03 Batuan Beku Dan Volkanisme PDF
03 Batuan Beku Dan Volkanisme PDF
MFG 1904
Salahuddin Husein
shddin © 2008
Magma
• Batuan beku (igneous rock;
dari Bahasa Latin: ignis = api)
adalah batuan yang terbentuk
langsung dari pembekuan
magma.
• Magma adalah zat cair-liat-
pijar yang merupakan
senyawa silikat dan ada di
bawah kondisi tekanan dan
suhu tinggi di dalam tubuh
bumi (kerak atau mantel).
shddin © 2012
Magma
shddin © 2008
Magma
Kandungan silika
Jenis Magma Kelompok mineral
(%)
Ferromagnesian
Basa (mafic) 45 - 52
silicates
Campuran dari
Intermediate 53 - 65 mineral kelompok
asam dan basa
Non-ferromagnesian
Asam (felsic) > 65
silicates
shddin © 2008
Magma
• Unsur-unsur utama (total 98.03%) penyusun magma:
Oksigen (O-2) 45.20%
+4
Silikon (Si ) 27.20%
Aluminium (Al+3) 8.00%
Besi (Fe +2,+3 ) 5.80%
Kalsium (Ca+2) 5.06%
+2
Magnesium (Mg ) 2.77%
Sodium (Na+1) 2.32%
Potassium (K+1) 1.68%
• Magma memiliki densitas lebih kecil daripada batuan di
sekitarnya, sehingga magma cenderung naik ke atas menuju
permukaan.
• Sebagian magma mengalir di permukaan sebagai lava,
sebagian lagi dilontarkan dengan kuat ke udara sebagai material
piroklastik (pyroclastic; dari Bahasa Yunani: pyro = api dan
klastos = hancur).
shddin © 2008
Magma
• Lava yang keluar di permukaan tercatat memiliki kisaran
temperatur 1000 – 1200 oC. Ketika St. Helens meletus di tahun
1980, material piroklastik yang dilontarkannya memiliki
temperatur sekitar 300 – 420 oC, diukur saat 2 minggu setelah
letusan!
• Magma memiliki sifat viskositas, atau resistensi untuk mengalir,
yang dikontrol oleh kandungan silika. Mineral silika tersusun oleh
jaringan tetrahedra dengan ikatan antar atom yang sangat kuat,
sehingga sulit untuk bersifat mengalir. Semakin asam magma,
semakin banyak mineral silika, semakin kental atau semakin
tinggi viskositasnya. Sebaliknya magma basa; dimana pada
letusan 1783 di Iceland pernah diukur pergerakan magmanya
mencapai jarak 80 km.
shddin © 2008
Deret Reaksi Bowen
• Urutan
kristalisasi dari
mineral-mineral
pembentuk
batuan beku
menyediakan
kunci terhadap
pemahaman
sejarah
pendinginan
magma.
• Asumsi dasar:
semua magma
berasal dari
magma induk
basa.
shddin © 2008
Deret Reaksi Bowen
• Dalam deret diskontinyu (discontinuous branch), yang hanya
tersusun oleh mineral ferro-magnesian silicates, satu mineral
berubah menjadi mineral lainnya pada kisaran temperatur
tertentu dengan melakukan reaksi terhadap sisa larutan magma.
• Bila pendinginan berlangsung terlalu cepat dimana mineral yang
telah ada tidak sempat bereaksi seluruhnya dengan sisa
magma, seringkali mineral tersebut memiliki rim (selubung) yang
tersusun oleh mineral yang terbentuk sesudahnya. Misalkan:
olivin dengan rim piroksen.
• Ketika biotit telah mengkristal, pada dasarnya semua besi dan
magnesium di dalam larutan magma telah selesai dipergunakan
untuk membentuk mineral. Berakhir pula deret diskontinyu.
shddin © 2008
Deret Reaksi Bowen
• Demikian pula dengan deret kontinyu (continuous branch), yang
hanya dibangun oleh mineral feldspar plagioklas. Plagioklas
kaya kalsium terbentuk lebih dahulu, untuk kemudian ketika
temperatur turun akan bereaksi dengan sisa larutan magma
membentuk plagioklas yang sedikit kaya sodium. Demikian
seterusnya hingga semua kalsium dan sodium habis
dipergunakan.
• Bila pendinginan terlalu cepat, akan terbentuk zoning pada
plagioklas, dimana plagioklas kaya kalsium dikelilingi plagioklas
kaya sodium.
shddin © 2008
Deret Reaksi Bowen
• Bila kedua deret tersebut telah selesai dan semua besi,
magnesium, kalsium, dan sodium telah habis, idealnya yang
tersisa di dalam larutan magma hanyalah potassium, aluminium,
dan silika.
• Semua unsur sisa tersebut akan bergabung membentuk ortoklas
potassium feldspar (KAlSi3O8).
• Jika tekanan air cukup tinggi, lembaran silika dalam bentuk mika
muskovit akan terbentuk.
• Sisanya, larutan magma didominasi oleh silika dan oksigen,
akan membentuk mineral kuarsa (SiO2).
• Kristalisasi feldspar potassium dan kuarsa bukanlah deret
reaksi, karena mereka terbentuk saling independen.
shddin © 2008
Deret Reaksi Bowen
shddin © 2008
Deret Reaksi Bowen
shddin © 2008
Proses Pembentukan Magma
• Secara global, magma muncul di permukaan pada dua zona: (1)
zona pemekaran lempeng samudera, dan (2) zona penunjaman
lempeng samudera.
• Gradien panas bumi (geothermal gradient) bertambah bila
semakin dalam. Nilainya rata-rata 25 oC/km. Sehingga semakin
dalam batuan semakin panas, namun tetap bersifat padat,
karena suhu lelehnya juga meningkat dengan bertambahnya
tekanan.
• Tetapi dibawah zona pemekaran lempeng, temperatur melebihi
suhu leleh, karena tekanan berkurang akibat terbukanya
lempeng.
• Ditambah lagi dengan adanya air laut yang masuk lewat retakan
batuan turut mengurangi suhu leleh di bawah zona pemekaran,
karena air membantu energi panas dalam memecahkan ikatan
kimia dalam mineral.
shddin © 2008
Proses Pembentukan Magma
shddin © 2008
Proses Pembentukan Magma di Zona Pemekaran
• Magma yang terbentuk di zona pemekaran bersifat basa (45 –
52 % silika).
• Tetapi batuan mantel atas darimana magma berasal bersifat
ultrabasa (<45 % silika), tersusun terutama oleh mineral-mineral
silika ferromagnesian dan hanya sedikit mineral-mineral silika
non-ferromagnesian.
• Penyebab perubahan komposisi dari batuan induk ultrabasa
menjadi magma basa adalah proses pelelehan sebagian (partial
melting), dimana hanya sebagian batuan induk saja yang
meleleh membentuk magma.
• Partial melting dapat terjadi karena mineral-mineral penyusun
suatu batuan memiliki suhu leleh yang berbeda satu dengan
lainnya.
shddin © 2008
Proses Pembentukan Magma di Zona Pemekaran
• Mengacu pada reaksi Bowen, urutan mineral-mineral tersebut
meleleh adalah terbalik dengan urutan kristalisasinya. Sehingga
kuarsa, feldspar potassium, dan plagioklas kaya sodium,
meleleh terlebih dahulu sebelum silika ferromagnesian dan
plagioklas kaya kalsium.
• Sehingga ketika batuan ultrabasa mulai meleleh, mineral-mineral
kaya silika meleleh terlebih dahulu, diikuti oleh yang kurang
kandungan silikanya. Sehingga jika pelelehannya tidak
sempurna, akan terbentuk magma basa yang lebih banyak
kandungan silikanya daripada batuan induknya.
shddin © 2008
Proses Pembentukan Magma di Zona Penunjaman
shddin © 2008
Proses Pembentukan Magma di Zona Penunjaman
• Magma yang terbentuk di zona pemekaran bersifat menengah
(53 – 65 % silika) dan asam (>65 % silika), berasal dari batuan
penyusun kerak samudera yang bersifat basa (45 – 52 % silika).
• Perubahan komposisi dari batuan induk basa menjadi magma
menengah dan asam dapat dijelaskan dengan proses pelelehan
sebagian (partial melting).
• Partial melting terjadi ketika lempeng samudera yang menunjam
mencapai kedalaman tertentu dimana temperaturnya cukup
tinggi untuk memulai pelelehan sebagian.
• Air laut yang sebagian terbawa oleh batuan kerak samudera
hingga kedalaman tertentu menjadi terpanaskan dan
mempercepat proses pelelehan dan pembentukan magma.
shddin © 2008
Proses Pembentukan Magma di Zona Penunjaman
• Pengayaan kandungan silika bukan hanya karena proses partial
melting pada batuan kerak samudera yang basa, namun juga
terjadi pada batuan sedimen kaya silika yang ikut terseret
bersama-sama penunjaman lempeng samudera.
• Selain itu ketika magma naik menembus kerak benua,
pengayaan (enrichment) karena reaksi magma dengan batuan
sekitar yang kaya silika, semakin menambah asam magma yang
terbentuk.
shddin © 2008
Perubahan Komposisi Magma
shddin © 2008
Perubahan Komposisi Magma
• Komposisi magma dapat berubah oleh pengendapan kristal
(crystal settling), suatu proses yang melibatkan pemisahan
mineral oleh pengendapan akibat gaya gravitasi.
• Olivin, mineral silikat feromagnesian pertama terbentuk dan
berat jenis paling besar, cenderung tenggelam ke bagian bawah
magma, membuat magma bagian atas lebih kaya silika, sodium,
dan potassium.
• Observasi pada sill menunjukkan bagian dasarnya memang
lebih banyak mengandung olivin dan piroksin dibandingkan
bagian atas.
• Proses pengendapan kristal ini tidak efektif untuk menghasilkan
magma asam, karena diperkirakan untuk membentuk suatu
volume magma asam dibutuhkan magma basa 10 kali lebih
banyak. Hal ini tidak dijumpai pada tubuh-tubuh batuan intrusi.
shddin © 2008
Perubahan Komposisi Magma
• Komposisi magma juga dapat berubah oleh asimilasi
(assimilation), suatu proses dimana magma bereaksi dengan
batuan di sekitarnya (disebut country rock).
• Bukti adanya asimilasi datang dari inklusi (inclusion), yaitu
fragmen country rock yang masuk ke dalam suatu batuan beku
yang menerobosnya.
• Meski asimilasi betul terjadi, namun proses ini diperkirakan tidak
efektif untuk menghasilkan magma asam, karena proses
asimilasi juga mempercepat dinginnya magma. Sehingga hanya
sedikit saja jumlah batuan sekitar yang dapat berasimilasi dan
merubah komposisi magma.
shddin © 2008
Batuan Beku
• Semua batuan beku intrusif dan hampir semua batuan beku
ekstrusif terbentuk ketika mineral mengkristal dari magma.
• Proses kristalisasi melibatkan pembentukan inti kristal
(nucleation) dan pertumbuhannya.
• Atom-atom di dalam magma bergerak secara konstan, namun
ketika pendinginan terjadi beberapa atom bergabung
membentuk kelompok kecil (disebut inti atau nuclei). Dengan
bertambahnya atom yang bergabung dalam urutan yang
tertentu, nuclei akan tumbuh menjadi kristal mineral.
• Dalam pendinginan yang cepat, kecepatan pembentukan nuclei
melampaui kecepatan pertumbuhannya, menghasilkan
kumpulan mineral-mineral berukuran halus.
• Dalam pendinginan yang lambat, kecepatan pertumbuhan nuclei
melampaui kecepatan pembentukannya, menghasilkan mineral-
mineral yang berukuran besar.
shddin © 2008
Tekstur Batuan Beku
Efek kecepatan
pendinginan magma
terhadap
pembentukan dan
pertumbuhan kristal:
(a) pendinginan yang
cepat
menghasilkan
butiran kristal kecil
dan tekstur
afanitik.
(b) pendinginan yang
lambat
menghasilkan
butiran kristal yang
besar dan tekstur
faneritik.
shddin © 2008
Tekstur Batuan Beku
Aphanitic,
tekstur
butiran halus
dimana
mineral terlalu
kecil untuk
dilihat mata
telanjang
tanpa kaca
pembesar.
shddin © 2008
Tekstur Batuan Beku
shddin © 2008
Tekstur Batuan Beku
Porphyritic,
tersusun oleh
mineral-mineral
dengan
berbagai
ukuran, dengan
mineral
berukuran besar
yang disebut
kristal sulung
(phenocryst)
dikelilingi
mineral
berukuran kecil
yang disebut
massa dasar
(ground mass).
shddin © 2008
Tekstur Batuan Beku
shddin © 2008
Tekstur Batuan Beku
Tekstur
vesikular
(vesicular
texture)
terbentuk ketika
magma
mengandung
sejumlah gas
dan uap air
yang
terperangkap
ketika
pendinginan
magma
berlangsung.
shddin © 2008
Tekstur Batuan Beku
shddin © 2008
Klasifikasi Batuan Beku
shddin © 2008
Contoh Batuan Beku
• Peridotit
diduga
merupakan
batuan
penyusun
mantel
atas.
• Lava
ultrabasa
paling
muda
berumur
2.5 milyar
tahun.
Batuan ultra basa: peridotite, tersusun sebagian besar oleh
mineral olivine dan pyroxene.
shddin © 2008
Contoh Batuan Beku
Basalt
shddin © 2008
Contoh Batuan Beku
Porphyritic Basalt
shddin © 2008
Contoh Batuan Beku
shddin © 2008
Contoh Batuan Beku
Gabbro
shddin © 2008
Contoh Batuan Beku
shddin © 2008
Contoh Batuan Beku
Porphyritic Andesite
shddin © 2008
Contoh Batuan Beku
shddin © 2008
Contoh Batuan Beku
Diorite
shddin © 2008
Contoh Batuan Beku
Porphyritic Diorite
shddin © 2008
Contoh Batuan Beku
Rhyolite
shddin © 2008
Contoh Batuan Beku
Granite
shddin © 2008
Contoh Batuan Beku
Porphyritic Granite
shddin © 2008
Contoh Batuan Beku
shddin © 2008
Klasifikasi Batuan Beku Lainnya
Obsidian
shddin © 2008
Contoh Batuan Beku
Obsidian
shddin © 2008
Contoh Batuan Beku
Pumice
shddin © 2008
Contoh Batuan Beku
Pumice
shddin © 2008
Contoh Batuan Beku
Scoria
shddin © 2008
Contoh Batuan Beku
Tuff
shddin © 2012
Contoh Batuan Beku
shddin © 2012
Contoh Batuan Beku
shddin © 2012
Batuan Beku Intrusif
shddin © 2012
Batuan Beku Intrusif
Volcanic neck, Perancis
shddin © 2012
Batuan Beku Intrusif
Dike; Maine, USA
shddin © 2008
Batuan Beku Intrusif
Sill
Dike
shddin © 2012
Batuan Beku Intrusif
Diorite
shddin © 2008
Volkanisme
shddin © 2008
Lava
Aa lava
Pahoehoe lava
shddin © 2008
Lava
Pahoehoe lava
shddin © 2008
Lava
Tabung lava (lava tube); terbentuk ketika bagian luar lava membeku
sedangkan bagian dalamnya masih panas dan bergerak keluar, meninggalkan
ruang kosong di dalam tubuh lava beku.
Hamblin & Christiansen (2003)
shddin © 2012
Lava
shddin © 2012
Lava
Bom volkanis (volcanic bomb) adalah fragmen lava yang terlontar dalam
bentuk plastis. Dalam perjalanannya di udara, mereka mengalami deformasi
bentuk. Hamblin & Christiansen (2003)
shddin © 2008
Gunungapi
• Gunungapi adalah tempat keluarnya magma yang berasal dari dalam bumi
ke permukaan bumi (MacDonald, 1972).
shddin © 2012
Dimensi Gunungapi
shddin © 2008
Gunungapi Flood Basalts
shddin © 2008
Distribusi Flood Basalts
shddin © 2012
Kerucut Sinder
Utah, USA
shddin © 2008
Gunungapi Sinder (Cinder Cones)
Selandia Baru
shddin © 2012
Kubah Lava (riolitik)
shddin © 2008
Letusan Gunungapi dan Terbentuknya Kaldera
shddin © 2008
Letusan Gunungapi dan Terbentuknya Kaldera
shddin © 2008
Letusan Gunungapi dan Terbentuknya Kaldera
shddin © 2012
Ash-Flow Tuffs
Valles Caldera;
Los Alamos, New Mexico
shddin © 2008
Kekar Tiang
shddin © 2008
Dampak Letusan Gunungapi
shddin © 2008
G. Merapi
shddin © 2008
G. Merapi
shddin © 2008
Top 10 Letusan Gunungapi
1. Siberia, Rusia (250 jtl) : 3 juta km3 Æ flood basalt
2. Deccan, India (65 jtl) : 1.5 juta km3 Æ flood basalt
3. Toba, Indonesia (75 rtl) : 2800 km3 Æ kaldera
4. Yellowstone, USA (2 jtl) : 2500 km3 Æ kaldera
5. Yellowstone, USA (600 rtl) : 1000 km3 Æ kaldera
6. Yellowstone, USA (1.3 jtl) : 280 km3 Æ kaldera
7. Tambora, Indonesia (1815) : 150 km3 Æ kaldera
8. Mazama, USA (7,6 rtl) : 40 km3 Æ kaldera
9. Santorini, Yunani (1628 SM) : 30 km3 Æ kaldera
10. Krakatau (1883) : 18 km3 Æ kaldera
shddin © 2008
Toba Supervolcano
shddin © 2008
Bahaya Volkanisme
shddin © 2008
Volkanisme dan Asal Mula Kehidupan
• Batuan beku tersusun oleh unsur-unsur oksigen (O), silika (Si),
aluminium (Al), besi (Fe), kalsium (Ca), magnesium (Mg),
natrium (Na), dan kalium (K).
• Gas volkanik tersusun oleh sebagian besar oleh uap air (>90%),
sisanya disusun oleh unsur-unsur hidrogen (H), oksigen (O),
karbon (C), sulfur (S), klorin (Cl), dan nitrogen (N).