Jurnal Cem Ceman Kel 5
Jurnal Cem Ceman Kel 5
ABSTRAK
Kata kunci :Cananga odorata, minyak cem-ceman, kualitas minyak cem-ceman bunga
kenanga
PENDAHULUAN
Tanaman kenanga (Cananga odorata) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil
minyak atsiri (Sastrohamidjojo, 2002) . Menurut Burdock dkk (2001) bunga kenanga (Cananga
odorata) merupakan bunga yang berasal dari beberapa negara di Asia Tenggara khususnya
Filipina, Thailand dan Indonesia. Bunga kenanga yang berasal dari Indonesia khususnya Jawa
yaitu bunga kenanga spesies Cananga odorata forma macrophylla dapat menghasilkan minyak
kenanga. Sementara itu, bunga kenanga yang berasal dari Filipina dan Thailand yaitu bunga
kenanga spesies Cananga odorata forma genuina dan Cananga odorata forma fruticosa dapat
menghasilkan minyak ylang-ylang.
Bunga kenanga yang berwarna kuning kehijauan dan kuning dapat menghasilkan minyak
dengan kualitas yang baik. Minyak kenanga banyak digunakan dalam industri flavor, parfum,
kosmetika, farmasi, sabun, aromaterapi dan spa (Burdock dkk, 2001) . Minyak kenanga
merupakan salah satu jenis minyak yang memiliki aroma khas yaitu beraroma floral dan
berwarna kuning muda hingga kuning tua. Kenanga juga dapat digunakan sebagai bahan
tambahan pembuatan minyak cem-ceman yang berbahan baku minyak kelapa.
Menurut Alamsyah (2005) Minyak kelapa selain digunakan sebagai minyak goreng,
bahan margarin dan mentega putih, komponen dalam pembuatan sabun serta formulasi
kosmetika juga dapat digunakan sebagai minyak pijat, kerik, dan minyak cem-ceman (Sutarmi
dan Rozaline, 2006).Pada umumnya minyak cem-ceman bunga kenanga diperoleh dengan cara
maserasi, enfleurasi danentrapping .Metode maserasi adalah cara ekstraksi yang dilakukan
dengan cara merendam bahan dalam pelarut selama beberapa hari pada temperatur kamar dan
terlindung dari cahaya dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan (Syamsuni, 2006).
Metode entrapping (pemerangkapan) dilakukan dengan pemerangkapan aroma bunga
dalam wadah tertutup. Karakteristik minyak cem-ceman aroma bunga kenanga (Cananga
odorata)yang dihasilkan dipengaruhi oleh metode pembuatan yang digunakan.Salah satunya
yaitu metode maserasi dan entrappingPraktikum ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
mutu minyak cem-ceman yang dihasilkan menggunakan perbedaan metode pembuatannya.
METODE PRAKTIKUM
a. Metode Praktikum
Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui karakterisasi minyak cem-ceman bunga kenanga
dengan perbedaan metode pembuatannya. Metode yang digunakan yaitu maserasi dan
entrapping.
d. Cara Pembuatan
Tahap pertama yang dilakukan adalah persiapan bahan. Bunga kenanga (Cananga
odorata) dirajang dan ditimbang sebanyak 15 gram menggunakan neraca analitik. 30 gram
minyak kelapa dimasukkan kedalam sloki atau beaker glass. Perbandingan antara minyak
dengan bunga kenanga baik metode maserasi maupun entrapping adalah 2:1.
Pada metode maserasi minyak dan rajangan bunga kenanga dimasukkan kedalam beaker
glass, selanjutnya beaker glas dimasukkan kedalam toples dan ditutup rapat, kemudian
didiamkan selama + 24 jam. Sedangkan pada metode entrapping 30 gram minyak kelapa
dimasukkan kedalam sloki. Sloki dimasukkan kedalam toples, selanjutnya rajangan bunga
kenanga ditaburkan mengelilingi gelas sloki.Toples ditutup rapat dan didiamkan selama + 24
jam. Minyak cem-ceman yang sudah jadi disaring untuk memisahkan minyak dengan bunga.
Terakhir yakni di uji karakteristik mutunya.
e. Metode Analisis
Pengamatan yang dilakukan meliputi analisis perbedaan warna, aroma dan uji kesukaan
panelis terhadap minyak cem-ceman yang dihasilkan.
Warna
Pengukuran terhadap warna minyak cem-ceman dilakukan dengan menggunakancolor reader
Pertama-tama .color reader diaktifkan dengan menekan tombolon. Pengukuran diawali dengan
standarisasi alat. Ujung lensa alat ditempelkan pada permukaan minyak cem-ceman yang akan
diamati. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali dan dirata-rata. L (Lightness) menunjukkan
tingkat terangnya suatu warna dimana 0 menunjukkan warna hitam dan 100 menunjukkan
warna putih. a menunjukkan warna hijau dan merah, dimana a+ adalah merah dan a- adalah
hijau. Sedangkan b menunjukkan warna biru dan kuning dimana b+ adalah kunign dan b-
adalah biru.
Aroma
Karakteristik mutu minyak cem-ceman berdasarkan aroma diamati dengan mencium aroma
minyak cem-ceman setelah disimpan selama + 24 jam.
Uji Kesukaan
Pada uji kesukaan secara keseluruhan dalam jurnal ini menggunakan sepuluh panelis untuk
memberikan nilai pada masing-masing sampel yang disajikan. Minyak cem-ceman yang dibuat
menggunakan metode maserasi(pencelupan) maupun entrapping (pemerangkapan) diberi tiga
digit angka berbeda untuk menghilangkan indeks biasnya. Panelis diminta mengisi kuisioner
dan memberikan nilai pada masing-masing sampel berdasarkan tingkat kesukaanya.
Rata-rata Kesukaan
4
Panelis
3
0
Maserasi Entrapping
Dari hasil uji kesukaan menggunakan metode skoring dengan jumlah panelis sebanyak
sepuluh orang diketahui bahwa skor rata-rata minyak cem-ceman yang dibuat menggunakan
metode skoring besarnya 4,6, sedangkan minyak cem-ceman yang dibuat menggunakan
metode entrapping besarnya 2,3. Dari hasil pengujian dan perhitungan tersebut diketahui
bahwa minyak cem-ceman yang dibuat menggunakan metode maserasi hasilnya berbeda nyata
dengan minyak cem-ceman metode entrapping yang berarti minyak cem-ceman metode
maserasi lebih disukai oleh panelis.
Aroma yang dihasilkan minyak cem-ceman metode maserasi lebih menyengat dan
dihasilkan bau yang lebih enak atau khas aroma bunga kenanga dibandingkan dengan aroma
yang dihasilkan dari metode entrapping. Hal ini disebabkan karena pada metode maserasi
terjadi kontak secara langsung antara bahan baku dengan solvent. Minyak cem-ceman yang
dibuat menggunakan metode maserasi memiliki aroma khas bunga kenanga yang disebabkan
karena adanya senyawa aromatic berupa linalool.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan bahwa minyak cem-ceman yang
dibuat menggunakan metode maserasi (pencelupan) memiliki aroma khas bunga kenanga yang
lebih tajam. Selain itu, pada pengukuran warna menggunakan colour reader derajat warna yang
diperoleh juga lebih tinggi yaitu 36,83 sehingga lebih disukai oleh panelis.
SARAN
Pada praktikum selanjutnya diharapkan praktikan lebih teliti dan berhati-hati dalam
melaksanakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, NA.2005.Virgin Coconut Oil Minyak Penakluk Aneka Penyakit. Jakarta. Agro Media
Pustaka. Hal.18-38
Burdock, George A., and I. G. Carabin, 2001, Safety Assessment of Ylang-ylang(Cananga spp.)
as a Food Ingredient, Vero Beach FL 32960, USA.
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI, 2001. Profil Kesehatan Indonesia 2000.
Jakarta: Depkes RI
Harborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia. Bandung. Terbitan ke-II .a.b. Kosasih Padmawinata.
Penerbit ITB
Ketaren, S. 2008 .Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan. Jakara: Universitas
Indonesia
Cetakan Pertama. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Sastrohamidjojo,H., 2002, Kimia Minyak
Atsiri. Yogyakarta. FMIPA UGM.
Sidik dan H. Mudahar. 2000. Ekstraksi tumbuhan obat, metode dan faktor-faktor yang
mempengaruhi mutunya. Jakarta. Makalah pada seminar sehari Perhipba Komasariat
jakarta. Universitas 17 Agustus 1945. hal 8
Sutarmi dan Rozaline, H., 2005. Taklukkan Penyakit dengan VCO. Jakarta. Penebar Swadaya.
Hal. 11-29.
Syamsuni, H. A., 2006. Ilmu Resep. Jakarta. Buku Kedokteran EGC. Hal 166-171