Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyemaian
Penyemaian merupakan suatu proses penyiapan bibit tanaman baru
sebelum ditanam pada lahan sesungguhnya. Persemaian didefinisikan sebagai
suatu tempat yang digunakan untuk menyemaikan benih suatu jenis tanaman
dengan perlakuan tertentu dan selama periode waktu yang telah ditetapkan.
Tujuan utama pembuatan pembibitan adalah sebagai upaya penyediaan bibit yang
berkualitas baik dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan rencana penanaman
(Edi ,S dkk, 2010). Benih tanaman disemaikan pada suatu tempat terlebih dahulu
hingga pada usia tertentu baru dipindahkan ke lahan. Penyemaian ini sangat
penting, terutama pada benih tanaman yang halus dan tidak tahan terhadap faktor-
faktor luar yang dapat menghambat proses pertumbuhan benih menjadi bibit
tanaman. Dengan menyemaikan benih terlebih dahulu, diharapkan akan mendapat
mutu yang lebih baik. Karena dapat dilakukan pemilihan bibit yang cermat dan
tepat. Selain itu apabila diusahakan pada lahan yang sempit, maka
pemeliharaannya lebih intensif sehingga mengurangi kemungkinan kegagalan
atau ketidak tumbuhan bibit.Tujuan dari penyemaian benih ini adalah untuk
mempersiapkan bibit tanaman yang mempunyai mutu baik sehingga nantinya
dapat tumbuh menjadi tanaman yang baik pula. Selain itu cara ini akan lebih
efektif dan efisien dalam penggunaan lahan untuk pembibitan dan juga
menghindari terjadinya kegagalan pembibitan karena kita dapat melakukan
pengamatan terhadap perkembangan benih hingga usia tertentu.
Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung (direct
planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu
di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke lapangan biasanya
dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut berukuran besar dan jumlah
persediaannya melimpah. Meskipun ukuran benih besar tetapi kalau jumlahnya
terbatas, maka benih tersebut seyogyanya disemaikan terlebih dulu.
Pemindahan/penanaman bibit berupa semai dari persemaian ke lapangan dapat
dilakukan setelah semai-semai dari persemaian tersebut sudah kuat (siap ditanam).
Penyemaian yang dilakukan pada praktikum ini menggunakan tanaman
kangkung, penyemaian dilakukan dengan cara merendam biji kangkung dengan
air hangat selama 30 menit. Perendaman ini membantu agar kulit ari pada biji
lebih cepat terbuka atau pecah sehingga mempercepat proses perkecambahan.
Setelah proses perendaman maka biji diletakan ke dalam media tanam yaitu
rockwool yang telah dipotong, dibasahi dan diletakan pada tempat yang rata.
Media tanam dilubangi pada bagian tengah dan pinggirnya, setelah itu diletakan
biji kangkung sebanyak 2 – 4 biji persatu bagian media tanam. Proses penyemaian
dilakukan selama ± satu minggu dan disimpan pada tempat yang tidak terkena
matahari secara langsung. Dari hari pertama sampai hari terakhir penyemaian,
kelembaban media tanam harus diperhatikan. Apabila kelembaban media tanam
kecil maka ditambahkan air secukupnya, apabila media tanam memiliki
kelembaban yang tinggi dapat mengakibatkan biji menjadi busuk dan mati.

4.2 Penanaman
Penanaman adalah kegiatan pembenaman biji pada tanah untuk
memperoleh produktivitas tinggi, atau bagian yang digunakan untuk
memperbanyak atau mengembangkan tanaman (Anonim, 2015). Penanaman
merupakan proses pemindahan benih ke dalam tanah dengan tujuan agar tanaman
tumbuh dan berkembang dengan baik. Pertanaman yang baik dapat diperoleh
dengan cara sebelum penanaman harus dilakukan pengolahan tanah yang
sempurna, penentuan jarak tanam yang tepat, penentuan jumlah benih perlobang
tanam dan benih yang akan di tanam adalah benih yang bermutu tinggi. Teknik
penanaman diawali dengan pengolahan tanah, pembibitan, penanaman,
pemupukkan, pengendalian hama, penyakit, dan gulma, dan diakhiri dengan
panen. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas dalam penanaman antara
lain lahan pertanian dengan macam dan tingkat kesuburannya, bibit, varietas,
pupuk, obat-obatan, dan gulma (Hanum, 2008).
Pada proses penanaman benih yang telah siap tanam benih dipindahkan
kedalam netpot yang telah diberikan sumbu. Sterofoam dilapisi menggunakan
plastik yang tidak bocor, diusahakan menggunakan plastik yang bewarna hitam
agar mengurangi potensi lumut untuk tumbuh subur. Air yang digunakan terlebih
dahulu dicampurkan dengan nutrisi AB mix dengan takaran 1 liter air dan 5 ml
nutrisi.
Diusahakan kepekatan larutan air minimal mecapai 500 ppm karena
mengingat umur benih masih sangat muda. Pemberian nutrisi yang berlebih dapat
mengakibatkan kematian pada benih.

4.3 Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang digunakan untuk mengurangi
resiko bahaya pada tanaman sehingga membuat tanaman dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.
4.3.1 Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang
dipancarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut.
Menurut Silvikutur (2007) cahaya berpengaruh terhadap arah pertumbuhan akar
dan perluasan atau tidak bergulungnya daun. Daun berusaha mendapatkan lebih
banyak cahaya untuk proses potosintesis . Cahaya akan menghambat pertumbuhan
batang sehingga pada bagian batangyang tidak terkena cahaya menjadi lebih
panjang. Cahaya juga mempengaruhi pertumbuhan xilem sehingga mempengaruhi
perkembangan batang. Selain berpengaruh terhadap proses fotosintesis, cahaya
berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap organ dan keseluruhan tumbuhan.
Keadaan gelap berpengaruh terhadap bentuk luar tumbuhan dan laju
perpanjangannya. Tumbuhan yang diletakkan ditempat gelap akan tumbuh lebih
cepat daripada yang diletakkan di tempat yang terkena cahaya. Hasil Pengukuran
intensitas cahaya selama pertumbuhan tanaman kangkung pada praktikum ini
dapat dilihat pada grafik 1.

Intensitas Cahaya
4500
4000 3944.75
3500
3000
2500
2000 2153
1824
1500
1000
500
0
pagi siang sore

Grafik 1. Intensitas Cahaya

Pengukuran cahaya dilakukan selama tiga tahapan yaitu pagi, siang, sore
dan dilakukan selama masa setelah tanam hingga panen. Rata-rata intensitas
cahaya tertinggi didapatkan pada siang hari, hal ini dikarenakan pada siang hari
matahari tepat berada di atas greenhouse sehingga intensitas cahaya menjadi
besar, sedangkan intensitas cahaya terkecil terjadi pada sore hari, hal ini
dikarenakan matahari mulai redup karena sudah mulai tertutup oleh pohon-pohon
dan awan, selain itu saat peraktikum dilaksanakan sedang memasuki musim
penghujan sehingga terdapat beberapa waktu pada sore hari terjadi hujan atau
mendung sehingga membuat intensitas yang terjadi kecil.

4.3.2 Kecepatan Angin


Kecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal
pada ketinggian dua meter diatas tanah. Perbedaan tekanan udara antara asal dan
tujuan angin merupakan faktor yang menentukan kecepatan angin. Kecepatan
angin akan berbeda pada permukaan yang tertutup oleh vegetasi dengan
ketinggian tertentu, misalnya tanaman padi, jagung, dan kedelai. Oleh karena itu,
kecepatan angin dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang dilaluinya.
Kecepatan angin dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut
anemometer. Kecepatan angin pada praktikum ini dapat dilihat pada grafik 2.
Kecepatan Angin
1.20
1.12
1.00
0.80
0.71 0.73
0.60
0.40
0.20
0.00
pagi siang sore

Grafik 2. Kecepatan angin selama masa pertumbuhan

Kecepatan angin yang terjadi selama praktikum didapatkan nilai terbesar


pada pagi hari yaitu sebesar 1,12 m/s dan nilai terkecil pada siang hari yaitu 0,71.
Hal ini dikarenakan terdapat beberapa hari dimana terjadi hujan pada saat pagi
hari sehingga membuat kecepatan pada saat pagi hari memiliki nilai lebih tinggi.

4.3.3 Suhu

Dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman salah satu faktor ekologi


yang sangat mempengaruhi adalah faktor suhu. Faktor tersebut mudah diukur dan
seringkali membatasi pertumbuhan dan distribusi tanaman. Suhu merupakan
aspek intensitas dari energi panas. Aspek kapasitas panas energi juga penting
tetapi suhu atau aspek intensitas energi pengaruhnya lebih langsung. Suhu selama
praktikum ini dapat dilihat pada grafik 3.

Suhu
31.5
31.25
31
30.5
30
29.5
29 29 29
28.5
28
27.5
pagi siang sore

Grafik 3. Suhu Lingkungan


Dari hasil pengukuran suhu yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa
suhu tertinggi terjadi pada siang hari. Suhu berbanding lurus dengan intensitas
cahaya, diamana apabila intensitas cahaya tinggi maka suhu akan tinggi. Namun
hal itu dapat mengalami perubahan oleh bebearapa faktor seperti adanya mendung
sesaat dan hujan panas dimana intensitas cahaya rendah namun suhu masih tetap
tinggi.

4.3.4 PH
PH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. PH larutan selama
praktikum ini dapat dilihat pada grafik 4.

PH
8 6.8 6.7
6.5 6.4
6.3 6.2
6 6
5.7 5.6
5.45 5.3
5.1
4

0
0 3 6
9 12 15
HST HST HST
HST HST HST 18 21 24 27
HST HST 30 33
HST HST
HST HST

Grafik 4. PH larutan
Dari pengukuran ph larutan selama proses pertumbuhan
mengalami penurunan yang cukup signifikan, hal ini karena larutan tidak
mengalami penambahan nutrisi sama sekali. Namun ph larutan masih
berada pada taraf yang baik bagi tanaman yaitu 5-6.
4.3.5 Tinggi Tanaman
Jarak dari dasar tanaman di permukaan tanah ke atas daun atau malai
tertinggi dari tanaman dewasa, diukur dalam sentimeter. Tinggi tanaman selama
proses pertumbuhan dapatdilihat pada grafik 5.

Tinggi tanaman
25.00

20.00

15.00
Tinggi Tanaman
10.00

5.00

0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Grafik 5. Tinggi tanaman


Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa tinggi tanaman berbeda – beda,
tanaman tertinggi terdapat pada tanaman ke 10 dan tanaman terendah terdapat
pada tanaman 12. Tanaman ke 12 menjadi paling rendah karena benih yang
ditanam tidak bagus, jadi perkembangan dari tanaman ini tidak terlalu bagus dan
pada minggu ke 3 tanaman ke 12 mati.
4.3.6 Jumlah Daun
Jumlah daun adalah jumlah daun yang terdapat pada satu pohon atau
batang tanaman. Jumlah daun pada tanaman kangkung selama praktikum dapat
dilihat pada grafik 6.

Jumlah Daun
14

12

10

8
Jumlah Daun
6

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Grafik 6. Jumlah Daun


Jumlah daun pada tanaman kangkung ini menjadi parameter tanaman
kangkung ini baik atau tidak. Tanaman kangkung dengan jumlah daun terbanyak
terdapat pada tanaman ke 6 dan terkecil terdapat pada tanaman ke 12.

4.4 Pemanenan
Pemanenan adalah suatu cara atau kegiatan mengambil atau memetik suatu
produk pertanian yang telan masuk kedalam kategori siap panen. Pada praktikum
ini pemanenan dilakukan pada tanaman kangkung berumur 33 hari setelah tanam,
dengan tinggi rata-rata 20,15 cm.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan


perkembangan dari tanaman kangkung serta untuk mengetahui bagaimana
pertumbuhan tanaman kangkung menggunakan metode rakit apung dan dengan
sistem sumbu. Dapat disimpulkan bahwa metode dan sistem tersebut dapat
membuat pertumbuhan dari tanaman kangkung lebih baik. Dari 12 sampel
tanaman hanya ada 1 sampel yang mati, hal itu pun disebabkan karena adanya
kesalahan pada saat proses penyemaian.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Petunjuk Lapangan (PETLAP) Penanaman. Badan Penyuluhan


dan Pengembangan SDM Pertanian, Pusat Pelatihan Pertanian.
Jakarta.

Edi, S., dan J. Bobihoe. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian, Jambi.

Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Direktorat Pembinaan Sekolah


Menengah Kejuruan. Jakarta.

Silvikultur. 2007. Sumber Cahaya Matahari. Jakarta: Pakar Raya.

Anda mungkin juga menyukai