Anda di halaman 1dari 17

BAB III

PEMBAHASAN DATA HASIL PRAKTIK LAPANGAN


DI PANGANDARAN
3.1 Sejarah Pangandaran

Pada awalnya desa Pananjung, Pangandaran ini dibuka dan ditempati oleh para nelayan dari
suku sunda. Penyebab pendatang lebih memilih daerah pangandaran untuk menjadi tempat
tinggal karena gelombang laut yang kecil yang membuat mudah untuk mencari ikan, karena
dipantai pangandaran inilah terdapat sebuah daratan yang menjorok ke laut yang sekarang
menjadi cagar alam atau hutan lindung,tanjung inilah yang menghambat atau menghalangi
gelombang besar untuk sampai ke pantai. Disinilah para nelayan menjadikan tempat tersebut
untuk menyimpan perahu yang dalam bahasa sundanya disebut andar setelah beberapa
banyak berdatangan ke tempat ini dan menetap sehingga menjadi sebuah perkampungan yang
disebut pangandaran. Pangandaran berasal dari dua buah kata pangan dan daran yang artinya
pangan adalah makanan dan daran adalah pendatang.jadi pangandaran artinya sumber
makanan para pendatang.

Lalu para sesepuh terdahulu memberi nama Desa pananjung,karena menurut para sesepuh
terdahulu disamping daerah itu terdapat tanjung didaerah inipun banyak sekali keramat-
keramat dibeberapa tempat. Pananjung artinya dalam bahasa sunda pangnanjung-
nanjungna(paling subur atau paling makmur)

Pada mulanya pananjung merupakan salah satu pusat kerajaan, sejaman dengan kerajaan
Galuh pangauban yang berpusat di putrapingan sekitar abad XIV M.setelah munculnya
kerajaan pajajaran dipakuan bogor.Nama rajanya adalah Prabu Anggalarang yang salah satu
versi mengatakan bahwa beliau masih keturunan Prabu Haur Kuning,raja pertama Kerajaan
Galuh Pagauban,namun sayangnya kerajaan pananjung ini hancur diserang oleh para
Bajo(Bajak Laut)karena pihak kerajaan tidak bersedia menjual hasil bumi kepada
mereka,karena pada saat itu situasi rakyat sedang dalam keadaan panceklik(gagal panen).

Pada tahun 1922 pada jaman penjajahan Belanda oleh Y. Everen (Presiden Priangan)
Pananjung dijadikan taman baru, pada saat melepaskan seekor banteng jantan, tiga ekor sapi
betina dan beberapa ekor rusa.

Karena memiliki keanekaragaman satwa dan jenis-jenis tanaman langka, agar kelangsungan
habitatnya dapat terjaga maka pada tahun 1934 Pananjung dijadikan suaka alam dan marga
satwa dengan luas 530 Ha. Pada tahun 1961 setelah ditemukannya Bunga Raflesia padma
status berubah menjadi cagar alam.

Dengan meningkatnya hubungan masyarakat akan tempat rekreasi maka pada tahun 1978
sebagian kawasan tersebut seluas 37, 70 Ha dijadikan Taman Wisata. Pada tahun 1990
dikukuhkan pula kawasan perairan di sekitarnya sebagai cagar alam laut (470,0 Ha) sehingga
luas kawasan pelestarian alam seluruhnya menjadi 1000,0 Ha. Perkembangan selanjutnya,
berdaarkan SK Menteri Kehutanan No.104/KPTS-II/1993 pengusaha wisata TWA Pananjung
Pangandaran diserahkan dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam
kepada Perum Perhutani dalam pengawasan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, Kesatuan
Pemangkuan Hutan Ciamis, bagian Kemangkuan Hutan Pangandaran. (Laporan PKL SMA
Mekar Arum 2016,Deris Dkk : 21)

3.1.2 Pangandaran ketika bagian dari Kabupaten Ciamis

Letak yang strategis dengan pantai yang landai dan terlindung, membuatnya
strategis, terutama dari segi militer. Pantai Pangandaran sangat cocok untuk operasi
pendaratan pasukan lewat laut. Jepang yang pernah menduduki Indonesia melihat hal
tersebut, dan mereka mendirikan basis pertahanan di Pantai Pangandaran. Beteng, bunker,
goa-goa juga menjadi salah satu bukti peninggalan Jepang tersebut.

Situs sejarah peninggalan abad-abad sebelumnya juga ada di Pangandaran ini.


Kayanya objek wisata di daerah Pangandaran dan sekitarnya memberikan kontribusi yang
besar bagi Kabupaten Ciamis. Sayang sekali, Pemerintah Kabupaten Ciamis agaknya kurang
dapat memberikan timbal balik yang maksimal. Jalan sebagai akses utama memasuki
kawasan Pantai Pangandaran masih minim, sempit, dan dibeberapa tempat berlubang atau
bergelombang yang mengurangi kenyamanan pengunjung atau bahkan dapat mencelakakan.

Di lokasi Pantai Pangandaran, penataan sangat tidak terlihat. Semrawut, acak-acakan dan
kumuh menjadi pemandangan minus dari Pantai Pangandaran. Pantai tidak terlihat dari jalan
raya akibat tertutup tenda pedagang (http://ciamissuka-suka.blogspot.co.id/2009/07/pantai-
pangandaran-di-kabupaten-ciamis.html hari jumat tanggal 9 November 2017 pukul 08.44
WIB).

3.1.3 Pemekaran Kabupaten Pangandaran

Kelahiran Kabupaten Pangandaran sebagai daerah otonom baru, didasarkan pada undang-
undang No.21 tahun 2012 Tentang penetapan pemerintahan kabupaten Pangandaran.
Kabupaten pangandaran merupakan salah satu daerah otonom baru di Provinsi Jawa Barat.
Sebelum menjadi Kabupaten, Pangandaran merupakan bagian dari kabupaten Ciamis.
Pembentukan Kabupaten Pangandaran tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses
panjang yang melelahkan dan pengorbanan yang cukup besar. Akan tetapi, untuk
mewujudkan kehidupan yang lebih baik lagi, berbagai elemen masyarakat tidak kenal lelah
memperjuangkan terwujudnya Kabupaten Pangandaran. Kegigihan masyarakat Pangandaran
tersebut karena didorong oleh enam faktor yaitu, ingin mendekatkan pelayanan publik karena
jarak yang cukup jauh dengan kota ciami, ingin mengelola potensi daerah yang tidak
dilakukan secara optimal oleh pemerintah kabupaten ciamis, ingin membuka lapangan kerja
karena tingkat pengangguran di daerah ciamis yang masih cukup tinggi, ingin
menyejahterakan masyarakat pangandaran, ingin melakukan penataan kewilayahan sesuai
dengan kebutuhan, dan meningkatkan stabilitas pertahanan keamanan karena pangandaran
memiliki garis pantai cukup panjang dan langsung berhadapan dengan perairan internasional.
Keenam tersebut belum secara optimal dirasakan oleh masyarakat pangandaran karena
keterbatasan anggaran dan wilayah kabupaten ciamis yang betitu luas.
Selain itu, pangandaran memiliki sumber daya manusia dan sumber daya alam yang
melimpah yang apabila dikelola dengan baik, akan mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pangandaran. Namun, sumber daya tersebut belum secara optimal dikelola
sehingga tidak memberikan dampak signifisikan terhadap kesejahteraan masyarakat
pangandaran. Kondisi tersebut disebabkan oleh ketimpangan struktur anggaran dalam APBD
Kabupaten Ciamis yang mengalokasikan lebih tinggi untuk belanja pegawai daripada untuk
belanja publik.

Kondisi tersebut yang mendorong beberapa tokoh Pangandaran yang dimotori oleh
Supratman b.sc, melakukan audiensi dengan pemerintah Kabupaten Ciamis untuk mengubah
pertimbangan apbd kabupaten ciamis dengan ,meningkatkan anggaran belanja publik. Akan
tetapi, usulan tersebut ditolak oleh pemerintah Kabupaten Ciamis, yang mengakibatkan
lahirnya dua opsi, yakni, (1) tokoh masyarakat Pangandaran ikut dalam Pilkada Kabupaten
Ciamis dan jika menang bisa mengubah APBD; serta (2) memisahkan diri dari kabupaten
ciamis. Dengan mempertimbangkan kekuatan sosial-politik, pada tanggal 18 febuari 2007
para tokoh masyarakat, antara lain Supratman, b.sc, H. Iyos rosbi, H. Adang Hardari, Andis
sose, Soni agustiana, H. Wagiman, H. Ino darsono, H. Ir. Eno Karseno, dan H. Ikin sodikin,
dan tokoh lainnya sepakat memilih opsi kedua sebagai pilihan paling rasional. Untuk
merealisasikan aspirasi tersebut, masyarakat setempat kemudian membentuk forum
paguyuban masyarakat pakidulan (pmp) yang salah satu agendanya adalah menyuarakan
wilayah pangandaran menjadi daerah otonom baru, terlepas dari kabupaten ciamis.

Pada 24 februari 2007, dibentuk panitia kecil dengan susunan personalia supratman,
bsc (ketua), drs. Tudi Hermanto (sekretaris), Moch. Sonny Agustiana s (wakil sekretaris), H.
H Yos Rosbi sebagai bendahara, dan H. Adang Hadari wakil bendahara,. Tugas utama panitia
kecil adalah membuat rancangan pembentukan Kabupaten Pangandaran sebagai daerah
otonomi baru yang harus dilakukan secara prosedural dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangannya yang berlaku. Panitia kecil melakukan komunikasi politik dengan
pemerintah Kabupaten Ciamis, DPRD Kabupaten Ciamis, dan melakukan konsultasi kepada
LPPM Universitas Padjajaran. Langkah tersebut sejalan dengan pernyataan ketua DPRD
Kabupaten Pangandaran Ciamis, Jeje Wiradinarta yang mengatakan bahwa secara
konstitusional pembentukan Kabupaten Pangandaran terbuka untuk dilakukan, tetapi harus
dilakukan secara prosedural. Sebagai bentuk dukungan, dprd kabupaten ciamis memasukkan
rencana melakukan kajian akademik pada tahun anggaran 2008.

Pada tanggal 10 juli 2007, presidium pembentukan kabupaten pangandaran


dibentuk dan pada tanggal 17 juli 2007, deklarasi pembentukan kabupaten pangandaran
dibacalkan oleh ketua presidium, supratman b.sc dihadapan ribuan masyarakat pangandaran
yang datang dari 10 kecamatan di wilayah ciamis selatan.

Berkas usulan pembentukan kabupaten ciamis yang pada saat itu, bupatinya h.
Engkon komara, setelah dilakukan kajian akademik tentang kelayakan pembentukan
kabupaten pangandaran kemudian disampaikan oleh bupati ciamis kepada dprd kabupaten
ciamis untuk dibahas dan mendapat persetujuan. Anggota dprd kabupaten ciamis yang
dimotori oleh ketuanya, jeje wiradinata, ikut memperjuangkan pembentukan kabupaten
pangandaran dengan melakukan lobi-lobi politik agar agar aspirasi tersebut diterima oleh
dprd kabupaten ciamis tanpa melalui voting. Pada tgl 6 februari 2010, dprd kabupaten ciamis
menyetujui pembentukan kabupaten pangandaran yang meliputi 10 kecamatan, yakni:
padaherang,mangunjaya,kalipucang,pangandaran,sidamulih,parigi,cigugur,cijulang,cimerak,
dan langkaplancar, dengan ibu kota parigi.

Setelah mendapatkan 3persetujuan dprd kabupaten ciamis kemudian diajukan oleh


pemerintah provinsi jawa barat. Gubernur jawa barat h. Ahmad heryawan menyampaikan
kepada dprd provinsi jawa barat untuk dibahas dan mendapatkan persetujuan. Pada tanggal
28 agustus 2010, dprd provinsi jawa barat yang diketuai oleh ir. Irfan suryanegara dengan
suara bulat menyetujui rencana pembentukan pangandaran sebagai daerah otonom baru.
Persetujuan itu diteruskan kepada pemerintah pusat ditingkat pusat, proses politik yang
terjadi di dpr ri kembali berjalan alot karena berbagai kepentingan sehingga dpr ri periode
2004-2009 menunda pembahasan rencana pembentukan kabupaten pangandaran. Pada awal
tahun 2011, rencana kerja komisi ii dpr ri, akan tetapi, realisasinya terhambat oleh adanya
kebijakan moratorium dob yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat, pada tahun 2012, wacana
pembentukan kabupaten pangandaran kembali meramaikan situasi politik di indonesia. Agun
gunandjar sudarsa menegaskan bahwa dpr ri memastikan pada tahun 2012 pangandaran akan
menjadi dob karena komisi ii dpr ri harus menjalankan amanat konstitusi sehubungan dengan
undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan peraturan perintah
nomor 78 tahun 2007 tentang pembentukan, penghapusan dan penggabungan daerah belum
dicabut.

Setelah melalui proses yang cukup panjang, pada tanggal 25 oktober 2012, dpr ri yang
di ketuai oleh h. Marzuki ali dengan pemerintah pada rapat paripurna menyetujui rancangan
undang-undang tentang pembentukan kabupaten pangandaran di provinsi jawa barat menjadi
undang-undang. Pada tanggal 16 november 2012 presiden h. Susilo bambang yudhoyono
mengesahkan undang-undang nomor 21 tahun 2012 tentang pembentukan kabupaten
pangandaran di provinsi jawa barat dan diundangkan pada tanggal 17 november 2012
(Laporan PKL SMA Mekar Arum 2018,Deris Dkk : 24)

3.1.4 Peninggalan-peninggalan yang ada di Pangandaran.

1. Stasiun Kereta Api Pangandaran

Stasiun ini dibangun sejak tahun 1921, merupakan Stasiun tersibuk di Kabupaten
Pangandaran saat itu. Karena tempat transit penumpang dan pengangkutan barang serta
rempah-rempah dari hasil perkebunan di Kecamatan Banjar, Banjarsari, Padaherang,
Kalipucang, cijulang dan parigi.

2. Terowongan Wilhemina

Terowongan ini merupakan terowongan terpanjang di Indonesia, terowongan yang


dibangun sejak zaman Belanda ini terletak di Kecamatan Kalipucang. Namun akibat
dihentikannya jalur Banjar Cijulang kini kondisinya pun sangat memperihatinkan, rel
didalamnya sudah hilang entah kemana. Terowongannya pun dipenuhi rumput dan semak
belukar dan terkesan angker.

3. Jalur Kereta Api Banjar-Cijulang

Jalur kereta api ini, menghubungkan kecamatan-kecamatan yang berada di Ciamis


Selatan pada masanya. Pembangunan jalur kereta api ini dibangun pada masa pemerintahan
Hindia Belanda pada tahun 1898 atas usulan F. J Nellensteyn. Pembangunan jalur kereta api
ini dilatar belakangi kepentingan ekonomi, karena dahulu di sekitar Banjar terdapat banyak
perkebunan yang sangat memerlukan sarana transportasi memadai untuk proses
pengangkutan. Semua perkebunan di Wilayah Ciamis selatan merupakan perkebunan milik
kalangan swasta dari Eropa.

4. Gedung Uyeng

Bangunan berarsitektur Belanda ini terletak di Dusun Bojongsari tepatnya di jalan


Babakan KM 0.5 Pangandaran. Bangunan yang sudah terlihat tua ini pun terkesan Angker.
Sejak tanahnya di beli oleh pengusaha Susi Puji Hastuti, bangunan ini terlihat lebih cantik
dan nyaman walaupun suasana sepi masih sangat terlihat akibat dikelilingi tanah kosong yang
luas, buat anda yang pernah makan di Yans Seafood Pangandaran, gedung ini terletak tepat
disebrangnya. Beberapa Photografer lebih suka melakukan hunting ditempat ini. Ditempat ini
juga sering dipakai Syuting film laga pada era 90-an.

5. Goa Jepang

Goa Jepang terletak di Cagar Alam Pantai Pangandaran, goa yang di bangun oleh
pemerintah Jepang pada tahun 1941-1945 bertujuan untuk memantau atau mengawasi
pendataran pihak Belanda di Pantai Pangandaran. Setiap tanggal 17 Agustus warga Jepang
yang berada di Pangandaran melakukan upacara khusus sebagai tanda penghormatan
terhadap nenek moyangnya.

6. Rumah Belanda

Rumah yang ini merupakan rumah yang dibangun oleh orang Belanda saat itu, namun
kini kondisinya sudah rusak parah karena tidak terurus. Rumah yang terletak di desa Paledah
Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran ini pernah menjadi tempat menginap pihak
Belanda ketika akan menyebrang ke sungai Citanduy untuk memantau perkebunan di Jawa
Tengah (https://news.mypangandaran.com/aneka/read/105/6-bangunan-yang -ada-sejak-
zaman-penjajah-di-kabupaten-pangandaran.html hari jumat tanggal 9 November 2017 pukul
08.45 WIB).
3.1.5 Tradisi-Tradisi Pangandaran

3.1.5.1 Tradisi Hajat Laut

Kontroversi hajat laut

Masyarakat pangandaran berpendapat bahwa hajat laut sama sekali bukanlah hal yang bidah
karena menurut mereka sepantasnya kita menjaga dan menghormati serta memelihara
warisan nenek moyang yang sudah menjadi satu kewajiban bagi kita semua untuk
melaksanakannya. Lalu hubungan dengan sesajipun itu tujuanya bukan dipersembahkan
untuk ratu pantai atau nyi roro kidul itu sekedar simbol saja.

Masyarakat hal seperti itu bukan pertama kalinya dipertanyakan, tentang rituan hajat laut ada
yang berpendapat musrik dan tidak musrik. Tapi menurut pandangan masyarakat
pangandaran perbedaan itu wajar saja yang terpenting bagi masyarakat pangandaran jangan
sampai terpecah belah karena perbedaan pendapat. Buktinya masyarakat pangandaran disini
masih bisa bersama, aman dan tentram, sikap ramah tamah dan gotong royong pun terlihat
jelas antar satu individu dengan individu lain.

Melaksanakan ritual yang tidak pernah dilakukan oleh nabi atau suatu praktek yang tidak
pernah terdapat dalam ajaran islam adalah bid’ah. Tetapi perlu kita kaji kembali apakah
dilaksanakan ritual hajat laut itu lebih banyak membawa kebaikan atau keburukan? Jika
melaksanakan hajat laut lebih banyak membawa kebaikan maka bid’ah itu di bolehkan oleh
Allah atau menjadi bid’ah hasanah atau bid’ah yang membawa kebaikan.

Pada dasarnya ritual hajat laut merupakan suatu ibadah, namun dalam kenyataannya
masyarakat pangandaran mengatakan hal tersebut adalah praktek yang bukan bid’ah, jika
dilihat dari tata cara mereka melakukan persembahan seperti sesaji disini terlihat bid’ah,
tetapi ketahui dulu makna kami menganggap sesaji itu hanyalah sebuah simbol, tidak lebih.

Tujuan hajat laut tokoh agama di pangandaran menganggap hajat itu hanyalah sekedar
syukuran saja, jadi dalam melaksanakannya haat laut tidak ada unsur kemusrikan. Karena
tujuan dilaksanakan hajat laut adalah sebagai rasa syukur atas karunia nikmat yang diberikan
oleh oleh Allah karena dengan tradisi dan budaya inilah masyarakat pangandaran mempunyai
tujuan untuk mempererat tali persaudaraan antar satu individu dengan individu lainya
alasannya diadakan hajat laut.

Segala sesuatu yang telah kita raih wajib untuk kita wajib berucap syukur kepada sang
pemberi. Hal inilah yang dilakukan oleh para nelayan dikawasan pantai pangandaran.

Sebagai ucapan terimakasih, mereka (nelayan) menggelar acara syukuran nelayan, yang oleh
masyarakat setempat lebih populer dengan istilah “hajat laut” pantai pangandaran adalah
salah satu objek wisata yang cukup populer di masyarakat indonesia maupun manca negara.
Lokasinya di bagian selatan jawa, masuk dalam wilayah kabupaten ciamis, jawa barat. Untuk
mencapai tempat ini, hanya di perlukan waktu tidak lebih dari 2 jam dari kota ciamis, atau
sekitar 5 jam dari bandung.
Alasan diadakannya syukuran nelayan tersebut sangat sederhana, yakni untuk memberikan
persembahan berupa sesajian kepada penguasa pantai selatan yang telah memberikan
kemakmuran kepada para nelayan selama ini. Mereka bersyukur dan berterimakasih atas
semua kekayaan yang diperairan laut diselatan pulau jawa itu, secara umum, acara yang di
adakan pada setiap bulan suro (penanggalan jawa) itu sangat meriah, dihadiri oleh puluhan
bahkan ratusan ribu orang.

3.1.5.2 Ronggeng Gunung

Ronggeng gunung adalah jenis kesenian daerah khas dari kabupaten Pangandaran yang masih
teteap eksis dan berkembang. Kesenian yang sangat digemari dan disukai oleh kalangan
dewasa ini mempunyai kisah/cerita rakyat yakni kesenian ronggeng gunung merupakan
wangsit dari patih Kidang Pananjung kepada Dewi siti samoja yang pada waktu itu Dewi siti
sedang di rundung malang karena kekasih nya kalah di medan perang. Lirik-lirik lagu dalam
ronggeng gunung merupakan luapan ekspresi jiwa yang sedang kasmaran terhadap kekasih
nya (https://news.mypangandaran.com/aneka/read/106/7-kesenian-tradisional-di-kabupaten-
pangandaran.html hari jumat 8 November 2018 pukul 08.37)

3.1.6 Sejarah Satgas Balawista Pangandaran


Kita tahu semua perkembangan pariwisata dipangandaran cukup berkembang dengan pesat.
Seiring dengan perkembangan pariwisata munculah para pelaku bisnis yang intinya ingin
mendapat keuntungan dari pariwisata. Mereka tidak pernah memikirkan tentang keamanan
dan kenyamanan wisata yang sedang melakukan aktifitas baik di darat maupun dilaut. Sering
sekali menelan korban hingga meninggal dunia, dan belum ada upaya dari untuk menekan
angka kecelakaan, maka berkat kepekaan dari Balawista Bali ( badan penyelamat wisata tirta
), mereka mencoba menawarkan diri untuk bisa memberikan atau mengadakan pelatihan
Balawista
( Lifeguard ) khususnya di wilayah perairan pangandaran dan alhamdulilah disambut baik
oleh Departemen Pariwisata pos telekomunikasi direktorat jenderal pariwisata bekerjasama
dengan departemen tenaga kerja direktorat jenderal pembinaan tenaga kerja. Yang
diselenggarakan pada tanggal 12 s.d 21 maret 1995 dipantai pangandaran yang diikuti kurang
lebih 60 orang yang terdiri dari kesatuan TNi,AL,Polairud dan pemuda setempat. Baru
setelah itu kami membentuk organisasi LSM yang disebut Balawista pangandaran dan pada
tanggal 18-12-1996

3.1.7 Sejarah Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran

kabupaten pangandaran merupakan salah satu daerah otonom baru di provinsi jawa barat.
sebelum menjadi kabupaten, pangandaran merupakan bagian dari kabupaten ciamis.
pembentukan kabupaten pangandaran tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses
panjang yang melelahkan dan pengorbanan yang cukup besar. akan tetapi, untuk
mewujudkan kehidupan yang lebih baik lagi, berbagai elemen masyarakat tidak kenal lelah
memperjuangkan terwujudnya kabupaten pangandaran. kegigihan masyarakat pangandaran
tersebut karena didorong oleh enam faktor, yaitu ingin mendekatkan pelayanan publik karena
jarak yang cukup jauh dengan kota ciamis, ingin mengelola potensi daerah yang tidak
dilakukan secara optimal oleh pemerintah kabupaten ciamis, ingin membuka lapangan kerja
karena tingkat pengangguran di ciamis yang masih cukup tinggi, ingin menyejahterakan
masyarakat pangandaran, ingin melakukan penataan kewilayahan sesuai dengan kebutuhan,
dan meningkat-kan stabilitas pertahanan keamanan karena pangandaran memiliki garis pantai
cukup panjang dan langsung berhadapan dengan perairan internasional. keenam potensi
tersebut belum secara optimal dirasakan oleh masyarakat pangandaran karena keterbatasan
anggaran dan wilayah kabupaten ciamis yang begitu luas.

3.1.8 Sejarah Dinas Sosial Kabupaten Pangandaran


Dinas Sosial Kab.Pangandaran dibentuk pada awal tahun 2017. Meski begitu Dinas ini telah
menyiapkan sejumlah program unggulan untuk membangun Kab.Pangandaran. Dinas Sosial
dan Desa memiliki 3 bidang masing-masing bidang memilii program kerja unggulan sendiri
untk mewujudkan visi dan misi Kab.Pangandaran. Program yang telah disusun di tahun 2017
diantaranya program fakir miskin, Komunitas Adat Terpencil, dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial, program bimbingan sosial dan bantuan bagi lansia terlantar, program
perifikasi dan palidasi penerima bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional.

3.1.9 Sejarah Cagar Alam Kabupaten Pangandaran


Dalam catatan sejarah modern, konsep cagar alam (natural reserve) pertama kali diterapkan
di Jerman pada tahun 1836. Saat itu, pemerintah Prusia membeli kawasan pertambangan
batu, tempat Kastil Drachenfels (Dragons rock) berada. Mereka membeli kawasan itu untuk
melindunginya dari aktivitas penambangan yang merusak alam. Selanjutnya pada tahun 1956
kawasan tersebut ditetapkan sebagai taman nasional.

Di Indonesia, konsep kawasan alam yang dilindungi diperkenalkan oleh Sijfert Hendrik
Koorders, seorang ahli botani yang bekerja di jawatan kehutanan pemerintah Hindia Belanda.
Pada tangga 31 Maret 1913, Koders menandatangani kesepakatan dengan pemerintah kota
praja Depok untuk menetapkan tanah seluas 6 hektar beserta kehidupan liar di dalamnya
sebagai cagar alam. Kini, tempat tersebut telah berubah statusnya menjadi Taman Hutan
Raya Pancoran Mas, Depok.
4.1 Geografi
4.1.1 Letak geografis dan luas daerah kabupaten pangandaran
Kabupaten Pangandaran terdiri dari 10 Kecamatan, berdasarkan letak geografis nya,
Kabupaten Pangandaran berada pada posisi strategis yang dilalu jalan nasional lintas Jawa
Barat-Jawa Tengah dan jalan Nasional Jabar Selatan.
Secara geografis letak nya berada pada koordinat 108’18’ sampai dengan 108’47’ bujur timur
dan 7’30’20’’ sampai dengan 7’50’00’’ Lintang selatan

Luas wilayah Kabupaten Pangandaran yaitu 168.509 Ha dengan luas laut 67.340
Ha.Kabupaten Pangandaran memiliki panjang pantai 91 Km, dan luas Cagar Alam 493,3 Ha

4.1.2 Letak Astronomis dan Geografis Pantai Pangandaran


Secara astronomis terletak antara 60LU-11 0 LS dan 95 0 BT-141 0 BT
1. Terletak antara samudra pasifik dan samudra hindia
2. Terletak diantara benua asia dan benua australia

4.1.3 Perbatasan Wilayah Kabupaten Pangandaran


Utara : Kabupaten Ciamis.
Selatan : Samudera Hindia.
Barat : Kabupaten Tasikmalaya.
Timur : Kabupaten Cilacap
Kabupaten Pangandaran terdiri atas 10 kecamatan yang terdiri atas sejumlah desa dan
kelurahan.Pusat pemerintahan di kecamatan Parigi.
Kabupaten Pangandaran terdiri atas 10 kecamatan,diantaranya:
1. Cigugur,terdiri atas 7 desa anatara lain:Desa Bunisari, Desa Campaka,Desa Cigugur,
Desa Cimindi, Desa Harumandala, Kerta jaya, dan Desa Pager Bumi
2. Cijulang terdiri atas 7 Desa antara lain:Desa batu karas,Desa ciakar, Desa cibanten,
Desa Kertayasa, Desa Cijulang, Desa Kondangjajar dan Desa Margacint
3. Cimerak,terdiri atas 11 Desa antara lain:Desa Batumalang, Desa Cimerak, Desa
Ciparanti, Desa Kertaharja, Desa Legokjawa, Desa Limusgede, Desa Mawasawah,
Desa Mekasari, Desa Sindang sari dan Desa Sukajaya
4. Kalipucang,terdidri atas 9 desa anatara lain:Desa Bagolo, Desa Banjarharja, Desa
Cibuluh, Desa Ciparakan, Desa Emplak, Desa Kalipucang, Desa Pamotan, Desa
Putrapinggan,dan Desa Tunggilis.
5. langkaplancar, terdiri atas 15 desa antara lain : desa bangunjaya,desa bangunkarya
,desa bojong,desa bojong kondang,desa bungur raya,desa cimunggu,desa cisarua
,desa jadikarya,desa jadimulya,desa jayasari, desa karang kamiri,desa langkap
lancar,desa mekar wangi,desa pangkalan,dan desa sukamulya.
6. mangunjaya,terdiri atas 5 desa antara lain:Desa jangraga ,desa kertajaya,desa
mangunjaya,desa sindang laya ,dan desa sukamaju.
7. padaherang terdiri atas 14 desa antara lain:Desa Bojongsari,Desa Cibogo,Desa
Ciganjeng,Desa Karangmulya,Desa Karangpawitan,Desa Karangsari,Desa
Kedungwuluh,Desa Maruyungsari,Desa Padaherang,Desa Paledah,Desa
panyutan,Desa Pasirgeulis,Desa Sindangwangi,dan Desa Sukanagara.
8. Pangandaran,terdiri atas 8 desa antara lain:Desa Babakan,Desa Pagergunung,Desa
Pananjung,Desa Pangandaran,Desa Puurbahayu,Desa Sidomulyo,Desa
Sukahurip,dan Desa Wonoharjo.
9. Parigi,terdiri atas 10 desa antara lain:Desa Bojong,Desa Cibenda,Desa Ciliang,Desa
Cinta Karya,Desa Cintaratu,Desa Karangbeda,Desa Karangjaladri,Desa
Parakanmangu,Desa Parigi,dan Desa Selasari
10. Sidamulih,terdiri atas 7 desa antara lain:Desa Cikalong,Desa Cikembulan,Desa
Kalijati,Desa Kersaratu,Desa Pajaten,Desa Sidamulih,dan Desa
Sukaresik.(desawirausaha.blogspot.com>2015/07 hari kamis tanggal 7 november
2018 pukul 11:55 WIB).
4.1.4 Keadaan pendidikan kabupaten pangandaran

Gambar.1 Jumlah Tingkat Pendidikan di Kabupaten Pangandaran tahun 2015(Sumber: Laporan


PKL SMA Mekar Arum 2018,Deris Dkk : 30)

4.1.5 Persentase usia produktif dan non produktif penduduk pangandaran

usaha produktif 15-64 usaha non produktif 0-15 dan >64

57%
44%

v
Gambar.5 usia produktif dan non produktif penduduk pangandaran tahun 2014
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin pada tahun 2014, perempuan berjumlah
212.022 jiwa dan laki-laki berjumlah 210.564 jiwa. Dengan perincian sebagai berikut:
usia Laki-laki Perempuan Jumlah
0-5 - 13.367 28.030
5-14 38.815 34.979 71.794
15-44 103.503 104.395 207.898
45-64 49.687 49.783 99.470
65+ 16.715 18.596 35.331
(sumber: www.pangandaran.go.id/profil-pangandaran/)

4.1.6 Persentase mata pencaharian

becak perahu bugie/ban bengkel tani pensiunan pertukangan


pesiar 0% 2% 1% 1%
1% wisata
pedagang
9% jasa
20%

pedagang
18%

nelayan
pegawai 30%
18%

Gambar.6 presentase Mata pencaharian (Sumber:blog.uad.ac.id/syaeful


1300001097/2015/01/13/da)

4.1.7 Keanekaragaman Hayati


1. Potensi flora
Dalam kawasan taman wisata alam pangandaran, salahsatu jenis flora langka yang
hidup di taman wisata pangandaran adalah bunga Raflesia Patma. Ada juga jenis
tumbuhan Timokla yang berfungsi untuk pengobatan sakit gigi. Serta tumbuhan
Katulampak mengobati penyakit beser (Laporan PKL SMA Mekar Arum
2016,Deris DKK : 31)
2. Potensi fauna
Beberapa satwa yang dijumpai di kawan taman wisata alam Pangandaran dari
kelompok mamalia antara lain, yaitu:
1. Rusa Jawa
2. Burung tangkareng
3. Monyet
4. Biawak
5. Ular
6. Lutung
7. kelelawar

4.1.8 Ekosistem
Dalam kawan Taman Wisata Alam dapat ditemui beberapa ekosistem diantaranya:
1. Ekosistem pantai pasir di dominasi oleh jeis Kangkung Pantai.
2. Ekosistem pantai di dominasi oleh Butun, Katapang, Nyamplung.
3. Ekosistem hutan alam di dominasi oleh jenis Laban, Kisegel.

4.1.9 Gua-gua yang terdapat di Cagar Alam

1. Gua Parat (Gua Keramat).


2. Gua Miring (Gua Cemped)
3. Gua Sumur mudal
4. Gua Lanang
5. Gua Panggung
6. Gua Cirengganis
7. Gua Karang Bolong

5.1 Sosiologi

5.1.1 Kajian Sosiologi di Masyarakat Pangandaran


5.1.1.2 Perubahan sosial Masyarakat Pangandaran
Ada beberapa perubahan sosial yang terjadi di masyarakat Pangandaran.
Perubahan tersebut meliputi beberapa faktor, yaitu faktor ekternal dan faktor internal. Faktor
internal yang terjadi di Pangandaran dari pemikiran masyarakat yang masih tradisional
menuju ke pemikiran yang lebih modern.
Faktor eksternal yang terjadi di Pangandaran salah satunya adalah alam yang di
miliki oleh Pangandaran dan dimanfaatkan untuk Pariwisata. Dan masyarakat Pangandaran
juga memanfaatkan pengaruh kebudayaan asing untuk masyarakat itu sendiri karena
pengaruh kebudayaan asing juga bermanfaat jika diambil hal yang positif untuk kepentingan
masyarakat kepentingan itu sendiri
Masyarakat Pantai Pangandaran, sudah terpengaruh oleh budaya luar yang masuk
secara tidak sengaja, terjadinya akulturasi kebudayaan yang mereka tidak sadari bahwa itu
adalah perubahan budaya yang sangat cepat masuk dan diterima oleh masyarakat setempat,
karena mereka semua terbuka terhadap budaya baru yang masuk ke wilayahnya. Di Pantai
Pangandaran banyak turis asing yang tanpa sengaja mendatangkan budaya baru, mulai dari
makanan, dan sampai pakaian, bahkan perilakupun tidak sedikit banyak ditiru oleh
masyarakat setempat.

5.1.1.3 Stratifikasi Sosial Masyarakat Pangandaran


Stratifikasi sosial adalah pembedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang
menempatkan seseorang pada keas-kelas sosial yang berbeda-beda dan memberikan hak serta
kewajiban yang berbeda-beda pula antara individu pada suatu lapisan sosial lainnya.
Mata Pencaharian di Kabupaten Pangandaran berbeda-beda yaitu :
a) Nelayan : 32%
b) Pedagang : 28%
c) Pegawai : 13%
d) Petani : 2%
e) Jasa : 21%
f) Becak : 1%
g) Perahu Pesiar : 1%
h) Pensiunan : 1%
i) Pertukangan : 1%
j) Bengkel : 1%
k) Bugie/ban : 1%

5.1.1.4 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial


Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang atau
keluarga yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan
fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan
lingkungannya sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan
sosial) secara memadai dan wajar.
Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan,
keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial maupun perubahan lingkungan (secara mendadak)
yang kurang mendukung atau menguntungkan. Menurut Kepentingan Sosial RI, saat ini
tercatat ada 26 jenis PMKS dengan batasan pengertian dan kriteria sebagai berikut:

1. Anak balita terlantar adalah seorang anak berusia 5 (lima) tahun kebawah yang
ditelantarkan orangtuanya atau keluarga yang berada didalam keluarga yang tidak mampu
sehingga hak-hak dasarnya semakin tidak terpenuhi serta anak diekploitasi untuk tujuan
tertentu.
2. Anak terlantar adalah seorang anak berusia 5 (lima) sampai 18 (delapan belas) tahun yang
mengalami perlakuan salah dan ditelantarkan oleg orangtua atau keluarga.
3. Anak berhadapan dengan hukum adalah seorang anak berusia 6 (enam) sampai 18 (delapan
belas) tahun dan belum menikah, 1). Yang diduga, disangka, didakwa, atau dijatuhi pidana
karena melakukan tindak pidana. 2). Yang menjadi korban tindak pidana atau
melihat/mendengar sendiri terjadinya suatu tindak pidana.
4. Anak jalanan adalah seorang anak berusia 5-18 tahun, dan anak yang bekerja atau
dipekerjakan dijalanan yang sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup
sehari-hari.
5. Anak dengan Kedisabilitasan (ADK) adalah seorang yang berusia 18 tahun kebawah yang
mempunyai kelainan fisik atau mental yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan
dan hambatan bagi dirinya untuk melakukan fungsi jasmani, rohani, maupun sosialnya.
6. Anak memerlukan perlindungan khusus adalah anak usia 0 sampai 18 tahun dalam situasi
darurat, anak korban perdagangan atau penculikan, anak korban kekerasan fisik atau mental,
anak korban eksploitasi, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi serta dari komunitas
adat terpencil, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotoprika,
dan zat adiktif lainnya (NAPZA) serta anak yang terinfeksi HIV/AIDS.
7. Lanjut Usia Telantar adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun sosial.
8. Tuna Susila adalah seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan sesama atau
lawan jenis secara berulang-ulang dan bergantian diluar perkawinan yang sah dengan tujuan
mendapatkan imbalan uang, materi atau jasa.
9. Gelandang adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan yang tidak sesuai dengan norma
kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak mempunyai pencaharian dan
tempat tinggal yang tetap serta mengembara di tempat umum.
10. Pengemis adalah orang-orang yang mendapat penghasilan meminta-minta ditempat
umum dengan berbagai cara dengan alasan untuk mengharapkan belas kasihan orang lain.
11. Pemulung adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan cara mengais langsung
dan pendaur ulang barang-barang bekas.
12. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah seseorang yang telah terinfeksi HIV dan
membutuhkan pelayanan sosial, perawatan kesehatan, dukungan dan pengobatan unuk
mencapai kalitas hidup yang optimal.
13. Korban Penyalahgunaan NAPZA adalah seseorang yang tidak sengaja menggunakan
NAPZA karena dibujuk, dipercaya, ditipu, dipaksa dan/atau diancam untuk menggunakan
NAPZA.
14. Korban tTindak Kekerasan adalah orang (baik individu, keluarga maupun kelompok)
yang mengalami tindak ekerasan, baik sebagai akibat dari penelantaran, perlakuan salah,
eksploitasi, diskriminasi dan bentuk kekerasan lainnya maupun orang yang berada dalam
situasi yang membahayakan dirinya sehingga menyebabkan fungsi sosialnya terganggu.
15. Perempuan Rawan Sosial Ekonomi seorang perempuan dewasa berusia 18-59 tahun
belum menikah atau janda dan tidak mempunyai penghasilan cukup untuk dapat memenuhi
kebutuhan pokok keluarga.
6.1 Penghasilan Di Kabupaten Pangandaran
6.1.1 Pedagang
Pedagang menjualkan daganganya sebagian besar pedagang asin asongan, dalam setiap
akhir pekan biasanya Pedagang ini mampu menjual jambal roti tak kurang dari 10
bungkus, tapi sekarang untuk menjual 5 bungkus saja sangat sulit.
6.1.2 Nelayan
Biasanya para nelayan dapat menghasilkan pendapatan dari perhari, kadang jika
pengunjung sedang banyak bisa menghasilkan banyak, kurang lebih dari 7jt, dan mereka
berkontribusi lebih dari 80% pada produksi ikan. Dalam hal pembagian pendapatan,
pemerintah melalui Undang-undang tentang Perikanan telah mengatur sistem bagi hasil
yang dianggap cukup adil, yaitu: 60% untuk pemilik perahu, dan 40% untuk nelayan
pekerja. Namun, kondisi di Kabupaten Pangandaran belum tentu menikuti aturan
pemerintah.
6.1.3 Pedagang Kaki Lima

Anda mungkin juga menyukai