Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ASI merupakan makanan pertama dan utama bagi bayi yang bernilai gizi tinggi serta
terjangkau. Pola pemberian ASI yang dianjurkan adalah pemberian ASI segera atau 30 menit hingga 1
jam setelah melahirkan, selanjutnya pemberian asi saja atau menyusui secara eksklusif hingga bayi
usia 6 bulan dan pemberian makanan tambahan dan pemberian makanan tambahan setelah umur 6
bulan serta tetap memberikan asi diteruskan sampai umur 2 tahun (UNICEF/WHO/IDAI,2005;22).

Kejadian diare dapat terjadi 3-14 kali lebih tinggi pada anak-anak yang diberi susu formula
dibandingkan dengan anak yang hanya diberi asi.Memberikan asi kepada bayi anada bukan saja
memberikan kebaikan bagi bayi tapi juga keuntungan untuk ibu, proses menyusui menguntungkan ibu
dengan terdapatnya lactational infertility, hingga memperpanjang child spacing (Pud pudjiadi,2000).

Salah satu penyebab rendahnya pemberian asi eksklusif yaitu kurangnya pengetahuan ibu yang
berdampak pada perilaku ibu dalam menyusui. Untuk mengubah perilaku ibu dalam pemberian asi
tersebut diperlukan banyak upaya, salah satunya melalui pendidikan kesehatan. Pemberian pendidikan
kesehatan tentang asi eksklusif mampu mengubah perilaku, siakp ibu dalam menyusui dan dapat
menambah pengetahuan ibu mengenai asi eksklusif (WINARSIH, RESNAYATI, & SUSANTI
2007,hlm.50).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasaarkan latar belakang di atas , maka disusun rumusan masalah sebagai berikut :
bagaimakah gambaran tingkat pengetahuan dan sikap ibu mengenai asi eksklusif sebelum dan setelah
diberikan penyuluhan di wilayah kerja puskesmas simeulue timur.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan asi eksklusif terhadap pengetahuan dan sikap ibu di
wilayah kerja puskesmas simeulue timur.

1|
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, dan
sumber informasi.
2. Mengidentifikasi pengetahuan responden tentang asi eksklusif
3. Mengidentifikasi sikap responden tentang asi eksklusif
4. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan asi eksklusif terhadap pengetahuan ibu.
5. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan asi eksklusif terhadap sikap ibu.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam upaya peningkatan cakupan program.
2. Sebagai sumber informasi untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian
asi eksklusif
3. Mempromosikan tentang pentingnya pemberian asi eksklusif, dan saran yang membangun
untuk penelitian selanjutnya.

2|
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Susu Ibu (ASI)

2.1.1 Pengertian ASI

Air susu ibu adalah suatu emulsi dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik
yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayi yang mengandung
nutrisi-nutrisi dasar dan elemen dengan jumlah yang sesuai, untuk pertumbuhan bayi yang sehat. Asi
tidak memberatkan fungsi traktus digestivus dan ginjal yang belum berfungsi baik pada bayi yang baru
lahir. Karena asi sangat mudah dicerna system pencernaan yang masih rentan, bayi mengeluarkan lebih
sedikit energy dalam mencerna asi, sehingga ia dapat menggunakan energy selebihnya untuk kegiatan
tubuh lainnya, pertumbuhan dan perkembangan organ sehingga dapat menghasilkan pertumbuhan fisik
yang optimum (PUDJIADI, 2005)

2.1.2 Volume ASI

Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat asi mulai menghasilkan
asi.Aapabila tidak ada kelainan, pada 4 hari pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 100-300
ml dalam sehari. Dari jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 300-450 ml per hari
pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua. Pada hari ke 10 sampai seterusnya volume bervariasi
yaitu 300-850 ml per hari tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi. Volume asi pada tahun
pertama adalah 400-850 ml perhari, tahun ke 2 200-400 , dan sesudahnya 200 ml perhari
(MANAJEMEN LAKTASI, 2004).

2.1.3 Komposisi ASI

Komposisi asi berubah menurut stadium penyesuaian sesuai dengan kebutuha bayi pada saat
itu. Asi yang dihasilkan sampai minggu pertama (colostrums) komposisinya berbeda dengan asi yang
dihasilkan kemudian (asi peralihan dan asi matur). Asi yang dihasilkan ibu yang melahirkan kurang
bulan komposisinya berbeda dengan asi yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan cukup bulan.
Demikian pula komposisi ASI yang dihasilkan saat bayi mulai menyusui dan akhir fase menyusui.

3|
Menurut stadium laktasinya, terdapat tiga bentuk ASI dengan karakteristik dan komposisi
berbeda yaitu:

a. Stadium Kolostrum
Di sekresi pada 4 hari pertama setelah persalinan yang diproduksi sebesar 150-300
ml/hari. Komposisi kolostrum ASI lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI
matur, tetapi berlainan dengan ASI matur dimana protein yang utama adalah casein,
pada kolostrum protein yang utama adalah globulin, khususnya tinggi dalam level
immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan
mencegah alergi makanan. Kolostrum juga berfungsi sebagai pencahar (pembersih usus
bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera
bersih dan siap menerima selanjutnya. Jumlah energy dalam kolustrum hanya 58
kal/100 ml.

b. ASI Transisi/ Peralihan


ASI yang diproduksi pada hari kelima sampai ke sepuluh, jumlah volume ASI semakin
meningkat tetapi komposisi protein semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang
semakin tinggi, hal ini untuk memenuhi kebutuhan bayi karena aktivitas bayi yang mulai
aktif dan bayi sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan. Pada masa ini pengeluaran ASI
mulai stabil.

c. ASI Matang/Matur
Adalah ASI yang dikeluarkan pada hari ke 10 sampai seterusnya dengan volume
bervariasi yaitu 300-850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulus pada saat laktasi. ASI
matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi
sampai 6 bulan setelah 6 bulan bayi mulai dikenalkan dengan makanan pendamping selain
ASI.

4|
PROPERTI ASI SUSU SAPI SUSU FORMULA
KONTAMINASI Tidak Ada Mungkin ada Ada bila dicampurkan
BAKTERI
ANTI INFEKSI Ada Tidak ada Tidak ada
FAKTOR Ada Tidak ada Tidak ada
PERTUMBUHAN
PROTEIN Jml sesuai dan mdh dicerna Terlalu banyak dan Sebagian diperbaiki
sukar dicerna
Kasein:whey 40:60 Kasin :whey 80:20 Disesuaikan dengan asi
Whey:alfa Whey:betalactoglobulin
LEMAK -Cukup asam lemak -Kurang A L E -Kurang A L E
essensial (A L E ), - Tdk ada lipase -Tdk ada DHA dan AA
DHA/AA -Tdk ada lipase
-Mengandung lipase
ZAT BESI Jumlah kecil tapi mudah Banyak tidak dapat Ditambahkan ekstra
dicerna diserap dengan baik tidak diserap dengan
baik
VITAMIN Cukup Tidak cukup vit A, C Vit ditambahkan
AIR Cukup Perlu tambahan Mungkin perlu
tambahan
Sumber : Konseling menyusui : Pelatihan untuk tenaga kesehatan : kerjasama
WHO/UNICEF/BK.PP.ASI/2000

Dari beberapa penelitian telah dibuktikan bahwa komposisi ASI yang diproduksi oleh ibu yang
melahirkan bayi kurang bulan (ASI premature) berbeda dengan ASI yang diproduksi oleh ibu yang
melahirkan bayi cukup bulan (ASI matur). Pada bayi yang lahir sebelum waktunya (preterm) ASI yang
dihasilkan ibu memiliki kuantitas IgA, laktoferin dan lysozym yang lebih banyak dibandingkan ASI
dari ibu yang melahirkan tepat waktu karenaa kondisi bayi masih belum dalam keadaan optimal untuk
beradaptasi dan lebih rentan terhadap permasalahan kesehatan (Neonatal division AIIMS,2005)

5|
Selanjutnya komposisi ASI yang dihasilkan saat bayi mulai menyusu dan akhir fase menyusu.
Pada awal fase menyusu ASI (5 menit pertama) yang dikeluarkan disebut foremilk, airsusu encer dan
bening yang hanya mengandung sekitar 1-2 g/dl lemak, susu ini berasal dari payudara yang berisi, air
susu yang encer ini akan membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu
berikutnya disebut hindmilk yang merupakan ASI yang dihasilkan pada saat akhir menyusui (setelah
15-20 menit), air susu yang kental dan putih ini berasal dari payudara yang keriput/mulai kosong,
mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan memberikan sebagian
besar energy yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting diperhatikan agar bayi banyak memperoleh
air susu ini (Mizuno, K.et.al.,2008).

2.1.4 Zat Gizi dalam ASI

1. Karbohidrat

Karbohidrat dalam asi yang utama adalah laktosa, yang jumlahnya berubah-ubah setiap hari
menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi. Misalnya hidrat arang dalam kolustrum untuk tiap 100 ml
ASI adalah 5,3 gram, dan dalam ASI peralihan 6,24 gram, ASI hari ke 9 adalah 6,72 gram; ASI hari ke
30 adalah 7 gram.Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7:4 yang berarti ASI terasa lebih
manis dibandingkan dengan PASI, kondisi ini menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI dengan
baik cenderung tidak mau minum PASI.

Produk dari laktosa adalah galaktosa dan glukosamin. Galaktosa merupakan nutrisi vital untuk
pertumbuhan jaringan otak dan juga merupakan nutrisi medulla spinalis, yaitu untuk pembentukan
myelin (pembungkus sel saraf). Laktosa meningkatan penyerapan kalsium dan magnesium yang sangat
penting untuk pertumbuhan tulang, terutama pada masa bayi untuk proses pertumbuhan gigi dan
perkembangan tulang. Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap bayi yang mendapat ASI Eksklusif
menunjukkan rata-rata pertumbuhan gigi sudah terlihat pada bayi berumur 5 atau 6 bulan, dan
gerakkan motorik kasarnya lebih cepat.

Laktosa oleh fermentasi didalam usus akan diubah menjadi asam laktat. Asam laktat ini
membuat suasana diusus menjadi lebih asam, kondisi ini sangat menguntungkan karena akan
menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat yang subur bagi bakteri

6|
usus yang baik yaitu lactobacillus bifidus karena proses pertumbuhan dibantu oleh
glucosamine(pudjiaji, 2004).

2. Protein

Protein dalam ASI merupakan bahan baku pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Protein
sangat cocok karena unsure protein didalamnya hampir seluruhnya terserap oleh system pencernaan
bayi. Hal ini disebabkan karena protein ASI merupakan kelompok protein whey, protein yang sangat
halus, lembut, dan mudah dicerna sedangkan komposisi protein yang ada didalam susu sapi adalah
kasein yang kasar, bergumpal dan sangat sukar dicerna oleh bayi.

1) Lemak

Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang merupakan lemak
kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna serta mempunyai jumlah yang cukup tinggi.
Docosahexaenoic acid (DHA) dan Arachidonic acid ( AA) merupakan asam lemak tak jenuh rantai
panjang yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA
dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Selain itu DHA
dan AA dalam tubuh dapat disintesa dari substansi prekursornya yaitu Asam Linolenat dan Asam
Linoleat.

Sumber utama kalori dalam ASI adalah Lemak. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi
tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi asam
lemak dan gliserol oleh enzim lipase dalam ASI (Dadhich,J.P., Dr.2007).

2) Mineral

Zat besi dan kalsium didalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan jumlahnya
tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Walaupun jumlah kecil tidak sebesar susu sapi tetapi dapat diserap
secara keseluruhan dalam usus bayi. Berbeda dengan susu sapi yang jumlahnya tingginamun
sebagian besar harus dibuang melalui system urinaria maupun percernaan karena tidak dapat
dicerna. Kadar mineral yang tidak dapat diserap akan memperberat kerja usus bayi untuk
mengeluarkan, mengganggu keseimbangan dalam usus bayi, dan meningkatkan pertumbuhan
bakteri yang merugikan yang akan mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal sehingga bayi
kembung, gelisah karena konstipasi atau gangguan metabolism.

7|
3) Vitamin

Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat dalam
ASI dalam jumlah yang cukup. Namun pada minggu 1 usus bayi belum mampu membentuk
vitamin K, sedangkan bayi setelah persalinan mengalami perdarahan perifer yang perlu dibantu
dengan pemberian vitamin K untuk proses pembekuan darah. Dalam ASI, vitamin A, D, C, ada
dalam jumlah yang cukup, sedangkan golongan vitamin B, kecuali Riboflavin dan Pantotenik
sangat kurang. Tetapi tidak perlu ditambahkan karena bias diperoleh dari menu yang dikonsumsi
ibu.

2.1.5 Kandungan Antibodi Dalam ASI

ASI mengandung macam-macam substansi antiinfeksi yang melindungi bayi terhadap infeksi
tertama bilamana kebersihan lingkungan tidak baik. Factor-faktor proteksi dalam ASI tersebut dapat
dilihat dari table berikut :

NO KOMPOSISI PERANAN
1. Faktor bifidus Mendukung proses perkembangan bakteri yang
menguntungkan dalam usus bayi untuk mencegah
pertumbuhan bakteri yang merugikan seperti E.Coli
patogen
2. Laktoferin dan Transferin Mengikat zat besi sehingga zat besi tidak digunakan
oleh bakteri pathogen untuk pertumbuhannya.
3. Laktoperoksidase Bersama dengan peroksidase hydrogen dan ion
tiosianat membantu membunuh streptococcus
4. Faktor Antistaphilococcus Menghambat pertumbuhan Staphilococcus pathogen.
5. Sel limfosit dan makrofag Mengeluarkan zat anti bodi untuk meningkatkan
imunitas terhadap penyakit.
6. Komplemen Memperkuat fagosit
7. Immunoglobulin Memberikan kekebalan terhadap infeksi.
8. Lizosim Memiliki fungsi bakteriostatik terhadap enterobakteri
dan bakteri gram negative.
9. Interferon Menghambat pertumbuhan virus.

8|
10 Faktor pertumbuhan epidermis Membantu pertumbuhan selaput usus bayi sebagai
perisai untuk menghindari zat-zat merugikan yang
masuk ke peredaran darah.
Sumber : Karyadi, 2003

2.1.6 Manfaat ASI

ASI sebagai makanan utama bayi mempunyai manfaat terhadap bayi, antara lain sebagai
berikut:

1. ASI sebagai makanan alamiah yang baik untuk bayi, mudah dicerna dan memiliki
komposisi, zat gizi yang ideal sesuai degan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
2. ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Di dalam
usus laktosa akan di fermentasi menjadi asam laktat yang bermanfaat untuk:
- Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat pathogen
- Meragsang pertumbuhan organisme mikroorganisme yang dapat menghasilkan
asam organic dan mensintesa beberapa jenis vitamin
- Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral seperti calcium, magnesium.
3. ASI mengandung zat pelindung (antibody) yang dapat melindungi bayi selama 0-6 bulan
pertama
4. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi
5. ASI ekslusif sampai enam bulan menurunkan resiko sakit jantung anak pada masa dewasa.

Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui bayi juga memberikan manfaat bagi ibu :

1. Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya rahim ke bentuk


semula.
2. Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil.
3. Menunda kesuburan. Pemberian ASI dapat digunakan sebagai cara mencegah
kehamilan. Namun, ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu : bayi belum diberi
makanan lain; belum berusia enam bulan; dan ibu belum haid.
4. Menimbulkan perasaan dibutuhkan dan memperkuat hubungan batin antara ibu dan
bayi.
5. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.

9|
Manfaat lain dari pemberian ASI pada bayi untuk keluarga, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Aspek ekonomi, ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan
untuk membeli susu formula dapat diguanakan untuk keperluan lain.
2. ASI sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.
3. Mengurangi biaya pengobatan. Bayi yang mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat
menghemat biaya untuk berobat.

2.2 Laktasi

2.2.1 Fisiologi Laktasi

Laktasi atau menyusui yaitu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI. Proses laktasi
dipengaruhi oleh beberapa factor salah satunya adalah factor hormonal. Mulai dari bulan ketiga
kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormone yang menstimulasi munculnya ASI dalam system
payudara progesterone, estrogen, prolaktin, oksitosin, human placental laktogen (HPL).

Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Pada fase terakhir
kehamilan, payudara wanita memasuki fase Laktogenesis I. Saat itu payudara memproduksi kolostrum,
yaitu cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesterone yang tinggi mencegah
produksi ASI sebenarnya.

Saat melahirkan, keluarnya placenta menyebabkan turunnya tingkat hormone progesterone,


estrogen, HPL secara tiba-tiba, namun hormone prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi
ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase Laktogenesis II. Apabila payudara dirangsang, level
prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level
sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormone prolaktin menstimulasi sel didalam
alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormone ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian
mengindikasikan bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak,
yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.
Proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru
merasakan payudara terasa penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan.

Sistem control hormone endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari
pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, system control autokrin dimulai. Fase

10 |
ini dinamakan Laktogenesis III. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan
memproduksiASI dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan
secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI
sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering
payudara dikosongkan. Terdapat dua reflex pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu:

1. Refleks prolaktin
Dalam putting susu terdapat banyak ujung saraf sensoris. Bila ini dirangsang, maka timbal
impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya ke kelenjar hipofisis anterior sehingga kelenjar
ini mengeluarkan hormone prolaktin, hormone inilah yang berperan pada produksi ASI.
Prolaktin dibentuk lebih banyak pada malam hari.
2. Refleks Aliran (let down reflex)
Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis anterior, tetapi
juga ke kelenjar hipofisis posterior, yang mengeluarkan hormone oksitosin. Hormon ini
berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran,
sehingga ASI dipompa keluar. Oksitosin juga memacu kontraksi otot rahim sehingga involusi
makin cepat dan baik. Tidak jarang perut ibu terasa mulas pada hari-hari pertama menyusui dan
ini adalah mekanisme alamiah untuk kembalinya rahim ke bentuk semula. (Guyton,2003)

Jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan, oleh
karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) yaitu
IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga scara tidak langsung dapat
meningkatkan hormon oksitosin yang dapat merangsang produksi ASI.

Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat:

1. Struktur mulut dan rahang yang kurang baik


2. Teknik pelekatan yang salah
3. Kurang sering menyusui atau memerah payudara
4. Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
5. Jaringan payudara hipoplastik

11 |
2.3 ASI Eksklusif

Yaitu memberikan ASI saja selama bayi berumur 0-6 bulan. ASI tanpa bahan makanan lain
dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar enam bulan, setelah itu ASI hanya
berfungsi sebagai sumber protein, vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan
tambahan yang tertumpu pada beras. Pengenalan makanan tambahan dimulai pada usia enam bulan
dan bukan empat bulan, karena pertama dari hasil penelitian jumlah komposisi ASI masih cukup untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi
berumur enam bulan.

Dari segi kebutuhan cairan dan energi, bayi usia enam bulan dengan berat badan ideal 7,5 kg
membutuhkan intake cairan sebesar 750 ml/hari, dengan kebutuhan kalori 750kkal/hari, serta protein
18,75 gr/hari. Ibu dengan bayi usia 6 bulan, ASI yang diproduksi 300-850 ml/hari dengan kandunagn
kalori sebesar 70kkal dan protein sebesar 1,3 gram tiap 100 ml ASI, karena selama itu selama kurun
waktu 6 bulan ASI mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi. Setelah 6 bulan volume pengeluaran ASI
menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus
mendapat makanan tambahan.

Pada saat bayi berumur enam bulan pencernaannya mulai matur. Setelah berumur enam bulan
usus bayi mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang masuk. Hal ini dikarenakan pori-pori
jaringan usus bayi yang pada awalnya berongga seperti saringan pasir yang memungkinkan bentuk
protein ataupun kuman akan langsung masuk dalam system peredaran darah dan dapat menimbulkan
alergi, akan tertutup rapat setelah bayi berumur enam bulan (Manajemen laktasi, 2004).

Tabel 3 Kebutuhan cairan, kalori dan protein bayi menurut U/BB

Umur Kebutuhan per hari


Cairan Kalori Protein
(ml) (kkal) (gr)
1 bulan ± 500 ± 350 8,75
3 bulan ± 600 ± 600 15
4 bulan ± 650 ± 650 16,25
5 bulan ± 700 ± 700 17,5

12 |
6 bulan ± 750 ± 750 18,75
7 bulan ± 800 ± 800 20
8 bulan ± 850 ± 850 21,25
9 bulan ± 900 ± 900 22,5
10 bulan ± 950 ± 950 23,75
11 bulan ± 1000 ± 1000 25
12 bulan ± 1050 ± 1050 26,25
2 tahun ± 1600 ± 1600 32

2.4 kerangka Konsep

Penyuluhan Pemberian ASI eksklusif

- Ceramah
- Poster
- Leaflet

SEBELUM SESUDAH

1. Pengetahuan Ibu 1. Pengetahuan Ibu


2. Sikap Ibu 2. Sikap ibu

13 |
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja posyandu Puskesmas Simeulue Timur pada bulan
Februari 2019.

3.3 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan pendekatan one group pretest-postest
untuk mengetahui perubahan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang ASI eksklusif sebelum dan
sesudah penyuluhan di posyandu Puskesmas Simeulue Timur. Pada rancangan ini tidak ada kelompok
pembanding (control).

3.4 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi di posyandu Simeulue Timur pada
bulan Februari 2019 yang diambil secara acak.

3.5 Metode Pengumpulan Data

3.5.1 Data primer

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi: pengetahuan dan sikap ibu hamil
tentang ASI eksklusif yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden dengan
menggunakan kueisioner yang diberikan kepada responden sebelum dan sesudah penyuluhan.

3.5.2 Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari Simeulue Timur , yaitu data mengenai demografi penduduk serta
gambaran umum mengenai kecamatan Simeulue Timur dan jumlah ibu menyusui dan ASI eksklusif.

14 |
3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan leaflet.

3.7 Defenisi Operasional

1. Penyuluhan ASI eksklusif adalah suatu usaha penyebarluasan informasi tentang ASI eksklusif
kepada ibu hamil dengan menggunakan metode ceramah dan leaflet.
2. Pengetahuan ibu adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tentang pemberian ASI eksklusif
sebelum dan sesudah penyuluhan menyangkut semua yang diketahui ibu tentang ASI eksklusif.
3. Sikap ibu adalah respon ibu atau tanggapan ibu terhadapa ASI eksklusif sebelum dan sesudah
penyuluhan.

3.8 Aspek Pengukuran

1. Pengetahuan

Kuesioner pengetahuan ibu terdiri atas 15 pertanyaan. Pemberian skor dilakukan berdasarkan
ketentuan, jawaban benar diberi skor 1, dan jawaban salah diberi skor 0. Sehingga skor total yang
tertinggi adalah 15. Skor yang diperoleh masing-masing responden dijumlahkan, dibandingkan dengan
skor maksimal kemudian dikalikan 100.

Dengan memakai skala pengukuran, menurut Hadi Pratomo dan Sudarti (1986), yaitu:

1. Baik, bila jawaban responden benar >75% dari total nilai angket pengetahuan.
2. Sedang, bila jawaban responden benar 40%-75% dari total nilai angket pengetahuan.
3. Kurang, bila jawaban responden benar <40% dari total nilai angket pengetahuan.

Maka penilaian terhadap pengetahuan responden yaitu:

1. Skor 12-15 = baik


2. Skor 7-11 = sedang
3. Skor <7 = kurang

2. Sikap

Sikap ibu diukur dengan memeberikan 10 pertanyaan menggunakan kuesioner dengan ketentuan:

15 |
- Jawaban sangat setuju diberi nilai 3
- Jawaban setuju diberi nilai 2
- Jawaban tidak setuju diberi nilai 1

Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh responden maka ukuran tingkat sikap ibu hamil
menurut Pratomo (1990):

a. Kategori baik, apabila nilai yang diperoleh responden lebih besar dari 75%
b. Kategori sedang, apabila nilai yang diperoleh responden 40%-75%
c. Kategori kurang, apabila nilai yang diperoleh responden kurang dari 40%

Maka penilaian terhadap sikap responden yaitu:

1. Skor 24-30 = baik


2. Skor 13-23 = sedang
3. Skor <13 = kurang

16 |
BAB IV
HASIL

4.1 Data Dasar KIA Januari-September 2017


Puskesmas Jlh Penduduk Jlh Jlh Bumil Jlh PUS Jlh bayi Jlh balita
Bulin L P
Simeulue Timur 20.346 350 367 2812 166 168 1847

4.2 Data kesehatan Masyarakat Primer

Grafik 1. Pencapaian ASI Eksklusif di wilayah Puskesmas Pintu Angin


Januari-September 2014
50.00%
40.00%
30.00% Cakupan ASI Eksklusif

20.00% Column2

10.00% Column1

0.00%
Bayi Laki-laki Bayi Perempuan

4.3 Karakteristik Responden


4.3.1 Umur Responden
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
NO UMUR (TAHUN) JUMLAH PERSENTASE (%)
1 18-24 10 33,33
2 25-31 12 40,00
3 >31 8 26,67
TOTAL 30 100

Berdasarkan table 4 menunjukkan bahwa umur responden terbanyak adalah 25-31 dengan
jumlah orang (40,00%) dan yang paling sedikit berumur >31 yaitu 8 orang (26,67)

17 |
4.3.2 Pendidikan
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pendidikan

NO PENDIDIKAN JUMLAH PERSENTASE (%)


1 SD 10 66,67
2 SMP 5 16,67
3 ≥SMA 5 16,67
TOTAL 30 100

4.3.3 Pekerjaan

Responden hampir secara keseluruhan tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yaitu 24 orang
(80%). Bekerja sebagai buruh tani 3 orang (10%) dan sebagai pekerja wiraswasta 3 orang (10%).

4.4 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Sebelum (pre-test) dan Sesudah (post-
test) diberikan penyuluhan

Grafik 2.menjelaskan adanya perubahan tingkat pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan pada responden. Perbedaan tingkat pengetahuan ini disebabkan karena penyuluhan yang
diberikan kepada responden sehingga bias membantu responden meningkatkan pengetahuannya
tentang ASI Eksklusif.

Grafik 2 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ASI Esklusif

30

25

20 Baik
15 Sedang

10 Kurang

0
Pre-test Post-test

18 |
Berdasarkan hasil pre-test didapatkan hasil tingkat pengetahuan responden sebelum
diberikan penyuluhan adalah sebanyak 19 orang (63,3%) berada pada kategori baik, 7 orang
(23,3%) pada kategori sedang dan sebanyak 4 orang (13,3%) berkategori kurang. Dapat
dikatakan bahwa umumnya tingkat pengetahuan responden tentang ASI eksklusif cukup baik.
Sementara itu setelah dilakukan pos-test didapatkan hasil, bahwa tingkat pengetahuan
responden setelah diberikan penyuluhan berkategori baik sebanyak 26 orang (86,7%), sedang
sebanyak 4 orang (13,3%) dan tidak ada dalam kategori kurang. Bisa dikatakan bahwa tingkat
pengetahuan responden mengalami peningkatan menjadi lebih baik setelah diberikan
penyuluhan.

4.9 Gambaran Sikap Ibu Tentang ASI Ekslusif Sebelum (pre-test) dan Sesudah (post-test)
diberikan penyuluhan
Pada grafik 3 dapat dilihat bahwa sikap responden terbanyak sebelum diberikan
penyuluhan adalah sebanyak 7 orang (56,7%) berada pada kategori sedang, 11 orang (36,7%)
berada pada kategori baik dan sebanyak 2 orang (6,7%) dengan kategori kurang. Dapat
dikatakan bahwa sikap responden tentang ASI eksklusif sebelum diberikan penyuluhan sejalan
dengan pengetahuannya terhada hal yang sama. Kemudian setelah dilakukan penyululuhan
adalah sebnyak 24 orang (80,0%) berkategori baik, sebanyak 6 orang (20,0%) berada pada
kategori sedang. Artinya ada pengaruh penyuluhan terhadap sikap responden setelah dilakukan
penyuluhan yang ditandai dengan meningkatnya responden yang memiliki sikap baik terhadap
hasil post-test.
Grafik 3 Gambaran Sikap Ibu tentang ASI eksklusif

25

20
Baik
15
Sedang
10
Kurang
5

0
Pre-test Post-test

19 |
4.10 Hasil Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Berdasarkan Karakteristik Responden pada
saat Pre-test

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik responden
menunjukkan bahwa semua kelompok umur berkategori pengetahuan baik lebih banyak dibanding
kategori lain. Kelompok umur 18-24 lebih banyak mempunyai kategori pengetahuan baik dibanding
kelompok umur lainnya yaitu 70%. Untuk kategori pengetahuan kurang lebih banyak pada kelompok
umur >31 yaitu 25%.

Untuk pendidikan responden, responden dengan pendidikan ≥SMA secara keseluruhan memiliki
kategori pengetahuan baik yaitu 100%. Sedangkan untuk kategori pengetahuan sedang dan kurang
paling banyak terdapat pada kelompok responden dengan pendidikan SD.

Kategori Pengetahuan
Kelompok Jumlah
No Baik Sedang Kurang
Umur
n % n % n % n %
1 18-24 7 70,00 2 20,00 1 10,00 10 100
2 25-31 8 66,67 3 25,00 1 8,33 12 100
3 >31 4 50,00 2 25,00 2 25,00 8 100
Total 30 100
Pendidikan n % n % n % n %
1 SD 10 50,00 6 30,00 4 20,00 20 100
2 SMP 4 80,00 1 20,00 - - 5 100
3 ≥SMA 5 100,00 - - - - 5 100
Total 30 100

20 |
4.11 Hasil Tabulasi Silang Sikap Responden Berdasarkan Karakteristik Responden pada saat
Pre-test

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat sikap dengan karakteristik responden
menunjukkan kelompok umur 18-24 dan 25-31 lebih banyak berada pada kategori sikap sedang.
Responden yang menunjukkan sikap baik lebih pada kategori umur >31. Sedangkan berdasarkan
pendidikan responden, responden dengan pendidikan SD dan SMP lebih banyak mempunyai sikap
sedang. Responden dengan pendidikan ≥SMA lebih banyak bersikap baik terhadapa program ASI
eksklusif.

Kategori Sikap
Kelompok Jumlah
No Baik Sedang Kurang
Umur
n % n % n % n %
1 18-24 3 30,00 7 70,00 - - 10 100
2 25-31 3 25,00 9 75,00 - - 12 100
3 >31 5 62,50 1 12,50 2 25,00 8 100
Total 30 100
Pendidikan n % n % n % n %
1 SD 8 40,00 10 50,00 2 10,00 20 100
2 SMP - - 5 100,00 - - 5 100
3 ≥SMA 3 60,00 2 40,00 - - 5 100
Total 30 100

21 |
BAB V

PEMBAHASAN DAN DISKUSI

5.1 Pengetahuan Ibu tetang ASI Ekslusif Sebelum Diberikan Penyuluhan

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil adalah
pengetahuan gizi. Seseorang yang mempunyai pengetahuan gizi yang baik, diharapkan akan memiliki
perilaku pemberian ASI eksklusif yang baik. Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku
menurut WHO yang dikutip Notoatmodjo (2003) adalah dengan pemberian informasi untuk
meningkatkan pengetahuan sehingga menimbulkan kesadaran dan dapat dilakukan dengan penyuluhan.

Karakteristik ibu mencakup umur, pendidikan pekerjaan bisa mempengaruhi proses perubahan
perilaku. Umur responden rata-rata masih dalam kategori usia produktif memungkinkan mereka masih
mampu untuk menangkap informasi yang diberikan dan bisa mengingatnya kembali. Begitu juga
dengan karakteristik pekerjaan. Responden yang mayoritas sebagai ibu rumah tangga 100% sangat
mendukung dalam menyediakn waktu untuk mendengarkan penyuluhan, membaca leaflet, dan
mencoba melakukan tindakan penyuluhan yang dianjurkan.

Berdasarkan tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik responden


menunjukkan bahwa semua kelompok umur berkategori pengetahuan baik lebih banyak dibanding
kategori lain. Kelompok umur 18-24 lebih banyak mempunyai kategori pengetahuan baik dibanding
kelompok umur lain yaitu 70%. Untuk kategori pengetahuan kurang lebih banyak pada kelompok
umur >31 yaitu 25%.

Untuk pendidikan responden, responden dengan pendidikan ≥SMA secara keseluruhan


memiliki kategori pengetahuan baik yaitu 100%. Sedangkan untuk kategori pengetahuan sedang dan
kuran paling banyak terdapat pada responden dengan pendidikan SD.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa pendidikan formal seseorang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan gizinya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
semakin tinggi pula kemampuan seseorang untuk menyerap pengetahuan praktis baik dalam pendidkan
formal dan non formal (Berg, 1987).

22 |
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan penyuluhan
ASI eksklusif mayoritas baik (63,3%) dan dengan pengetahuan sedang adalah 23,3%. Jika dilihat dari
tingginya persentase ibu hamil yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif cukup
baik, hal ini mungkin disebabkan karena atifnya responden dalam mengikuti posyandu dan aktifnya
kader dan tenaga kesehatan dalam promosi kesehatan.

Berdasarkan grafik 1 menjelaskan bahwa seluruh responden mengalami peningkatan


pengetahuan baik setelah diberikan penyuluhan. Peningkatan tersebut terutama dalam hal manfaat
utama ASI eksklusif pada bayi. Sebelum diberikan penyuluhan tidak ada responden yang menjawab
pertanyaan secara benar, serta dalam hal pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, pada umumnya
ibu masih beranggapan pemberian ASI eksklusif cukup sampai usia 3 bulan.

Berbagai keunggulan mengenai manfaat pemberian ASI eksklusif sealama 6 bulan, mulai dari
pertumbuhan fisik yang sempurna, perkembangan kecerdasan yang pesat, hingga kematangan
emosional seorang anak, terpacu berkat ASI eksklusif selama 6 bulan.

5.2 Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Sesudah diberikan Penyuluhan

Berbagai keunggulan mebgenai manfaat pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, mulai dari
pertumbuhan fisik yang sempurna, perkembangan kecerdasan yang pesat, hingga kematangan
emosional seorang anak, terpacu berkat ASI eksklusif selama 6 bulan.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap


pengetahun ibu hamil. Setelah dilakukan pos-test didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan
responden setelah diberikan penyuluhan adalah baik sebanyak 26 orang (86,7%), sedang sebanyak 4
orang (13,3%) dan tidak ada yang kurang.

Peningkatan yang signifikan terdapat pada pengetahuan tentang manfaat utama ASI eksklusif
bagi bayi. Setelah diberikan penyuluhan pengetahuan ibu hamil terhadap indikator ASI eksklusif sudah
baik dibandingkan sebelum diberika penyuluhan. Disamping itu identitas ibu yang mencakup umur
dapat mempengaruhi proses perubahan perilaku. Umur ibu yang rata-rata masih usia produktif
memungkinkan mereka masih mampu untuk menerima informasi yang diberikan dan bisa
mengingatnya kembali.

23 |
Hal ini sesuai dengan penelitian Astuti dkk (2002), bahwa metode pendidikan kesehatan
dengan penyuluhan (ceramah) dapat meningkatkan pengetahuan setelah dilakukan post-test
dibandingkan dengan pengetahuan pre-test. Dalam penelitiian Bart (1994), mengatakan bahwa perilaku
yang dilakukan atas dasar pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada perilaku yang tidak didasari
dengan pengetahuan. Jadi pengetahuan yang memadai sangat dibutuhkan ibu hamil terutama dalam
pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan.

5.3 Sikap Ibu tentang ASI Eksklusif Sebelum Diberikan Penyuluhan

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau
objek. Manifestasi sikap tidak dapat terlihat, tetapi hanya dapat ditafsikan terlebih dahulu dari perilaku
tertutup. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
tindakan suatu perillaku.

Pendidikan kesehatan adalah proses belajar. Pendidikan kesehatan membantu agar orang
mengambil sikap bijaksana terhadap kesehatan dan kualitas hidup. Penyuluhan merupakan suatu
metode dalam pendidikan kesehatan yang dapat merubah sikap seseorang menjadi lebih baik. Hal ini
terbukti dari sikap responden seelah diberikan penyuluhan memberikan perubahan yang berarti dari
sikap negatif menjadi positif bahkan sangat positif.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat sikap dengan karakteristik responden
menunjukkan kelompok umur 18-24 dan 25-31 lebih banyak berada pada kategori sikap sedang.
Responden yang menunjukkan sikap baik lebih pada kategori umur >31. Sedangkan berdasarkan
pendidkan responden, responden dengan pendidikan SD dan SMP lebih banyak mempunyai sikap
sedang. Responden dengan pendidikan ≥SMA lebih banyak bersikap baik terhadap program ASI
eksklusif.

Sikap yang kurang dari ibu hamil sebelum (pre-test) diberikan penyuluhan antara lain: sikap
ibu terhadap pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, bayi yang diberikan ASI eksklusif jarang
sakit dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula, waktu pemberian makanan tambahan pada
saat bayi berusia di atas 6 bulan.

5.4 Sikap Ibu tentang ASI Eksklusif Sesudah Diberikan Penyuluhan

24 |
Pada grafik 2 dapat dilihat bahwa sikap responden terbanyak sebelum diberikan penyuluhan
adalah sebanyak 17 orang (56,7%) berada pada kategori sedang, 11 orang (36,7%) berada pada
kategori baik dan sebnyak 2 orang (6,7%) dengan kategori kurang. Kemudian setelah diberikan
penyuluhan adalah sebanyak 24 orang (80,0%) berkategori baik, sebanyak 6 orang (20,0%) berada
pada kategori sedang. Artinya ada pengaruh penyuluhan terhadap sikap responden setelah dilakukan
penyuluhan yang ditandai dengan meningkatnya responden yang memiliki sikap baik berdasarkan hasil
post-test, serta ada kemungkinan juga sikap yang sudah ada terbentuk karena faktor sosiial budaya di
lingkungan tempat tinggal.

Dengan adanya intervensi berupa penyuluhan ternyata dapat mempengaruhi peningkatan sikap
seseorang terhadap suatu hal. Sikap ibu hamil tentang ASI eksklusif dipengaruhi oleh pengetahuan ibu
terhadap hal yang sama serta ada kemungkinan juga sikap yang sudah ada terbentuk karena faktor
social budaya di lingkungan sekitar tempat tinggal.

Menurut Purwanto (1993) sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari
sepanjang perkembangan orang tersebut dalam hubungan dengan objeknya. Dalam hal ini pengetahuan
yang diberikan melalui penyuluhan kepada ibu hamil membantu pembentukan sikap ibu hamil
terhadap hal yang sama.

25 |
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian ASI Ekslusif
di wilayah kerja puskesmas pintu angin
2. Ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat sikap ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di
wilayah kerja puskesmas pintu angin

6.2 Saran

1. Upaya meningkatkan pengetahuan, sikap ibu tentang ASI Ekslusif dapat lakukan dengan
salah satu metode penyuluhan yaitu metode ceramah dan pembagian leaflet.
2. Diharapkan bagi petugas promosi kesehatan di Puskesmas agar memberikan penyuluhan
tentang ASI Eksklusif serta penyuluhan gizi lainnya kepada masyarakat terutama dengan
metode ceramah guna membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat serta membantu
mewujudkan pencapaian pemberian ASI Eksklusif.

26 |
DAFTAR PUSTAKA

Arafah, Nur. 2010. Gambaran Perilaku Ibu Menyusui Tentang Pemberian ASI Ekslusif Di Kecamatan
Sibolga Selatan Kota Sibolga Tahun 2008.Medan: FK USU

Aridin, Siregar.2004. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Bagian
Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera utara.
Medan:FK USU

BPNI.2007. Production of breastmilk, establishing breastfeeding skill and the composition of


breastmilk.http://www.bnpi.com

Dadhich, J.P Dr. 2007. Suscessful Infart and Young Child


Feeding.http://www.bnpi.org/Presentation/Successful_Exclusive_Breastfeeding.pdf

Emilia, Rika.2009. Pengaruh Penyuluhan ASI eksklusif terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil
Di Mukim Laure-E Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue (Nad) Tahun 2008.
Medan:FKM USU

Linkages.2002. Pemberian ASI Eksklusif: Satu-satunya sumber cairan yang dibutuhkan bayi usia
dini. Academy for educational. http://www.linkagesproject.org

Nelson E Waldo.2007. Text Book of Pediatric 18th edition. Philadelphia: Saunders

Notoadmodjo, Soekidja.2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta

Pudjiadji, Solihin. 2005. Ilmu Gizi Klinik pada anak Edisi keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Kedokteran

Purwanti. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif, Buku Kedokteran. Jakarta:EGC

Puskesmas pintu angin. 2014. LB3 Gizi Pintu angin 2014. Sibolga

Safitri Dian.2007. Dasar-dasar Pemberian Susu Formula Pada bayi.


http://www.babycenter.com/refcapp/babyfeeding/9195.html

27 |
USAID Likages Project. 2004. Exclusive Breastfeeding: The Only Water Source Young Infants Need
– Frequently Asked Questions, Washington DC

U.S. Department of Health and Human Services on Women’s Health. 2007. An Easy Guide to
Breastfeeding. http://www.womenshealth.gov/pub/BF.General.pdf

WHO. 2001. The Optimal Duration of Exclusive Breastfeeding. Geneva: Department of nutrition for
Health and Development (NHD)

Petunjuk Pengisian:
1. Semua pertanyaan dalam kuesioner ini harus dijawab
2. Berilah tanda checklist(√) pada kolom yang telah disediakan.

28 |
3. Setiap pertanyaan dijawab hanya dengan satu jawaban yang sesuai menurut keadaan
ibu.
I. DATA DEMOGRAFI
1. Umur ibu : Tahun
2. Pendidikan : □ SD □SLTP □SLTA □Perguruan tinggi
3. Pekerjaan :
4. Jumlah anak :
5. Sumber informasi : □ Koran, makalah, buku (media cetak)
□ TV, Radio (Media elektronik)
□ Dari orang lain (Media massa)

II. Pengetahuan Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif

NO Pernyataan Alternatif Jawaban

B S
1 ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan paling
sempurna bagi bayi.

2 ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa


makanan dan minuman tambahan lain pada bayi
berumur 0-6 bulan.

3 ASI yang keluar pada hari pertama sampai hari


ketiga atau keempat yang biasanya berwarna
kuning atau kekuning-kuningan disebut kolostrum.

4 Kolostrum mengandung zat kekebalan lebih banyak


dari susu setelah 1 minggu.

5 Manfaat pemberian ASI salah satunya adalah


meningkatkan jalinan kasih sayang.

29 |
6 ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum
menjadi ASI matang disebut ASI transisi/jolong.

7 ASI dapat meningkatkan daya penglihatan dan


kepandaian berbicara.

8 Bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif lebih


jarang sakit dibandingkan bayiyang mendapatkan
ASI Eksklusif.

9 ASI bersifat praktis dan mudah diberikan kepada


bayi tapi tidak bersih.
10 Cara memperbanyak ASI adalah disusui sesering
mungkin serta asupan makanan ibu yang bergizi
serta yang banyak mengandung cairan.

11 Pemberian ASI merupakan metode pembelajaran


makanan yang baik, terutama bayi berumur kurang
dari 4 bulan.

12 Manfaat pemberian ASI pada ibu adalah untuk


mempercepat involusi uterus (kembalinya uterus
kebentuk semula) sebagai metode alat kontrasepsi
alamiah, menjarangkan kehamilan, praktis serta
mengurangi kemungkinan terjadinya kanker rahim.

13 Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut


dengan cara menyentuh pipi dengan putting susu
dan menyentuh sisi mulut bayi.

14 ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus

30 |
menyiapkan atau memasak air dahulu.

15 Proses pemberian ASI yang lancar memungkinkan


asupan .

III. Sikap Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif


a. SS (Sangat Setuju)
b. S (Setuju)
c. TS (Tidak Setuju)
d. STS (Sangat tidak setuju)

NO Pernyataan Alternatif Jawaban


SS S TS STS
1 Ibu harus membersihkan payudaranya dengan
sabun sebelum menyusui bayinya

2 Saya lebih mementingkan pekerjaan daripada


memberikan susu bayi

3 Ibu harus member colostrums pada bayinya dri hari


pertama sampai hari ketiga

4 Bila ibu lelah pada malam hari lebih baik suami


memberi susu formula untuk bayi

5 Susu formula yang mahal saat ini sudah lengkap


dibandingkan air susu ibu

6 Air susu ibu sering membuat bayi mencret

31 |
7 Bila dalam perjalanan,sebaiknya ibu tidak
menyusui karena malu

8 Kalau putting susu ibu terbenam dapat


ditanggulangi dengan memijat dan menarik putting
susu 2 bulan sebelum persalinan

9 Air susu Ibu tidak harus diberikan sampai 6 bulan


lebih baik dilanjutkan sampai 2 tahun

10 Bagi ibu yang bekerja ASI dapat diganti dengan


susu formula

32 |

Anda mungkin juga menyukai