebagainya tapi sangat malas belajar, suka tawuran, hobi ngegames tapi nilainya
sangat jelek plus akhlaknya jelek. Menurut kamu, apa sebenarnya arti kebahagiaan itu?
2. Sejujurnya, apakah kamu selama ini sudah hidup seimbang? Mentee diminta menggambarkan kondisinya
saat ini serta harapan kehidupanny ke depan yang seimbang pada buku penghubung yang dipegang oleh
sekretaris secara bergantian dg memberi tanggal/bln/thn dan tandatangannya.
2. TAHAP II

*P1# KRIASTREVITA & Belah Kreatif

Tujuan
· Mentee memahami makna kreativitas.
· Mentee belajar bagaimana berpikir kreatif untuk mendapatkan solusi
· Mentee termotivasi untuk menjadi remaja kreatif dan mengoptimalkan diri untuk kebaikan
· Mentor mampu mengidentifikasi dan memahami karakter/bakat/potensi mentee dari
aktifitas diskusi
· Mentor membangun rasa percaya diri mentee agar termotivasi melakukan banyak kebaikan
dan fokus belajar meraih mimpinya
Metode Pendekatan
_ Games
_ diskusi
_ ceramah

Alokasi Waktu
Lamgkah uraian waktu
Pembukaan Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi 5’
Tilawah Tilawah secara bergantian seluruh anggota majelis 10’
Games 1, 10’’
diskusi & KRIASTREVITA
materi
Games 2& BELAH KREATIF 20’
Diskusi
Ceramah Materi singkat 10’
Penutup Mentor menyimpulkan hasil penjelasan dan menutupnya dengan do’a 5’

GAMES 1#
Langkah-langkah
Tuliskan KIASTREVITA di selembar kertas dan tunjukkan kepada mentee.
Mentee diminta menemukan kata apa yang dimaksud dari huruf yang acak tersebut.
Setelah mereka menemukan menjawabnya. Mentee diminta menyebutkan apa yang
pertama kali terlintas di pikirannya ketika mendengar kata "KREATIVITAS" dan
jelaskan makna kreativitas secara singkat

Pertanyaan Hikmah
1. Apa yang pertama kali terlintas di pikiran kalian ketika mendengar kata
"KREATIVITAS"?
2. Apakah yang dimaksud dengan kreativitas?

Alat dan Bahan: Selembat kertas atau papan tulis, spidol dan alat tulis.

Suplemen Materi
Setiap orang dimungkinkan untuk menjadi kreatif karena kreativitas dapat dilatih dan
dikembangkan. Konsep kreatif setiap orang bisa saja berbeda tergantung dari sudut mana suatu
permasalahan dipandang dan bagaimana kualitas cara pandangnya. Orang kreatif memiliki
kecenderungan untuk memanfaatkan tanda-tanda atau hal-hal yang terlihat disekitarnya dan
menghubungkan dengan masalahnya. Kreativitas membantu kita untuk bersikap antusias
menghadapi kehidupan.
Produktivitas dalam menghasilkan ide-ide baru berbanding lurus dengan pemanfaatan waktu
dan pengembangan potensi diri.
"Sebagian dari baiknya ke-Islaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna
baginya" (HR. Tirmidzi - Hasan)

Makna Kreativitas
MORGAN (Psikolog): Respon yang tidak umum/tidak biasa tetapi sesuai untuk setiap keadaan
dan memiliki relevansi dengan pemecahan masalah.
Contoh :
Tanya: Mengapa sapi memakai bel kecil di lehernya???
Jawab: Karena klaksonnya rusak!! Ha..ha..ha..
Bel berfungsi memberi tanda, begitu pula dengan klakson. Klakson merupakan jawaban yang
relevan untuk permasalahan tersebut

TOM WUJEC (Praktisi)


Kemampuan melihat suatu masalah dengan cara lain.
Contoh:
Ketika anda sedang terburu-buru menuju kantor dengan kendaraan angkot. Pas di lampu merah,
angkot anda berhenti. Bagaimana perasaan anda? Mungkin akan kesal, karena anda harus segera di
kantor. Namun tidakkah anda menemukan ada yang senang dengan lampu merah itu? Ya, dialah
pengamen jalanan

GAMES 2#
Langkah-langkah
Mentor memberikan teka-teki pada mentee. Mentor membuat sebuah kotak sama sisi di papan
tulis atau whiteboard atau kertas hvs

Berilah pertanyaan, "Bagilah kotak ini menjadi delapan bagian yang sama!"
Persilahkan mentee untuk menjawabnya.
Jawabannya biasanya sebagai berikut:

Lalu mentor membuat kotak lagi yang sama.


Berilah pertanyaan, "Bagilah kotak ini menjadi tujuh bagian yang sama!"
Biasanya mentee bingung untuk mencari jawabannya. Beri waktu (± 5 menit) bagi mereka untuk
memikirkan solusinya.
Kalau mereka menyerah, tunjukkan alternatif jawabannya sebagai berikut:
Pertanyaan Hikmah
1. Apakah ada kesulitan dalam menjawab pertanyaan pertama?
2. Apakah ada kesulitan dalam menemukan jawaban pertanyaan kedua? Mengapa? Telah ada
pengkondisian awal dari bagaimana menemukan jawabannya (pertanyaan dan jawaban pertama).
Artinya "katak dalam tempurung" atau "belalang dalam kotak". Kemampuannya terbentur oleh
"batas" yang ia buat sendiri, yang salah satu faktor pencetusnya adalah dari pengkondisian
lingkungan.
3. Apa itu kreatif? (dengarkan jawaban mentee terlebih dahulu). Kreatif adalah melihat hal yang
sama dengan cara yang berbeda. Kita tidak terkungkung dalam kotak saja, kita perlu "out of the
box" dalam melihat alternatif solusi yang ada.
Contoh tokoh kreatif:
- Nabi Ibrahim AS dengan menghancurkan patung-patung kecuali patung terbesar (QS 21:
51-70),
- Pemuda Kahfi dengan usaha penyelamatan aqidahnya (QS 18:13-22),
- Nabi Sulaiman AS dengan Ratu Bilqis (QS 27: 15-44), dan
- Nabi Muhammad SAW dalam keseluruhan kisah hidupnya.

Alat dan Bahan: Papan tulis atau whiteboard, dan kapur tulis atau spidol.

Suplemen Materi
Kreatifitas: Proses menghasilkan sesuatu yang 'baru', bisa berbentuk gagasan atau obyek dalam
suatu bentuk/susunan.
Pola Berpikir Kreatif Analitis
Kerja otak kanan
Imajinatif, Banyak ide dan kemungkinan, Divergen, Lateral atau horizontal, Tak dapat diramalkan
Kerja otak kiri
Logis, Jawaban unik dan sedikit,Konvergen, Vertikal, Dapat diramalkan

Dua aspek fundamental dalam berpikir Kreatif


1. Mengembangkan alternatif
2. Menantang asumsi

Ganjalan mental Penghambat Berpikir Kreatif


1. Ganjalan yang ditimbulkan sendiri
2. Terpola atau terpaku pada suatu jawaban yang unik
3. Kesesuaian
4. Tidak mau menantang kenyataan
5. Menilai terlalu cepat
6. Takut terlihat bodoh

12 Kunci Untuk Menjadi Lebih Kreatif


1. Belajarlah untuk menjadi seorang inovator terbaik.
2. Ubahlah kebiasaan dan citra diri anda.
3. Lakukanlah tindakan: Kendalikan stress.
4. Terimalah perubahan dan tantangan suatu masalah dengan tangan terbuka.
5. Terapkan ide-ide pada setiap sudut kehidupan anda.
6. Pelajarilah tentang inovasi, perubahan, dan kreativitas sebagaimana anda berusaha untuk
memenangkan diterimanya ide anda.
7. Milikilah selalu rasa ingin tahu dan jadilah seorang pengamat.
8. Bertanyalah 5W + 1H (What, Where, When, Who, Why, & How)
9. Kembangkan daya berfikir reflektif dan kemampuan berfikir anda.
10. Bangunlah dasar pengetahuan dan intuisi anda melalui kegiatan membaca, dll.
11. Dengan fikiran yang terbebani, gunakan pemicu-pemicu untuk menstimulasi ide-ide.
12. Bebanilah fikiran anda dengan data, prinsip-prinsip dasar, teori-teori, dan konsep konsep dari
masalah anda.

*P2# Meaning of Life Dari Mana Datangnya Lintah


Tujuan
Mentee memahami keberadaan dirinya di muka bumi ini, untuk apa ia diciptakan, tugasnya di
dunia, potensi dirinya, kemana ia akan kembali

Metode Pendekatan
_ Games
_ Ceramah dan Diskusi

Alokasi Waktu
Lamgkah uraian waktu
Pembukaan Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi 5’
Tilawah Tilawah secara bergantian seluruh anggota majelis 10’
Games Mentor memberikan games dan pertanyaan hikmah 10’
Ceramah Mentor membahas jawaban pertanyaan hikmah dan menjelaskannya 25’
Diskusi Mentor membuka forum diskusi 5’
penutup Mentor menyimpulkan materi dan menutupnya dengan do’a 5’

Langkah-langkah :
Tahap I :
Apakah manusia itu hewan yang dapat berfikir? Mari kita buktikan (Kelompokkan
mentee dalam 3 kelompok)
Masing-masing kelompok diminta memilih satu jenis binatang
Masing-masing kelompok diminta memberikan penjelasan tentang :
1. Dari mana asal kejadian binatang itu?
2. Untuk apa binatang itu hadir di alam?
3. Apa yang dikerjakannya selama hidup?
4. Apa yang ditinggalkannya, bila mati?

Tahap II :
Masing-masing kelompok diminta menjelaskan tentang manusia:
1. Dari mana asal kejadiannya?
2. Untuk apa hadir di dunia?
3. Apa yang akan dikerjakannya?
4. Apa yang ditinggalkannya, bila ia meninggal?

Pertanyaan Hikmah
1. Dapatkah kalian bedakan antara binatang dengan manusia? Jelaskan!
2. Apakah kita ada di dunia ini adalah karena kebetulan? Jelaskan!
3. Perumpamaan saja, manakah yang diciptakan terlebih dahulu, telur ayam atau induk
ayam? Jelaskan!
Jawaban : Induk ayam karena induk ayam yang menelurkan dan merawat telurnya sehingga
menetas. Telur ayam tidak bisa merawat dirinya, tentu akan mati.
4. Apa arti kehidupan kita di dunia ini?
 Ditekankan memahami arti kehidupan karena penciptaan dirinya ke dunia ini bukan sekedar
main-main saja tapi memiliki keunggulan yang akan dipertanggung-jawabkan. (QS. Al-Mu'minun
(23) : 115 – 118 ; Adz-dzariyat (51) : 21).
5. Bagaimana kita tahu untuk apa keberadaan kita di dunia ini?
Mempelajari ayat-ayat Allah SWT.

Alat dan Bahan: Kertas dan alat tulis secukupnya.

Suplemen Materi
Jika suatu saat manusia mau merenung dan mengamati alam semesta ini maka akan terlintas banyak sekali
pertanyaan dalam pikiran. Siapakah yang menegakkan langit, mengucurkan hujan, dan melukis pelangi?
Siapakah pula yang mengatur pergantian matahari dan bulan sehingga tidak saling berlomba, menyusun tata
surya sehingga tidak saling bertabrakan? Lalu siapa pula yang mengajarkan burung terbang dan ikan
berenang? Dan jika saat itu manusia mau jujur terhadap hati nuraninya, maka ia akan mengakui bahwa ada
sesuatu zat yang maha segalanya yang merupakan jawaban terhadap pertanyaanpertanyaan tadi.

"Dialah Allah, Khalik (Yang menciptakan), Yang mengadakan, Yang membentuk rupa, Yang memiliki
Asma'ul Husna (nama-nama yang baik) bertasbih kepada- Nya apa yang ada di langit dan Dialah yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".(Al-Hasyr :24)

 Allah menggunakan dua jalur dalam mengajarkan ilmu-Nya kepada manusia:


1. Jalur formal/resmi; Dalam bentuk wahyu. Sistem penyampaiannya berstruktur, melalui
malaikat,rasul,sahabat, tabi'iin, tabi'it tabi'in hingga ulama akhir zaman. Tidak langsung disampaikan ke
seluruh manusia. Manusia tidak akan sanggup berhadapan langsung dengan Allah hatta itu seorang Nabi
Musa as. (QS.7:143; 42:51) Hadits Rasul, "Ulama itu pewaris para nabi". (HR.Abu Daud- At-Tirmizi)

2. Jalur informal; Dalam bentuk ilham/ inspirasi. Sistem penyampaiannya mandiri, diperuntukkan bagi siapa
saja, baik beriman maupun kafir yang mau mengadakan mubasyarah (pengamatan) terhadap alam semesta.
Barangsiapa yang berusaha, maka dia akan mendapatkan. (QS.29:69)

 Darimana asal kejadian manusia


Dari Allah SWT, Sang Maha Pencipta, dibuktikan dengan dalil Al Quran (Naqli) : QS. Al Hajj (22) : 5 ;
QS. Al Mu’minun (23) : 10 –14 ; QS. An-Nahl (16 :78) ; QS. At-Tien (95) : 1-15) dan dalil Aqli (akal).

 Komponen Manusia
a. Akal (QS. 17:36 ; 67:10)
b. Ruh (QS. 75:14 ; 26 :88-89)
c. Jasad (QS. 9 : 105)

 Potensi / Keunggulan yang diberikan Allah Sang maha Pencipta kepada Manusia
_ Keistimewaan (QS. 17 : 70 )
_ Ditundukannya alam untuk manusia oleh Allah SWT ( QS. 45 : 12, 2 : 29, 67 : 15 )

 Untuk apa hadir di dunia _ QS. Al Jasiyah (45) :23-24


a. Kepada Allah SWT : Beriman ( 49 :13), Beribadah/ beramal (51:56), Ta’at (24:36)
Beribadah menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah adalah : “segala sesuatu yang dikerjakan bersifat
dhohir maupun batin yang bertujuan untuk mendapatkan ridho Allah SWT semata (Ikhlas) dan
sesuatu dengan tuntunan Rasul-Nya.”

b. Kepada Rasulullah : Meneladani/mengidolakan (33:21), Meneruskan perjuangannya (3:31)

c. Kepada Manusia : Berbuat Baik, Berbakti kepada orang tua (lihat materi birrul walidain)

d. Kepada Alam : Menjaga, Melestarikan dan memanfaatkan

 Kemana Setelah Mati


1. Potensi yang diberikan Allah SWT harus dipertanggungjawabkan mengenai bagaimana
pendayagunaan
(QS. 7:179)
2. Hanya ada dua pilihan (18:29-30)
- Surga (Diberikan kepada mereka yang menggunakan potensi sesuai dengan perintah Sang Maha
pencipta)
- Neraka (Diberikan kepada mereka yang menggunakan potensi tidak sesuai dengan perintah Sang
Maha pencipta)
Apa yang harus dikerjakan
_ Tahu Konsekwensi
_ Allah SWT memberikan kebebasan untuk memilih dan sekaligus berani untuk bertanggung jawab
(QS. 90 : 10 ; 76 : 3 ; 64 : 2 ; 18 :29 )

Refrensi
_ Dr. Yusuf Qorodlowy, Ibadah dalam pandangan Islam
_ Al Ummah, Aqidah seorang Muslim
_ Sayid Sabiq, Pola Hidup Manusia Beriman
_ Aziz salim, Tempat Anda Menurut Al Quran
_ Abul A’la al Maududi, Tanggung Jawab Ummat Islam di Hadapan Ummat Dunia

*P3# DAY DREAMER  MENGENAL BJ HABIBIE

Tujuan
Mentee mengenal tokoh masa kini yg dapat dijadikan teladan – Khairunnas anfaauhum linnas
Mentee memahami karakteristik pribadi sukses
Mentee termotivasi melakukan perbaikan diri guna mencapai cita2 dunia dan akhiratnya
Mentor melakukan penanaman nilai dari sejarah tokoh pemuda Islam yg sukses diusianya yg masih
muda setelah mengisahkan BJ HABIBIE

Metode Pendekatan
_ Berkisah dan Diskusi
_Nasyidan “ edcoustic”/ film pendek durasi 3-5’

Alokasi Waktu
Lamgkah uraian waktu
Pembukaan Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi 5’
Tilawah Tilawah secara bergantian seluruh anggota majelis 10’
Berkisah Mentor mengisahkan kehidupan BJ Habibie dan prestasi sahabat Rasul 30’
dimasa muda mereka
Diskusi Mentor membuka forum diskusi 15’
Games Nasyid edcoustic / film pendek 5’
penutup Mentor menyimpulkan materi dan menutupnya dengan do’a 5’

Diskusi
1. Kira-kira apa sajakah sifat yang dapat mengantarkan kita pada kesuksesan?
2. Sudah seperti apakah kita?
3. Inginkah kita menjadi orang yang sukses dunia dan akhirat?
4. Apa usaha yg ingin adik2 lakukan untuk menjadi sukses dan apa saja yang harus dihindari?
KISAH 1#BJ HABIBIE

KISAH 2# PEMUDA ISLAM


Usamah bin Zaid 18 tahun
:Memimpin pasukan yang anggotanya adalah para pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar untuk
menghadapi pasukan terbesar dan terkuat di masa itu

Sa’d bin Abi Waqqash 17 tahun


: Yang pertama kali melontarkan anak panah di jalan Allah. Termasuk dari enam orang ahlus syuro

Al Arqam bin Abil Arqam 16 tahun


: Menjadikan rumahnya sebagai markas dakwah Rasul Shallallahu’alahi wasallam selama 13 tahun berturut-
turut

Zubair bin Awwam 15 tahun


:Yang pertama kali menghunuskan pedang di jalan Allah. Diakui oleh Rasul Shallallahu’alaihi wasallam
sebagai hawari-nya.

Zaid bin Tsabit 13 tahun


: Penulis wahyu. Dalam 17 malam mampu menguasai bahasa Suryani sehingga menjadi penterjemah Rasul
Shallallu’alalihi wasallam. Hafal kitabullah dan ikut serta dalam kodifikasi Al qur’an

Muhammad Al Fatih 22 tahun


: Menaklukkan Konstantinopel ibu kota Byzantium pada saat para jenderal agung merasa putus asa

Abdurrahman An Nashir 21 tahun


:Pada masanya Andalusia mencapai puncak keemasannya. Dia mampu menganulir berbagai pertikaian dan
membuat kebangkitan sains yang tiadaduanya

Muhammad Al Qasim 17 tahun


: Menaklukkan India sebagai seorang jenderal agung pada masanya.

Kisah yang tak terhitung dalam goresan sejarah Islam. Cukuplah hal itu sebagai pengingat keagungan
pemuda dalam masyarakat Islam. Semoga Allah membimbing kita & anak-anak kita menjadi pemuda Islam
yang tangguh
-----Nasyid Corner-----

Masa Muda
By. Edcoustic

masa muda usiaku kini


warna hidup tinggal ku pilih
namun aku telah putuskan
hidup di atas kebenaran

Reff. masa muda penuh karya untukmu Tuhan


yang aku persembahkan sebagai insan beriman
mumpung muda ku tak berhenti menapak cita
menuju negeri surga yang nun jauh di sana

kini jelas tiap langkahku


Ilahi jadi tujuanku
apapun yang aku lakukan
islam selalu jadi pegangan reff.

*P4# WHO AM I?

Tujuan
Mentee memahami dirinya dengan baik dengan memperhatikan pendapat orang lain dan diri
sendiri.

Metode Pendekatan
_ Games
_ Ceramah dan Diskusi

Alokasi Waktu
Lamgkah uraian waktu
Pembukaan Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi 5’
Tilawah Tilawah secara bergantian seluruh anggota majelis 10’
Games Mentor memberikan games dan hikmahnya 30’
Ceramah Mentor menerangkan isi materi 15’
Diskusi Mentor membuka forum diskusi 5’
penutup Mentor menyimpulkan materi dan menutupnya dengan do’a 5’

Langkah-langkah
· Tahap ke-1: Mentee diminta menuliskan gambaran tentang dirinya di lembar It's My Self selama 5-10
menit. Setelah selesai sisihkan lembar tersebut.
· Tahap ke-2: Bagikan plastik/amplop kepada setiap mentee, kemudian mentee diminta mengeluarkan
potongan kertas dari dalam plastik/amplop dan menuliskan namanya sendiri di pojok kiri atas amplop.
Mentee diminta memberikan plastik/amplop kepada rekan disebelah kanannya. Rekan yang mendapatkan
amplop tersebut diminta untuk memikirkan dan menuliskan hal-hal yang diminta pada lembar My Friend
berkaitan dengan nama yang tercantum pada plastik/amplop tersebut. Masukkan lembar tersebut ke dalam
plastik/amplop, lalu berikan kepada rekan di sebelah kanan. Begitu seterusnya sampai setiap mentee
menerima amplop yang bertuliskan namanya sendiri. Mentee boleh membuka amplop tadi setelah mendapat
aba-aba dari mentor.
Catatan: Mentee dilarang keras melihat isi amplop yang bukan miliknya. Jika menggunakan plastic
lembar My Friend dilipat 2. Efektivitas permainan ini ditunjang oleh pengenalan yang baik antar
mentee.
· Mentee diminta membandingkan lembar My Friend dengan lembar It's My Self.
· Berikan kesempatan kepada mentee untuk mendiskusikan tulisan dalam lembar My Friend.
· Mentee diminta merumuskan kembali siapa dirinya dalam bentuk kalimat, kemudian dituliskan di lembar
That's Me..!.

Pertanyaan Hikmah
1. Setelah membandingkan pendapatmu dan pendapat kawanmu mengenai dirimu, bagaimana perasaan
kalian?
2. Apakah setelah membandingkan hal itu, mempengaruhi kalian dalam mengisi That's Me? Jelaskan!
3. Mengapa kita harus menanyakan keadaan pribadi kita pada orang lain, sedangkan kita lebih tahu keadaan
pribadi sendiri?
Konsep diri yang kuat harus memiliki korelasi yang kuat dengan pendapat orang lain terhadap kita.
4. Apa urgensi mengenal diri?

Alat dan Bahan :


· Plastik/amplop untuk setiap mentee
· Lembar My Friend sebanyak jumlah mentee untuk setiap mentee
· Worksheet Know Your Self

Suplemen Materi

Urgensi Pengenalan Diri


Mengenali dan memahami diri sendiri sangat bermanfaat untuk memberikan ketenangan
memberikan rasa penerimaan, menyangkut penerimaan dalam kehidupan sosial. Mengembangkan segi-segi
positif dan mengurangi segi-segi negatif pribadi, baik yang potensial maupun yang sudah aktual. Menyadari
kebaikan dan keunggulan pribadi yang dimiliki selama ini, tetapi sering luput dari perhatian. Pengenalan diri
dapat dilakukan dengan metode solo training (tahap ke-1) dan group training (tahap ke-2). Pengenalan diri
melalui metode group training memerlukan suasana diskusi kelompok yang memungkinkan mentee merasa
aman dan nyaman untuk mengungkapkan diri dan memberikan umpan balik sehingga dia mendapatkan
gambaran yang lebih luas dan lebih mendalam tentang dirinya. Dalam kegiatan ini sering muncul kesadaran
terhadap aspek-aspek pribadi yang sebelumnya kurang disadari atau tidak disadari sama sekali. Melalui
metode ini pula mentee dapat mengembangkan relasi yang lebih akrab dengan orang lain.

Berislam Dalam "Keterbatasan" Yang Kita Miliki


"Bertakwalah kepada Allah menurut ukuran kemampuanmu." (At-Taghabun : 16). Allah memahami
betul bahwa setiap diri kita memiliki keterbatasan dan dalam keterbatasan itulah kita berislam sehingga
"Allah tidak membebani seseorang sesuai kesanggupannya…." (Al Baqaraah : 286). Hanya saja untuk
konteks ibadah mahdhah yang sifatnya fardhu 'ain dan sudah ditetapkan waktu serta kapasitasnya, manusia
memang sanggup melakukannya karena Allah tentu sudah mengukur kemampuan manusia Pengenalan diri
memungkinkan kita untuk memposisikan diri secara tepat dalam berbagai situasi kehidupan dan menentukan
fokus-fokus nilai Islam yang akan diperkuat. Perintah dalam Islam itu begitu banyak, tidak semua perintah
itu bisa kita lakukan dengan sempurna. Karena itulah di surga disediakan banyak pintu. Rasulullah saw
pernah mengatakan, ketika berbincang dengan Abu Bakar, "Sesungguhnya di surga itu disediakan banyak
pintu, dan setiap orang ada yang memasuku pintu shalat, shaum,…..lalu Abu Bakar bertanya, "Adakah orang
yang masuk melalui seluruh pintu ?" Rasulullah saw menjawab, "Ada, dan aku berharap engkaulah salah
satunya.".
Lembar 1
IT'S MY SELF !!
Emosi
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
Pikiran
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
Karakter
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
Fisik
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
------------------------------------------------------

Lembar 2
THAT'S ME....!
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
------------------------------------------------------
Lembar 3
MY FRIEND
Menurutmu, bagaimana keadaan emosi saya sehari-hari,?
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________

Menurutmu, apa yang selalu saya pikirkan,?


_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Menurutmu, apa yang menjadi sifat karakter saya?
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Menurutmu, bagaimana keadaan fisik saya?
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________

C. TAHAP 3
*P1# LOMBA KREATIFITAS p1
Tujuan
 Mentee dapat mengaktualisasikan diri dalam sebuah karya
 Mentee dapat membangun soliditas dengan teman satu kelompoknya
 Mentor berupaya mengarahkan dan menguatkan team building agar rasa kepemilikan mentee terhadap
kelompok mentoring semakin kuat

Metode
Praktek

Alokasi Waktu
Lamgkah uraian waktu
Pembukaan Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi 5’
Tilawah Tilawah secara bergantian seluruh anggota majelis 10’
Pemberitahuan Mentor memberikan penjelasan tentang criteria perlombaan, tema dsb. 5’
Diskusi Mentor membuka forum diskusi untuk merancang aktifitas sesuai tema 25
Mentor / mentee melakukan pembagian tugas 10’
penutup Mentor menyimpulkan materi dan menutupnya dengan do’a 5’
*P2# LOMBA KREATIFITAS p2
Tujuan
 Mentee dapat mengaktualisasikan diri dalam sebuah karya
 Mentee dapat membangun soliditas dengan teman satu kelompoknya
 Mentor berupaya mengarahkan dan menguatkan team building agar rasa kepemilikan mentee terhadap
kelompok mentoring semakin kuat

Metode
Praktek

Alokasi Waktu
Lamgkah uraian waktu
Pembukaan Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi 5’
Tilawah Tilawah secara bergantian seluruh anggota majelis 10’
Pelaksanaan Mentor dan mentee bekerjasama membuat karya yang akan dilombakan 40’
Mentor memberi advice tentang pentingnya bekerjasama dan berbagi peran
penutup Mentor menyimpulkan materi dan menutupnya dengan do’a 5’

******************************************************************************************************
P3# Keutamaan Ilmu
Tujuan
 Mentee memahami keutamaan ilmu dan orang-orang yang berilmu.
 Mentee termotivasi untuk giat menuntut ilmu termasuk mengikuti kegiatan mentoring

Alokasi Waktu
Lamgkah uraian waktu
Pembukaan Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi 5’
Tilawah Tilawah secara bergantian seluruh anggota majelis 10’
Games Mentor membimbing mentee melakukan games 20’
Diskusi dan Mentor memberi beberapa pertanyaan untuk didiskusikan 20’
ceramah Mentor memaparkan materi terkait keutamaan menuntut ilmu
penutup Mentor menyimpulkan materi dan menutupnya dengan do’a 5’

Langkah-langkah
1. Mentee diminta untuk berpasangan dan duduk berhadapan.
2. Pasangan mentee dibagi menjadi dua kelompok
3. Kelompok pertama, setiap pasangan tidak ditutup matanya.
4. Kelompok kedua, salah seorang dari pasangan mentee ditutup matanya dan mendapatkan satu taburan
bedak tabur ditangannya (begitupula dengan salah seorang dari setiap pasangan di kelompok pertama)
5. Ketika aba-aba diberikan mentee tersebut mengoleskan bedak ke muka pasangannya sampai bedak tabur
yang ada ditangannya habis. Pasangannya yang diolesi bedak cukup diam saja, tidak boleh memandu agar
segera terolesi bedak.
6. Perhatikan jalannya permainan dan waktu yang cepat menghabiskan bedak.
7. Diskusikan proses yang berlangsung dan hikmahnya dikaitkan dengan perbedaan orang yang tidak
berilmu (buta) dengan orang yang berilmu (melihat)

Pertanyaan Hikmah
1. Bagaimana rasanya mengolesi bedak di muka temanmu?
2. Kita perhatikan hasilnya, apakah ada perbedaan hasil dari kelompok pertama dengan kedua? Mengapa?
3. Kita perhatikan waktunya, lebih cepat kelompok manakah yang menghabiskan bedaknya? Mengapa?
4. Kita perhatikan prosesnya, apa perbedaan yang cukup mencolok dari kerja kelompok pertama dengan
kedua? Mengapa?
5. Sekarang kita dapat membandingkan antara orang yang buta dengan orang yang melihat, apakah
hasil kerjanya berbeda? Apakah sama? Itulah perbedaan orang yang tidak berilmu (buta) dengan
orang yang berilmu (melihat).
Alat dan Bahan: Bedak muka secukupnya.

Suplemen Materi
Dalam perspektif Islam, ilmu bukanlah sekadar pengetahuan yang akan memuaskan rasa ingin tahu dan
menuntut ilmu tidak sekedar untuk mencari tahu. Dalam Al-Quran, ternyata ilmu mengandung penalaran
tertentu yang mengantarkan pencari ilmu yang ikhlas mendapatkan kebenaran. Menuntut ilmu merupakan
bagian dari ibadah seorang muslim.

Keutamaan Ilmu dan Orang-Orang Berilmu:


Peniadaan persamaan antara orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak
mengetahui (QS. 39 : 9)
Kebodohan sejajar dengan buta, ilmu sejajar dengan melihat. Kebodohan adalah kematian dan ilmu
adalah kehidupan (QS. 35 : 19-22)
Ulama (orang yang mengetahui tentang kebesaran dan kekuasaan Allah) kian berilmu kian takut kepada
Allah (QS. 35 : 28)
Ilmu memberi petunjuk kepada iman (QS. 30:36, 58:11, 22:54, 34:6)
Ilmu adalah penuntun amal (QS. 47 : 19)
Amal tanpa ilmu akan tertolak (QS 5 :27) dan seperti orang yang melakukan perjalanan tanpa penunjuk
jalan.

*P4# Adab Para Ulama dalam Menuntut Ilmu

Tujuan
Mentee mengenal nilai adab dalam menuntut ilmu
Mentee termotivasi menuntut ilmu dengan memperhatikan adab
Mentee semakin cinta dan menghormati guru dan orangtua
Mentee mengenal kehidupan para ulama dan tumbuh rasa cinta kepada ulama

Metode
Berkisah, diskusi

Alokasi Waktu
Lamgkah uraian waktu
Pembukaan Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi 5’
Tilawah Tilawah secara bergantian seluruh anggota majelis 10’
Games Mentor memberi games senam otak untuk membangun fokus 5-10’
Ceramah Mentor memaparkan kisah para ulama berkaitan dg adab menuntut ilmu 35-40’
dan diskusi Mentor memberi beberapa pertanyaan untuk didiskusikan
penutup Mentor menyimpulkan materi dan menutupnya dengan do’a 5’

Suplemen materi
Pentingnya Adab

Imam Malik bin Anas adalah salah satu ulama terhebat yang pernah dimiliki oleh umat Islam. Buku
karangannya berjudul al-Muwatta’ masih menjadi rujukan kita hingga hari ini. Beliau adalah guru dari Imam
Syafi’i dan sahabat serta parner diskusi Imam Abu Hanifah. Semua kejeniusan Imam Malik tidak lepas dari
peran ibunya. Ibu Imam Malik adlah seorang perempuan penyayang yang cerdas. Ibunya ingin agar Imam
Malik tumbuh menjadi seorang ulama, maka ia mengirimnya untuk belajar di rumah seorang ulama besar
bernama Rabi’ah bin Abdulrahman. Ibunya membelikannya pakaian terbaik, dan sebelum berangkat, ibunya
berpesan ; “Pelajarilah adab Syaikh Rabi’ah sebelum belajar ilmu darinya” Adab memang sangat penting
dalam menuntut ilmu, kini ada begitu banyak orang yang berilmu tinggi namun cacat adabnya.

Ulama kita sangat memperhatikan hal itu. Betapa pentingnya adab juga terlihat dari kisah Abdurrahman bin
al-Qasim, salah satu murid Imam Malik. Ia bercerita bahwa “Aku mengabdi kepada Imam Malik selama 20
tahun, dua tahun diantaranya untuk mempelajari ilmu dan 18 tahun untuk mempelajari adab. Seandainya saja
aku bisa jadikan seluruh waktu tersebut untuk mempelajari adab”

Ada banyak sekali kisah-kisah para ulama salaf yang bisa menjadi contoh bagi kita dalam menuntut ilmu.
Beberapa dari kisah itu akan kita simak bersama. Di dalam menuntut ilmu setidaknya kita harus menjaga
adab terhadap ilmu yang kita tuntut, terhadap guru, dan terhadap diri kita sendiri sebagai penuntut ilmu.
Semua itu perlu diperhatikan, semoga Allah memudahkan kita dalam menuntut ilmu disebabkan oleh adab
yang mulia. Sebagaimana Allah dulu memudahkan para ulama kita dalam mempelajari segala macam ilmu
sehingga peradaban Islam menjadi peradaban ilmu yang paling maju di dunia.

Ulama kita dahulu jauh lebih menghargai orang-orang yang beradab ketimbang berilmu tapi adabnya buruk.
Ada sebuah kisah menarik dari Abu Yazid Al-Busthami, tokoh sufi terkemuka. Pada sautu hari ia
bermaksud mengunjungi seorang laki laki yang dikatakan memiliki ilmu yang baik.Ia mendengar bahwa
orang berilmu itu sedang ada di sebuah masjid. Abu Yazid pun menunggu orang tersebut di luar masjid.
Tidak lama kemudian, orang yang ditunggu itu pun keluar. Namun belum semapt Yazid menemuinya, ia
melihat orang tersebut meludah di dinding masjid. Menyaksikan hal itu, Al-Busthami pun pulang dan tidak
jadi bertemu dengannya. Ia mengatakan “Tidak dapat dipercaya untuk menjaga rahasia Allah, orang yang
tidak dapat memelihara adab syari’at.”

Mensucikan Hati dari Ria dan Maksiat

Hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang penuntut ilmu adalah niat yang ihlas. Ia harus
membersihkan hatinya dari semua keinginan lain dalam menuntut ilmu selain mencari ridha Allah. Ia juga
harus membersihakn hatinya dari maksiat.Dikisahkan ketika Imam Syafi’i mendatangi Imam Malik dan
membaca kitab al-Muwaththa kepadanya dengan hafalan yang membuatnya kagum dan kemudian Imam
Syafi’i menyertainya terus, Imam Malik berkata kepadanya, “Wahai Muhammad, bertaqwalah kepada Allah
dan jauhilah perbuatan maksiat, karena sesungguhnya engkau akan memiliki sesuatu yang sangat penting.”

Namun demikian, ternyata sautu ketika Imam Syafi’i mengalami kesulitan dalam menghapal. Hal itu tidak
biasanya, sebab ia terkenal sebagai jenius yang hapalannya luar biasa. Maka ia pun mengadu kepada
gurunya yang bernama Waki’. Imam Syafi’i berkisah ; “Aku mengadukan buruknya hapalanku kepada
Waki’ Maka ia berikan petunjuk kepadaku untuk meninggalkan maksiat. Dan memberitahukan kepadaku
bahwa ilmu itu cahaya Dan cahaya Allah tak akan diberikan kepada yang melakukan maksiat” Jika kita
mengalami kesulitan belajar, bisa saja itu adalah akibat dari adab yang buruk, yakni tidak menjaga hati dari
ria atau maksiat.

Tidak Suka Berfoya-foya

Seorang penuntut ilmu harus menahan dirinya dari banyak bersenang senang, terutama makan dan tidur,
juga menjadi syarat penting seorang yang sedang berjuang untuk mendapatkan ilmu. Itulah sebabnya, sejak
dulu para ulama terkemuka disaat saat berburu ilmu senantiasa menjaga dirinya dari banyak makan.
Diantaranya, sebagaimana yang dikemukakan Imam Syafi’i, “Aku tidak pernah kenyang sejak berusia 16
tahun, karena kenyang itu memberatkan badan, mengeraskan hati, menghilangkan kecerdasan,
mendatangkan tidur, dan melemahkan dari ibadah.”

Imam Abu Hatim Ar-Razi Rahimahullah juga bercerita : “Kami berada di Mesir selama tujuh bulan dan
tidak pernah merasakan kuah makanan” Semua itu sebab karena sibuk untuk belajar sehingga tidak ada
waktu untuk memasak makanan yang berkuah. Siang hari mereka berkeliling ke para Masyaikh (guru),
sedangkan malah hari mereka gunakan untuk menulis dan mengoreksi catatan.

Imam Abu Hatim melanjutkan ceritnya ; “Suatu hari, saya bersama seorang teman mendatangi salah seorang
Syaikh. Dikabarkan kepada kami bahwa beliau sedang sakit. Kami pulang melewati sebuah pasar dan
tertarik pada ikan yang sedang dijual. Kami membelinya.Setelah sampai dirumah, ternyata waktu kajian
untuk Syaikh yang lain sudah tiba. Maka kamipun segera pergi ke sana. Lebih dari tiga hari ikan tersebut
belum sempat dimasak karena kesibukan menuntut ilmu, hingga hampir busuk. Kami memakannya mentah
– mentah karena tidak punya waktu untuk menggorengnya. “Ilmu itu tidak akan bisa diraih dengan badan
yang santai.”

Tawadhu

Ketika menuntut ilmu, kita tidak boleh neko-neko, harus rela bersikap sederhana dan rendah hati. Terutma
kepada guru-guru kita. Didalam suatu riwayat disebutkan, Ibnu Abbas mengatakan, “Aku hina ketika
menuntut ilmu lalu mulia ketika menjadi orang yang dituntut ilmunya.”Ibnu Abbas sering pergi ke rumah
Ubay bin Ka’ab. Terkadang ia mendapati pintu rumah Ubay terbuka sehingga ia segera diizinkan masuk,
dan terkadang pintunya tertutup sedangkan ia malu untukmengetuknya. Maka ia berdiam saja sampai siang,
tetap duduk di depan pintu rumah. Angin menerbangkan debu kearahnya sampai akhirnya ia menjadi tidak
dapat dikenali karena banyaknya debu yang menempel ditubuhnya dan pakaiannya.Lalu Ubay keluar dan
melihatnya dalam keadaan demikian. Hal itu membuatnya merasa tidak enak. “Mengapa engkau tidak
meminta izin?” tanyanya. Ibnu Abbas beralasan malu kepadanya. Hal seperti ini juga kerap dilakukan oleh
Imam Abu Hanifah ketika hendak berguru kepada Hammad bin Abu Sulaiman, salah satu gurunya. Ia selalu
menunggu Hammad di depan pintunya, tanpa merasa malu atau risih. Padahal ia adalah seorang pedagang
kaya di Kufah.

Berbakti dan Hormat Kepada Guru

Menghormati guru adalah hal yang sangat vital bagi penuntut ilmu. Ilmu tidak akan menghampiri mereka
yang tidak berbakti dan hormat kepada gurunya. Banyakkisah yang mungkin akan membuat kita
takjub dengan penghormatan para ulama terhadap para guru mereka. Imam Asy-Syafi’i misalnya, ia berkata,
“Aku senantiasa membuka kertas kitab di hadapan Malik dengan lembut agar ia tidak mendengarnya, karena
hormat kepada beliau.” Bahkan Ar-Rabi’, sahabat asy-Syafi’i sekaligus muridnya, mengatakan, “Aku tidak
berani minum air sedangkan Asy-Syafi’i melihatku, karena menghormatinya.”

Lain lagi kisah Imam An-Nawawi, suatu hari ia dipanggil oleh gurunya, Al-Kamal Al-Irbili, untuk makan
bersamanya. Maka ia mengatakan, “Wahai Tuanku, maafkan aku. Aku tidak dapat memenuhinya, karena
aku mempunyai uzur syar’i.” Dan ia pun meninggalkannya. Kemudian seorang kawannya bertanya
kepadanya, ‘Uzur apa itu?’ Ia menjawab, ‘Aku takut bila guruku lebih dahulu memandang suatu suapan
tetapi aku yang memakannya sedangkan aku tidak menyadarinya.’
Para ulama kita memang sangat menghormati orang yang lebih berilmu dan dianggapnya sebagai guru. Pada
suatu hari seorang kerabat Sufyan ats-Tsauri wafat, dan orang orang berkumpul menemuinya untuk
berta’ziyah. Lalu datanglah Abu Hanifah. Maka bangkitlah Sufyan kearahnya, memeluknya, mendudukkan
di tempatnya, dan ia duduk dihadapannya. Ketika orang orang telah bubar, para sahabat Sufyan mengatakan,
“Kami melihatmu melakukan sesuatu yang mengherankan.” Sufyan menjawab, “Orang ini adalah orang
yang memiliki kedudukan dalam ilmu. Seandainya aku tidak bangkit berdiri karena ilmunya, aku tetap akan
berdiri karena usianya. Sendainya aku tidak berdiri karena usianya, aku tetap akan berdiri karena
kefaqihannya. Dan seandainya aku tidak berdiri karena kefaqihannya, aku akan tetap berdiri karena sifat
wara’nya.”

Selain bersikap hormat, ada banyak sekali bakti lain yang bisa kita lakukan sebagai penuntut ilmu kepada
guru-guru kita. Misalnya mendoakannya. Abu Yusuf, murid Abu Hanifah sangat mencintai gurunya itu,
“Sesungguhnya aku mendoakan Abu Hanifah sebelum mendoakan ayahku, dan aku pernah mendengar Abu
Hanifah mengatakan, ‘Sesungguhnya aku mendoakan Hammad bersama kedua orang tuaku’.”

*P5# CARA BELAJAR Brainstorming


Tujuan
Mentee memahami bahwa cara belajar setiap orang berbeda-beda, dan mentee menerapkan
cara belajarnya yang efektif.

Metode
Brainstorming, diskusi, berkisah
Langkah-langkah
Mentor membacakan pada mentee pilihan-pilihan berikut ini. Minta mereka untuk mengingat
pilihan-pilihannya itu. Tinjaulah beberapa kondisi belajar berikut ini, lalu pilihlah yang paling
baik untukmu.
Saya sangat mudah menangkap pelajaran baru pada waktu:
a. Pagi hari.
b. Tengah hari
c. Malam hari.
Bagi diriku cara yang terbaik untuk belajar adalah:
a. Membacanya
b. Mendengarnya
c. Melihatnya dalam bentuk gambar dan mencobanya.
d. Mencobanya.
e. Menuliskannya dengan bahasa saya sendiri.
f. Menjelaskannya kepada orang lain.
g. Menggambarkan sebuah diagram atau gambarnya.
Jenis situasi belajar yang tidak disukai adalah:
a. Kelompok besar
b. Kelompok kecil
c. Menggunakan permainan-permainan belajar
d. Bekerjasama dengan orang yang mengajakku.
e. Bekerjasama dengan orang yang tidak dikenal.
f. Bekerja sendiri.
g. Bekerja dalam tim proyek.
h. Bekerja di tempat yang sangat ramai.
i. Disela ketika sedang belajar.
j. Harus berhenti ketika belum selesai.
k. Berpangku tangan sambil menunggu orang lain untuk menyelesaikannya.

Pertanyaan Hikmah
1. Situasi mana yang paling baik?
2. Kalau kamu ingin membenahi cara belajarmu, bagaimanakah bentuk yang diinginkan?
3. Bagaimana caramu memperbaiki metode belajar saat ini?

Alat dan Bahan: -

Suplemen Materi
Belajar Tentang Belajar
Belajar sangat berbeda jauh dengan tahu/mengetahui karena belajar adalah proses perubahan
sikap sedangkan pada tahu/mengetahui belum ada perubahan sikap. Belajar adalah proses
menemukan pengetahuan baru dan bersifat permanen (Andreas Harefa). Belajar merupakan
suatu bentuk perubahan yang bersifat permanen. Perubahan dari satu titik ke titik yang lebih
baik. Yang tadinya belum bisa, dengan belajar akhirnya anda bisa melakukannya. Yang
tadinya belum bisa mengendari sepeda, akhirnya dengan belajar anda bisa mengendarainya.
Jenis-jenis Belajar:
1. Belajar tentang; menyangkut pengetahuan. Contoh: Belajar tentang Fisika.
2. Belajar dengan; berhubungan dengan keterampilan. Contoh: Belajar dengan
Komputer.
3. Belajar menjadi; berhubungan dengan kebiasaan. Contoh: Belajar menjadi Pilot.
Tahapan pembelajar:
1. Data : bahan untuk di pelajari
2. Informasi : hubungan antar data atau informasi
3. Pengetahuan : menghubungkan yang dipelajari dengan kejadian lain
4. Pencerahan : revolusi
5. Internalisasi : menjadi diri apa yang diyakini
6. Kebijaksanaan : menjadikan segala sesuatu sebagai belajar
Kewajiban Menjadi Kebutuhan
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dipenuhi. Kebutuhan adalah keperluan mendasar,
kadang tidak penting tapi tanpa sesuatu itu hal-hal lain tidak dapat dipenuhi. Jadikanlah
belajar sebagai kebutuhan.

Tradisi BELAJAR DAN MENULIS PARA ULAMA  KISAH

Membaca adalah kebiasaan para ulama dan orang orang shalih bahkan ketika mereka menghadiri berbagai
walimah dan pertemuan. Al-Fath bin Khaqan selalu membawa kitab (buku) di saku bajunya. Apabila dia
meninggalkan majlis untuk shalat atau kencing, dia mengeluarkan kitab dan membacanya sambil berjalan
hingga dia sampai di tempat tujuan. Kemudian dia melakukan hal yang sama pada saat dia kembali
kemajlisnya.

Tsa’lab (seorang imam qira’ah) tidak pernah berpisah dari kitabnya. Apabila dia diundang kesebuah
walimah, dia mensyaratkan agar diletakkan tempat selebar kulit domba sebagai tempat kitab yang akan
dibacanya. An-Nadhr bin Syumail berkata, “seseorang tidak akan bisa merasakan nikmatnya belajar, sampai
dia lapar dan melupakan laparnya.”

Beberapa orang berkata kepada Abdullah bin Mubarak “Ketika engkau telah menunaikan shalat, mengapa
engkau tidak duduk bersama kami? Dia menjawab, “Saya pergi untuk duduk bersama para sahabat dan
tabi’in”. Mereka bertanya, “dimana mereka?”. Dia menjawab, “Saya pergi lalu membaca kitab kitab, maka
saya mengetahui amal amal dan keteladanan mereka. Apa yang bisa saya lakukan bersama kalian?
Sementara kalian hanya duduk membicarakan aib orang lain.”

Abdullah bin Abdul Azis Al-Umairi sering menyendiri di kuburan dengan membawa kitab (buku) untuk
dibaca. Dia ditanya tentang itu, diapun menjawab, “Tidak ada nasihat yang lebih mendalam daripada
kuburan. Tidak ada teman yang lebih baik daripada kitab. Dan tidak ada yang lebih menjamin keselamatan
daripada kesendirian.” Ibn Asakir, selama 40 tahun tidak pernah menyibukkan diri kecuali dengan tasmi’
(mengulang hafalan hafalannya), mengumpulkan, menulis dan menyusun ilmu sampai pada waktu pergi
buang hajat atau sambil berjalan.

Seorang dokter mendatangi Abu Bakar al-Anbari dalam keadaan sakit parah. Dokter melihat urine Abu
bakar, kemudian berkata, “Anda telah melakukan (sewaktu mesih sehat dan kuat) sesuatu yang tidak
dilakukan oleh siapapun.” Lalu dokter menemui keluarganya dan berkata kepada mereka, “hampir tidak ada
harapan (dokter pesimis terhadap kesembuhan penyakitnya).” Lalu keluarganya menemui Abu Bakar dan
menyampaikan ucapan dokter kepadanya dan bertanya, “Apa yang dahulu anda lakukan?” Abu Bakar
menjawab,” Saya menelaah dan membaca setiap minggu sepuluh ribu lembar.” Masya Allah, semangat yang
begitu membara.

Seseorang bertanya kepada Imam Syafi’i, “Bagaimana semangat anda dalam menuntut ilmu?. Beliau
menjawab, “Ketika mendengar ilmu yang belum pernah saya dapatkan, seakan seluruh tubuh saya
mempunyai telinga untuk mendengarnya.” “Bagaimana kesungguhan anda dalam mencari
ilmu?”. Beliau menjawab, “Seperti seorang ibu yang mencari anak semata wayang yang hilang entah
kemana.”

Majduddin bin Taimiyah apabila masuk WC, berkata kepada kepada orang di sekitarnya“Bacalah kitab ini
untukku, keraskanlah suaramu sehingga akumendengarnya.” Hal ini dia lakukan karena ingin menjaga
waktu buang hajatnya tidak sia-sia. Ahmad bin Ali bertanya kepada Abdurrahman bin Abu Hatim Ar-Razi,
“Apa penyebab anda banyak mendengar hadits dari bapakmu dan anda banyak bertanya kepadanya?. Dia
menjawab,”Mungkin karena ketika dia makan, saya belajar hadits kepadanya. Ketika dia berjalan saya
belajar kepadanya. Ketika dia buang hajat, saya belajar kepadanya dan ketika dia masuk rumah mencari
sesuatu, saya belajar kepadanya.” Inilah gairah membara yang membuahkan karya monumental Imam
Abdurrahman bin Abu Hatim “Aljarh wat ta’dil” dalam 9 jilid besar dan “Al-Musnad” dalam seribu juz
(kurang lebih 20 ribu lembar).
Ibn ‘Uqail Al-Hambali berkata, “Tidak halal bagiku untuk menyia-nyiakan sesaat saja dari umurku,
sehingga apabila lisanku telah lelah membaca dan berdiskusi, mataku lelah membaca, maka aku
menggunakan pikiranku dalam keadaan beristirahat (berbaring diatas tempat tidur). Aku tidak berdiri,
kecuali telah terlintas di benakku apa yang akan aku tulis. Dan aku mendapati kesungguhanku belajar

Bahkan kesungguhan Imam Ibn Uqail dalam menjaga waktunya mencapai tingkat yang mengagumkan. Dia
berkata, “Aku menyingkat semaksimal mungkin waktu waktu makan, sehingga aku memilih makanan roti
basah daripada roti kering (roti basah memerlukan waktu lebih pendek yang cukup untuk membaca 50 ayat,
antara4-5 menit), karena selisih waktu mengunyahnya bisa aku gunakan untuk membaca atau menulis suatu
faedah yang sebelumnya tidak aku ketahui.” Kira kira apa yang dikatakan Ibn Aqil kalau dia mendapatkan
zaman kita, bahwa kebanyakan manusia menghabiskan waktu yang lama di meja makan sambil bergurau
dan berbincang yang tidak ada manfaatnya?

Amir bin Abdul Qais melewati orang orang pemalas dan pengangguran. Mereka duduk berbincang bincang
tanpa arah. Mereka berkata kepada Amir, “Kemarilah! Duduklah bersama kami” Amir
menjawab,” Tahanlah matahari agar ia tidak bergerak, baru saya akan nimbrung berbincang-bincang dengan
kalian.”

Al-Muammal bin Al-Hasan melihat seorang sahabatnya (Sulaim) menggerakkan kedua bibirnya berzikir
kepada Allah (agar waktunya tidak berlalu sementara dia menganggur) ketika sedang meraut penanya yang
tumpul akibat terus menerus digunakan untuk menulis.

Imam Muhammad Bin Hasan As Syaibani tidak tidur malam. Dia meletakkan kitab (buku) disisinya untuk
dibaca. Apabila bosan dengan satu kitab berpindah kepada kitab yang lain. Dia mengusir kantuk dengan air.
Dia berkata “sesungguhnya tidur itu karena panas”. Ubaid bin Ya’isy (salah seorang guru Imam Bukhari)
berkata “ saya tidak pernah makan dengan tanganku di malam hari selama 30 tahun. Adalah saudara
perempuanku yang menyuapkan makanan ke mulutku sementara aku sibuk menulis hadits Rasul.”

Imam Al-Muzani (salah seorang murid Imam Syafi’i) berkata,” Saya membaca kitab Ar-Risalah (kitab ushul
fiqh pertama karangan Imam syafi’i) sebanyak 500 kali, setiap kali membacanya saya selalu menemukan
ilmu yang baru.” Az-Zarkasyi, pada remajanya berhasil menghafal kitab “Minhajuth Thalibin” karya Imam
Nawawi (4 jilid besar), sehingga ia dijuluki dengan “Minhaj”. Fudhail bin Gazwan berkata, “Aku pernah
duduk duduk bersama Ibnu Syubrumah dan beberapa sahabat lainnya, pada suatu malam guna berdiskusi
(muzakarah) tentang fikih. Lalu kami sama sekali tidak berdiri hingga mendengar kumandang azan subuh.”

Imam Abdullah bin Farrukh pergi menemui Abu Hanifah untuk belajar darinya. Ketika Abdullah duduk di
rumah Abu Hanifah, tiba tiba batu bata jatuh dari atap rumah mengenai kepala Abdullah hingga terluka. Abu
Hanifah berkata “ Apakah anda memilih harga denda atau tiga ratus hadits?” Abdullah menjawab, “Saya
memilih tiga ratus hadits.” Kemudian beliau mengajarinya hadits tersebut.

Khalaf bin Hisyam berkata, “Sebuah bab dari pelajaran Nahwu sulit bagiku, lalu saya
menghabiskan 8000 dirham untuk mempelajarinya, sehingga sayapun paham tentang bab tersebut.”
Abdullah bin Ahmad al-Khasysyab membeli kitab seharga 500 dinar, tapi ia tidak memiliki apapun. Lalu ia
meminta tempo selama tiga hari. Kemudian dia pergi dan melelang rumahnya seharga 500 dinar. Maka
pemilik kitab membelinya dengan tunai. Ia pun menjualnya seharga 500 dinar dan membayar harga kitab.
Imam Muhammad bin Ishaq menuntut ilmu semenjak berusia 20 tahun dan kembali kedaerahnya setelah
berusia 65 tahun. Beliau rihlah (perjalanan ilmiah) selama 45 tahun dan kembali ke daerahnya sudah
menjadi tua. Ulama salaf melakukan rihlah dengan naik onta, bahkan ada yang berjalan kak,seperti Abul ’la
Al-Hamdani yang dalam satu hari mampu berjalan 30 farsakh (sekitar 150 KM) sambil membawa kitab di
pundaknya. Masyruq bin Al-Ajda’ melakukan rihlah karena satu masalah ilmu. Bahkan Hasan al-Bashri
melakukan rihlah karena satu huruf.

Imam Ahmad menghafal jutaan hadits. Ibnul anbari menghafal 300.000 bait sya’ir tentang bukti kejaiban Al-
Qur’an. Sofyan Ats Tsauri melewati seorang penjahit di pasar sambil menyumbat telinganya karena
khawatir akan menghafal apa yang dikatakannya. Asy-Sya’bi berkata, “Saya tidak pernah menulis di atas
kertas hingga hari ini, tidak seorangpun yang membacakan hadits kepada saya kecuali saya menghafalnya.”
Beliau tidak perlu menulis karena ilmunya ada di dalam dada laksana tulisan.
Majlis Imam Bukhari di hadiri oleh 70.000 orang. Majlis Abu Bakar An-Naisaburi dihadiri 30.000 orang.
Majlis Abu Bakar an-Najjad dihadiri oleh 10.000 orang. Majlis Ali Bin ashim dihadiri oleh
lebih 30.000 orang. Majlis Imam Ahmad bin Hanbal tidak kurang dari 5000 orang.

Tradisi Menulis Ulama Salaf

Imam Syafi’i -karena sangat miskinnya- menulis catatan ilmiahnya di atas pelepah kurma, tulang unta,
bebatuan dan kertas yang dibuang orang. Sampai suatu saat kamarnya penuh sesak dengan benda tersebut
dan tidak dapat menjulurkan kakinya ketika tidur. Akhirnya, beliau menghafal semua catatan itu dan benda
tersebut dikeluarkan dari kamarnya. Karyanya yang terkenal adalah Al-Umm (fikih) dan Ar-Risalah (ushul
fikih). Abu Manshur Muhammad bin Husain -karena sangat fakirnya- menulis pelajaran dan mengulangi
bacaannya di bawah cahaya rembulan.

Imam Al-Bukhari tidur diatas tikarnya, bila terlintas di benaknya sebuah masalah, beliau bangun dari
tidurnya, mengambil korek api dan menyalakan lampu, kemudian menulis hadits dan memberinya tanda.
Ketika beliau menaruh kepalanya untuk tidur, terlintas kembali di hatinya sebuah masalah. Sekali lagi beliau
menyalakan lampu kemudian menulis haditsnya dan memberinya tanda. Hal ini beliau lakukan lebih dari 15-
20 kali dalam satu malam. Semangat membara ini melahirkan kitab monumentalnya “Shahih Bukhari” yang
mejadi rujukan kedua setelah Al-Qur’an, yang ditulis selama 16 tahun. Ibnu Hajar al-‘Asqalani, menulis
kitab “Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari” berjumlah 17 jilid selama 29 tahun. Imam Abu Ubaid Al-Qasim
bin Salam menulis kitab “Gharibul Hadits” selama 40 tahun.

Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama multidispilin ilmu. Majelis pengajiannya dijuluki dengan
“Majelis 300 sorban besar”. Karyanya tersebar dalam berbagai fan ilmu, yang paling fenomenal adalah Ihya
‘Ulumuddin (4 jilid besar).

Imam An-Nawawi, seorang ulama yang sangat menakjubkan. Ia wafat pada usia 45 tahun dan belum sempat
berumah tangga. Tapi kitab yang ditulisnya beratus ribu halaman. Diantara karyanya yang terkenal adalah
Al-Majmu’ dan Minhajuth thalibin (kitab fikih standar yang dipakai seluruh pesantren di Indonesia).

Inilah sekelumit “semangat membara” para ulama salaf yang notabenenya tidak mengenal media
pembelajaran canggih; komputer, internet, infokus dan mesin cetak. Mereka tak mengerti istilah kurikulum
yang selalu berganti warna bagai “bunglon” seperti, CBSA, KBK, KTSP. Bagaimana dengan kondisi kita di
era kontemporer dan teknologi canggih? Berapa judul kitab (buku) yang telah kita hafal dan telaah? Berapa
karya ilmiah yang telah kita lahirkan? Logikanya -dengan berbekal media serba lux- kita bisa menghasilkan
ratusan kali lipat prestasi dibanding mereka. Tapi realitasnya, kita justru ketinggalan jauh ibarat jaraknya
langit dan bumi. Akankah kita bangkit di tahun baru ini? Jadilah seorang yang kakinya di bumi, tapi
semangatnya menjulang di ketinggian langit.

---------

*P6# REMAJA KEREN, REMAJA TRENDI “Ga ngaji ga trendi”


Tujuan
Metode
Alokasi waktu
Suplemen materi

*P7#DOA
Tujuan
Mentee memahami pentingnya doa dan syarat-syarat dikabulkannya doa.

Metode
Games, short film, ceramah
Alokasi waktu
Langkah uraian waktu
Pembukaan Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi 5’
Tilawah Tilawah secara bergantian seluruh anggota majelis 10’
Games Mentor memberi games dan pertanyaan hikmah 10’
Ceramah Mentor memaparkan materi tentang do’a 30’
dan diskusi Mentor memberi beberapa pertanyaan untuk didiskusikan
penutup Mentor menyimpulkan materi dan menutupnya dengan do’a 5’

Langkah-langkah
1. Mentor meminta mentee untuk membuat daftar segala keinginannya. Daftar ini dibuat
di kertas selembar.
2. Beri waktu mentee untuk mengerjakannya.
3. Mentee menentukan satu keinginannya yang paling penting dari daftar itu.

Pertanyaan Hikmah
1. Menurut pendapatmu, apakah keinginanmu itu akan terwujud? Mengapa?
2. Selain bekerja keras, siapa yang dapat mewujudkan keinginanmu itu? Mengapa?
3. Apa syarat doa dikabulkan? Bagaimana cara berdoa yang dikabulkan?

Alat dan Bahan: Selembar kertas setiap mentee.

Suplemen Materi
Meminta kepada Allah adalah keperluan setiap kita. Begitupun, perhatian Allah kepada pentingnya
meminta, jauh lebih besar ketimbang perhatian manusia sendiri akan perlunya meminta kepada-
Nya. Padahal yang perlu itu kita manusia; sedangkan Allah tidak memerlukan sesuatu pun dari kita.
Padahal yang punya banyak kekurangan itu kita manusia, sedangkan Allah Maha Sempurna.
Padahal, yang miskin itu kita manusia, sedang Allah Maha Kaya Raya. Maha Suci Allah. Sungguh,
Allah Maha Memberi. Kita disuruh-Nya meminta, Dia yang berjanji akan memberi. Lalu
mengancam mereka yang tidak meminta dengan neraka jahannam. Maha Suci Allah. Di dalam Al
Quran dijelaskan, "Dan Rabbmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyobongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk
neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS. Al Mukmin:60).
Menurut para ulama, termasuk menyombongkan diri adalah tidak mau berdoa meminta kepada
Allah. Di dalam hadist shahih Rasulullah menjelaskan, "Tidaklah seorang hamba meminta kepada
Allah permintaan yang di dalamnya tidak ada dosa, tidak juga pemutusan silaturahmi, kecuali
Allah pasti akan memberinya salah satu dari tiga hal. Akan dikabulkan permintaan itu di dunia.
Atau akan disimpankan untuknya di akhirat, atau dia dijauhkan dari kejahatan senilai dengan apa
yang ia minta."
Para sahabat berkata, "Kalau begitu kita banyak-banyak meminta wahai Rasulullah." Rasulullah
menjawab, "Allah (memiliki) lebih banyak". (Sumber: Tarbawi Edisi 157 Th. 8/Jumadil Akhir 1428
H/ Hal. 9-10)

*P8# IKHLAS BERDOA

Tujuan
Mentee memahami pentingnya niat ikhlas dalam berdoa.

Metode
Games,
Alokasi Waktu
Lamgkah uraian waktu
Pembukaan Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi 5’
Tilawah Tilawah secara bergantian seluruh anggota majelis 10’
Games Mentor memberi games dan pertanyaan hikmah 5-10’
Ceramah Mentor 35-40’
dan diskusi
penutup Mentor menyimpulkan materi dan menutupnya dengan do’a 5’

Langkah-langkah
Mentor memberikan lembar diskusi pada mentee. Isi lembar diskusi sebagai berikut:

Tukang Sepatu yang Doanya Langsung Dikabulkan


Madinah mengalami kekeringan. Setahun sudah berlalu. Kaum muslimin sudah shalat dan meminta hujan
tetapi belum kunjung turun. Malam harinya, di dini hari yang larut, ada lelaki kulit hitam masuk ke masjid
Nabawi. Lelaki itu lantas shalat sunnah dua rokaat. Setelah melakukan shalat, ia kemudian mengankat
tangan, berdoa dengan doa yang luar biasa, "Ya Allah, penduduk tanah suci Nabi-Mu telah keluar untuk
memohon hujan tetapi hujan tidak juga turun. Aku bersumpah untuk-Mu, turunkanlah hujan untuk mereka
sekarang juga." Muhammad Al Mankadir yang meriwayatkan kisah itu, dan yang menyaksikan apa yang
dilakukan lelaki hitam itu dari dekat, sangat heran dengan bunyi doa yang diucapkan lelaki itu. Kebetulan Al
Mankadir telah lebih dulu ada di dalam masjid. Ia duduk tidak jauh dari tempat lelaki hitam itu berdoa.
Tetapi ia sendiri tidak kenal siapa lelaki itu. "Ini benar-benar doa yang berani." gumamnya. Tapi kenyataan
memang membenarkan doa itu. Sebelum lelaki hitam itu meletakkan tangannya, suara petir tiba-tiba
terdengar menyambar. Seketika hujan pun turun dengan derasnya. Setelah hujan turun, lelaki hitam itu
menyambung doanya, "Siapakah aku, apalah aku sehingga doaku begitu dikabulkan. Ya Allah, kemuliaan
kembali kepada-Mu, atas segala kemurahan pemberian-Mu." Lelaki itu kemudian terus melakukan shalat
hingga shubuh tiba. Usai shubuh lelaki itu keluar dari masjid bersama berbondong-bondong orang yang tadi
berjamaah shubuh. Al Mankadir mencoba mengikuti dari jauh kemana lelaki hitam itu pergi. Ia ingin tahu
siapa dia. Ternyata ia tinggal di sebuah rumah di pinggir Madinah. Al Mankadir tidak langsung
menemuinya. Ia kembali lagi ke masjid. Setelah matahari mulai meninggi, Al Mankadir kembali pergi ke
rumah lelaki itu. Ternyata ia seorang tukang sepatu. Lelaki berkulit hitam itu tengah menjahit kulit. Ia pun
mempersilakan Al Mankadir duduk. Tukang sepatu itu gembira sekali. Karena ia berharap Al Mankadir
datang untuk memesan sepatu. Setelah duduk, Al Mankadir yang memang tidak berniat memesan sepatu,
bertanya perihal doa yang luar biasa yang ia lihat semalam.
"Bukankah engkau yang tadi malam shalat dan berdoa di masjid?" Tukang sepatu itu marah dengan
pertanyaan itu. "Apa urusanmu dengan itu semua?" Lelaki hitam, tukang sepatu yang doanya langsung
dikabulkan itu nampaknya tidak ingin diketahui siapa dirinya. Pasti itu bukan karena dirinya malu sebagai
seorang tukang sepatu. Mungkin ia hanya ingin ketulusan doanya adalah rahasia antara dirinya dengan
Allah. Ini pilihan untuk menjaga ketulusan dari debu-debu riya atau sejenisnya. Karena merasa tidak enak,
Al Mankadir berpamitan pulang. Tiga malam kemudian Al Mankadir tidak mendapati lelaki itu shalat isya di
Masjid. Ia coba mencari ke berbagai sudut masjid tapi tidak bertemu dengan orang yang dicarinya. Karena
penasaran, pagi harinya ia ke rumah tukang sepatu itu. Ternyata di rumahnya tidak ada. Keluarganya
memberitahu, "Setelah kedatangan engkau, besoknya ia mengemasi perkakas kerjanya, membungkusnya
dengan kain lalu pergi, tanpa kami tahu kemana ia pergi."
Al Mankadir tertegun. Ia menelusuri rumah-rumah di Madinah. Berharap bisa bertemu dengan lelaki itu.
Tapi tukang sepatu yang doanya dikabulkan itu tidak ada. (Sumber: Tarbawi Edisi 157 Th. 8/Jumadil Akhir
1428 H/Hal. 6-7)

Ceritakan kisah di atas. Lalu diskusikan bersama mentee.

Pertanyaan Hikmah
1. Dari kisah di atas, apa unsur-unsur dikabulkannya doa? (cara, waktu, niat, dll)
2. Seberapa penting nilai keikhlasan dalam berdoa? Mengapa?

Alat dan Bahan: Lembar Diskusi secukupnya.


Suplemen Materi
Secara bahasa ikhlas berasal dari kata khalasha yang berarti bersih/murni. Sedangkan niat berarti
al-qoshdu artinya, maksud atau tujuan. Ikhlassunniyah berarti membersihkan maksud dan motivasi
kepada Allah dari maksud dan niat lain. Hanya mengkhususkan Allah azza wajalla sebagai tujuan
dalam berbuat. Allah telah memerintahkan kita untuk ikhlas dalam beramal dan beribadah
kepadanya seperti yang tercantum dalam QS.98:5; 7:29; 18:110.
Pentingnya Ikhlassunniyah
1. Merupakan ruhnya amal karena seperti badan yang tidak ada ruhnya, maka tanpa ikhlas amal;
sebagus apapun tidak ada artinya.
2. Salah satu syarat diterimanya amal. "Allah azza wajalla tidak menerima amal kecuali apabila
dilaksanakan dengan ikhlas dalam mencari keridhoannya semata" (HR. Abu Daud dan Nasai)
3. Syarat diterimanya amal atau perbuatan: (1) Bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya. (2)
Ikhlas dalam berniat. (3) Sesuai dengan syariat Islam (Al-Qur'an dan Sunnah).
4. Penentu nilai/kualitas suatu amal (QS.4:125),
"Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasanya bagi tiap-tiap orang
apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrah menuju ridho Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya
itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa berhijrah kepada dunia (harta atau kemegahan
dunia) atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu ke arah yang
ditujunya."(HR.Bukhari- Muslim)
5. Mendatangkan berkah dan pahala dari Allah (QS.2:262; 4:145-146).

Cara-cara untuk menumbuhkan niat yang ikhlas


1. Mengetahui arti keikhlasan dan urgensinya dalam beramal
2. Menambah pengetahuan tentang Allah swt dan hari kiamat. Dengan mengetahui ilmu tentang-
Nya, maka seseoang mengenal Allah swt dengan sebenar-benarnya tentulah tidak akan berani
berbuat syirik (menyekutukan Allah dengan selain-Nya di dalam niatnya). Ia juga akan
mempertimbangkan amal-amalnya dan balasannya nanti di akhirat.
3. Memperbanyak membaca/berinteraksi dengan Al-Qur'an, karena Al-Quran adalah penyembuh
dari segala penyakit dalam dada (QS.10:57) termasuk penyakit riya, ujub, dan sum'ah.
4. Memperbanyak amal-amal rahasia, sehingga kita terbiasa untuk beramal karena Allah semata
tanpa diketahui orang lain.
5. Menghindari atau mengurangi saling memuji berlebihan atau sanjungan, karena dengan
sanjungan terkadang orang jadi lalai hatinya dan menjadi sombong.
6. Berdoa, dengan tujuan agar selalu diberi keikhlasan dan dijauhi dari syirik. Doa yang
dicontohkan oleh Rasulullah saw: "Allahumma innii a'udzubika annusyrikabika syaian a'lamuhu wa
astaghfiruka lima laa a'lamuhu." (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari syirik kepada-Mu
dalam perbuatan yang aku lakukan dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap apa yang tidak
aku ketahui.)

*P9# KISAH UWAIS AL QARNY/ MUHAMMAD AL FATIH


nobar

*P10# OUTING
 Ukhuwah, team building, dsb
*P11# bertengkar dg teman
Tujuan
Mentee mengetahui penyebab terjadinya pertengkaran
Mentee memahami bagaimana nilai islam dalam menghadapi sebuah pertengkaran
Mentee dapat menghindari diri dari suatu pertengkaran dan dapat menjadi penengah/ pendamai jika
ada saudara/temannya bertengkar

Metode

Alokasi waktu
Lamgkah uraian waktu
Pembukaan Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi 5’
Tilawah Tilawah secara bergantian seluruh anggota majelis 10’
Games Mentor memberi games dan pertanyaan hikmah 15’
Ceramah Mentor memaparkan nilai2 islam sebagai solusi terhadap masalah pertengkaran 25’
dan diskusi
penutup Mentor menyimpulkan materi dan menutupnya dengan do’a 5’

Langkah-langkah
Mentor meminta mentee untuk menuliskan tiga buah gambaran ketika ia bertengkar atau ketika
kamu marah dengan seorang teman. Tulis pula penyebab asal mula pertengkaran itu! Lalu apa
hasilnya? Dan tuliskan pula perasaanmu saat ini bila dihubungkan dengan ketika kamu bertengkar
atau marah saat itu?

Pertanyaan Hikmah
1. Hal umum apa yang terdapat pada setiap pertengkaran?
2. Apa yang dapat kamu lakukan untuk mencegah terjadinya peristiwa itu? Sekarang apa yang
kamu rasakan?
3. Untuk mencegah terulangnya peristiwa itu, apa yang dapat kamu lakukan?
4. Bagaimana Islam berbicara mengenai pertengkaran? QS Al Hujurat 49:10

Alat dan Bahan: Alat tulis dan selembar kertas setiap mentee.

Suplemen materi:
1. Sahabat Abi Darda' ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Adakah kamu bersedia
menerima sekiranya aku mengabarkan kepadamu perihal derajat tertinggi dari puasa, shalat dan
sedekah?" Jawab para sahabat: "Ya, kami bersedia menerimanya."
Kemudian Rasulullah bersabda: 'Mendamaikan orang yang berselisih termasuk keutamaan. Sebab
perselisihan dua orang yang berselisih ini bisa merusak agama." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi
yang menurutnya termasuk hadis hasan shahih). Di dalam riwayat lain Rasulullah saw telah
bersabda: "Perselisihan dua orang yang berselisih ibarat mencukur, pengertiannya, bukan mencukur
rambut, tetapi mencukur (merusak) agama."

2. Sahabat Jabir ra telah berkata: Ada dua remaja bertengkar, yang satu dari golongan Muhajirin
dan yang satunya lagi dari golongan Anshar. Remaja yang dari golongan Muhajirin memanggil
teman-temannya seraya berseru: "Wahai orang-orang Muhajirin!" Demikian pula yang dari
golongan Anshar berteriak: "Wahai orang-orang Anshar!" Mendengar kericuhan itu Rasulullah saw
lalu keluar mendatangi mereka seraya bersabda: "Apa-apaan kamu memanggil teman-temanmu
dengan cara-cara jahiliyah?" Jawab mereka: "Ya Rasulullah, kami tidak bermaksud demikian.
Tetapi karena ada dua orang remaja yang berkelahi, maka kami datang untuk melerainya." Lalu
Rasulullah bersabda: "Yang demikian tidak apa-apa. Bila terjadi pertengkaran, maka hendaklah
salah seorang di antara kamu ada yang sudi menolong kepada yang berbuat zhalim maupun yang
dizhalimi. Bila dia berbuat zhalim, maka cegahlah Yang demikian berarti kamu telah menolongnya.
Dan bila dia dizhalimi, maka berilah pertolongan." (HR. Muslim).
*P12# Menjadi muslim yg menyenangkan
Tujuan
 Membangkitkan nilai-nilai kebaikan yang ada dalam diri mentee baik dari segi sifat maupun
potensi diri lainnya.
 Memotivasi mentee untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan itu kepada orang lain

Metode
Diskusi, film pendek, ceramah
Alokasi waktu

Lamgkah uraian waktu


Pembukaan Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan materi 5’
Tilawah Tilawah secara bergantian seluruh anggota majelis 10’
Games Mentor memberi games senam otak atau memutarkan film singkat berhubungan 10’
dengan tema dan memberi pertanyaan hikmah
Ceramah Mentor memaparkan point2 materi dan membuka forum diskusi 30’
dan diskusi
penutup Mentor menyimpulkan materi dan menutupnya dengan do’a 5’

Point Materi :

 Menjelaskan pentingnya menjadi muslim yang menyenangkan dalam pergaulan


 Aturan-aturan islam dalam pergaulan
 Tips dan Trik menjadi muslim yang menyenangkan

Suplemen materi

Tips dan Trik menjadi muslim yang menyenangkan

1. Friendly atau Ramah


Setiap orang pasti senang bila berdekatan dengan orang yang ramah, orang akan merasa dihargai
dan diterima jika diperlakukan dengan ramah, lain halnya jika kita dapati muka yang jauh dari
senyum dan ketus, kita pun pasti enggan berlama lama dengan orang tersebut karena takut dan malas
berada di dekatnya.
Beda halnya dengan sikap ramah, sikap ramah akan membuat orang nyaman dan senang di dekat
kita. Sikap ramah akan membuat suasana menjadi hidup, mencairkan keadaan dan membuat kita
banyak teman dan banyak yang menyenangi dan merindukan keberadaan kita.
2. Senang Membantu dan Menolong Orang lain
Pernahkah ketika kita sedang kerepotan membawa sesuatu, tiba-tiba ada teman yang menghampiri
dan berinisiatif sendiri untuk membantu kita tanpa kita minta? dan hal itu pun membuat kita
tersenyum senang dan bahagia karena telah dibantu di bawakan. Inisiatif dan niat baik teman kita
itu pun pasti akan terus teringat dan terkenang di dalam hati kita , dan hal itu akan menjadi contoh
yang patut kita tiru kepada yang lainnya. Menolong orang lain sejatinya adalah kita menolong diri
kita sendiri. dimana jika kita berbuat baik kepada orang lain maka kebaikan itu pun akan kembali
pada diri kita sendiri. Mungkin kebaikan yang sudah kita lakukan kepada orang lain akan kembali
menolong kita di waktu dan keadaan yang lain suatu hari nanti. Contoh kecil misal kita menolong
dengan tulus seorang nenek yang hendak menyebrang jalan, mungkin kebaikan kita akan dibalas
oleh-Nya dalam bentuk lain, misalnya ada orang lain yang membantu orang tua kita, adik kita,
kakak kita , saudara kita ataupun pertolongan dalam bentuk lainnya.

3. Rendah Hati
Umumnya orang tak suka dengan orang yang berbicara terlalu tinggi / menyombongkan diri dengan
apa yang di milikinya misalnya kendaraan mewah yang di milikinya, lalu misalnya menyebutkan
prestasi prestasinya yang telah berhasil di raihnya padahal tidak ditanya, pengalaman
pengalamannya,dan lain sebagainya.
Bersikaplah rendah hati, seperti ilmu padi semakin tinggi maka akan semakin merunduk. Sikap
kerendahan hatian membuat orang lain akan menaruh hormat dan menghargai kita.

4. Be Smart
Walaupun kita tidak memakai pakaian yang mahal atau bermerk, tapi jika kita terlihat smart,
berwawasan luas dan nyambung ketika di ajak berbicara, orang pun akan senang di dekat kita, dan
itupun akan memberi inner beauty tersendiri untuk kita. misalnya ketika di ajak membicarakan suatu
topik, kita pun bisa menanggapinya dengan baik, karena Pengetahuan dan ilmu ilmu yang kita cari
sendiri dengan jalan belajar sebelumnya, seperti belajar mengamati, banyak membaca, baik itu
referensi dari buku buku, ataupun membaca di media lainnya.
Ada tiga Kecerdasan yang ada dalam diri kita yaitu kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan
Emosional (EQ), dan Kecerdasan Spritual (SQ). Itu pun tergantung kita bagaimana mengelolanya
dengan baik

5. Menepati Janji
Orang akan senang dan menghargai kita jika kita tlah berjanji pada orang lain dan kita berusaha
menepati janji yang telah kita ucapkan.dan sebaliknya jika kita keseringan berjanji pada orang
namun banyak juga yang tidak di tepati, orang pun akan memberi penilaian sendiri terhadap kita.
Mungkin kita akan menjadi orang yang tidak akan di percaya lagi.

6. Menjadi Pendengar yang baik


Kebanyakan dari kita pasti akan senang jika keluh kesah kita, uneg uneg kita di dengarkan orang
lain, sejatinya setiap orang hanya ingin ceritanya / curahan hatinya di dengarkan oleh lawan
bicaranya, apalagi bila kita menjadi sahabat yang dipercaya oleh sahabat kita, yang siap
mendengarkan keluh kesahnya dan memberi solusi terbaik untuknya. Berikanlah kesempatan kepada
lawan bicara untuk mengutarakan perasaannya dan pendapatnya, Berusahalah menjadi pendengar
yang baik.

7. Peduli dan Perhatian


Sikap Kepedulian membuat orang merasa dihargai keberadaannya, misal kita tak segan segan untuk
membantu lingkungan sekitar, membantu sesama, atau misal memberi ucapan selamat dan memberi
hadiah untuk teman,keluarga, saudara di hari ulang tahunnya. Mungkin itu sesuatu yang kita anggap
kecil dan sederhana namun tanpa kita sadari ternyata itu mungkin sangat bermakna dan bernilai
besar di mata orang yang di tuju.

8. Mengingat dan menyapa orang dengan namanya


Umumnya orang akan senang bila kita bisa mengingat dengan baik namanya, Tak hanya mengingat
saja tapi juga bisa menyebutnya dengan pelafalan yang benar dan tidak salah sebut. Berusahalah
untuk menyapa orang dengan sebutan namanya yang benar. Menyapa orang dengan disertai
namanya akan membuat orang merasa dihargai keberadaannya, akan terlihat lebih akrab dan orang
pun akan menilai kita bahwa kita orang yang tidak mudah melupakan orang lain.

Referensi :

*P13# Rasulullah saw


Rasul uswatun hasanah
 Mengkisahkan akhlak2 mulia rasulullah saw

*P14# ABI WA UMMI AKU MENCINTAIMU


Tujuan:
 Mentee memahami pentingnya memperhatikan dan memperbaiki akhlak terhadap orang tua
 Bertambah rasa sayang peserta kepada ayah dan ibunya atas apa yang telah dilakukan keduanya
untuk dirinya
 Menjalankan kewajiban anak terhadap ayah dan ibunya baik yang masih hidup ataupun yang telah
wafat

Sub Materi :
 Mencintai ayah dan ibu karena Allah SWT
 Kedudukan berbakti kepada orang tua
 Hadist dan dalil naqli tentang berbakti kepada orang tua
 Bentuk-bentuk berbakti kepada ayah dan ibunya

Metode :
 Pemutaran Film
 Studi kasus/penugasan
 Muhasabah/renungan/muttaba’ah di pekan selanjutnya

*P15# Salman alfarisi Memburu Hidayah


Tujuan :
 Mentee mampu mengambil hikmah dan termotivasi untuk bersungguh-sungguh
mencari/menjemput hidayah
 Mentee mendapatkan keteladanan terkait dengan kesungguhan berusaha

*P16# keutamaan berkumpul, membaca dan mempelajari alqur’an

Anda mungkin juga menyukai