Grand Theory
Grand Theory
NIM : A1C013115
GRAND THEORY
SIGNALING THEORY
Teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar
modal. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen
perusahaan dan pihakpihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori
sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-
sinyal pada pengguna laporan keuangan.
Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah
perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa
informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan
keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan
bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal
menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi
asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa
mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang
lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan
membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan
menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate Kualitas keputusan investor
dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan
perusahaan dalam laporan keuangan.
Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang
timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di
masa mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan. Informasi yang berupa
pemberian peringkat obligasi perusahaan yang dipublikasikan diharapkan dapat
menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu dan menggambarkan
kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki.
Teori signal juga dapat membantu pihak perusahaan (agent), pemilik (prinsipal),
dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan menghasilkan
kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk memastikan pihak-pihak
yang berkepentingan meyakini keandalan informasi keuangan yang disampaikan pihak
perusahaan (agent), perlu mendapatkan opini dari pihak lain yang bebas memberikan
pendapat tentang laporan keuangan.
Menurut Chariri dan Ghozali (2007), dalam teori akuntansi positif terdapat tiga
hubungan keagenan yaitu:
1. Hubungan manajemen dengan pemilik (pemegang saham), manajemen
akan cenderung menerapkan akuntansi yang kurang konservatif atau
optimis apabila kepemilikan saham yang ada di perusahaan lebih rendah
dibandingkan dengan kepemilikan saham eksternal. Agen atau manajer
tersebut ingin agar kinerjanya dinilai bagus dan mendapatkan bonus
(bonus plan), maka manajer cenderung meningkatkan laba periode
berjalan. Namun, prinsipal atau pemegang saham hanya menginginkan
deviden maupun capital gain dari saham yang dimilikinya. Sebaliknya, jika
kepemilikan manajerial lebih tinggi dibanding pemegang saham
eksternal, maka manajemen cenderung melaporkan laba yang lebih
konservatif. Adanya rasa memiliki dari manajer terhadap perusahaan yang
tinggi membuat manajer lebih berkeinginan untuk memperbesar
perusahaan. Penerapan akuntansi yang konservatif menyebabkan
terdapat cadangan dana tersembunyi yang cukup besar untuk dapat
meningkatkan investasi perusahaan. Aset akan diakui dengan nilai
terendah, sehingga nilai pasar lebih besar daripada nilai buku dan
terbentuklah goodwill.
2. Hubungan manajemen dengan kreditor, apabila rasio hutang atau ekuitas
perusahaan tinggi maka kemungkinan bagi manajer untuk memilih
metode akuntansi yang konservatif atau yang cenderung menurunkan
laba semakin besar. Hal ini dikarenakan kreditor dapat mengawasi
kegiatan operasional manajemen, sehingga pihaknya meminta
manajemen agar melaporkan laba yang konservatif demi keamanan
dananya.
3. Hubungan manajemen dengan pemerintah, manajer akan cenderung
melaporkan laba secara konservatif atau secara hati-hati untuk
menghindari pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah, para analis,
dan masyarakat. Perusahaan yang besar akan lebih disoroti oleh pihak-
pihak tersebut dibanding perusahaan kecil. Perusahaan besar harus
dapat menyediakan layanan publik dan tanggung jawab sosial yang lebih
baik kepada masyarakat sebagai tuntutan dari pemerintah dan juga
membayar pajak yang lebih ringgi sesuai dengan laba perusahaan yang
tinggi.