Anda di halaman 1dari 57

MAKALAH FIELD TRIP

BABY SPA DI GRIYA FISIO BUNDA NOVY


Untuk Memenuhi tugas kelompok mata kuliah “Keperawatan Anak Kontemporer”

Semester III tahun 2018/2019

Dosen Pengampu :
Anik Rustiyaningsih M.Kep., Ns. Sp. Kep. An

Disusun oleh Kelompok 1:


Ami Novianti Subagya (17/418386/PKU/16878)
Cindy Puspita S H J (17/418388/PKU/16880)
Isra N U S Potabuga (17/418394/PKU/16886)
Ito Wardin (17/418395/PKU/16887)
Khalida Ziah S (17/418396/PKU/16888)
Ni Nyoman Udiani (17/418405/PKU/16897)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa dengan segala izin dan karunia dari Nya,
kelompok dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas Field Trip mata kuliah Keperawatan
Anak Kontemporer tentang “Baby Spa di Griya Fisio Bunda Novy. Dalam penyusunan
makalah laporan Field Trip ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi kelompok.

Namun kelompok menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan laporan Field Trip ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan rekan-rekan, sehingga kendala-kendala yang
kelompok hadapi dapat teratasi. Kelompok juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan laporan Field Trip ini.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah laporan Field Trip ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi perbaikan yang
lebih baik. Semoga laporan Field Trip ini bermanfaat untuk memperkaya pengetahuan, serta
dapat digunakan dan diaplikasikan dalam bidang keperawatan baik secara akedmis, praktis
maupun dalam bidang penelitian pengembangan keperawatan. Akhirnya penyusun berharap
semoga Tuhan memberikan imbalan yang setimpal pada rekan-rekan yang telah memberikan
bantuan demi kelancaran penyusunan laporan Field Trip.

Yogyakarta, 2 Oktober 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1


B. Tujuan Penulisan........................................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Baby Massage.............................................................................................. 3
B. Baby Gym ................................................................................................... 18
C. Baby Swim……………………………........................................................ 37

BAB III. HASIL & PEMBAHSAN

A. Hasil………………………………………………………………………… 41
B. Pembahasan………………………………………………………………… 47

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................. 54
B. Saran ........................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengobatan tradisional atau dikenal dalam bahasa asing complementary and
alternative medicine (CAM) adalah gabungan dari pengetahuan, keterampilan, dan praktek
berdasarkan teori, keyakinan, dan pengalaman turun temurun yang digunakan untuk
pemeliharaan kesehatan sebagai preventif, diagnosis, tatalaksana penyakit fisik dan mental.
Pengobatan tradisional diantaranya akupuntur dan teknik-teknik sejenis, yoga, terapi pijat,
dan terapi-terapi fisik, mental, spiritual, dan mind-body (WHO, 2011).
Tumbuh kembang pada bayi tidak terlepas dari konsep pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan peningkatan ukuran bagian tubuh
dari seorang individu yang masing-masing berbeda, sedangkan perkembangan adalah
bertambah sempurnanya kemampuan, keterampilan, dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan
kemandirian yang dimiliki individu untuk beradaptasi dengan lingkungan. Stimulasi atau
rangsangan yang baik untuk anak dapat diberikan oleh orang tua untuk perkembangan
potensinya secara maksimal. Faktor yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak
yaitu nutrisi yang tercukupi, lingkungan keluarga yang mendukung merupakan dasar untuk
tumbuh kembang anak. Selain itu dari segi personal anak dapat diberikan stimulasi, salah
satu bentuk stimulasi yang umum dilakukan orang tua untuk bayi adalah stimulasi taktil
dalam bentuk pijat bayi (Adriana, 2013).
Stimulasi yang diberikan terus-menerus secara rutin dapat merangsang
perkembangan sel otak dan memperkuat hubungan antar syaraf yang telah terbentuk.
Bentuk stimulasi yang dapat diberikan pada bayi adalah Baby Spa. Saat ini tren baby spa
sudah banyak diminati para ibu-ibu untuk melatih pertumbuhan dan perkembangan anak
Baby Spa berasal dari kata latin yang artinya baby itu bayi dan spa (solus per aqua)
perawatan dengan air. Baby spa dapat diartikan perawatan untuk bayi dengan
menggunakan air. Baby spa adalah rangkaian dari pijat bayi, senam dan renang bayi. Unsur
dasar spa terdiri dari terapi air (berenang) dan massage (pijat). Berenang sangat efektif
untuk menghilangkan kelelahan dan kejenuhan pada bayi, berenang akan merangsang
gerakan motorik pada bayi karena otot-otot bayi akan berkembang dengan sangat baik,
persendian tubuh akan bekerja secara optimal, pertumbuhan badan meningkat dan

1
tubuhpun menjadi lentur. Massage adalah terapi sentuh tertua dengan tehnik yang
menggunakan gerakan anggota tubuh (tangan, jari, siku, kaki) atau alat bantu lain pada
jaringan lunak (kulit, otot, saraf) yang memberi efek stimulasi, rileksasi, melancarkan
peredaran darah (Yahya, 2011).
Baby Spa bermanfaat memberikan rasa tenang, nyaman, dan segar, sehingga bayi
akan relaks dan dapat tidur dengan nyenyak. Dapat diketahui bahwa hormon pertumbuhan
75% keluar pada saat individu tidur. Semakin meningkat jumlah jam tidur bayi pengeluran
hormon pertumbuhan juga semakin meningkat (Afina, 2012). Dalam penelitian lain juga
disebutkan bahwa terapi pijat yang dilakuan pada bayi prematur dapat meningkatkan berat
badan perhari hingga 20-47% lebih banyak dari yang tidak dipijit jika dilakukan 3 X 15
menit selama 10 hari (Roesli, 2010).
Pijat bayi merupakan terapi sentuh kontak langsung dengan tubuh yang dapat
memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan dan pelukan dari seorang ibu
adalah kebutuhan dasar bayi. Jika pijat bayi dilakukan secara teratur akan meningkatkan
hormon katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) yang dapat memicu stimulasi tumbuh
kembang karena dapat meningkatkan nafsu makan, meningkatkan berat badan, dan
merangsang perkembangan struktur maupun fungsi otak (Riksani, 2012). Selain itu
beberapa penelitian terhadap pijat bayi memberikan hasil laporan terkait dengan manfaat
pijat bayi seperti pijat bayi dapat meningkatkan berat badan, meningkatkan pertumbuhan,
meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur
lebih lelap, membina bonding attachman antara orang tua dengan anak serta dapat
meningkaatkan produksi ASI ibu (Roesli, 2013).

B. Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep fisioterapi atau baby massage sebagai terapi
kontemporer dan alternatif dalam keperawatan anak.
2. Untuk menganalisa perbandingan praktik terapi komplementer fisioterapi atau baby
massage yang dilakukan dengan literatur yang didapatkan.
3. Untuk menganalisa perbandingan praktik terapi komplementer baby gym yang
dilakukan dengan literatur yang didapatkan.
4. Untuk menganalisa perbandingan praktik terapi komplementer baby swim yang
dilakukan dengan literatur yang didapatkan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Baby Massage
1. Pengertian Baby Massage
Terapi pijat merupakam bentuk pengobatan komplementer tertua di dunia yang
salah satunya adalah baby massage. Baby massage merupakan cara komunikasi yang
mudah dan sederhana (Gürol & Polat, 2012). Pijat bayi dilakukan tidak seperti pijat
untuk orang dewasa, tetapi lebih menekankan pada sentuhan, karena itu pijat bayi
biasa disebut dengan stimulus touch. Besarnya tekanan yang diberikan pada bayi tidak
sekuat seperti orang dewasa. Pada usia 0-1 bulan disarankan gerakan yang lebih
mendekati usapan-usapan halus. Pada usia 1-3 bulan disarankan gerakan halus disertai
dengan tekanan ringan dalam waktu singkat. Pada usia 3 bulan sampai 3 tahun
disarankan seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang semakin
meningkat (Syaukani, 2015).
Sentuhan atau pijat adalah suatu jenis rangsangan sensori yang paling penting
untuk perkembangan bayi yang optimal. Sensasi sentuhan adalah sensasi yang paling
berkembang pada saat lahir karena sensasi ini telah berfungsi sejak dalam kandungan
sebelum sensasi yang lain berkembang. Contoh rangsang taktil yang dapat dilakukan
dan penting antara lain memegang, menimang, mengurut, menepuk, menggoncang dan
gerakan termasuk memijat dan 8 memandikan bayi. Cara lain yang dapat digunakan
untuk merangsang taktil yaitu melalui mainan dengan permukaan yang lembut, licin,
fleksibel dan kaku (Pratiwi, 2013)
Baby massage sebaiknya dilakukan dalam kondisi yang menyenangkan dan
dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian stimulasi lain (auditori berupa musik,
suara, stmulasi visual dan lainnya) serta dilakukan oleh tenaga kesehatan). Jadi baby
massage tidak boleh dilakukan oleh dukun bayi. Baby massage hanya boleh dilakukan
oleh seortang terapis yang sudah ahli dan mengerti anatomi tubuh manusia (IDAI,
2014).

2. Teknik Baby Massage


Teknik pijatan yang diberikan pada bayi hampir sama dengan teknik yang
diberikan pada orang dewasa, namum pemberian penekanan harus dikurangi agar

3
bayi mersa nyaman saat dipijat. Beberapa teknik dasar pijat yang sering
digunakan antara lain adalah :
(a) Effleurage (mengusap lembut)
Merupakan istilah pemijatan dengan menekan ke depan dan lalu kembali ke
arah yang berlawanan. Effleurage merupakan tindakan pijatan yang
memberikan efek menenangkan yang dilakukan secara lembut namun tetap
kuat. Effleurage dilakukan dengan menekan dan menggerakkan tangan secara
berputar diseluruh tubuh termasuk bagian tangan dan kaki

Gambar 1. Mengusap lembut bayi

(b) Petrissage (meremas)


Terdiri dari gerakan membetot (picking up), memeras (wringing), meremas
(squeezing) dan menggelinding (rolling). Teknik ini dapat dilakukan dengan
dengan memegang area yang akan dipijat dengan menggunakan telapak
tangan, lalu genggam lembut, gunakan satu atau dua tangan, tarik sedikit,
kemudian lepaskan. Setelah itu dilanjutkan dengan gerakan meremas untuk
meredakan otot tegang. Gerakan meremas dilakukan pada bagian tubuh bayi
dengan jari tangan secara lembut, lalu lepaskan. Gerakan ini dapat diterapkan
ke setiap bagian tubuh kecuali wajah.

Gambar 2. Gerakan meremas

4
(c) Percussion Movement (gerakan perkusi)
Merupakan salah satu gerakan yang cepet dan gerakan kejut yang dilakukan
dengan menepuk-nepuk pada bagian tubuh bayi terutama pada bagian
belakang bayi (pinggul) atau pada bagian tubuh yang berotot besar. Gerakan
yang dilakukan seperti gerakan memukul gendang dan tenanga yang
digunakan untuk melakukan teknik ini adalah dari pergelangan tangan Bukan
dari siku ataupun bahu.

Gambar 3. Gerakan perkusi

Tidak ada aturan khusus atau baku yang menentukan lamanya pemberian
pijatan. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pijatan dapat dilakukan selama 10
menit sampai 20 menit setiap sesinya dan bisa dilakukan dengan frekuensi pemberian
dua kali sampai tiga kali dalam sehari (Basiri, Basiri, Moghadam K., Kianmehr, &
Jani, 2015; Field, Diego, & Hernandez, 2010; Saeadi, Ghorbani, & Shapouri, 2015;
Smith et al., 2013; Yates et al., 2014)

3. Manfaat Baby Massage


Baby massage dapat memberikan banyak manfaat baik bagi bayi maupun bagi
ibu/ Sentuhan dan pijatan yang diberikan pada bayi akan memberikan rasa nyaman
pada bayi, selain itu dapat juga memberikan manfaat pada bayi yang sakit atau kurang
sehat. Baby massage dapat meningkatkan berat badan perhari mencapai 20% - 47 %
pada bayi premature (Saeadi et al., 2015). Penelitian menunjukkan bahwa pemberian
baby massage dapat meningkatkan kelekatan antara ibu dan bayi (Gürol & Polat,
2012). Penelitian lain juga menyebutkan bahwa pemberian baby massage dapat
meningkatkan daya tahan tubuh baik pada bayi sehat maupun bayi premature (Ang et
al., 2012), meningkatkan kualitas tidur bayi (Yates et al., 2014), meningkatkan
aktivitas vagal (Billy, 2015), meningkatkan variabilitas jantung sehingga dapat

5
meningkatkan fungsi ANS (Autonomic Nervous System) pada bayi. Jika ANS pada
bayi meningkat, maka respon stress terhadap lingkungan luar pada bayi akan ikut
membaik (Smith et al., 2013). Pemberian baby massage juga dapat mengatasi pada
bayi dengan jaundice. Penelitian menyebutkan bahwa dengan pemberian pijat bayi dua
kali sehari selama empat hari dengan durasi waktu 20 menit dapat menurunkan
Transcutaneous bilirubin level (Basiri et al., 2015).

4. Tahap – Tahap pemijatan bayi adalah sebagai berikut


(Prasetyono,2013).
1) Kaki
a) Perahan cara India
 Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul
soff ball.
 Garakkan tangan ke bawah secara bergantian, seperti
memerah susu.
b) Peras dan putar
 Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara
bersamaan.
 Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal
paha ke arah mata kaki.
c) Telapak kaki
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara
bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari di seluruh telapak
kaki.
d) Tarikan lembut jari
Pijatlah jari-jarinya satu per satu dengan gerakan memutar menjauhi
telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih yang lembut pada tiap
ujung jari.
e) Gerakan peregangan (strecth)
 Gunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas
jari-jari ke arah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari
ke arah tumit.
 Gunakan jari tangan lain regangkan dengan lembut

6
punggung kaki pada daerah pangkal kaki ke arah tumit.

Gambar 2.1 Cara Pemijatan Pada Kaki Bayi Sumber: Prasetyono


(2013)
f) Titik tekanan
Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh
permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari.
g) Punggung kaki
Gunakan kedua ibu jari secara bergantian, pijatlah punggung kaki dari
pergelangan kaki ke arah jari-jari secara bergantian.
h) Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circle)
Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan
jari-jari lainnya dipergelangan kaki bayi.
i) Perahan cara Swedia
 Peganglah pergelangan kaki bayi.
 Gerakkan tangan Anda secara bergantian dari pergelangan kaki ke
pangkal paha.

7
j) Gerakan menggulung
 Pegang pangkal paha dengan kedua tangan
 Buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha menuju
pergelangan kaki
k) Gerakan akhir
 Setelah semua gerakan di atas dilakukan pada kaki kanan dan
kiri, rapatkan kedua kaki bayi.
 Letakkan kedua tangan Anda secara bersamaan pada pantat dan
pangkal paha.
 Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha ke arah
pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan akhir bagian kaki.

2) Perut
Hindari penijatan pada tulang rusuk atau ujung tulang rusuk
a) Mengayuh sepeda
Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh pedal
sepeda, dari atas ke bawah, bergantian dengan tangan kanan dan kiri.
b) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat
 Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan.
 Gunakan tangan lain untuk memijat perut bayi dari perut bagian
atas sampai ke jari-jari kaki
c) Ibu jari ke samping
 Letakkan kedua ibu jari di samping kanan-kiri pusat perut.
 Gerakkan ibu jari ke arah tepi perut kanan dan kiri.
d) Bulan-matahari
 Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai
dari perut bagian kanan bawah (seolah membentuk gambar
matahari (M) beberapa kali.
 Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah
lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian
kiri perut bayi ( seolah membentuk gambar bulan (B).
 Lakukan kedua gerakan ini bersama-sama. Tangan kiri selalu

8
membuat bulatan penuh (matahari), sedangkan tangan kanan akan
membuat gerakan setengah lingkaran (bulan)

Gambar 2.2 Cara Pemijatan Pada


Perut Bayi Sumber: Prasetyono (2013)

e)
Gerakan I Love You

(1) “I” :Pijatlah perut bayi dari bagian kiri atas ke bawah dengan

menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf “I”


“Love” : Pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari
kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.
“You” : Pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari
kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke
bawah dan berakhir di perut kiri bawah.
f) Gelembung atau jari-jari berjalan (walkingfinger)
 Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian
kanan.
 Gerakkan jari-jari Anda pada perut bayi dari bagian kanan ke

9
bagian kiri guna mengeluarkan gelembung-gelembung udara.

3) Dada
a) Jantung besar
 Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan
meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan Anda di tengah
dada bayi/ ulu hati.
 Buatlah gerakan ke atas sampai bawah leher, kemudian ke
samping di atas tulang selangka, lalu ke bawah membentuk bentuk
jantung dan kembali ke ulu hati.
b) Kupu-kupu
 Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai
dengan tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari
tengah dada / ulu hati ke arah bahu kanan dan kembali ke ulu hati.
 Gerakan tangan kiri Anda ke bahu kiri dan kembali ke ulu

Gambar 2.3 Cara Pemijatan Pada Dada Bayi Sumber: Prasetyono (2013)

4) Tangan
a) Memijat ketiak (armpits)
Buatlah gerakan memijat pada ketiak dari atas ke bawah, perlu diingat,
kalau terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya
gerakan ini tidak dilakukan.
b) Perahan cara India
 Pegang lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan seperti
memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan

10
tangan bayi.
 Gerakkan tangan kanan mulai dari bagian pundak ke arah
pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak
ke arah pergelangan tangan.
 Demikian seterusnya, gerakkan tangan kanan dan kiri ke bawah
secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu
sapi.
c) Peras dan putar (squeeze dan twist)
Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke
pergelangan tangan.
d) Membuka tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan
ke arah jari-jari.
e) Putar jari-jari
 Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke arah ujung jari
dengan gerakan memutar.
 Akhiri gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari.
f) Punggung tangan
 Letakkan tangan bayi di antar kedua tangan Anda.
 Usap punggung tangannya dari pergelangan tangan ke arah jari-
jari dengan lembut.
g) Peras dan putar pergelangan tangan (wrist circle)
Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari
telunjuk.

11
Gambar 2.4 Cara Pemijatan Pada Tangan Bayi Sumber: Prasetyono
(2013)
h) Perahan cara Swedia
 Gerakkan tangan kanan dan kiri Anda secara bergantian mulai
dari pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak.
 Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri ke arah
pundak.
i) Gerakan menggulung
 Pegang lengan bayi bagian atas/ bahu dengan kedua telapak tangan.
 Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju ke arah
pergelangan tangan/ jari-jari.

12
5) Muka
a) Dahi : Menyetrika dahi (open book)
 Letakan jari-jari kedua tangan pada pertengahan dahi.
 Tekankan jari-jari Anda dengan lembut mulai dari tengah keluar
ke samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atu membuka
lembaran buku.
 Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis, buatlah lingkaran-
lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakkan ke dalam
melalui daerah pipi dan bawah mata.
b) Alis : Menyetrika alis
 Letakkan kedua ibu jari di antara alis mata.
 Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata
dan kelopak mata, mulai dari tengah kesamping seolah menyetrika
alis.
c) Hidung : Senyum I
 Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis.
 Tekankan ibu jari Anda dari pertengahan kedua alis turun melalui
tepi hidung kea rah pipi dengan membuat bayi tersenyum.
d) Mulut bagian atas : Senyum II
 Letakkan kedua ibu jari anda di atas mulut di bawah hidung.
 Gerakkan kedua ibu jari Anda di tengah ke samping,
kemudian ke atas kearah pipi seolah membuat bayi
tersenyum.
e) Lingkaran kecil di rahang (small circles around jaw)
Gunakan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di
daerah rahang bayi.
f) Belakang telinga
 Gunakan ujung-ujung jari untuk memberikan tekanan lembut pada
daerah belakang telinga kanan dan kiri.
 Gerakan ke arah pertengahan dagu di bawah dagu.

13
Gambar 2.5 Cara Pemijatan Pada Muka Bayi
Sumber: Prasetyono (2013)
6) Punggung
a) Gerakan maju mundur (kursi goyang)
 Tengkurapkan bayi melintang di depan Anda dengan kepala di
sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan Anda.
 Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur
menggunakan telapak tangan, dari leher sampai ke bawah sampai
bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah

14
menyetrika punggung.

Gambar 2.6 Cara Pemijatan Pada Punggung Bayi Sumber:


Prasetyono (2013)

b) Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki


Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan
memegang kaki bayi dan gerakan di lanjutkan sampai tumit kaki.
c) Gerakan melingkar
 Dengan jari-jari dua tangan Anda, buatlah gerakan-gerakan
melingkar kecil-kecil dari batas tengkuk turun ke bawah di sebelah
kanan dan kiri tulang punggung sampai ke pantat.
 Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah leher,
kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.
d) Gerakan menggaruk.
 Tekankan dengan lembut kelima jari-jari Anda pada
punggung bayi.
 Buat geraka menggaruk ke bawah memanjang sampai pantat
bayi.

15
7) Gerakan perengangan
Gerakan perenggangan lembut adalah gerakan-gerakan sederhana
yang merenggangkan tangan dan kaki bayi, memijat perut dan pinggul, serta
meluruskan tulang belakang bayi. Perenggangan lembut di lakukan di akhir
pemijatan atau di antara pijatan. Setiap gerak perenggangan dapat di
lakukan sebanyak 4 – 5 kali (Roesli, 2001)
a) Menyilangkan tangan
Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya di
dada.Setelah itu, luruskan kembali kedua tangan bayi ke samping.
Ulangi setiap gerakan ini sebanyak 4- 5 kali.
b) Membentuk diagonal tangan – kaki
 Pertemukan ujung kanan dan ujung tangan kiri bayi di atas tubuh
bayi. Selanjutnya tarik kembali kaki kanan dan tangan kiri bayi
ke posisi semula.
 Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung kaki tangan kanan di atas
tubuh bayi. Selanjutnya, tarik kembali tangan dan kaki bayi ke
posisi semula.
c) Menyilangkan kaki
 Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi, lalu silangkan ke atas.
Buatlah silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu mata
kaki kiri dalam setelah itu, kembali ke posisi semula.
 Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan siangkan kedua kaki ke
atas sehingga mata kaki kanan dalam bertemu dengan mata kaki
luar. Setelah itu, kembalikan ke posisi semula.
d) Menekuk kaki bersamaan
Gerakan seperti menekuk kaki tapi dengan menggunakan kaki secara
bersamaan.
e) Menekuk kaki secara bergantian
 Pegang pergelangan kaki bayi dalam posisi lurus, lalu tekuk lutut
kaki perlahan-lahan menuju ke arah perut.
 Pegang kaki kiri bayi dalam posisi lurus, lalu tekuk lutut kaki
perlahan menuju kearah perut

16
Gambar 2.4 Gerakan Perengangan Sumber: Prasetyono (2013)

8) Gerakan relaksasi
Gerakan relaksasi yaitu berupa goyangan ringan, tepuk-tepukan halus, atau
ayunan-ayunan lembut. Sentuhan ini dapat di kerjaskan setiap badan seperti
di daerah tangan, pundak, dan perut misalnya, tepuk-tepuklah dan
goyangkan secara halus dengan kedua tangan kita sambil mengajak
bicara.

17
B. Baby gym
1. Definisi Baby Gym
Baby gym (senam bayi) adalah suatu permainan gerak pada bayi, untuk
merangsang perkembangan dan pertumbuhan serta kemampuan pergerakan bayi
secara optimal (Huber, 2007). Senam bayi merupakan kegiatan dalam rangka
mengoptimalkan perkembangan bayi melalui gerakan-gerakan khusus atau
permainan yang bertujuan menstimulus perkembangan bayi. Senam bayi dapat
melancarkan peredaran darah, membuat bayi merasa lebih segar dan bugar
(Purwanti, 2014). Senam bayi atau baby gymnastic ini awalnya diterapkan sebagai
salah satu dari cara rehabilitas terhadap bayi-bayi yang mengalami kelainan
tumbuh kembang, seperti bayi yang beresiko atau terancam menderita kelumpuhan
dapat dicegah dengan latihan senam sejak bayi, senam bayi ini juga diperluas serta
diterapkan sebagai latihan dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan
sistem syaraf dan motorik pada bayi-bayai yang sehat dan normal (Pipijojo, 2013;
Purwanti, 2014).
Tujuan dari baby gym atau senam bayi ini adalah untuk mengoptimalkan
proses pertumbuhan dan perkembangan motorik atau kemampuan pergerakan bayi
dengan optimal, karena sel-sel saraf akan mengalami perkembangan jika terus
menerus diberikan stimulasi (Asri & Purnama, 2011).

2. Manfaat Baby Gym


Manfaat dari senam bayi menurut Swandari (2015) yaitu dapat
mendekatkan hubungan orang tua dan anak, melatih kekuatan dan ketahanan otot
bayi agar lebih elastis dalam mempersiapkan perkembangan gerakan selanjutnya,
melatih koordinasi dan kemampuan reaksi serta stabilitas sendisendi, mengajarkan
anak untuk berinteraksi dengan lingkungan, dan juga dapat memantau
perkembangan dan mengenal otot-otot tulang serta berbagai variasi gerakannya.
Manfaat yang bisa didapat dengan senam bayi yaitu kedekatan (bonding) antara
ibu dan si kecil akan semakin kuat. Seperti, memberikan stimulasi untuk fase
perkembangan sesuai usia & kemampuannya, mengoptimalkan keterampilan
motorik kasar, meningkatkan koordinasi, konsentrasi & keseimbangan gerak tubuh
dan meningkatkan kekuatan fisik bayi (Sarah, 2010).

18
Manfaat senam bayi adalah):
a. Menguatkan otot-otot dan persendian.
b. Meningkatkan perkembangan motorik.
c. Meningkatkan fleksibilitas atau daya kelenturan tubuh.
d. Meningkatkan koordinasi dan keseimbangan.
e. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan fungsi tubuh.
f. Meningkatkan kewaspadaan.
g. Memperlancar peredaran darah dan memperkuat jantung.
h. Memudahkan orangtua mendeteksi secara dini adanya gangguan atau
hambatan pertumbuhan dan perkembangan.
i. Meningkatkan kemampuan bayi merespon rangsang dari lingkungan.
j. Memberi kesempatan kepada bayi untuk bereksplorasi dengan bagian tubuhnya
sendiri.

Menurut Ferlys (2015) dan Aminarti (2013) bahwa senam bayi untuk
meningkatkan motorik kasar pada anak usia 3-12 bulan juga dapat membantu
perkembangan otot, pertumbuhan sel meningkat, koordinasi dan keseimbangan
serta kewaspadaan lebih optimal, sehingga perkembangan motorik kasar lebih
optimal atau sesuai dengan usianya, juga menguatkan otot-otot dan sendi-sendi
pada bayi sebagai persiapan bayi untuk duduk, berdiri, dan berjalan. Tidak hanya
motorik kasar, manfaat dari baby gym ini juga dapat meningkatkan koordinasi
tangan-mata serta keterampilan motorik halus. Asri, dkk (2011) mengungkapkan
bahwa Senam bayi ditujukan untuk perkembangan saraf motorik dan sensorik,
juga untuk kecerdasan majemuk. Selain itu senam bayi berguna untuk
mengoptimalkan fungsi pendengaran, penglihatan dan tumbuh kembang bayi.

3. Gerakan Baby Gym


Gerakan baby gym (senam bayi) dilakukan sesuai dengan usia sehingga
memperoleh hasil yang optimal. Beberapa latihan gerakan baby gym adalah
sebagai berikut (Meyerhoff, 2006):

19
a. Bayi 1- 4 bulan
1) Langkah pertama

Gambar 1. Grib (Pegangan)


 Baringkan punggung bayi di lantai, kemudian pegang jari-jari tangan
bayi (jari ibu dalam genggaman tangan bayi) tahan dengan ibu jari ibu.
 Regangkan lengan bayi dengan menarik lembut tangannya ke arah ibu.
 Langkah-langkah ini dilakukan atau diulangi 5 kali.

2) Langkah kedua

Gambar 2. Chest cross (Menyilang dada)


 Pegang kedua tangan bayi di posisi “Grib” atau pegangan (lihat latihan
pertama),
 Rentangkan tangan bayi ke samping, kemudian bawa ke depan dada
dan setelah itu direntangkan lagi,
 Lakukan latihan ini dengan perlahan dan lembut dan diulangi sebanyak
5 kali.
 Sebagai alternatif, ibu dapat atau bisa mengangkat tangan bayi di atas
kepalanya dan ke sisi tubuhnya.

20
3) Langkah ketiga

Gambar 3. Bicycle (Sepeda)

 Dengan bayi berbaring telentang, kemudian pegang kaki atau tungkai


bawahnya dan dengan lembut dorong satu kaki ke arah dadanya sambil
meluruskan atau memanjangkan yang lain,
 Bergantian mendorong dan meluruskan atau memanjangkan setiap kaki
sebanyak 3 kali. Setelah itu hentikan dan kemudian bisa diulangi
kembali.
 Setelah ibu selesai melakukan latihan ini, biarkan bayi menendang
dengan bebas.

b. Bayi 5-6 bulan


1) Langkah pertama

Gambar 1. Pull-Up
 Pegang lengan bawah bayi, jaga punggunya tetap lurus, kemudian tarik
bayi berlahan ke posisi duduk,
 Kembalikan bayi perlahan-lahan ke lantai.

21
 Latihan ini dapat diulang sebanyak 4 kali.

2) Langkah kedua

Gambar 2. Elbow stand (Berdiri dengan siku)

 Baringkan anak di atas perutnya, dan letakkan kedua sikunya dibawah


bahunya, lengan bawahnya dilantai,
 Pegang dan angkat pinggul bayi membentuk sudut 45 derajat dengan
lantai. Kemudian biarkan bayi beristirahat dengan lengan bawahnya
dilantai. Cobalah mengankat kaki bayi sedikit lebih tinggi, tetapi
pastikan bahwa hidung bayi tidak akan terbentu

c. Bayi 7-8 bulan


1) Langkah pertama

Gambar 1. Toe to ear (Kaki ke telinga)


 Baringkan bayi dengan punggungnya,
 Menjaga kakinya tetap lurus, perlahan-lahan bawa kaki (jempol)
kanannya ke tarah telinga kirinya (jangan dipaksakan), kemudian
kembalikan ke posisi awal. Setelah itu bawa kaki (jempol) kirinya ke

22
arah telinga kanan dan kemudian arahkan atau kembalikan ke posisi
awal.
 Ulangi latihan ini sebanyak 5 kali pada masing-masing kaki.

2) Langkah kedua

Gambar 2. Wheelbarrow (Gerobak dorong)


 Dengan bayi berabring tengkurap, kemudian letakkan tangan ibu di
bawah perut dan panggul bayi, dan setelah itu angkat bagian bawah
tubuhnya. Anak harus mendukung berat badan bagian atasnya sendiri
menggunakan lengan dan tangannya.
 Tahan dengan 3 hitungan pelan (misalnya dengan hitungan
1.001,....1.002....1.003) atau selama beberapa detik (15-18 detik).

d. Usia 9-11 bulan


1) Langkah pertama

Gambar 1. Mountain climbing (Mendaki gunung)


 Duduk dilantai, kaki ibu memanjang dan lutut sedikit ditekuk. Pegang
bayi dipangkuan ibu sambil menghadap ibu.

23
 Ibu sedikit bersandar dan biarkan bayi berjalan didepan tubuh ibu.
Latihan ini bagus untuk kaki muda.

2) Langkah kedua
Hand walk (berjalan dengan tangan), dimana latihan ini identik dengan
gerobak dorong atau wheelbarow, bedanya pada latihan ini bayi berjalan ke
depan dengan menggunakan tangannya. Walaupun tetap dukungan pelvis
dan bagian bawah tubuh bayi dilakukan oleh ibu.
3) Latihan berikutnya adalah Upper Body Exercise (latihan tubuh bagian atas)
untuk anak tahun kedua (usia 12-22 bulan). Latihan ini akan membantu
anak atau balita untuk belajar mengendalikan tubuhnya, sehingga anak
menjadi lebih kuat dan lebih terkoordinasi.

e. Saran latihan untuk usia 12-22 Bulan


1) Langkah pertama

Gambar 1. Lay-Back (Berbaring)


 Manfaatnya untuk menguatkan otot perut dan lengan
 Duduklah dengan posisi balita berbaring diantara kaki ibu, seperti
yang ada pada gambar step 1 atas. Kemudian biarkan anak
memegang ibu jari ibu, sambil ibu memegang tangad dan lengan
bawah anak,

24
 Tarik anak berlahan ke posisi duduk (biarkan anak menggunakan
lengan dan otot perutnya sebanyak mungkin) seperti yang
ditunjukkan pada gambar step 2 diatas,
 Turunkan balita perlahan-lahan kembali ke lantai. Dan diulangi
sebanyak 5 kali.
Perhatian :
Pastikan kepalanya sesuai atau sejajar dengan tulang punggungnya dan
tidak tergantung ke belakang.

2) Langkah kedua
Manfaatnya :
 Memperkuat kaki, bahu, punggung bagian atas, dan lengan,
 Meningkatkan fleksibilitas,
 Menyediakan kontak dan kedekatan tubuh.

Gambar 2. Touch and hug (Sentuhan dan pelukan)


 Posisikan anak seperti yang ditunjukkan pada gambar ilustrasi pertama
(step 1) diatas, kemudian biarkan anak bersandar pada ibu. Pegang
pergelangan kaki kanan dan tangan kirinya, bawa kaki dan tangan
bersama secara berlahan-lahan seperti pada gambar ilustrasi kedua (step
2) diatas. (Jangan memaksa anggota badannya bersama-sama).
 Rentangkan kaki kanan dan lengan kiri (overhead tinggi). Ulangi 3
sampai 5 kali. ubah atau lakukan lagi pada lengan dan kaki lainnya dan
di ulangi sebanyak 3 sampai 5 kali.

25
 Pegang pergelangan tangan dan tangan anak, silangkan lenganya di
dada (seperti memeluk).

 Perlahan, regangkan kedua lengan anak di atas kepalanya. Ulangi


sebanyak 3 sampai 5 kali.

3) Langkah ketiga
Manfaatnya adalah menguatkan seluruh kaki, terutama otot paha depan
(depan paha) dan lutut.

Gambar 1. Let’s squat! (Ayo jongkok!)

26
 Berdiri disamping satu sama lain dan posisikan diri ibu seperti pada
gambar step 1 diatas. Letakkan telapak kaki selebar bahu, jari-jari kaki
mengarah ke depan, tangan di pinggul ibu.
 Tekuk lutut, turunkan pinggul dan pantat ke lantai. Dorong pantat ibu
kembali (keluar) saat jongkok, seperti pada gambar step 2 diatas.
Jangan mencoba berjongkok lurus ke bawah atau jatuhkan pantat lebih
rendah dari punggung lutut. Letakkan tangan dilantai di depan ibu
untuk stabilitas.
 Push up dan ulangi sebanyak 8 kali.

4) Langkah keempat
Manfaatnya adalah untuk menguatkan otot punggung dan meningkatkan
fleksibilitas.

Gambar 1. Hip lift


 Baringkan anak dengan punggungnya, dengan lutut ditekuk dan telapak
kakinya rata di lantai. Selipkan tangan ibu di pinggirnya, pada saat
yang sama mendukung punggungnya (lihat pada gambar step 1),
 Bantu anak mengangkat tubuhnya 2 sampai 4 inci dari lantai, dorong
dia untuk menggunakan otot kaki dan bokongnya (lihat gambar step 2
diatas). Tahan selama 2 sampai 3 detik.
 Turunkan anak perlahan-lahan kembali ke lantai, menjaga lututnya
tetap ditekuk.

27
Jika balita menyukai latihan ini, ada beberapa latihan yang
menyenangkan yang dapat ditambahkan ke program latihan (baby gym),
yaitu Lower Body Exercise (latihan bagian tubuh bawah) anak usia tahun
kedua (12-22 bulan). Program latihan ini akan membantunya belajar
mengkoordinasikan otot-ototnya lebih cepat. Latihan-latihannya antara lain
:
1) Latihan pertama
Curl-down, manfaatnya adalah untuk memperkuat otot perut. Langkah-
langkahnya adalah :
 Duduk menghadap anak, dengan kaki disilangkan (atau dengan lutut
ditekuk dan kaki menapak di lantai). Mintalah anak duduk dengan
lutut ditekuk dan kaki menapak. Anak bisa menyilangkan lengannya
atau memegangnya lurus ke arah ibu. Pegang pergelangan kaki anak
(bukan kakinya) sehingga lututnya tetap tertekuk dan telapak kakinya
rata.
 Suruh anak menyenderkan dagu ke dadanya, saat anak memutar
punggungnya dan perlahan-lahan meringkuk ke lantai sampai
hitungan ke 4.
 Kembalilah ke posisi awal dengan menarik anak ke atas atau
mendorongnya ke atas. Ulangi sesuai urutan 5 sampai 8 kali.
Perhatian :
Jangan biarkan anak melakukan latihan ini dengan punggung lurus, itu
bisa menyiksa punggung bagian bawah, yang dapat menyebabkan rasa
saki atau cedera. Pastikan anak bernafas normal selama gerakan ke
bawah. Jika menemukan anak menahan nafas, ingatkan untuk bernafas
dengan cara dia harus menghitung, bernyanyi, atau berbicara. Selain itu
juga, anak harus berusaha meringkuk kembali tanpa bersandar ke satu
sisi atau yang lain.
2) Latihan kedua
Manfaatnya adalah meningkatkan fleksibilitas punggung bawah dan
memperkuat otot perut.

28
Gambar 1. Head-to-Toes
 Duduk berdampingan atau saling berhadapan. Ibu dan anak masing-
masing menempelkan telapak kaki bersama-sama jauh dari tubuh,
dan rilekskan kaki seperti pada gambar step 1 diatas.
 Panjangkan punggung dan berlahan-lahan tekuk tubuh ke arah kaki
seperti posisi pada gambar step 2 diatas. Kemudian angkat atau
kembali ke posisi awal (kepala harus naik terakhir).
 Ulangi sebanyak 10 kali (atau lebih, jika anak setuju).

3) Latihan ketiga
Manfaatnya adalah dapat sangat meningkatkan koordinasi secara
keseluruhan, memperkuat otot-otot kaki, perut, dan punggung bawah,
serta meningkatkan koordinasi mata kaki/kaki.

Gambar 1. Train tracks


 Tempatkan dua (papan) 2 X 4s di lantai, kedua kaki terpisah namun
tetap sejajar satu sama lain. Minta anak berdiri di ujung, dengan satu
kaki di setiap papan (seperti pada gambar step 1 diatas).

29
 Pegang tangan anak saat ia berjalan disepanjang jalan (seperti pada
gambar step 2 diatas).
 Ulangi sebanyak 4 kali.

4) Latihan keempat
Manfaatnya adalah meningkatkan keseimbangan dan meningkatkan
koordinasi mata kaki.

Gambar 1. Board walk


 Gunakan (papan) 2 X4, sedikit terangkat dari atau rata dilantai.
Letakkan anak di ujung dengan kedua kaki dipapan, satu didepan
yang lain.
 Berdiri disamping anak. pegang satu tangan dan letakkan tangan ibu
yang lain di bawah lengannya yang lain
 Ajak anak berjalan dari satu ujung papan ke ujung lainnya.
 Ulangi urutan ini dan dilakukan sebanyak 4 kali.

5) Latihan kelima
Manfaatnya adalah meningkatkan konsentrasi dan meningkatkan
koordinasi mat-tangan.

Gambar 1. Ball toss

30
 Duduk dekat dengan anak, saling berhadapan. Pegang bola pantai
yang besar, terang, ringan di depan ibu. Gulung bola ke anak.
mintalah anak menggulung atau melempar bola kembali kepada ibu.
Ulangi 8 sampai 10 kali atau selama minatnya bertahan
 Kali ini berdiri saat balita duduk. Lemparkan bola ke anak. Minta
anak mengembalikannya kepada ibu semampunya. Ulangi 8 sampai
10 kali.

Harus terus berlatih dengan anak untuk meningkatkan kekuatan fisiknya.


Untuk Upper body exercises (latihan tubuh bagian atas) untuk anak tahun ketiga
(23-36 bulan). Latihan untuk anak usia ini adalah untuk menyaring keterampilan
anak dan membantunya belajar menguasai tubuhnya. Latihan yang disarankan
pada anak usia 23-26 bulan, yaitu :
1) Latihan pertama
Latihan ini mirip dengan “Let’s squat”, tetapi harus menjaga tangan di pinggul.
Manfaat latihan ini adalah untuk menguatkan seluruh kaki, terutama otot paha
depan (depan paha) dan lutut.

Gambar 1. Squat bend


 Berdiri di samping atau saling berhadapan. Letakkan telapak kaki
selebar bahu, jari-jari kaki mengarah ke depan. Letakkan tangan di
pinggul.
 Tekuk lutut, dorong pantat keluar dan kembali. Perut diatas puncak
paha. Jauhkan tumit (membuat jarak) dilantai, berat badan

31
didistribusikan secara merata di telapak kaki. Dan jangan mencoba
jongkok lurus ke bawah, atau jatuhkan pantat lebih rendah dari
punggung lutut (lihat gambar step 2 diatas).
 Berkonsentrasilah pada otot kaki, dorong ke posisi awal (mendorong
lutut ke belakang).
 Ulangi sebanyak 4 hingga 8 kali.
2) Latihan kedua
Manfaatnya adalah untuk menguatkan otot paha depan (bagian depan paha).

Gambar 1. Jack-in-the-box
 Berdiri di samping satu sama lain dan jongkok (seperti dalam latihan
“Squat bend”). Letakkan tangan di lantai di depan.
 Dorong dengan cepat (menggunakan kaki), muncul setinggi mungkin.
Luruskan tubuh sebanyak yang ibu dan ank bisa. Tekuk lutut saat
mendarat, kemudian kembali ke posisi jongkok.
 Ulangi sebanyak 4 sampai 8 kali.
Perhatian :
Lakukan latihan ini di lantai kayu, karpet, alas olahraga atau rumput. Jangan
melakukan di linoleum atau lantai beton.

32
3) Latihan ketiga
Manfaatnya adalah untuk meningkatkan fleksibilitas kaki dan punggung
bawah.

Gambar 1. Toe touch

 Duduklah dekat satu sama lain, dengan kaki di depan. Kemudian pegang
satu kaki dengan kedua tangan.
 Bawa jari ke hidung (bukan sebaliknya). Turunkan kaki ke posisi awal.
Ulangi sebanyak 5 hingga 10 kali.
 Ubah kaki dan ulangi urutan.

4) Latihan keempat
Manfaatnya adalah untuk memperkuat otot-otot lengan, punggung, dada, dan
perut. Selain itu juga dapat meningkatkan fleksibilitas hamstring (punggung
paha).

Gambar 1. Rowing

 Duduklah menghadap anak, seperti yang ditunjukkan, dengan kaki anak


menyentuh bagian dalam lutut ibu. Pegang dowel atau tongkat di antara

33
ibu dan anak, kemudian tangan ibu diletakkan dengan lembut diatas
tangan anak (atau disebelahnya jika anak dapat memegang cukup kuat).
 Perlahan bersandar sedikit ke belakang, menarik anak ke arah ibu.
Kemudian membalikkan tindakan saat anak condong ke belakang, jaga
kaki agar tetap lurus tetapi longgar (jangan mengunci lutut). Jika paha
belakang terkunci (ketat), hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan
untuk duduk dengan kaki yang lurus. Kemudian tekuk lutut sesuai
kebutuhan.
 Ulangi latihan ini sebanyak 10 hingga 16 kali.

5) Latihan kelima
Manfaatnya adalah menawarkan tantangan yang aman, meningkatkan
keseimbangan dan koordinasi, meningkatkan kesadaran tubuh/spasial.

Gambar 1. The Hill Walk

 Sambil memegang tangan anak, biarkan anak berjalan dari ujung ke


ujung yang rendah (beri tahu anak kaki yang mana saat dia berjalan, hal
ini untuk membantunya belajar dari kanan ke kiri)
 Pada akhir yang tinggi, saat ibu masih memegang tangan anak, biarkan
anak melompat. Katakan padanya untuk mendarat dengan kedua kaki
dan biarkan lututnya ditekuk (jika anak sangat kecil dan jarak 1 kaki
terlalu tinggi untuk melompat, atau jika anak tampak enggan, ibu dapat
menurunkan papan. Ulangi latihan sebanyak 4 sampai dengan 6 kali
 Membalikkan anak untuk berjalan, dari ujung tinggi ke ujung yang
rendah.

34
Selain itu juga dalam Purwanti (2014) menjelaskan bahwa terdapat tiga
tahapan perkembangan yang harus diperhatikan dalam melakukan baby gym, yaitu
:
a. Tahap pertama usia 3-6 bulan.
Pada usia 3 bulan, bayi tidur telentang dan menggerakkan lengan ke atas, ke
samping, dan menyilang, untuk menguatkan otot lengan atas serta sendi bahu.
Sementara untuk menguatkan tungkai atas dan sendi panggul, tekuk tungkai
bayi ke arah perut dengan gerakan mengayuh dan memutar. Berikut contoh
gerakan pada senam bayi usia 3-5:
1) Memalingkan kepala ke kedua arah
2) Permainan tangan-wajah, usapkan tangan anak ke mukanya, untuk itu
tangan anak harus benar-benar terbuka.
b. Tahap kedua usia 6-9 bulan.
Contoh latihan tahap kedua (6-9 bulan), dalam posisi tengkurap dan ibu duduk
di belakang bayi, tarik panggul bayi ke posisi merangkak. Pertahankan posisi
merangkak, lalu pegang panggul bayi dan tarik ke depan dan ke belakang.
Bantu bayi mendorong kaki secara bergantian dengan memberikan tekanan-
tekanan pada telapak kaki bayi.
c. Tahap ketiga usia 9-12 bulan.
Gerakan tahap ketiga (9-12 bulan) Salah satu rangkaian gerakan yang bisa
dipraktikkan di rumah adalah biarkan bayi berlutut di depan meja atau guling
kecil, pegang panggul bayi, lalu tarik ke posisi duduk dan kembalikan ke posisi
berlutut. Dalam posisi berlutut, pegang lengan bawah bayi dan dorong agar
tubuh dia menjadi tegak. Jika posisi berlutut sudah tegap, pegang panggul bayi,
miringkan ke satu sisi sampai bayi menarik kaki ke depan dan mencoba berdiri

Berdasarkan keadaan perkembangan bayi, maka stimulasi yang paling tepat


untuk bayi usia 4-12 bulan adalah baby gym (senam bayi). Senam bayi dilakukan
pada bayi yang sudah berumur 4 bulan keatas, karena pada usia ini bayi sudah bisa
mengekpresikan dirinya dengan cara menggerak-gerakkan tubuh atas kemauan
sendiri. Tangan dan kakinya semakin bebas bergerak dan otot lehernya juga
semakin kuat. Jadi inilah waktu yang tepat memberikan stimulasi senam. Jika
sebelum usia 4 bulan sudah diintervensikan dengan gerakan-gerakan senam, bisa

35
saja akan terjadi penyimpangan pada gerakan refleks bayi tersebut (Rudolph,
2010).

Menurut Ninik (2007) pada awalnya, senam bayi dilakukan sebagai salah satu
cara rehabilitasi pada bayi-bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan dan
perkembangan, seperti pada kondisi bayi yang menderita kelumpuhan dapat
dicegah dengan melakukan latihan senam sejak bayi. Namun, seiring dengan
perjalanan waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan tentang manfaat senam
bayi, senam bayi diperluas dan mulai diterapkan kepada bayi-bayi sehat sebagai
latihan dan stimulasi yang membantu proses pertumbuhan dan perkembangan,
mengoptimalisasi kerja sistem saraf dan motorik bayi. Senam bayi mempengaruhi
perkembangan motorik kasar bayi dimana perkembangan motoriknya lebih
optimal.

Awalnya senam bayi diterapkan sebagai salah satu cara rehabilitasi bagi bayi-
bayi yang mengalami kelainan pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya bayi
yang terancam menderita kelumpuhan dapat dicegah dengan latihan senam sejak
bayi. Tapi dalam perkembangannya, senam bayi diperluas dan diterapkan sebagai
latihan untuk membantu stimulasipertumbuhan perkembangan sistem syaraf dan
motorik bayi-bayi yang sehat dan normal. Senam dilakukan pada saat bayi dalam
keadaan sehat, jangan melakukan senam jika bayi dalam keadaan lapar, selesai
makan atau baru bangun tidur, menggunakan kata-kata berulang dan gerakan
berulang setiap melakukan aktivitas agar bayi mudah memahami gerakan senam,
senam bayi dapat dilakukan dua kali dalam satu hari atau kapanpun jika orang tua
dan bayi siap Ninik (2007).

Senam bayi dapat dilakukan oleh orang tua ataupun orang terdekat bayi, namun
sebaiknya dilakukan oleh ibunya, karena bayi sudah terbiasa dengan sntuhan
ibunya. Dapat juga dilakukan oleh tenaga ahli ataupun fisioterapis, tetapi bayi
merasa tegang atau kaget karena yang melakukan merupakan orang yang asing
bagi bayi Bayi yang melaksanakan senam bayi akan belajar bagaimana
mengkoordinasikan otot dan sendi pergerakan sebagai persiapan dalam
perkembangan duduk, berdiri dan berjalan. Gerakan senam bayi akan mendorong
intelegensi yang kompleks karena gerakan-gerakannya menggunakan rangsang

36
multimodal yaitu vestibular kinestetik seperti pendengaran, visual, dan taktil
(Ninik,2007).

C. Baby swim
1. Pengertian Baby Swim
Baby swim merupakan suatu perawatan terapi kesehatan pada bayi, hal ini
penting dalam tumbuh kembang anak karena akan mempengaruhi dan menentukan
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Untuk dapat mencapai pertumbuhan
yang optimal, maka diperlukan suatu perawatan yang lebih intensif diantaranya berupa
sentuhan (touching), dan tetapi baby swim yang berkelanjutan.
Baby swim menggunakan media air yang membantu meningkatkan koordinasi
dan keseimbangan karena melatih otot-otot bayi bergerak sehingga kemampuan
motoriknya berkembang. Bayi yang berenang terbiasa mengikuti instruksi atau
mendengarkan perkataan orrang lain yang dapat melatih kemampuan personal sosial
dan bahasa (Irianto, 2014).
Namun masih banyak orang tua yang belum mengetahui tentang baby swim
dan kegunaannya. Kebanyakan orang tua tidak terlalu memikirkan perawatan
kesehatan untuk bayi tetapi pada umumnya orang tua lebih memikirkan tentang
asupan gizi bayi, padahal banyak sekali manfaat dari baby swim yang sangat penting
untuk bayi terutama untuk stimulasi otot, peredaran darah, dan juga perkembangan
syaraf gerak bayi.
Baby swim ini diprioritaskan untuk anak-anak yang berusia 2 - 7 bulan. Dalam
pelaksanaan baby swim dilaksanakan selama 1 jam dengan suhu air 35 ° C. Diawali
dengan orang tua yang bernyanyi untuk anak-anak mereka. Selanjutnya, seorang
intruktur membantu anak dalam menyelesaikan aktivitas jungkir balik pada kasur tipis
yang mengembang di atas air, selanjutnya menyelam di bawah air dan memberikan
dorongan untuk mengambil cincin yang mengembang di air. Selanjutnya 10 menit
terakhir, orang tua kembali menyeimbangkan bayi dan membawa mereka ke dalam
jangkauan jarak benda-benda yang mengembang di air (Sigmundsson, 2009).

2. Intervensi Kelas Renang pada bayi (Okazaki, 2013).


Seorang instruktur dengan 10 tahun pengalaman mengajar melibatkan setiap
bayi dengan orang tua dalam praktek bermain di kolam renang dalam ruangan yang

37
dirancang khusus untuk baby swim. Pelajaran termasuk rutinitas yang dijelaskan
oleh beberapa penulis untuk memperoleh penggerak akuatik (McGraw, 1939;
Xavier Filho, 2006; Zelazo & Weiss, 2006) dan kontrol postural (L angendorfer &
Bruya, 1995), dan melibatkan banyak stimulasi kinetik (lih. Bril & Sabatier, 1986;
Hopkins & Westra, 1988) dengan bayi-bayi yang ditahan dalam posisi yang rentan
dan digerakkan oleh orang tua mereka masuk dan keluar dari air dan dari kiri ke
kanan dan ke belakang. Ada juga serangkaian rutinitas yang mengarah ke gerakan
lengan-kaki terkoordinasi, di mana bayi direndam dalam posisi ventral dan
didorong ke arah mainan atau orang lain. Mengapung juga dimanfaatkan sehingga
lengan dan anggota badan bayi sebagian besar bebas bergerak. Bayi dimanipulasi
dalam empat posisi utama yaitu :

a. Vertikal: dipegang secara vertikal oleh toraks dan ketiak, menghadap


pengasuh.
b. Ventral: dipegang dalam posisi ventral dengan kepala tepat di atas air
menghadap pengasuh, yang mendukung bayi dengan toraks dan ketiak.
c. Dorsal: dipegang dalam posisi terlentang dengan tangan pengasuh di dalam air
yang mendukung punggung dan kepala bayi dengan air.
d. Vertikal: dipegang dalam posisi ventral oleh pengasuh di masing-masing
lengan, pengasuh di bagian depan bayi dengan memberikan dukungan
minimum dan menstimulasi bayi untuk bergerak bebas.
Oleh karena itu dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi,
perlunya untuk melakukan pelatihan keterampilan baby swimming and touching.
Pemberian lotion pada bayi yang akan melakukan latihan renang diperlukan untuk
melindungi kulit bayi (Bartels et al., 2011). Pelatihan tersebut dimulai dari bayi di

38
rumah sakit hingga bayi berada di rumah sehingga perlu untuk memberikan edukasi
pada orang tua / keluarga (Xiu-min et al., 2014).

3. Manfaat Baby Swim


Manfaat Renang Bayi menurut Suwignyo (2010)
1) Berenang sejak lahir sangat baik untuk kesehatan dan pengembangan bayi serta
pengenalan awal akan mencegah bayi mengalami ketakutan air yang dapat
berkembang di kemudian hari dalam masa kanak-kanak.
2) Air membantu meningkatkan koordinasi dan keseimbangan (sensitivitas
vestibular).
3) Mengembangkan kemampuan motorik, keterampilan sosial dan kecerdasan.
4) Memperkuat jantung, paru-paru, sistem pernapasan dan membantu
perkembangan otak.
5) Belajar untuk merespon perintah dapat membuat bayi lebih tajam secara mental
dan meningkatkan tingkat pemahaman.
6) Berenang secara teratur dalam air hangat baik relaks bayi Anda dan merangsang
nafsu makan, menyebabkan tidur meningkat dan pola makan baik.
7) Mencegah fobia air di kemudian hari. Orangtua sebaiknya melakukan intervensi
berenang pada bayi sejak dini pada anaknya agar tidak fobia terhadap air.
8) Baby swim juga sangat bermanfaat bagi bayi yang baru lahir (neonatus).
Manfaatnya adalah meningkatkan konsumsi ASI, melancarkan buang air kecil
dan buang air besar, serta menurunkan indeks ikterik untuk bayi baru lahir, hari
ketiga dan hari kesepuluh setelah lahir.
9) Manfaat baby swim itu sendiri yaitu untuk merangsang gerakan motorik pada
bayi sehingga otot-otot bayi akan berkembang dengan sangat baik, dan
persendian tubuh akan bekerja maksimal yang mengakibatkan pertumbuhan
badan meningkat secara optimal.
10) Baby swim (berenang) juga merangsang gerakan motorik, pertumbuhan badan
meningkat dan tubuh menjadi lentur (Prastiani, 2017).

39
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL FIELD STUDY


1. Profil Klinik
Klinik “Griya Fisio Bunda Novy” (GFBN) merupakan Klinik Komprehensif
dan Pelayanan Rehabilitatif yang mengkhususkan pada pertumbuhan dan
perkembangan anak serta pendeteksian masalah perilaku serta gangguan
perkembangan lain pada anak.
a. Sejarah Pendirian Klinik
Klinik “Griya Fisio Bunda Novy” (GFBN) berdiri sejak tanggal 26
Desember 2011 dan telah melakukan pelayanan terapi tumbuh kembang anak
secara komprehensif. Didirikan oleh ibu Siti Novy Hikmah M.R,S.ST,RPT,
seorang fisioterapis dengan peminatan sebuah klinik praktek Dokter Spesialis
Anak di Kota Baru, Yogyakarta. Beliau membuka praktek mandiri di rumah
dengan mengembangkan Klinik Tumbuh Kembang Anak di Jl. Nanas no 36,
Kadisoka, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, didasari dari tujuan
agar dapat membantu mengoptimalisasi tumbuh kembang anak.
Pada awal berdirinya klinik dikelola oleh 2 orang Fisioterapis dan 1
orang Okupasi Terapis. Fokus pelayanan adalah melakukan deteksi dini
gangguan tumbuh kembang anak dan layanan terapi untuk membantu
optimalisasi tumbuh kembang anak. Seiring dengan berjalannya waktu, klinik
semakin berkembang dan dikenal oleh masyarakat sekitar sehingga jumlah
pasien semakin meningkat dan akhirnya sumber daya manusia di klinik juga
secara otomatis ditambah sesuai kebutuhan dengan berbagai kompetensi. Klinik
Griya Fisio Bunda Novy saat ini sudah mempunyai gedung dengan 2 lantai
yang ditambah dengan berbagai fasilitas penunjang dalam proses terapi tumbuh
kembang anak dan memiliki sekolah Pendidikan Luar Biasa untuk anak
berkebutuhan khusus seperti anak autism, down syndrome, dan kasus lainnya.

40
b. Visi dan Misi
Visi :
Klinik Griya Fisio Bunda Novy menjadi pusat pelayananan terapi
terpadu tumbuh kembang anak yang terpercaya, professional, dan memberikan
solusi yang terbaik.
Misi :
1) Memberikan pelayanan menyeluruh bagi anak dengan kebutuhan khusus
agar anak bisa berkembang menjadi individu yang produktif, percaya diri
dan disegani masyarakat dimanapun anak akan bersosialisasi.
2) Membangun dan mewujudkan pertumbuhan fisik, mental, emosional dan
spiritual yang seimbang pada anak sehingga anak dapat lebih positif dan
mandiri dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
3) Memberikan dan menyediakan informasi tentang tumbuh kembang dan
penanganan anak
4) Memberikan pelayanan terbaik dan bermutu melalui SDM yang profesional
didasari kasih sayang dan pengabdian.

2. Jenis Pelayanan
Salah satu jenis pelayanan yang disediakan dari Klinik Griya Fisio Bunda Novy
adalah pelayanan Fisioterapi untuk anak.
Fisioterapi adalah Suatu bentuk pelayanan medis untuk mencegah, mengobati
dan memelihara kemampuan gerak dan fungsi tubuh baik secara manual
maupun menggunakan alat (elektroterapi). Macam-macam Pelayanan
Fisioterapi sebagai berikut:
1) Neurosenso
Neurosenso adalah Suatu metode berupa stimulasi sensoris (usapan)
yang berfungsi untuk menata sensoris agar dapat terintegrasi
2) Stimulasi Tumbuh Kembang
Stimulasi Tumbuh kembang adalah bertujuan memberikan
rangsangan berupa latihan-latihan untuk mencegah tumbuh kembang yang
terlambat agar sesuai dengan usianya
3) Massage

41
Massage adalah bertujuan untuk merelaksasi otot-otot yang
mengalami ketegangan karena digunakan digunakan secara terus menerus,
meningkatkan nafsu makan, dan meningkatkan system imun
4) Chest Terapi
Chest Terapi adalah untuk membantu mengeluarkan dahak dalam
paru-paru sehingga dapat mmpercepat penyembuhan batuk dan pilek
5) Hydrotherapy
Hydrotherapy adalah Stimulasi yang dilakukan didalam air yang
bertujuan untuk memberikan efek rileksasi dan mengurangi tekanan pada
otot, tulang dan sendi sehingga dapat mempermudah stimulasi
6) Oral Stimulasi
Oral Stimulasi adalah bertujuan merileksasi area mulut untuk
meningkatkan nafsu makan, merangsang area mulut agar dapat beradaptasi
dengan berbagai tekstur makanan
7) Tapping
Tapping adalah bertujuan untuk melancarkan aliran darah dan cairan
limpa, relaksasi otot, mengurangi nyeri dengan cara melancarkan sirkulasi
darah, meningkatkan oksigenasi ke otot sehingga otot lebih fleksibel.

42
3. Hasil Observasi
Griya Fisio Bunda Novy terbagi atas dua program yaitu:
a. Klinik Optimalisasi Tumbuh Kembang
b. Pendidikan Luar Biasa
Kualifikasi pendidikan dari staff yaitu dengan latar belakang pendidikan staff
cukup bervariasi, antara lain pendidikan fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara dan
psikolog.
Klinik Optimalisasi tumbuh kembang terdiri atas dua lantai:
a. Lantai 1 terdiri atas 1 ruang administrasi dan 1 ruang fisioterapi
b. Lantai 2 terdiri atas 1 ruang okupasi terapi dan 3 ruang terapi wicara
Adapun hasil observasi fisioterapi yang dilakukan kelompok ketika dilakukan
kunjungan lapangan, terdapat 2 orang anak yang sedang dilakukan fisioterapi standing
untuk berlatih berdiri karena kedua anak tersebut mengalami keterlambatan
perkembangan dalam berdiri dan berjalan. Satu orang bayi sehat sedang dilakukan
massage oleh terapis.
Berdasarkan keterangan dari orang tua, anak tersebut telah mengalami kemajuan
perkembangan selama dilakukan fisioterapi jika dibandingkan dengan sebelum dilakukan
fisioterapi. Fisioterapi ini dilakukan sekali seminggu dengan waktu 45 menit. Menurut
terapis untuk gerakan fisioterapi disesuaikan dengan kebutuhan anak dan hasil
assessment yang dilakukan oleh petugas atau terapis.
Terdapat beberapa alat bantu yang digunakan selama melakukan fisioterapi.
Diantaranya adalah standing frame yang diperuntukkan bagi pasien yang mengalami
keterlambatan perkembangan berdiri atau berjalan, yang bertujuan untuk melatih
kekuatan otot berdiri. Anak yang menggunakan alat ini akan diminta untuk berdiri selama
45 menit. Penggunaan alat ini juga dibantu dengan backslap agar kekutan berdiri lebih
kokoh.

B. PEMBAHASAN
Pertumbuhan dan perkembangan adalah fenomena biologis normal pada semua
makhluk hidup. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan karakteristik yang unik dari
anak-anak dan setiap hambatan dalam proses ini dapat menyebabkan penyimpangan baik

47
pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Proses pertumbuhan dimulai dari saat
konsepsi (pembuahan) dan berlanjut sampai anak tumbuh menjadi dewasa yang matang
sepenuhnya. Pertumbuhan didefinisikan sebagai peningkatan ukuran individu karena
peningkatan jumlah dan ukuran sel, menghasilkan peningkatan keseluruhan. Peningkatan
pertumbuhan ini dapat dilihat, dihargai, dan diukur secara akurat. Pertumbuhan anak
adalah fitur penting dari kehidupan seorang anak, hal ini yang membedakan mereka
dengan orang dewasa. Proses pertumbuhan dimulai dari saat pembuahan dan berlanjut
sampai anak tumbuh menjadi dewasa matang yang sepenuhnya. Sedangkan
perkembangan merupakan proses berkelanjutan dari lahir hingga matang. Dapat
ditekankan bahwa, selain prevalensi 10% dari keterlambatan perkembangan anak,
masalah indentifikasi awal merupakan hal yang tetap sulit dilakukan. Terdapat faktor-
faktor yang berbeda yang terjadi untuk pemeliharaan dan promosi pertumbuhan dan
perkembangan pada anak-anak yaitu sebelum konsepsi, selama kehamilan dan setelah
kelahiran (Uppinakudru & Rao, 2013).
Pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan normal masa kanak-kanak
adalah bagian penting dari pendidikan keperawatan. Pengetahuan yang kuat tentang
pertumbuhan dan perkembangan sangat penting dalam memberikan perawatan yang
optimal dan komprehensif untuk anak dan keluarga. Hal ini juga penting dalam
mendeteksi dan keterlambatan perkembangan pada anak (Ahmed & Richardson,
2013). Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak pasti akan mengalami berbagai
masalah, salah satunya yaitu keterlambatan perkembangan pada anak. Salah satu strategi
untuk mengatasi keterlambatan perkembangan pada anak yaitu dengan fisioterapi.
Secara umum fisioterapi merupakan sutu bentuk pelayanan kesehatan yang di tujukan
kepada individu atau keluarga untuk pengembangan, memelihara dan memulihkan gerak
dan fungsi tubuh sepanjang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual,
peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapi, terapeutik dan mekanis), pelatihan,
fungsi komunikasi (Kemenkes RI NO. 1087/MENKES/SK/VIII/2010, 2010). Fisioterapi
dapat melatih pasien dengan olahraga khusus, penguluran dan bermacam-macam teknik
dan menggunakan beberapa alat khusus untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien
yang tidak dapat diatasi dengan latihan–latihan fisioterapi (Fransisca et al., 2017). Tujuan
dari fisioterapi adalah untuk membantu pada individu atau masyarakat dalam melakukan

48
aktivitas sehari-hari. fisioterapi ini akan menyediakan fasilitas lengkap mulai dari pusat
rehabilitasi medis yang berupa fisioterapi, perancangan tempat rehabilitasi yang
memiliki dokter sebgai salah satu sarana pendukung agar kegiatan terapi berjalan dengan
lancar.
Manfaat dari fisoterapi adalah suatu pengobatan yang berfokus pada kelien yang
membutuhkan pelayanan kesehatan terhadap keterbatasan kondisi fisik, dan membuat
mereka seperti manusia pada umumnya. Pengembangan fisioterapi di Indonesia sudah
waktunya diberi perhatian lebih, mengingat penderita gangguan fisik, kognitif dan emosi
dari segala kelompok usia makin lama makin meningkat. Sejauh ini, penanganan masih
dilakukan secara medis dan kedokteran sehingga ada peluang untuk mengembangkan
terapi alternatif seperti fisioterapi sebagai bagian dari proses penyembuhan. Dari hasil
field trip di Griya Fisio Bunda Novi terkait fisioterapi, kelompok menemukan dua terapi
yang dilakukan oleh terapis yaitu berupa baby massage dan standing frame.

1 Baby Massage
Baby massage merupakan pemberian sentuhan dengan penekanan lembut yang
diberikan pada bayi sebagai pemberian rangsangan seansori yang penting untuk
perkembangan bayi yang optimal ( Pratiwi, 2013 ; Syaukani, 2015). Baby massage
dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, termasuk fisioterapi (IDAI, 2014).
Berdasarkan hasil wawancara baby massage di Griya Fisio Bunda Novy dilakukan
oleh fisioterapis dengan durasi waktu selama 30 menit dan frekuensi pemberian yang
berbeda-beda untuk setiap anak sesuai dengan indikasi ataupun kebutuhan klien. Hal
ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Saeadi (2015) bahwa baby massage
setidaknya dilakukan minimal 30 menit untuk dapat berefek terhadap klien. Berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh bahwa baby massage dilakukan selama 20
menit untuk menurunkan kadar serum bilirubin dalam darah. Tidak ada aturan
tertentu berapa durasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan baby massage yang
dapat memberikan efek terapi, namun poenelitia menyebutkan bahwa pijatan dapat
dilakukan selama 10 menit sampai 20 menit setiap sesinya dan bisa dilakukan dengan
frekuensi pemberian dua kali sampai tiga kali dalam sehari (Basiri et al., 2015; Field
et al., 2010; Saeadi et al., 2015; Smith et al., 2013; Yates et al., 2014)

49
Teknik dasar yang dilakukan oleh fisioterapis Griya Fisio Bunda Novy dalam
pemberian baby massage adalah dengan pijatan lembut yaitu menggunakan teknik
Effleurage (mengusap lembut) dan Petrissage (meremas). Teknik effleurage
merupakan dilakukan dengan menekan dan menggerakkan tangan secara berputar
diseluruh tubuh termasuk bagian tangan dan kaki. Sedangkan teknik Petrissage
(meremas) terdiri dari gerakan membetot (picking up), memeras (wringing), meremas
(squeezing) dan menggelinding (rolling). Teknik ini dapat dilakukan dengan dengan
memegang area yang akan dipijat dengan menggunakan telapak tangan, lalu genggam
lembut, gunakan satu atau dua tangan, tarik sedikit, kemudian lepaskan.
Hal ini sedikit berbeda dengan literature yang didapatkan bahwa terdapat tiga
teknik dasar dalam melakukan baby massage adalah teknik effleurage (mengusap
lembut), petrissage (meremas), dan percussion movement (gerakan perkusi). Gerakan
perkusi dilakukan dengan menepuk-nepuk pada bagian tubuh bayi terutama pada
bagian belakang bayi (pinggul) atau pada bagian tubuh yang berotot besar. Gerakan
ini tidak dilakukan oleh fisioterapis Griya Bunda Novy. Hal ini dikarenakan
menggunakan teknik dasar efflurage dan petrisage sudah dirasa cukup oleh
fisioterapis untuk memberkan efek terapi pada anak.
Area pijatan yang dilakukan oleh fisioterapis dimulai dari daerah distal ke
proksimal yaitu dari ekstremitas ke arah jantung. Hal ini sama seperti literature yang
didapatkan bahwa prinsip dalam pemberian baby massage dilakukan mulai dari distal
(yang jauh dengan sumbu tubuh) ke area proksimal (yang mendekati sumbu tubuh).
Hal ini dilakukan karena bodywork dapat meningkatkan tekanan balik di pembuluh
darah dan berpotensi merusak katup pembuluh darah melalui tekanan yang tidak
semestinya (Lane, 2018).
Berdasarkan hasil wawancara pada salah satu fisioterapis yang melakukan baby
massage di Griya Bunda Novi, beberapa klien melaporkan bahwa manfaat dari
pemberian baby massage dapat meningkatkan kualitas tidur, meningkatkan nafsu
makan, dan relaksasi pada anak. Hal ini sesuai dengan hasil pada beberapa penelitian
yang menunjukkan bahwa pemberian baby massage dapat meningkatkan kualitas
tidur, nafsu makan dan meningkatkan aktivitas vagal sehingga dapat memberikan
efek relaksasi ( Billy, 2015; Riksani, 2012; Yates et al., 2014). Dapat disimpulkan

50
bahwa keuntungan dari baby masaage sangat bermanfaat bagi bayi yang dapat
menunjang untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada bayi.
Terapis yang pada saat itu sedang melakukan baby massage pada An. R. juga
mengatakan bahwa tujuan dari baby massage adalah untuk membantu meningkatkan
nafsu makan bayi, durasi tidur, membuat mood bayi menjadi baik karena baby
massage ini memberikan kenyamanan pada bayi. Hal ini sesuai dengan penelitian
dalam Jurnal berjudul Infant massage: The practice and evidence-base to support it
oleh Cooke (2015) yang memaparkan bahwa manfaat dari baby massage ini selain
dapat meningkatkan berat badan bayi juga baik terhadap kesehatan fisik, mental dan
juga perkembangan bayi. Kesehatan fisik berupa pertumbuhan, durasi tidur,
mengurangi waktu menangis atau stress bayi, dan frekuensi episode penyakit.
Sementara untuk kesehatan mental dan perkembangan anak dapat berupa perilaku
personal sosial dan perkembangan psikomotor, termasuk juga dapat menstimulasi
perkembangan motoriknya. Studi yang dilakukan oleh Mindell, Lee, Leichman &
Rotella (2018) menunjukkan hal yang sama, yaitu bahwa denga pijat bayi dapat
membantu dalam rutinitas tidur malam, dengan pijat yang konsisten juga bermanfaat
dalam meningkatkan jumlah tidur malam pada bayi, persepsi ibu tentang masalah
tidur bayi, kualitas tidur, kemudahan tidur, dan kualitas tidur ibu di pagi hari dan
siang hari.
Dalam jurnal Infant massage: The practice and evidence-base to support it oleh
Cooke (2015) ini juga dikatakan bahwa manfaat pijat ini tidak hanya secara positif
mempengaruhi keadaan suasana hati bayi tetapi juga dapat meningkatkan suasana hati
ibu. Keterikatan emosional antara ibu dan bayi yang dimulai pada hari pertama
kehidupan dimana bayi akan respon terhadap kebutuhan fisik dan emosional dari
ibunya. Karena keterikatan ibu dan bayi adalah hubungan cinta yang unik dan lembut
Oleh karena itu, keterikatan sebagai salah satu proses mendasar untuk meningkatkan
perkembangan psikologis dan untuk menetapkan hubungan bayi dan ibu. Hal ini
sesuai dengan penelitian tentang ibu yang melakukan pijat bayi dapat berkomunikasi
dengan bayi dengan sentuhan (Ays¸e Gürol, PhD & Sevinç Polat, PhD, 2012). Selain
itu efek pijatan bayi dan perlekatan ibu pada ibu dengan bayi sehat dapat menaikan
berat badan bayi prematur (Ays¸e Gürol, PhD & Sevinç Polat, PhD, 2012).

51
Pijat bayi juga efektif pada bayi prematur dan bayi cukup bulan untuk
peningkatan peningkatan pertumbuhan dan perkembangan; mengurangi rasa sakit,
mendorong relaksasi; meningkat kewaspadaan dan pembelajaran; menurunkan
tingkat stres, depresi dan kecemasan; mempromosikan tidur yang tenang dan
membangun kekebalan . Pijat bayi dapat didefinisikan sebagai bentuk stimulasi taktil
yang diterapkan oleh seseorang di mana ada manipulasi jaringan lunak. Penelitian
menurut (Vicente, Veríssimo, & Diniz, 2017) para ibu dari kelompok pijat memiliki
tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dalam memainkan peran karena sesi pijat
sebagai mekanisme dukungan yang kuat untuk orang tua dalam meningkatkan
hubungan dan lebih banyak dukungan untuk lebih percaya diri dalam keterampilan
mereka dan berhasil lebih baik.
Secara keseluruhan, penelitian ini menemukan bahwa rutinitas tidur rutin berbasis
pijat yang konsisten menghasilkan peningkatan berat badan, perbaikan dalam bangun
malam untuk anak dan ibu, persepsi ibu yang mengalami masalah tidur, suasana hati
anak, dan peningkatan kualitas tidur ibu. Walaupun baby massage sudah menjadi
suatu praktik global, akan tetapi untuk para terapis khususnya professional kesehatan
harus berhati-hati dalam merekomendasikan terkait minyak yang digunakan untuk
melakukan baby massage, perlu untuk mengetahui dengan baik terlebih dahulu
tentang efeknya terhadap kulit bayi maupun bayi baru lahir, karena kulit bayi
memiliki tingkat penyerapan yang lebih besar daripada orang dewasa. sehingga bayi
akan mudah atau lebih rentan terhadap efek topical (Cooke, 2015).

2 Standing Frame
Penilaian keseimbangan berdiri dalam populasi anak yang mengalami delay
development motoric berpengaruh pada perkembangan kontrol postural. Umumnya
untuk menilai keseimbangan anak yang mengalami keterlambatan sangat penting
untuk memastikan pengembangan mobilitas dan kemandirian yang aman. Saat ini
tindakan keseimbangan yang ada untuk mengatasi kesenjangan yang ada pada
pediatrik. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Sibley, Beauchamp, Ooteghem,
Paterson, & Wittmeier, 2017) standing frame dapat mengatasi beberapa kesenjangan
yang ada dalam pengukuran pediatrik, dan menjamin pertimbangan untuk validasi

52
pada anak-anak. Hal ini sesuai dengan penelitian (Sibley et al., 2017) bahwa
Implementasi program berbasis rumahan mungkin telah berkontribusi pada
peningkatan keterampilan motorik untuk anak. Penelitian lebih lanjut diperlukan
untuk menentukan efek dari intervensi satnding frame pada pengembangan motorik
fungsional untuk anak-anak dengan CP berat. Pendekatan intervensi denga standing
frame berbasis bukti dapat berhasil diterapkan untuk mengelola anak dengan CP
dalam memnuhi kebutuhan dalm beraktivitas.
Berdasarkan hasil wawancara, pada terapis klinik Fisioterapi Griya Bunda Novi
menggunakan Standing frame yang diperuntukkan bagi pasien untuk melatih
kekuatan otot berdiri. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gibson et
al., tahun 2009 yang menyebutkan bahwa penggunaan standing frame selama 1 jam,
5 hari per minggu, selama 6 minggu menyebabkan perbaikan signifikan pada panjang
otot hamstring anak-anak dengan cerebral palsy. Selain itu, terdapat bukti dasar yang
mendukung bahwa standing frame dapat meningkatkan ADL dari anak (Gibson,
Sprod, & Maher, 2009).

53
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Fisioterapi dan Baby massage merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada
bayi.. Secara garis besar praktik pelayanan baby massage yang dilakukan di Griya Fisio
Bunda Terapi sesuai dengan teori yang ada. Praktik pelayanan fisioterapi dan baby
massage dilakukan oleh fisioterapis dengan durasi waktu tertentu sesuai dengan
kebutuhan anak. Baby massage terbukti dapat meningkatkan kualitas tidur, meningkatkan
nafsu makan dan berat badan, perbaikan mood, dan memberikan efek relaksasi sehingga
dapat membantu tumbuh kembang bayi.
B. SARAN
1 Memodifikasi standing frame dengan menggunakan power lift (alat), sehingga
standing yang bisa dibentuk adalah dengan pronasi, supinasi, dan upright, dan juga
bisa dimodifikasi menggunakn roda sehingga orang tua bisa sambil mendorong
anaknya (tidak menetap pada satu tempat saja).
2 Melibatkan perawat dalam melakukan pengkajian pertumbuhan dan perkembangan
anak.
3 Untuk perawat bisa sebagai ladang enterprenur (nurseprenure) untuk menerapkan
intervensi keperawatan kontemporer khususnya dalam praktik komplemeneter.
4 Perawat dapat bekerjasama dengan inerdisiplin dalam melakukan praktik fisioterapi
pada anak.

54
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D. 2013. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.

Ahmed, A. H., & Richardson, C. (2013). Child growth and development knowledge among
senior nursing students, 3(1), 82–87. https://doi.org/10.5430/jnep.v3n1p82

Ang, J. Y., Lua, J. L., Mathur, A., Thomas, R., Asmar, B. I., Savasan, S., … Shankaran, S.
(2012). A Randomized Placebo-Controlled Trial of Massage Therapy on the Immune
System of Preterm Infants. Pediatrics, 130(6), e1549–e1558.
http://doi.org/10.1542/peds.2012-0196

Aminarti, D. (2013). Pijat dan senam untuk bayi & balita, cetakan ke-1. Yogyakarta: Brilliant
Books.

Ahmed, A. H., & Richardson, C. (2013). Child growth and development knowledge among
senior nursing students, 3(1), 82–87. https://doi.org/10.5430/jnep.v3n1p82

Ang, J. Y., Lua, J. L., Mathur, A., Thomas, R., Asmar, B. I., Savasan, S., … Shankaran, S.
(2012). A Randomized Placebo-Controlled Trial of Massage Therapy on the Immune
System of Preterm Infants. Pediatrics, 130(6), e1549–e1558.
https://doi.org/10.1542/peds.2012-0196

Asri, S., & Purnama, D. (2011). Pengaruh Olah Raga Bayi Untuk Perkembangan Motorik Kasar
Dan Motorik Halus Di Kelurahan Mataram Timur, (10).

Ays¸e Gürol, PhD, R., & Sevinç Polat, PhD, R. (2012). The Effects of Baby Massage on
Attachment between Mother and their Infants, 6. https://doi.org/10.1016/j.anr.2012.02.006

Bartels, N. G., Rösler, S., Martus, P., Stroux, A., Lönnfors, S., Reißhauer, A., & Blume-peytavi,
U. (2011). Effect of baby swimming and baby lotion on the skin barrier of infants aged 3 –
6 months, 2011(Band 9), 1018–1025. https://doi.org/10.1111/j.1610-0387.2011.07710.x

Basiri, M. M., Basiri, Moghadam K., Kianmehr, M., & Jani, S. (2015). The effect of massage on
neonatal jaundice in stable preterm newborn infants: A randomized controlled trial. J. Pak.

55
Med. Assoc., 65, 602–606.

Billy, G. G. (2015). NIH Public Access, 6(9), 790–795.


https://doi.org/10.1016/j.pmrj.2014.02.014.Lumbar

Cooke, A. (2015). Infant massage : The practice and evidence-base to support it, 23(3).

Field, T., Diego, M., & Hernandez, M. (2010). Preterm Infant Massage Therapy Research: A
Review. Infant Behav Dev, 33(2), 115–124.
https://doi.org/10.1016/j.infbeh.2009.12.004.Preterm

Fransisca, O., Hedy, I., Indrani, C., Studi, P., Interior, D., Petra, U. K., & Siwalankerto, J.
(2017). Perancangan Interior Hydroterapi dan Fisioterapi di Surabaya, 5(1), 49–56.

Gibson, S. K., Sprod, J. A., & Maher, C. A. (2009). The use of standing frames for contracture
management for nonmobile children with cerebral palsy. International Journal of
Rehabilitation Research, 32(4), 316–323. https://doi.org/10.1097/MRR.0b013e32831e4501

Gürol, A., & Polat, S. (2012). The effects of baby massage on attachment between mother and
their infants. Asian Nursing Research, 6(1), 35–41.
https://doi.org/10.1016/j.anr.2012.02.006

IDAI. (2014). Stimulasi Pijat: Keamanan dan Manfaat.

Kemenkes RI NO. 1087/MENKES/SK/VIII/2010. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
https://doi.org/10.4018/IJISSCM.2016100104

Meyerhoff, M. (2006). How to Exercise With a Newborn.

Mindell, J. A., Lee, C. I., Leichman, E. S., & Rotella, K. N. (2018). Massage-based bedtime
routine : impact on sleep and mood in infants and mothers. Sleep Medicine, 41, 51–57.
https://doi.org/10.1016/j.sleep.2017.09.010

Okazaki, V. H. A. (2013). Pilot study on infant swimming classes and early motor development
1 , 2, 950–955. https://doi.org/10.2466/10.25.PMS.117x30z2

56
Prastiani, D. B. (2017). HUBUNGAN FREKUENSI BABY SPA DENGAN, 4(November 2016),
80–84.

Pratiwi, A. . (2013). Pengaruh Pijat Bayi terhadap Perkembangan Bayi di Desa Pandak
Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas. Skripsi. Purwokerto: Universitas Jenderal
Soedirman.

Purwanti, S. (2014). Efektifitas Pelaksanaan Senam Bayi Terhadap Peningkatan Perkembangan


Bayi.

Saeadi, R., Ghorbani, Z., & Shapouri, M. A. (2015). The effect of massage with medium-chain
triglyceride oil on weight gain in premature neonates. Acta Med Iran, 53(2), 134–138.

Sibley, K. M., Beauchamp, M. K., Ooteghem, K. Van, Paterson, M., & Wittmeier, K. D. (2017).
Components of Standing Postural Control Evaluated in Pediatric Balance Measures : A
Scoping Review. Archives of Physical Medicine and Rehabilitation, 98(10), 2066–2078.e4.
https://doi.org/10.1016/j.apmr.2017.02.032

Sigmundsson, H. (2009). Child : Baby swimming : exploring the effects of early. Articel, 428–
430. https://doi.org/10.1111/j.1365-2214.2009.00990.x

Smith, S. L., Lux, R., Haley, S., Slater, H., Beechy, J., & Moyer-Mileur, L. J. (2013). The effect
of massage on heart rate variability in preterm infants. Journal of Perinatology, 33(1), 59–
64. https://doi.org/10.1038/jp.2012.47

Syaukani, A. (2015). Petunjuk Praktis Pijat, Senam, dan Yoga Sehat untuk Bayi. Yogyakarta:
Araska.

Uppinakudru, S., & Rao, P. N. (2013). International Journal of Ayurvedic and Herbal Medicine
3 : 5 ( 2013 ) 1337 – 1342 GROWTH AND DEVELOPMENT IN CHILDREN : AN
AYURVEDIC, (March 2015).

Vicente, S., Veríssimo, M., & Diniz, E. (2017). Infant Behavior and Development Infant
massage improves attitudes toward childbearing , maternal satisfaction and pleasure in
parenting. Infant Behavior and Development, 49(December 2016), 114–119.
https://doi.org/10.1016/j.infbeh.2017.08.006

57
Xiu-min, J., Jin-lang, Z., Xian-rong, Y. U., Ting-ting, C., Qiao-yun, C., & Xiu-qin, C. (2014). No
Title, 11(7), 2–5.

Yates, C., Mitchell, A., Boot, M., Williams, D., Lowe, L., & Whit, H. R. (2014). The effects of
massage therapy to induce sleep in infants born preterm. Pediatric Phsy Therapy, 26(4),
405–410.

58

Anda mungkin juga menyukai