Anda di halaman 1dari 26

PROJEK AKHIR ARSITEKTUR

Periode LXXV, Semester Genap, Tahun Akademik 2018/2019

LAPORAN SURVEY

SUBTROPICAL SMART GARDEN CONSERVATORY


BERDASARKAN PENDEKATAN ARSITEKTUR
BIOMIMETIK DI KOPENG

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan


memperoleh gelar sarjana arsitektur

Disusun oleh:
Diana Eka Santosa
(NIM. 15.A1.0010)

Dosen pembimbing
Prof. Dr-Ing. Ir. LMF. Purwanto, MT.
(NIDN. 0602066801)

Program Studi Arsitektur


Fakultas Arsitektur dan Desain
Universitas Katolik Soegijapranata
Januari 2019
LAPORAN SURVEY

TANGGAL KEGIATAN HASIL


30 Oktober 2018 SURVEY LOKASI TAPAK  Foto
(Jalan Raya Kopeng, Batur,  Pengamatan
Kecamatan Getasan, Lingkungan
Kabupaten Semarang, Jawa  Pengamatan Akses
Tengah)
11 Januari 2019 SURVEY PROYEK SEJENIS  Foto
Bogor Botanical Gardens,  Mengetahui ruang dan
Pusat Konservasi Tumbuhan fasilitas wisata botani
Kebun Raya – LIPI  Mengetahui alur
sirkulasi ruang
 Mengetahui suasana
outdoor
 Mengetahui fasilitas
rumah kaca pada
umumnya
 Bahan perbandingan
12 Januari 2019 SURVEY PROYEK SEJENIS  Foto
Taman Bunga Nusantara,  Mengetahui jenis bunga
Kabupaten Cianjur, Jawa subtropis yang dapat di
Barat tanam di luar ruangan
maupun didalam
ruangan
 Mengetahui cara dan
peletakan penanaman
tanaman bunga
 Mengetahui alur dan
sirkulasi ruang
 Mengetahui suasana
dan kondisi lingkungan
 Mengetahui desain
rancangan lansekap

1
 Bahan perbandingan
14 Januari 2019 SURVEY PROYEK SEJENIS  Foto
Laboratorium Lapang,  Mengetahui jenis
Departemen Agronomi dan ruangan laboratorium
Hortikultura, IPB, Bogor yang dibutuhkan
 Mengetahui kapasitas
pembagian lahan
 Mengetahui tipikal
greenhouse yang
digunakan
 Mengetahui teknologi
irigasi air dan alat-alat
laboratorium lapang
yang digunakan
 Mengetahui pengelola
dan tenaga kerja yang
digunakan
 Bahan perbandingan
Youtube dan STUDI PROYEK SEJENIS  Mengetahui teknologi
International E- Garden by The Bay, inteligen yang
Journal Singapore digunakan
 Mengetahui kondisi dan
suasana didalam
konservatorium
 Mengetahui fasilitas
yang ada dalam tempat
wisata Garden by The
Bay

2
SURVEY LOKASI TAPAK

Tapak berada di Jalan Raya Kopeng, Batur, Kecamatan Getasan,


Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten
Semarang No. 6 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Semarang 2011-2031,
Kecamatan Getasan merupakan daerah untuk mengembangkan kawasan
pertanian serta kawasan pariwisata berbasis budaya, alam, dan agrowisata.
Berikut ini adalah peta rencana pola ruang kecamatan getasan.

Gambar 1. Peta Rencana Pola Ruang Kecamatan Getasan


(Sumber: barenlitbangda.semarangkab.go.id)

Adapun batas-batas Kecamatan Getasan dan lokasi tapak yang terlipih


pada proyek ini:
a. Utara : Lereng, desa Batur, Kec. Tuntang, Kec. Banyubiru
b. Selatan : Hutan Lindung Kopeng, Kab. Boyolali
c. Timur : Daerah Pertanian, Kec. Tengaran, Kab. Boyolali, Kota Salatiga
d. Barat : Lereng, Kab. Temanggung, Kab. Magelang

3
Gambar 2. Foto Udara Lokasi di Kecamatan Getasan
(Sumber: Google Earth)

Berikut ini adalah data-data mengenai kondisi eksisting lingkungan alam:


1. Geografi
Secara geografis tapak berada di Kecamatan Getasan, termasuk ke dalam
desa Batur, terletak pada 7˚ 39’ LS dan 110˚ 44’ BT. Luas wilayah Batur
sebesar 1087,73 Ha dengan ketinggian rata-rata 1350 Mdpl. dibagi menjadi
lahan pertanian yang tidak merupakan sawah (kebun, perkebunan, dan hutan
rakyat) dan lahan bukan pertanian (permukiman, hutan negara, kuburan, dll).
2. Klimatologi
Memilki dua musim penghujan dan kemarau, dengan curah hujan tahun 2016
adalah 4067 mm dengan hari hujan 243 hari. Rezim suhu sejuk hingga dingin,
dengan suhu rata-rata tahunan 20˚C dengan kelembaban 64%-80%.
3. Topografi
Merupakan lahan berkontur dengan tingkat kemiringan 8-15% lahan dengan
fisiografi berombak dan lereng agak curam, dengan ketinggian antar lereng
bervariasi hingga mencapai 1.5 meter.
4. Jenis Tanah
Karakteristik Tanah dengan drainase baik, tingkat kemasaman tanah agak
masam hingga masam tekstur tanah lempung dan lempung berdebu. Tanah
ini memiliki sifat yang subur yaitu humus dikarenakan letaknya berada dibawah
lereng gunung Merbabu.
5. Hidrologi
Sumber air bersih tidak menggunakan PDAM melainkan melalui sumber air
bersih dilerengan gunung, dengan dipompa keseluruh desa.
Lokasi menuai berbagai potensi dan kendala. potensi pada lokasi ini
berada di kaki Gunung Merbabu sehingga memberikan view yang bagus, keadaan

4
lingkungan yang dingin dan sejuk, terdapat akses dengan jalan aspal dengan
keadaan yang baik serta ada perencanaan jalan alternatif yang langsung menuju
ke desa, serta tata ruang yang mendukung sektor pariwisata berbasis pertanian
dan alam. Namun, akses untuk menuju lokasi ini cukup pelosok dan lebar jalan
terlalu kecil, hanya dapat dilalui oleh kendaraan beroda empat dan dua dua arah,
serta tapak yang cenderung berkontur dan sedikit curam. Gambar berikut ini
merupakan gambar kondisi lebar jalan untuk menuju ke lokasi.

Gambar 3. Lebar Jalan Akses untuk Menuju Lokasi


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Akses Transportasi memiliki lebar jalan kurang lebih hanya 4 meter, dapat
dilalui 1 mobil namun memiliki dua arah jalan. Terdapat alternatif jalan selain
melalui Jalan Utama (Jalan Raya Banyubiru Kopeng), yaitu jalan dari desa Batur,
namun hal ini tidak dianjurkan karena medan yang masih sempit dan lebih baik
dilalui oleh kendaraan beroda dua.
Di dekat lokasi ini juga terdapat area campring bagi pada pendaki gunung
Merbabu, terdapat pula wisata alam yaitu Tree Top Adventure Park Kopeng.
Jumlah penduduk di Kecamatan Getasan 2016 mencapai 50.625 jiwa dengan
tersebar 116 dusun/lingkungan, RW 70 dan RT 371, serta jumlah penduduk desa
Batur mencapai 7064 jiwa dan merupakan jumlah penduduk terbanyak kedua
kecamatan getasan. Relasi penduduk erat dan kuat dalam kegiatan gotong
royong. Perekonomian masyarakat terdapat beberapa masyarakat yang memiliki
penghasilan menengah keatas namun tidak sedikit yang memiliki penghasilan
menengah kebawah. Mayoritas mata pencaharian adalah sebagai petani.
Lokasi Eksisting Tapak
Berikut ini merupakan gambar kondisi eksisting tapak yang dipilih, saat ini
lahan yang berada pada tapak digunakan untuk perkebunan dan lahan berbentuk
terasering.

5
Gambar 4. Foto Udara Lokasi Utama Tapak Eksisting
(Sumber: Google Maps)

Gambar diatas merupakan foto udara lokasi utama tapak eksisting, dengan luas
total yang mencapai kurang lebih 20 hektar. Gambar tersebut terdapat angka-
angka sebagai spot pengambilan foto. Berikut adalah hasil foto yang sesuai
dengan nomor.
1. Nomor 1
Lebar jalan menuju tapak hanya 4 meter, keberadaan bangunan dapat terlihat
melalui jalan ini.

Gambar 5. Jalan eksisting menuju tapak


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2. Nomor 2
Terdapat bangunan baru yang di bangun pada lokasi tapak tepat disebelah
lahan pertanian yang ada pada lokasi.

6
Gambar 6. Bangunan baru pada lokasi tapak
(Sumber: Dokumen Pribadi)

3. Nomor 3
Foto berikut merupakan area lahan pertanian yang ada pada lokasi eksising
tapak.

Gambar 7. Lahan pertanian pada lokasi eksisting


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

4. Nomor 4
Pada area tapak terdapat sebuah bangunan non-permanen yang merupakan
kandang pupuk, namun kondisi saat ini tidak terpakai dengan optimal.

Gambar 8. Kandang pupuk pada lokasi eksisting


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

7
Berikut ini merupakan foto lahan eksisting yang berada disebelah lahan
utama. Namun lahan ini dipisahkan oleh jalan raya dengan lebar kurang lebih 4
meter.

Gambar 9. Foto udara kondisi eksisting lahan


(Sumber: Dokumen Pribadi)

Keseluruhan tapak eksisting merupakan lahan pertanian dan memiliki luas


kurang lebih 10 hektar. Sehingga total luas keseluruhan tapak eksisting yaitu tapak
utama dan sekunder adalah kurang lebih 30 hektar.
Berikut ini adalah gambar nomor satu yang menunjukan kondisi tapak
eksisting berupa lahan pertanian dan bersifat datar. Disebelah selatan merupakan
hutan lindung kopeng.

Gambar 10. Lahan pertanian pada lokasi eksisting


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

8
Berikut ini merupakan analisis SWOT pada lokasi tapak terpilih:
Tabel 1. Analisa SWOT
(Sumber: Analisa Pribadi)

Strengths Weaknesses
 Keadaan lingkungan eksisting  Akses menuju lokasi sangat
yang dingin dan sejuk karena pelosok
berada pada daerah lerengan dan  Medan yang dilalui hanya dapat
pegunungan sehingga cocok dilalui oleh 1 kendaraan roda
dengan salah satu kondisi empat, karena lebar jalan kurang
persyaratan tumbuhan subtropis lebih hanya 4 meter
 Tata ruang pada daerah tapak
yang mendukung sektor pariwisata
berbasis pertanian dan alam
 Area dikenal dan dekat dengan
sektor wisata yaitu Tree Top
Adventure Park Kopeng sehingga
memudahkan para wisatawan
untuk menuju ke lokasi tapak
 Tapak telah memiliki infrastruktur
yang baik karena jalan sudah
beraspal, memiliki sumber energi
listrik PDAM
Opportunities Threats
 Berada di kaki gunung Merbabu  Memiliki kelembaban yang tinggi
sehingga memberikan terutama pada saat musim hujan
pemandangan yang bagus yang menjadi ancaman bagi
 Kondisi tanah yang sebelumnya tumbuhan subtropis
merupakan lahan pertanian  Kondisi sinar matahari pada
sehingga kondisi tanah subur yang musim kemarau yang cukup
merupakan tanah humus juga menyengat dan intens yang dapat
terletak dibawah lereng gunung merusak tumbuhan subtropis
Merbabu sehingga dapat  Sumber air hanya bergantung
membantu pertumbuhan tanaman pada mata air gunung, yang
dengan baik sewaktu-waktu dapat terjadi

9
 Mayoritas mata pencaharian kekeringan pada saat musim
adalah sebagai petani kemarau

Gambar dibawah ini merupakan peta cad lokasi eksisting tapak yang
terpilih untuk proyek Subtropical Smart Garden Conservatory Berdasarkan
Pendekatan Biomimetik di Kopeng.

10
SURVEY PROYEK SEJENIS

1. Bogor Botanical Garden


Kebun Raya Bogor merupakan kebun raya tertua di Asia Tenggara terletak
di pusat Kota bogor Jl. Ir. H. Juanda No. 13 Bogor Jawa Barat, Indonesia, sebagai
lembaga konservasi tumbuhan ex-situ dan penelitian tumbuhan tropis yang kini
bernaung di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Awalnya, KRB dibangun sebagai kebun percobaan untuk mengoleksi,
meneliti dan memperkenalkan tumbuhan bernilai ekonomi dari luar negeri ke
Indonesia. Lebih dari 3728 jenis tumbuhan ditanam pada kebun raya ini, dengan
30% merupakan tumbuhan subtropis dataran rendah lembab.
Berikut ini adalah gambar peta kompleks wisaa KRB beserta uraian
fasilitas-fasilitas yang ada:

Gambar 11. Peta Kompleks Wisata KRB


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

1. Gerbang utama 4. Gedung konservasi


2. Pusat informasi 5. Wisma tamu
3. Museum zoology 6. Laboratorium treub

11
7. Toko souvenir 29. Jembatan Gantung
8. Pembibitan 30. Jembatan surya lembayung
9. Pintu II 31. Jalan Astrid
10. Kantor pengelola 32. Griya Anggrek
11. Mesjid 33. Taman Lebak Sudjana Kassan
12. Gedung herbarium dan museum 34. Area Outbond
biji 35. Koleksi tumbuhan obat
13. Pintu III 36. Koleksi anggrek
14. Kafe grand garden 37. Koleksi tanaman kayu
15. Pembibitan anggrek 38. Koleksi tanaman pemanjat
16. Laboratorium kultur jaringan 39. Koleksi palem
17. Pintu VI 40. Teratai raksasa
18. Musholla 41. Koleksi kayu manis
19. Pembibitan reinroduksi dan 42. Hutan
lumbuhan langka 43. Koleksi paku-pakuan
20. Kubah ekologi 44. Koleksi kaktus
21. Monumen Lady Raffles 45. Koleksi pandan
22. Monumen J.J. Smith 46. Koleksi tanaman air
23. Kolam Gunting 47. Kayu raja
24. Taman Teisjmann 48. Koleksi tumbuhan araceae
25. Makam Belanda 49. Bunga bangkai
26. Istana Bogor 50. Rotan
27. Jl. Kenari I 51. Koleksi bambu
28. Jl. Kenari II

 Beberapa catatan pengamatan serta wawancara yang didapatkan selama


survey adalah:
- Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Iteng selaku pengelola KRB,
seluruh kebun raya ini dahulunya adalah taman belakang istana,
kemudian merupakan lahan penelitian.
- Terdapat pintu masuk sebanyak 4 dan area parkir namun untuk kendaraan
beroda dua dilarang masuk hingga kedalam dan harus diparkirkan di area
parkir tersebut kecuali kendaraan beroda dua milik pengelola. Sedangkan
jarak dari area koleksi tanaman satu dengan yang lain berjauhan.

1
- Karena berbentuk kompleks yang sangat luas, untuk mencapai dari
gedung satu dengan gedung yang lain sangat jauh bila ditempuh dengan
berjalan kaki. Sehingga sebagian koleksi tidak dapat dikunjungi secara
menyeluruh. Namun sudah ada persewaan sepeda dan shuttle.
- Terdapat papan sign untuk menunjukan arah dan jaraknya masing-masing
- Beberapa sudut kebun yang tidak terlihat, memiliki perawatan dan
kecantikan yang berbeda dari pada sudut-sudut yang terlihat, area
terpencil tersebut cenderung tidak rapi.
- Kebun raya bogor ini perhari dapat menampung pengunjung kurang lebih
3000 orang perhari rata-rata pertahunnya, untuk hari libur dapat mencapai
lebih dari 3000 orang terutama pada saat liburan sekolah.
- Souvenir shop menjual berbagai macam cinderamata dari KRB,
diantaranya baju, gantungan, postcard, bibit untuk tanaman bunga,
berbagai macam tanaman hias, bibit hasil dari laboratorium kultur jaringan,
dan lain sebagainya.
- Terdapat perpustakaan dengan buku-bukunya yang dapat dibaca seputar
tumbuhan tropis, anggrek, landscape, dan lain sebagainya.
- Jarak untuk menuju ke toilet sangat jauh untuk ditempuh berjalan kaki
- Bila menggunakan shuttle tidak dapat mengitari kompleks secara
keseluruhan karena ada beberapa jalur yang tidak dapat dilalui oleh
shuttle
-

 Catatan fitur penting dalam tapak dan bangunan:


- Laboratorium
Terdapat dua laboratorium di area ini yaitu laboratorium Treub dan
laboratorium kultur jaringan. Laboratorium ini tidak terbuka untuk umum
sehingga pengamat tidak dapat mendokumentasikan fasilitas yang ada di
laboratorium ini. Masing-masing laboratorium dikelola oleh satu orang
pengelola dari
Laboratorium Treub difungsikan sebagai sarana penelitian konservasi ex-
situ yang terdiri dari beberapa laboratorium diantaranya: laboratorium
molekuler, laboratorium anatomi-morfologi, laboratorium konservasi biji,
laboratorium ekologi konservasi, paranet dan rumah kaca.

1
Laboratorium Kultur Jaringan dipimpin oleh satu orang pengawas yang
berada di bawah sub bidang Pemeliharaan Koleksi, Bidang
Konservasi Ex Situ. Kegiatan yang dilakukan pada Lab Kultur Jaringan
meliputi kegiatan penelitian, kegiatan rutin, pelayanan mahasiswa
magang, serta penelitian dan pelatihan. Produk hasil perbanyakan
berupa bibit dan tanaman hasil aklimatisasi (terutama anggrek dan
kantong semar) yang di kemas pada botol berukuran sedang yang bisa
diperoleh di Garden Shop dan Griya Anggrek Kebun Raya Bogor.
- Rumah Kaca
Terdapat dua rumah kaca yaitu rumah kaca anggrek dan rumah kaca
pembibitan.
Rumah kaca anggrek ini bersifat terbuka dan finishing material dinding
berupa wiremesh agar mendapatkan aliran udara alami dan oksigen dari
luar dan bagian atap merupakan atap kaca dan tempat cenderung redup
ditutupi oleh jarring paranet peredup sinar agar anggrek tidak terkena
matahari yang terlalu banyak serta terhindar dari air hujan.

Gambar 12. Rumah Kaca Anggrek


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Rumah kaca pembibitan terletak di sebelah seed bank. Fungsi rumah kaca
ini adalah sebagai media aklimatisasi. Rumah kaca ini memiliki fasilitas
irigasi berupa spray air yang disemprotkan pada langit-langit rumah kaca
sehingga kondisi menjadi sangat basah. Berikut ini adalah kondisi
keadaan rumah kaca untuk perkecambahan tersebut.

2
Gambar 13. Rumah Kaca Pembibitan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 14. Kondisi lantai yang basah


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Rumah kaca ini digunakan sebagai pembibitan sekaligus untuk penelitian,


material penutup kaca
- Seed Bank (Bank Biji)
Kebun Raya Bogor – LIPI sbagai bagian dari komunitas Kebun Raya
dunia juga memiliki Unit Bank Biji di Sub Bidang Seleksi dan
Pembibitan. Koleksi-koleksi biji yaitu duplikat dari tanaman-tanaman
koleksi kebun raya dan sebagai material pelayanan permintaan biji-biji
untuk keperluan berbagai kegiatan di Kebun Raya Bogor seperti
penelitian, reintroduksi, pembangunan Kebun Raya Daerah, tukar-
menukar biji dengan kebun raya luar negeri (seed exchange) dan
memenuhi kebutuhan biji untuk program rehabilitasi lahan/penghijauan
serta penyediaan untuk keperluan masyarakat umum. Database ini
memberikan informasi lebih detail tentang biji-biji yang disimpan dan
dapat disediakan oleh Unit Bank Biji yang mencakup di antaranya: asal,
tanggal panen, tanggal simpan, jumlah biji/kg, kadar air, viabilitas dan
metode pengecambahan. Dengan demikian Database dapat pula

3
melengkapi Buku Katalog Biji Seri I dan II yang diterbitkan oleh Unit Bank
Biji. Dibawah ini merupakan gambar-gambar hasil dokumentasi bank Biji
serta display biji dan penyimpanan di dalam lemari pendingin.

Gambar 15. Eksterior Bank Biji


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 16. Display Biji


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 17. Penyimpanan Biji Pada Lemari Pendingin

4
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

 Kelebihan

 Kekurangan

2. Taman Bunga Nusantara

3. Laboratorium Lapang Departemen Agronomi Dan Holtikultura, IPB

4. Garden by The Bay


Studi preseden pada proyek sejenis ini adalah pada Garden by The Bay,
Singapore. Dimana kompleks ini dinyatakan sebagai rumah kaca terbesar di dalam
dunia, karena terdapat dua steel-framed domes setinggi 38m dan 58m serta
digabungkan kedalam sebuah kompleks seluas 20.000m². Dome pertama
merupakan Flower Dome yang menciptakan iklim Mediterania pada kondisi musim
semi dengan hari-hari yang sejuk dan kering dan malam yang sejuk. Sementara
Cloud Forest merupakan pegunungan tropis dengan kelembaban tinggi tetapi
suhu yang relatif dingin. Gambar 1 menunjukan kompleks Garden by The Bay,
Flower Dome (tengah), Cloud Forest (kiri), dan Supertrees (kanan).

Gambar 18. Garden by The Bay


(Sumber: Ingenia Issue, 2014)

Gambar dibawah ini merupakan foto peta kompleks Garden by The Bay,
Singapore. Kompleks ini memiliki pemandangan disekitar perairan, atau dapat di
sebut water front view. Untuk masuk kedalam bangunan konservatorium utama ini
dapat di tempuh dengan menggunakan shuttle karena jaraknya cukup jauh, dapat
pula dengan cara berjalan kaki. Alur sirkulasi untuk menuju ke dalam bangunan
adalah melalui loket tiket terlebih dahulu untuk membeli tiket dan dapat menunggu

5
di lobby utama. Kemudian pengecekan tiket agar dapat masuk kedalam bangunan,
barulah dapat dipersilahkan masuk.

Gambar 19. Master Plan Garden by The Bay


(Sumber: Wilkinson Eyre)

Fasilitas yang ada di Garden by The Bay adalah sebagai berikut:


1. Shuttle perjalanan dari Bayfront MRT dan konservatorium
2. Auto Rider
3. Area Loket
4. Pengecekan Tiket
5. Cooled Conservatories (Flower Dome dan Cloud Forest)
- Display tanaman
- Galeri kecil (Sculpture)
- Galeri Digital
6. Supertree Grove
7. OCBC Skyway
8. Restoran, Café, Gerai McDonald’s, Children Garden Café
9. Outdoor Gardens
10. Far East Organization Children’s Garden (tempat bermain anak)
11. Merchandise and Gift Shop
Gift shop terdiri dari berbagai macam aksesori, buku, parfum dari hasil
tanaman yang ada di konservatorium, berbagai tanaman hias, bibit, miniature dan
lain sebagainya. Letak gift shop adalah pada area keluar konservatorium sehingga

6
para pengunjung setelah keluar dari konservatorium langsung menuju ke area
toko.

Gambar 20. Merchandise dan Gift Shop


(Sumber: youtube.com)

Gambar 21. Skyway Garden by The Bay


(Sumber: youtube.com

Tantangan terbesar yang dialami oleh sang arsitek adalah menciptakan


keseimbangan antara kebutuhan cahaya untuk tanaman agar tumbuh subur pada
radiasi matahari yang intens yang berada di ekuator, sambil mencari cara untuk
mendinginkan dan melembabkan cuaca Singapore yang sangat panas dan
lembab didalam kubah/ dome. UK dikenal dalam secara internasional dalam
keahliannya untuk memproduksi sebuah lingkungan untuk spesies tumbuhan yang
tidak asli pada habitatnya, seperti di Kew Garden, London dan di Eden Project,
Cornwall. Namun projek tersebut adalah untuk menjaga tanaman agar tetap
hangat pada iklim yang dingin, dalam projek Garden by The Bay adalah tantangan
yang lebih besar untuk mendinginkan tanaman dalam iklim subtropics dengan cara
yang hemat energy.
Gambar berikut merupakan pembentukan energy dan penerapannya pada
kubah tersebut dengan menyediakan energy secara berkelanjutan and dengan
menyediakan infrastruktur yang mendukung pengendalian iklim pada konservatori.
Rancangan awalnya adalah untuk memanfaatkan energy matahari untuk

7
menyediakan energy yang dibutuhkan untuk mendinginkan dan melembabkan
udara di Singapore yang panas dan lembab. Namun meskipun panas, cuaca di
Singapore juga berawan hal ini mengurangi efisiensi pada tiap harinya terutama
pada siang hari dan dapat menekan sistem ketika matahari tidak terlihat.

Gambar 22. Sistem Kerja Energi pada Cloud Forest Dome


(Sumber: Ingenia Issue, 2014)

Hasil diskusi lebih lanjut menunjukan bahwa penggunaan energy utama


selain bergantung kepada matahari adalah dengan biomas yang didapatkan dari
limbah tanaman yang kemudian di bakar untuk menghasilkan tenaga, hasil
bakaran atau abu dikembalikan sebagai pupuk. Uap hasil pembakaran tersebut
dibuang melalui Supertree yang sebagai cerobong asap, boiler mendorong uap
turbin yang menggerakan pendingin listrik pada pusat energi untuk konservatori.
Air panas hilir dari turbin yang dihasilkan menggerakan penyerapan pendingin, dan
menghasilkan air dingin untuk pendinginan pada kubah. Limbah panas dari
serapan pendingin mendorong generator yang “mengeringkan” zat yang telah
digunakan untuk menghilangkan kelembaban kubah, siap digunakan kembali. Gas
buang dari regenerator dilepaskan melalui Supertree lainnya. Seluruh sistem
netral karbon dan menghasilkan surplus listrik.

8
Gambar 23. Sistem Kerja Energi pada Flower Dome
(Sumber: Ingenia Issue, 2014)

Bagian pada Flower Dome (Cool Dry Biome), dikenal sebagai bioma cool-
dry. Konservatorium ini memberikan pengkondisian suhu dan kelembaban yang
cocok untuk tanaman Eropa yang tumbuh (25˚C dan 60% pada kelembaban yang
relatif maksimum pada siang hari). Pada malam hari temperature akan diturunkan
menjadi 17˚C, namun kelembaban relatif ditingkatkan menjadi 80%. Setiap malam
selama sebulan, dalam tiga kali, temperature diturunkan menjadi 13˚C, hal ini
merupakan sebuah sinyal untuk tumbuhan bahwa musim dingin telah dilewati
sehinga tumbuhan harus mengeluarkan bunga pada musim semi, memungkinkan
tanaman untuk berbunga empat kali setahun. Hal ini diketahui sebagai kontak
temperature. Pada Cloud Forest (Cool Moist Biome), perlakuan temperature
hampir sama dengan kelembaban relatif yang secara signifikan berbeda. Pada
siang hari 25˚C dengan 80% kelembaban relatif atau lebih tinggi. Pada malam hari
diturunkan 17˚C dengan 80% kelembaban relatif. Serta selama semalam dalam
sebulan untuk tiga kali temperature diturunkan menjadi 16˚C dan 80% untuk sinyal/
kontak temperatur.

Gambar 24. Distribusi Udara


(Sumber: Meredith Davey, dkk., 2010. Garden by The Bay: High Performance through Design Optimization
and Integration, Intelligent Buildings International)

9
Gambar berikut ini adalah salah satu cooling system yang berada pada
sepanjang walkways dan nampak pada lantai konservatorium. Saat kaki diletakan
diatas lantai paving suhu lebih dingin daripada di lingkaran kaca tersebut.

Gambar 25. Cooling System dibawah lantai


(Sumber: youtube.com)

Berdasarkan analisa oleh proyek serupa diseluruh dunia, Eden Project,


Cornwall merupakan salah satu yang mencapai kesuksesan dengan kondisi
pertumbuhan dengan tingkat cahaya alami 45000 lux (sekitar 100x tingkat
pencahayaan di lingkungan kantor), sedangkan tingkat cahaya 45000 lux mungkin
tidak sepenuhnya dimanfaatkan oleh tanaman untuk pertumbuhan. Oleh karena
itu, cahaya yang melebihi tingkatan ini tidak menambah kesuksesan pertumbuhan
namun menciptakan panas yang perlu dihilangkan melalui proses pendinginan
mekanis. Terutama karena lokasinya berada pada iklim tropis dengan jumlah
matahari yang tinggi dengan periode penyinaran yang lama dan intens, meski
daerah tropis bisa sangat berawan, hal ini merupakan sebuah tantangan tim
desain untuk menyelesaikan keseimbangan antara pencahayaan alami dan
thermal. Pilihan yang dilakukan adalah mengoptimalkan pencahayaan alami pada
siang hari dan mengkontrol matahari.
Untuk tindakan desain pasif, karena kubah tersebut harus memerlukan
jumlah cahaya besar sementara harus meminimalkan panas yang didapatkan dari
matahari, maka solusinya adalah dengan menggunakan struktur ganda untuk
meminimalkan efek penghalang terhadap cahaya. Perolehan pencahayaan alami
dan pengaturan matahari disempurnakan melalui hasil simulasi prototype rumah
kaca. Pilihan dianalisis termasuk penggunaan desain fin/ sirip padat, sistem truss,
dan grid shell yang diikat dengan balok primer yang lebih ramping. Analisis ini
dilakukan dengan menggunakan daylight simulation software untuk menilai
ketersediaan siang hari untuk seluruh volume ruang yang dihuni masing-masing
jam untuk tahun-tahun yang tipikal. Penggunaan jenis kaca juga diperhatikan,
karena dengan kebutuhan transmisi cahaya yang tinggi, penggunaan glazur

10
tunggal pewarna kaca (tinted glass) tidak akan menjadi pilihan yang efektif
meskipun murah, ringan, dan mudah dalam pemasangan, karena permukaan suhu
eksternal akan sering berada di bawah titik embun dan tidak dapat menggaburkan
sinar matahari secara efektif. Untuk mengontrol transmisi dan kondensasi
digunakan kaca ganda dengan lapisan emisivitas rendah yang memungkinkan
sekitar 65% cahaya yang diterima, dan hanya 35% panas matahari yang
dipantulkan.

Fin Truss Grid Shell

Gambar 26. Cladding Optimization Studies


(Sumber: Meredith Davey, dkk., 2010. Garden by The Bay: High Performance through Design Optimization
and Integration, Intelligent Buildings International)

Lapisan yang lebih rendah fungsinya sebagai reflektor sinar inframerah,


menyaring panas yang tidak diinginkan. Lapisan dalamnya merupakan lapisan
pelindung PVB (polyvinyl butyral) yang juga memantulkan sinar ultra violet.
Selanjutnya tim merancang bentuk cangkang untuk masing-masing kubah
dihasilkan dari kurva hiperbolik yang diputar, direncanakan oleh struktural insinyur
dan arsitek, dengan puncaknya dimiringkan ke arah utara. Hal ini untuk
meminimalkan radiasi tahunan pada orientasi tersebut, sehingga radiasi matahari
hanya sedikit atau tidak memasuki ruang secara langsung. Bentuknya yang
asimetri dirancang berdasarkan simulasi terutama untuk Flower Dome yang lebih
datar, hal ini dengan tujuan agar memasukan cahaya alami.
Selain penggunaan kaca ganda dan pengaturan orientasi bangunan,
sistem shading eksternal juga dikembangkan, karena meskipun telah ada
peminimalan radiasi matahari, namun tetap saja paparan radiasi yang secara
langsung dapat membakar tanaman dan sistem pendingin udara terbebani. Sistem
shading ini dikontrol untuk menyeimbangkan cahaya matahari di dalam ruang
secara optimal. Hal ini membantu dalam penghematan energy dan mengurangi

11
panas termal dari matahari yang ditransmisikan ketika cahaya yang didapatkan
juga optimal. Sekitar 400 shading segitiga polyester sailcloth digulung dan
disembunyikan sepenuhnya dibagian bawah di lengkungan baja di kontrol dengan
komputer dengan algoritma sebagai dasar untuk menyesuaikan pada kondisi yang
dibutuhkan agar optimal. Fungsi shading ini juga sebagai kontrol kenyamanan
untuk pengunjung yang memberikan kesan teduh pada saat terik dan mengurangi
paparan terhadap radiasi matahari. Sistem ini juga berfungsi memberikan
ketahanan tambahan untuk mengurangi beban pendinginan di dalam gedung
konservatori.

Gambar 27. Shading Triangular pada Cloud Forest


(Sumber: Ingenia Issue, 2014)

Gambar tersebut merupakan gunung buatan dan terdapat jalur untuk


pengunjung dapat melihat-lihat. Diatas nya merupakan atap grid shell, dengan
shading triangular yang disebarkan untuk melindungi tumbuhan dari matahari
tropis.

Gambar 28. Sculpture


(Sumber: youtube.com)

Gambar diatas adalah sculpture yang ada di dalam konservatorium garden


by the bay sebagai dekorasi selain display bunga-bunga. Bunga yang ada didalam
konservatorium juga diberikan tanda larangan untuk memegang agar tidak
merusak bunga. Selain itu, bunga-bunga diberikan identitas agar pengunjung
dapat mengerti nama bunga tersebut sekaligus mempelajarinya.

12
Bahan penutup lantai berupa paving block dan beton plester juga terdapat
nat sebagai anti slip, permukaan lantai dalam bangunan miring difungsikan secara
tidak langsung sebagai ramp yang sangat landai untuk pejalan kaki. Terdapat pula
tangga sebagai akses split level, serta adanya transportasi vertikal berupa elevator
untuk menuju ke ruang diatasnya.

13

Anda mungkin juga menyukai